Disusun oleh:
KELOMPOK 4 / KELAS A / GENAP / 2020-2021
Disusun oleh:
KELOMPOK 4 / KELAS A / GANAP / 2020-2021
Muhammad Farrel Syahid 20511036
Faisa Citra Darmastuti 20511037
Muhammad Gazali Arfan 20511038
Mohammad Sigit Setyatama 20511042
Gatan Fadillah Budi Irfansyah 20511044
Ayn Thufail B 20511046
ii
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
KELAS :A
KELOMPOK : 4
Asisten Praktikum
Dyah Keisworini
iii
CATATAN KONSULTASI LAPORAN
iv
BERITA ACARA PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH I (+Pr)
SEMESTER GENAP 2019-2020
ROMBONGAN: A/GENAP/2020-2021
v
KATA PENGANTAR
Assalamu’allaikum Wr.Wb.
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-
Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Mekanika Tanah I (+Pr) ini.
Laporan ini merupakan salah satu syarat mata kuliah Mekanika Tanah I (+Pr) yang
wajib ditempuh di Jurusan Teknik Sipil Universitas Islam Indonesia.
Pada kesempatan kali ini penulis juga ingin mengucapkan rasa terima kasih
kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan dalam segi bimbingan, arahan,
serta saran dan kritik demi terselesaikannya laporan praktikum ini dengan hasil
yang baik, diantaranya yaitu kepada:
1. Bapak Ir. Akhamd, M.T. selaku Dosen Mekanika Tanah I yang telah
membimbing dan mengarahkan penulis.
2. Saudara Dyah Keisworini selaku asisten dosen dalam Praktikum Mekanika
Tanah I yang telah memberikan bimbingan, motivasi, kritik, dan saran kepada
penulis.
3. Semua pihak yang telah membantu penyelesaiaan Laporan Mekanika Tanah
I (+Pr).
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dari laporan ini, baik
dari materi maupun teknik penyajiannya, mengingat kurangnya pengetahuan dan
pengalaman penulis. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat
penulis harapkan. Semoga laporan ini bisa bermanfaat bagi penulis pada khususnya
serta mahasiswa pada umumnya.
Wassalamu’allaikumWr.Wb
Penyusun
vi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
LEMBAR PENGESAHAN ii
LEMBAR KONSULTASI PRAKTIKUM iii
CATATAN KONSULTASI LAPORAN iv
BERITA ACARA PRAKTIKUM v
KATA PENGANTAR vi
DAFTAR ISI vii
DAFTAR TABEL xii
DAFTAR GAMBAR xiv
BAB 1 PENDAHULUAN 1
1.1. Definisi Tanah 1
1.2. Nama dan Sifat Tanah 1
1.3. Struktur Susunan Tanah 2
1.4. Kegunaan Tanah 2
1.5. Mekanika Tanah 3
1.6. Penelitian Tanah 3
BAB II PENGUJIAN PROPERTIES TANAH 4
2.1 Pengujian Kadar Air 4
2.1.1 Maksud Dan Tujuan 4
2.1.2 Alat yang Digunakan 4
2.1.3 Benda Uji yang Digunakan 4
2.1.4 Prosedur Pengujian 4
2.1.5 Landasan Teori 5
2.1.6 Analisis Hasil Pengujian 5
2.1.7 Pembahasan 7
2.1.8 Kesimpulan 8
2.2 Pengujian Berat Volume 8
2.2.1 Maksud Dan Tujuan 8
2.2.2 Alat yang Digunakan 8
2.2.3 Benda Uji yang Digunakan 8
vii
2.2.4 Prosedur Pengujian 8
2.2.5 Landasan Teori 9
2.2.6 Analisis Hasil Pengujian 9
2.2.7 Pembahasan 11
2.2.8 Kesimpulan 12
2.3 Pengujian Berat Jenis 12
2.3.1 Maksud Dan Tujuan 12
2.3.2 Alat yang Digunakan 12
2.3.3 Benda Uji yang Digunakan 12
2.3.4 Prosedur Pengujian 12
2.3.5 Landasan Teori 13
2.3.6 Analisis Hasil Pengujian 14
2.3.7 Pembahasan 18
2.3.8 Kesimpulan 18
Lampiran 1 : Laporan Sementara 19
Lampiran 2 : Flowchart 20
Lampiran 3 : Gambar Alat 23
BAB III PENGUJIAN ANALISIS GRANULER 25
3.1 Pengujian Analisis Saringan 25
3.1.1 Maksud dan Tujuan 25
3.1.2 Alat yang Digunakan 25
3.1.3 Benda Uji yang Digunakan 25
3.1.4 Prosedur Pengujian 25
3.1.5 Landasan Teori 26
3.1.6 Analisis Hasil Pengujian 26
3.1.7 Pembahasan 31
3.1.8 Kesimpulan 31
3.2 Pengujian Analisis Hidrometer 31
3.2.1 Maksud dan Tujuan 31
3.2.2 Alat yang Digunakan 31
3.2.3 Benda Uji yang Digunakan 32
3.2.4 Prosedur Pengujian 32
viii
3.2.5 Landasan Teori 33
3.2.6 Analisis Hasil Pengujian 34
3.2.7 Pembahasan 39
3.2.8 Kesimpulan 40
Lampiran 1 : Laporan Sementara 41
Lampiran 2 : Flowchart 42
Lampiran 3 : Gambar Alat 44
BAB IV PENGUJIAN BATAS-BATAS KONSENTRASI 45
4.1 Pengujian Batas Cari 46
4.1.1 Maksud dan Tujuan 46
4.1.2 Alat yang Digunakan 46
4.1.3 Benda Uji yang Digunakan 46
4.1.4 Prosedur Pengujian 46
4.1.5 Landasan Teori 47
4.1.6 Analisis Hasil Pengujian 47
4.1.7 Pembahasan 52
4.1.8 Kesimpulan 52
4.2 Pengujian Batas Plastis 53
4.2.1 Maksud dan Tujuan 53
4.2.2 Alat yang Digunakan 53
4.2.3 Benda Uji yang Digunakan 53
4.2.4 Prosedur Pengujian 53
4.2.5 Landasan Teori 53
4.2.6 Analisis Hasil Pengujian 54
4.2.7 Pembahasan 56
4.2.8 Kesimpulan 57
4.3 Pengujian Batas Susut 57
4.3.1 Maksud dan Tujuan 57
4.3.2 Alat yang Digunakan 57
4.3.3 Benda Uji yang Digunakan 57
4.3.4 Prosedur Pengujian 57
4.3.5 Landasan Teori 58
ix
4.3.6 Analisis Hasil Pengujian 60
4.3.7 Pembahasan 66
4.3.8 Kesimpulan 66
Lampiran 1 : Laporan Sementara 67
Lampiran 2 : Flowchart 68
Lampiran 3 : Gambar Alat 73
BAB V PENGUJIAN PEMADATAN TANAH 79
5.1 Pengujian Proctor Standard 79
5.1.1 Maksud dan Tujuan 79
5.1.2 Alat yang Digunakan 79
5.1.3 Benda Uji yang Digunakan 79
5.1.4 Prosedur Pengujian 80
5.1.5 Landasan Teori 81
5.1.6 Analisis Hasil Pengujian 81
5.1.7 Pembahasan 87
5.1.8 Kesimpulan 87
5.2 Pengujian California Bearing Ratio (CBR) 87
5.2.1 Maksud dan Tujuan 87
5.2.2 Alat yang Digunakan 87
5.2.3 Benda Uji yang Digunakan 88
5.2.4 Prosedur Pengujian 88
5.2.5 Landasan Teori 90
5.2.6 Analisis Hasil Pengujian 91
5.2.7 Pembahasan 95
5.2.8 Kesimpulan 95
5.3 Pengujian Sandcone 96
5.3.1 Maksud dan Tujuan 96
5.3.2 Alat yang Digunakan 96
5.3.3 Benda Uji yang Digunakan 96
5.3.4 Prosedur Pengujian 96
5.3.5 Landasan Teori 97
5.3.6 Analisis Hasil Pengujian 97
x
5.3.7 Pembahasan 101
5.3.8 Kesimpulan 101
Lampiran 1 : Laporan Sementara 102
Lampiran 2 : Flowchart 105
Lampiran 3 : Gambar Alat 108
BAB VI PENGUJIAN SPT DAN CPT 109
6.1 Pengujian CPT (Cone Penetration Test) 109
6.1.1 Maksud dan Tujuan 109
6.1.2 Alat yang Digunakan 109
6.1.3 Benda Uji yang Digunakan 110
6.1.4 Prosedur Pengujian 110
6.1.5 Landasan Teori 111
6.1.6 Analisis Hasil Pengujian 113
6.1.7 Pembahasan 125
6.1.8 Kesimpulan 131
6.2 Pengujian SPT (Standard Penetration Test) 131
6.2.1 Maksud dan Tujuan 131
6.2.2 Alat yang Digunakan 131
6.2.3 Benda Uji yang Digunakan 132
6.2.4 Prosedur Pengujian 132
6.2.5 Landasan Teori 133
6.2.6 Analisis Hasil Pengujian 133
6.2.7 Pembahasan 137
6.2.8 Kesimpulan 137
Lampiran 1 : Laporan Sementara 138
Lampiran 2 : Flowchart 141
Lampiran 3 : Gambar Alat 146
DAFTAR PUSTAKA 147
xi
DAFTAR TABEL
xii
Tabel 4. 8 Data Uji Pengujian Batas Susut Kelompok 4 60
Tabel 4. 9 Hasil Pengujian Batas Susut Kelompok 4 64
Tabel 4. 10 Hasil Pengujian Batas Susut Kelompok 5 65
Tabel 5. 1 Data Penambahan Air Kelompok 4 82
Tabel 5. 2 Data Berat Tanah Kelompok 4 82
Tabel 5. 3 Data Kadar Air Tanah Kelompok 4 82
Tabel 5. 4 Hasil Pengujian Berat Volume Tanah Basah Kelompok 4 84
Tabel 5. 5 Hasil Pengujian Kadar Air Tanah Kelompok 4 84
Tabel 5. 6 Hasil Pengujian Berat Kering Tanah Kelompok 4 85
Tabel 5. 7 Hasil Pengujian Berat Volume Tanah Basah Kelompok 5 85
Tabel 5. 8 Hasil Pengujian Kadar Air Tanah Kelompok 5 85
Tabel 5. 9 Hasil Pengujian Berat Kering Tanah Kelompok 5 86
Tabel 5. 10 Hasil Pengujian CBR Kelompok 4 92
Tabel 5. 11 Hasil perhitungan CBR Kelompok 4 93
Tabel 5. 12 Hasil Perhitungan CBR Kelompok 5 93
Tabel 5. 13 Data Uji Pengujian Sandcone 97
Tabel 5. 14 Hasil Pengujian Sandcone Kelompok 4 99
Tabel 5. 15 Hasil Pengujian Sandcone Kelompok 5 100
Tabel 6. 1 Data Hasil Pengujian Sondir 113
Tabel 6. 2 Data Hasil Perhitungan Pengujian Sondir 120
Tabel 6. 3 Hasil Pengujian pada Grafik Schmertmann 126
Tabel 6. 4 Data Hasil Pengujian SPT 134
Tabel 6. 5 Rekapitulasi Data Hasil Pengujian SPT 136
xiii
DAFTAR GAMBAR
xiv
BAB 1
PENDAHULUAN
1
2
halus atau bahan kohesi. Klasifikasi tanah menurut diameter butirannya dapat
dilihat pada Tabel 1.1 berikut:
2. Bahan yaitu sebagai bahan dari bangunan bangunan itu sendiri, misalnya
sebagai bendungan, tanggul, dan sebagainya.
