Anda di halaman 1dari 161

LAPORAN PRAKTIKUM

MEKANIKA TANAH I (+Pr)

Disusun oleh:
KELOMPOK 4 / KELAS A / GENAP / 2020-2021

Muhammad Farrel Syahid 20511036


Faisa Citra Darmastuti 20511037
Muhammad Gazali Arfan 20511038
Mohammad Sigit Setyatama 20511042
Gatan Fadillah Budi Irfansyah 20511044
Ayn Thufail B 20511046

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
2021
LAPORAN PRAKTIKUM
MEKANIKA TANAH I (+Pr)

Disusun oleh:
KELOMPOK 4 / KELAS A / GANAP / 2020-2021
Muhammad Farrel Syahid 20511036
Faisa Citra Darmastuti 20511037
Muhammad Gazali Arfan 20511038
Mohammad Sigit Setyatama 20511042
Gatan Fadillah Budi Irfansyah 20511044
Ayn Thufail B 20511046

Telah diperiksa dan disetujui oleh:

Dosen Pengampu, Asisten Praktikum,

Ir. Akhmad Marzuko, M.T. Dyah Keisworini


Tanggal: Tanggal:

ii
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

LEMBAR KONSULTASI PRAKTIKUM

KELAS :A
KELOMPOK : 4

NO NAMA MAHASISWA NOMOR MAHASISWA


1 Muhammad Farrel Syahid 20511036
2 Faisa Citra Darmastuti 20511037
3 Muhammad Gazali Arfan 20511038
4 Mohammad Sigit Setyatama 20511042
5 Gatan Fadillah Budi Irfansyah 20511044
5 Ayn Thufail. B 20511046

JUDUL LAPORAN PRAKTIKUM

LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH I (Pr+)

MATA KULIAH : Mekanika Tanah I (+Pr)


DOSEN PENGAMPU : Ir. Akhmad Marzuko, M.T
ASISTEN PRAKTIKUM : Dyah Keisworini
TAHUN AKADEMIK : 2020/2021

Asisten Praktikum

Dyah Keisworini

iii
CATATAN KONSULTASI LAPORAN

No Tanggal Konsultasi Tanda Tangan

iv
BERITA ACARA PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH I (+Pr)
SEMESTER GENAP 2019-2020

ROMBONGAN: A/GENAP/2020-2021

NAMA DOSEN : Ir. Akhmad Marzuko, M.T.


NAMA ASISTEN : Dyah Keisworini
KELAS :A

No Jenis Pengujian Tanda Tangan/Tgl

UJI KADAR AIR


1 UJI BERAT VOLUME
UJI BERAT JENIS

UJI ANALISA SARINGAN


2
UJI HIDROMETER

UJI BATAS CAIR


3 UJI BATAS PLASTIS
UJI BATAS SUSUT
UJI PROKTOR STANDAR
4 UJI CBR
UJI SAND CONE

UJI SONDIR (CPT)


5
UJI SPT BORING

v
KATA PENGANTAR

Assalamu’allaikum Wr.Wb.
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-
Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Mekanika Tanah I (+Pr) ini.
Laporan ini merupakan salah satu syarat mata kuliah Mekanika Tanah I (+Pr) yang
wajib ditempuh di Jurusan Teknik Sipil Universitas Islam Indonesia.
Pada kesempatan kali ini penulis juga ingin mengucapkan rasa terima kasih
kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan dalam segi bimbingan, arahan,
serta saran dan kritik demi terselesaikannya laporan praktikum ini dengan hasil
yang baik, diantaranya yaitu kepada:
1. Bapak Ir. Akhamd, M.T. selaku Dosen Mekanika Tanah I yang telah
membimbing dan mengarahkan penulis.
2. Saudara Dyah Keisworini selaku asisten dosen dalam Praktikum Mekanika
Tanah I yang telah memberikan bimbingan, motivasi, kritik, dan saran kepada
penulis.
3. Semua pihak yang telah membantu penyelesaiaan Laporan Mekanika Tanah
I (+Pr).
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dari laporan ini, baik
dari materi maupun teknik penyajiannya, mengingat kurangnya pengetahuan dan
pengalaman penulis. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat
penulis harapkan. Semoga laporan ini bisa bermanfaat bagi penulis pada khususnya
serta mahasiswa pada umumnya.
Wassalamu’allaikumWr.Wb

Yogyakarta, 15 Juni 2020

Penyusun

vi
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i
LEMBAR PENGESAHAN ii
LEMBAR KONSULTASI PRAKTIKUM iii
CATATAN KONSULTASI LAPORAN iv
BERITA ACARA PRAKTIKUM v
KATA PENGANTAR vi
DAFTAR ISI vii
DAFTAR TABEL xii
DAFTAR GAMBAR xiv
BAB 1 PENDAHULUAN 1
1.1. Definisi Tanah 1
1.2. Nama dan Sifat Tanah 1
1.3. Struktur Susunan Tanah 2
1.4. Kegunaan Tanah 2
1.5. Mekanika Tanah 3
1.6. Penelitian Tanah 3
BAB II PENGUJIAN PROPERTIES TANAH 4
2.1 Pengujian Kadar Air 4
2.1.1 Maksud Dan Tujuan 4
2.1.2 Alat yang Digunakan 4
2.1.3 Benda Uji yang Digunakan 4
2.1.4 Prosedur Pengujian 4
2.1.5 Landasan Teori 5
2.1.6 Analisis Hasil Pengujian 5
2.1.7 Pembahasan 7
2.1.8 Kesimpulan 8
2.2 Pengujian Berat Volume 8
2.2.1 Maksud Dan Tujuan 8
2.2.2 Alat yang Digunakan 8
2.2.3 Benda Uji yang Digunakan 8

vii
2.2.4 Prosedur Pengujian 8
2.2.5 Landasan Teori 9
2.2.6 Analisis Hasil Pengujian 9
2.2.7 Pembahasan 11
2.2.8 Kesimpulan 12
2.3 Pengujian Berat Jenis 12
2.3.1 Maksud Dan Tujuan 12
2.3.2 Alat yang Digunakan 12
2.3.3 Benda Uji yang Digunakan 12
2.3.4 Prosedur Pengujian 12
2.3.5 Landasan Teori 13
2.3.6 Analisis Hasil Pengujian 14
2.3.7 Pembahasan 18
2.3.8 Kesimpulan 18
Lampiran 1 : Laporan Sementara 19
Lampiran 2 : Flowchart 20
Lampiran 3 : Gambar Alat 23
BAB III PENGUJIAN ANALISIS GRANULER 25
3.1 Pengujian Analisis Saringan 25
3.1.1 Maksud dan Tujuan 25
3.1.2 Alat yang Digunakan 25
3.1.3 Benda Uji yang Digunakan 25
3.1.4 Prosedur Pengujian 25
3.1.5 Landasan Teori 26
3.1.6 Analisis Hasil Pengujian 26
3.1.7 Pembahasan 31
3.1.8 Kesimpulan 31
3.2 Pengujian Analisis Hidrometer 31
3.2.1 Maksud dan Tujuan 31
3.2.2 Alat yang Digunakan 31
3.2.3 Benda Uji yang Digunakan 32
3.2.4 Prosedur Pengujian 32

viii
3.2.5 Landasan Teori 33
3.2.6 Analisis Hasil Pengujian 34
3.2.7 Pembahasan 39
3.2.8 Kesimpulan 40
Lampiran 1 : Laporan Sementara 41
Lampiran 2 : Flowchart 42
Lampiran 3 : Gambar Alat 44
BAB IV PENGUJIAN BATAS-BATAS KONSENTRASI 45
4.1 Pengujian Batas Cari 46
4.1.1 Maksud dan Tujuan 46
4.1.2 Alat yang Digunakan 46
4.1.3 Benda Uji yang Digunakan 46
4.1.4 Prosedur Pengujian 46
4.1.5 Landasan Teori 47
4.1.6 Analisis Hasil Pengujian 47
4.1.7 Pembahasan 52
4.1.8 Kesimpulan 52
4.2 Pengujian Batas Plastis 53
4.2.1 Maksud dan Tujuan 53
4.2.2 Alat yang Digunakan 53
4.2.3 Benda Uji yang Digunakan 53
4.2.4 Prosedur Pengujian 53
4.2.5 Landasan Teori 53
4.2.6 Analisis Hasil Pengujian 54
4.2.7 Pembahasan 56
4.2.8 Kesimpulan 57
4.3 Pengujian Batas Susut 57
4.3.1 Maksud dan Tujuan 57
4.3.2 Alat yang Digunakan 57
4.3.3 Benda Uji yang Digunakan 57
4.3.4 Prosedur Pengujian 57
4.3.5 Landasan Teori 58

ix
4.3.6 Analisis Hasil Pengujian 60
4.3.7 Pembahasan 66
4.3.8 Kesimpulan 66
Lampiran 1 : Laporan Sementara 67
Lampiran 2 : Flowchart 68
Lampiran 3 : Gambar Alat 73
BAB V PENGUJIAN PEMADATAN TANAH 79
5.1 Pengujian Proctor Standard 79
5.1.1 Maksud dan Tujuan 79
5.1.2 Alat yang Digunakan 79
5.1.3 Benda Uji yang Digunakan 79
5.1.4 Prosedur Pengujian 80
5.1.5 Landasan Teori 81
5.1.6 Analisis Hasil Pengujian 81
5.1.7 Pembahasan 87
5.1.8 Kesimpulan 87
5.2 Pengujian California Bearing Ratio (CBR) 87
5.2.1 Maksud dan Tujuan 87
5.2.2 Alat yang Digunakan 87
5.2.3 Benda Uji yang Digunakan 88
5.2.4 Prosedur Pengujian 88
5.2.5 Landasan Teori 90
5.2.6 Analisis Hasil Pengujian 91
5.2.7 Pembahasan 95
5.2.8 Kesimpulan 95
5.3 Pengujian Sandcone 96
5.3.1 Maksud dan Tujuan 96
5.3.2 Alat yang Digunakan 96
5.3.3 Benda Uji yang Digunakan 96
5.3.4 Prosedur Pengujian 96
5.3.5 Landasan Teori 97
5.3.6 Analisis Hasil Pengujian 97

x
5.3.7 Pembahasan 101
5.3.8 Kesimpulan 101
Lampiran 1 : Laporan Sementara 102
Lampiran 2 : Flowchart 105
Lampiran 3 : Gambar Alat 108
BAB VI PENGUJIAN SPT DAN CPT 109
6.1 Pengujian CPT (Cone Penetration Test) 109
6.1.1 Maksud dan Tujuan 109
6.1.2 Alat yang Digunakan 109
6.1.3 Benda Uji yang Digunakan 110
6.1.4 Prosedur Pengujian 110
6.1.5 Landasan Teori 111
6.1.6 Analisis Hasil Pengujian 113
6.1.7 Pembahasan 125
6.1.8 Kesimpulan 131
6.2 Pengujian SPT (Standard Penetration Test) 131
6.2.1 Maksud dan Tujuan 131
6.2.2 Alat yang Digunakan 131
6.2.3 Benda Uji yang Digunakan 132
6.2.4 Prosedur Pengujian 132
6.2.5 Landasan Teori 133
6.2.6 Analisis Hasil Pengujian 133
6.2.7 Pembahasan 137
6.2.8 Kesimpulan 137
Lampiran 1 : Laporan Sementara 138
Lampiran 2 : Flowchart 141
Lampiran 3 : Gambar Alat 146
DAFTAR PUSTAKA 147

xi
DAFTAR TABEL

Tabel 1. 1 Klasifikasi Tanah Berdasarkan Butiran 2


Tabel 2. 1 Data Uji Pengujian Kadar Air 5
Tabel 2. 2 Hasil Pengujian Kadar Air Kelompok 4 6
Tabel 2. 3 Hasil Pengujian Kadar Air Kelompok 5 7
Tabel 2. 4 Data Pengujian Berat Volume 9
Tabel 2. 5 Hasil Pengujian Berat Volume Kelompok 4 11
Tabel 2. 6 Hasil Pengujian Berat Volume Kelompok 5 11
Tabel 2. 7 Klasifikasi Tanah Berdasarkan Berat Jenis 14
Tabel 2. 8 Data Pengujian Berat Jenis 14
Tabel 2. 9 Hasil Pengujian Berat Jenis Kelompok 4 16
Tabel 2. 10 Hasil Pengujian Berat Jenis Kelompok 5 17
Tabel 3. 1 Data Pengujian Analisis Saringan 26
Tabel 3. 2 Hasil Pengujian Analisis Saringan Kelompok 4 30
Tabel 3. 3 Hasil Pengujian Analisis Saringan Kelompok 5 30
Tabel 3. 4 Data Pengujian Analisis Hidrometer 35
Tabel 3. 5 Hasil Pengujian Analisis Hidrometer Kelompok 4 35
Tabel 3. 6 Hasil Pengujian Analisis Hidrometer Kelompok 5 36
Tabel 3. 7 Hasil Presentase Butiran Lolos Pengujian Analisis Hidrometer Kel 4 36
Tabel 3. 8 Hasil Presentase Butiran Lolos Pengujian Analisis Hidrometer Kel 5 37
Tabel 3. 9 Presentase Butiran Tanah Berdasarkan Jenis Tanah Kelompok 4 38
Tabel 3. 10 Presentase Butiran Tanah Berdasarkan Jenis Tanah Kelompok 5 39
Tabel 4. 1 Data Pengujian Batas Cair 47
Tabel 4. 2 Hasil Pengujian Batas Cair Kelompok 4 50
Tabel 4. 3 Hasil Pengujian Batas Cair Kelompok 5 51
Tabel 4. 4 Nilai Indeks Plastisitas Dan Macam Tanah 54
Tabel 4. 5 Data Uji Pengujian Batas Plastis Kelompok 4 54
Tabel 4. 6 Hasil Pengujian Batas Plastis Kelompok 4 56
Tabel 4. 7 Hasil Pengujian Batas Plastis Kelompok 5 56

xii
Tabel 4. 8 Data Uji Pengujian Batas Susut Kelompok 4 60
Tabel 4. 9 Hasil Pengujian Batas Susut Kelompok 4 64
Tabel 4. 10 Hasil Pengujian Batas Susut Kelompok 5 65
Tabel 5. 1 Data Penambahan Air Kelompok 4 82
Tabel 5. 2 Data Berat Tanah Kelompok 4 82
Tabel 5. 3 Data Kadar Air Tanah Kelompok 4 82
Tabel 5. 4 Hasil Pengujian Berat Volume Tanah Basah Kelompok 4 84
Tabel 5. 5 Hasil Pengujian Kadar Air Tanah Kelompok 4 84
Tabel 5. 6 Hasil Pengujian Berat Kering Tanah Kelompok 4 85
Tabel 5. 7 Hasil Pengujian Berat Volume Tanah Basah Kelompok 5 85
Tabel 5. 8 Hasil Pengujian Kadar Air Tanah Kelompok 5 85
Tabel 5. 9 Hasil Pengujian Berat Kering Tanah Kelompok 5 86
Tabel 5. 10 Hasil Pengujian CBR Kelompok 4 92
Tabel 5. 11 Hasil perhitungan CBR Kelompok 4 93
Tabel 5. 12 Hasil Perhitungan CBR Kelompok 5 93
Tabel 5. 13 Data Uji Pengujian Sandcone 97
Tabel 5. 14 Hasil Pengujian Sandcone Kelompok 4 99
Tabel 5. 15 Hasil Pengujian Sandcone Kelompok 5 100
Tabel 6. 1 Data Hasil Pengujian Sondir 113
Tabel 6. 2 Data Hasil Perhitungan Pengujian Sondir 120
Tabel 6. 3 Hasil Pengujian pada Grafik Schmertmann 126
Tabel 6. 4 Data Hasil Pengujian SPT 134
Tabel 6. 5 Rekapitulasi Data Hasil Pengujian SPT 136

xiii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Grafik Distribusi Butiran Tanah Kelompok 4 37


Gambar 3.2 Grafik Distribusi Butiran Tanah Kelompok 5 38
Gambar 4.1 Grafik Hasil Pengujian Batas Cair Kelompok 4 51
Gambar 4.2 Grafik Hasil Pengujian Batas Cair Kelompok 5 52
Gambar 4.3 Variasi Volume dan Kadar Air pada Batas Cair, Plastis, Susut 59
Gambar 5.1 Hasil Pengujian Proctor Standard Kelompok 4 86
Gambar 5.2 Hasil Pengujian Proctor Standard Kelompok 5 86
Gambar 5.3 Hasil Pengujian CBR Kelompok 4 94
Gambar 5.3 Hasil Pengujian CBR Kelompok 5 95
Gambar 6.1 Klasifikasi Tanah Berdasarkan Data Sondir 110
Gambar 6.2 Grafik Tahanan Ujung dan Total Friction 116
Gambar 6.3 Grafik Rasio Gesekan (Fr) 117
Gambar 6.4 Hasil Pengujian pada Grafik Schmertmann 120
Gambar 6.5 Grafik Hasil Pengujian SPT 129

xiv
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Definisi Tanah


Menurut Das (1995), dalam pengertian teknik secara umum tanah
didefinisikan sebagai material yang terdiri dari agregat (butiran) mineral-mineral
padat yang tidak tersementasi (terikat secara kimia) satu sama lain dan dari bahan-
bahan organik yang telah melapuk (yang berpartikel padat disertai dengan zat cair
dan gas yang mengisi ruangruang kosong di antara partikel-partikel padat tersebut.

1.2. Nama dan Sifat Tanah


Menurut Bowles (1984) tanah adalah campuran partikel-partikel yang terdiri
dari salah satu atau seluruh jenis berikut:
1. Berangkal (boulders) merupakan potongan batu yang besar, biasanya lebih
besar dari 2500 mm sampai 300 mm Untuk kisaran antara 150 mm sampai
250 mm, fragmen batuan ini disebut kerakal (cobbles).
2. Kerikil (gravel), partikel batuan yang berukuran 5 mm sampai 150 mm.
3. Pasir (sand), partikel batuan yang berukuran 0,074 mm sampai 5 mm, berkisar
dari kasar (3-5 mm) sampai halus (kurang dari 1 mm).
4. Lanau (silt), partikel batuan berukuran dari 0,002 mm sampai 0,074 mm.
Lanau dan lempung dalam jumlah besar ditemukan dalam deposit yang
disedimentasikan ke dalam danau atau di dekat garis pantai pada muara
sungai.
5. Lempung (clay), partikel mineral yang berukuran lebih kecil dari 0,002 mm.
Partikel-partikel ini merupakan sumber utama dari kohesi pada tanah yang
kohesif.
6. Koloid (colloids), partikel mineral yang “diam” yang berukuran lebih kecil
dari 0,001 mm.
Golongan batu, kerikil, dan pasir sering dikenal sebagai bahan berbutir kasar
atau bahan non kohesi sedangkan lanau dan lempung dikenal sebagai bahan berbutir

1
2

halus atau bahan kohesi. Klasifikasi tanah menurut diameter butirannya dapat
dilihat pada Tabel 1.1 berikut:

Tabel 1. 1 Klasifikasi Tanah Berdasarkan Butiran

No Jenis Tanah Diameter


1 Brangkal (Boulder) >305 mm
2 Krakal (Cobbles) 75 – 305 mm
3 Krikil (Gravel) 2 – 75 mm
4 Pasir Kasar 0,6-2 mm
5 Pasir Sedang 0,2-0,6 mm
6 Pasir Halus 0,075-0,2 mm
7 Lanau (Silt) 0,002-0,075 mm
8 Lempung (clay) < 0,002 mm
Sumber: AASHTO M 146 (1991)

1.3. Struktur Susunan Tanah


Susunan butiran tanah dapat bermacam-macam menurut jenis tanah serta
dimana dan bagaimana tanah itu terjadi. Tanah yang terjadi di tempat kering atau
basah dan dalam air tawar atau air laut akan berlainan susunan butir-butirnya. Pasir
umumnya mempunyai butir yang lepas dan struktur butirannya tunggal. Tanah yang
pekat seperti lempung, sering ditemukan butir-butir yang kecil. Sifat dari butiran
tanah dapat mempengaruhi analisa granuler dan sebagainya sedangkan berdasarkan
sifat dan permukaannya dapat diketahui asal dari butirannya itu. Tanah umumya
terdiri dari atas butiran tanahnya itu sendiri, kemudian rongga udara yang ada di
antara ruang-ruang kosong tersebut, dan juga air.

1.4. Kegunaan Tanah


Tanah mempunyai kegunaan sebagai berikut:
1. Alas yaitu tanah sebagai sarana meletakkan atau menempatkan bangunan
suatu konstruksi seperti gedung, jalan raya, bendungan, tanggul, dan
sebagainya.
3

2. Bahan yaitu sebagai bahan dari bangunan bangunan itu sendiri, misalnya
sebagai bendungan, tanggul, dan sebagainya.

1.5. Mekanika Tanah


Manfaat mekanika tanah dalam kaitannya dengan teknik sipil adalah dengan
mempelajari mekanika tanah, kita dapat mengetahui masalah-masalah yang ada
pada tanah, dimana tanah sebagai bahan konstruksi maupun tempat didirikannya
suatu bangunan. Masalah yang kita hadapi mengenai tanah adalah sebagai berikut.
1. Tegangan tanah pada kedalaman tertentu, akibat adanya pembebanan dapat
atau tidaknya tanah menahan tegangan tersebut tanpa terjadinya suatu
penurunan tanah.
2. Besar penurunan yang terjadi pada tanah, akibat adanya suatu bangunan dan
kerusakkan struktur bangunan tersebut.
3. Keruntuhan pada tumbuhan atau galian tanah akibat kemiringan yang
melebihi atau keruntuhan pada pondasi.

