VICKY SANJAYA
NPM : 1998410063
VICKY SANJAYA
NPM : 1998410063
PEMBIMBING :
PADALARANG
VICKY SANJAYA
ABSTRAK
Jalan sebagai sarana transportasi merupakan salah satu infrastruktur yang cukup
penting dalam perkembangan suatu negara, khususnya Indonesia. Sayangnya, jalan yang
dibangun harus melewati lembah dan juga memotong bukit, sehingga kadang jalan harus
dibangun di atas embankment atau timbunan yang cukup tinggi, seperti jalan tol
Cikampek-Padalarang.
Dengan data yang tersedia, yaitu data kountur tanah dan Nspt dilakukan perkuatan
tanah dengan meningkatkan kestabilan lereng. Desain perkuatan lereng dilakukan dengan
memberi berm, soil cement, atau geotekstil. Khusus untuk geotekstil, dilakukan
perhitungan secara manual (Koerner, Designing with Geosynthetics), dan semua
alternatif desain yang dipakai, dianalisis dengan menggunakan program Slope-W dan
PLAXIS.
Dari hasil analisis menunjukkan aternatif berm sebagai perkuatan lereng
merupakan pilihan yang paling baik daripada alternatif lainnya mengingat soil cement
dan geotekstil kurang ekonomis dibandingkan dengan berm.
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah Bapa di surga atas berkat, kasih dan
anugerah yang melimpah selama ini dan selama pengerjaan skripsi ini hingga
dapat selesai. Puji syukur untuk setiap keadaan yang membawa pengenalan
akan Allah.
program sarjana strata satu (S-1) pada Fakultas Teknik Jurusan Sipil
penulis. Namun demikian penulis berharap agar skripsi ini dapat menambah
dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis dengan tulus
skripsi.
ii
4. Siska R. Irawan, Ir., MT., yang telah memberi masukan pada seminar
isi.
5. Anastasia Sri Lestari, Ir., M.Sc., yang telah memberi masukan pada
8. Papi dan Mami , Felix, Rosa atas kasih sayang sampai sekarang.
10. Liem Ming Wei dan Sony yang telah banyak membantu penyusunan
skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih belum sempurna, maka penulis
dengan senang hati menerima kritik dan saran untuk menyempurnakan skripsi
ini. Penulis berharap bahwa skripsi ini dapat berguna sesuai dengan tujuan
penulisan.
Vicky Sanjaya
iii
DAFTAR ISI
ABSTRAK i
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iv
DAFTAR GAMBAR x
BAB I PENDAHULUAN 1
iv
2.2.2.2 Penentuan Parameter 9
JALAN 10
3.1.2 Counterberms 12
3.1.3 Geosintetis 13
Stability) 27
v
4.4.1 Parameter Untuk Perhitungan Slope/W 32
5.1 KESIMPULAN 46
5.2 SARAN 47
DAFTAR PUSTAKA 48
vi
DAFTAR NOTASI
Ni = wi cos θi
vii
W = berat dari bidang keruntuhan
P = Beban terpusat
qt = Beban total
viii
α = sudut antara bidang dasar irisan dengan horisontal.
