Anda di halaman 1dari 34

LAPORAN PRATIKUM

MEKANIKA TANAH
LANJUT
DOSEN PENGAMPU : HENI PUJIASTUTI, ST., MT.

Disusun oleh :
KELAS : 4A
KELOMPOK : 3 (Tiga)

AYU AMELIA PUTRI : 2021D1B011


CAHYANI RAHMAH : 2021D1B012
ALAVIAH
DANDY FERDIANSYAH : 2021D1B013
ERNADI ZAMZAMI : 2021D1B014
FAHMI ALFARIZI : 2020D1B054
GUNAWAN : 2020D1B056
LALU TEGUH PURWATE : 2020D1B057
MUHAMMAD FIKRI : 2020D1B059
NURA SAFITRI : 2020D1B060
SAFARI AFRIANSYAH : 2020D1B061
AYU AMELIA PUTRI : 2021D1B011

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MATARAM
TAHUN 2021/2022
HALAMAN PENGESAHAN
LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH LANJUT

DISUSUN OLEH KELOMPOK 4 KELAS 4A :

AYU AMELIA PUTRI : 2021D1B011


CAHYANI RAHMAH : 2021D1B012
ALAVIAH
DANDY FERDIANSYAH : 2021D1B013
ERNADI ZAMZAMI : 2021D1B014
FAHMI ALFARIZI : 2020D1B054
GUNAWAN : 2020D1B056
LALU TEGUH PURWATE : 2020D1B057
MUHAMMAD FIKRI : 2020D1B059
NURA SAFITRI : 2020D1B060
SAFARI AFRIANSYAH : 2020D1B061
AYU AMELIA PUTRI : 2021D1B011

TELAH DIPERIKSA DAN DISETUJUI OLEH


DOSEN PENGAMPU :

Dr. Heni Pujiastuti, ST., MT.


PADA TANGGAL :

i
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT Yang Pengasih lagi Maha Penyayang, kami
panjatkan puja dan puji syukur kehadirat-Nya kepada kami, telah melimpahkan rahmat,
hidayah dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan laporan
praktikum mekanika tanah lanjut yang diberikan oleh Ibu Dr. Heni Pujiastuti, S.T., MT.
selaku dosen pengampu mata kuliah Mekanika Tanah Lanjut.

Dalam penyusunan laporan praktikum, tidak sedikit hambatan yang kami hadapi.
Namun kami menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan laporan praktikum ini tidak
lain berkat bantuan dan dorongan teman-teman serta bimbingan dosen pengampu mata kuliah
yakni Ibu Dr. Heni Pujiastuti, S.T., MT. sehingga kesulitan-kesulitan yang dihadapi bisa
terselesaikan.

Semoga laporan praktikum mekanika tanah lanjut ini dapat memberikan wawasan dan
manfaat serta menjadi bahan pembelajaran bagi pembaca. Mohon maaf apabila dalam
penyampaian laporan ini kurang lengkap, informatif dan masih banyak kekurangan mohon
dimaklumi. Kritik dan saran sangat diharapkan demi penyajian yang yang lebih baik pada
laporan praktikum yang akan datang.

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

COVER

HALAMAN PENGESAHAN i

LEMBAR ASISTENS

KATA PENGANTAR ii

DAFTAR ISI iii

BAB I PENDAHULUAN 1

1.1 Latar Belakang 1-2


1.2 Maksud dan Tujuan Praktikum 2-3
1.3 Waktu dan Tempat 3

BAB II PENGUJIAN 4

1. Uji CBR Laboraturium (SNI 1744 - 2012) 4-9


2. Uji Konsolidasi Tanah Satu Dimensi (SNI 2812 - 2011) 10-15
3. Uji Permebelitas Tanah 16-25
4. Uji Geser Lansung 26-38
5. Uji Sondir 29-46

BAB III PENUTUP 47

1. Kesimpulan 47
2. Saran 47-48

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG


Tanah merupakan salah satu media tempat berdirinya suatu benda atau
bangunan, dengan adanya bangunan, tanah mengalami pembebanan. Beban tersebut
mengakibatkan terjadinya deformasi pada tanah. Bedanya deformasi bergantung pada
jenis tanah. Untuk itu penelitian tanah yang lengkap akan memberikan keterangan yang
cukup bagi perencanaan dalam merencanakan pembangunan, terutama untuk pemilihan
bentuk pondasi yang terbaik, memenuhi syarat dan ekonomis kestabilan dan keamanan
bangunan tergantung pada kestabilan pondasinya.
Sebelum meneliti, maka perlu kita lakukan survei pendahuluan.
Tujuan survei awal ini adalah:
a. Mengumpulkan data-data tentang keadaan lapangan yang mungkin akan
membantu tim perencanaan atau tim penelitian lapangan.
b. Mengumpulkan data-data awal berupa kondisi lingkungan yang kelak
diperlukan oleh tim peneliti lapangan.

Beberapa hal yang diperlukan dalam survei pendahuluan, meliputi:

a. Lokasi rencana bangunan.