1.6. Penelitian Tanah


Penelitian terhadap tanah yang dilakukan adalah sebagai berikut.
1. Penelitian di lapangan, yaitu:
a. Pengambilan contoh tanah (sampling),
b. Percobaan penetrasi (penetrationtest), dan
c. Menentukan kepadatan tanah lapangan.
2. Penelitian di laboraturium, yaitu:
a. Menentukan kadar air,
b. Menentukan berat jenis tanah,
c. Menentukan batas cair tanah,
d. Percobaan batas plastis tanah,
e. Percobaan batas susut tanah,
f. Percobaan distribusi butiran tanah, dan
g. Percobaan pemadatan tanah.
BAB II
PENGUJIAN PROPERTIES TANAH

2.1 Pengujian Kadar Air


2.1.1 Maksud Dan Tujuan
Maksud dan tujuan pengujian kadar air adalah menentukan kadar air suatu
tanah. Kadar air tanah merupakan nilai perbandingan antara berat air dengan berat
kering tanah tersebut.
2.1.2 Alat yang Digunakan
Alat yang digunakan dalam pengujian kadar air adalah sebagai berikut:
1. Cawan,
2. Timbangan ketelitian 0,01 gram,
3. Oven, dan
4. Desikator.
Alat yang digunakan dapat dilihat pada Gambar L-2.1, L-2.2, dan L-2.3
2.1.3 Benda Uji yang Digunakan
Benda uji berupa basah, yang terganggu maupun tanah yang tidak terganggu.
2.1.4 Prosedur Pengujian
Prosedur pengujian kadar air adalah sebagai berikut:
1. Membersihkan cawan dengan kain, kemudian menimbang berat beserta
tutupnya dan mencatat beratnya sebagai W1 (gram).
2. Memasukkan contoh tanah yang akan diuji kedalam cawan, kemudian
menimbang bersama tutupnya dan mencatat beratnya sebagai W2 (gram).
3. Memasukkan ke dalam oven dalam kondisi terbuka dan mengatur suhu oven
konstan antara 105˚ C - 110˚ C selama 16 sampai 20 jam.
4. Mengeringkan dalam desikator setelah keluar dari oven, kemudian
menimbang cawan bersama tutupnya dan mencatat beratnya sebagai W 3
(gram).
5. Pelaksanaan pengeringan jika tidak terdapat oven dapat dilakukan dengan
cara sebagai berikut:

4
5

a. Benda uji yang akan diuji tidak mengandung bahan organik atau mudah
terbakar, maka dapat melakukan pengeringan di atas kompor atau
membakar langsung setelah menyiram tanah dengan spirtus.
b. Benda uji yang diuji mengandung bahan yang mudah terbakar, maka
dapat melakukan pengeringan diatas kompor dengan temperatur tidak
lebih dari 60°C.
2.1.5 Landasan Teori
Kadar air tanah merupakan nilai perbandingan antara berat air dengan berat
kering tanah tersebut. Nilai kadar air dapat dihitung dengan Persamaan 2.1 berikut:

𝑊2−𝑊1
Kadar air (w) = 𝑥100% (2.1)
𝑊3−𝑊1

Dengan:
W1 = berat cawan
W2 = berat cawan + tanah basah
W3 = berat cawa + tanah kering
2.1.6 Analisis Hasil Pengujian
1. Data Uji
Data uji pengujian kadar air dapat dilihat pada Tabel 2.1 berikut:

Tabel 2. 1 Data Uji Pengujian Kadar Air

Uraian 1 2 Satuan
Berat cawan (W1) 8,79 8,96 gram
Berat Cawan + Tanah Basah (W2) 84,94 87,58 gram
Berat Cawan + Tanah Kering (W3) 63,17 64,95 gram

2. Perhitungan
Perhitungan pengujian kadar air dapat dilakukan seperti perhitungan
berikut:
a. Berat air (Ww)
1) Ww1 = W2 - W3
= 84,94 – 63,17
6

= 21,77 gram
2) Ww2 = W2 - W3
= 87,58 – 64,95
= 22,63 gram
b. Berat tanah kering (Ws)
1) Ws1 = W3 - W1
= 63,17 – 8,79
= 54,38 gram
2) Ws2 = W3 - W1
= 64,95 – 8,96
= 55,99 gram
c. Kadar air (w)
𝑊𝑤1
1) w1 = 𝑥 100%
𝑊𝑠
21.77
= 54,38 𝑥 100%

= 40,03%
𝑊𝑤1
2) w2 = 𝑥 100%
𝑊𝑠
22,63
= 55,99 𝑥 100%

= 40.42%
d. Kadar air rata-rata
𝑤1+𝑤2
wrata-rata = 2
40,03 +40,42
= 2

= 40,23%
3. Hasil Pengujian
Hasil pengujian kadar air dapat dilihat pada Tabel 2.2 berikut:

Tabel 2. 2 Hasil Pengujian Kadar Air Kelompok 4

Uraian 1 2 Satuan
Berat cawan (W1) 8,79 8,96 gram
Berat Cawan + Tanah Basah (W2) 84,94 87,58 gram
7

Lanjutan Tabel 2.2 Hasil Pengujian Kadar Air Kelompok 4


Uraian 1 2 Satuan
Berat Cawan + Tanah Kering (W3) 63,17 64,95 gram
Berat Air (Ww) 21,77 22,63 gram
Berat Tanah Kering (Ws) 54,38 55,99 gram
Kadar Air 40,03 40,42 %
Kadar Air Rata - Rata 40,23 %

Sebagai pembanding, hasil pengujian kadar air kelompok 5 dapat dilihat


pada tabel 2,3 berikut:

Tabel 2. 3 Hasil Pengujian Kadar Air Kelompok 5

Uraian 1 2 Satuan
Berat cawan (W1) 9,01 9,02 gram
Berat Cawan + Tanah Basah (W2) 105,45 103,83 gram
Berat Cawan + Tanah Kering (W3) 73,68 72,58 gram
Berat Air (Ww) 31,77 31,25 gram
Berat Tanah Kering (Ws) 64,67 63,56 gram
Kadar Air 49,13 49,17 %
Kadar Air Rata - Rata 49,15 %

2.1.7 Pembahasan
Berdasarkan hasil pengujian dan perhitungan yang telah dilakukan oleh
kelompok 4, diperoleh berat air 1 sebesar 21,77 gram, berat air 2 sebesar 22,63
gram, berat tanah kering 1 sebesar 54,38 gram, berat tanah kering 2 sebesar 55,99
gram, kadar air 1 sebesar 40,03% dan kadar air 2 sebesar 40,42%. Sedangkan,
berdasarkan hasil pengujian dan perhitungan yang telah dilakukan oleh kelompok
5, diperoleh berat air 1 sebesar 31,77 gram, berat air 2 sebesar 31,25 gram, berat
tanah kering 1 sebesar 64.67 gram, berat tanah kering 2 sebesar 63,56 gram, kadar
air 1 sebesar 49.13% dan kadar air 2 sebesar 49,17%.
8

2.1.8 Kesimpulan
Nilai kadar air rata – rata yang diperoleh dari pengujian kelompok 4 sebesar
40,23%, sedangkan kelompok 5 memperoleh kadar air rata – rata sebesar 49,15%.

2.2 Pengujian Berat Volume


2.2.1 Maksud Dan Tujuan
Maksud dan tujuan pengujian berat volume adalah menentukan berat volume
suatu tanah. Berat volume tanah merupakan nilai perbandingan antara berat tanah
termasuk air dengan volume tanah.
2.2.2 Alat yang Digunakan
Alat yang digunakan dalam pengujian berat volume adalah sebagai berikut:
1. Timbangan Ketelitian 0,01 Gram,
2. Ring Berat Volume dari Baja,
3. Kaliper, dan
4. Pisau Perata.
Alat yang digunakan dapat dilihat pada Gambar L-2.1, L-2.2, dan L-2.3.
2.2.3 Benda Uji yang Digunakan
Benda uji yang digunakan berupa tanah basah yang terganggu maupun tidak
terganggu.
2.2.4 Prosedur Pengujian
Prosedur pengujian berat volume adalah sebagai berikut:
1. Membersihkan ring baja, kemudian menimbangnya dan mencatat beratnya
sebagai W1 (gram).
2. Mengukur diameter (d) dan tinggi (t) ring baja, kemudian menghitung
volumenya dan mencatat volumenya sebagai V (cm3).
3. Mengolesi oli pada bagian dalam sisi ring, kemudian menekan ring masuk
dalam sampel tanah yang akan diuji.
4. Meratakan permukaan tanah hingga rata dengan pisau perata, serta
membersihkan sisi luar ring, kemudian menimbang ring yang berisi tanah dan
mencatat beratnya sebagai W2 (gram).
9

2.2.5 Landasan Teori


Berat volume tanah merupakan nilai perbandingan antara berat tanah
termasuk air dengan volume tanah. Nilai berat volume tanah dapat dihitung dengan
Persamaan 2.2 dan Persamaan 2.3 berikut.

𝑊3
Berat Volume (γ) = (2.2)
𝑉
𝑊2−𝑊1
Berat Volume (γ) = (2.3)
𝑉

Dengan:
W1 = berat cawan (gr)
W2 = berat cawan + tanah basah (gr)
W3 = berat cawa + tanah kering (gr)
γ = berat volume (gr/cm3)
V = volume tanah basah (cm3)
2.2.6 Analisis Hasil Pengujian
1. Data Uji
Data uji pengujian berat volume dapat dilihat pada Tabel 2.4 berikut:

Tabel 2. 4 Data Pengujian Berat Volume

Uraian 1 2 Satuan
Diameter Ring (d) 5.10 5.10 cm
Tinggi Ring (t) 2.00 2.00 cm
Berat Ring (W1) 42.95 42.95 gram
Berat Ring + Tanah Basah (W2) 113.53 112.97 gram

2. Perhitungan
Perhitungan pengujian berat volume dapat dilakukan seperti perhitungan
berikut:
a. Volume (V)
1
1) V1 = 4 𝑥 𝜋 𝑥 𝑑2 𝑥 𝑡
1
= 4 𝑥 𝜋 𝑥 5.102 𝑥 2
10

= 40,86 cm3
1
2) V2 = 4 𝑥 𝜋 𝑥 𝑑2 𝑥 𝑡
1
= 4 𝑥 𝜋 𝑥 5.102 𝑥 2

= 40,86 cm3
b. Berat tanah basah (W3)
1) W31 = W2 - W1
= 113,53 – 42,92
= 70,58 gram
2) W32 = W2 - W1
= 112,97 – 42,92
= 70,02 gram
c. Berat volume (γ)
𝑊3
1) γ1 = 𝑉
70,58
= 40,86

= 1,73 gr/cm3
𝑊3
2) γ2 = 𝑉
70,02
= 40,86

= 1,71 gr/cm3
d. Berat volume rata-rata
𝛾1+𝛾2
γ rata-rata = 2
1,73 +1,71
= 2

= 1,72 gr/cm3
3. Hasil Pengujian
Hasil pengujian berat volume dapat dilihat pada Tabel 2.5 berikut:
11

Tabel 2. 5 Hasil Pengujian Berat Volume Kelompok 4

Uraian 1 2 Satuan
Diameter Ring (d) 5,10 5,10 cm
Tinggi Ring (t) 2,00 2,00 cm
Berat Ring (W1) 42,95 42,95 gram
Berat Ring + Tanah Basah (W2) 113,53 112,97 gram
Volume Ring (V) 40,86 40,86 cm3
Berat tanah basah 70,58 70,02 Gram
Berat volume tanah 1,73 1,71 gr/cm3
Berat volume rata-rata 1,72 gr/cm3

Sebagai pembanding, hasil pengujian berat volume kelompok 5 dapat


dilihat pada tabel 2.6 berikut:

Tabel 2. 6 Hasil Pengujian Berat Volume Kelompok 5

Uraian 1 2 Satuan
Diameter Ring (d) 5,10 5,10 cm
Tinggi Ring (t) 2,00 2,00 cm
Berat Ring (W1) 40,84 40,84 gram
Berat Ring + Tanah Basah (W2) 40,55 40,55 gram
Volume Ring (V) 108,24 109,04 cm3
Berat tanah basah 67,69 68,49 Gram
Berat volume tanah 1,66 1,68 gr/cm3
Berat volume rata-rata 1,67 gr/cm3

2.2.7 Pembahasan
Berdasarkan hasil pengujian berat volume yang dilakukan kelompok 4, berat
volume sampel 1 sebesar 1,73 gram/cm3 dan berat volume sampel 2 sebesar 1,71
gram/cm3. Sedangkan untuk kelompok 5 diperoleh nilai berat volume sampel 1
sebesar 1,66 gram/cm3 dan berat volume sampel 2 sebesar 1,68 gram/cm3.
12

2.2.8 Kesimpulan
Nilai berat volume rata-rata pada pengujian kelompok 4 sebesar 1,72
gram/cm3, sedangkan kelompok 5 mendapat berat volume rata-rata sebesar 1,67
gr/cm3

2.3 Pengujian Berat Jenis


2.3.1 Maksud Dan Tujuan
Maksud dan tujuan pengujian berat jenis adalah menentukan berat jenis suatu
tanah. Berat jenis tanah merupakan nilai perbandingan berat butiran dengan berat
air destilasi di udara dengan volume yang sama pada temperatur tertentu, biasanya
diambil pada suhu 27,5°C.
2.3.2 Alat yang Digunakan
Alat yang digunakan dalam pengujian berat jenis adalah sebagai berikut:
1. Piknometer dengan kapasitas 25 cc atau 500 cc,
2. Timbangan ketelitian 0,01 gram,
3. Air destilasi bebas udara,
4. Oven dengan suhu yang dapat diatur,
5. Desikator
6. Termometer
7. Cawan porselin (mortar) dengan pastel (penumbuk berkepala karet),
8. Saringan no. 10, dan
9. Kompor pemanas.
Alat yang digunakan dapat dilihat pada Gambar L-2.1, L-2.2, dan L-2.3.
2.3.3 Benda Uji yang Digunakan
Benda uji yang digunakan berupa tanah kering oven lolos saringan no. 10.
2.3.4 Prosedur Pengujian
Prosedur pengujian berat volume adalah sebagai berikut:
1. Mengeringkan sampel tanah dalam oven selama 24 jam
2. Menghaluskan sampel tanah kering oven dengan pastel, kemudian menyaring
sampel tanah kering oven dengan saringan no. 10.
3. Membersihkan piknometer bagian dalam dan luar, kemudian menimbang
13

piknometer dan mencatat beratnya sebagai W1 (gram).


4. Memasukkan sampel tanah lolos saringan no. 10 dalam piknometer sebanyak
1/3 bagian piknometer, kemudian menimbang piknometer berisi tanah dan
mencatat beratnya sebagai W2 (gram).
5. Memasukkan air destilasi dalam piknometer hingga mencapai 2/3 bagian
piknometer yang berisi tanah, kemudian mendiamkannya dan
mengoyangkannya selama beberapa saat.
6. Memasukkan piknometer yang berisi tanah dan air dalam desikator untuk
mengeluarkan udara yang terperangkap diantara butir-butir tanah dengan cara
memberikan tekanan pada desikator.
7. Menambahkan air destilasi dalam piknometer hingga penuh, kemudian
menutupnya dan menimbang piknometer yang berisi tanah dan air penuh dan
mencatat beratnya sebagai W3 (gram).
8. Mengukur suhu piknometer dan mencatat suhunya.
9. Mengeluarkan seluruh isi piknometer dan membersihkan piknometer,
kemudian mengisi piknometer dengan air destilasi hingga penuh dan
menutupnya, kemudian menimbang piknometer berisi air penuh dan mencatat
beratnya sebagai W4 (gram).
2.3.5 Landasan Teori
Berat jenis tanah merupakan nilai perbandingan berat butiran dengan berat air
destilasi di udara dengan volume yang sama pada temperatur tertentu, biasanya
diambil pada suhu 27,5°C. Nilai berat jenis tanah dapat dihitung dengan persamaan
2.4 dan Persamaan 2.5 berikut:

𝑊𝑠
Gs (t) = (2.4)
𝐼
𝛾𝑤 (𝑡)
Gs (27,5C) = 𝐺𝑠 (𝑡) 𝑥 𝛾𝑤 (27,5°𝐶) (2.5)

Dengan:
Gs (t) = berat jenis pada suhu t (C)
Ws = berat tanah kering (gr)
I = A-W3
14

A = Ws + W 4
W1 = berat cawan (gr)
W2 = berat cawan + tanah basah (gr)
W3 = berat cawan + tanah kering (gr)
W4 = berat piknometer + air destilasi penuh (gr)
Berat jenis air destilasi pada suhu t (°C) dan 27.5°C diperoleh dari
pembacaan tabel Properties of Distilled Water. Klasifikasi tanah berdasarkan nilai
berat jenis dapat dilihat pada Tabel 2.7 berikut:

Tabel 2. 7 Klasifikasi Tanah Berdasarkan Berat Jenis

Macam Tanah Berat Jenis (Gs)


Kerikil 2,65 – 2,68
Pasir 2,65 – 2,68
Lanau Tak Organik 2,62 – 2,68
Lempung Organik 2,58 – 2,65
Lempung Tak Organik 2,68 – 2,75
Humus 1,37
Gambut 1,25 – 1,80

2.3.6 Analisis Hasil Pengujian


1. Data Uji
Data uji pengujian berat jenis dapat dilihat pada Tabel 2.8 berikut:

Tabel 2. 8 Data Pengujian Berat Jenis

Uraian 1 2 Satuan
Berat Piknometer (W1) 41,81 34,44 gram
Berat Piknometer + Tanah Kering, (W2) 55,82 49,12 gram
Berat Piknometer + Tanah Kering + Air
151,76 142,58 gram
Penuh (W3)
Berat Piknometer + Air Penuh (W4) 143,29 133,96 gram
Suhu Air 25 25 °C
15

Lanjutan Tabel 2.8 Data Pengujian Berat Jenis


Uraian 1 2 Satuan
γw pada suhu t (°C) 0,9971 0,9971 gram/cm3
γw pada suhu t (27,5°C) 0,9964 0,9964 gram/cm3

2. Perhitungan
Perhitungan pengujian berat jenis dapat dilakukan seperti perhitungan
berikut:
a. Berat tanah kering (Ws)
1) Ws1 = W2 - W1
= 55,82 – 41,81
= 14,01 gram
2) Ws2 = W2 - W1
= 42,12 – 34,44
= 14,68 gram
b. A
1) A1 = Ws + W4
= 14,01 + 143,29
= 157,30 gram
2) A2 = Ws + W4
= 14,68 + 133,96
= 148,64 gram
c. I
1) I1 = A – W3
= 157,3 – 151,76
= 5,54 gram
2) I2 = A – W3
= 148,64 – 142,58
= 6,06 gram
d. Berat jenis tanah pada suhu t (C)
16

𝑊𝑠1
1) GS1 = 𝐼1
14,01
= 5,54

= 2.53
𝑊𝑠2
2) GS2 = 𝐼2
14,68
= 6,06

= 2,42
e. Berat jenis tanah pada suhu 27,5C
𝛾𝑤 (𝑡)
1) GS1 (27,5) = 𝐺𝑠 (𝑡) 𝑥 𝛾𝑤 (27,5°𝐶)
0,9971
= 2.53 𝑥 0,9964

= 2,53

𝛾𝑤 (𝑡)
2) GS2 (27,5) = 𝐺𝑠 (𝑡) 𝑥 𝛾𝑤 (27,5°𝐶)
0,9971
= 2,42 𝑥 0,9964

= 2,42
f. Berat jenis rata – rata tanah pada suhu 27,5C
𝐺𝑆1+𝐺𝑆2
GS rata-rata = 2
2,53 + 2,42
= 2

= 2,48
3. Hasil Pengujian
Hasil pengujian berat jenis dapat dilihat pada Tabel 2.9 berikut:

Tabel 2. 9 Hasil Pengujian Berat Jenis Kelompok 4


Uraian 1 2 Satuan
Berat Piknometer (W1) 41,81 34,44 gram
Berat Piknometer + Tanah Kering, (W2) 55,82 49,12 gram
Berat Piknometer + Tanah Kering + Air Penuh (W3) 151,76 142,58 gram
Berat Piknometer + Air Penuh (W4) 143,29 133,96 gram
Suhu Air 25 25 °C
17

Lanjutan Tabel 2.9 Hasil Pengujian Berat Jenis Kelompok 4


Uraian 1 2 Satuan
γw pada suhu t (°C) 0,9971 0,9971 gram/cm3
γw pada suhu t (27,5°C) 0,9964 0,9964 gram/cm3
Berat Tanah Kering (WS) 14,01 14,68 gram
A 157,30 148,64 gram
I 5,54 6,06 gram
Berat Jenis Tanah pada Suhu t (°C) 2,53 2,42
Berat jenis tanah pada suhu (27.5°C) 2,53 2,42
Berat jenis rata-rata tanah pada suhu (27.5°C) 2,48

Sebagai pembanding, hasil pengujian berat jenis kelompok 5 dapat dilihat


pada tabel 2.10 berikut:

Tabel 2. 10 Hasil Pengujian Berat Jenis Kelompok 5

Uraian 1 2 Satuan
Berat Piknometer (W1) 41,07 20,52 gram
Berat Piknometer + Tanah Kering, (W2) 56,12 32,32 gram
Berat Piknometer + Tanah Kering + Air Penuh
153,46 86,14 gram
(W3)
Berat Piknometer + Air Penuh (W4) 144,57 79,09 gram
Suhu Air 25 25 °C
γw pada suhu t (°C) 0,9971 0,9971 gram/cm3
γw pada suhu t (27,5°C) 0,9964 0,9964 gram/cm3
Berat Tanah Kering (WS) 15,05 11,8 gram
A 159,62 90,89 gram
I 6,16 4,75 gram
Berat Jenis Tanah pada Suhu t (°C) 2,44 2,48
Berat jenis tanah pada suhu (27.5°C) 2,44 2,49
Berat jenis rata-rata tanah pada suhu (27.5°C) 2,47
18

2.3.7 Pembahasan
Berdasarkan hasil pengujian berat jenis yang dilakukan oleh kelompok 4
diperoleh nilai berat jenis sampel 1 sebesar 2,53 dan berat jenis sampel 2 sebesar
2,42. Nilai berat jenis rata-rata sebesar 2,48. Berdasarkan Tabel 2.7 Klasifikasi
Tanah Berdasarkan Berat Jenis, nilai berat jenis rata-rata yang diperoleh lebih
mendekati jenis tanah lempung organik. Sedangkan dari pengujian berat jenis yang
dilakukan oleh kelompok 5 diperoleh nilai berat jenis sampel 1 sebesar 2,44 dan
berat jenis sampel 2 sebesar 2,49. Nilai berat jenis rata-rata sebesar 2,47.
Berdasarkan Tabel 2.5 Klasifikasi Tanah Berdasarkan Berat Jenis, nilai berat jenis
rata-rata yang diperoleh lebih mendekati jenis tanah lempung organik. Adanya kasil
yang tidak tepat memenuhi nilai pada tabel klasifikasi tanah dapat disebabkan oleh
beberapa faktor diantaranya perbedaan jenis tanah yang diuji, faktor manusia,
maupun faktor alat
2.3.8 Kesimpulan
Nilai rata – rata berat jenis yang diperoleh kelompok 4 sebesar 2,48
sedangkan kelompok 5 sebesar 2,49. nilai berat jenis keduanya mendekati nilai dari
jenis tanah lempung organik.
19

Lampiran 1 : Laporan Sementara

A. Uji Kadar Air


No Cawan Satuan a b
Berat Cawan gram 8,79 8,96
Berat Cawan + Tanah Basah gram 84,94 87,58
Berat Cawan + Tanah Kering gram 63,17 64,95
Berat air gram 21,77 22,63
Berat tanah kering gram 54,38 55,99
Kadar air % 40,03 40,42
Kadar air rata-rata % 40,23

B. Uji Berat Volume

No Ring Satuan a b
Berat Ring gram 42,95 42,95
Diameter Ring cm 5,10 5,10
Tinggi Ring cm 2,00 2,00
Volume Ring cm 3 40,86 40,86
Berat ring + Tanah Basah gram 113,53 112,97
Berat Tanah Basah gram 70,58 70,02
Berat Volume tanah basah gr/cm3 1,73 1,71
Berat Volume tanah basah rata-rata gr/cm3 1,72

C. Uji Berat Jenis

No Pengujian Satuan 1 2
Berat piknometer (W1) gr 41,81 34,44
Berat piknometer + Tanah kering, (W2) gr 55,82 49,12
Berat piknometer + Tanah + air, (W3) gr 151,76 142,68
Berat piknometer + air, (W4) gr 143,29 133,96
Suhu air (to) t 25,00 25,00
γ air pada suhu (t0) γw 0,9971 0,9971
γ air pada suhu (20 C) 0 γw 0,9982 0,9982
Berat Tanah kering (Ws) gr 14,01 14,68
A = Ws + W4 gr 157,3 148,64
I = A - W3 gr 5,54 6,06
Berat Jenis tanah pada suhu (to), Gs = Ws / I 2,53 2,42
Berat Jenis tanah pada suhu (20o)= Gs. (γw t0 / γw t 20 0 C ) 2,53 2.42
o
Berat jenis rata-rata pada suhu (20 ) 2,47
20

Lampiran 2 Flowchart
FLOWCHART
PENGUJIAN KADAR AIR

Timbang cawan
(W1)

Timbang tanah
basah (W2)

Oven cawan + tanah


basah

Timbang cawan +
tanah kering
21

FLOWCHART
PENGUJIAN BERAT VOLUME

Ukur dimensi ring baja


Bersihkan ring baja

Masukkan tanah ke dalam


Timbang ring baja + tanah ring baja hingga penuh dan
padat, lalu ratakan

Oven ring baja + tanah


22

FLOWCHART
PENGUJIAN BERAT JENIS

Sampel tanah dikeringkan di Haluskan sampel tanah


dalam oven selama 24 jam

Masukkan sampel tanah setinggi


Timbang piknometer dan
¼ piknometer, lalu timbang
tutupnya

Masukkan piknometer berisi air


Bersihkan piknometer, lalu penuh ke dalam desikator, tunggu
isi dengan air hingga penuh hingga air setinggi 2/3 piknometer
23

Lampiran 3 : Gambar Alat

Gambar L-2.1 Benda Uji TP-01

Gambar L-2.2 Benda Uji TP-01 dan TP-02 Siap Uji Kadar Air dan Berat Volume
24

Gambar L-2.3 Benda Uji Kadar Air


BAB III
PENGUJIAN ANALISIS GRANULER

3.1 Pengujian Analisis Saringan


3.1.1 Maksud dan Tujuan
Maksud dan tujuan pengujian analisis saringan adalah menentukan persentase
ukuran butir tanah pada benda uji yang tertahan saringan no. 200.
3.1.2 Alat yang Digunakan
Alat yang digunakan dalam pengujian analisis saringan adalah sebagai
berikut:
1. Satu set saringan standart,
2. Kuas,
3. Timbangan ketelitian 0,01 gram,
4. Mesin penggetar, dan
5. Oven
Alat yang digunakan dapat dilihat pada Gambar L-3.1, L-3.2, L-3.3, L-3.4,
dan L- 3.5
3.1.3 Benda Uji yang Digunakan
Benda uji yang digunakan berupa tanah kering oven tertahan saringan no.200.
3.1.4 Prosedur Pengujian
Prosedur pengujian analisis saringan adalah sebagai berikut:
1. Menyaring tanah kering oven yang tertahan saringan no. 200 dengan satu set
saringan standart dengan urutan saringan dari atas no. 10, 20, 40, 60, 140,
200, dan pan.
2. Meletakkan sususan saringan yang telah berisi tanah kering oven pada mesin
penggetar, kemudian menggetarkannya selama 3 - 5 menit.
3. Menimbang tanah yang tertahan pada masing-masing saringan.

