MEKANIKA TANAH
LANJUT
DOSEN PENGAMPU : HENI PUJIASTUTI, ST., MT.
Disusun oleh :
KELAS : 4A
KELOMPOK : 3 (Tiga)
i
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT Yang Pengasih lagi Maha Penyayang, kami
panjatkan puja dan puji syukur kehadirat-Nya kepada kami, telah melimpahkan rahmat,
hidayah dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan laporan
praktikum mekanika tanah lanjut yang diberikan oleh Ibu Dr. Heni Pujiastuti, S.T., MT.
selaku dosen pengampu mata kuliah Mekanika Tanah Lanjut.
Dalam penyusunan laporan praktikum, tidak sedikit hambatan yang kami hadapi.
Namun kami menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan laporan praktikum ini tidak
lain berkat bantuan dan dorongan teman-teman serta bimbingan dosen pengampu mata kuliah
yakni Ibu Dr. Heni Pujiastuti, S.T., MT. sehingga kesulitan-kesulitan yang dihadapi bisa
terselesaikan.
Semoga laporan praktikum mekanika tanah lanjut ini dapat memberikan wawasan dan
manfaat serta menjadi bahan pembelajaran bagi pembaca. Mohon maaf apabila dalam
penyampaian laporan ini kurang lengkap, informatif dan masih banyak kekurangan mohon
dimaklumi. Kritik dan saran sangat diharapkan demi penyajian yang yang lebih baik pada
laporan praktikum yang akan datang.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
COVER
HALAMAN PENGESAHAN i
LEMBAR ASISTENS
KATA PENGANTAR ii
BAB I PENDAHULUAN 1
BAB II PENGUJIAN 4
1. Kesimpulan 47
2. Saran 47-48
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
lapisan
2
tanahnya, informasi dari penduduk sekitar tentang keadaan daerahnya sangat
membantu dalam survei awal ini.
e. Topografi dan jenis tanaman.
Topografi ini secara tidak langsung menunjukkan keadaan lapisan bawah
permukaan. Pada topografi juga sangat membantu regu pengeboran atau
pengujian tanah dalam mempersiapkan peralatan yang dibutuhkan. Jenis
tanaman juga dapat menunjukkan jenis tanah bawah permukaan dan keadaan
air.
Dari survei awal ini, maka tim pengujian lapangan / tim pengeboran dapat melakukan
persiapan-persiapan:
Fakultas teknik
Universitas Muhammadiyah Mataram
4
BAB II
PENGUJIAN
5
Gambar 1. Alat uji CBR Laboratorium
C. Cara kerja
a) Persiapan Benda Uji
1. Menumbuk contoh tanah dari lapangan lalu menyaringnya dengan saringan
No.4
2. Mencampur contoh tanah dari lapangan dengan air sampel kadar air optimum
(dari percobaan proctor standar).
3. Mengaduk campuran hingga homogen.
4. Memasukkan tanah yang telah homogen ke dalam mould kira-kira 1/3 bagian
lalu ditumbuk 56 kali.
5. Menambah 1/3 bagian lalu ditumbuk 56 kali.
6. Menambah 1/3 bagian lagi sampai mould terisi penuh dan ditumbuk 56 kali.
7. Contoh tanah yang berada di mould diratakan permukaannya sesuai dengan
vlume mould.
8. Menimbang mould yang berisi tanah tersebut.
9. Siap melakukan percobaan CBR.
b) Pemeriksaan CBR
1. Meletakkan keping pemberat diatas permukaan benda uji seberat minimal 4,5
kg atau sesuai dengan beban perkerasan.
2. Pertama, keping pemberat 2,27 kg diletakkan untuk mencegah
mengembangnya permukaan benda uji pada bagian lubang keping pemberat.
Pemberat selanjutnya dipasang setelah torak disentuhkan pada benda uji.