Kesulitan-kesulitan yang mungkin timbul baik dalam pelaksanaan pengujian
mungkin dapat dihindari dengan survei pendahuluan ini. Misalnya letak titik
pengujian pada tebing yang tidak stabil atau pada daerah yang lunak sehingga
perlu diadakan penanganan khusus. Sehingga persiapan untuk penanganan
khusus itu dapat kita lakukan sebelum pelaksanaan pengujian di lapangan kita
mulai.
b. Penentuan titik, jarak titik, jumlah titik penelitian pada area.
c. Peninjauan terhadapat bangunan di sekitarnya
Penelitian terhadap bangunan yang sudah ada terutama jenis pondasi,
penurunan yang terjadi, beban yang bekerja, usia bangunan, dampak bangunan
terhadap sekitar.
d. Air permukaan dan air tanah.
Informasi ini penting sekali saat pengeboran. Bangunan sumur penduduk di
sekitar lokasi dapat kita lihat beberapa kedalaman muka air tadinya, jenis

1
lapisan

2
tanahnya, informasi dari penduduk sekitar tentang keadaan daerahnya sangat
membantu dalam survei awal ini.
e. Topografi dan jenis tanaman.
Topografi ini secara tidak langsung menunjukkan keadaan lapisan bawah
permukaan. Pada topografi juga sangat membantu regu pengeboran atau
pengujian tanah dalam mempersiapkan peralatan yang dibutuhkan. Jenis
tanaman juga dapat menunjukkan jenis tanah bawah permukaan dan keadaan
air.

Dari survei awal ini, maka tim pengujian lapangan / tim pengeboran dapat melakukan
persiapan-persiapan:

a. Bagaimana cara mencapai lokasi.


b. Jenis pengujian yang akan dilakukan.
c. Peralatan apa saja yang dibutuhkan dan jenisnya serta suku cadang.
d. Kesulitan-kesulitan yang mungkin di hadapi.
e. Titik patok utama yang ada (titik BM).
f. Surat izin dari instansi atau pemilik yang bersangkutan.
g. Ada atau tidaknya bangunan-bangunan bawah tanah seperti kabel telfon, PAM,
septictank, dll serta lokasinya yang tepat.
h. Jumlah tenaga yang akan di pakai.

Kegiatan pengujian mekanika tanah meliputi 2 bagian, yaitu:

1. Pengujian lapangan meliputi : pengeboran dangkal (hand bor), pengujian daya


dukung tanah dengan sondier serta diskripsi tanah di lapangan.
2. Sedangkan, pengujian laboratorium meliputi : pemeriksaan geser langsung,
pemeriksaan pemadatan tanah, pemeriksaan kuat tekan bebas, pemeriksaan
rembesan / permeabilitas.

1.2. Maksud Dan Tujuan Praktikum


1.2.1 Maksud praktikum
Dalam melaksanakan pembangunan, faktor yang paling utama adalah
tanah, bangunan yang baik akan tercapai bila kualitas tanah yang baik,
sedangkan untuk mengetahui baik tidaknya kualitas tanah tertentu dapat
diketahui melalui penelitian-penelitian dan percobaan-percobaan, ini adalah
salah satu manfaat
3
yang akan kita capai, dengan menggunakan suatu penelitian, sehingga
diharapkan berguna bagi kelancaran pembangunan.
1.2.2 Tujuan praktikum
Tujuan dari tindakan praktikum ini adalah:
1. Memberikan pengujian pada peserta praktikum tentang jenis-jenis peralatan
yang di gunakan serta pemanfaatannya.
2. Diharapkan dari peserta praktikum mampu mengoperasikan peralatan-
peralatan yang ada serta pengaplikasiannya dengan kehidupan nyata.
3. Mengenalkan cara-cara penggunaan alat praktikum.
4. Menghasilkan sarjana teknik sipil yang dapat mengaplikasikan teori di
lapangan.

1.3. WAKTU DAN TEMPAT


Praktikum MEKANIKA TANAH II di laboratorium dilaksanakan pada:
Hari / tanggal : Sabtu, 13 MEI 2023
Waktu : 08.00 WITA- selesai
Tempat : Laboratorium Mekanika Tanah.
Jurusan Teknik
Sipil

Fakultas teknik
Universitas Muhammadiyah Mataram

4
BAB II
PENGUJIAN

UJI CBR LABORATORIUM


(SNI 1744 – 2012)
A. Maksud

Menentukan CBR (California Bearing Ratio) tanah agregat yang dipadatkan di


laboratorium pada keadaan tertentu. CBR adalah perbandingan antar beban penetrasi
suatu bahan dengan bahan standar dengan kedalaman dan kecepatan penetrasi yang
sama, dinyatakan dalam persen.

B. Alat dan Bahan


a. Alat penetrasi (Loading Machine) berkapasitas minimal 4,45 ton dengan
kecepatan penetrasi 1,27 mm/menit.
b. Cetakan logam berbentuk silinder dengan diameter 152,4 + 0,6609 mm dengan
tinggi 177,8 + 0,13 mm. Cetakan harus dilengkapi dengan leher sambung dengan
tinggi 50,8 mm dan keping alas logam yang berlubang-lubang dengan tebal 9,58
mm dan diameter lubang tidak lebih dari 1,59 mm.
c. Piringan pemisah dari logam (spenser disk) dengan diameter 150,8 mm dan tebal
61,4 mm.
d. Alat penumbuk.
e. Keping beban dengan berat 2,27 kg diameter 194,2 mm dengan lubang tengah
diameter 54 mm.
f. Torak penetrasi dari logam dengan diameter 49,5 mm dengan luas 1953 mm2 dan
panjangnya tidak kurang dari 101,6 mm.
g. Satu buah arloji beban dan satu buah arloji pengukur penetrasi. h. Timbangan
dengan ketelitian 0,01 dan 0,1.
h. Peralatan lain seperti talam dan alat perata. Alat uji kadar air