ix
DAFTAR GAMBAR
Bishop) 7
al.,1994) 18
al.,1994) 20
x
Gambar 3.5 Detail dari analisa lengkung kestabilan lereng untuk kekuatan geser
(Koerner, 1994) 24
Gambar 3.7 Konsep Tekanan Tanah Pada Dinding Geotekstil (Koerner, 1994) 25
Gambar 3.9 Konsep Stabilitas Luar (a) Stabilitas terhadap guling. (b) Stabilitas
1994) 28
Gambar 4.1 Peta Topografi Dari Sta 418+050 Jalan Tol Cikampek-Padalarang 30
Gambar 4.2 Penampang Output Slope/W Pada Lereng Sebelah Kiri Sebelum
Dilakukan Perbaikan 35
Dilakukan Perbaikan 35
Gambar 4.4 Penampang Output Slope/W Pada Lereng Sebelah Kiri Setelah
Dilakukan Perbaikan 36
Gambar 4.5 Penampang Output Slope/W Pada Lereng Sebelah Kanan Setelah
Dilakukan Perbaikan 37
Gambar 4.6 Penampang Output Slope/W Pada Lereng Sebelah Kanan Setelah
xi
Gambar 4.7 Penampang Output Slope/W Pada Lereng Sebelah Kanan Setelah
Gambar 4.8 Penampang Output Slope/W Pada Lereng Sebelah Kanan Setelah
Gambar 4.9 Penampang Output PLAXIS Pada Lereng Sebelah Kanan Setelah
Gambar 4.10 Penampang Output Slope/W Pada Lereng Sebelah Kanan Setelah
Gambar 4.11 Penampang Output Slope/W Pada Lereng Sebelah Kanan Setelah
Gambar 4.12 Penampang Output PLAXIS Pada Lereng Sebelah Kanan Setelah
Gambar 4.13 Penampang Output Slope/W Pada Lereng Sebelah Kanan Setelah
Gambar 4.14 Penampang Output Slope/W Pada Lereng Sebelah Kanan Setelah
Gambar 4.15 Penampang Output PLAXIS Pada Lereng Sebelah Kanan Setelah
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 4.3 Data Parameter yang Digunakan Untuk Perhitungan Long Term
Program Slope/W 32
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran C Data Nspt, peta topografi, dan potongan melintang, serta data Lab
Lampiran D Gambar hasil perhitungan Slope/W dan Peralihan horisontal dari PLAXIS,
xiv
BAB I
PENDAHULUAN
menjadi masalah geoteknik yang menarik untuk dibahas. Bila tidak dilakukan
1
serta menghemat pelaksanaan pembuatan embankment, salah satunya dengan
menggunakan geotekstil.
pekerjaan di lapangan.
embankment jalan.
2
1.4. Metodologi Studi
pengolahan data tanah untuk penentuan profil lapisan dan parameter desain
berikut:
penulisan.
• Bab IV Studi Kasus, berisi tentang dekripsi proyek yang dijadikan sebagai
3
BAB II
TINJAUAN LITERATUR
kuat geser tanah yang ditimbulkan oleh gaya dalam dan gaya luar, misalnya
kerusakan besar pada properti dan nyawa manusia. Pada beberapa kasus
dan pembandingan tegangan geser yang dibentuk pada permukaan yang paling
mungkin runtuh dengan tegangan geser tanah, proses ini disebut analisa
4
kestabilan lereng. Permukaan yang paling mungkin runtuh adalah pada bidang
drainase untuk mengurangi efek rembesan pada daerah rawan longsor maupun
alam dan lereng buatan. Tingkat nonhomogenitas dari lereng alam sangat
besar bila dibandingkan dengan lereng buatan. Untuk lereng buatan cenderung
keamanan dan perkiraan letak bidang gelincir yang paling kritis. Sesuai
dengan tujuan analisis ini, perlu dikenal konsep faktor keamanan. Dalam
analisis dengan bidang gelincir berupa lingkaran perlu dibedakan mana yang
Bagian penahan yaitu berupa ketahanan tanah dalam hal ini adalah
kuat geser pada bidang gelincir yang dapat dinyatakan dalam dua komponen
gravitasi bumi dan beban luar misalnya beban bangunan, tangki air,
5
kendaraan, gempa, dan lain-lain.Dalam penentuan harga faktor keamanan
secara umum didasarkan atas perbandingan antara gaya penahan dan gaya
pendorong di mana :
GayaPenahan
FK =
GayaPendorong
sebagai gaya jangkar agar membantu gaya penahan sehingga penentuan harga
GayaPenaha n + T
FK =
GayaPendor ong
akhir dilaksanakan.