6
3. Kemudian torak penetrasi diatur pada permukaaan benda uji sehingga arloji
beban menunjukkan beban permukaan sebesar 4,5 kg. Pembebanan
permukaan ini diperlukan untuk menjamin bidang sentuh sempurna antara
torak dengan permukaan benda uji, kemudian arloji penunjuk beban dan arloji
pengukur penetrsi dinolkan.
Dimana: X0,2 = load pada saat VDR = 5 mm (Nilai tekanan penetrasi untuk
penetrasi 5 mm / 0.2 inci terhadap tekanan penetrasi standar yang besarnya
20.02 kg/cm2 )
7
UJI CBR ( California Bearing Ratio)
8
Kadar Air
No. cawan w1 w2 w3
Massa tanah basah + cawan, g 68,76 64,73 60,30
Massa tanah kering + cawan, g 59,46 64,72 48,80
Massa air, g 9,3 0,01 11,5
Massa cawan 14,02 14,02 14,02
Massa tanah kering, g 45,44 50,7 34,78
Kadar air (w), % 20,4 0,02 25,3
Kadar air rata rata
Nilai CBR, %
2,54 mm 0,10 in
…… 186,83 x 100 =
x 100 = 6,23
13,3 3000
5.08 mm 0,20 in
…… 373,66 x 100 =
x 100 = 12,46
20,0 4500
Catatan : Jumlah tumbukan perlapis = 56 kali
Pada hasil perhitungan kadar air, di dapatkan kadar air rata – rata sebesar 15,24%
Jadi nilai CBR di peroleh nilai tertinggi sebesar 12,46 in
9
Penetreasi (Inci)
2000
1800
1600
1400
1200
Beban (KN)
1000
800
600
400
200
0
0 0.05 0.1 0.15 0.2 0.25 0.3 0.35 0.4 0.45 0.5
Penetrasi (in)
10
UJI PERMEABILITAS TANAH
A. Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah mahasiswa mampu memahami dan mengerti
cara pengukuran atau penentuan permeabilitas suatu sampel tanah dengan baik dan
benar serta mahasiswa memahami dan mengerti permeabilitas sampel tanah yang
telah diambil dengan metode Constant Head dan Falling Head
Gambar 3. Alat Uji Permeabilitas Metode Constant Head dan Falling Head
11
C. Cara Kerja
1. Metode Constant ead :
a. Contoh tanah diambil dari lapangan yang memiliki butiran kasar
b. Siapkan alat sesuai skema Gambar 4
12
tes dimulai, gelembung-gelembung udara yang mungkin tertinggal di dalam
pipa plastik harus dihilangkan, hal ini dapat dilakukan dengan cara
membiarkan air mengalir melalui contoh tanah kira-kira 2- 10 menit.
k. Ukur jarak antara tinggi permukaan air yang masuk dengan air yang keluar
melalui sel constant head (h)
l. Setelah aliran air yang melalui contoh tanah sudah lancar (steady flow),
kumpulkan air yang mengalir dari luar constant head bejana di dalam gelas
ukur (volume air yang dikumpulkan: Q). Catat waktu yang diperlukan untuk
mengumpulkan air Q tersebut di dalam gelas ukur.
m. Ulangi Langkah 12 diatas sebanyak 3 kali, usahakan waktu yang dibutuhkan
untuk mengumpulkan air yang mengalir dari constant head sama untuk ketiga
harga Q untuk tiap-tiap tes.
n. Catat temperature air.
o. Peralatan dibersihkan dan disimpan kembali pada tempatnya
D. PERHITUNGAN
Harga k biasanya diberikan untuk tes dimana temperature air yang digunakan
20°C. Jika pada saat pengujian temperature air yang digunakan tidak sama
dengan 20°C, maka koefisien rembesan k pada temperature 20°C dapat di hitung
13
𝜇
𝑘(20°C) = 𝑘(20°C) ( 𝑇/𝜇20 )
dengan,
𝐺 : berat specifik tanah
𝛾𝑤 : berat volume air
𝐷 : diameter contoh tanah
𝐿 : Panjang contoh tanah
𝑊1: berat tabung contoh tanah
𝑊2: Berat tabung + contoh tanah di dalamnya
ℎ : jarak permukaan air di dalam corong dengan air yang keluar melalui
sel constant head
A : luas penampang contoh : 1/4𝜋𝐷2
𝜇𝑇: kekentalan air pada temperature T°C
𝑘(20°C) : kekentalan air pada temperature T°C
b. Siapkan alat sesuai skema falling head permeameter sesuai skema Gambar 5.