5
Gambar 1. Alat uji CBR Laboratorium

C. Cara kerja
a) Persiapan Benda Uji
1. Menumbuk contoh tanah dari lapangan lalu menyaringnya dengan saringan
No.4
2. Mencampur contoh tanah dari lapangan dengan air sampel kadar air optimum
(dari percobaan proctor standar).
3. Mengaduk campuran hingga homogen.
4. Memasukkan tanah yang telah homogen ke dalam mould kira-kira 1/3 bagian
lalu ditumbuk 56 kali.
5. Menambah 1/3 bagian lalu ditumbuk 56 kali.
6. Menambah 1/3 bagian lagi sampai mould terisi penuh dan ditumbuk 56 kali.
7. Contoh tanah yang berada di mould diratakan permukaannya sesuai dengan
vlume mould.
8. Menimbang mould yang berisi tanah tersebut.
9. Siap melakukan percobaan CBR.
b) Pemeriksaan CBR
1. Meletakkan keping pemberat diatas permukaan benda uji seberat minimal 4,5
kg atau sesuai dengan beban perkerasan.
2. Pertama, keping pemberat 2,27 kg diletakkan untuk mencegah
mengembangnya permukaan benda uji pada bagian lubang keping pemberat.
Pemberat selanjutnya dipasang setelah torak disentuhkan pada benda uji.

6
3. Kemudian torak penetrasi diatur pada permukaaan benda uji sehingga arloji
beban menunjukkan beban permukaan sebesar 4,5 kg. Pembebanan
permukaan ini diperlukan untuk menjamin bidang sentuh sempurna antara
torak dengan permukaan benda uji, kemudian arloji penunjuk beban dan arloji
pengukur penetrsi dinolkan.

4. Pembebanan diberikan dengan teratur, sehingga kecepatan penetrasi


mendekati kecepatan 1,27 mm/menit.
5. Mencatat pembebanan pada penetrasi 0,5; 1,0; 1,5; 2,0; 2,5; 3,0; 3,5; 4,0 ; 5,0
6. ; 6,0 ; 7,0 ; 8,0 ; 9,0 ; 10,0 mm.
6. Mencatat beban maksimum dan penetrasi bila pembebanan maksimum terjadi
sebelum penetrasi 2,5 mm.
7. Mengeluarkan benda uji dari cetakan dan menentukan kadar air dari lapisan
atas benda uji setebal 25,4 mm.
D. Perhitungan
Rumus yang digunakan:
1. 𝐿𝑂𝐴𝐷 = 𝐿𝐷𝑅 . 𝐿𝑅𝐶 . 0.00445
Dengan : LDR = Load Dial Reading
LRC = Load Ring Constanta
𝑋0,1
CBR = 𝑥100%
0,1
13,34

dengan X0,1= Load pada saat VDR = 2.5 mm


(Nilai tekanan penetrasi untuk penetrasi 2.5 mm / 0.1 inci terhadap tekanan
penetrasi standar yang besarnya 13.34 kg/cm2 )
𝑋0,1
CBR = 𝑥100%
0,1
13,34

Dimana: X0,2 = load pada saat VDR = 5 mm (Nilai tekanan penetrasi untuk
penetrasi 5 mm / 0.2 inci terhadap tekanan penetrasi standar yang besarnya
20.02 kg/cm2 )

7
UJI CBR ( California Bearing Ratio)

Nama laboratorium penguji : Laboratorium Teknik Sipil, UMMAT No Contoh :


Pekerjaan : Pratikum Mektan Lanjut Jenis Contoh tanah : Asli

UJI CBR LABORATORIUM


SNI 1744 : 2012
Pengembangan. Kalibrasi arloji ukur =.....mm
Tanggal 13 MEI 2023
Jam 08.00 AM
Pembacaan, dev
Perubahan, dev
Pengembangan, %

Densitas, No. Cetakan Sebelum di uji


Massa benda uji + cetakan, g 7673,6
Massa cetakan, g 4129,1
Massa benda uji basah, g 3544,5
Isi cetakan, cm³ 2579,196
Densitas basah (ρ), g/cm³ 1,4
Densitas kering (ρd), g/cm³ 1,0

Penetrasi, kalibrasi proving ring, k = 6000 Kn (= 1348853.38 lb)


Pembacaan
arloji Beban penetrasi = Nilai
Waktu Penetrasi
ukur beban pembacaan arlogi CBR
ukur beban x k
(Menit) mm in Devisi kN lb %
0 0 0 0 0 0
0,15 0,32 0,0125 0,5 3000 13,345
0,3 0,64 0,025 1,3 7800 34,697
1 1,27 0,05 2,9 17400 77,401
1,30 1,91 0,075 5 30000 133,45
2 2,54 0,1 7 42000 186,83 6,23
3 3,81 0,15 10 60000 266,9
4 5,08 0,2 14 84000 373,66 12,46
6 7,62 0,3 24 144000 640,56
8 10,16 0,4 32 192000 854,08
10 12,7 0,5 62 372000 1654,78