6
Prinsip analisa yang digunakan dalam metoda Bishop hampir sama
dengan metoda Fellenius, hanya saja pada Method Bishop diperhatikan juga
Gbr. 2.1 Gaya-gaya yang bekerja pada longsoran lingkaran (Methoda Bishop)
1 {c' b + W (1 − ub) tan φ '}secθ
FK = ∑ (2.1)
∑ W sin θ tan θ . tan φ '
1+
FK
Dari FK yang dihasilkan, dapat dilihat tingkat kestabilan lereng yang ada,
PLAXIS
dengan kondisi plane strain (regangan bidang) digunakan sebagai sarana untuk
7
memperoleh informasi tentang kondisi perubahan perubahan tegangan dan
regangan pada tanah dasar maupun pada elemen-elemen yang dibentuk pada
saat konstruksi.
nodal atau 15 nodal. Pada analisis ini digunakan elemen segitiga dengan 6
turunan berderajat dua. Dengan menggunakan elemen ini akurasi hasil analisis
tegangan awal akibat berat sendiri massa tanah yang didasarkan kepada
kondisi at-rest. Pada tahap perbaikan analisis tubuh embankment dan tanah
8
2.2.2.1 Pemodelan Material
linier. Perilaku tegangan regangan yang tidak linier ini dapat dimodelkan
maupun Soft Soil Creep Model yang dapat digunakan untuk mensimulasi
behaviour).
menggunakan model Mohr- Coulomb yang lebih di kenal oleh para praktisi
dalam sebuah data base dan dapat digunakan sewaktu waktu untuk analisis
yaitu modulus elastis (E), Poisson’ ratio (ν), kohesi (c), sudut geser dalam (φ),
dan sudut dilantasi (ψ). Sudut dilatansi dinyatakan dalam derajat, namun
demikian dalam pemodelan ini sudut dilatansi diambil sama dengan nol.
penyelidikan tanah dan untuk sebagian material yang tidak tersedia datanya,
9
BAB III
METODE KONSTRUKSI
peranan penting , sebab dalam hal ini lereng dituntut dalam kondisi mantap, yaitu
Pada umumnya lereng ditemui dalam kondisi tidak mantap akibat dari tegangan
yang bekerja pada suatu sistem keseimbangan lebih besar dari pada kekuatan yang
10
3.1.1 Desain Perkuatan Tanah Dengan Menggunakan Soil Cement
kondisi yang diinginkan untuk suatu bangunan sipil yang ada di atasnya.
tanah galian dengan salah satu bahan pencampurnya yaitu semen. Teknik
atas tanah tersebut, setelah itu diaduk kembali dengan dengan mesin
2. Cara mencampur dengan alat (Plat Mix Method), yaitu dengan cara
11
Diharapkan dengan mencampurkan semen dengan tanah ini dapat
3.1.2 Berm
sehingga pada kaki lereng terdapat kuat geser tambahan pada tanah untuk
Gambar 3.1 Counterberm untuk menyediakan beban pada kaki timbunan (Abramson et al., 1996)
12
Gambar 3.2 Pengaruh Counterberm (Rodriguez et al.,1988)
yang tidak dapat menahan gaya tarik yang bekerja padanya ataupun
yang dapat menahan gaya tarik agar dapat meningkatkan stabilitas tanah
13
dan mencegah perbedaan penurunan yang terlalu besar, juga diperlukan
dengan tanah asli agar kehilangan bahan urugan dapat ditekan, dan
1. Geotekstil
14
2. Geogrid
penguat.
3. Geonet
jenis cairan.
4. Geomembranes
dikembangkan.
15
6. Geopipe
7. Geocomposite
8. Geo-others
16
sintetis yang digunakan untuk membentuk suatu bahan yang disebut
• Polypropylene
• Polyester
• Polyethylene
• Polyamide
• Nylon
1.Pemisah (Separation)
agregat tersebut.
17
Gambar 3.3 Mekanisme geotekstil sebagai fungsi pemisah (sumber Koerner, et
al.,1994)
dikurangi.
18
2. Filtrasi
berkurang.
3. Drainase
melakukan fungsi ini tapi dalam derajat yang berbeda sebagi contoh
cairan.
4. Penahan Cairan
19
Gambar 3.4 Mekanisme geotekstil sebagai drainase (sumber Koerner, et al.,1994)
Karena tidak seperti baja, yang baru mengalami efek rangkak pada
tertentu.
20
2. Sifat-sifat Degradasi
a. Temperatur
yang dipercepat.
b. Oksidasi
menyebabkan degradasi.
c. Kimiawi
d. Biologi
21
Dalam mendesain perkuatan tanah dengan menggunakan geotekstil, ada tiga
overlap.