25
26

3.1.5 Landasan Teori


Pengujian analisis saringan adalah pengujian dengan tujuan untuk
menentukan persentase ukuran butir tanah pada benda uji yang tertahan saringan
no. 200.
1. Berat Tanah Lolos
Berat tanah lolos saringan dapat dihitung dengan Persamaan 3.1 berikut:

Berat tanah lolos = berat tanah total – berat tanah tertahan (3.1)

2. Presentase Tanah Tertahan


Persentase tanah tertahan dapat dihitung dengan Persamaan 3.2 berikut:

𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑡𝑎𝑛𝑎ℎ 𝑡𝑒𝑟𝑡𝑎ℎ𝑎𝑛


Presentase tanah tertahan = 𝑥 100% (3.2)
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑡𝑎𝑛𝑎ℎ 𝑡𝑜𝑡𝑠𝑙

3. Presentase Tanah Lolos


Persentase tanah lolos dapat dihitung dengan Persamaan 3.3 berikut:

Presentase tanah lolos = % total tanah – % tanah tertahan (3.3)

3.1.6 Analisis Hasil Pengujian


1. Data Uji
Data uji pengujian analisis saringan dapat dilihat pada Tabel 3.1 berikut:

Tabel 3. 1 Data Pengujian Analisis Saringan

Nomor Saringan Diameter Saringan (mm) Berat Tanah Tertahan (gram)


4 4,760 0,02
8 2,000 0,1
20 0,840 0,36
40 0,420 1,44
80 0,250 1,08
100 0,149 2,94
27

Lanjutan Tabel 3.1 Data Pengujian Analisis Saringan


Nomor Saringan Diameter Saringan (mm) Berat Tanah Tertahan (gram)
200 0,075 3,05
Pan 51,01
Berat Total Tanah 60

2. Perhitungan
Perhitungan pengujian analisis saringan dapat dilakukan seperti perhitungan
berikut:
a. Berat tanah lolos
1) Saringan No. 4 = berat tanah total – berat tanah tertahan
= 60 – 0,02
= 59,98
2) Saringan No. 8 = berat tanah total – berat tanah tertahan
= 59,98 – 0,1
= 59,88
3) Saringan No. 20 = berat tanah total – berat tanah tertahan
= 59,88 – 0,36
= 59,52
4) Saringan No. 40 = berat tanah total – berat tanah tertahan
= 59,52 – 1,44
= 58,08
5) Saringan No. 80 = berat tanah total – berat tanah tertahan
= 58,08 – 1,08
= 57
6) Saringan No. 100 = berat tanah total – berat tanah tertahan
= 57 – 2,94
= 54,06
7) Saringan No.200 = berat tanah total – berat tanah tertahan
= 54,06 – 3,05
= 51,01
28

b. Presentase tanah tertahan


𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑡𝑎𝑛𝑎ℎ 𝑡𝑒𝑟𝑡𝑎ℎ𝑎𝑛
1) Saaringan No. 4 = 𝑥 100 %
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑡𝑎𝑛𝑎ℎ 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
0,02
= 𝑥 100 %
60

= 0,03 %
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑡𝑎𝑛𝑎ℎ 𝑡𝑒𝑟𝑡𝑎ℎ𝑎𝑛
2) Saringan No. 8 = 𝑥 100 %
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑡𝑎𝑛𝑎ℎ 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
0,1
= 𝑥 100 %
60

= 0,17 %
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑡𝑎𝑛𝑎ℎ 𝑡𝑒𝑟𝑡𝑎ℎ𝑎𝑛
3) Saringan No. 20 = 𝑥 100 %
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑡𝑎𝑛𝑎ℎ 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
0,36
= 𝑥 100 %
60

= 0,60 %
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑡𝑎𝑛𝑎ℎ 𝑡𝑒𝑟𝑡𝑎ℎ𝑎𝑛
4) Saringan N0. 40 = 𝑥 100 %
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑡𝑎𝑛𝑎ℎ 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
1,44
= 𝑥 100 %
60

= 2,40 %
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑡𝑎𝑛𝑎ℎ 𝑡𝑒𝑟𝑡𝑎ℎ𝑎𝑛
5) Saringan No. 80 = 𝑥 100 %
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑡𝑎𝑛𝑎ℎ 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
1,08
= 𝑥 100 %
60

= 1,80 %
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑡𝑎𝑛𝑎ℎ 𝑡𝑒𝑟𝑡𝑎ℎ𝑎𝑛
6) Saringan No. 100 = 𝑥 100 %
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑡𝑎𝑛𝑎ℎ 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
2,94
= 𝑥 100 %
60

= 4,90 %
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑡𝑎𝑛𝑎ℎ 𝑡𝑒𝑟𝑡𝑎ℎ𝑎𝑛
7) Saringan No.200 = 𝑥 100 %
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑡𝑎𝑛𝑎ℎ 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
3,05
= 𝑥 100 %
60

= 5,08 %
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑡𝑎𝑛𝑎ℎ 𝑡𝑒𝑟𝑡𝑎ℎ𝑎𝑛
8) Pan = 𝑥 100 %
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑡𝑎𝑛𝑎ℎ 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
51,01
= 𝑥 100 %
60

= 85,02 %
29

c. Presentase tanah lolos


1) Saringan No. 4 = persentase total tanah–persentase tanah tertinggal
= 100 - 0,03
= 99,97 %
2) Saringan No. 8 = persentase total tanah–persentase tanah tertinggal
= 99,97 – 0,17
= 99,80 %
3) Saringan No. 20 = persentase total tanah–persentase tanah tertinggal
= 99,80 – 0,60
= 99.20 %
4) Saringan No. 40 = persentase total tanah–persentase tanah tertinggal
= 99,20 – 2,40
= 96,80 %
5) Saringan No. 80 = persentase total tanah–persentase tanah tertinggal
= 96,80 – 1,80
= 95 %
6) Saringan No. 100 = persentase total tanah–persentase tanah tertinggal
= 95 – 4,90
= 90,10 %
7) Saringan No. 200 = persentase total tanah–persentase tanah tertinggal
= 90,10 – 5,08
= 85,02 %
8) Pan = persentase total tanah–persentase tanah tertinggal
= 85,02 – 85,02
=0%

3. Hasil Pengujian
Hasil pengujian analisis saringan dapat dilihat pada Tabel 3.2 berikut:
30

Tabel 3. 2 Hasil Pengujian Analisis Saringan Kelompok 4


Berat
Diameter Berat Tanah Persentase Persentase
Nomor Tanah
Saringan Tertahan Tanah Tertahan Tanah
Saringan Lolos
(mm) (gram) (%) Lolos (%)
(gram)
4 4,760 0,02 59,98 0,03 99,97
8 2,000 0,1 59,88 0,17 99,80
20 0,840 0,36 59,52 0,60 99,20
40 0,420 1,44 58,08 2,40 96,80
80 0,250 1,08 57 1,80 95,00
100 0,149 2,94 54,06 4,90 90,10
200 0,075 3,05 51,01 5,08 85,02
Pan 51,01 0 85,02 00,00
Jumlah 60 100

Sedangkan hasil pengujian analisis saringan yang diperoleh oleh kelompok 5


dapat dilihat pada Tabel 3.3 berikut:

Tabel 3. 3 Hasil Pengujian Analisis Saringan Kelompok 5


Diameter Berat Tanah Berat Tanah Persentase Tanah Persentase
Nomor
Saringan Tertahan Lolos Tertahan Tanah Lolos
Saringan
(mm) (gram) (gram) (%) (%)
4 4,760 0,02 59,98 0,03 99,97
8 2,000 0,1 59,88 0,17 99,80
20 0,840 0 58,88 0 99,80
40 0,420 0,06 59,82 0,10 99,70
80 0,250 0,48 59,34 0,8 98,90
100 0,149 0,9 58,44 1,5 97,40
200 0,075 0,82 57,62 1,37 96,03
Pan 57,62 0 96,03 0
Jumlah 60 100
31

Berdasarkan hasil pengujian yang dilakukan oleh kelompok 4 dan 5,


diperoleh persentase tanah lolos saringan no. 200 sebesar 85,02 % untuk kelompok
4 dan 96,03 % untuk kelompok 5.
3.1.7 Pembahasan
Sifat-sifat tanah sangat penting pada ukuran butirannya. Besarnya dijadikan
dasar untuk memberi nama dan klasifikasi tanah. Analisis saringan merupakan
pengujian untuk menentukan persentase berat butiran tanah pada satu set saringan
standard dengan ukuran diameter lubang tertentu.
Pada praktikum analisis saringan yang dilakukan, diperoleh persentase tanah
lolos saringan no. 200 sebesar 85,02% untuk kelompok 4 dan 96,03% untuk
kelompok 5.
3.1.8 Kesimpulan
Berat tanah lolos saringan no. 200 sebesar 51,01 gram dengan
persentase sebesar 85,02% untuk kelompok 4 dan berat tanah lolos saringan
no. 200 sebesar 57,62 gram dengan persentase sebesar 96,03 untuk
kelompok 5.

3.2 Pengujian Analisis Hidrometer


3.2.1 Maksud dan Tujuan
Maksud dan tujuan pengujian analisis hidrometer adalah menentukan
persentase ukuran butir tanah pada benda uji yang lolos saringan saringan no. 200.
Pengujian hidrometer dilakukan dengan analisis sedimen menggunakan
hidrometer.
3.2.2 Alat yang Digunakan
Alat yang digunakan dalam pengujian analisis hidrometer adalah sebagai
berikut:
1. Hidrometer,
2. Timbangan ketelitian 0,01 gram,
3. Gelas silinder kapasitas 1000 cc,
4. Alat pengaduk suspensi (mixer),
5. Mortar dan pastel,
32

6. Termometer,
7. Stopwatch,
8. Bahan disperse atau pengurai, dan
9. Oven.
Alat yang digunakan dapat dilihat pada Gambar L-3.1, L-3.2, L-3.3, L-3.4,
dan L- 3.5.
3.2.3 Benda Uji yang Digunakan
Benda uji yang digunakan berupa tanah kering oven lolos saringan no. 200
sebanyak 60 gram.
3.2.4 Prosedur Pengujian
Prosedur pengujian analisis hidrometer adalah sebagai berikut:
1. Persiapan Pengujian
a. Membuat Larutan Standart
1) Ambil reagen sebanyak 2 gr kemudian larutkan dalam 300 cc
airdistelasi hingga larut pada gelas ukur A.
2) Larutan standar ini dibagi menjadi 2 bagian, yang satu bagian
dimasukkan dalam tabung dengan kapasitas 1000 cc (B),
sedangkan yang satunya lagi tetap berada dalam gelas ukuran
semula (A).
b. Membuat Suspensi
1) Ambil sampel tanah sebanyak ± 50-60gr kering oven, kemudian
masukkan ke dalam gelas ukur A. Rendam sampai ± 30 menit,
kemudian diaduk/ dihancurkan dengan mixer selama ± 10 menit,
sehingga menjadi suspensi.
2) Masukkan suspensi ke dalam tabung pengendapan (C).
3) Suspensi di dalam tabung (C) dikocok sebanyak 60 kali.
2. Pelaksanaan Pengujian Pembacaan Hidrometer
a. Lakukan pembacaan hidrometer setelah suspensi dikocok sebanyak
60kali. Saat selesai mengocok suspensi tersebut, tabung (C)
diletakkandi meja dan saat itu dihitung sebagai T0.
b. Cara melakukan pembacaan adalah sebagai berikut.
33

1) Kira-kira 20 atau 25 detik sebelum pembacaan suspensi diambil


hidrometer dari tabung (B), celupkan secara hati-hati pada
suspensi di tabung (C) dengan pelan – pelan sampai kedalaman
taksiran yang akan terbaca, kemudian lepaskan. Setelah itu
bacalah skalayang ditunjukkan oleh puncak miniskus muka air =
R1.
2) Setelah tabung suspensi (C) dibaca, pindahkan secara perlahan
kedalaman tabung (B). Dalam air tabung (B) bacalah skala
hidrometer = R2.
3) Setelah pembacaan hidrometer dilakukan, ukur suhu suspensi
dengan termometer.
4) Pembacaan dilakukan pada setiap menit (T) ke: 2, 5, 30, 60, 250
dan1440 menit dari T0.
5) Setelah pembacaan terakhir (menit ke 1440), tuangkan suspensi
pada tabung (C) diatas saringan no.200, kemudian cucilah sampel
tanah yang tertahan diatas saringan ini dengan bantuan kuas
sampai air yangkeluar benar-benar bersih. Hasil cucian ini
digunakan sebagai sampel pada analisis saringan setelah dijemur
sehingga kering.
3.2.5 Landasan Teori
Pengujian analisis hidrometer adalah pengujian dengan tujuan untuk
menentukan persentase ukuran butir tanah pada benda uji yang lolos saringan
saringan no. 200.
1. Diameter Butiran (D)
Diameter tanah lolos saringan no. 200 dapat dihitung dengan Persamaan 3.4
berikut:

𝐿
D = 𝐾√𝑇 (3.4)

Dengan:
34

K= konstanta yang dipengaruhi oleh suhu suspensi dan berat jenis,


L= kedalaman efektif, dan
T= waktu pada saat pembacaan menit ke-T
2. Presentase Berat Butir (P)
Persentase berat butir dapat dihitung dengan Persamaan 3.5 berikut:

𝑅𝑥𝑎
P= 𝑥 100 (3.5)
𝑊

Dengan:
Rc = pembacaan hidrometer,
a = angka koreksi, dan
W = berat benda uji
3. Koefiseien Keseragaman (Cu) dan Koefisien Gradasi (Cc)
Koefisien keseragaman dan koefisien gradasi dapat dihitung dengan
Persamaan 3.6 dan Persamaan 3.7:

𝐷60
Cu = 𝐷10 (3.6)
𝐷302
Cc = (𝐷10 𝑥 𝐷60) (3.7)

Dengan:
Cu = Coefisien keseragaman
Cc = Coefisien gradasi
D10 = Diameter batir pada presentase 10% (mm)
D30 = Diameter batir pada presentase 30% (mm)
D60 = Diameter batir pada presentase 60% (mm)
3.2.6 Analisis Hasil Pengujian
1. Data Uji
Data uji pengujian analisi hidrometer dapat dilihat pada Tabel 3.4 berikut:
35

Tabel 3. 4 Data Pengujian Analisis Hidrometer


Waktu (t) Suhu (T) Ra

0 26 43
1 26 43
2 26 38
5 26 36
15 26 32
30 26 30
60 26 28
250 26 23
1440 26 19

2. Perhitungan
Perhitungan pengujian analisis hidrometer dapat dilakukan seperti
perhitungan berikut:
3. Hasil Pengujian
Hasil pengujian analisis hidrometer dapat dilihat pada Tabel 3.5 berikut:

Tabel 3. 5 Hasil Pengujian Analisis Hidrometer Kelompok 4

Time Suhu Ra Rc Persen R L L/t k Diameter


(t) (T) Lolos (cm)
0 26 43 45 69,023 46 9,2 0 0,01357 0
1 26 43 45 69,023 46 9,2 9,200 0,01357 0,04116
2 26 38 40 61,353 41 10,1 5,050 0,01357 0,030495
5 26 36 38 58,286 39 10,4 2.080 0,01357 0,019571
15 26 32 34 52,150 35 11,1 0,740 0,01357 0,011673
30 26 30 32 49,083 33 11,4 0,380 0,01357 0,008365
60 26 28 30 46,015 31 11,7 0,195 0,01357 0,005992
250 26 23 25 38,346 26 12,5 0,050 0,01357 0,003034
1440 26 19 21 32,211 22 13,2 0,009 0,01357 0,001299
36

Sedangkan hasil pengujian analisis hidrometer yang diperoleh oleh kelompok


5 dapat dilihat pada Tabel 3.6 berikut:

Tabel 3. 6 Hasil Pengujian Analisis Hidrometer Kelompok 5


Time Suhu Ra Rc Persen R L L/t k Diameter
(t) (T) Lolos (cm)
0 26 50 52 87,390 53 8,1 0 0,01334 0
1 26 50 52 87,390 53 8,1 8,100 0,01334 0,037966
2 26 45 47 78,987 48 8,9 4,450 0,01334 0,028141
5 26 41 43 72,265 44 9,6 1,920 0,01334 0,018484
15 26 32 34 57,140 35 11,1 0,740 0,01334 0,011476
30 26 28 30 50,418 31 11,7 0,390 0,01334 0,008331
60 26 25 27 45,376 28 12,2 0,203 0,01334 0,006015
250 26 20 22 36,973 23 13,0 0,052 0,01334 0,003042
1440 26 16 18 30,251 19 13,7 0,010 0,01334 0,001301

Berdasarkan hasil pengujian analisis hidrometer yang dilakukan oleh


kelompok 4 dan 5, diperoleh persentase butiran lolos pengujian analisis hidrometer
yang dapat dilihat pada Tabel 3.7 dan Tabel 3.8 berikut:

Tabel 3. 7 Hasil Presentase Butiran Lolos Pengujian Analisis Hidrometer


Kelompok 4

Saringan
Diameter % Lolos
4,7600 99,97
2,0000 99,80
0,8400 99,20
0,4200 96,80 Pasir
0,2500 95,00
0,1490 90,10
0,0750 85,02
0,0412 69,023
0,0305 61,353 Lanau
0,0196 58,286
0,0117 52,150
0,0084 49,083
0,0060 46,015 Lempung
0,0030 38,346
0,0013 32,211
37

Tabel 3. 8 Hasil Presentase Butiran Lolos Pengujian Analisis Hidrometer


Kelompok 5

Saringan
Diameter % Lolos
4,7600 99,97
2,0000 99,80
0,8400 99,80
0,4200 99,70 Pasir
0,2500 98,90
0,1490 97,40
0,0750 96,03
0,0380 87,390
0,0281 78,987 Lanau
0,0185 72,265
0,0115 57,140
0,0083 50,418
0,0060 45,376 Lempung
0,0030 36,973
0,0013 30,251

Dari hasil presentase butiran lolos pengujian analisis hidrometer kelompok 4


dan 5 diatas, diperoleh presentase butiran tanah yang digambarkan dalam grafik
distribusi tanah yang dapat dilihat pada Gambar 3.1 dan Gambar 3.2 berikut:

100,00
90,00
80,00
Persen Lolos (%)

70,00
60,00
50,00
40,00
30,00
20,00
10,00
0,00
100 10 1 0,1 0,01 0,001 0,0001

Diameter Butir (mm)


Skala Log
Gambar 3.1 Grafik Distribusi Butiran Tanah Kelompok 4
38

Sedangkan persentase butiran tanah yang dihasilkan oleh kelompok 5


digambarkan dalam grafik distribusi butiran tanah pada Gambar 3.2 berikut

Gambar 3.2 Grafik Distribusi Butiran Tanah Kelompok 5

Berdasarkan grafik distribusi butiran tanah kelompok 4 dan 5, maka


didapatkan persentase jenis tanah sesuai dengan diameter yang dapat dilihat pada
Tabel 3.9 dan Tabel 3.10 berikut:

Tabel 3. 9 Presentase Butiran Tanah Berdasarkan Jenis Tanah Kelompok 4

Jenis Tanah Presentase (%)


Pasir 14,983
Lanau 26,731
Lempung 58,286
39

Tabel 3. 10 Presentase Butiran Tanah Berdasarkan Jenis Tanah Kelompok 5

Jenis Tanah Presentase (%)


Pasir 3,967
Lanau 23,768
Lempung 72,265

3.2.7 Pembahasan
Presentase jenis tanah yang didapatkan dari pengujian analisis saringan dan
analisis hidrometer kelompok 4 diperoleh pasir sebesar 14,983%, lanau sebesar
26,731%, dan lempung sebesar 58,286%. Sedangkan dari pengujian analisis
saringan dan analisis hidrometer kelompok 5 diperoleh pasir sebesar 3,967%, lanau
sebesar 23,768%, dan lempung sebesar 72,265%. Berdasarkan grafik pada Gambar
3.1 dan Gambar 3.2 dapat ditentukan nilai D30, D50 dan D60 dengan nilai berturut-
turut sebesar 0 mm, 0,010 mm, dan 0,0250 mm, untuk kelompok 4 dan 0 mm,
0,0013 mm, dan 0,0125 mm untuk kelompok 5. Nilai koefisien keseragaman (Cu)
dan koefisien gradasi (Cc) dapat dilakukan perhitungan berikut.
1. Koefisien keseragaman (Cu)

𝐷60
𝐶𝑢 = 𝐷10
= −

2. Koefisien gradasi (Cc)

2
𝐷30
𝐶𝑐 = (𝐷10 ×𝐷60 )
= −

Berdasarkan dari hasil perhitungan kelompok 4, tidak didapatkan nilai


koefisien keseragaman (Cu) dan koefisian gradasi(Cc). Begitu juga Kelompok 5 Cu
dan Cc tidak didapatkan nilainya. Hal ini dikarenakan lebih dari 50% tanah yang
digunakan masuk kedalam fraksi halus.
40

3.2.8 Kesimpulan
Nilai koefisien keseragaman (Cu) dan nilai koefisien gradasi (Cc) tidak
diperoleh dari hasil pengujian yg dilakukan oleh kelompok 4 dan kelompok 5. Hal
ini dikarenakan lebih dari 50% tanah yang digunakan masuk kedalam fraksi halus.
Sehingga, hasil dari pengujian analisis distribusi butiran tanah dapat disimpulkan
bahwa tanah termasuk jenis tanah berbutir halus
41

Lampiran 1 : Laporan Sementara

PARTICLE SIZE DISTRIBUTION ANALYSIS

SIEVE ANALYSIS (ASTM D 422)


Initial weight of dry soil : 60 g

Sieve Wt. Soil Percent Cumulative Percent Percent finer


Sieve Openin Retained Retained
No Retained %
g mm g
% %
4 4.760 0.02 59,98 0,03 99,97
8 2.000 0.10 59,88 0,17 99,80
20 0.840 0.36 59,52 0,60 99,20
40 0.420 1.44 58,08 2,40 96,80
80 0.250 1.08 57 1,80 95,00
100 0.149 2.94 54,06 4,90 90,10
200 0.075 3.05 51,01 5,08 85,02
Pan 51.01 0 85,02 0,00

HYDROMETER ANALYSIS ( BS 1377 : 1975 )


Dispersion Agent Corection Factor a 1.082495
Specivig Gravity , Gs = 2.354 Zero Corection -2.000
Wth dry Soil, Ws 60 gr Meniscus corretion, m =
1

True kedala particle


Time Elaps d Tempe Hydro L K Percentage
Hydro ma n Diameter D
Time ra met er / Finer
met er efektif, t
tur. t Reaing L
Reaing
min o C R'h Rh mm (mm) %

10.00 0 26 43 45 9,2 0 0,01357 0 69,023


10.01 1 26 43 45 9,2 9,200 0,01357 0,041159848 69,023
10.02 2 26 38 40 10,1 5,050 0,01357 0,030494782 61,353
10.05 5 26 36 38 10,4 2,080 0,01357 0,019570932 58,286
10.15 15 26 32 34 11,1 0,740 0,01357 0,011673355 52,150
10.30 30 26 30 32 11,4 0,380 0,01357 0,00836511 49,083
11.00 60 26 28 30 11,7 0,195 0,01357 0,00599235 46,015
14.00 250 26 23 25 12,5 0,050 0,01357 0,003034344 38,346
10.00 1440 26 19 21 13,2 0,009 0,01357 0,001299229 32,211
42

Lampiran 2 : Flowchart

FLOWCHART
PENGUJIAN ANALISA SARINGAN

Siapkan butiran tanah yang


tertahan pada saringan #200

Urutkan saringan dari nomor


saringan yang terkecil ke
terbesar

Letakan sususnan saringan


ke mesin penggetar dan
getarkan selama 3-5 menit

Timbang butiran tanah


yang tertahan pada masing-
masing saringan
43

FLOWCHART
PENGUJIAN HIDROMETER

Ambil reagen sebanyak 2 gr


kemudian larutkan dalam 300 cc air
destilasi

Larutan standar ini dibagi menjadi 2


bagian ,yang satu bagiandimasukkan
dalam tabung dengan kapasitas 1000 cc
sedangkan yang satunya lagi tetap
berada dalam gelas ukuran semula

Masukkan suspensi ke dalam


tabung pengendapan

Kocok tabung suspensi


sebanyak 60 kali

Lakukan pembacaan berkala


dengan selang waktu yang
44

Lampiran 3 : Gambar Alat

Gambar L-3.1 Alat Analisis Saringan

Gambar L-3.2 Pengujian Hidrometer


45

Gambar L-3.3 Termometer

Gambar L-3.4 Hidrometer

Gambar L-3.5 Reage


BAB IV
PENGUJIAN BATAS-BATAS KONSENTRASI

4.1 Pengujian Batas Cari


4.1.1 Maksud dan Tujuan
Maksud dan tujuan pengujian batas cair adalah menentukan batas cair tanah.
Batas cair tanah adalah kadar air tanah dalam keadaan batas antara cair dan plastis.
Batas cair untuk mengetahui jenis dan sifat-sifat tanah dari bagian tanah yang
mempunyai ukuran butir lolos saringan no. 40.
4.1.2 Alat yang Digunakan
Alat yang digunakan dalam pengujian batas cair adalah sebagai berikut:
1. Cassagrande,
2. Groovingtool,
3. Mortar (cawan porselen),
4. Spatel,
5. Saringan no.40.
6. Air, dan
7. Satu set alat pengujian kadar air
Alat yang digunakan dapat dilihat pada Gambar L-4.1, L-4.2, L-4.5, L-4.6,
dan L- 4.7.
4.1.3 Benda Uji yang Digunakan
Tanah yang lolos saringan no.40 sebanyak ± 500 gram.
4.1.4 Prosedur Pengujian
Prosedur pengujian batas cair adalah sebagai berikut.
1. Menyaring tanah dengan saringan no.40.
2. Menimbang tanah sebanyak ± 500 gram.
3. Memasukkan tanah ke cawan porselen.
4. Menambahkan air sedikit demi sedikit sambil diaduk sampai merata dari
kering sampai encer.
5. Memasukkan tanah ke dalam cassagrande dan meratakan permukaan tanah

46
47

dengan permukaan cassagrande dengan pisau perata.