d. Masukkan ring, dan batu pori bawah terlebih dahulu, setelah itu baru contoh tanah
e. Contoh tanah dimasukkan ke dalam tabung plastik sedikit demi sedikit dengan menggunakan
sendok dan padatkan, dilakukan secara bertahap sampai 2/3 lebih dari Panjang tabung
g. Pasang per dan plat penutup, kunci dengan sekrup yang tersedia dengan kencang, pastikan tidak
ada celah atau lubang yang menyebabkan air menetes keluar
j. ALirkan air ke dalam pipa/burete gelas yang sudah dipasang pada tiang tegak. Melalui pipa
plastik ini air akan mengalir dari pipa burete ke dalam contoh tanah. Ukur perbedaan tinggi antara
permukaan air di dalam burete dengan permukaan air pada contoh (h1)
14
2. Metode Falling Head
k. Catatan: untuk pengujian metode ini jangan tambahkan air ke dalam burete
15
l. Buka alat penjepit pipa, biarkan air mengalir pada waktu t. Tutup Kembali aliran
air ke contoh tanah. Ukur beda tinggi antara permukaan air dalam burete dengan
3. PERHITUNGAN
a. Koefisien Rembesan
b. Harga k biasanya diberikan untuk tes dimana temperature air yang digunakan
20°C. Jika pada saat pengujian temperature air yang digunakan tidak sama
dengan 20°C, maka koefisien rembesan k pada temperature 20°C dapat dihitung:
𝜇
𝑘(20°C) = 𝑘(20°C) ( 𝑇/𝜇20 )
16
𝜇𝑇
Temperatur ( °𝐶) 𝜇20°𝐶
10 1,298
11 1,263
12 1,228
13 1,195
14 1,165
15 1,135
16 1,106
17 1,078
18 1,051
19 1,025
20 1,000
21 0,975
22 0,952
23 0,930
24 0,908
25 0,887
26 0,867
27 0,847
28 0,829
29 0,811
30 0,793
17
A. CONSTANT HEAD
Data :
Diameter : 6,4 cm
Tinggi Sampel (L) : 8,5 cm
W1 : 128,55
W2 : 469,66
h : 85 cm
A : 36,298
Description Of Soil:
1 60 25 825 mL
2 60 25 1830 mL
3 60 25 1900 mL
4 60 25 1890 mL
5 60 25 1880 mL
6 60 25 1970 mL
Perhitungan:
W 2−W 1
1. Berat volume kering (𝛾d) = 1
π D2 L
4
469 ,66−128.55
= 1
X 3 ,14 X 6 , 42 X 8 , 5
4
= 1,248
QXL
2. Koefisien rembesan (Ktoc) =
A XhXt
825 x 8 , 5
=
36,298 x 85 x 60
= 0,037 cm/s
18
3.
= 0,037 x 1
= 0,037 cm/s
=0,037 x 0,811
=0,031 cm/s
KOEFISIEN PERMEBILITAS METODE CONSTANT HEAD
19
B. FALLING HEAD
Data :
Diameter : 6,8 cm
Tinggi Sampel (L) : 7,5 cm
Area : 36,298 cm2
W1 : 128,55 gram
W2 : 469,66 gram
h : 71 cm
Description Of Soil :
4 60 25 27 71 mL
5 60 25 28 70 mL
6 60 25 28 70 mL
Harga K
= 0,0049 x 1
= 0,0049 cm/s
20
= 0,0049 x 0,811
= 0,00397 cm/s
Dari hasil perhitungan Falling Head diperoleh nilai permeabilitas rata-rata (k rata-rata)
Koefisien Rembesan T = 20°C sebesar 0,00485 cm/dt dan Koefisien Rembesan T = 29°C
sebesar 0,00393 cm/dt.