8
Kadar Air
No. cawan w1 w2 w3
Massa tanah basah + cawan, g 68,76 64,73 60,30
Massa tanah kering + cawan, g 59,46 64,72 48,80
Massa air, g 9,3 0,01 11,5
Massa cawan 14,02 14,02 14,02
Massa tanah kering, g 45,44 50,7 34,78
Kadar air (w), % 20,4 0,02 25,3
Kadar air rata rata
Nilai CBR, %

2,54 mm 0,10 in
…… 186,83 x 100 =
x 100 = 6,23
13,3 3000
5.08 mm 0,20 in
…… 373,66 x 100 =
x 100 = 12,46
20,0 4500
Catatan : Jumlah tumbukan perlapis = 56 kali
Pada hasil perhitungan kadar air, di dapatkan kadar air rata – rata sebesar 15,24%
Jadi nilai CBR di peroleh nilai tertinggi sebesar 12,46 in

9
Penetreasi (Inci)
2000

1800

1600

1400

1200
Beban (KN)

1000

800

600

400

200

0
0 0.05 0.1 0.15 0.2 0.25 0.3 0.35 0.4 0.45 0.5

Penetrasi (in)

Gambar 2. Grafik Hubungan Antara Beban Dengan Penetrasi

Dikerjakan oleh teknisi Diperiksa oleh penyedia :

Tanggal : 30 MEI 2023 Tanggal :

Tanda Tangan : Tanda Tangan :

10
UJI PERMEABILITAS TANAH

A. Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah mahasiswa mampu memahami dan mengerti
cara pengukuran atau penentuan permeabilitas suatu sampel tanah dengan baik dan
benar serta mahasiswa memahami dan mengerti permeabilitas sampel tanah yang
telah diambil dengan metode Constant Head dan Falling Head

B. Alat dan Bahan


Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah :
1. Alat penetapan Permeabilitas (permeameter)
2. Gelas ukur
3. Timbangan dengan ketelitian 0,1 gr
4. Stopwatch
5. Penggaris/jangka sorong

Gambar 3. Alat Uji Permeabilitas Metode Constant Head dan Falling Head

11
C. Cara Kerja
1. Metode Constant ead :
a. Contoh tanah diambil dari lapangan yang memiliki butiran kasar
b. Siapkan alat sesuai skema Gambar 4

Gambar 4. Skema Uji Permeabilitas Metode Constant Head

c. Tentukan berat dari tabung plastik (W1)


d. Masukkan ring, dan batu pori bawah terlebih dahulu, setelah itu baru contoh
tanah
e. Contoh tanah dimasukkan ke dalam tabung plastik sedikit demi sedikit dengan
menggunakan sendok dan padatkan, dilakukan secara bertahap sampai 2/3
lebih dari Panjang tabung
f. Setelah itu masukkan batu pori dan ring atas
g. Pasang per dan plat penutup, kunci dengan sekrup yang tersedia dengan
kencang, pastikan tidak ada celah atau lubang yang menyebabkan air menetes
keluar
h. Tentukan berat tabung+tanah (W2)
i. Ukur tinggi dari contoh tanah di dalam tabung (L)
j. Alirkan air ke atas corong yang sudah di pasang pada tiang tegak. Melalui pipa
plastik air akan mengalir dari corong ke dalam contoh tanah dan kemudian
mengalir ke gelas ukur Catatan: Harus dijaga bahwa kebocoran air di dalam
tabung tidak boleh terjadi. Air yang mengalir melalui corong harus diatur
sedemikian rupa sehingga ketinggian air di dlam corong selalu tetap. Sebelum

12
tes dimulai, gelembung-gelembung udara yang mungkin tertinggal di dalam
pipa plastik harus dihilangkan, hal ini dapat dilakukan dengan cara
membiarkan air mengalir melalui contoh tanah kira-kira 2- 10 menit.
k. Ukur jarak antara tinggi permukaan air yang masuk dengan air yang keluar
melalui sel constant head (h)
l. Setelah aliran air yang melalui contoh tanah sudah lancar (steady flow),
kumpulkan air yang mengalir dari luar constant head bejana di dalam gelas
ukur (volume air yang dikumpulkan: Q). Catat waktu yang diperlukan untuk
mengumpulkan air Q tersebut di dalam gelas ukur.
m. Ulangi Langkah 12 diatas sebanyak 3 kali, usahakan waktu yang dibutuhkan
untuk mengumpulkan air yang mengalir dari constant head sama untuk ketiga
harga Q untuk tiap-tiap tes.
n. Catat temperature air.
o. Peralatan dibersihkan dan disimpan kembali pada tempatnya

D. PERHITUNGAN

Harga k biasanya diberikan untuk tes dimana temperature air yang digunakan
20°C. Jika pada saat pengujian temperature air yang digunakan tidak sama
dengan 20°C, maka koefisien rembesan k pada temperature 20°C dapat di hitung

13
𝜇
𝑘(20°C) = 𝑘(20°C) ( 𝑇/𝜇20 )

dengan,
𝐺 : berat specifik tanah
𝛾𝑤 : berat volume air
𝐷 : diameter contoh tanah
𝐿 : Panjang contoh tanah
𝑊1: berat tabung contoh tanah
𝑊2: Berat tabung + contoh tanah di dalamnya
ℎ : jarak permukaan air di dalam corong dengan air yang keluar melalui
sel constant head
A : luas penampang contoh : 1/4𝜋𝐷2
𝜇𝑇: kekentalan air pada temperature T°C
𝑘(20°C) : kekentalan air pada temperature T°C