6. Membuat garis tengah mangkuk searah dengan sumbu alat menggunakan alat
pembarut.
7. Melakukan gerakkan putar alat sehingga mangkuk terangkat dari alasnya.
8. Mengamati tanah yang udah dibelah tadi hingga bagian yang terbelah
menyatu lagi.
9. Mengamati ketukan pada alat pada interval 12-18, 18-25, 25-32, dan 32-45.
10. Mengambil sampel tanah dan kemudian memasukkan tanah ke dalam
container dan kemudian ditimbang untuk menentukan kadar air jika sudah
masuk syarat ketukan dan tanah sudah menyatu.
4.1.5 Landasan Teori
Batas cair atau liquid limit (LL) didefinisikan sebagai kadar air tanah pada
batas antara keadaan cair dan keadaan plastis, yaitu batas atas dari daerah plastis.
Batas cair adalah kadar air dalam persen berat kering, dimana kedua penampang
tanah yang hampir bersentuhan tetapi tidak saling melimpahi satu terhadap yang
lainnya, ketika dalam cawan mengalami pukulan dari arah bawah. Pengujian ini
hasil – hasilnya sangat dipengaruhi oleh faktor manusia sehingga untuk
menghilangkan faktor ini maka digunakan piranti yang dibakukan (Standardized
Mechanical Device) atau (A. Casagrande 1932a). Nilai batas cair tanah dapat dilihat
dari besaran kadar air dalam persen yang ditentukan dari 25 pukulan pada pengujian
batas cair.
4.1.6 Analisis Hasil Pengujian
1. Data Uji
Data uji pengujian batas cari dapat dilihat pada Tabel 4.1 berikut:

Tabel 4. 1 Data Pengujian Batas Cair


I II III IV
Uraian Satuan
1 2 3 4
Berat Cawan (W1) Gram 6,15 6,2 5,26 6,16
Berat Cawan + Gram
22,55 23,06 18,37 20,68
Tanah Basah (W2)
48

Lanjutan Tabel 4.1 Data Pengujian Batas Cair


I II III IV
Uraian Satuan
1 2 3 4
Berat Cawan + Gram
15,99 16,2 12,93 14,52
Tanah Kering (W3)
Jumlah Pukulan (N) 42 30 20 15

2. Perhitungan
Perhitungan pengujian batas cair dapat dilakukan seperti perhitungan berikut:
a. Berat air (Ww)
1) Ww1 = W2 - W3
= 22,55 -15,99
= 6,56 gram
2) Ww2 = W2 - W3
= 23,06 – 16,2
= 6,86 gram
3) Ww3 = W2 - W3
= 18,37 – 12,93
= 5,44 gram
4) Ww4 = W2 - W3
= 20,68 – 14,52
= 6,16 gram
b. Berat tanah kering (Ws)
1) Ws1 = W3 - W1
= 15,99 – 6,15
= 9,84 gram
2) Ws2 = W3 - W1
= 16,2 – 6,2
= 10 gram
49

3) Ws2 = W3 - W1
= 12,93 – 5,26
= 5,44 gram
4) Ws2 = W3 - W1
= 14,52 – 6,16
= 8,36 gram
c. Kadar air (w)
𝑊𝑤1
1) w1 = 𝑥 100%
𝑊𝑠
6,56
= 9,84 𝑥 100%

= 66,67 %
𝑊𝑤1
2) w2 = 𝑥 100%
𝑊𝑠
6,86
= 𝑥 100%
10

= 68,60 %
𝑊𝑤1
3) w3 = 𝑥 100%
𝑊𝑠
5,44
= 7,67 𝑥 100%

= 70,93 %
𝑊𝑤1
4) w4 = 𝑥 100%
𝑊𝑠
6,16
= 8,36 𝑥 100%

= 73,68 %
d. Kadar air rata – rata
𝑤1+𝑤2
1) w1(rata-rata) = 2
66,67+0
= 2

= 66,67 %
𝑤1+𝑤2
2) w2(rata-rata) = 2
68,60+0
= 2

= 68,60 %
𝑤1+𝑤2
3) w3(rata-rata) = 2
50

70,93+0
= 2

= 70,93 %
𝑤1+𝑤2
4) w4(rata-rata) = 2
73,68+0
= 2

= 73,68%
3. Hasil Pengujian
Hasil pengujian batas cair dapat dilihat pada Tabel 4.2 berikut:

Tabel 4. 2 Hasil Pengujian Batas Cair Kelompok 4

I II III IV
Uraian Satuan
1 3 3 4
Berat Cawan (W1) gram 6,15 6,20 5,26 6,16
Berat Cawan +
gram 22,55 23,06 18,37 20,68
Tanah Basah (W2)
Berat Cawan +
gram 15,99 16,2 12,93 14,52
Tanah Kering (W3)
Berat Air (Ww) gram 6,56 6,86 5,44 6,16
Berat Tanah Kering
gram 9,84 10 7,67 8,36
(Ws)
Kadar Air (w) % 66,67 68,60 70,93 73,68
Kadar Air Rata-Rata
% 66,97 68,60 70,93 73,68
(wrata-rata)
Jumlah Pukulan 42 30 20 15

Berdasarkan hasil pengujian batas cair kelompok 4, maka diperoleh grafik


hubungan kadar air dengan jumlah pukulan yang dapat dilihat pada Gambar 4.1.
51

Gambar 4.1 Grafik Hasil Pegujian Batas Cair Kelompok 4

Sebagai pembanding, hasil pengujian batas cair kelompok 5 dapat dilihat


pada Tabel 4.3 dan pada Gambar 4.2 berikut:

Tabel 4. 3 Hasil Pengujian Batas Cair Kelompok 5

I II III IV
Uraian Satuan
1 2 3 4
Berat Cawan (W1) gram 5,55 5,32 5,39 5,56
23,71 18,23 19,54 21,85
Berat Cawan +
gram
Tanah Basah (W2)

16,08 13,12 13,83 15,13


Berat Cawan +
gram
Tanah Kering (W3)

Berat Air (Ww) gram 7,03 5,11 5,71 6,72


Berat Tanah Kering (Ws) gram 11,13 7,8 8,44 9,57
Kadar Air (w) % 63,16 65,51 67,65 70,22
Kadar Air Rata-Rata (wrata-rata) % 63,16 65,51 67,65 70,22
Jumlah Pukulan 42 28 21 15
52

Berdasarkan hasil pengujian batas cair kelompok 5, maka diperoleh grafik


hubungan kadar air dengan jumlah pukulan yang dapat dilihat pada Gambar 4.2.

Gambar 4.2 Grafik Hasil Pegujian Batas Cair Kelompok 5

4.1.7 Pembahasan
Berdasarkan hasil pengujian batas cair kelompok 4 didapatkan nilai kadar air
(w) sebesar 66,97 %, 68,60 %, 70,93 %, dan 73,68 % dengan jumlah pukulan
berturut-turut sebesar 42, 30, 20, dan 15 pukulan. Berdasarkan grafik hubungan
kadar air dan jumlah pukulan maka diperoleh nilai batas cair sebesar 70,00 %.
Sedangkan untuk kelompok 5 didapat nilai kadar air sebesar 63,16%, 65,51%,
67,65%, dan 70,22% dengan jumlah pukulan berturut-turut sebesar 42, 28, 21, dan
15 pukulan.
4.1.8 Kesimpulan
Nilai batas cair yang diperoleh kelompok 4 sebesar 70,00 % dan kelompok 5
sebesar 66,50%.
53

4.2 Pengujian Batas Plastis


4.2.1 Maksud dan Tujuan
Maksud dan tujuan pengujian batas plastis adalah menentukan batas plastis
tanah. Batas plastis tanah adalah kadar air tanah dalam keadaan batas antara plastis
dan semi padat. Batas plastis untuk mengetahui jenis dan sifat-sifat tanah dari
bagian tanah yang mempunyai ukuran butir lolos saringan no. 40.
4.2.2 Alat yang Digunakan
Alat yang digunakan dalam pengujian batas plastis adalah sebagai berikut:
1. Pelat kaca,
2. Spatula,
3. Washbottle,
4. Cawan porselen,
5. Container, dan
6. Satu set alat pengujian kadar air
Alat yang digunakan dapat dilihat pada Gambar L-4.1, L-4.2, L-4.5, L-4.6,
dan L- 4.7.
4.2.3 Benda Uji yang Digunakan
Sampel tanah sebanyak 15 – 20 gram, diambil setelah pengujian batas cair.
4.2.4 Prosedur Pengujian
Prosedur pengujian batas plastis adalah sebagai berikut:
1. Membuat bola tanah dengan diameter 1 cm.
2. Menggiling-giling tanah tersebut diatas plat kaca.
3. Menggiling-giling tanah hingga mencapai diameter ± 3 mm dan tanah mulai
tampak retak, sampel tanah tersebut menunjukkan dalam kondisi batas
plastis.
4. Memasukkan gilingan tanah ke dalam container, dan kemudian menimbang.
5. Memasukkan container yang berisi gilingan tanah kedalam oven dan
kemudian menimbang kembali.
4.2.5 Landasan Teori
Batas plastis atau plastic limit (PL) merupakan kadar air minimum di mana
tanah masih dalam keadaan plastis atau kadar air minimum dimana tanah dapat
54

digulung – gulung sampai diameter 3,1 mm (1/8 inchi) dan mulai tampak retak.
Nilai batas plastis dan batas cair memiliki hubungan dimana selisih nilainya
merupakan nilai indeks plastisitas atau plasticity index (PI) suatu tanah. Indeks
plastisitas (PI) merupakan interval kadar air dimana tanah masih bersifat plastis.
Nilai indeks plastisitas (PI) menunjukkan sifat keplastisan tanah. Indeks plastisitas
(PI) dapat dinyatakan dalam Persamaan 4.1 berikut:

PI = LL – PL (4.1)

Dengan:
PI = indeks plastisitas (%),
LL = batas cair (%), dan
PL = batas plastis (%)
Nilai indeks plastisitas dapat menunjukkan macam dan sifat tanah. Nilai
indeks plastisitas dan macam tanah dapat dilihat pada Tabel 4.4 berikut:

Tabel 4. 4 Nilai Indeks Plastisitas Dan Macam Tanah


PI Sifat Macam Tanah Kohesi
0 Non plastis Pasir Non kohesif
<7 Platisitas rendah Lanau Kohesif sebagian
7 – 17 Platisitas sedang Lempung berlanau Kohesif
> 17 Plastisitas tinggi Lempung Kohesif
Sumber: Jumikis (1962) dalam Hardiyatmo (2010)

4.2.6 Analisis Hasil Pengujian


1. Data Uji
Data uji pengujian batas plastis dapat dilihat pada Tabel 4.5 berikut:

Tabel 4. 5 Data Uji Pengujian Batas Plastis Kelompok 4


Uraian Satuan 1 2
Berat Cawan (W1) gram 6,17 5,24
Berat Cawan + Tanah Basah (W2) gram 16,99 18,4
Berat Cawan + Tanah Kering (W3) gram 14,12 14,92
55

2. Perhitungan
Perhitungan pengujian batas cair dapat dilakukan seperti perhitungan berikut:
a. Berat air (Ww)

1) Ww1 = W2 - W3
= 16,99 – 14,12
= 2,87 gram
2) Ww2 = W2 - W3
= 18,4 – 14,92
= 3,48 gram
b. Berat tanah kering (Ws)
1) Ws1 = 𝑊3 - 𝑊1
= 14,12 – 6,17
= 7,95 gram
2) Ws2 = 𝑊3 - 𝑊1
= 14,92 – 5,24
= 9,68 gram
c. Kadar air (w)
𝑊𝑤
1) 𝑤1 = 𝑥 100%
𝑊𝑠

2,87
= 7,95 𝑥 100%

= 36,10 %
𝑊𝑤
2) 𝑤2 = 𝑥 100%
𝑊𝑠

3,48
= 9,68 𝑥 100%

= 35,95 %

d. Kadar air rata-rata (𝑤)


𝑊1 + 𝑊2
𝑤 = 2

36,10+ 35,95
= 2
56

= 36,026 %
3. Hasil Pengujian
Hasil pengujian batas cair dapat dilihat pada Tabel 4.6 berikut:

Tabel 4. 6 Hasil Pengujian Batas Plastis Kelompok 4

Uraian Satuan 1 2
Berat Cawan (W1) gram 6,17 5,24
Berat Cawan+Tanah Basah (W2) gram 16,99 18,4
Berat Cawan+Tanah Kering (W3) gram 14,12 14,92
Berat Air (Ww) gram 2,87 3,48
Berat Tanah Kering (Ws) gram 7,95 9,68
Kadar Air (w) % 36,10 35,95
Kadar Air Rata-Rata (wrata-rata) % 36,026

Sedangkan hasil pengujian batas plastis yang diperoleh oleh Kelompok 5


dapat dilihat pada Tabel 4.7 berikut.

Tabel 4. 7 Hasil Pengujian Batas Plastis Kelompok 5


Uraian Satuan 1 2
Berat Cawan (W1) gram 5,58 5,36
Berat Cawan+Tanah Basah (W2) gram 17,16 18,67
Berat Cawan+Tanah Kering (W3) gram 14,32 15,42
Berat Air (Ww) gram 2,84 3,25
Berat Tanah Kering (Ws) gram 8,74 10,06
Kadar Air (w) % 32,49 32,31
Kadar Air Rata-Rata (wrata-rata) % 32,40

4.2.7 Pembahasan
Berdasarkan hasil pengujian diperoleh oleh kelompok 4 dan 5, nilai batas
plastis ( PL ) sebesar 36.026 % untuk kelompok 4 dan 32.40 % untuk kelompok 5.
Berdasarkan nilai batas cair ( LL ) dikurangi batas plastis ( PL ) maka dapat
57

diperoleh nilai indeks plastisitas (PI). Nilai batas cair yang diperoleh kelompok 4
adalah 70,00 % dengan nilai batas plastis yang diperoleh adalah 36.026 %,
sedangkan untuk kelompok 5 diperoleh nilai batas cair 66,50 % dengan nilai batas
plastis sebesar 32,400 %. Sehingga nilai indeks plastisitas yang diperoleh kelompok
4 adalah 33,974 % dan yang diperoleh kelompok 5 34,100 % maka sampel tanah
yang digunakan termasuk lempung dengan plastisitas tinggi dan kohesif.
4.2.8 Kesimpulan
Nilai batas plastis yang diperoleh kelompok 4 sebesar 33,774% dan kelompok
5 34,100 %

4.3 Pengujian Batas Susut


4.3.1 Maksud dan Tujuan
Maksud dan tujuan pengujian batas susut adalah menentukan batas susut
tanah. Batas susut tanah adalah kadar air tanah dalam keadaan batas antara semi
padat dan padat. Batas susut untuk mengetahui jenis dan sifat-sifat tanah dari bagian
tanah yang mempunyai ukuran butir lolos saringan no. 40.
4.3.2 Alat yang Digunakan
Alat yang digunakan dalam pengujian batas plastis adalah sebagai berikut:
1. Cawan porselin dan spatel,
2. Cawan susut berbentuk bulat dan beralas datar,
3. Pisau perata,
4. Satu unit alat untuk menentukan volume, dan
5. Satu set alat pengujian kadar air.
Alat yang digunakan dapat dilihat pada Gambar L-4.3, L-4.4, L-4.5, L-4.8, L-
4.9, dan L-4.10.
4.3.3 Benda Uji yang Digunakan
Benda uji yang digunakan adalah tanah yang berasal dari batas cair tanah pada
pengujian yang kedua.
4.3.4 Prosedur Pengujian
Prosedur pengujian batas susut adalah sebagai berikut:
1. Mengukur dimensi ring dengan mencari nilai diameter (d) dan tinggi (t) dan
58

kemudian mendapatkan volumenya.


2. Menimbang ring.
3. Memasukkan tanah ke ring dan meratakan dengan pisau perata.
4. Mengetuk ring yang berisi tanah basah ke lantai agar udara dalam tanah
keluar dan menjadi padat.
5. Menimbang ring dan tanah basah.
6. Memasukkan ke dalam oven ± 24 jam.
7. Mengeluarkan ring dan tanah kering dan mendiamkan sebentar hingga suhu
ruang.
8. Menimbang ring dan tanah kering.
9. Menimbang gelas ukur.
10. Memasukkan tanah kering ke gelas ukur yang berisi air raksa.
11. Menekan tanah tersebut hingga air raksa keluar/tumpah.
12. Menimbang air raksa yang terdesak oleh tanah kering dan gelas ukur.
4.3.5 Landasan Teori
Batas susut atau shrinkage limit (SL) dari suatu tanah adalah kadar air
maksimum pada sebuah sampel tanah sedemikian rupa, sehingga pengurangan
kadar air selanjutnya tidak menyebabkan berkurangnya volume tanah. Hubungan
nilai kadar air dengan volume tanah dalam menggambarkan batas susut, batas cair,
dan batas plastis dapat dilihat pada Gambar 4.2.
59

Gambar 4.3 Variasi Volume dan Kadar Air pada Kedudukan Batas Cair,
Batas Plastis, dan Batas Susut
(Sumber: Hardiyatmo, 2010)
Perhitungan dalam menentukan nilai batas susut dapat ditentukan dengan
rumus- rumus pada setiap aspek berikut:
1. Batas Susut (SL)
Nilai batas susut (SL) dapat ditentukan dengan Persamaan 4.2 berikut.

𝑉−𝑉𝑜
SL = (𝑤 − ( ) ) 𝑥 100% (4.2)
𝑊𝑜

Dengan:
w = kadar air tanah basah yang diisikan pada Container,
W = berat benda uji mula-mula,
Wo = berat benda uji setelah kering,
V = volume benda uji basah (volume susut), dan
Vo = volume benda uji setelah dikeringkan.
2. Angka Susut (SR)
Angka susut adalah suatu angka perbandingan antara persentase perubahan
volume tanah terhadap volume kering dengan perubahan kadar air yang
terjadi pada tanah dan berlaku pada keadaan diatas batas susut tanah. Nilai
angka susut dapat ditentukan dengan Persamaan 4.3 berikut.

𝑉
SR = 𝑊𝑜 (4.3)
𝑜

Dengan:
Wo = berat benda uji setelah kering dan
Vo = volume benda uji setelah dikeringkan.
3. Susut Volumetrik (VS)
Susut volumetrik adalah persentase pengurangan volume tanah basah
terhadap volume tanah kering. Nilai susut volumetrik dapat ditentukan
dengan Persamaan 4.4 berikut.

𝑉−𝑉0
VS = ( ) x 100% (4.4)
𝑉0
60

Dengan:
V = volume ring
V0 = volume tanah kering
4. Susut Linear (LS)
Susut linier suatu tanah adalah persentase pengurangan ukuran suatu dimensi
(panjang) tanah terhadap ukuran semula apabila kadar air tanah berkurang
menjadi batas susut tanah. Nilai susut linear dapat ditentukan dengan
Persamaan 4.5 berikut.

3 100 (4.5)
LS=(1 − √ ) 𝑥 100
𝑉 +100 𝑠

Dengan:
Vs = susut volumetrik
5. Berat Jenis Tanah (Gs)
Nilai berat jenis dapat ditentukan dengan Persamaan 4.6 berikut.

1
GS = 1 𝑆𝐿 (4.6)
( − )
𝑆𝑅 100

Dengan:
SR = angka susut dan
SL = batas susut.
4.3.6 Analisis Hasil Pengujian
1. Data Uji
Data uji pengujian batas susut dapat dilihat pada Tabel 4.8 berikut:

Tabel 4. 8 Data Uji Pengujian Batas Susut Kelompok 4


Hasil
Uraian Satuan
1 2
Berat Cawan (W1) 42,58 41,90 gram
Berat Cawan + Tanah Basah (W2) 67,32 67,17 gram
Berat Cawan + Tanah Kering (W3) 57,78 57,43 gram
Diameter ring (d) 4,15 4,15 cm
61

Tinggi ring (t) 1,10 1,11 cm


Berat air raksa terdesak tanah kering + gelas ukur (W4) 203,82 203,83 gram
Berat gelas ukur (W5) 60,48 60,48 gram

2. Perhitungan
Perhitungan pengujian batas cair dapat dilakukan seperti perhitungan
berikut:
a. Volume ring (V)
1
1) V1 = 4 x 𝜋 x d2 x t
1
= 4 x 𝜋 x 4,152 x 1,10

= 14,88 cm3
1
2) V2 = 4 x 𝜋 x d2 x t
1
= 4 x 𝜋 x 4,152 x 1,11

= 15,01 cm3
b. Berat Air (Ww)
1) Ww1 = W2 – W3
= 67.32 – 57.78
= 9,54 gram
2) Ww2 = W2 – W3
= 67.17 – 57.43
= 9,74 gram
c. Berat tanah kering (Ws)
1) Ws1 = W3 – W1
= 57,78 – 42,58
= 15,20 gram
2) Ws2 = W3 – W1
= 57,43 – 41,90
= 15,53 gram
d. Kadar air (Ww)
Ww
1) w1 = Ws
x 100%
62

9,54
= 15,20 x 100%

= 62,76 %
Ww
2) w2 = x 100%
Ws
9,74
= 15,53 x 100%

= 62,72 %
e. Berat air raksa
1) W6 1 = W4 – W5
= 203,82 – 60,48
= 143,34 gram
2) W6 2 = W4 – W5
= 203,83 – 60,48
= 143,35 gram
f. Volume tanah kering (V0)
𝑊0
1) V01 =
13,6
15,20
=
13.6

= 1,12 cm3
𝑊0
2) V02 =
13,6
15,53
=
13,6

= 1,14 cm3
g. Berat susut tanah (SL)
𝑉−𝑉𝑜
1) SL1 = (𝑤 − ( ) ) 𝑥 100%
𝑊𝑜

14,88−1,12
= (62,76 − ( )) 𝑥 100%
15,20

= 61.86%
𝑉−𝑉𝑜
2) SL2 = (𝑤 − ( )) 𝑥 100%
𝑊𝑜

15,01−1,14
= (62,72 − ( ) ) 𝑥 100%
15,53

= 61,82%
63

h. Angka susut (SR)


𝑊0
1) SR1 = 𝑉0
15,20
= 1,12

= 13,6 cm
𝑊0
2) SR2 = 𝑉0
15,53
=
1,14

= 13.6 cm
i. Susut volumetrik (VS)
𝑉−𝑉0
1) VS 1 =( ) 𝑥 100%
𝑉0
14,88−1,12
=( ) 𝑥 100%
1,12

= 12,31 %
𝑉−𝑉0
2) VS 2 =( ) 𝑥 100%
𝑉0
15,01−1,14
=( ) 𝑥 100%
1,14

= 12,15 %
j. Susut linear (LS)
3 100
1) LS1 = 100 𝑥 (1 − √𝑉 +100) 𝑥 100%
𝑠

3 100
= 100 𝑥 (1 − √12,31 +100) 𝑥 100%

= 3,80 %
3 100
2) LS2 = 100 𝑥 (1 − √𝑉 +100) 𝑥 100%
𝑠

3 100
= 100 𝑥 (1 − √12,15 1214,85+100) 𝑥 100%

= 3,75 %
k. Berat Jenis (Gs)
1
1) Gs1 = 1 𝑆𝐿
( − )
𝑆𝑅 100

1
= 1 61,86
( − )
13,6 100
64

= 1,83
1
2) Gs2 = 1 𝑆𝐿
( – )
𝑆𝑅 100

1
= 1 61,82
( − )
13,6 100

= 1,84
3. Hasil Pengujian
Hasil pengujian batas cair dapat dilihat pada Tabel 4.9 berikut:

Tabel 4. 9 Hasil Pengujian Batas Susut Kelompok 4


Hasil
Uraian Satuan
1 2
Berat Cawan, Wi 42,58 41,90 gram
Berat Cawan + Tanah Basah, W2 67,32 67,17 gram
Berat Cawan + Tanah Kering, W3 57,78 57,43 gram
Berat Air, Ww 9,54 9,74 gram
Berat Tanah Kering, Ws 15,20 15,53 gram
Kadar Air, w 62,76 62,72 %
Diameter ring, d 4,15 4,15 cm
Tinggi ring, t 1,10 1,11 cm
Volume ring, V 14,88 15,01 cm3
Berat air raksa terdesak tanah kering + gelas ukur,
203,82 203,83 gram
W4
Berat gelas ukur, W5 60,48 60,48 gram
65