4
5
a. Benda uji yang akan diuji tidak mengandung bahan organik atau mudah
terbakar, maka dapat melakukan pengeringan di atas kompor atau
membakar langsung setelah menyiram tanah dengan spirtus.
b. Benda uji yang diuji mengandung bahan yang mudah terbakar, maka
dapat melakukan pengeringan diatas kompor dengan temperatur tidak
lebih dari 60°C.
2.1.5 Landasan Teori
Kadar air tanah merupakan nilai perbandingan antara berat air dengan berat
kering tanah tersebut. Nilai kadar air dapat dihitung dengan Persamaan 2.1 berikut:
𝑊2−𝑊1
Kadar air (w) = 𝑥100% (2.1)
𝑊3−𝑊1
Dengan:
W1 = berat cawan
W2 = berat cawan + tanah basah
W3 = berat cawa + tanah kering
2.1.6 Analisis Hasil Pengujian
1. Data Uji
Data uji pengujian kadar air dapat dilihat pada Tabel 2.1 berikut:
Uraian 1 2 Satuan
Berat cawan (W1) 8,79 8,96 gram
Berat Cawan + Tanah Basah (W2) 84,94 87,58 gram
Berat Cawan + Tanah Kering (W3) 63,17 64,95 gram
2. Perhitungan
Perhitungan pengujian kadar air dapat dilakukan seperti perhitungan
berikut:
a. Berat air (Ww)
1) Ww1 = W2 - W3
= 84,94 – 63,17
6
= 21,77 gram
2) Ww2 = W2 - W3
= 87,58 – 64,95
= 22,63 gram
b. Berat tanah kering (Ws)
1) Ws1 = W3 - W1
= 63,17 – 8,79
= 54,38 gram
2) Ws2 = W3 - W1
= 64,95 – 8,96
= 55,99 gram
c. Kadar air (w)
𝑊𝑤1
1) w1 = 𝑥 100%
𝑊𝑠
21.77
= 54,38 𝑥 100%
= 40,03%
𝑊𝑤1
2) w2 = 𝑥 100%
𝑊𝑠
22,63
= 55,99 𝑥 100%
= 40.42%
d. Kadar air rata-rata
𝑤1+𝑤2
wrata-rata = 2
40,03 +40,42
= 2
= 40,23%
3. Hasil Pengujian
Hasil pengujian kadar air dapat dilihat pada Tabel 2.2 berikut:
Uraian 1 2 Satuan
Berat cawan (W1) 8,79 8,96 gram
Berat Cawan + Tanah Basah (W2) 84,94 87,58 gram
7
Uraian 1 2 Satuan
Berat cawan (W1) 9,01 9,02 gram
Berat Cawan + Tanah Basah (W2) 105,45 103,83 gram
Berat Cawan + Tanah Kering (W3) 73,68 72,58 gram
Berat Air (Ww) 31,77 31,25 gram
Berat Tanah Kering (Ws) 64,67 63,56 gram
Kadar Air 49,13 49,17 %
Kadar Air Rata - Rata 49,15 %
2.1.7 Pembahasan
Berdasarkan hasil pengujian dan perhitungan yang telah dilakukan oleh
kelompok 4, diperoleh berat air 1 sebesar 21,77 gram, berat air 2 sebesar 22,63
gram, berat tanah kering 1 sebesar 54,38 gram, berat tanah kering 2 sebesar 55,99
gram, kadar air 1 sebesar 40,03% dan kadar air 2 sebesar 40,42%. Sedangkan,
berdasarkan hasil pengujian dan perhitungan yang telah dilakukan oleh kelompok
5, diperoleh berat air 1 sebesar 31,77 gram, berat air 2 sebesar 31,25 gram, berat
tanah kering 1 sebesar 64.67 gram, berat tanah kering 2 sebesar 63,56 gram, kadar
air 1 sebesar 49.13% dan kadar air 2 sebesar 49,17%.
8
2.1.8 Kesimpulan
Nilai kadar air rata – rata yang diperoleh dari pengujian kelompok 4 sebesar
40,23%, sedangkan kelompok 5 memperoleh kadar air rata – rata sebesar 49,15%.
𝑊3
Berat Volume (γ) = (2.2)
𝑉
𝑊2−𝑊1
Berat Volume (γ) = (2.3)
𝑉
Dengan:
W1 = berat cawan (gr)
W2 = berat cawan + tanah basah (gr)
W3 = berat cawa + tanah kering (gr)
γ = berat volume (gr/cm3)
V = volume tanah basah (cm3)
2.2.6 Analisis Hasil Pengujian
1. Data Uji
Data uji pengujian berat volume dapat dilihat pada Tabel 2.4 berikut:
Uraian 1 2 Satuan
Diameter Ring (d) 5.10 5.10 cm
Tinggi Ring (t) 2.00 2.00 cm
Berat Ring (W1) 42.95 42.95 gram
Berat Ring + Tanah Basah (W2) 113.53 112.97 gram
2. Perhitungan
Perhitungan pengujian berat volume dapat dilakukan seperti perhitungan
berikut:
a. Volume (V)
1
1) V1 = 4 𝑥 𝜋 𝑥 𝑑2 𝑥 𝑡
1
= 4 𝑥 𝜋 𝑥 5.102 𝑥 2
10
= 40,86 cm3
1
2) V2 = 4 𝑥 𝜋 𝑥 𝑑2 𝑥 𝑡
1
= 4 𝑥 𝜋 𝑥 5.102 𝑥 2
= 40,86 cm3
b. Berat tanah basah (W3)
1) W31 = W2 - W1
= 113,53 – 42,92
= 70,58 gram
2) W32 = W2 - W1
= 112,97 – 42,92
= 70,02 gram
c. Berat volume (γ)
𝑊3
1) γ1 = 𝑉
70,58
= 40,86
= 1,73 gr/cm3
𝑊3
2) γ2 = 𝑉
70,02
= 40,86
= 1,71 gr/cm3
d. Berat volume rata-rata
𝛾1+𝛾2
γ rata-rata = 2
1,73 +1,71
= 2
= 1,72 gr/cm3
3. Hasil Pengujian
Hasil pengujian berat volume dapat dilihat pada Tabel 2.5 berikut:
11
Uraian 1 2 Satuan
Diameter Ring (d) 5,10 5,10 cm
Tinggi Ring (t) 2,00 2,00 cm
Berat Ring (W1) 42,95 42,95 gram
Berat Ring + Tanah Basah (W2) 113,53 112,97 gram
Volume Ring (V) 40,86 40,86 cm3
Berat tanah basah 70,58 70,02 Gram
Berat volume tanah 1,73 1,71 gr/cm3
Berat volume rata-rata 1,72 gr/cm3
Uraian 1 2 Satuan
Diameter Ring (d) 5,10 5,10 cm
Tinggi Ring (t) 2,00 2,00 cm
Berat Ring (W1) 40,84 40,84 gram
Berat Ring + Tanah Basah (W2) 40,55 40,55 gram
Volume Ring (V) 108,24 109,04 cm3
Berat tanah basah 67,69 68,49 Gram
Berat volume tanah 1,66 1,68 gr/cm3
Berat volume rata-rata 1,67 gr/cm3
2.2.7 Pembahasan
Berdasarkan hasil pengujian berat volume yang dilakukan kelompok 4, berat
volume sampel 1 sebesar 1,73 gram/cm3 dan berat volume sampel 2 sebesar 1,71
gram/cm3. Sedangkan untuk kelompok 5 diperoleh nilai berat volume sampel 1
sebesar 1,66 gram/cm3 dan berat volume sampel 2 sebesar 1,68 gram/cm3.