Kombinasi penggunaan tanah (kuat dalam tekan dan lemah dalam tarik) dan
geotekstil (baik dalam tarik dan lemah dalam tekan) menyarankan berbagai situasi
di mana geotekstil membuat desain yang ada bekerja lebih baik, atau membentuk
nonwoven) adalah penting untuk mengetahui arah dari tegangan maksimum, harus
22
Pendekatan umum pada rekayasa geoteknik pada masalah kestabilan lereng adalah
keamanan. Persamaan yang didapatkan untuk total tegangan dan tegangan efektif,
n m
∑ ( Ni ⋅ tan φ + c ⋅ ∆li ) ⋅ R + ∑ Ti ⋅ yi
FS = i =1
n
i =1
(3.1)
∑ (w ⋅ sin θ ) ⋅ R
i =1
i i
n m
∑ ( N i ⋅ tan φ + c ⋅ ∆li ) ⋅ R + ∑ Ti ⋅ yi
FS = i =1
n
i =1
(3.2)
∑ (w ⋅ sin θ ) ⋅ R
i =1
i i
embankment di mana air tidak berpengaruh atau saat tanah pada kondisi kurang
dari jenuh. Persamaan analisa tegangan efektif (persamaan 3.2) adalah kondisi di
mana air dan tanah jenuh air berpengaruh (kondisi tipikal) pada bendungan alam
Untuk tanah kohesif berbutir halus yang memiliki kekuatan geser yang dapat
Gambar 3.6 memberikan detail pada kondisi ini yang menghasilkan persamaan
berikut
23
Gambar 3.5 Detail dari analisa lengkung kestabilan lereng untuk kekuatan geser tanah (Koerner, 1994)
m
c ⋅ Larc ⋅ R + ∑ Ti ⋅ yi
FS = i =1
(3.3)
W⋅X
Gambar 3.6 Detail lingkaran kestabilan lereng untuk kondisi undrained. (Koerner, 1994)
24
Setelah mendapatkan nilai faktor keamanan, baru dilakukan analisis terhadap internal
aktif dari tanah yang akan diperkuat. Tekanan tanah dihasilkan dari :
σ hs = K a ⋅ γ ⋅ z (3.4)
σ hq = K a ⋅ q (3.5)
x2 ⋅ z
σ hl = P ⋅ (3.6)
R5
σ h = σ hs + σ hq + σ hl (3.7)
Gambar 3.7 Konsep Tekanan Tanah Pada Dinding Geotekstil (Koerner, 1994)
25
Dari persamaan yang ada di atas, dapat dihasilkan persamaan untuk menghitung
Tallow
σ h ⋅ Sv = (3.8)
FS
1
di mana Tallow = Tult ⋅ ( ) (3.9)
FS ID × FS CR × FS CD × FS BD
L=Le+LR (3.10)
Di mana
φ
LR = ( H − z ) ⋅ tan(45 − ) (3.11)
2
dan
Sv σ h FS = 2τ ⋅ L e (3.12)
τ = 2 ⋅ (c + γ ⋅ z ⋅ tan δ) ⋅ L e (3.13)
Sv ⋅ σ h .FS
Le = (3.14)
2 ⋅ ( c + γ ⋅ z ⋅ tan δ )
26
Sv ⋅ σh.FS
Lo = (3.15)
4 ⋅ (c + γ ⋅ z ⋅ tan δ)
Beban yang bekerja pada embankment karena timbunan dan pemadatan yang
GayaPenahan
SF = ∑ ≥ 1,50 (3.16)
GayaPenggerak
MomenPenahan
SF = ∑ ≥ 2,00 (3.17)
MomenPenggerak
qult
SF = ∑ ≥ 2,00 (3.18)
qt
27
Gambar 3.9 Konsep Stabilitas Luar (a) Stabilitas terhadap guling. (b) Stabilitas terhadap geser. (c)
28
BAB IV
STUDI KASUS
Proyek Jalan Tol Padalarang – Cikampek terbagi atas 3 ruas yaitu 2 buah
ruas dari Cikopo – Sadang dan ruas ke-3 adalah Padalarang – By Pass yang
dimulai dari pintu exit Padalarang hingga Mesjid Al Fatah di dekat aliran Sungai
Cimeta. Pengukuran dan desain geometri jalan sudah ditetapkan demikian pula
pemboran teknik dan uji sondir sepanjang trase jalan sudah dilakukan.