Lanjutan Tabel 4.9 Hasil Pengujian Batas Susut Kelompok 4


Hasil
Uraian Satuan
1 2
Berat air raksa (W6) 143,34 143,35 gram
Berat tanah kering (Wo) 15,2 15,53 gram
Volume tanah kering (Vo) 1,12 1,14 cm3
Batas susut tanah (SL) 61,86 61,82 %
Angka susut (SR) 13,6 13,6 cm3
Susut volumetrik (VS) 12,31 12,15 %
Susut linear (LS) 3,80 3,75 %
Berat jenis tanah (Gs) 1,83 1,84

Sebagai pembanding, hasil pengujian batas susut kelompok 5 dapat dilihat


pada Tabel 4.10

Tabel 4. 10 Hasil Pengujian Batas Susut Kelompok 5


Hasil
Uraian Satuan
1 2
Berat Cawan, Wi 46,10 34,32 gram
Berat Cawan + Tanah Basah, W2 70,40 54,59 gram
Berat Cawan + Tanah Kering, W3 60,97 46,70 gram
Berat Air, Ww 9,43 7,89 cm
Berat Tanah Kering, Ws 14,87 12,38 cm
Kadar Air, w 63,42 63,73 gram
Diameter ring, d 4,12 3,40 gram
Tinggi ring, t 1,12 1,31 gram
Volume ring, V 14,93 11,89 gram
Berat air raksa terdesak tanah kering + gelas ukur,
194,07 168,08
W4 %
Berat gelas ukur, W5 60,48 60,48 cm3
Berat air raksa, W6 133,59 107,60 gram
66

Lanjutan Tabel 4.10 Hasil Pengujian Batas Susut Kelompok 5


Hasil
Uraian Satuan
1 2
Berat tanah kering, Wo 14,87 12,38 gram
Volume tanah kering, Vo 1,09 0,91 cm3
Batas susut tanah, SL 62,49 62,84 %
Angka susut, SR 13,6 13,6 cm3
Susut volumetrik, VS 12,66 12,07 %
Susut linear, LS 3,89 3,73 %
Berat jenis tanah, Gs 1,81 1,80

4.3.7 Pembahasan
Berdasarkan hasil pengujian batas susut yang diperoleh kelompok 4 dan 5,
kelompok 4 memperoleh nilai batas susut rata-rata sebesar 61,86 % dan 61,82 %,
nilai angka susut berturut-turut sebesar 13.6 cm3 dan 13.6 cm3, nilai susut
volumetrik sebesar 12,31 % dan 12,15 %, nilai susut linear berturut-turut sebesar
3,80 % dan 3,75%, dan nilai berat jenis berturut-turut sebesar 1.83 dan 1.84.
Sedangkan, kelompok 5 memperoleh nilai batas susut rata-rata sebesar 62,49 % dan
62,84 %, nilai angka susut berturut-turut sebesar 13.6 cm3 dan 13.6 cm3, nilai susut
volumetrik sebesar 12,66 % dan 12,07 %, nilai susut linear berturut-turut sebesar
3,89 % dan 3,73 %, dan nilai berat jenis berturut-turut sebesar 1.81 dan 1.80.
4.3.8 Kesimpulan
Rata-rata nilai batas susut yang diperoleh kelompok 4 sebesar 61,84 % dan
kelompok 5 sebesar 62,67 %.
67

Lampiran 1 : Laporan Sementara

ATTERBERG LIMITS (ASTM D 4318)


Liquid Limit
No. of Blows 42 30 20 15 Plastic Limit
Container No.
Wt. Container g 6.15 6.20 5.26 6.16 6.17 5.24
Wt. Container + Wet Soil g 22.55 23.06 18.37 20.68 16.99 18.40
Wt. Container + Dry Soil g 15.99 16.20 12.93 14.52 14.12 14.92
Wt. Water g 6,56 6,86 5,44 6,16 2,87 3,48
Wt. Dry Soil (Ws) g 9,84 10 7,67 8,36 7,95 9,68
Water Content (w) % 66,67 68,60 70,93 73,68 36,10 35,95

Batas Susut

No Pengujian 1 2
A Volume cawan=Volume tanah basah, V a b
1 Diameter Cawan cm 4,15 4,15
2 Tinggi Cawan cm 1,10 1,11
3 Volume Cawan cm3 14,8792 15,0144
B Kadar air
1 Berat Cawan gram 42,58 41,90
4 Berat Cawan + Tanah Basah gram 67,32 67,17
5 Berat Cawan + Tanah Kering gram 57,78 57,43
6 Berat air gram 9,54 9,74
7 Berat tanah kering, Wo gram 15,2 15,53
8 Kadar air % 62,76 62,72
9 Kadar air rata-rata % 62,74024
C Volume tanah kering, Vo
1 Berat Cawan gram 60,48 60,48
2 Bersat air raksa yang tumpah + cawan gram 203,82 203,83
3 Bersat air raksa yang tumpah gram 143,34 143,35
4 Berat jenis air raksa 143,34 143,35
5 Volume tanah kering, Vo cm 3 1,11765 1,14191
6 Batas Susut, % 61,86 61,82
7 Batas Susut rata-rata, SL % 61,84
D Perhitungan Faktor Susut
1 Faktor susut, R % 13,6
2 Faktor susut rata-rata, R % 1,36
3 Perubahan Volume, Vc % 12,31 12,15
4 Perubahan Volume rata-rata, Vc % 12,23
68

Lampiran 2 : Flowchart

FLOWCHART
PENGUJIAN BATAS CAIR

Saring tanah dengan saringan no.40.

Timbang tanah sebanyak


± 500 gram.

Masukkan tanah ke
cawan porselen lalu
tambahkan air sedikit
demi sedikit sambil
diaduk sampai merata
dari kering sampai encer.
69

Masukkan tanah ke dalam


cassagrande, dan ratakan
permukaan tanah dengan
pisau perata lalu buat
garis tengah dengan alat
pembarut searah dengan
sumbu alat. Lakukan
gerakkan putar alat
sehingga mangkuk
terangkat dari alasnya,
Amati tanah yang udah
dibelah tadi hingga bagian
yang terbelah menyatu
lagi. Amati ketukkan pada
alat pada interval :12-18;
18-25; 25-32; 32-45.

Jika sudah masuk syarat ketukkan dan tanah


sudah menyatu, ambil sampe ltanah dan
kemudian masukkan tanah ke dalam
container dan kemudian ditimbang.
70

FLOWCHART
PENGUJIAN BATAS PLASTIS

Buatlah bola tanah


dengan diameter 1 cm.

Giling-giling tanah diatas plat


kaca. Setelah gilingan tercapai
± 3mm dan tanah mulai retak,
sampel tanah tersebut
menunjukkan dalam kondisi
batas plastis.

Masukkan gilingan ke dalam


container, dan kemudian
ditimbang.

Setelah di timbang oven


tanah tersebut dan di
timbang kembali.
71

FLOWCHART
BATAS SUSUT

Ukur dimensi dan


timbang ring

Masukkan tanah ke
dalam ring yang telah
diolesi oli dan ratakan,
kemudian diketok-
ketokkan

Timbang ring baja + tanah


basah

Masukkan ting baja +


tanah basah ke dalam oven
72

Timbang ring dan tanah


yang sudah di oven.
Kemudian keluarkan
tanah.

Tuang air raksa ke dalam


wadah sampai penuh, lalu
tanah kering dimasukan
dan ratakan dengan kaca
sehingga air raksa
tumpah..

Timbang air raksa yang


tumpah. Dan catat hasilnya.
73

Lampiran 3 : Gambar Alat

Gambar L-4.1 Gelas Ukur

Gambar L-4.2 Cawan


74

Gambar L-4.3 Ring Cawan

Lampiran L-4.4 Jangka Sorong


75

Gambar L-4.5 Timbangan Ohaus


76

Gambar L-4.6 Mesin Cassagrande

Gambar L-4.7 Groovingtool


77

Gambar L-4.8 Mangkuk dan Pelat Kaca

Gambar L-4.9 Raksa 1 Kg


78

Gambar L-4.10 Tanah Kering Oven


BAB V
PENGUJIAN PEMADATAN TANAH

5.1 Pengujian Proctor Standard


5.1.1 Maksud dan Tujuan
Maksud dan tujuan pengujian proctor standard adalah menentukan hubungan
antara kadar air dan kepadatan tanah (berat volume kering tanah) dengan cara
memadatkan tanah di dalam silinder berukuran tertentu menggunakan alat
penumbuk tertentu. Pengujian pemadatan dilakukan dengan menggunakan cetakan
diameter 102 mm (4 inci), bahan tanah lolos saringan no. 4. Kegunaan pengujian
ini untuk mencari nilai kepadatan maksimum / berat volume kring tanah maksimum
(maximum dry density / MDD) dan kadar air optimum (optimum moisture content /
OMC) dari suatu sampel tanah.
5.1.2 Alat yang Digunakan
Alat yang digunakan dalam pengujian proctor standard adalah sebagai
berikut:
1. Cetakan silinder,
2. Alat penumbuk,
3. Alat pengeluar tanah (extruder),
4. Timbangan kapasitas 11,5 kg dengan ketelitian 5 gram,
5. Alat perata besi,
6. Saringan no. 4,
7. Talam, penumbuk kayu, pengaduk, sendok, dan
8. Satu unit alat penguji kadar air.
Alat yang digunakan dapat dilihat pada Gambar L-5.1
5.1.3 Benda Uji yang Digunakan
Benda uji yang harus dipersiapkan dalam pengujian ini adalah sebagai
berikut:
1. Sampel tanah dari lapangan dalam keadaan lembab maka dikeringkan dulu
sehingga menjadi gembur. Pengeringan dilakukan di udara atau alat

79
80

pengering lain atau dengan suhu sekitar 60°C. Gumpalan tanah kemudian
ditumbuk tapi butir asli tidak pecah.
2. Tanah yang sudah ditumbuk disaring dengan saringan no.4 untuk cara A dan
cara B dan dengan saringan 19 mm untuk cara C dan D.
3. Jumlah sampel untuk pengujian sebanyak 12 kg.
4. Benda uji dibagi dalam 6 bagian, tiap bagian dicampur air yang ditentukan
dan diaduk sampai merata. Penambahan air diatur sehingga diperoleh benda
uji sebagai berikut:
a. Tiga buah sampel dengan kadar air kira-kira dibawah kadar air
optimum dan tiga sampel lain kira-kira diatas kadar air optimum.
b. Perbedaan kadar air masing-masing antara 3% sampai 5%.
c. Masing-masing benda uji dimasukkan kedalam kantong plastik,
disimpan selama 12 jam sampai kadar air merata
5.1.4 Prosedur Pengujian
Prosedur pengujian proctor standard adalah sebagai berikut:
1. Persiapan Pengujian
a. Menimbang cetakan 102 mm (4 inc) dan keping alas dengan ketelitian
5 gram (W1 gram).
b. Memasang cetakan leher dan keping alas jadi satu dan menempatkan
pada landasan yang kokoh.
2. Pelaksanaan Pengujian
a. Mengambil salah satu sampel yang sudah disiapkan, mengaduk, dan
memadatkan dalam cetakan dengan cara sebagai berikut.
1) Memasukkan tanah sepertiga tinggi tabung.
2) Menumbuk dengan alat penumbuk sebanyak 25 kali.
3) Melakukan hal tersebut sampai tabung penuh.
b. Melepas leher sambung dan memotong kelebihan tanah dari bagian
keliling dengan pisau perata.
c. Menimbang cetakan yang berisi benda uji beserta keping alas dengan
ketelitian 5 gram.
d. Melakukan pengujian pada sampel lain.
81

5.1.5 Landasan Teori


Tingkat pemadatan tanah diukur berdasarkan berat volume kering tanah yang
dipadatkan. Air ditambahkan ke tanah yang dipadatkan, air tersebut akan berfungi
sebagai unsur pelumas pada partikel tanah sehingga partikel- partikel tanah tersebut
akan lebih mudah bergerak dan bergeseran satu sama lain dan membentuk
kedudukan yang lebih solid. Massa volume kering dari tanah akan naik bila kadar
air- dalam tanah (pada saat dilakukan pemadatkan) meningkat.
1. Berat volume tanah (γ)
Nilai berat volume tanah dapat ditentukan dengan Persamaan 5.1 berikut:

𝑊2+𝑊1
Berat volume tanah (γ) = (5.1)
𝑉

Dengan:
W1 = berat ring,
W2 = berat ring + tanah basah,
V = volume tanah basah.
2. Berat volume kering tanah (γd)
Nilai berat volume kering tanah dapat ditentukan dengan persamaan 5.2
berikut:

γ
Berat volume tanah kering (γd) = 1+𝑤 (5.2)

Dengan:
γ = berat volume tanah
w = kadar air
5.1.6 Analisis Hasil Pengujian
1. Data Uji
Data pengujian proctor standard dapat dilihat pada Tabel 5.1, Tabel 5.2,
dan Tabel 5.3 berikut:
82

Tabel 5. 1 Data Penambahan Air Kelompok 4

Uraian 1 2 3 4 5
Berat Sampel Tanah (gr) 2500 2500 2500 2500 2500
Kadar Air mula-mula (%) 6,130 6,130 6,130 6,130 6,130
Penambahan Air (%) 4 8 12 16 18
Penambahan Air (ml) 100 200 300 400 450

Tabel 5. 2 Data Berat Tanah Kelompok 4

Uraian 1 2 3 4 5
Berat Mold + Tanah Basah (gr) 3368 3593 3834 3792 3671
Berat Mold (gr) 1846 1846 1846 1846 1846

Tabel 5. 3 Data Kadar Air Tanah Kelompok 4


I II III IV V
Uraian Satuan
1 2 1 2 1 2 1 2 1 2

Berat Cawan (W1) gram 12,75 8,88 12,89 12,65 12,79 9,31 12,75 12,81 9,38 8,47

Berat Cawan +
gram 45,61 33,56 72,49 50,78 60,09 61,66 68,09 63,47 72,31 73,52
Tanah Basah (W2)
Berat Cawan +
gram 42,33 31,12 64,35 45,62 51,87 52,49 56,3 52,74 57,77 57,84
Tanah Kering (W3)

2. Perhitungan
Perhitungan pengujian proctor standard dapat dilakukan seperti perhitungan
berikut:
a. Volume tanah basah (γ)
𝑊2+𝑊1
1) γ1 = 𝑉
1522
= 1152,18

= 1,32097 gram/cm3
𝑊2+𝑊1
2) γ2 = 𝑉
1747
= 1152,18
83

= 1,51625 gram/cm3
𝑊2+𝑊1
3) γ3 = 𝑉
1988
= 1152,18

= 1,72542 gram/cm3

𝑊2+𝑊1
4) γ4 = 𝑉
1946
= 1152,18

= 1,68897 gram/cm3

𝑊2+𝑊1
5) γ5 = 𝑉
1825
= 1152,18

= 1,58395 gram/cm3
b. Volume tanah kering (γd)
γ
1) γd1 = 1+𝑤
1,32097
= 1+01103

= 1,190 gram/cm3
γ
2) γd2 = 1+𝑤
1,51625
= 1+015734

= 1,310 gram/cm3
γ
3) γd3 = 1+𝑤
1,72542
= 1+0,21135

= 1,424 gram/cm3
γ
4) γd4 = 1+𝑤
1,68897
= 1+0,26972

= 1,330 gram/cm3
84

γ
5) γd5 = 1+𝑤
1,58395
= 1+0,30904

= 1,210 gram/cm3
3. Hasil Pengujian
Hasil pengujian proctor standard dapat dilihat pada Tabel 5.4, Tabel 5.5,
Tabel 5.6 berikut:

Tabel 5. 4 Hasil Pengujian Berat Volume Tanah Basah Kelompok 4

Uraian 1 2 3 4 5
Berat Volume Tanah Basah
1,32097 1,51625 1,72542 1,68897 1,58395
(gr/cm3)

Tabel 5. 5 Hasil Pengujian Kadar Air Tanah Kelompok 4


I II III IV V
Uraian Satuan
1 2 1 2 1 2 1 2 1 2

Berat Cawan (W1) gram 12,75 8,88 12,89 12,65 12,79 9,31 12,75 12,81 9,38 8,47
Berat Cawan +
gram 45,61 33,56 72,49 50,78 60,09 61,66 68,09 63,47 72,31 73,52
Tanah Basah (W2)
Berat Cawan +
Tanah Kering gram 42,33 31,12 64,35 45,62 51,87 52,49 56,3 52,74 57,77 57,84
(W3)

Berat Air (Ww) gram 3,28 2,44 8,14 5,16 8,22 9,17 11,79 10,73 14,54 15,68

Berat Tanah
gram 29,58 22,24 51,46 32,97 39,08 43,18 43,55 39,93 48,39 49,37
Kering (Ws)
Kadar Air (w) % 11,09 10,97 15,82 15,65 21,03 21,24 27,07 26,87 30,05 31,76
Kadar Air Rata-
% 11,03 15,73 21,14 26,97 30,90
Rata (wrata-rata)
85

Tabel 5. 6 Hasil Pengujian Berat Kering Tanah Kelompok 4

Uraian 1 2 3 4 5
Berat Volume Tanah Kering (gr) 1,190 1,310 1,424 1,330 1,210

Sedangkan hasil pengujian proctor standard kelompok 5 dapat dilihat pada Tabel
5.7, Tabel 5.8, Tabel 5.9 berikut:

Tabel 5. 7 Hasil Pengujian Berat Volume Tanah Basah Kelompok 5

Uraian 1 2 3 4 5
Berat Volume Tanah Basah 1.33572 1,52840 1,71327 1,69678 1,55531
(gr/cm3)

Tabel 5. 8 Hasil Pengujian Kadar Air Tanah Kelompok 5


I II III IV V
Uraian Satuan
1 2 1 2 1 2 1 2 1 2

Berat Cawan (W1) gram 12,75 8.88 12,89 12,65 12,79 9,31 12,75 12,81 9,38 8,47
Berat Cawan +
gram 45,61 33,56 72,49 50,78 60,09 61,66 68,09 63,47 72,31 73,52
Tanah Basah (W2)
Berat Cawan +
Tanah Kering gram 42,01 30,88 63,92 45,35 51,55 52,14 56,10 52,55 57,44 57,51
(W3)
3,60 2,68 8,75 5,43 8,54 9,52 11,99 10,92 15,87 16,01
Berat Air (Ww) gram

Berat Tanah 29.26 22,00 51,03 32,70 38,76 42,83 39,74 39,74 48,06 49,04
gram
Kering (Ws)
Kadar Air (w) % 12,303 12,182 16.794 16,606 22,033 22,227 27,659 27,479 33,021 32,647

Kadar Air Rata- 12,243 16,700 22,130 27,569 32,834


%
Rata (wrata-rata)
86

Tabel 5. 9 Hasil Pengujian Berat Kering Tanah Kelompok 5

Uraian 1 2 3 4 5
1,190 1,310 1,403 1,330 1,171
Berat Volume Tanah Kering (gr)

Berdasarkan hasil pengujian proctor standard kelompok 4 dan 5, didapatkan


kadar air dan berat volume tanah kering yang digambarkan dalam grafik proctor
standard yang dapat dilihat pada Gambar 5.1 dan Gambar 5.2 berikut:

Gambar 5.1 Hasil Pengujian Proctor Standard Kelompok 4

Gambar 5.2 Hasil Pengujian Proctor Standard Kelompok 5


87

5.1.7 Pembahasan
Pengujian proktor merupakan pengujian untuk mendapatkan nilai kadar air
optimum dan kepadatan tanah optimum. Dengan adanya pengujian proktor yang
telah dilakukan maka selanjutnya akan dilakukan pengujian CBR dengan kadar air
optimum yang telah didapatkan dari pengujian proktor standar. Dari hasil pengujian
proktor standar kelompok 4 dan kelompok 5. Kelompok 4 mendapatkan nilai berat
volume tanah kering maksimum sebesar 1,425 gr/cm3 dan kadar air optimum 22 %
yang kemudian didapatkan nilai untuk penambahan air pada pengujian CBR
sebesar 5737 ml. Sedangkan kelompok 5 mendapatkan nilai berat volume tanah

kering maksimum sebesar 1,403 gr/cm3 dan kadar air optimum 22,50 % yang
kemudian didapatkan nilai untuk penambahan air pada pengujian CBR sebesar
761,4523 ml.

5.1.8 Kesimpulan
Kelompok 4 mendapat kadar air optimum 22 % dan penambahan air pada
pengujian CBR sebesar 5737 ml. Sedangkan kelompok 5 mendapatkan kadar air
optimum 22,50 % yang kemudian didapatkan nilai untuk penambahan air pada
pengujian CBR sebesar 761,4523 ml.

5.2 Pengujian California Bearing Ratio (CBR)


5.2.1 Maksud dan Tujuan
Pengujian ini dimaksudkan untuk menentukan nilai CBR tanah
ataucampuran agregat yang dipadatkan di laboratorium pada kadar air tertentu.
CBR (California Bearing Ratio) adalah perbandingan antara beban penetrasi
suatubahan (dapat berupa tanah ataupun material perkerasan jalan) dengan bahan
standar dengan kedalaman dan kecepatan penetrasi yang sama. Biasanya pengujian
CBR dilakukan untuk mengetahui tingkat kekerasan material perkerasan jalan raya.
CBR dapat dilakukan di laboratorium ataupun lapangan.
5.2.2 Alat yang Digunakan
Berikut ini merupakan alat yang digunakan dalam pengujian yaitu:
1. Mesin penetrasi minimal berkapasitas 4,45 ton (10.000 lb) dengan kecepatan
88

penetrasi sebesar 1,27 mm (0,05 inc) per menit


2. Cetakan logam berbentuk silinder dengan diameter dalam 152,4 + 0,6609 mm
(6 inc + 0,0026) dengan tinggi 177,8 + 0,13 mm (7 inc +0.005 inc) cetakan harus
di lengkapi dengan leher sambung dengan tinggi 50,8 (2,0 inc) dan keping atas
logam yang berlubang - lubang dengan tebal 9,53 mm (3/8 inc) dan diameter
lubang tidak boleh lebih dari 1,59 mm (1/16 inch)
3. Piringan pemisah dari logam (spencerdisk) dengan diameter 150,88 mm (515/16
inc) dengan tebal 61,4 mm (2,416 inc)
4. Alat penumbuk sesuai dengan cara pemeriksaan kepadatan.
5. Alat pengukur pengembangan (swell) yang terdiri dari keping
pengembanganyang berlubang - lubang dengan batang pengatur, tripot logam
dan arloji penunjuk.
6. Keping beban dengan berat 2,27 kg (5 pound) dengan diameter 194,2 mm (21/8
inc).
7. Torak penetrasi logam berdiameter 49,5 mm (1,95 inc) luas 1935 mm (3 inc) dan
panjangnya tidak kurang dari 101,6 mm (4 inc).
8. Timbangan dengan ketelitian 0,1 gram dan 0,01 gram.
9. Peralatan bantu lainnya (talam perata, bak perendam dll). Alat yang digunakan
dapat dilihat pada Gambar L-5.2.
5.2.3 Benda Uji yang Digunakan
Benda uji yang digunakan berupa tanah kering (dikeringkan dengan udara)
sebanyak 5 kg.
5.2.4 Prosedur Pengujian
Berikut ini merupakan prosedur pengujian yang dilakukan yaitu:
1. Persiapan pengujian
a. Ambil contoh tanah kering udara seperti yang digunakan pada percobaan
pemadatan sebanyak 5kg
b. Campur tanah tersebut denag air sampai kadar air optimum (nilai kadar
airoptimum dilihat pada pengujian pemadatan).
c. Untuk mencapai kadar air optimum tersebut diperlukan penambahan air
dengan menggunakan Persamaan 5.3 sebagai berikut:
89

100+𝐵
Penambahan air = 5000(100+𝐴) − 1 (5.3)

Dengan:
A = kadar air mula – mula,
B = kadar air optimum, dan
5000 = berat contoh tanah.
d. Setelah diaduk hingga rata, masukkan contoh tanah tadi kedalam kantong
plastik, diikat kemudian diamkan selama 24 jam.
e. Timbang cetakan (mold) lalu catat beratnya. Pasang cetakan pada spencerdisk
di dalamnya kemudian pasang kertas filter di atasnya.
f. Padatkan contoh tanah yang sudah dicampur air pada keadaan optimum ke
dalam cetakan, kemudian laksanakan pemadatan sesuai dengan percobaan
pemadatan. Jumlah tumbukan yang dibutuhkan adalah 56 kali.
g. Buka leher sambungan (collar) dan ratakan dengan pisau.
h. Tambal lubang-lubang yang mungkin terjadi karena lepasannya butir- butir
kasar dengan bahan yang lebih halus. Timbang benda uji beserta cetakannya
kemudian catat beratnya.
i. Untuk pengujian CBR langsung (unsoaked CBR), benda uji telah siap untuk
diperiksa nilai CBR-nya. Bila dikehendaki CBR yang direndam (soaked
CBR) harus dilakukan langkah langkah sebagai berikut:
1) Pasang keping pengembangan di atas benda uji dan kemudian pasangkeping
pemberat yang dikehendaki (4,5 kg atau 10 lbs) atau sesuaibeban perkerasan.
Rendam cetakan beserta beban di dalam air sehingga air dapat meresap dari
atas maupun bawah.
2) Pasanglah tripod beserta arloji penunjuk pengembangan. Catat pembacaan
pertama dan biarkan benda uji selama 96 jam. Pada akhir perendaman, catat
pembacaan arloji pengembangan.
3) Keluarkan cetakan dari bak air dan miringkan selama 15 menit supayaair
permukaan mengalir habis. Jagalah supaya selama mengeluarkan air
permukaan benda uji tidak tidak terganggu.
4) Ambil beban dari keping alas kemudian benda uji di timbang. Bendauji CBR
90

yag di rendam telah siap di periksa nilai CBR-nya.