12
2.2.8 Kesimpulan
Nilai berat volume rata-rata pada pengujian kelompok 4 sebesar 1,72
gram/cm3, sedangkan kelompok 5 mendapat berat volume rata-rata sebesar 1,67
gr/cm3
𝑊𝑠
Gs (t) = (2.4)
𝐼
𝛾𝑤 (𝑡)
Gs (27,5C) = 𝐺𝑠 (𝑡) 𝑥 𝛾𝑤 (27,5°𝐶) (2.5)
Dengan:
Gs (t) = berat jenis pada suhu t (C)
Ws = berat tanah kering (gr)
I = A-W3
14
A = Ws + W 4
W1 = berat cawan (gr)
W2 = berat cawan + tanah basah (gr)
W3 = berat cawan + tanah kering (gr)
W4 = berat piknometer + air destilasi penuh (gr)
Berat jenis air destilasi pada suhu t (°C) dan 27.5°C diperoleh dari
pembacaan tabel Properties of Distilled Water. Klasifikasi tanah berdasarkan nilai
berat jenis dapat dilihat pada Tabel 2.7 berikut:
Uraian 1 2 Satuan
Berat Piknometer (W1) 41,81 34,44 gram
Berat Piknometer + Tanah Kering, (W2) 55,82 49,12 gram
Berat Piknometer + Tanah Kering + Air
151,76 142,58 gram
Penuh (W3)
Berat Piknometer + Air Penuh (W4) 143,29 133,96 gram
Suhu Air 25 25 °C
15
2. Perhitungan
Perhitungan pengujian berat jenis dapat dilakukan seperti perhitungan
berikut:
a. Berat tanah kering (Ws)
1) Ws1 = W2 - W1
= 55,82 – 41,81
= 14,01 gram
2) Ws2 = W2 - W1
= 42,12 – 34,44
= 14,68 gram
b. A
1) A1 = Ws + W4
= 14,01 + 143,29
= 157,30 gram
2) A2 = Ws + W4
= 14,68 + 133,96
= 148,64 gram
c. I
1) I1 = A – W3
= 157,3 – 151,76
= 5,54 gram
2) I2 = A – W3
= 148,64 – 142,58
= 6,06 gram
d. Berat jenis tanah pada suhu t (C)
16
𝑊𝑠1
1) GS1 = 𝐼1
14,01
= 5,54
= 2.53
𝑊𝑠2
2) GS2 = 𝐼2
14,68
= 6,06
= 2,42
e. Berat jenis tanah pada suhu 27,5C
𝛾𝑤 (𝑡)
1) GS1 (27,5) = 𝐺𝑠 (𝑡) 𝑥 𝛾𝑤 (27,5°𝐶)
0,9971
= 2.53 𝑥 0,9964
= 2,53
𝛾𝑤 (𝑡)
2) GS2 (27,5) = 𝐺𝑠 (𝑡) 𝑥 𝛾𝑤 (27,5°𝐶)
0,9971
= 2,42 𝑥 0,9964
= 2,42
f. Berat jenis rata – rata tanah pada suhu 27,5C
𝐺𝑆1+𝐺𝑆2
GS rata-rata = 2
2,53 + 2,42
= 2
= 2,48
3. Hasil Pengujian
Hasil pengujian berat jenis dapat dilihat pada Tabel 2.9 berikut:
Uraian 1 2 Satuan
Berat Piknometer (W1) 41,07 20,52 gram
Berat Piknometer + Tanah Kering, (W2) 56,12 32,32 gram
Berat Piknometer + Tanah Kering + Air Penuh
153,46 86,14 gram
(W3)
Berat Piknometer + Air Penuh (W4) 144,57 79,09 gram
Suhu Air 25 25 °C
γw pada suhu t (°C) 0,9971 0,9971 gram/cm3
γw pada suhu t (27,5°C) 0,9964 0,9964 gram/cm3
Berat Tanah Kering (WS) 15,05 11,8 gram
A 159,62 90,89 gram
I 6,16 4,75 gram
Berat Jenis Tanah pada Suhu t (°C) 2,44 2,48
Berat jenis tanah pada suhu (27.5°C) 2,44 2,49
Berat jenis rata-rata tanah pada suhu (27.5°C) 2,47
18
2.3.7 Pembahasan
Berdasarkan hasil pengujian berat jenis yang dilakukan oleh kelompok 4
diperoleh nilai berat jenis sampel 1 sebesar 2,53 dan berat jenis sampel 2 sebesar
2,42. Nilai berat jenis rata-rata sebesar 2,48. Berdasarkan Tabel 2.7 Klasifikasi
Tanah Berdasarkan Berat Jenis, nilai berat jenis rata-rata yang diperoleh lebih
mendekati jenis tanah lempung organik. Sedangkan dari pengujian berat jenis yang
dilakukan oleh kelompok 5 diperoleh nilai berat jenis sampel 1 sebesar 2,44 dan
berat jenis sampel 2 sebesar 2,49. Nilai berat jenis rata-rata sebesar 2,47.
Berdasarkan Tabel 2.5 Klasifikasi Tanah Berdasarkan Berat Jenis, nilai berat jenis
rata-rata yang diperoleh lebih mendekati jenis tanah lempung organik. Adanya kasil
yang tidak tepat memenuhi nilai pada tabel klasifikasi tanah dapat disebabkan oleh
beberapa faktor diantaranya perbedaan jenis tanah yang diuji, faktor manusia,
maupun faktor alat
2.3.8 Kesimpulan
Nilai rata – rata berat jenis yang diperoleh kelompok 4 sebesar 2,48
sedangkan kelompok 5 sebesar 2,49. nilai berat jenis keduanya mendekati nilai dari
jenis tanah lempung organik.