Ruas jalan ini akan melalui daerah perbukitan dan lembah lembah.
jalan pada umumnya berupa galian dalam atau timbunan yang tinggi. Oleh sebab
itu, permasalahan utama dalam ruas jalan ini adalah kestabilan lereng dan
deformasi timbunan baik jangka pendek maupun jangka panjang. Studi kasus yang
dipakai untuk tulisan ini adalah pada Sta 418+050, dengan tinggi timbunan
29
Sta 418+050 m
Proyek : Jalan Tol Cikampek - Padalarang
Lokasi : Ruas Padalarang - By Pass
740
735
730
Elevation (m)
725
720
715
710
-60 -45 -30 -15 0 15 30 45 60 75 90
Distance (m)
Gambar 4.1 Peta Topografi Dari Sta 418+050 Jalan Tol Cikampek-Padalarang
berupa campuran lanau dan pasir kerikil sampai pada ketinggian 4 m dari tanah
30
Untuk kriteria desain di atas, digunakan peraturan yang diusulkan oleh
1. Karakteristik Geotekstil
Cikampek adalah produk Geolon tipe PET 150S. Karakteristik geotekstil yang
Berat = 600 kg
2. Data tanah
Data tanah yang ada didesain dengan mengkorelasikan data Nspt yang ada
untuk menentukan nilai kohesi, sudut geser dalam, serta berat jenis tanah
Jenis tanah C Φ γ
(kN/m2) (kN/m3)
Timbunan 49 0 17.5
Lanau-pasir 20 0 16
31
4.4.1 Parameter untuk perhitungan Slope/W
per meter yang sama dan diletakkan pada koordinat yang sama. Jadi anchor
Untuk beban jalan raya digunakan asumsi beban merata dengan lebar 1
untuk jangka waktu lama (Long Term). Parameter tanah yang digunakan
C
(kN/m2) Φ(°)
10 28
Coulomb.
32
Tabel 4.4 Parameter Input PLAXIS
sebagai berikut :
dulu. Oleh karena itu dalam melakukan analisis dipakai turap untuk menahan
EA Kuat tarik
[kN/m] [kN/m]
33
Tabel 4.6 Parameter Turap Beton Untuk PLAXIS
Jenis Tipe EA EI W ν
yang digunakan dalam perhitungan ini menggunakan data tanah yang ada. Contoh
perhitungan dilakukan terhadap lapisan geotekstil yang paling dasar, yaitu pada
Spasing(Sv) = 1.5 m
perbaikan tanah, akan didapat faktor keamanan sebesar 1.088 untuk lereng sebelah
kiri dan untuk lereng sebelah kanan didapat faktor keamanan sebesar 0.682.