1. Hubungan antara ( 𝜇𝑇 𝜇20 ⁄ ) dan ToC diberikan pada table 3.1


Adapun cara kerja pada praktikum ini adalah :
a. Contoh tanah diambil dari lapangan yang memiliki butiran kasar

b. Siapkan alat sesuai skema falling head permeameter sesuai skema Gambar 5.

c. Tentukan berat dari tabung plastik (W1)

d. Masukkan ring, dan batu pori bawah terlebih dahulu, setelah itu baru contoh tanah

e. Contoh tanah dimasukkan ke dalam tabung plastik sedikit demi sedikit dengan menggunakan
sendok dan padatkan, dilakukan secara bertahap sampai 2/3 lebih dari Panjang tabung

f. Setelah itu masukkan batu pori dan ring atas

g. Pasang per dan plat penutup, kunci dengan sekrup yang tersedia dengan kencang, pastikan tidak
ada celah atau lubang yang menyebabkan air menetes keluar

h. Tentukan berat tabung+tanah (W2)

i. Ukur tinggi dari contoh tanah di dalam tabung (L)

j. ALirkan air ke dalam pipa/burete gelas yang sudah dipasang pada tiang tegak. Melalui pipa
plastik ini air akan mengalir dari pipa burete ke dalam contoh tanah. Ukur perbedaan tinggi antara
permukaan air di dalam burete dengan permukaan air pada contoh (h1)
14
2. Metode Falling Head

Adapun cara kerja pada praktikum ini adalah :

a. Contoh tanah diambil dari lapangan yang memiliki butiran kasar


b. Siapkan alat sesuai skema falling head permeameter sesuai skema Gambar 5.
c. Tentukan berat dari tabung plastik (W1)
d. Masukkan ring, dan batu pori bawah terlebih dahulu, setelah itu baru contoh
tanah
e. Contoh tanah dimasukkan ke dalam tabung plastik sedikit demi sedikit dengan
menggunakan sendok dan padatkan, dilakukan secara bertahap sampai 2/3 lebih
dari Panjang tabung
f. Setelah itu masukkan batu pori dan ring atas
g. Pasang per dan plat penutup, kunci dengan sekrup yang tersedia dengan
kencang, pastikan tidak ada celah atau lubang yang menyebabkan air menetes
keluar
h. Tentukan berat tabung+tanah (W2)
i. Ukur tinggi dari contoh tanah di dalam tabung (L)
j. ALirkan air ke dalam pipa/burete gelas yang sudah dipasang pada tiang tegak.
Melalui pipa plastik ini air akan mengalir dari pipa burete ke dalam contoh
tanah. Ukur perbedaan tinggi antara permukaan air di dalam burete dengan
permukaan air pada contoh (h1)

k. Catatan: untuk pengujian metode ini jangan tambahkan air ke dalam burete

15
l. Buka alat penjepit pipa, biarkan air mengalir pada waktu t. Tutup Kembali aliran
air ke contoh tanah. Ukur beda tinggi antara permukaan air dalam burete dengan

permukaan air pada contoh tanah (h2)


m. Tambahkan air ke dalam burete untuk mengadakan tes kembali. Ulangi Langkah
10 dan 11 sampai 3 kali 13.
n. Catat temperatur (T) dari air yang digunakan selama pengujian

3. PERHITUNGAN

a. Koefisien Rembesan

b. Harga k biasanya diberikan untuk tes dimana temperature air yang digunakan
20°C. Jika pada saat pengujian temperature air yang digunakan tidak sama
dengan 20°C, maka koefisien rembesan k pada temperature 20°C dapat dihitung:
𝜇
𝑘(20°C) = 𝑘(20°C) ( 𝑇/𝜇20 )

16
𝜇𝑇
Temperatur ( °𝐶) 𝜇20°𝐶

10 1,298
11 1,263
12 1,228
13 1,195
14 1,165
15 1,135
16 1,106
17 1,078
18 1,051
19 1,025
20 1,000
21 0,975
22 0,952
23 0,930
24 0,908
25 0,887
26 0,867
27 0,847
28 0,829
29 0,811
30 0,793

LAPORAN HASIL UJI PERMEABILITAS TANAH

17
A. CONSTANT HEAD
Data :

Diameter : 6,4 cm
Tinggi Sampel (L) : 8,5 cm
W1 : 128,55
W2 : 469,66
h : 85 cm
A : 36,298

Description Of Soil:

No t (dt) T (˚C) Q (cm3/sec)

1 60 25 825 mL

2 60 25 1830 mL

3 60 25 1900 mL

4 60 25 1890 mL

5 60 25 1880 mL

6 60 25 1970 mL

Perhitungan:
W 2−W 1
1. Berat volume kering (𝛾d) = 1
π D2 L
4

469 ,66−128.55
= 1
X 3 ,14 X 6 , 42 X 8 , 5
4

= 1,248

QXL
2. Koefisien rembesan (Ktoc) =
A XhXt

825 x 8 , 5
=
36,298 x 85 x 60

= 0,037 cm/s
18
3.