19
No Ring Satuan a b
Berat Ring gram 42,95 42,95
Diameter Ring cm 5,10 5,10
Tinggi Ring cm 2,00 2,00
Volume Ring cm 3 40,86 40,86
Berat ring + Tanah Basah gram 113,53 112,97
Berat Tanah Basah gram 70,58 70,02
Berat Volume tanah basah gr/cm3 1,73 1,71
Berat Volume tanah basah rata-rata gr/cm3 1,72
No Pengujian Satuan 1 2
Berat piknometer (W1) gr 41,81 34,44
Berat piknometer + Tanah kering, (W2) gr 55,82 49,12
Berat piknometer + Tanah + air, (W3) gr 151,76 142,68
Berat piknometer + air, (W4) gr 143,29 133,96
Suhu air (to) t 25,00 25,00
γ air pada suhu (t0) γw 0,9971 0,9971
γ air pada suhu (20 C) 0 γw 0,9982 0,9982
Berat Tanah kering (Ws) gr 14,01 14,68
A = Ws + W4 gr 157,3 148,64
I = A - W3 gr 5,54 6,06
Berat Jenis tanah pada suhu (to), Gs = Ws / I 2,53 2,42
Berat Jenis tanah pada suhu (20o)= Gs. (γw t0 / γw t 20 0 C ) 2,53 2.42
o
Berat jenis rata-rata pada suhu (20 ) 2,47
20
Lampiran 2 Flowchart
FLOWCHART
PENGUJIAN KADAR AIR
Timbang cawan
(W1)
Timbang tanah
basah (W2)
Timbang cawan +
tanah kering
21
FLOWCHART
PENGUJIAN BERAT VOLUME
FLOWCHART
PENGUJIAN BERAT JENIS
Gambar L-2.2 Benda Uji TP-01 dan TP-02 Siap Uji Kadar Air dan Berat Volume
24
25
26
Berat tanah lolos = berat tanah total – berat tanah tertahan (3.1)
2. Perhitungan
Perhitungan pengujian analisis saringan dapat dilakukan seperti perhitungan
berikut:
a. Berat tanah lolos
1) Saringan No. 4 = berat tanah total – berat tanah tertahan
= 60 – 0,02
= 59,98
2) Saringan No. 8 = berat tanah total – berat tanah tertahan
= 59,98 – 0,1
= 59,88
3) Saringan No. 20 = berat tanah total – berat tanah tertahan
= 59,88 – 0,36
= 59,52
4) Saringan No. 40 = berat tanah total – berat tanah tertahan
= 59,52 – 1,44
= 58,08
5) Saringan No. 80 = berat tanah total – berat tanah tertahan
= 58,08 – 1,08
= 57
6) Saringan No. 100 = berat tanah total – berat tanah tertahan
= 57 – 2,94
= 54,06
7) Saringan No.200 = berat tanah total – berat tanah tertahan
= 54,06 – 3,05
= 51,01
28
= 0,03 %
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑡𝑎𝑛𝑎ℎ 𝑡𝑒𝑟𝑡𝑎ℎ𝑎𝑛
2) Saringan No. 8 = 𝑥 100 %
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑡𝑎𝑛𝑎ℎ 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
0,1
= 𝑥 100 %
60
= 0,17 %
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑡𝑎𝑛𝑎ℎ 𝑡𝑒𝑟𝑡𝑎ℎ𝑎𝑛
3) Saringan No. 20 = 𝑥 100 %
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑡𝑎𝑛𝑎ℎ 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
0,36
= 𝑥 100 %
60
= 0,60 %
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑡𝑎𝑛𝑎ℎ 𝑡𝑒𝑟𝑡𝑎ℎ𝑎𝑛
4) Saringan N0. 40 = 𝑥 100 %
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑡𝑎𝑛𝑎ℎ 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
1,44
= 𝑥 100 %
60
= 2,40 %
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑡𝑎𝑛𝑎ℎ 𝑡𝑒𝑟𝑡𝑎ℎ𝑎𝑛
5) Saringan No. 80 = 𝑥 100 %
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑡𝑎𝑛𝑎ℎ 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
1,08
= 𝑥 100 %
60
= 1,80 %
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑡𝑎𝑛𝑎ℎ 𝑡𝑒𝑟𝑡𝑎ℎ𝑎𝑛
6) Saringan No. 100 = 𝑥 100 %
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑡𝑎𝑛𝑎ℎ 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
2,94
= 𝑥 100 %
60
= 4,90 %
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑡𝑎𝑛𝑎ℎ 𝑡𝑒𝑟𝑡𝑎ℎ𝑎𝑛
7) Saringan No.200 = 𝑥 100 %
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑡𝑎𝑛𝑎ℎ 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
3,05
= 𝑥 100 %
60
= 5,08 %
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑡𝑎𝑛𝑎ℎ 𝑡𝑒𝑟𝑡𝑎ℎ𝑎𝑛
8) Pan = 𝑥 100 %
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑡𝑎𝑛𝑎ℎ 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
51,01
= 𝑥 100 %
60
= 85,02 %
29
3. Hasil Pengujian
Hasil pengujian analisis saringan dapat dilihat pada Tabel 3.2 berikut:
30
6. Termometer,
7. Stopwatch,
8. Bahan disperse atau pengurai, dan
9. Oven.
Alat yang digunakan dapat dilihat pada Gambar L-3.1, L-3.2, L-3.3, L-3.4,
dan L- 3.5.
3.2.3 Benda Uji yang Digunakan
Benda uji yang digunakan berupa tanah kering oven lolos saringan no. 200
sebanyak 60 gram.
3.2.4 Prosedur Pengujian
Prosedur pengujian analisis hidrometer adalah sebagai berikut:
1. Persiapan Pengujian
a. Membuat Larutan Standart
1) Ambil reagen sebanyak 2 gr kemudian larutkan dalam 300 cc
airdistelasi hingga larut pada gelas ukur A.
2) Larutan standar ini dibagi menjadi 2 bagian, yang satu bagian
dimasukkan dalam tabung dengan kapasitas 1000 cc (B),
sedangkan yang satunya lagi tetap berada dalam gelas ukuran
semula (A).
b. Membuat Suspensi
1) Ambil sampel tanah sebanyak ± 50-60gr kering oven, kemudian
masukkan ke dalam gelas ukur A. Rendam sampai ± 30 menit,
kemudian diaduk/ dihancurkan dengan mixer selama ± 10 menit,
sehingga menjadi suspensi.
2) Masukkan suspensi ke dalam tabung pengendapan (C).
3) Suspensi di dalam tabung (C) dikocok sebanyak 60 kali.
2. Pelaksanaan Pengujian Pembacaan Hidrometer
a. Lakukan pembacaan hidrometer setelah suspensi dikocok sebanyak
60kali. Saat selesai mengocok suspensi tersebut, tabung (C)
diletakkandi meja dan saat itu dihitung sebagai T0.
b. Cara melakukan pembacaan adalah sebagai berikut.
33
𝐿
D = 𝐾√𝑇 (3.4)
Dengan:
34
𝑅𝑥𝑎
P= 𝑥 100 (3.5)
𝑊
Dengan:
Rc = pembacaan hidrometer,
a = angka koreksi, dan
W = berat benda uji
3. Koefiseien Keseragaman (Cu) dan Koefisien Gradasi (Cc)
Koefisien keseragaman dan koefisien gradasi dapat dihitung dengan
Persamaan 3.6 dan Persamaan 3.7:
𝐷60
Cu = 𝐷10 (3.6)
𝐷302
Cc = (𝐷10 𝑥 𝐷60) (3.7)
Dengan:
Cu = Coefisien keseragaman
Cc = Coefisien gradasi
D10 = Diameter batir pada presentase 10% (mm)
D30 = Diameter batir pada presentase 30% (mm)
D60 = Diameter batir pada presentase 60% (mm)
3.2.6 Analisis Hasil Pengujian
1. Data Uji
Data uji pengujian analisi hidrometer dapat dilihat pada Tabel 3.4 berikut:
35
0 26 43
1 26 43
2 26 38
5 26 36
15 26 32
30 26 30
60 26 28
250 26 23
1440 26 19
2. Perhitungan
Perhitungan pengujian analisis hidrometer dapat dilakukan seperti
perhitungan berikut:
3. Hasil Pengujian
Hasil pengujian analisis hidrometer dapat dilihat pada Tabel 3.5 berikut:
Saringan
Diameter % Lolos
4,7600 99,97
2,0000 99,80
0,8400 99,20
0,4200 96,80 Pasir
0,2500 95,00
0,1490 90,10
0,0750 85,02
0,0412 69,023
0,0305 61,353 Lanau
0,0196 58,286
0,0117 52,150
0,0084 49,083
0,0060 46,015 Lempung
0,0030 38,346
0,0013 32,211
37
Saringan
Diameter % Lolos
4,7600 99,97
2,0000 99,80
0,8400 99,80
0,4200 99,70 Pasir
0,2500 98,90
0,1490 97,40
0,0750 96,03
0,0380 87,390
0,0281 78,987 Lanau
0,0185 72,265
0,0115 57,140
0,0083 50,418
0,0060 45,376 Lempung
0,0030 36,973
0,0013 30,251
100,00
90,00
80,00
Persen Lolos (%)
70,00
60,00
50,00
40,00
30,00
20,00
10,00
0,00
100 10 1 0,1 0,01 0,001 0,0001
3.2.7 Pembahasan
Presentase jenis tanah yang didapatkan dari pengujian analisis saringan dan
analisis hidrometer kelompok 4 diperoleh pasir sebesar 14,983%, lanau sebesar
26,731%, dan lempung sebesar 58,286%. Sedangkan dari pengujian analisis
saringan dan analisis hidrometer kelompok 5 diperoleh pasir sebesar 3,967%, lanau
sebesar 23,768%, dan lempung sebesar 72,265%. Berdasarkan grafik pada Gambar
3.1 dan Gambar 3.2 dapat ditentukan nilai D30, D50 dan D60 dengan nilai berturut-
turut sebesar 0 mm, 0,010 mm, dan 0,0250 mm, untuk kelompok 4 dan 0 mm,
0,0013 mm, dan 0,0125 mm untuk kelompok 5. Nilai koefisien keseragaman (Cu)
dan koefisien gradasi (Cc) dapat dilakukan perhitungan berikut.
1. Koefisien keseragaman (Cu)
𝐷60
𝐶𝑢 = 𝐷10
= −
2
𝐷30
𝐶𝑐 = (𝐷10 ×𝐷60 )
= −
3.2.8 Kesimpulan
Nilai koefisien keseragaman (Cu) dan nilai koefisien gradasi (Cc) tidak
diperoleh dari hasil pengujian yg dilakukan oleh kelompok 4 dan kelompok 5. Hal
ini dikarenakan lebih dari 50% tanah yang digunakan masuk kedalam fraksi halus.