2. Pelaksanaan
a. Letakkan benda uji besrta keping alas di atas mesin penetrasi. Letakkan
keping pemberat di atas permukaan benda uji seberat minimal 4,5 kg (10
pound).
b. Untuk benda uji yang direndam beban harus sama dengan beban yang
dipergunakan untuk merendam.
c. Pasang torak penetrasi dan diatur pada permukaan benda uji sehinggaarloji
beban menunjukan beban permulaan sebesar 2lbs. Pembebanan permulaan
ini di pergunakanuntuk menjamin bidang sentuh yangsempurna antara
permukaan benda uji dengan torak penetrasi.
d. Berikan pembebanan secara teratur sehingga kecepatan penetrasi mendekati
kecepatan 1,27 mm/menit (0,05 inc/menit). Pembacaanpembebanan
dilakukan pada interval penetrasi 0,025 inc (0,64 mm), hingga mencapai
penetrasi 0,5 inchi.
e. Catat beban maksimum dan penetrasinya bila pembebanan maksimum terjadi
sebelum penetrasi 12,5 mm (0,5inch).
Keluarkan benda uji dari cetakan dan tentukan kadar air dari lapisan atasbenda
uji setebal 25 mm.

5.2.5 Landasan Teori


CBR (California Bearing Ratio) adalah perbandingan antara beban penetrasi
suatu lapisan tanah atau perkerasan terhadap bahan standar dengan kedalaman dan
kecepatan penetrasi yang sama. Berikut merupakan cara perhitungannya.
1. Pengembangan swell adalah nilai perbandingan antara perubahan tinggiselama
perendam terhadap tinggi benda uji semula dinyatakan dalam
persenpengembangan sampel dapat dihitung dengan Persamaan 5.4 sebagai
berikut:
∆𝐿
Sw = 𝐿𝑜 𝑥 100 % (5.4)

Dengan:
91

Sw = pengembangan,
ΔL = perubahan tinggi di baca dari dial, dan
Lo = tinggi sample mula-mula.
2. Hitung beban P dalam (lbs) dengan Persamaan 5.5 sebagai berikut.
Beban P = k x dial (5.5)

keterangan :
K = nilai kalibrasi (lbs) dan

Dial = pembacaan dial (div).


Gambar grafik beban P terhadap kedalaman penetrasi. Pada beberapa
keadaanpermulaan kurva beban cekung akibat kurang ratanya pemadatan
atau sebab-sebab lain, dalam keadaan ini titik nol nya harus di koreksi

3. Dengan menggunakan grafik yang telah dibuat, hitung harga CBR dengan cara
membagi masingmasing beban dengan beban standard CBR pada penetrasi 0,1
dengan beban standard 70,31 kg (1000 psi), penetrasi 0,2 dengan beban standard
105,47 Kg (1500 psi) dan di kalikan dengan 100%. Umumnya nilai CBR diambil
pada penetrasi 0,1 inc. Apabila terjadi koreksi grafis, maka beban yang dipakai
adalah beban yang sudah di koreksi pada 2,54 mm (0,1 inch) dan 5,08 mm (0,2
inch).
5.2.6 Analisis Hasil Pengujian
1. Data Uji
Berikut ini merupakan data yang diperoleh dari pengujian kelompok 4
yang dapat dilihat pada Tabel 5.10 berikut ini.
92

Tabel 5. 10 Hasil Pengujian CBR Kelompok 4


waktu penetrasi Pembacaan dial beban (P1)
inch mm div
atas
0 0.000 0,00 0
0,25 0.013 0,32 16.42
0,5 0.025 0,64 21.91
1 0.050 1,27 29.86
1,5 0.075 1,91 36.18
2 0.100 2,55 40.08
3 0.150 3,82 45.24
4 0.200 5,09 48.52
6 0.300 7,64 51.8
8 0.400 10,18 54.92
10 0.500 12,73 56.66

2. Perhitungan
Perhitungan pengujian CBR dapat dilakukan seperti perhitungan berikut:

a. Beban (Lbs)
𝑃(0.25) = 27,1 × 16.42

= 444.98

𝑃(0.5) = 27,1 × 21.91

= 593.76

𝑃(1) = 27,1 × 29.86

= 809.21

𝑃(1,5) = 27,1 × 36.18

= 980.48

𝑃(2) = 27,1 × 40.08

= 1086.17

3. Perhitungan
Dari pengujian yang telah dilakukan, diperoleh hasil pengujian CBR
kelompok 4 yang dapat dilihat pada Tabel 5.11 berikut ini.
93

Tabel 5. 11 Hasil perhitungan CBR Kelompok 4


Pembacaan dial Beban Beban Terkoreksi
penetrasi
beban (P1) Sesungguhnya (P2) Grafik
waktu
div Lbs Lbs
inch mm
atas atas atas
0 0,000 0,00 0 0 0
0,25 0,013 0,32 16,42 444,98 444,98
0,5 0,025 0,64 21,91 593,76 593,76
1 0,050 1,27 29,86 809,21 809,21
1,5 0,075 1,91 36,18 980,48 980,48
2 0,100 2,55 40,08 1086,17 1086,17
3 0,150 3,82 45,24 1226,00 1226,00
4 0,200 5.09 48,52 1314,89 1314,89
6 0,300 7.64 51,80 1403,78 1403,78
8 0,400 10,18 54,92 1488,33 1488,33
10 0,500 12,73 56,66 1535,49 1535,49

Sedangkan pengujian CBR yang diperoleh kelompok 5 dapat dilihat pada


Tabel 5.12 berikut ini.
Tabel 5. 12 Hasil Perhitungan CBR Kelompok 5
Beban
Pembacaan dial Beban Terkoreksi
penetrasi Sesungguhnya
beban (P1) Grafik
waktu (P2)
div Lbs Lbs
inch mm
atas atas atas
0 0,000 0,00 0 0 0
0,25 0,013 0,32 16,42 444,98 444,98
0,5 0,025 0,64 21,91 593,76 593,76
1 0,050 1,27 27,52 745,79 745,79
1,5 0,075 1,91 32,47 879,94 879,94
2 0,100 2,55 36,46 988,07 988,07
3 0,150 3,82 40,23 1090,23 1226,00
4 0,200 5,09 43,67 1183,46 1183,46
6 0,300 7,64 49,86 1351,21 1351,21
10 0,500 12,73 54,94 1488,87 1488,87

Berdasarkan hasil pengujian CBR kelompok 4, maka dapat digambarkan


dalam grafik Gambar 5.3 berikut.
94

Gambar 5.3 Hasil Pengujian CBR Kelompok 4

Nilai CBR pada penetrasi 0,1” dan penetrasi 0,2” dapat dihitung
menggunakan rumus sebagai berikut.
1086,17 1314.89
𝐶𝐵𝑅0,1" = 𝑥 100% = 108,62 % 𝐶𝐵𝑅0,2" = 𝑥 1 = 87,66%
1000 1500
Dari perhitungan di atas, didapat nilai CBR 0,1” ( 108,62 % ) > CBR 0,2” (
87,66% ) maka nilai CBR kelompok 4 yang digunakan adalah nilai CBR 0,1” yaitu
108,62 %.
Sedangkan hasil pengujian CBR kelompok 5, digambarkan dalam grafik pada
Gambar 5.4 berikut.
95

1600
CBR
1400
1200
1000
988,066
800
600
400
200
0
0 0,05 0,1 0,15 0,2 0,25 0,3 0,35 0,4 0,45 0,5 0,55

Gambar 5.4 Hasil Pengujian CBR Kelompok 5

Nilai CBR pada penetrasi 0,1” dan penetrasi 0,2” dapat dihitung
menggunakan rumus sebagai berikut.
988,066 1183,457
𝐶𝐵𝑅0,1" = 𝑥 100% = 98,81% 𝐶𝐵𝑅0,2" = 𝑥 1 = 78,90%
1000 1500
Dari perhitungan di atas, didapat nilai CBR 0,1” (98,81%) > CBR 0,2”
(78,90%) maka nilai CBR kelompok 5 yang digunakan adalah nilai CBR 0,1” yaitu
98,81%.
5.2.7 Pembahasan
CBR adalah salah satu cara untuk menentukan tebal perkerasan dan
merupakan cara yang sering di pakai. Nilai CBR didapat dari grafik yang telah
diketahui, nilai penetrasi standar yang digunakan adalah nilai CBR untuk 0,1.
5.2.8 Kesimpulan
Dari hasil pengujian CBR kelompok 4 dan kelompok 5. Kelompok 4
memperoleh hasil atau nilai prosentase penetrasi 0,1” sebesar 108,62 % dan
penetrasi 0,2” sebesar 87,66 % dan kelompok 5 memperoleh hasil atau nilai
prosentase penetrasi 0,1” sebesar 98,81% dan penetrasi 0,2” sebesar 78,90%. Maka
dapat disimpulkan pengujian kedua kelompok sudah dapat digunakan karena
masing – masing nilai CBR 0,1 > CBR 0,2.
96

5.3 Pengujian Sandcone


5.3.1 Maksud dan Tujuan
Pengujian ini dimaksudkan untuk menentukan kepadatan lapisan tanah
dilapangan dengan cara pengukuran volume lubang secara langsung, yaitu dengan
cara menggali lubang tanah yang akan diukur kepadatannya sesuai ukuran alat uji
sandcone. Kemudian dari sampel tanah yang digali tersebut dapat diketahui tingkat
kepadatan tanah tersebut dengan rumus-rumus properties tanah sederhana.
5.3.2 Alat yang Digunakan
Berikut ini merupakan alat yang digunakan dalam pengujian yaitu:
1. Corong sandcone,
2. Botol sandcone,
3. Pelat logam,
4. Pasir gradasi seragam,
5. Pahat,
6. Palu,
7. Sendok tanah, dan
8. Satu set alat pemeriksa kadar air.
Alat yang digunakan dapat dilihat pada Gambar L-5.3
5.3.3 Benda Uji yang Digunakan
Benda uji berupa tanah di lapangan atau dapat berupa tanah yang sudah
dipadatkan atau tanah asli.
5.3.4 Prosedur Pengujian
Berikut ini merupakan prosedur pengujian yang dilakukan yaitu:
1. Kalibrasi alat
a. Menimbang berat botol kosong (W1).
b. Mengisi botol dengan pasir sampai rata permukaan, kemudian ditimbang
(W3).
c. Memasang kerucut pada botol yang sudah berisi pasir penuh kemudian
menimbang (W4)
d. Meletakkan botol kerucut diatas plat dengan posisi terbalik, kemudian
97

membuka kran corong sehingga pasir mengalir kebawah. Saat pasir berhenti
mengalir, kran kerucut di tutup.
e. Botol, kerucut, dan pasir sisa kemudian ditimbang.
f. Menimbang botolyang diisi dengan air.
2. Menentukan volume tanah pada titik uji di lapangan
a. Memasang plat pada permukaan tanah yang rata, kemudian memaku setiap
sudutnya.
b. Melubangi tanah sesuai lingkaran plat. Menimbang tanah hasil gali.
c. Meletakkan botol kerucut diatas plat dengan posisi terbalik, kemudian
membuka kran corong sehingga pasir mengalir kebawah. Saat pasir berhenti
mengalir, kran kerucut di tutup.
d. Botol, kerucut, dan pasir sisa kemudian ditimbang.
e. Mencari kadar air tanah hasil galian
5.3.5 Landasan Teori
Pengujian sand cone adalah bentuk pegujian kepadatan tanah yang dapat
dilakukan secara langsung di lapangan.
5.3.6 Analisis Hasil Pengujian
1. Data Uji
Data uji pengujian Sandcone dapat dilihat pada Tabel 5.13 berikut:

Tabel 5. 13 Data Uji Pengujian Sandcone


Alat Sandcone
No Pengujian Hasil Satuan
1 Berat botol kosong + Kerucut (W1) 2260 gram
2 Berat botol + air penuh + Kerucut (W2) 5817 gram
3 Berat botol + pasir + Kerucut (W3) 7810 gram
4 Berat botol+pasir sisa+kerucut (W 4) 4665 gram
Kadar Air
No Pengujian 1 2 Satuan
1 Berat cawan (W1) 12,57 13,04 gram
2 Berat cawan + tanah basah (W2) 54,62 48,81 gram
98

3 Berat cawan+ tanah kering (W3) 46,75 42,14 gram


Lanjutan Tabel 5. 14 Data Uji Pengujian Sandcone
Lubang Tanah
No Pengujian Hasil Satuan
1 Berat botol+ kerucut+pasir (W6) 7802 gram
2 Berat botol + kerucut+pasir sisa (W7) 2436 gram
3 Berat tanah galian 5929,39 gram

2. Perhitungan
Perhitungan pengujian Sandcone dapat dilakukan seperti perhitungan berikut:
a. Isi botol
I = W2 – W1
= 5817 – 2260
= 3557 cm3
b. Berat volume pasir
𝑊3−𝑊1
γp =
𝐼
7810−2260
= 3557

= 1,56 gram/cm3
c. Berat botol + pasir dalam kerucut
C = W3 – W4
= 7810 - 4665
= 3145 gram
d. Kadar air
𝑊2−𝑊3
1) w1 = 𝑥100%
𝑊3−𝑊1
54,62−46,75
= 46,65−12,57 𝑥100%

= 23,03%
𝑊2−𝑊3
2) w2 = 𝑊3−𝑊1 𝑥100%
48,81−42,14
= 42,14−13,04 𝑥100%

= 22,92%
99

𝑤1+𝑤2
3) wrata-rata = 2
23.03+22.92
= 2

= 22,97%
e. Berat pasir dalam lubang
P = W6 – W7 – C
= 7802 – 2436 – 3145
= 2221 gram
f. Volume lubang
𝑃
V = 𝛾𝑃
2221
= 1.56

= 1423,44 cm3
g. Berat volume tanah basah
𝑊
γ = 𝑉
5929.39
= 1423.44

= 4,166 gram/cm3
h. Berat volume tanah kering
𝛾
γd = 1+𝑤𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎
4.17
= 1+22.97%

= 3,39 gram/cm3
3. Hasil Pengujian
Hasil pengujian Sandcone dapat dilihat pada Tabel 5.14 berikut:

Tabel 5. 15 Hasil Pengujian Sandcone Kelompok 4

Alat Sandcone
No Pengujian Hasil Satuan
1 Isi botol (I) 3557 cm3
2 Berat volume pasir (γp) 1,56 gr/cm3
3 Berat botol + pasir dalam kerucut (C) 3145 Gram
100

Lanjutan Tabel 5. 16 Hasil Pengujian Sandcone Kelompok 4

Kadar Air
No Pengujian 1 2 Satuan
1 Berat air (W4) 7.87 6.67 gram
2 Berat tanah kering (W5) 34,18 29,10 gram
3 Kadar air tanah (w) 23,03 22,92 %
4 Kadar air rata-rata (wrata-rata) 22,97 %
5 Berat volume tanah kering (γd). 3,39 gr/cm3
Lubang Tanah
No Pengujian Hasil Satuan
1 Berat pasir dalam lubang (P) 2221 gram
2 Volume lubang (V) 1423.44 cm3
3 Berat volume tanah basah (γ) 4,166 gr/cm3

Sebagai pembanding, hasil pengujian sandcone kelompok 5 dapat dilihat


pada Tabel 5.15.

Tabel 5. 17 Hasil Pengujian Sandcone Kelompok 5

Alat Sandcone
No Pengujian Hasil Satuan
1 Isi botol (I) 3557 cm3
2 Berat volume pasir (γp) 1,56 gr/cm3
3 Berat botol + pasir dalam kerucut (C) 3145 gram
Kadar Air
No Pengujian 1 2 Satuan
1 Berat air (W4) 8,19 6,94 gram
2 Berat tanah kering (W5) 34,16 28,83 gram
3 Kadar air tanah (w) 23,98 24,07 %
4 Kadar air rata-rata (wrata-rata) 24,02 %
5 Berat volume tanah kering (γd). 3,36 gr/cm3
101

Lanjutan Tabel 5. 18 Hasil Pengujian Sandcone Kelompok 5

Lubang Tanah
No Pengujian Hasil Satuan
1 Berat pasir dalam lubang (P) 2219 gram
2 Volume lubang (V) 1422,16 cm3
3 Berat volume tanah basah (γ) 4,170 gr/cm3

5.3.7 Pembahasan
Pengujian Sand Cone merupakan pengujian kepadatan tanah di lapangan
dengan mengetahui tingkatan kepadatan berdasarkan tanah yang digali, terisi oleh
pasir yang bergradasi standard (pasir pantai). Tingkatan kepadatan tanah
berhubungan dengan berat volume kering (γd). Pada penguian kelompok 4,
diperoleh nilai sebesar 3,39 gram/cm3, sedangkan kelompok 5 memperoleh nilai
sebesar 3,36 gram/cm3
5.3.8 Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengujian kepadatan di lapangan didapatkan nilai γd

sebesar 3,39 gr/cm3 dan tanah tempat lokasi pengujian mempunyai kadar air rata-
rata sebesar 22,97 % sedangkan kelompok 5 mempunyai nilai γd sebesar 3,36

gr/cm3 dengan kadar air rata-rata 24,02 %.


102

Lampiran 1 : Laporan Sementara


Proktor Standar
103

CBR

Pembebanan
Waktu Pembacaan dial beban Beban
(mn) Penetrasi (div) (lbs)
(inc) atas bawah atas bawah
0 0.000 0 0
1/4 0.013 16.42 444,98
1/2 0.025 21.91 593,76
1 0.050 29.86 809,21
11/2 0.075 34.61 980,48
2 0.100 39 1086,17
3 0.150 43 1226,00
4 0.200 46 1314,89
6 0.300 50.51 1403,78
8 0.400 53.51 1488,33
10 0.500 55.31 1535,49

Kadar air Sebelum sesudah


No Cawan I II
Berat Cawan (gr) 12.84 12.88
Berat Cawan + Tanah Basah (gr) 53.81 48.21
Berat Cawan + Tanah Kering (gr) 46.66 42.07
Berat Air (3) - (4) (gr) 7,3 6,27
Berat Tanah Kering (4) - (2), (gr) 33,67 29,06
Kadar Air = (5)/(6) x 100 % 0,22 0,22
Kadar air rata-rata = 0,22

Nilai CBR
Penetras 0,1" 0,2"
i
Atas 108,62 87,66
104

SandCone
105

Lampiran 2 : Flowchart
FLOWCHART
PENGUJIAN PROCTOR STANDARD

Timbang cetaka Membuat 6 sampel dengan


kadar air yang berbeda beda
masibg- masing seberat 3kg

Setiap lapisan ditumbuk


Pasang cetakan pada landasan
sebanyak 25 kali dengan
dan Kunci isi cetakan dengan
urutan penumbukan memutar
masing – masing sampel isi
dan terakhir di tengah
dengan cara memasukan 1/3
bagianlalu di tumbuk. Isi lagi
2/3 bagian lalu di tumbuk
kemudian isi sampai penuh
lalu di tumbuk

Buka cetakan bagian atas Timbang cetakan yang berisi


dan ratakan tanahnya tanah dan catat seluruh
hasilnya
106

FLOWCHART
PENGUJIAN CBR ( California Bearing Ratio )

Campurkan 5kg tanah


dengan air, dengan kadar
air yang telah didapatkan
dari proktor test campur
hingga merata.
Timbang cetakan(mold)

Buka bagian atas dan ratakan


permukaannya lalu ditimbang

Pasang cetakan pada alas dan


pasang spencer disk. Masukan
tanah per1/3 bagian dan tumbuk
56 kali

Pasang cetakan berisi tanah


padaalat uji cbr. Jalankan
mesinlalu catat hasil
pengujiannya
107

FLOWCHART

PENGUJIAN SAND CONE

Siapkan peralatan Timbang berat botol Isi pasir Ottawa kemudian


yang di butuhkan kosong dan catat timbang dan catat

Keluarkan pasir
sebesar volume
kerucut lalu
timbang botol +
pasir sisa +
kerucut kemudian
catat
Timbang berat botol +
pasir + kerucut dan catat

Gali tanah dilapangan Timbang berat tanah


berdiameter seperti cetakan lapangan dan pasir
dan kedalaman kurang lebih Ottawa yang keluar
sekitar 15 cm untuk lalu catat hasilnya
menampung pasir Ottawa
yang ada dibotol + kerucut
kerucut
108

Lampiran 3 : Gambar Alat

Gambar L-5.1 Pengujian Proctor Standard

Gambar L-5.2 Pengujian CBR

Gambar L-5.3 Pengujian Sand Cone


BAB VI
PENGUJIAN SPT DAN CPT

6.1 Pengujian CPT (Cone Penetration Test)


6.1.1 Maksud dan Tujuan
Pengujian ini bertujuan untuk mendapatkan nilai-nilai kemampuan dari
lapisan tanah sehubungan dengan kedalamannya mengenai hal sebagai
berikut.
1. Perlawanan ujung konus (qc) adalah perlawanan tanah terhadap ujung konus
yang dinyatakan dalam gaya persatuan luas (kg/cm2).
2. Perlawanan geser (fs) adlah perlawanan geser tanah terhadap selubung
bikonus dalam gaya per satuan panjang (kg/cm).
6.1.2 Alat yang Digunakan
Alat yang digunakan dalam praktikum kali ini adalah sebagai berikut:
1. mesin sondir kapasitas 2 ton,
2. dua buah manometer masing-masing berkapasitas 100 kg/cm2 dan
200kg/cm2,
3. konus ganda (biconus),
4. angker spiral,
5. ambang penekan,
6. peralatan bantu,
7. kunci pipa,
8. kunci inggris,
9. meteran,
10. oli hidrolis,
11. kunci T, dan
12. tongkat besi (kunci angkar).
Alat yang digunakan dapat dilihat pada Gambar L-6.1.