Kedua FK yang didapat lebih kecil dari kriteria desain yaitu Fk sebesar 1.25. Hal
34
Gambar 4.2 Penampang Output Slope/W Pada Lereng Sebelah Kiri Sebelum
Dilakukan Perbaikan
Gambar 4.3 Penampang Output Slope/W Pada Lereng Sebelah Kanan Sebelum
Dilakukan Perbaikan
35
Apabila dilakukan analisis lebih mendalam dengan menggunakan program
PLAXIS, maka timbunan ini akan mengalami longsor sebelum penimbunan ini
lereng sebelah kiri, faktor keamanan yang diperoleh sebesar 1.620, sedangkan
untuk lereng sebelah kanan, faktor keamanan yang diperoleh sebesar 1.084. dari
sini dapat dilihat bahwa lereng sebelah kanan walaupun sudah dilakukan
perbaikan tanah berupa mengganti tanah lunak tetapi tetap lebih kecil dari kriteria
Gambar 4.4 Penampang Output Slope/W Pada Lereng Sebelah Kiri Setelah
Dilakukan Perbaikan
36
Gambar 4.5 Penampang Output Slope/W Pada Lereng Sebelah Kanan Setelah
Dilakukan Perbaikan
dimasukkan beban kendaraan sebesar 1t/m2 di atas embankment ini dan didapat
Fk =1.671 untuk lereng sebelah kiri dan untuk lereng sebelah kanan didapat Fk =
1.038 yang berarti lebih kecil dari Fk = 1.25 untuk desain. Gambar dapat dilihat di
bawah ini :
37
Gambar 4.6 Penampang Output Slope/W Pada Lereng Sebelah Kanan Setelah
pembebasan lahan seluas 1400 m2 serta menyewa tanah seluas 1000 m2 untuk
mengganti tanah lunak dengan tanah timbunan sehingga didapat faktor keamanan
FK>1.25. Pada gambar ini dapat dilihat juga bahwa lingkaran bidang gelincir
menjadi lebih panjang, yaitu dari bagian kiri lereng sampai bagian bawah kanan
38
Gambar 4.7 Penampang Output Slope/W Pada Lereng Sebelah Kanan Setelah
Program Slope/W juga menghitung FK untuk Long Term yaitu sebesar 2.234.
Faktor keamanan ini memenuhi syarat FK untuk Long Term yaitu lebih besar
dari 1.5. Lingkaran bidang gelincir yang terjadi menjadi lebih kecil dan faktor
keamanan yang diperoleh menjadi lebih besar. Gambar dapat dilihat di bawah
ini :
39
Gambar 4.8 Penampang Output Slope/W Pada Lereng Sebelah Kanan Setelah
Dengan program PLAXIS didapat peralihan horisontal total sebesar 35.345 cm.
Faktor keamanan dari program ini 1.246. Bagian dari embankment ini yang
mengalami peralihan paling besar berada di atas berm. Untuk gambar arah
40
Gambar 4.9 Penampang Output PLAXIS Pada Lereng Sebelah Kanan Setelah
horisontal dan vertikal di lereng sebelah kanan menjadi 1 : 1.5, hal ini dilakukan
untuk memenuhi persyaratan dari ROW. Volume lahan yang diberi soil cement
sebesar 8080 m3. Untuk perkuatan lereng dengan menggunakan soil cement
menggunakan kadar semen sebesar 6 % karena kuat geser maupun kekakuan tanah
meningkat cukup tajam. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran.
cement ada pada pertengahan jalan sampai dengan bagian atas dari soil cement
pada embankment.
41
Gambar 4.10 Penampang Output Slope/W Pada Lereng Sebelah Kanan Setelah
Program Slope/W juga menghitung FK untuk Long Term yaitu sebesar 1.543.
Hal ini memenuhi syarat untuk FK Long Term yaitu lebih besar dari 1.5.
Lingkaran bidang gelincir yang terjadi menjadi lebih kecil dan faktor keamanan
yang diperoleh menjadi lebih besar. Gambar dapat dilihat di bawah ini :
Gambar 4.11 Penampang Output Slope/W Pada Lereng Sebelah Kanan Setelah
42
4.8.2 Analisis Dengan menggunakan program PLAXIS
sebesar 1.45. Bagian dari embankment ini yang mengalami peralihan paling
Gambar 4.12 Penampang Output PLAXIS Pada Lereng Sebelah Kanan Setelah
menyewa tanah seluas 400 m2. Hal ini dilakukan untuk mengurangi besarnya
peralihan horisontal.
FK>1.25. Pada gambar dapat dilihat juga lingkaran bidang gelincir dimulai dari
pertengahan jalan pada lapisan permukaan paling atas sampai pada bagian dasar
43
Gambar 4.13 Penampang Output Slope/W Pada Lereng Sebelah Kanan Setelah
Program Slope/W juga menghitung FK untuk Long Term yaitu sebesar 1.263.