Sehingga, hasil dari pengujian analisis distribusi butiran tanah dapat disimpulkan
bahwa tanah termasuk jenis tanah berbutir halus
41
Lampiran 2 : Flowchart
FLOWCHART
PENGUJIAN ANALISA SARINGAN
FLOWCHART
PENGUJIAN HIDROMETER
46
47
2. Perhitungan
Perhitungan pengujian batas cair dapat dilakukan seperti perhitungan berikut:
a. Berat air (Ww)
1) Ww1 = W2 - W3
= 22,55 -15,99
= 6,56 gram
2) Ww2 = W2 - W3
= 23,06 – 16,2
= 6,86 gram
3) Ww3 = W2 - W3
= 18,37 – 12,93
= 5,44 gram
4) Ww4 = W2 - W3
= 20,68 – 14,52
= 6,16 gram
b. Berat tanah kering (Ws)
1) Ws1 = W3 - W1
= 15,99 – 6,15
= 9,84 gram
2) Ws2 = W3 - W1
= 16,2 – 6,2
= 10 gram
49
3) Ws2 = W3 - W1
= 12,93 – 5,26
= 5,44 gram
4) Ws2 = W3 - W1
= 14,52 – 6,16
= 8,36 gram
c. Kadar air (w)
𝑊𝑤1
1) w1 = 𝑥 100%
𝑊𝑠
6,56
= 9,84 𝑥 100%
= 66,67 %
𝑊𝑤1
2) w2 = 𝑥 100%
𝑊𝑠
6,86
= 𝑥 100%
10
= 68,60 %
𝑊𝑤1
3) w3 = 𝑥 100%
𝑊𝑠
5,44
= 7,67 𝑥 100%
= 70,93 %
𝑊𝑤1
4) w4 = 𝑥 100%
𝑊𝑠
6,16
= 8,36 𝑥 100%
= 73,68 %
d. Kadar air rata – rata
𝑤1+𝑤2
1) w1(rata-rata) = 2
66,67+0
= 2
= 66,67 %
𝑤1+𝑤2
2) w2(rata-rata) = 2
68,60+0
= 2
= 68,60 %
𝑤1+𝑤2
3) w3(rata-rata) = 2
50
70,93+0
= 2
= 70,93 %
𝑤1+𝑤2
4) w4(rata-rata) = 2
73,68+0
= 2
= 73,68%
3. Hasil Pengujian
Hasil pengujian batas cair dapat dilihat pada Tabel 4.2 berikut:
I II III IV
Uraian Satuan
1 3 3 4
Berat Cawan (W1) gram 6,15 6,20 5,26 6,16
Berat Cawan +
gram 22,55 23,06 18,37 20,68
Tanah Basah (W2)
Berat Cawan +
gram 15,99 16,2 12,93 14,52
Tanah Kering (W3)
Berat Air (Ww) gram 6,56 6,86 5,44 6,16
Berat Tanah Kering
gram 9,84 10 7,67 8,36
(Ws)
Kadar Air (w) % 66,67 68,60 70,93 73,68
Kadar Air Rata-Rata
% 66,97 68,60 70,93 73,68
(wrata-rata)
Jumlah Pukulan 42 30 20 15
I II III IV
Uraian Satuan
1 2 3 4
Berat Cawan (W1) gram 5,55 5,32 5,39 5,56
23,71 18,23 19,54 21,85
Berat Cawan +
gram
Tanah Basah (W2)
4.1.7 Pembahasan
Berdasarkan hasil pengujian batas cair kelompok 4 didapatkan nilai kadar air
(w) sebesar 66,97 %, 68,60 %, 70,93 %, dan 73,68 % dengan jumlah pukulan
berturut-turut sebesar 42, 30, 20, dan 15 pukulan. Berdasarkan grafik hubungan
kadar air dan jumlah pukulan maka diperoleh nilai batas cair sebesar 70,00 %.
Sedangkan untuk kelompok 5 didapat nilai kadar air sebesar 63,16%, 65,51%,
67,65%, dan 70,22% dengan jumlah pukulan berturut-turut sebesar 42, 28, 21, dan
15 pukulan.
4.1.8 Kesimpulan
Nilai batas cair yang diperoleh kelompok 4 sebesar 70,00 % dan kelompok 5
sebesar 66,50%.
53
digulung – gulung sampai diameter 3,1 mm (1/8 inchi) dan mulai tampak retak.
Nilai batas plastis dan batas cair memiliki hubungan dimana selisih nilainya
merupakan nilai indeks plastisitas atau plasticity index (PI) suatu tanah. Indeks
plastisitas (PI) merupakan interval kadar air dimana tanah masih bersifat plastis.
Nilai indeks plastisitas (PI) menunjukkan sifat keplastisan tanah. Indeks plastisitas
(PI) dapat dinyatakan dalam Persamaan 4.1 berikut:
PI = LL – PL (4.1)
Dengan:
PI = indeks plastisitas (%),
LL = batas cair (%), dan
PL = batas plastis (%)
Nilai indeks plastisitas dapat menunjukkan macam dan sifat tanah. Nilai
indeks plastisitas dan macam tanah dapat dilihat pada Tabel 4.4 berikut:
2. Perhitungan
Perhitungan pengujian batas cair dapat dilakukan seperti perhitungan berikut:
a. Berat air (Ww)
1) Ww1 = W2 - W3
= 16,99 – 14,12
= 2,87 gram
2) Ww2 = W2 - W3
= 18,4 – 14,92
= 3,48 gram
b. Berat tanah kering (Ws)
1) Ws1 = 𝑊3 - 𝑊1
= 14,12 – 6,17
= 7,95 gram
2) Ws2 = 𝑊3 - 𝑊1
= 14,92 – 5,24
= 9,68 gram
c. Kadar air (w)
𝑊𝑤
1) 𝑤1 = 𝑥 100%
𝑊𝑠
2,87
= 7,95 𝑥 100%
= 36,10 %
𝑊𝑤
2) 𝑤2 = 𝑥 100%
𝑊𝑠
3,48
= 9,68 𝑥 100%
= 35,95 %
36,10+ 35,95
= 2
56
= 36,026 %
3. Hasil Pengujian
Hasil pengujian batas cair dapat dilihat pada Tabel 4.6 berikut:
Uraian Satuan 1 2
Berat Cawan (W1) gram 6,17 5,24
Berat Cawan+Tanah Basah (W2) gram 16,99 18,4
Berat Cawan+Tanah Kering (W3) gram 14,12 14,92
Berat Air (Ww) gram 2,87 3,48
Berat Tanah Kering (Ws) gram 7,95 9,68
Kadar Air (w) % 36,10 35,95
Kadar Air Rata-Rata (wrata-rata) % 36,026
4.2.7 Pembahasan
Berdasarkan hasil pengujian diperoleh oleh kelompok 4 dan 5, nilai batas
plastis ( PL ) sebesar 36.026 % untuk kelompok 4 dan 32.40 % untuk kelompok 5.
Berdasarkan nilai batas cair ( LL ) dikurangi batas plastis ( PL ) maka dapat
57
diperoleh nilai indeks plastisitas (PI). Nilai batas cair yang diperoleh kelompok 4
adalah 70,00 % dengan nilai batas plastis yang diperoleh adalah 36.026 %,
sedangkan untuk kelompok 5 diperoleh nilai batas cair 66,50 % dengan nilai batas
plastis sebesar 32,400 %. Sehingga nilai indeks plastisitas yang diperoleh kelompok
4 adalah 33,974 % dan yang diperoleh kelompok 5 34,100 % maka sampel tanah
yang digunakan termasuk lempung dengan plastisitas tinggi dan kohesif.
4.2.8 Kesimpulan
Nilai batas plastis yang diperoleh kelompok 4 sebesar 33,774% dan kelompok
5 34,100 %
Gambar 4.3 Variasi Volume dan Kadar Air pada Kedudukan Batas Cair,
Batas Plastis, dan Batas Susut
(Sumber: Hardiyatmo, 2010)
Perhitungan dalam menentukan nilai batas susut dapat ditentukan dengan
rumus- rumus pada setiap aspek berikut:
1. Batas Susut (SL)
Nilai batas susut (SL) dapat ditentukan dengan Persamaan 4.2 berikut.
𝑉−𝑉𝑜
SL = (𝑤 − ( ) ) 𝑥 100% (4.2)
𝑊𝑜
Dengan:
w = kadar air tanah basah yang diisikan pada Container,
W = berat benda uji mula-mula,
Wo = berat benda uji setelah kering,
V = volume benda uji basah (volume susut), dan
Vo = volume benda uji setelah dikeringkan.
2. Angka Susut (SR)
Angka susut adalah suatu angka perbandingan antara persentase perubahan
volume tanah terhadap volume kering dengan perubahan kadar air yang
terjadi pada tanah dan berlaku pada keadaan diatas batas susut tanah. Nilai
angka susut dapat ditentukan dengan Persamaan 4.3 berikut.
𝑉
SR = 𝑊𝑜 (4.3)
𝑜
Dengan:
Wo = berat benda uji setelah kering dan
Vo = volume benda uji setelah dikeringkan.
3. Susut Volumetrik (VS)
Susut volumetrik adalah persentase pengurangan volume tanah basah
terhadap volume tanah kering. Nilai susut volumetrik dapat ditentukan
dengan Persamaan 4.4 berikut.
𝑉−𝑉0
VS = ( ) x 100% (4.4)
𝑉0
60
Dengan:
V = volume ring
V0 = volume tanah kering
4. Susut Linear (LS)
Susut linier suatu tanah adalah persentase pengurangan ukuran suatu dimensi
(panjang) tanah terhadap ukuran semula apabila kadar air tanah berkurang
menjadi batas susut tanah. Nilai susut linear dapat ditentukan dengan
Persamaan 4.5 berikut.