= 0,037 x 1
= 0,037 cm/s

=0,037 x 0,811
=0,031 cm/s
KOEFISIEN PERMEBILITAS METODE CONSTANT HEAD

t T h Q Koefisien Koefisien Rembesan


No Rembesan T = 20°C T = 29°C
dt °C cm cm³/dt (cm/detik) (cm/detik)
1 60 25 85 825 0,037 0,031
2 60 25 85 1830 0,084 0,068
3 60 25 85 1900 0,087 0,070
4 60 25 85 1890 0,086 0,069
5 60 25 85 1880 0,086 0,069
6 60 25 85 1970 0,090 0,072
Rata - rata 0,078 0,063
Dari hasil perhitungan constant head diperoleh nilai permeabilitas rata-rata (k rata-rata)
Koefisien Rembesan T = 20°C sebesar 0,078 cm/dt dan Koefisien Rembesan T = 25°C
sebesar 0,063 cm/dt.

19
B. FALLING HEAD
Data :
Diameter : 6,8 cm
Tinggi Sampel (L) : 7,5 cm
Area : 36,298 cm2
W1 : 128,55 gram
W2 : 469,66 gram
h : 71 cm

Description Of Soil :

No t (dt) T (˚C) h2 Q (cm3/sec)


1 60 25 27 70 mL
2 60 25 28 70 mL
3 60 25 27 71 mL

4 60 25 27 71 mL

5 60 25 28 70 mL

6 60 25 28 70 mL

Perhitungan Falling Head :


 Koefisien Rembesan :
𝑎𝑥𝐿 ℎ1
1. kToC = 2,303 x Log
𝐴𝑥𝑡 ℎ2
1,5 𝑥 7,5 71
kTo = 2,303 x x Log
36,298 𝑥 60 27

kToC = 0,0049 cm/s2

 Harga K

= 0,0049 x 1
= 0,0049 cm/s

20
= 0,0049 x 0,811
= 0,00397 cm/s

KOEFISIEN PERMEBILITAS METODE FALLING HEAD

h2 Q (a x L)/ koefisien koefisien koefisien


No t T (oC) h1
(cm) (cm3/ rembasam permeabilitas permeabilitas
(dt) sec) (Ax t)
pada suhu 20° pada suhu 29°
1 60 25 100 27 70 11,25 0,0049 0,0049 0,00397
2 60 25 100 28 70 11,25 0,0048 0,0048 0,00389
3 60 25 100 27 71 11,25 0,0049 0,0049 0,00397
4 60 25 100 27 71 11,25 0,0049 0,0049 0,00397
5 60 25 100 28 70 11,25 0,0048 0,0048 0,00389
6 60 25 100 28 70 11,25 0,0048 0,0048 0,00389
Rata - Rata 0,00485 0,00393

Dari hasil perhitungan Falling Head diperoleh nilai permeabilitas rata-rata (k rata-rata)
Koefisien Rembesan T = 20°C sebesar 0,00485 cm/dt dan Koefisien Rembesan T = 29°C
sebesar 0,00393 cm/dt.

21
PENGUJIAN SODIR
(ASTM D 3441-98)
1. MAKSUD
Mengetahui perlawanan penetrasi conus dan hambatan lekat tanah pada biconus.
Perlawanan penetrasi conus adalah perlawanan terhadap ujung conus yang
dinyatakan dalam gaya persatuan luas. Hambatan lekat adalah perlawanan
terhadap mantel biconus yang dinyatakan dalam gaya persatuan panjang.
2. ALAT
 Alat sodir (kerangka lengkap)
 Conus dan biconus
 Pipa sondir lengkap
 Angkur dan baut
 Besi kanal dan balok kayu
 Kunci-kunci perlengkapan
3. CARA KERJA
 Pada tanah yang diselidiki ditancapkan 3 buah angkur luar dengan cara
diputar dengan stang pemutar searah jarum jam sambil ditekan agar dapat
turun dan masuk ke dalam tanah
 Baut tumpuan diletakkan untuk mendukung alat sodir, kemudian alat sodir
didirikan di atas balok sedimikian rupa sampai benar-benar tegak lurus
 Besi kanal dipasang untuk menjepit kaki alat sodir dengan cara memasang
baut pada angkur-angkur tersebut
 Conus dan biconus dipasang pada pipa dan dikontrol sambungannya
 Bila semua alat siap, maka stang pemutar diputar agar dapat menekan ujung
connus kedalam tanah . percobaan ini dimulai pada saat ujung conus
menyentuh tanah (kedalaman 0 cm), selanjutnya dibaca pada kedalaman
kelipatan 20 cm
 Kunci dibuka dan stang diputar turun 4 cm dan diperoleh pembacaan nilai
conus
 Hubungan tangkai dilepas , kemudian stang pemutar sampai kedalaman
4 cm lagi sehingga menghasilkan pembaca nilai biconus
 Kemudian tangkai conus dikaitkan lagi, yaitu pada posisi kunci dan
ditekan kembali, maka mantel luar terikat, stang dalam akan ikut

22
tertekan sampai kedalam 40 cm
 Mengulangi langkah 7-9 sampai nilai conus 250 kg/cm2