21
PENGUJIAN SODIR
(ASTM D 3441-98)
1. MAKSUD
Mengetahui perlawanan penetrasi conus dan hambatan lekat tanah pada biconus.
Perlawanan penetrasi conus adalah perlawanan terhadap ujung conus yang
dinyatakan dalam gaya persatuan luas. Hambatan lekat adalah perlawanan
terhadap mantel biconus yang dinyatakan dalam gaya persatuan panjang.
2. ALAT
Alat sodir (kerangka lengkap)
Conus dan biconus
Pipa sondir lengkap
Angkur dan baut
Besi kanal dan balok kayu
Kunci-kunci perlengkapan
3. CARA KERJA
Pada tanah yang diselidiki ditancapkan 3 buah angkur luar dengan cara
diputar dengan stang pemutar searah jarum jam sambil ditekan agar dapat
turun dan masuk ke dalam tanah
Baut tumpuan diletakkan untuk mendukung alat sodir, kemudian alat sodir
didirikan di atas balok sedimikian rupa sampai benar-benar tegak lurus
Besi kanal dipasang untuk menjepit kaki alat sodir dengan cara memasang
baut pada angkur-angkur tersebut
Conus dan biconus dipasang pada pipa dan dikontrol sambungannya
Bila semua alat siap, maka stang pemutar diputar agar dapat menekan ujung
connus kedalam tanah . percobaan ini dimulai pada saat ujung conus
menyentuh tanah (kedalaman 0 cm), selanjutnya dibaca pada kedalaman
kelipatan 20 cm
Kunci dibuka dan stang diputar turun 4 cm dan diperoleh pembacaan nilai
conus
Hubungan tangkai dilepas , kemudian stang pemutar sampai kedalaman
4 cm lagi sehingga menghasilkan pembaca nilai biconus
Kemudian tangkai conus dikaitkan lagi, yaitu pada posisi kunci dan
ditekan kembali, maka mantel luar terikat, stang dalam akan ikut
22
tertekan sampai kedalam 40 cm
Mengulangi langkah 7-9 sampai nilai conus 250 kg/cm2
23
PERHITUNGAN
Data dan hasil perhitungan dapat dilihat pada tabel 4.1 sedangkan untuk
membuat grafik data tercatum pada Tabel 4.2
HL = (H-C) x D/A
Dimana:
HL = Hambatan Lekat (kg/cm2)
H = Nilai Biconus (kg/cm2)
C = Nilai Connus (kg/cm2)
D = Selisih Kedalaman (20)
A = Luas Conus / luas torak (10 cm2)
HT=KHL=T=
kedalaman CONUS Biconus Friction HL F
Lf(f/10)fr Tf FR
Kg/ kPa-cm/
(cm) Kg/Cm^2 Kg/Cm^2 Kg/Cm Kg/Cm Kg/Cm^2 (%)
Cm^2 100
0.0 0 0 0 0 0 0.000 31.250 0.000
20 30 105 75.0 83.33 1.56 31.25 33.333 1.875
40 35 40 5.0 97.22 0.10 2.08 35.42 0.11
60 60 65 5.0 166.67 0.10 2.08 45.83 0.06
80 35 60 25.0 97.22 0.52 10.42 47.92 0.54
100 50 55 5.0 138.89 0.10 2.08 48.75 0.08
1.2 58 60 2.0 161.11 0.04 0.83 71.25 0.03
1.4 16 70 54.0 44.44 1.13 22.50 85.00 2.53
1.6 32 65 33.0 88.89 0.69 13.75 103.75 0.77
1.8 40 85 45.0 111.11 0.94 18.75 105.83 0.84
2 40 45 5.0 111.11 0.10 2.08 116.25 0.09