3 100 (4.5)
LS=(1 − √ ) 𝑥 100
𝑉 +100 𝑠
Dengan:
Vs = susut volumetrik
5. Berat Jenis Tanah (Gs)
Nilai berat jenis dapat ditentukan dengan Persamaan 4.6 berikut.
1
GS = 1 𝑆𝐿 (4.6)
( − )
𝑆𝑅 100
Dengan:
SR = angka susut dan
SL = batas susut.
4.3.6 Analisis Hasil Pengujian
1. Data Uji
Data uji pengujian batas susut dapat dilihat pada Tabel 4.8 berikut:
2. Perhitungan
Perhitungan pengujian batas cair dapat dilakukan seperti perhitungan
berikut:
a. Volume ring (V)
1
1) V1 = 4 x 𝜋 x d2 x t
1
= 4 x 𝜋 x 4,152 x 1,10
= 14,88 cm3
1
2) V2 = 4 x 𝜋 x d2 x t
1
= 4 x 𝜋 x 4,152 x 1,11
= 15,01 cm3
b. Berat Air (Ww)
1) Ww1 = W2 – W3
= 67.32 – 57.78
= 9,54 gram
2) Ww2 = W2 – W3
= 67.17 – 57.43
= 9,74 gram
c. Berat tanah kering (Ws)
1) Ws1 = W3 – W1
= 57,78 – 42,58
= 15,20 gram
2) Ws2 = W3 – W1
= 57,43 – 41,90
= 15,53 gram
d. Kadar air (Ww)
Ww
1) w1 = Ws
x 100%
62
9,54
= 15,20 x 100%
= 62,76 %
Ww
2) w2 = x 100%
Ws
9,74
= 15,53 x 100%
= 62,72 %
e. Berat air raksa
1) W6 1 = W4 – W5
= 203,82 – 60,48
= 143,34 gram
2) W6 2 = W4 – W5
= 203,83 – 60,48
= 143,35 gram
f. Volume tanah kering (V0)
𝑊0
1) V01 =
13,6
15,20
=
13.6
= 1,12 cm3
𝑊0
2) V02 =
13,6
15,53
=
13,6
= 1,14 cm3
g. Berat susut tanah (SL)
𝑉−𝑉𝑜
1) SL1 = (𝑤 − ( ) ) 𝑥 100%
𝑊𝑜
14,88−1,12
= (62,76 − ( )) 𝑥 100%
15,20
= 61.86%
𝑉−𝑉𝑜
2) SL2 = (𝑤 − ( )) 𝑥 100%
𝑊𝑜
15,01−1,14
= (62,72 − ( ) ) 𝑥 100%
15,53
= 61,82%
63
= 13,6 cm
𝑊0
2) SR2 = 𝑉0
15,53
=
1,14
= 13.6 cm
i. Susut volumetrik (VS)
𝑉−𝑉0
1) VS 1 =( ) 𝑥 100%
𝑉0
14,88−1,12
=( ) 𝑥 100%
1,12
= 12,31 %
𝑉−𝑉0
2) VS 2 =( ) 𝑥 100%
𝑉0
15,01−1,14
=( ) 𝑥 100%
1,14
= 12,15 %
j. Susut linear (LS)
3 100
1) LS1 = 100 𝑥 (1 − √𝑉 +100) 𝑥 100%
𝑠
3 100
= 100 𝑥 (1 − √12,31 +100) 𝑥 100%
= 3,80 %
3 100
2) LS2 = 100 𝑥 (1 − √𝑉 +100) 𝑥 100%
𝑠
3 100
= 100 𝑥 (1 − √12,15 1214,85+100) 𝑥 100%
= 3,75 %
k. Berat Jenis (Gs)
1
1) Gs1 = 1 𝑆𝐿
( − )
𝑆𝑅 100
1
= 1 61,86
( − )
13,6 100
64
= 1,83
1
2) Gs2 = 1 𝑆𝐿
( – )
𝑆𝑅 100
1
= 1 61,82
( − )
13,6 100
= 1,84
3. Hasil Pengujian
Hasil pengujian batas cair dapat dilihat pada Tabel 4.9 berikut:
4.3.7 Pembahasan
Berdasarkan hasil pengujian batas susut yang diperoleh kelompok 4 dan 5,
kelompok 4 memperoleh nilai batas susut rata-rata sebesar 61,86 % dan 61,82 %,
nilai angka susut berturut-turut sebesar 13.6 cm3 dan 13.6 cm3, nilai susut
volumetrik sebesar 12,31 % dan 12,15 %, nilai susut linear berturut-turut sebesar
3,80 % dan 3,75%, dan nilai berat jenis berturut-turut sebesar 1.83 dan 1.84.
Sedangkan, kelompok 5 memperoleh nilai batas susut rata-rata sebesar 62,49 % dan
62,84 %, nilai angka susut berturut-turut sebesar 13.6 cm3 dan 13.6 cm3, nilai susut
volumetrik sebesar 12,66 % dan 12,07 %, nilai susut linear berturut-turut sebesar
3,89 % dan 3,73 %, dan nilai berat jenis berturut-turut sebesar 1.81 dan 1.80.
4.3.8 Kesimpulan
Rata-rata nilai batas susut yang diperoleh kelompok 4 sebesar 61,84 % dan
kelompok 5 sebesar 62,67 %.
67
Batas Susut
No Pengujian 1 2
A Volume cawan=Volume tanah basah, V a b
1 Diameter Cawan cm 4,15 4,15
2 Tinggi Cawan cm 1,10 1,11
3 Volume Cawan cm3 14,8792 15,0144
B Kadar air
1 Berat Cawan gram 42,58 41,90
4 Berat Cawan + Tanah Basah gram 67,32 67,17
5 Berat Cawan + Tanah Kering gram 57,78 57,43
6 Berat air gram 9,54 9,74
7 Berat tanah kering, Wo gram 15,2 15,53
8 Kadar air % 62,76 62,72
9 Kadar air rata-rata % 62,74024
C Volume tanah kering, Vo
1 Berat Cawan gram 60,48 60,48
2 Bersat air raksa yang tumpah + cawan gram 203,82 203,83
3 Bersat air raksa yang tumpah gram 143,34 143,35
4 Berat jenis air raksa 143,34 143,35
5 Volume tanah kering, Vo cm 3 1,11765 1,14191
6 Batas Susut, % 61,86 61,82
7 Batas Susut rata-rata, SL % 61,84
D Perhitungan Faktor Susut
1 Faktor susut, R % 13,6
2 Faktor susut rata-rata, R % 1,36
3 Perubahan Volume, Vc % 12,31 12,15
4 Perubahan Volume rata-rata, Vc % 12,23
68
Lampiran 2 : Flowchart
FLOWCHART
PENGUJIAN BATAS CAIR
Masukkan tanah ke
cawan porselen lalu
tambahkan air sedikit
demi sedikit sambil
diaduk sampai merata
dari kering sampai encer.
69
FLOWCHART
PENGUJIAN BATAS PLASTIS
FLOWCHART
BATAS SUSUT
Masukkan tanah ke
dalam ring yang telah
diolesi oli dan ratakan,
kemudian diketok-
ketokkan
79
80
pengering lain atau dengan suhu sekitar 60°C. Gumpalan tanah kemudian
ditumbuk tapi butir asli tidak pecah.
2. Tanah yang sudah ditumbuk disaring dengan saringan no.4 untuk cara A dan
cara B dan dengan saringan 19 mm untuk cara C dan D.
3. Jumlah sampel untuk pengujian sebanyak 12 kg.
4. Benda uji dibagi dalam 6 bagian, tiap bagian dicampur air yang ditentukan
dan diaduk sampai merata. Penambahan air diatur sehingga diperoleh benda
uji sebagai berikut:
a. Tiga buah sampel dengan kadar air kira-kira dibawah kadar air
optimum dan tiga sampel lain kira-kira diatas kadar air optimum.
b. Perbedaan kadar air masing-masing antara 3% sampai 5%.
c. Masing-masing benda uji dimasukkan kedalam kantong plastik,
disimpan selama 12 jam sampai kadar air merata
5.1.4 Prosedur Pengujian
Prosedur pengujian proctor standard adalah sebagai berikut:
1. Persiapan Pengujian
a. Menimbang cetakan 102 mm (4 inc) dan keping alas dengan ketelitian
5 gram (W1 gram).
b. Memasang cetakan leher dan keping alas jadi satu dan menempatkan
pada landasan yang kokoh.
2. Pelaksanaan Pengujian
a. Mengambil salah satu sampel yang sudah disiapkan, mengaduk, dan
memadatkan dalam cetakan dengan cara sebagai berikut.
1) Memasukkan tanah sepertiga tinggi tabung.
2) Menumbuk dengan alat penumbuk sebanyak 25 kali.
3) Melakukan hal tersebut sampai tabung penuh.
b. Melepas leher sambung dan memotong kelebihan tanah dari bagian
keliling dengan pisau perata.
c. Menimbang cetakan yang berisi benda uji beserta keping alas dengan
ketelitian 5 gram.
d. Melakukan pengujian pada sampel lain.