109
110

6.1.3 Benda Uji yang Digunakan


Benda uji berupa tanah di lapangan dapat berupa tanah timbunan ataupun
tanah asli.
6.1.4 Prosedur Pengujian
Prosedur pengujian sondir adalah sebagai berikut.
1. Pemasangan alat sondir
a. Sebelum melakukan pengujian, ratakan permukaan tanah terlebih dahulu.
b. Kemudian memasang angkur (tanam angkur dengan menggunakan kunci
T) dan diputar searah jarum jam sampai batas yang dimungkinkan.
c. Angkur dipasang sebanyak dua buah dan dipasang secara berjajaran
dengan jarak kira-kira 20 cm.
d. Kemudian pasang ambang pada angkur yang telah tertanam.
e. Kemudian baru letakkan mesin penguji sondirdiatasnya lalu pasang mur
pengunci tuk mengurangi pergeseran mesin dan juga untuk
mengokohkannya. Usahakan sondir berdiri dalam keadaan vertikal.
f. Kemudian memasang manometer dan mengecek oli hidrolik pada rumah
oli, jika kurang tambahkan sampai penuh.
2. Pembacaan daya dukung
a. Pasang konus pada stang sondir kemudian keduanya dipasang pada lubang
pemusat yang letaknya berada dirumah oli. Menekan stang luar dengan stir
pemutar hingga masuk kedalam tanah sedalam 20 cm, melepaskan stang
sondir dari lubang pusat, kemudian tekan penekan oli agar oli menekan
manometer dan lakukan pembacaan pada manometer.
b. Pada waktu penekanan perhatikan jarum penunjuk manometer akan
bergerak 2 kali, angka ditunjukan oleh gerakan jarum yang pertama adalah
“qc” dan yang kedua adalah nilai total hambatan “qt”.
c. Menaikan rumah oli dengan memutar angkur pemutar berlawanan arah
dengan gerakan pertama, kemudian memasang stang sondir pada lubang
pemusat sehingga kedudukannya sama dengan poin (a).
d. Ulangi prosedur percobaan dari (a-e) sehingga didapatkan data dari
kekuatan tanah dengan gesekan sehingga tanah keras sampai kedalaman 30
meter.
111

e. Keuntungan yang diperoleh dari penggunaan alat ini adalah sebagai berikut
1) Bisa digunakan untuk lapisan tanah lanau dan lempung
2) Dengan cepat dapat menentukan lapisan tanah keras
3) Dapat memperkirakan perbedaan lapisan tanah
4) Dapat digunakan untuk menghitung daya dukung
f. Kerugian pada penggunaan alat ini adalah sebagai berikut.
1) Tidak dapat digunakan untuk lapisan tanah yang berbulir besar terutama
lapisan tanah yang mengandung kerikil dan batu
2) Hasil penyondiran meragukan apabila letak alat sondir tidak vertikal dan
kondisnya tidak bekerja dengan baik.
6.1.5 Landasan Teori
Landasan teori yang digunakan dalam pengujian sondir adalah sebagai
berikut
1. Perlawanan Konus (qc)
Ap = YA n Dp (6.1)

Ac = Y n Dc2 (6.2)
Pkonus Ppiston
qc x Ac = Cw x Ap
qc = (Cw x Ap) / Ac (6.3)

dimana :
qc = tahanan konus (kg/cm2),
Ap = luas penampang piston,
Dp = diameter piston,
Ac = luas potongan melintang bikonus,
Dc = diameter ujung konus,
Pkonus = gaya pada ujung konus,
Ppiston = gaya pada piston, dan
Cw = perlawanan konus,
112

2. Hambatan setempat (fs)


Ag = n x Dg x hg (6.4)

fs = Kw x Ap / Ag (6.5)
Kw = Tw - Cw (6.6)

dimana :
Ag = luas selimut geser,
Dg = diameter selimut geser,
hg = tinggi selimut geser,
Tw = total perlawanan, dan
fs = perlawanan geser lokal,
Pkonus = gaya pada ujung konus,
Ppiston = gaya pada piston, dan
Cw = perlawanan konus,
3. Friction Ratio (Fr)
𝑓𝑠
Fr = 𝑞𝑐 x 100 (6.7)

Pada Gambar 6.1 merupakan grafik klasifikasi tanah oleh Schmertmann


(1978) yang dipengaruhi oleh friction ratio dan qc.

Gambar 6.1. Klasifikasi Tanah Berdasarkan Data Sondir


(sumber : Schmertmann, 1978)
113

4. Geseran Total (Tf)


Tf = S(fs x interval pembacaan) (6.8)
6.1.6 Analisis Hasil Pengujian
Prinsip dasar dari uji penetrasi static di lapangan adalah dengan
anggapan berlaku hukum Aksi Reaksi (persamaan), Seperti yang digunakan
untuk menghitung nilai perlawanan konus dan nilai perlawanan geser
sebagai berikut.
1. Data Uji
Luas melintan konus (Ac) = 10 cm2
Luas konus (Ag) = 150 cm2
Luas penampang piston (Ap) = 10 cm2
Data pengujian sondir dapat dilihat pada Tabel 6.1 berikut.

Tabel 6. 1 Data Hasil Pengujian Sondir

Kedalaman cw tw
0,00 0 0
0,20 6 8
0,40 5 6
0,60 5 7
0,80 3 4
1,00 8 10
1,20 6 8
1,40 4 5
1,60 7 9
1,80 3 4
2,00 5 6
2,20 4 5
2,40 5 7
2,60 10 12
2,80 7 9
3,00 10 13
3,20 8 10
3,40 7 9
3,60 10 12
3,80 10 13
114

4,00 8 10
4,20 9 12
4,40 12 14
4,60 10 13
4,80 13 15
5,00 11 13
5,20 17 20
5,40 19 22
5,60 16 18
5,80 15 18
6,00 11 13
6,20 20 23
6,40 22 25
6,60 21 25
6,80 17 20
7,00 21 24
7,20 28 32
7,40 21 24
7,60 25 27
7,80 17 20
8,00 18 20
8,20 14 17
8,40 11 13
8,60 17 20
8,80 12 14
9,00 13 16
9,20 21 24
9,40 19 22
9,60 26 30
9,80 28 31
10,00 32 36
10,20 30 35
10,40 28 31
10,60 27 30
10,80 26 30
11,00 17 20
11,20 13 16
11,40 16 18
11,60 20 23
11,80 18 21
115

12,00 22 26
12,20 22 25
12,40 20 24
12,60 20 23
12,80 19 21
13,00 23 25
13,20 20 23
13,40 22 25
13,60 30 35
13,80 27 30
14,00 25 28
14,20 18 21
14,40 22 25
14,60 28 32
14,80 20 23
15,00 17 20
15,20 24 28
15,40 30 34
15,60 21 23
15,80 38 42
16,00 37 42
16,20 60 65
16,40 42 46
16,60 71 76
16,80 58 63
17,00 60 65
17,20 62 68
17,40 65 70
17,60 68 73
17,80 58 62
18,00 40 45
18,20 61 65
18,40 54 60
18,60 63 67
18,80 69 75
19,00 87 93
19,20 92 97
19,40 100 108
19,60 104 110
19,80 180 187
116

20,00 140 149

2. Perhitungan
Perhitungan sondir dapat dilakukan dengan perhitungan sebagai berikut.
a. Mencari nilai qc
10
1) qc pada kedalaman 0,2 = 6 x 10 = 6,00 kg/cm2
10
2) qc pada kedalaman 0,4 = 5 x 10 = 5,00 kg/cm2
10
3) qc pada kedalaman 0,6 = 5 x 10 = 5,00 kg/cm2
10
4) qc pada kedalaman 0,8 = 3 x 10 = 3,00 kg/cm2
10
5) qc pada kedalaman 1,0 = 8 x 10 = 8,00 kg/cm2
10
6) qc pada kedalaman 1,2 = 6 x 10 = 6,00 kg/cm2
10
7) qc pada kedalaman 1,4 = 4 x 10 = 4,00 kg/cm2
10
8) qc pada kedalaman 1,6 = 7 x 10 = 7,00 kg/cm2
10
9) qc pada kedalaman 1,8 = 3 x 10 = 3,00 kg/cm2
10
10) qc pada kedalaman 2,0 = 5 x 10 = 5,00 kg/cm2

Untuk perhitungan nilai qc selanjutnya dapat dihitung dengan cara yang


sama seperti perhitungan nilai qc diatas.
b. Mencari Nilai fs ( perlawanan geser)
10
1) Nilai fs kedalaman 0,2 = (8 - 6) x 150 = 0,13 kg/cm2
10
2) Nilai fs kedalaman 0,4 = (6 - 5) x 150 = 0,07 kg/cm2
10
3) Nilai fs kedalaman 0,6 = (7 - 5) x 150 = 0,13 kg/cm2
10
4) Nilai fs kedalaman 0,8 = (4 - 3) x 150 = 0,07 kg/cm2
10
5) Nilai fs kedalaman 1,0 = (10 - 8) x 150 = 0,13 kg/cm2
10
6) Nilai fs kedalaman 1,2 = (8 - 6) x 150 = 0,13 kg/cm2
117

10
7) Nilai fs kedalaman 1,4 = (5 - 4) x 150 = 0,07 kg/cm2
10
8) Nilai fs kedalaman 1,6 = (9 - 7) x 150 = 0,13 kg/cm2
10
9) Nilai fs kedalaman 1,8 = (4 - 3) x 150 = 0,07 kg/cm2
10
10) Nilai fs kedalaman 2,0 = (6 - 5) x 150 = 0,07 kg/cm2

Untuk perhitungan nilai fs selanjutnya dapat dihitung dengan cara yang


sama seperti perhitungan nilai fs diatas.
c. Mencari nilai Local friction
Local friction = fs x 20
1) Local friction kedalaman 0,2 = 0,13 x 20= 2,67 kg/cm2
2) Local friction kedalaman 0,4 = 0,07 x 20= 1,33 kg/cm2
3) Local friction kedalaman 0,6 = 0,13 x 20= 2,67 kg/cm2
4) Local friction kedalaman 0,8 = 0,07 x 20= 1,33 kg/cm2
5) Local friction kedalaman 1,0 = 0,13 x 20= 2,67 kg/cm2
6) Local friction kedalaman 1,2 = 0,13 x 20= 2,67 kg/cm2
7) Local friction kedalaman 1,4 = 0,07 x 20= 1,33 kg/cm2
8) Local friction kedalaman 1,6 = 0,13 x 20= 2,67 kg/cm2
9) Local friction kedalaman 1,8 = 0,07 x 20= 1,33 kg/cm2
10) Local friction kedalaman 2,0 = 0,07 x 20= 1,33 kg/cm2
Untuk perhitungan nilai Local friction selanjutnya dapat dihitung
dengan cara yang sama seperti perhitungan nilai Local friction diatas.
d. Mencari nilai Friction Ratio (Fr)
𝑓𝑠
Fr = 𝑞𝑐 x 100 %
0,13
1) Friction Ratio kedalaman 0,2 = x 100 % = 2,22 %
6
0,07
2) Friction Ratio kedalaman 0,4 = x 100 % = 1,33 %
5
0,13
3) Friction Ratio kedalaman 0,6 = x 100 % = 2,67 %
5
0,07
4) Friction Ratio kedalaman 0,8 = x 100 % = 2,22 %
3
0,13
5) Friction Ratio kedalaman 1,0 = x 100 % = 1,67 %
8
118

0,13
6) Friction Ratio kedalaman 1,2 = x 100 % = 2,22 %
6
0,07
7) Friction Ratio kedalaman 1,4 = x 100 % = 1,67 %
4
0,13
8) Friction Ratio kedalaman 1,6 = x 100 % = 1,90 %
7
0,07
9) Friction Ratio kedalaman 1,8 = x 100 % = 2,22 %
3
0,07
10) Friction Ratio kedalaman 2,0 = x 100 % = 1,33 %
5

Untuk perhitungan nilai Fr selanjutnya dapat dihitung dengan cara yang


sama seperti perhitungan nilai Fr diatas.
e. Mencari Total friction (Tf)
Tf = ∑Local Friction
Tf = (2,67 + 1,33 + 2,67 + 1,33 + ………+ 12)
= 440
3. Hasil pengujian
Hasil pengujian dan perhitungan ditampilkan dalam Gambar 6.2 dan 6.3
dan rekapitulasi hasil perhitungan dapat dilihat pada Tabel 6.2.

Gambar 6.2.1 Grafik Tahanan Ujung dan Total Friction Kelompok 4


119

Gambar 6.2.1 Grafik Tahanan Ujung dan Total Friction Kelompok 5

Gambar 6.3.1 Grafik Rasio Gesekan (Fr) Kelompok 4


120

Gambar 6.3.1 Grafik Rasio Gesekan (Fr) Kelompok 4

Tabel 6. 2.1 Data Hasil Perhitungan Pengujian Sondir Kelompok 4


local
Kedalaman cw tw qc fs total friction fr (%)
friction
0,00 0 0 0,00 0,00 0,00 0,000 0,00
0,20 6 8 6,00 0,13 2,67 2,667 2,22
0,40 5 6 5,00 0,07 1,33 4,000 1,33
0,60 5 7 5,00 0,13 2,67 6,667 2,67
0,80 3 4 3,00 0,07 1,33 8,000 2,22
1,00 8 10 8,00 0,13 2,67 10,667 1,67
1,20 6 8 6,00 0,13 2,67 13,333 2,22
1,40 4 5 4,00 0,07 1,33 14,667 1,67
1,60 7 9 7,00 0,13 2,67 17,333 1,90
1,80 3 4 3,00 0,07 1,33 18,667 2,22
2,00 5 6 5,00 0,07 1,33 20,000 1,33
2,20 4 5 4,00 0,07 1,33 21,333 1,67
2,40 5 7 5,00 0,13 2,67 24,000 2,67
2,60 10 12 10,00 0,13 2,67 26,667 1,33
2,80 7 9 7,00 0,13 2,67 29,333 1,90
3,00 10 13 10,00 0,20 4,00 33,333 2,00
3,20 8 10 8,00 0,13 2,67 36,000 1,67
3,40 7 9 7,00 0,13 2,67 38,667 1,90
3,60 10 12 10,00 0,13 2,67 41,333 1,33
121

3,80 10 13 10,00 0,20 4,00 45,333 2,00


4,00 8 10 8,00 0,13 2,67 48,000 1,67
4,20 9 12 9,00 0,20 4,00 52,000 2,22
4,40 12 14 12,00 0,13 2,67 54,667 1,11
4,60 10 13 10,00 0,20 4,00 58,667 2,00
4,80 13 15 13,00 0,13 2,67 61,333 1,03
5,00 11 13 11,00 0,13 2,67 64,000 1,21
5,20 17 20 17,00 0,20 4,00 68,000 1,18
5,40 19 22 19,00 0,20 4,00 72,000 1,05
5,60 16 18 16,00 0,13 2,67 74,667 0,83
5,80 15 18 15,00 0,20 4,00 78,667 1,33
6,00 11 13 11,00 0,13 2,67 81,333 1,21
6,20 20 23 20,00 0,20 4,00 85,333 1,00
6,40 22 25 22,00 0,20 4,00 89,333 0,91
6,60 21 25 21,00 0,27 5,33 94,667 1,27
6,80 17 20 17,00 0,20 4,00 98,667 1,18
7,00 21 24 21,00 0,20 4,00 102,667 0,95
7,20 28 32 28,00 0,27 5,33 108,000 0,95
7,40 21 24 21,00 0,20 4,00 112,000 0,95
7,60 25 27 25,00 0,13 2,67 114,667 0,53
7,80 17 20 17,00 0,20 4,00 118,667 1,18
8,00 18 20 18,00 0,13 2,67 121,333 0,74
8,20 14 17 14,00 0,20 4,00 125,333 1,43
8,40 11 13 11,00 0,13 2,67 128,000 1,21
8,60 17 20 17,00 0,20 4,00 132,000 1,18
8,80 12 14 12,00 0,13 2,67 134,667 1,11
9,00 13 16 13,00 0,20 4,00 138,667 1,54
9,20 21 24 21,00 0,20 4,00 142,667 0,95
9,40 19 22 19,00 0,20 4,00 146,667 1,05
9,60 26 30 26,00 0,27 5,33 152,000 1,03
9,80 28 31 28,00 0,20 4,00 156,000 0,71
10,00 32 36 32,00 0,27 5,33 161,333 0,83
10,20 30 35 30,00 0,33 6,67 168,000 1,11
10,40 28 31 28,00 0,20 4,00 172,000 0,71
10,60 27 30 27,00 0,20 4,00 176,000 0,74
10,80 26 30 26,00 0,27 5,33 181,333 1,03
11,00 17 20 17,00 0,20 4,00 185,333 1,18
11,20 13 16 13,00 0,20 4,00 189,333 1,54
11,40 16 18 16,00 0,13 2,67 192,000 0,83
11,60 20 23 20,00 0,20 4,00 196,000 1,00
122

11,80 18 21 18,00 0,20 4,00 200,000 1,11


12,00 22 26 22,00 0,27 5,33 205,333 1,21
12,20 22 25 22,00 0,20 4,00 209,333 0,91
12,40 20 24 20,00 0,27 5,33 214,667 1,33
12,60 20 23 20,00 0,20 4,00 218,667 1,00
12,80 19 21 19,00 0,13 2,67 221,333 0,70
13,00 23 25 23,00 0,13 2,67 224,000 0,58
13,20 20 23 20,00 0,20 4,00 228,000 1,00
13,40 22 25 22,00 0,20 4,00 232,000 0,91
13,60 30 35 30,00 0,33 6,67 238,667 1,11
13,80 27 30 27,00 0,20 4,00 242,667 0,74
14,00 25 28 25,00 0,20 4,00 246,667 0,80
14,20 18 21 18,00 0,20 4,00 250,667 1,11
14,40 22 25 22,00 0,20 4,00 254,667 0,91
14,60 28 32 28,00 0,27 5,33 260,000 0,95
14,80 20 23 20,00 0,20 4,00 264,000 1,00
15,00 17 20 17,00 0,20 4,00 268,000 1,18
15,20 24 28 24,00 0,27 5,33 273,333 1,11
15,40 30 34 30,00 0,27 5,33 278,667 0,89
15,60 21 23 21,00 0,13 2,67 281,333 0,63
15,80 38 42 38,00 0,27 5,33 286,667 0,70
16,00 37 42 37,00 0,33 6,67 293,333 0,90
16,20 60 65 60,00 0,33 6,67 300,000 0,56
16,40 42 46 42,00 0,27 5,33 305,333 0,63
16,60 71 76 71,00 0,33 6,67 312,000 0,47
16,80 58 63 58,00 0,33 6,67 318,667 0,57
17,00 60 65 60,00 0,33 6,67 325,333 0,56
17,20 62 68 62,00 0,40 8,00 333,333 0,65
17,40 65 70 65,00 0,33 6,67 340,000 0,51
17,60 68 73 68,00 0,33 6,67 346,667 0,49
17,80 58 62 58,00 0,27 5,33 352,000 0,46
18,00 40 45 40,00 0,33 6,67 358,667 0,83
18,20 61 65 61,00 0,27 5,33 364,000 0,44
18,40 54 60 54,00 0,40 8,00 372,000 0,74
18,60 63 67 63,00 0,27 5,33 377,333 0,42
18,80 69 75 69,00 0,40 8,00 385,333 0,58
19,00 87 93 87,00 0,40 8,00 393,333 0,46
19,20 92 97 92,00 0,33 6,67 400,000 0,36
19,40 100 108 100,00 0,53 10,67 410,667 0,53
19,60 104 110 104,00 0,40 8,00 418,667 0,38
123

19,80 180 187 180,00 0,47 9,33 428,000 0,26


20,00 140 149 140,00 0,60 12,00 440,000 0,43

Tabel 6. 3.2 Data Hasil Perhitungan Pengujian Sondir Kelompok 5

Kedalaman cw tw qc fs local friction total friction fr (%)


0 0 0 0 0 0 0 0
0,2 6 8 6 0,13 2,67 2,67 2,22
0,4 5 6 5 0,07 1,33 4,00 1,33
0,6 5 7 5 0,13 2,67 6,67 2,67
0,8 3 4 3 0,07 1,33 8,00 2,22
1 8 10 8 0,13 2,67 10,67 1,67
1,2 6 8 6 0,13 2,67 13,33 2,22
1,4 4 5 4 0,07 1,33 14,67 1,67
1,6 7 9 7 0,13 2,67 17,33 1,90
1,8 3 4 3 0,07 1,33 18,67 2,22
2 5 6 5 0,07 1,33 20,00 1,33
2,2 4 5 4 0,07 1,33 21,33 1,67
2,4 5 7 5 0,13 2,67 24,00 2,67
2,6 10 12 10 0,13 2,67 26,67 1,33
2,8 7 9 7 0,13 2,67 29,33 1,90
3 10 13 10 0,20 4,00 33,33 2,00
3,2 8 10 8 0,13 2,67 36,00 1,67
3,4 7 9 7 0,13 2,67 38,67 1,90
3,6 10 12 10 0,13 2,67 41,33 1,33
3,8 10 13 10 0,20 4,00 45,33 2,00
4 8 10 8 0,13 2,67 48,00 1,67
4,2 9 12 9 0,20 4,00 52,00 2,22
4,4 12 14 12 0,13 2,67 54,67 1,11
4,6 10 13 10 0,20 4,00 58,67 2,00
4,8 13 15 13 0,13 2,67 61,33 1,03
5 11 13 11 0,13 2,67 64,00 1,21
5,2 17 20 17 0,20 4,00 68,00 1,18
5,4 19 22 19 0,20 4,00 72,00 1,05
5,6 16 18 16 0,13 2,67 74,67 0,83
5,8 15 18 15 0,20 4,00 78,67 1,33
124

6 11 13 11 0,13 2,67 81,33 1,21


6,2 20 23 20 0,20 4,00 85,33 1,00
6,4 22 25 22 0,20 4,00 89,33 0,91
6,6 21 25 21 0,27 5,33 94,67 1,27
6,8 17 20 17 0,20 4,00 98,67 1,18
7 21 24 21 0,20 4,00 102,67 0,95
7,2 28 32 28 0,27 5,33 108,00 0,95
7,4 21 24 21 0,20 4,00 112,00 0,95
7,6 25 27 25 0,13 2,67 114,67 0,53
7,8 17 20 17 0,20 4,00 118,67 1,18
8 18 20 18 0,13 2,67 121,33 0,74
8,2 14 17 14 0,20 4,00 125,33 1,43
8,4 11 13 11 0,13 2,67 128,00 1,21
8,6 17 20 17 0,20 4,00 132,00 1,18
8,8 12 14 12 0,13 2,67 134,67 1,11
9 13 16 13 0,20 4,00 138,67 1,54
9,2 21 24 21 0,20 4,00 142,67 0,95
9,4 19 22 19 0,20 4,00 146,67 1,05
9,6 26 30 26 0,27 5,33 152,00 1,03
9,8 28 31 28 0,20 4,00 156,00 0,71
10 32 36 32 0,27 5,33 161,33 0,83
10,2 10 12 10 0,13 2,67 164,00 1,33
10,4 18 21 18 0,20 4,00 168,00 1,11
10,6 70 76 70 0,40 8,00 176,00 0,57
10,8 98 105 98 0,47 9,33 185,33 0,48
11 87 95 87 0,53 10,67 196,00 0,61
11,2 132 140 132 0,53 10,67 206,67 0,40
11,4 153 162 153 0,60 12,00 218,67 0,39
11,6 175 181 175 0,40 8,00 226,67 0,23
11,8 138 145 138 0,47 9,33 236,00 0,34
12 93 100 93 0,47 9,33 245,33 0,50
12,2 62 67 62 0,33 6,67 252,00 0,54
12,4 50 55 50 0,33 6,67 258,67 0,67
12,6 76 80 76 0,27 5,33 264,00 0,35
12,8 45 50 45 0,33 6,67 270,67 0,74
13 32 35 32 0,20 4,00 274,67 0,63
13,2 28 32 28 0,27 5,33 280,00 0,95
13,4 25 28 25 0,20 4,00 284,00 0,80
13,6 30 34 30 0,27 5,33 289,33 0,89
13,8 33 37 33 0,27 5,33 294,67 0,81
125

14 36 40 36 0,27 5,33 300,00 0,74


14,2 45 50 45 0,33 6,67 306,67 0,74
14,4 203 217 203 0,93 18,67 325,33 0,46

6.1.7 Pembahasan
Pelaksanaan Cone Penetretion Test, data kelompok 4 mencapai kedalaman
20 m dan data kelompok 5 mencapai kedalaman 14,4 m. Hasil yang didapatkan
dari pengujian adalah nilai qc dan fs. Kedua nilai tersebut dapat digunakan untuk
menentukan jenis tanah dengan menggunakan grafik pada Gambar 6.1. Pada
Gambar 6.4 serta pada table 6.3 dapat dilihat hasil pengujian yang dimasukkan pada
grafik kalsifikasi tanah oleh Schmertmann (1978).