2.2 20 45 25.0 55.56 0.52 10.42 127.50 0.94
2.4 15 42 27.0 41.67 0.56 11.25 140.00 1.35
2.6 15 45 30.0 41.67 0.63 12.50 150.42 1.50
2.8 15 40 25.0 41.67 0.52 10.42 162.92 1.25
3 15 45 30.0 41.67 0.63 12.50 174.17 1.50
3.2 15 42 27.0 41.67 0.56 11.25 184.17 1.35
3.4 16 40 24.0 44.44 0.50 10.00 186.25 1.13
3.6 15 20 5.0 41.67 0.10 2.08 201.67 0.25
3.8 18 55 37.0 50.00 0.77 15.42 235.00 1.54
4.0 20 100 80.0 55.56 1.67 33.33 253.75 3.00
24
4.2 45 90 45 125 0.9375 18.75 263.75 0.75
4.4 20 44 24 55.56 0.50 10.00 274.17 0.90
4.6 15 40 25 41.67 0.52 10.42 284.58 1.25
4.8 15 40 25 41.67 0.52 10.42 288.75 1.25
5 25 35 10 69.44 0.21 4.17 290.00 0.30
5.2 15 18 3 41.67 0.06 1.25 300.42 0.15
5.4 15 40 25 41.67 0.52 10.42 312.92 1.25
5.6 15 45 30 41.67 0.63 12.50 319.17 1.50
5.8 30 45 15 83.33 0.31 6.25 325.42 0.38
6 120 135 15 333.33 0.31 6.25 329.58 0.09
6.2 50 60 10 138.89 0.21 4.17 342.08 0.15
6.4 20 50 30 55.56 0.63 12.50 345.42 1.13
6.6 38 46 8 105.56 0.17 3.33 349.58 0.16
6.8 60 70 10 166.67 0.21 4.17 351.67 0.13
7 45 50 5 125.00 0.10 2.08 352.92 0.08
7.2 55 58 3 152.78 0.06 1.25 352.92 0.04
Hubungan antara kedalaman dengan nilai conus, lokal Friction dikali 10 dan total
Friction dibagi 10 dalam satu grafik disebalh kiri
Hubungan antara kedalaman dengan nilai Friction Rasio disebelah kanan
360.000 350
310.000 300
Geseran Total ,Tf (kPa-cm/100)
260.000
250
210.000
200
160.000
150
110.000
100
60.000
10.000 50
5
7
0.0
0.2
0.4
0.6
0.8
1.0
1.2
1.4
1.6
1.8
2.0
2.2
2.4
2.6
2.8
3.0
3.2
3.4
3.6
3.8
4.0
4.2
4.4
4.6
4.8
5.2
5.4
5.6
5.8
6.2
6.4
6.6
6.8
7.2
-40.000 0
Kedalaman (m)
25
26
UJI KUAT GESER TANAH
A. Maksud
Percobaan kuat geser langsung (direct shear test) bertujuan untuk memperoleh parameter
kekuatan geser tanah terganggu atau tanah tidak terganggu yang tidak terkonsolidasi dan
tidak terdainase, dan uji geser dengan diberi kesempatan dan kecepatan gerak tetap.
C. Cara Kerja
Prosedur percobaan kuat geser langsung (direct shear test) yang harusdilakukan
adalah:
1. Mengukur diameter dalam dan tinggi cincin cetak (D) sampai ketelitian 0,1
mmkemudian menimbang berat cincin cetak dengan ketelitian 0,01g.
2. Mencetak benda dari tabung contoh, meratakan bagian atas dan bawah
dengan pisau atau gergaji kawat
3. Menimbang benda uji tersebut dengan ketelitian 0,01 g.
27
4. Mengeluarkan kotak geser dari bak airnya, dan memasang baut pengunci
agarkotak geser bagian bawah dan atasnya menjadi satu.
5. Memasukkan pelat dasar pada bagian bawah dari kotak geser dan memasang batu
pori diatasnya.