4. CARA PEMBACAAN MANOMETER


 Pada kedalam 0 cm dibaca nilai conus dan biconus, stang diputar pada
posisi kunci sehingga jarum tidak bergerak sampai kedalamn 20 cm
pemutaran stang dihentikan
 Kunci dibuka dan stang diputar turun 4 cm sehingga stang dalam akan
ditekan pada lubang yang menghubungkan dengan manometer, lalu
dibaca pada manometer tersebut, angka ini adalah nilai conus
 Hubungan tangkai dilepas lalu stang diputar lagi, pemutar dilakukan
sampai kedalaman bertambah 4 cm, baru angka pada manometer dibaca
hambatan lekatnya
 Tangkai conus dilekatkan lagi, yaitu pada posisi kunci dan ditekan lagi
maka mantel luar berikut stang dalam akan ikut tertekan sampai
kedalaman 40 cm
 Setelah itu dibaca conus dan biconusnya seperti cara diatas. Pekerjaan ini
dilakukan sampai jarum manometer menunjukkan angka 250 kg/cm2
 Memasukkan hasil pembacaan kedalam tabel dan akan diperoleh grafik
hubungan antara kedalaman dan hambatan total

23
PERHITUNGAN
Data dan hasil perhitungan dapat dilihat pada tabel 4.1 sedangkan untuk
membuat grafik data tercatum pada Tabel 4.2
HL = (H-C) x D/A
Dimana:
HL = Hambatan Lekat (kg/cm2)
H = Nilai Biconus (kg/cm2)
C = Nilai Connus (kg/cm2)
D = Selisih Kedalaman (20)
A = Luas Conus / luas torak (10 cm2)

Perhitungan Untuk Membuat Grafik


Penanggun
Lokasi : g Jawab :
No. Sondir : Tanggal :
Elevasi :

HT=KHL=T=
kedalaman CONUS Biconus Friction HL F
Lf(f/10)fr Tf FR
Kg/ kPa-cm/
(cm) Kg/Cm^2 Kg/Cm^2 Kg/Cm Kg/Cm Kg/Cm^2 (%)
Cm^2 100
0.0 0 0 0 0 0 0.000 31.250 0.000
20 30 105 75.0 83.33 1.56 31.25 33.333 1.875
40 35 40 5.0 97.22 0.10 2.08 35.42 0.11
60 60 65 5.0 166.67 0.10 2.08 45.83 0.06
80 35 60 25.0 97.22 0.52 10.42 47.92 0.54
100 50 55 5.0 138.89 0.10 2.08 48.75 0.08
1.2 58 60 2.0 161.11 0.04 0.83 71.25 0.03
1.4 16 70 54.0 44.44 1.13 22.50 85.00 2.53
1.6 32 65 33.0 88.89 0.69 13.75 103.75 0.77
1.8 40 85 45.0 111.11 0.94 18.75 105.83 0.84
2 40 45 5.0 111.11 0.10 2.08 116.25 0.09
2.2 20 45 25.0 55.56 0.52 10.42 127.50 0.94
2.4 15 42 27.0 41.67 0.56 11.25 140.00 1.35
2.6 15 45 30.0 41.67 0.63 12.50 150.42 1.50
2.8 15 40 25.0 41.67 0.52 10.42 162.92 1.25
3 15 45 30.0 41.67 0.63 12.50 174.17 1.50
3.2 15 42 27.0 41.67 0.56 11.25 184.17 1.35
3.4 16 40 24.0 44.44 0.50 10.00 186.25 1.13
3.6 15 20 5.0 41.67 0.10 2.08 201.67 0.25
3.8 18 55 37.0 50.00 0.77 15.42 235.00 1.54
4.0 20 100 80.0 55.56 1.67 33.33 253.75 3.00
24
4.2 45 90 45 125 0.9375 18.75 263.75 0.75
4.4 20 44 24 55.56 0.50 10.00 274.17 0.90
4.6 15 40 25 41.67 0.52 10.42 284.58 1.25
4.8 15 40 25 41.67 0.52 10.42 288.75 1.25
5 25 35 10 69.44 0.21 4.17 290.00 0.30
5.2 15 18 3 41.67 0.06 1.25 300.42 0.15
5.4 15 40 25 41.67 0.52 10.42 312.92 1.25
5.6 15 45 30 41.67 0.63 12.50 319.17 1.50
5.8 30 45 15 83.33 0.31 6.25 325.42 0.38
6 120 135 15 333.33 0.31 6.25 329.58 0.09
6.2 50 60 10 138.89 0.21 4.17 342.08 0.15
6.4 20 50 30 55.56 0.63 12.50 345.42 1.13
6.6 38 46 8 105.56 0.17 3.33 349.58 0.16
6.8 60 70 10 166.67 0.21 4.17 351.67 0.13
7 45 50 5 125.00 0.10 2.08 352.92 0.08
7.2 55 58 3 152.78 0.06 1.25 352.92 0.04

Selanjutnya dibuat grafik :

 Hubungan antara kedalaman dengan nilai conus, lokal Friction dikali 10 dan total
Friction dibagi 10 dalam satu grafik disebalh kiri
 Hubungan antara kedalaman dengan nilai Friction Rasio disebelah kanan

360.000 350

310.000 300
Geseran Total ,Tf (kPa-cm/100)

260.000
250

210.000
200
160.000
150
110.000

100
60.000

10.000 50
5

7
0.0
0.2
0.4
0.6
0.8
1.0
1.2
1.4
1.6
1.8
2.0
2.2
2.4
2.6
2.8
3.0
3.2
3.4
3.6
3.8
4.0
4.2
4.4
4.6
4.8

5.2
5.4
5.6
5.8

6.2
6.4
6.6
6.8

7.2

-40.000 0

Kedalaman (m)
25
26
UJI KUAT GESER TANAH

A. Maksud
Percobaan kuat geser langsung (direct shear test) bertujuan untuk memperoleh parameter
kekuatan geser tanah terganggu atau tanah tidak terganggu yang tidak terkonsolidasi dan
tidak terdainase, dan uji geser dengan diberi kesempatan dan kecepatan gerak tetap.