81
𝑊2+𝑊1
Berat volume tanah (γ) = (5.1)
𝑉
Dengan:
W1 = berat ring,
W2 = berat ring + tanah basah,
V = volume tanah basah.
2. Berat volume kering tanah (γd)
Nilai berat volume kering tanah dapat ditentukan dengan persamaan 5.2
berikut:
γ
Berat volume tanah kering (γd) = 1+𝑤 (5.2)
Dengan:
γ = berat volume tanah
w = kadar air
5.1.6 Analisis Hasil Pengujian
1. Data Uji
Data pengujian proctor standard dapat dilihat pada Tabel 5.1, Tabel 5.2,
dan Tabel 5.3 berikut:
82
Uraian 1 2 3 4 5
Berat Sampel Tanah (gr) 2500 2500 2500 2500 2500
Kadar Air mula-mula (%) 6,130 6,130 6,130 6,130 6,130
Penambahan Air (%) 4 8 12 16 18
Penambahan Air (ml) 100 200 300 400 450
Uraian 1 2 3 4 5
Berat Mold + Tanah Basah (gr) 3368 3593 3834 3792 3671
Berat Mold (gr) 1846 1846 1846 1846 1846
Berat Cawan (W1) gram 12,75 8,88 12,89 12,65 12,79 9,31 12,75 12,81 9,38 8,47
Berat Cawan +
gram 45,61 33,56 72,49 50,78 60,09 61,66 68,09 63,47 72,31 73,52
Tanah Basah (W2)
Berat Cawan +
gram 42,33 31,12 64,35 45,62 51,87 52,49 56,3 52,74 57,77 57,84
Tanah Kering (W3)
2. Perhitungan
Perhitungan pengujian proctor standard dapat dilakukan seperti perhitungan
berikut:
a. Volume tanah basah (γ)
𝑊2+𝑊1
1) γ1 = 𝑉
1522
= 1152,18
= 1,32097 gram/cm3
𝑊2+𝑊1
2) γ2 = 𝑉
1747
= 1152,18
83
= 1,51625 gram/cm3
𝑊2+𝑊1
3) γ3 = 𝑉
1988
= 1152,18
= 1,72542 gram/cm3
𝑊2+𝑊1
4) γ4 = 𝑉
1946
= 1152,18
= 1,68897 gram/cm3
𝑊2+𝑊1
5) γ5 = 𝑉
1825
= 1152,18
= 1,58395 gram/cm3
b. Volume tanah kering (γd)
γ
1) γd1 = 1+𝑤
1,32097
= 1+01103
= 1,190 gram/cm3
γ
2) γd2 = 1+𝑤
1,51625
= 1+015734
= 1,310 gram/cm3
γ
3) γd3 = 1+𝑤
1,72542
= 1+0,21135
= 1,424 gram/cm3
γ
4) γd4 = 1+𝑤
1,68897
= 1+0,26972
= 1,330 gram/cm3
84
γ
5) γd5 = 1+𝑤
1,58395
= 1+0,30904
= 1,210 gram/cm3
3. Hasil Pengujian
Hasil pengujian proctor standard dapat dilihat pada Tabel 5.4, Tabel 5.5,
Tabel 5.6 berikut:
Uraian 1 2 3 4 5
Berat Volume Tanah Basah
1,32097 1,51625 1,72542 1,68897 1,58395
(gr/cm3)
Berat Cawan (W1) gram 12,75 8,88 12,89 12,65 12,79 9,31 12,75 12,81 9,38 8,47
Berat Cawan +
gram 45,61 33,56 72,49 50,78 60,09 61,66 68,09 63,47 72,31 73,52
Tanah Basah (W2)
Berat Cawan +
Tanah Kering gram 42,33 31,12 64,35 45,62 51,87 52,49 56,3 52,74 57,77 57,84
(W3)
Berat Air (Ww) gram 3,28 2,44 8,14 5,16 8,22 9,17 11,79 10,73 14,54 15,68
Berat Tanah
gram 29,58 22,24 51,46 32,97 39,08 43,18 43,55 39,93 48,39 49,37
Kering (Ws)
Kadar Air (w) % 11,09 10,97 15,82 15,65 21,03 21,24 27,07 26,87 30,05 31,76
Kadar Air Rata-
% 11,03 15,73 21,14 26,97 30,90
Rata (wrata-rata)
85
Uraian 1 2 3 4 5
Berat Volume Tanah Kering (gr) 1,190 1,310 1,424 1,330 1,210
Sedangkan hasil pengujian proctor standard kelompok 5 dapat dilihat pada Tabel
5.7, Tabel 5.8, Tabel 5.9 berikut:
Uraian 1 2 3 4 5
Berat Volume Tanah Basah 1.33572 1,52840 1,71327 1,69678 1,55531
(gr/cm3)
Berat Cawan (W1) gram 12,75 8.88 12,89 12,65 12,79 9,31 12,75 12,81 9,38 8,47
Berat Cawan +
gram 45,61 33,56 72,49 50,78 60,09 61,66 68,09 63,47 72,31 73,52
Tanah Basah (W2)
Berat Cawan +
Tanah Kering gram 42,01 30,88 63,92 45,35 51,55 52,14 56,10 52,55 57,44 57,51
(W3)
3,60 2,68 8,75 5,43 8,54 9,52 11,99 10,92 15,87 16,01
Berat Air (Ww) gram
Berat Tanah 29.26 22,00 51,03 32,70 38,76 42,83 39,74 39,74 48,06 49,04
gram
Kering (Ws)
Kadar Air (w) % 12,303 12,182 16.794 16,606 22,033 22,227 27,659 27,479 33,021 32,647
Uraian 1 2 3 4 5
1,190 1,310 1,403 1,330 1,171
Berat Volume Tanah Kering (gr)
5.1.7 Pembahasan
Pengujian proktor merupakan pengujian untuk mendapatkan nilai kadar air
optimum dan kepadatan tanah optimum. Dengan adanya pengujian proktor yang
telah dilakukan maka selanjutnya akan dilakukan pengujian CBR dengan kadar air
optimum yang telah didapatkan dari pengujian proktor standar. Dari hasil pengujian
proktor standar kelompok 4 dan kelompok 5. Kelompok 4 mendapatkan nilai berat
volume tanah kering maksimum sebesar 1,425 gr/cm3 dan kadar air optimum 22 %
yang kemudian didapatkan nilai untuk penambahan air pada pengujian CBR
sebesar 5737 ml. Sedangkan kelompok 5 mendapatkan nilai berat volume tanah
kering maksimum sebesar 1,403 gr/cm3 dan kadar air optimum 22,50 % yang
kemudian didapatkan nilai untuk penambahan air pada pengujian CBR sebesar
761,4523 ml.
5.1.8 Kesimpulan
Kelompok 4 mendapat kadar air optimum 22 % dan penambahan air pada
pengujian CBR sebesar 5737 ml. Sedangkan kelompok 5 mendapatkan kadar air
optimum 22,50 % yang kemudian didapatkan nilai untuk penambahan air pada
pengujian CBR sebesar 761,4523 ml.
100+𝐵
Penambahan air = 5000(100+𝐴) − 1 (5.3)
Dengan:
A = kadar air mula – mula,
B = kadar air optimum, dan
5000 = berat contoh tanah.
d. Setelah diaduk hingga rata, masukkan contoh tanah tadi kedalam kantong
plastik, diikat kemudian diamkan selama 24 jam.
e. Timbang cetakan (mold) lalu catat beratnya. Pasang cetakan pada spencerdisk
di dalamnya kemudian pasang kertas filter di atasnya.
f. Padatkan contoh tanah yang sudah dicampur air pada keadaan optimum ke
dalam cetakan, kemudian laksanakan pemadatan sesuai dengan percobaan
pemadatan. Jumlah tumbukan yang dibutuhkan adalah 56 kali.
g. Buka leher sambungan (collar) dan ratakan dengan pisau.
h. Tambal lubang-lubang yang mungkin terjadi karena lepasannya butir- butir
kasar dengan bahan yang lebih halus. Timbang benda uji beserta cetakannya
kemudian catat beratnya.
i. Untuk pengujian CBR langsung (unsoaked CBR), benda uji telah siap untuk
diperiksa nilai CBR-nya. Bila dikehendaki CBR yang direndam (soaked
CBR) harus dilakukan langkah langkah sebagai berikut:
1) Pasang keping pengembangan di atas benda uji dan kemudian pasangkeping
pemberat yang dikehendaki (4,5 kg atau 10 lbs) atau sesuaibeban perkerasan.
Rendam cetakan beserta beban di dalam air sehingga air dapat meresap dari
atas maupun bawah.
2) Pasanglah tripod beserta arloji penunjuk pengembangan. Catat pembacaan
pertama dan biarkan benda uji selama 96 jam. Pada akhir perendaman, catat
pembacaan arloji pengembangan.
3) Keluarkan cetakan dari bak air dan miringkan selama 15 menit supayaair
permukaan mengalir habis. Jagalah supaya selama mengeluarkan air
permukaan benda uji tidak tidak terganggu.