6. Memasang pelat berlubang yang beralur dengan alur menghadap ke atas sertaarah
alur harus tegak lurus bidang pergeseran.
7. Memasukkan kembali kotak geser dalam bak air dan mengatur kedudukankotak
geser dengan mengencangkan kedua baut penjepitnya.
8. Mengeluarkan benda uji dari cetakan/ring dengan alat extruder, kemudian
memasukannya ke dalam kotak geser
9. Memasang pelat berlubang yang beralur, dengan alur menghadap ke bawah serta
arah alur tegak lurus bidang pergeseran.Memasang batu pori dan landasan untuk
pembeban tepat di atas benda uji.
10. Memasang rangka pembebanan vertikal, mengangkat ujung lengannya agarrangka
dapat diatur dalam posisi vertikal (posisi pengujian).
11. Memasang dial untuk pengukuran dial gerak vertikal, serta pada posisi nol.
12. Memasang dial untuk pengukuran gerak horizontal, mengatur kedudukan dial agar
menyentuh bak air, jarum dial pada posisi nol
13. Menjenuhkan benda uji dengan cara mengisi bak dengan air hingga benda ujidan
batu pori terendam seluruhnya.
14. Memberikan beban normal pertama sesuai beban yang diperlukan.
15. Memutar engkol pendorong, sehingga tanah mulai menerima beban geser
16. Membaca dial proving ring dan dial pergeseran setiap 15 detik, sampai
tercapai beban maksimum atau deformasi horizontal minimum 15% dari diameter
benda uji.
17. Setelah dilakukan pembacaan dial mengeluarkan contoh tanah dari dalamkotak
geser.
18. Mengulangi langkah-langkah di atas untuk pembebanan kedua dan
ketiga.Memberikan beban normal pada benda uji kedua, sebesar 2× dan 3×
bebannormal pertama.
28
HASIL PENGUJIAN KUAT GESER
UJI 1
LOAD SHEAR
VERT. VERT. HORIZ. HORIZ. HORIZ.
Corr.α RING stress
TIME DIAL DISPLAC DIAL DISPLAC SHEAR
AREA DIAL ꚍ
SEC. READIN E ∆V READIN E ∆H FORCE,
A' READIN kg/cm^
G mm G mm kg
G 2
0 0 0 0
15 0 0 0
30 0 0 0
45 0 0 0
60 3 0 12
90 4 0 13
120 7 0 13
150 8 0 13
180 12 5 14
210 14 15 16
240 18 330 18
270 38 420 20
300 55 580 22
330 64 610 23
360 71 740 24
3.167
UJI 2
LOAD SHEAR
VERT. VERT. HORIZ. HORIZ. HORIZ.
Corr.α RING stress
TIME DIAL DISPLAC DIAL DISPLAC SHEAR
AREA DIAL ꚍ
SEC. READIN E ∆V READIN E ∆H FORCE,
A' READIN kg/cm^
G mm G mm kg
G 2
0 0 0 0
15 0 0 0
30 0 0 0
45 0 0 0
60 0 0 0
90 1 0 0
120 0 0 0
150 1 0 0
180 0 0 4
210 0 2 7
240 0 160 8
270 0 300 9
300 0 450 10
330 0 590 10
360 0 730 10
6.334
UJI 3
29
LOAD SHEAR
VERT. VERT. HORIZ. HORIZ. HORIZ.
Corr.α RING stress
TIME DIAL DISPLAC DIAL DISPLAC SHEAR
AREA DIAL ꚍ
SEC. READIN E ∆V READIN E ∆H FORCE,
A' READIN kg/cm^
G mm G mm kg
G 2
0 0 0 0
15 0 0 0
30 0 0 0
45 0 0 0
60 0 0 0
90 0 0 0
120 0 0 4
150 0 0 6
180 0 0 8
210 0 80 10
240 0 230 11
270 0 390 12
300 0 545 12
330 0 690 13
360 0 850 13
9.501
30