B. Alat dan Bahan


Peralatan yang digunakan dalam percobaan kuat geser langsung (direct shear test) adalah
sebagai berikut.
1. Alat geser langsung
2. Ring cetakan benda uji
3. Extruder
4. Pisau pemotong
5. Stopwatch
6. Proving ring
7. Dial untuk pembacaan horizontal dan vertical
8. Beban

C. Cara Kerja
Prosedur percobaan kuat geser langsung (direct shear test) yang harusdilakukan
adalah:
1. Mengukur diameter dalam dan tinggi cincin cetak (D) sampai ketelitian 0,1
mmkemudian menimbang berat cincin cetak dengan ketelitian 0,01g.
2. Mencetak benda dari tabung contoh, meratakan bagian atas dan bawah
dengan pisau atau gergaji kawat
3. Menimbang benda uji tersebut dengan ketelitian 0,01 g.

27
4. Mengeluarkan kotak geser dari bak airnya, dan memasang baut pengunci
agarkotak geser bagian bawah dan atasnya menjadi satu.
5. Memasukkan pelat dasar pada bagian bawah dari kotak geser dan memasang batu
pori diatasnya.
6. Memasang pelat berlubang yang beralur dengan alur menghadap ke atas sertaarah
alur harus tegak lurus bidang pergeseran.
7. Memasukkan kembali kotak geser dalam bak air dan mengatur kedudukankotak
geser dengan mengencangkan kedua baut penjepitnya.
8. Mengeluarkan benda uji dari cetakan/ring dengan alat extruder, kemudian
memasukannya ke dalam kotak geser
9. Memasang pelat berlubang yang beralur, dengan alur menghadap ke bawah serta
arah alur tegak lurus bidang pergeseran.Memasang batu pori dan landasan untuk
pembeban tepat di atas benda uji.
10. Memasang rangka pembebanan vertikal, mengangkat ujung lengannya agarrangka
dapat diatur dalam posisi vertikal (posisi pengujian).
11. Memasang dial untuk pengukuran dial gerak vertikal, serta pada posisi nol.
12. Memasang dial untuk pengukuran gerak horizontal, mengatur kedudukan dial agar
menyentuh bak air, jarum dial pada posisi nol
13. Menjenuhkan benda uji dengan cara mengisi bak dengan air hingga benda ujidan
batu pori terendam seluruhnya.
14. Memberikan beban normal pertama sesuai beban yang diperlukan.
15. Memutar engkol pendorong, sehingga tanah mulai menerima beban geser
16. Membaca dial proving ring dan dial pergeseran setiap 15 detik, sampai
tercapai beban maksimum atau deformasi horizontal minimum 15% dari diameter
benda uji.
17. Setelah dilakukan pembacaan dial mengeluarkan contoh tanah dari dalamkotak
geser.
18. Mengulangi langkah-langkah di atas untuk pembebanan kedua dan
ketiga.Memberikan beban normal pada benda uji kedua, sebesar 2× dan 3×
bebannormal pertama.

28
HASIL PENGUJIAN KUAT GESER

UJI 1
LOAD SHEAR
VERT. VERT. HORIZ. HORIZ. HORIZ.
Corr.α RING stress
TIME DIAL DISPLAC DIAL DISPLAC SHEAR
AREA DIAL ꚍ
SEC. READIN E ∆V READIN E ∆H FORCE,
A' READIN kg/cm^
G mm G mm kg
G 2
0 0 0 0
15 0 0 0
30 0 0 0
45 0 0 0
60 3 0 12
90 4 0 13
120 7 0 13
150 8 0 13
180 12 5 14
210 14 15 16
240 18 330 18
270 38 420 20
300 55 580 22
330 64 610 23
360 71 740 24
3.167

UJI 2
LOAD SHEAR
VERT. VERT. HORIZ. HORIZ. HORIZ.
Corr.α RING stress
TIME DIAL DISPLAC DIAL DISPLAC SHEAR
AREA DIAL ꚍ
SEC. READIN E ∆V READIN E ∆H FORCE,
A' READIN kg/cm^
G mm G mm kg
G 2
0 0 0 0
15 0 0 0
30 0 0 0
45 0 0 0
60 0 0 0
90 1 0 0
120 0 0 0
150 1 0 0
180 0 0 4
210 0 2 7
240 0 160 8
270 0 300 9
300 0 450 10
330 0 590 10
360 0 730 10
6.334
UJI 3

29
LOAD SHEAR
VERT. VERT. HORIZ. HORIZ. HORIZ.
Corr.α RING stress
TIME DIAL DISPLAC DIAL DISPLAC SHEAR
AREA DIAL ꚍ
SEC. READIN E ∆V READIN E ∆H FORCE,
A' READIN kg/cm^
G mm G mm kg
G 2
0 0 0 0
15 0 0 0
30 0 0 0
45 0 0 0
60 0 0 0
90 0 0 0
120 0 0 4
150 0 0 6
180 0 0 8
210 0 80 10
240 0 230 11
270 0 390 12
300 0 545 12
330 0 690 13
360 0 850 13
9.501

30

Anda mungkin juga menyukai