Gambar 6.4.1 Hasil Pengujian pada Grafik Schmertmann Kelompok 4


126

Gambar 6.4.2 Hasil Pengujian pada Grafik Schmertmann Kelompok 5

Tabel 6. 4.1 Hasil Pengujian pada Grafik Schmertmann Kelompok 4

Kedalaman, m qc (kg/cm^2) Fr (%) Jenis Tanah


0,00 0,00 0,00 -
0,20 6,00 2,22 Clayey-Sands and Silts
0,40 5,00 1,33 Loose
0,60 5,00 2,67 Clayey-Sands and Silts
0,80 3,00 2,22 Clayey-Sands and Silts
1,00 8,00 1,67 Loose
1,20 6,00 2,22 Clayey-Sands and Silts
1,40 4,00 1,67 Loose
1,60 7,00 1,90 Loose
1,80 3,00 2,22 Clayey-Sands and Silts
2,00 5,00 1,33 Loose
2,20 4,00 1,67 Loose
2,40 5,00 2,67 Clayey-Sands and Silts
2,60 10,00 1,33 Loose
2,80 7,00 1,90 Loose
3,00 10,00 2,00 Loose
3,20 8,00 1,67 Loose
3,40 7,00 1,90 Loose
3,60 10,00 1,33 Loose
127

3,80 10,00 2,00 Loose


4,00 8,00 1,67 Loose
4,20 9,00 2,22 Clayey-Sands and Silts
4,40 12,00 1,11 Loose
4,60 10,00 2,00 Loose
4,80 13,00 1,03 Loose
5,00 11,00 1,21 Loose
5,20 17,00 1,18 Loose
5,40 19,00 1,05 Loose
5,60 16,00 0,83 Loose
5,80 15,00 1,33 Loose
6,00 11,00 1,21 Loose
6,20 20,00 1,00 Sand
6,40 22,00 0,91 Sand
6,60 21,00 1,27 Sand
6,80 17,00 1,18 Loose
7,00 21,00 0,95 Sand
7,20 28,00 0,95 Sand
7,40 21,00 0,95 Sand
7,60 25,00 0,53 Very Shell Sands
7,80 17,00 1,18 Loose
8,00 18,00 0,74 Loose
8,20 14,00 1,43 Loose
8,40 11,00 1,21 Loose
8,60 17,00 1,18 Loose
8,80 12,00 1,11 Loose
9,00 13,00 1,54 Loose
9,20 21,00 0,95 Sand
9,40 19,00 1,05 Loose
9,60 26,00 1,03 Sand
9,80 28,00 0,71 Sand
10,00 32,00 0,83 Sand
10,20 30,00 1,11 Sand
10,40 28,00 0,71 Sand
10,60 27,00 0,74 Sand
10,80 26,00 1,03 Sand
11,00 17,00 1,18 Loose
11,20 13,00 1,54 Loose
11,40 16,00 0,83 Loose
11,60 20,00 1,00 Sand
128

11,80 18,00 1,11 Loose


12,00 22,00 1,21 Sand
12,20 22,00 0,91 Sand
12,40 20,00 1,33 Sand
12,60 20,00 1,00 Sand
12,80 19,00 0,70 Loose
13,00 23,00 0,58 Very Shell Sands
13,20 20,00 1,00 Sand
13,40 22,00 0,91 Sand
13,60 30,00 1,11 Sand
13,80 27,00 0,74 Sand
14,00 25,00 0,80 Sand
14,20 18,00 1,11 Loose
14,40 22,00 0,91 Sand
14,60 28,00 0,95 Sand
14,80 20,00 1,00 Sand
15,00 17,00 1,18 Loose
15,20 24,00 1,11 Sand
15,40 30,00 0,89 Sand
15,60 21,00 0,63 Very Shell Sands
15,80 38,00 0,70 Sand
16,00 37,00 0,90 Sand
16,20 60,00 0,56 Very Shell Sands
16,40 42,00 0,63 Very Shell Sands
16,60 71,00 0,47 Very Shell Sands
16,80 58,00 0,57 Very Shell Sands
17,00 60,00 0,56 Very Shell Sands
17,20 62,00 0,65 Very Shell Sands
17,40 65,00 0,51 Very Shell Sands
17,60 68,00 0,49 Very Shell Sands
17,80 58,00 0,46 Very Shell Sands
18,00 40,00 0,83 Sand
18,20 61,00 0,44 Very Shell Sands
18,40 54,00 0,74 Sand
18,60 63,00 0,42 Very Shell Sands
18,80 69,00 0,58 Very Shell Sands
19,00 87,00 0,46 Very Shell Sands
19,20 92,00 0,36 Very Shell Sands
19,40 100,00 0,53 Limerocks
19,60 104,00 0,38 Limerocks
129

19,80 180,00 0,26 Limerocks


20,00 140,00 0,43 Limerocks

Tabel 6. 5.2 Hasil Pengujian pada Grafik Schmertmann Kelompok 5


Kedalaman qc Friction Ratio Jenis Tanah
(%)
(kg/cm²)
0,0 Very Soft
0 0
0,2 Very Soft
6 2,22 Sands
0,4 Very Soft
5 1,33 Sands
0,6 Soft
5 2,67
0,8 Soft
3 2,22
1,0 Soft
8 1,67
1,2 Soft
6 2,22
1,4 Very Soft
4 1,67
1,6 Soft
7 1,90
Very Soft
1,8 3 2,22
Very Soft
2,0 5 1,33
Soft
2,2 4 1,67
Soft
2,4 5 2,67
Soft
2,6 10 1,33
Soft
2,8 7 1,90
Stiff
6,2 20 1,00
Very Stiff
6,4 22 0,91
Very Stiff
6,6 21 1,27
Very Stiff
6,8 17 1,18
Very Stiff
7,0 21 0,95
Very Stiff
7,2 28 0,95
Very Stiff
7,4 21 0,95
Loose
7,6 25 0,53
130

Stiff
7,8 17 1,18
Stiff
8,0 18 0,74
Stiff
8,2 14 1,43
Stiff
8,4 11 1,21
Stiff
8,6 17 1,18
Stif
8,8 12 1,11
Loose
9,0 13 1,54
Loose
9,2 21 0,95
Loose
9,4 19 1,05
Loose
9,6 26 1,03
Loose
9,8 28 0,71
Loose
10,0 32 0,83
Clay
10,2 10 1,33
Loose
10,4 18 1,11
Loose
10,6 70 0,57
Loose
10,8 98 0,48
Loose
11,0 87 0,61
Loose
11,2 132 0,40
Loose
11,4 153 0,39
Loose
11,6 175 0,23
Loose
11,8 138 0,34
Loose
12,0 93 0,50
Loose
12,2 62 0,54
Loose
12,4 50 0,67
Loose
12,6 76 0,35
Loose
12,8 45 0,74
Loose
13,0 32 0,63
Loose
13,2 28 0,95
Loose
13,4 25 0,80
Clay
13,6 30 0,89
131

Clay
13,8 33 0,81
Clay
14,0 36 0,74
Clay
14,2 45 0,74
Limerocks
14,4 203 0,46

6.1.8 Kesimpulan
Berdasarkan Tabel 6.3 dapat disimpulkan bahwa jenis tanah kelompok 4
dari kedalaman 0-20 m adalah pasir yang berupa pasir, pasir lepas, pasir halus, dan
pasir lumpur. Pada kedalaman 19,40 m, 19,60 m, 19,80 m, dan 20 m tanah berjenis
limerocks, sedangkan jenis tanah kelompok 5 dari kedalaman 0-14,4 m adalah pasir
berupa pasir halus, lumpur, pasir lepas. Pada kedalaman 14,4 m tanah berjenis
limerocks. ini membuktikan terdapat lapisan keras pada kedalaman tersebut.

6.2 Pengujian SPT (Standard Penetration Test)


6.2.1 Maksud dan Tujuan
Pengujian ini bertujuan untuk mendapatkan kepadatan tanah sehubungan
dengan nilai N SPT, serta dapat mengetahui jenis tanah di bawah permukaan,
pada lubang bor dapat dilakukan bermacam uji di lapangan misalnya :
1. uji permeabilitas lapangan,
2. uji geser baling,
3. piezometer,
4. uji inklinometer, dan
5. pengambilan sampel tanah tak terganggu.
6.2.2 Alat yang Digunakan
Alat yang digunakan dalam praktikum kali ini adalah sebagai berikut:
1. satu set mesin bor tanah,
2. satu set tripod,
3. pompa air pembilas,
4. splitbarrel sampler,
5. sampling rod drive,
6. weight assembly, dan
132

7. pipa wrench.
Alat yang digunakan dapat dilihat pada Gambar L-6.2.
6.2.3 Benda Uji yang Digunakan
Benda uji berupa tanah di lapangan, dapat berupa tanah timbunan ataupun
tanah asli.
6.2.4 Prosedur Pengujian
Prosedur pengujian SPT adalah sebagai berikut.
1. Seting mesin bor tanah.
a. Ratakan permukaan tanah.
b. Tempatkan mesin bor pada tempat yang sudah ditentukan.
c. Pasang tripot tepat diatas mesin bor.
d. Tempatkan mesin pompa pada tempat yang sesuai dengan mesin bor.
e. Siapkan tampungan air untuk pembilas.
2. Pelaksanaan pengeboran
a. Pasang rangkaian stang bor yang terdiri dari mata bor, stang bor,
waterswivel, dan selang air

b. Pasang selang penghubung antara mesin pompa dengan rangkaian


stang bor
c. Hidupkan mesin pompa hingga air bisa mengalir melalui stang bor
hingga melewati ujung mata bor.
d. Mata bor ditekan masuk ke dalam tanah sambil diputar, air yang
keluar dari lubang bor dibuatkan saluran sehingga air mengalir
masuk kembali ke tampungan air.
e. Pengeboran dilaksanakan hingga kedalaman tertentu (biasanya interval2
meter), setelah mencapai dua meer cabut rangkaian setang bor dan
digantikan dengan rangkaian uji SPT.
3. Pelaksanaan uji SPT
a. Pasang rangkaian stang SPT yang terdiri dari splitspoon sampler, stang
bor, anvil (landasan penumbuk), hammer (penumbuk), guide rod (setang
pengukur tinggi jatuh).
b. Masukan rangkaian SPT kedalam lubang bor hingga mencapai dasar
133

lobang.

c. Lakukan penumbukan dengan cara menjatuhkan hammer dari ketinggian


tertentu dengan meggunakan mesin bor. Penumbukan pertama sedalam 15
cm, hitung jumlah tumbukan = N1.
d. Setelah mencapai 15 cm lakukan penumbukan lagi hingga mencapai 15
cm kedua, hitung jumlah tumbukan = N2.
e. Setelah mencapai 15 cm kedua lakukan penumbukan lagi hingga mencapai
15 cm ketiga, hitung jumlah tumbukan = N3.
f. Cabut rangkaian stang SPT dari lubang bor splitspoon sampler dilepas,
tanah yang masuk dalam splitspoon sampler dan diidentifikasi.
g. Ulangi prosedur pengeboran setelah mencapai kedalaman tertentu lakukan
lagi prosedur pengujian SPT. Begitu seterusnya sehingga nilai N
didapatkan sesuai dengan keinginan atau mencapai tanah keras dengan
nilai N=N2+N3 > 50 pukulan tiga kali berturut turut.
6.2.5 Landasan Teori
Standard Penetration Test (SPT) suatu metode uji yang dilaksanakan
bersamaan dengan pengeboran untuk mengetahui, baik perlawanan dinamik tanah
maupun pengambilan contoh terganggu dengan teknik penumbukan. Uji SPT terdiri
atas uji pemukulan tabung belah dinding tebal ke dalam tanah, disertai pengukuran
jumlah pukulan untuk memasukkan tabung belah sedalam 300 mm vertikal. Dalam
sistem beban jatuh ini digunakan palu dengan berat 63,5 kg, yang dijatuhkan secara
berulang dengan tinggi jatuh 0,76 m. Pelaksanaan pengujian dibagi dalam tiga
tahap, yaitu berturut-turut setebal 150 mm untuk masing-masing tahap. Tahap
pertama dicatat sebagai dudukan, sementara jumlah pukulan untuk memasukkan
tahap ke-dua dan ke-tiga dijumlahkan untuk memperoleh nilai pukulan N atau
perlawanan SPT (dinyatakan dalam pukulan/0,3 m).
6.2.6 Analisis Hasil Pengujian
1. Data Uji
Data yang didapatkan dari hasil pengujian SPT dapat dilihat pada Tabel
6.4 berikut ini.
134

Tabel 6. 6 Data Hasil Pengujian SPT


Nilai ( N )
Kedalaman [m]
N1 N2 N3
2 7 13 14
4 5 12 13
6 14 13 14
8 13 20 23
10 12 14 18
12 14 18 24
14 5 6 6
16 7 9 13
18 6 6 10
20 22 60 0
22 35 65 0
24 24 50 10
26 28 25 32

2.Perhitungan
Mencari nilai N-SPT
a. Nilai N-SPT pada kedaman 2,00 m
N = N2 + N3
= 13 + 14
= 27
b. Nilai N-SPT pada kedaman 4,00 m
N = N2 + N3
= 12 + 13
= 25
c. Nilai N-SPT pada kedaman 6,00 m
N = N2 + N3
= 13 + 14
= 27
d. Nilai N-SPT pada kedaman 8,00 m
N = N2 + N3
135

= 20 + 23
= 43
e. Nilai N-SPT pada kedaman 10,00 m
N = N2 + N3
= 18+ 14
= 32
f. Nilai N-SPT pada kedaman 12,00 m
N = N2 + N3
= 16 + 24
= 40
g. Nilai N-SPT pada kedaman 14,00 m
N = N2 + N3
=6+6
= 12
h. Nilai N-SPT pada kedaman 16,00 m
N = N2 + N3
= 9 + 13
= 22
i. Nilai N-SPT pada kedaman 18,00 m
N = N2 + N3
= 6 + 10
= 16
j. Nilai N-SPT pada kedaman 20,00 m
N = N2 + N3
= 60+0
=6
k. Nilai N-SPT pada kedaman 22,00 m
N = N2 + N3
= 65 + 0
= >60
l. Nilai N-SPT pada kedaman 24,00 m
136

N = N2 + N3
= 50 + 10
= 60
m. Nilai N-SPT pada kedaman 26,00 m
N = N2 + N3
= 25 + 32
= 570
3. Hasil Pengujian
Berdasarkan hasil pengujian di lapangan, didapatkan nilai N-SPT . Hasil
pengujian dapat dilihat pada Tabel 6.5 dan dapat dibentuk grafik seperti pada
Gambar 6.5.

Tabel 6. 7 Rekapitulasi Data Hasil Pengujian SPT


Nilai Ni
Kedalaman [m] N-SPT
N1 N2 N3
2 7 13 14 27
4 5 12 13 25
6 14 13 14 27
8 13 20 23 43
10 12 14 18 32
12 14 18 24 42
14 5 6 6 12
16 7 9 13 22
18 6 6 10 16
20 22 60 0 60
22 35 65 0 65
24 24 50 10 60
26 28 25 32 57
137

Gambar 6.5 Grafik Hasil Pengujian SPT

6.2.7 Pembahasan
Pelaksanaan SPT dilakukan sedalam 26 m. Pengujian SPT dihentikan
karena nilai pukulan sudah mencapai >60 pukulan. Pengujian SPT dilakukan untuk
mengetahui nilai ketahanan penetrasi dari tanah yang diuji. Nilai N tersebut
digunakan untuk menentukan lapisan tanah keras. Lapisan tanah keras digunakan
untuk menempatkan pondasi suatu bangunan agar bangunan tidak mengalami
penurunan yang berlebihan atau kerusakan.
6.2.8 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengujian SPT yang dilakukan dapat disimpulkan
lapisan tanah keras berada pada kedalaman 20 – 24 m. Pada kedalaman 20, 22 dan
24 nilai N-SPT menunjukkan angka ≥ 60.
138

Lampiran 1 : Laporan Sementara

Sondir
local
Kedalaman Cr Cr + Fs Qc Fs Friction
friction total friction
(m) (kg/cm2) (kg/cm2) (kg/cm2) (kg/cm2) ratio (%)
Fs x 20
0,00 0 0 0,00 0,00 0,00 0,000 0,00
0,20 6 8 6,00 0,13 2,67 2,667 2,22
0,40 5 6 5,00 0,07 1,33 4,000 1,33
0,60 5 7 5,00 0,13 2,67 6,667 2,67
0,80 3 4 3,00 0,07 1,33 8,000 2,22
1,00 8 10 8,00 0,13 2,67 10,667 1,67
1,20 6 8 6,00 0,13 2,67 13,333 2,22
1,40 4 5 4,00 0,07 1,33 14,667 1,67
1,60 7 9 7,00 0,13 2,67 17,333 1,90
1,80 3 4 3,00 0,07 1,33 18,667 2,22
2,00 5 6 5,00 0,07 1,33 20,000 1,33
2,20 4 5 4,00 0,07 1,33 21,333 1,67
2,40 5 7 5,00 0,13 2,67 24,000 2,67
2,60 10 12 10,00 0,13 2,67 26,667 1,33
2,80 7 9 7,00 0,13 2,67 29,333 1,90
3,00 10 13 10,00 0,20 4,00 33,333 2,00
3,20 8 10 8,00 0,13 2,67 36,000 1,67
3,40 7 9 7,00 0,13 2,67 38,667 1,90
3,60 10 12 10,00 0,13 2,67 41,333 1,33
3,80 10 13 10,00 0,20 4,00 45,333 2,00
4,00 8 10 8,00 0,13 2,67 48,000 1,67
4,20 9 12 9,00 0,20 4,00 52,000 2,22
4,40 12 14 12,00 0,13 2,67 54,667 1,11
4,60 10 13 10,00 0,20 4,00 58,667 2,00
4,80 13 15 13,00 0,13 2,67 61,333 1,03
5,00 11 13 11,00 0,13 2,67 64,000 1,21
5,20 17 20 17,00 0,20 4,00 68,000 1,18
5,40 19 22 19,00 0,20 4,00 72,000 1,05
5,60 16 18 16,00 0,13 2,67 74,667 0,83
5,80 15 18 15,00 0,20 4,00 78,667 1,33
6,00 11 13 11,00 0,13 2,67 81,333 1,21
6,20 20 23 20,00 0,20 4,00 85,333 1,00
6,40 22 25 22,00 0,20 4,00 89,333 0,91
139

6,60 21 25 21,00 0,27 5,33 94,667 1,27


6,80 17 20 17,00 0,20 4,00 98,667 1,18
7,00 21 24 21,00 0,20 4,00 102,667 0,95
7,20 28 32 28,00 0,27 5,33 108,000 0,95
7,40 21 24 21,00 0,20 4,00 112,000 0,95
7,60 25 27 25,00 0,13 2,67 114,667 0,53
7,80 17 20 17,00 0,20 4,00 118,667 1,18
8,00 18 20 18,00 0,13 2,67 121,333 0,74
8,20 14 17 14,00 0,20 4,00 125,333 1,43
8,40 11 13 11,00 0,13 2,67 128,000 1,21
8,60 17 20 17,00 0,20 4,00 132,000 1,18
8,80 12 14 12,00 0,13 2,67 134,667 1,11
9,00 13 16 13,00 0,20 4,00 138,667 1,54
9,20 21 24 21,00 0,20 4,00 142,667 0,95
9,40 19 22 19,00 0,20 4,00 146,667 1,05
9,60 26 30 26,00 0,27 5,33 152,000 1,03
9,80 28 31 28,00 0,20 4,00 156,000 0,71
10,00 32 36 32,00 0,27 5,33 161,333 0,83
10,20 30 35 30,00 0,33 6,67 168,000 1,11
10,40 28 31 28,00 0,20 4,00 172,000 0,71
10,60 27 30 27,00 0,20 4,00 176,000 0,74
10,80 26 30 26,00 0,27 5,33 181,333 1,03
11,00 17 20 17,00 0,20 4,00 185,333 1,18
11,20 13 16 13,00 0,20 4,00 189,333 1,54
11,40 16 18 16,00 0,13 2,67 192,000 0,83
11,60 20 23 20,00 0,20 4,00 196,000 1,00
11,80 18 21 18,00 0,20 4,00 200,000 1,11
12,00 22 26 22,00 0,27 5,33 205,333 1,21
12,20 22 25 22,00 0,20 4,00 209,333 0,91
12,40 20 24 20,00 0,27 5,33 214,667 1,33
12,60 20 23 20,00 0,20 4,00 218,667 1,00
12,80 19 21 19,00 0,13 2,67 221,333 0,70
13,00 23 25 23,00 0,13 2,67 224,000 0,58
13,20 20 23 20,00 0,20 4,00 228,000 1,00
13,40 22 25 22,00 0,20 4,00 232,000 0,91
13,60 30 35 30,00 0,33 6,67 238,667 1,11
13,80 27 30 27,00 0,20 4,00 242,667 0,74
14,00 25 28 25,00 0,20 4,00 246,667 0,80
14,20 18 21 18,00 0,20 4,00 250,667 1,11
14,40 22 25 22,00 0,20 4,00 254,667 0,91
140

14,60 28 32 28,00 0,27 5,33 260,000 0,95


14,80 20 23 20,00 0,20 4,00 264,000 1,00
15,00 17 20 17,00 0,20 4,00 268,000 1,18
15,20 24 28 24,00 0,27 5,33 273,333 1,11
15,40 30 34 30,00 0,27 5,33 278,667 0,89
15,60 21 23 21,00 0,13 2,67 281,333 0,63
15,80 38 42 38,00 0,27 5,33 286,667 0,70
16,00 37 42 37,00 0,33 6,67 293,333 0,90
16,20 60 65 60,00 0,33 6,67 300,000 0,56
16,40 42 46 42,00 0,27 5,33 305,333 0,63
16,60 71 76 71,00 0,33 6,67 312,000 0,47
16,80 58 63 58,00 0,33 6,67 318,667 0,57
17,00 60 65 60,00 0,33 6,67 325,333 0,56
17,20 62 68 62,00 0,40 8,00 333,333 0,65
17,40 65 70 65,00 0,33 6,67 340,000 0,51
17,60 68 73 68,00 0,33 6,67 346,667 0,49
17,80 58 62 58,00 0,27 5,33 352,000 0,46
18,00 40 45 40,00 0,33 6,67 358,667 0,83
18,20 61 65 61,00 0,27 5,33 364,000 0,44
18,40 54 60 54,00 0,40 8,00 372,000 0,74
18,60 63 67 63,00 0,27 5,33 377,333 0,42
18,80 69 75 69,00 0,40 8,00 385,333 0,58
19,00 87 93 87,00 0,40 8,00 393,333 0,46
19,20 92 97 92,00 0,33 6,67 400,000 0,36
19,40 100 108 100,00 0,53 10,67 410,667 0,53
19,60 104 110 104,00 0,40 8,00 418,667 0,38
19,80 180 187 180,00 0,47 9,33 428,000 0,26
20,00 140 149 140,00 0,60 12,00 440,000 0,43
141

Lampiran 2 : Flowchart
FLOWCHART
PENGUJIAN CPT
Ratakan tanah dan tanam 2
angkur dengan jarak ±20 cm
dengan menggunakan kunci
T (putar searah jarum jam)

Pasang ambang diatas


angkur yang telah
terpasang lalu letakkan
mesin penguji sondir dan
kunci menggunakan mur,
agar mesin berdiri kokoh
dalam kondisi vertikal.

Pasang manometer pada


alat sondir dan ecek oli
hidrolik pada rumah oli

Pasang konus pada stang


sondir keduanya dipasang
pada lubang pemusat yang
letaknya berada dirumah oli
142

Tekan stang luar dengan stir


pemutar hingga masuk kedalam
tanah sedalam 20 cm

Lepas stang sondir dari lubang


pemusat, kemudian lanjutkan
dengan pembacaan manometer

Pada waktu penekanan


perhatikan jarum penunjuk
pada manometer,jarum pertama
menunjukan nilai perlawanan
ujung (qc), kemudian angka
yang kedua menunjukan nilai
hambatan total (qt)
143

FLOWCHART
PENGUJIAN SPT

Pasang rangkaian stang bor


yang terdiri dari mata bor,
stang bor, waterswivel, dan
selang air dan hubungkan
dengan selang mesin pompa.
Lakukan pengeboran tanah
dengan menekan masuk mata
bor ke dalam tanah (interval 2
meter) sambil diputar, air
yang keluar dari lubang bor
dibuatkan saluran sehingga air
mengalir masuk kembali ke
tampungan air.

Cabut rangkaian setang bor dan


digantikan dengan rangkaian
uji SPT yang terdiri dari
splitspoon sampler, stang bor,
anvil (landasan penumbuk),
hammer (penumbuk), guide
rod (setang pengukur tinggi
jatuh).
144

Lakukan penumbukan dengan


cara menjatuhkan hammer
dari ketinggian tertentu
dengan meggunakan mesin
bor. Penumbukan pertama
sedalam 15 cm, hitung jumlah
tumbukan = N1, lakukan hal
yang sampai penumbukan
ketiga (N3) dengan kedalaman
masing- masing 15 cm.

Cabut rangkaian stang


SPT dari lubang bor
splitspoon sampler
dilepas, tanah yang masuk
dalam splitspoon sampler
dan diidentifikasi.
145

FLOWCHART
STANDAR PENETRATION TEST ( SPT )

Melakukan penyetingan Melakukan pengeboran


alat bor tanah ( Boring ) tanah dengan alat bor (
Boring ) sedalam 2m

Mencatat nilai N SPT


setiap penurunan 15 cm

Mengganti alat bor dengan alat


SPT dan melakukan pengujian
dengan hammer, pemukulan
dilakukan 3 x 15 cm dengan
ketinggian 75 cm
146

Lampiran 3 : Gambar Alat

Gambar L-6.1 Alat Sondir Kapasitas 2 Ton

Gambar L-6.2 Alat SPT dengan Tripod


147

DAFTAR PUSTAKA

Atterberg, A. 1991. Uber die physikalishe Bodenuntesuchung und uber die


plastizitatde Tone. Int. Mitt. Boden. Vol 1.
Bowles, J.E. 1984. Sifat-Sifat Fisis dan Geoteknis Tanah (Mekanika Tanah).
Terjemahan oleh Johan K. Hainim. 1986. Erlangga. Jakarta.
Das, B.M. 1985. Mekanika Tanah (Prinsip-Prinsip Rekayasa Geoteknis).
Terjemahan oleh Noor Endah dan Indrasurya B. Mochtar. 1988. Erlangga.
Jakarta.
Hardiyatmo, H.C. 2010. Mekanika Tanah 1.Gadjah Mada University Press.
Yogyakarta

Anda mungkin juga menyukai