Faktor keamanan yang didapt memenuhi syarat FK untuk long term yaitu lebih
besar dari 1.5. Lingkaran bidang gelincir yang terjadi menjadi lebih kecil dan
faktor keamanan yang diperoleh menjadi lebih besar. Gambar dapat dilihat di
bawah ini :
44
Gambar 4.14 Penampang Output Slope/W Pada Lereng Sebelah Kanan Setelah
dari embankment ini yang mengalami peralihan paling besar berada pada
Gambar 4.15 Penampang Output PLAXIS Pada Lereng Sebelah Kanan Setelah
45
BAB V
5.1 KESIMPULAN
1. Embankment tidak dapat dikonstruksi bila tanah dasar tidak diperbaiki ini
2. Salah satu alternatif yang paling optimum adalah dengan menggunakan berm
3. Untuk menjamin kestabilan lereng dengan faktor keamanan = 1.25 tidak dapat
tahan.
perlu diperhatikan kadar air tanah yang ada di lapangan, karena kadar air
46
tinggi akan menyebabkan kesulitan pencampuran air dengan semen. Semakin
banyak semen yang dicampur dengan tanah maka semakin baik pula kuat
5.2 SARAN
2. Untuk setiap perkuatan tanah pada tanah yang kohesif, geotekstil merupakan
dipertimbangkan .
3. Adanya berm di samping kiri dan kanan jalan dapat digunakan sebagai
meningkat.
47
DAFTAR PUSTAKA
Parahyangan, Bandung.
48
LAMPIRAN A
Perhitungan parameter PLAXIS
Karakteristik Geotekstil Untuk Perhitungan Dengan PLAXIS
∆ P
=
L EA
∆
=ε
L
P
EA =
ε
ε = tegangan
15.7828
EA = = 540 kN/m1
2.3148%
140
120
(kN/m2)
100
80
60
40
20 0.023148,
0 0, 0 15.782828
0 0.05 0.1 0.15 0.2 0.25
Elongation
LAMPIRAN B
Perhitungan Manual Dengan Metode Koerner
Perhitungan Konvensional Dengan Menggunakan Metode Koerner
L=Le+LR
φ
LR = ( H − z ) ⋅ tan(45 − )
2
Sv ⋅ σ h .FS
Le =
2 ⋅ ( c + γ ⋅ z ⋅ tan δ )
Tallow
σ h ⋅ Sv =
FS
1
di mana Tallow = Tult ⋅ ( )
FS ID × FS CR × FS CD × FS BD
1
Tallow = 150. ( ) =68.1818 kN/m
1.1 × 2 × 1 × 1
68.1818
Sv = =1.494 m
1.25 × 36.5
Sv diambil 1.5 m
sh = I * q
z a b α1 α2 I σz
14 10 12.1 0.293 0.713 0.433 3.685
12.5 10 12.1 0.287 0.769 0.447 3.798
11.5 10 12.1 0.280 0.811 0.455 3.871
10 10 12.1 0.266 0.880 0.467 3.972
8.5 10 12.1 0.245 0.958 0.478 4.061
z a b α1 α2 I σz
9 10 21.6 0.117 1.176 0.493 4.187
7.5 10 21.6 0.101 1.237 0.496 4.213
6 10 21.6 0.083 1.300 0.498 4.231
4.5 10 21.6 0.064 1.365 0.499 4.243
3 10 21.6 0.043 1.433 0.500 4.249
Tabel Perhitungan Distribusi Tegangan Akibat Beban Merata
z a b α1 α2 I σz
19 0 12.1 0 0.567 0.330 2.805
17.5 0 12.1 0 0.605 0.350 2.975
16 0 12.1 0 0.647 0.360 3.060
14.5 0 12.1 0 0.695 0.375 3.188
13 0 12.1 0 0.750 0.400 3.400
z σz
9 15.3
7.5 12.75
6 10.2
4.5 7.65
3 5.1
σtotal Le LR H z L=Le+LR Lo
36.653 6.872 0 9 9 6.872 3.436
34.723 6.511 1.5 9 7.5 8.011 3.255
32.525 6.098 3 9 6 9.098 3.049
30.456 5.710 4.5 9 4.5 10.210 2.855
28.522 5.348 6 9 3 11.348 2.674
LAMPIRAN C
Data Nspt, peta topografi, dan potongan melintang
LAMPIRAN D
Gbr hasil perhitungan Slope/W dan Peralihan horisontal dari PLAXIS,serta kuat tarik