4) Ambil beban dari keping alas kemudian benda uji di timbang. Bendauji CBR
90
Dengan:
91
Sw = pengembangan,
ΔL = perubahan tinggi di baca dari dial, dan
Lo = tinggi sample mula-mula.
2. Hitung beban P dalam (lbs) dengan Persamaan 5.5 sebagai berikut.
Beban P = k x dial (5.5)
keterangan :
K = nilai kalibrasi (lbs) dan
3. Dengan menggunakan grafik yang telah dibuat, hitung harga CBR dengan cara
membagi masingmasing beban dengan beban standard CBR pada penetrasi 0,1
dengan beban standard 70,31 kg (1000 psi), penetrasi 0,2 dengan beban standard
105,47 Kg (1500 psi) dan di kalikan dengan 100%. Umumnya nilai CBR diambil
pada penetrasi 0,1 inc. Apabila terjadi koreksi grafis, maka beban yang dipakai
adalah beban yang sudah di koreksi pada 2,54 mm (0,1 inch) dan 5,08 mm (0,2
inch).
5.2.6 Analisis Hasil Pengujian
1. Data Uji
Berikut ini merupakan data yang diperoleh dari pengujian kelompok 4
yang dapat dilihat pada Tabel 5.10 berikut ini.
92
2. Perhitungan
Perhitungan pengujian CBR dapat dilakukan seperti perhitungan berikut:
a. Beban (Lbs)
𝑃(0.25) = 27,1 × 16.42
= 444.98
= 593.76
= 809.21
= 980.48
= 1086.17
3. Perhitungan
Dari pengujian yang telah dilakukan, diperoleh hasil pengujian CBR
kelompok 4 yang dapat dilihat pada Tabel 5.11 berikut ini.
93
Nilai CBR pada penetrasi 0,1” dan penetrasi 0,2” dapat dihitung
menggunakan rumus sebagai berikut.
1086,17 1314.89
𝐶𝐵𝑅0,1" = 𝑥 100% = 108,62 % 𝐶𝐵𝑅0,2" = 𝑥 1 = 87,66%
1000 1500
Dari perhitungan di atas, didapat nilai CBR 0,1” ( 108,62 % ) > CBR 0,2” (
87,66% ) maka nilai CBR kelompok 4 yang digunakan adalah nilai CBR 0,1” yaitu
108,62 %.
Sedangkan hasil pengujian CBR kelompok 5, digambarkan dalam grafik pada
Gambar 5.4 berikut.
95
1600
CBR
1400
1200
1000
988,066
800
600
400
200
0
0 0,05 0,1 0,15 0,2 0,25 0,3 0,35 0,4 0,45 0,5 0,55
Nilai CBR pada penetrasi 0,1” dan penetrasi 0,2” dapat dihitung
menggunakan rumus sebagai berikut.
988,066 1183,457
𝐶𝐵𝑅0,1" = 𝑥 100% = 98,81% 𝐶𝐵𝑅0,2" = 𝑥 1 = 78,90%
1000 1500
Dari perhitungan di atas, didapat nilai CBR 0,1” (98,81%) > CBR 0,2”
(78,90%) maka nilai CBR kelompok 5 yang digunakan adalah nilai CBR 0,1” yaitu
98,81%.
5.2.7 Pembahasan
CBR adalah salah satu cara untuk menentukan tebal perkerasan dan
merupakan cara yang sering di pakai. Nilai CBR didapat dari grafik yang telah
diketahui, nilai penetrasi standar yang digunakan adalah nilai CBR untuk 0,1.
5.2.8 Kesimpulan
Dari hasil pengujian CBR kelompok 4 dan kelompok 5. Kelompok 4
memperoleh hasil atau nilai prosentase penetrasi 0,1” sebesar 108,62 % dan
penetrasi 0,2” sebesar 87,66 % dan kelompok 5 memperoleh hasil atau nilai
prosentase penetrasi 0,1” sebesar 98,81% dan penetrasi 0,2” sebesar 78,90%. Maka
dapat disimpulkan pengujian kedua kelompok sudah dapat digunakan karena
masing – masing nilai CBR 0,1 > CBR 0,2.
96
membuka kran corong sehingga pasir mengalir kebawah. Saat pasir berhenti
mengalir, kran kerucut di tutup.
e. Botol, kerucut, dan pasir sisa kemudian ditimbang.
f. Menimbang botolyang diisi dengan air.
2. Menentukan volume tanah pada titik uji di lapangan
a. Memasang plat pada permukaan tanah yang rata, kemudian memaku setiap
sudutnya.
b. Melubangi tanah sesuai lingkaran plat. Menimbang tanah hasil gali.
c. Meletakkan botol kerucut diatas plat dengan posisi terbalik, kemudian
membuka kran corong sehingga pasir mengalir kebawah. Saat pasir berhenti
mengalir, kran kerucut di tutup.
d. Botol, kerucut, dan pasir sisa kemudian ditimbang.
e. Mencari kadar air tanah hasil galian
5.3.5 Landasan Teori
Pengujian sand cone adalah bentuk pegujian kepadatan tanah yang dapat
dilakukan secara langsung di lapangan.
5.3.6 Analisis Hasil Pengujian
1. Data Uji
Data uji pengujian Sandcone dapat dilihat pada Tabel 5.13 berikut:
2. Perhitungan
Perhitungan pengujian Sandcone dapat dilakukan seperti perhitungan berikut:
a. Isi botol
I = W2 – W1
= 5817 – 2260
= 3557 cm3
b. Berat volume pasir
𝑊3−𝑊1
γp =
𝐼
7810−2260
= 3557
= 1,56 gram/cm3
c. Berat botol + pasir dalam kerucut
C = W3 – W4
= 7810 - 4665
= 3145 gram
d. Kadar air
𝑊2−𝑊3
1) w1 = 𝑥100%
𝑊3−𝑊1
54,62−46,75
= 46,65−12,57 𝑥100%
= 23,03%
𝑊2−𝑊3
2) w2 = 𝑊3−𝑊1 𝑥100%
48,81−42,14
= 42,14−13,04 𝑥100%
= 22,92%
99
𝑤1+𝑤2
3) wrata-rata = 2
23.03+22.92
= 2
= 22,97%
e. Berat pasir dalam lubang
P = W6 – W7 – C
= 7802 – 2436 – 3145
= 2221 gram
f. Volume lubang
𝑃
V = 𝛾𝑃
2221
= 1.56
= 1423,44 cm3
g. Berat volume tanah basah
𝑊
γ = 𝑉
5929.39
= 1423.44
= 4,166 gram/cm3
h. Berat volume tanah kering
𝛾
γd = 1+𝑤𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎
4.17
= 1+22.97%
= 3,39 gram/cm3
3. Hasil Pengujian
Hasil pengujian Sandcone dapat dilihat pada Tabel 5.14 berikut:
Alat Sandcone
No Pengujian Hasil Satuan
1 Isi botol (I) 3557 cm3
2 Berat volume pasir (γp) 1,56 gr/cm3
3 Berat botol + pasir dalam kerucut (C) 3145 Gram
100
Kadar Air
No Pengujian 1 2 Satuan
1 Berat air (W4) 7.87 6.67 gram
2 Berat tanah kering (W5) 34,18 29,10 gram
3 Kadar air tanah (w) 23,03 22,92 %
4 Kadar air rata-rata (wrata-rata) 22,97 %
5 Berat volume tanah kering (γd). 3,39 gr/cm3
Lubang Tanah
No Pengujian Hasil Satuan
1 Berat pasir dalam lubang (P) 2221 gram
2 Volume lubang (V) 1423.44 cm3
3 Berat volume tanah basah (γ) 4,166 gr/cm3
Alat Sandcone
No Pengujian Hasil Satuan
1 Isi botol (I) 3557 cm3
2 Berat volume pasir (γp) 1,56 gr/cm3
3 Berat botol + pasir dalam kerucut (C) 3145 gram
Kadar Air
No Pengujian 1 2 Satuan
1 Berat air (W4) 8,19 6,94 gram
2 Berat tanah kering (W5) 34,16 28,83 gram
3 Kadar air tanah (w) 23,98 24,07 %
4 Kadar air rata-rata (wrata-rata) 24,02 %
5 Berat volume tanah kering (γd). 3,36 gr/cm3
101
Lubang Tanah
No Pengujian Hasil Satuan
1 Berat pasir dalam lubang (P) 2219 gram
2 Volume lubang (V) 1422,16 cm3
3 Berat volume tanah basah (γ) 4,170 gr/cm3
5.3.7 Pembahasan
Pengujian Sand Cone merupakan pengujian kepadatan tanah di lapangan
dengan mengetahui tingkatan kepadatan berdasarkan tanah yang digali, terisi oleh
pasir yang bergradasi standard (pasir pantai). Tingkatan kepadatan tanah
berhubungan dengan berat volume kering (γd). Pada penguian kelompok 4,
diperoleh nilai sebesar 3,39 gram/cm3, sedangkan kelompok 5 memperoleh nilai
sebesar 3,36 gram/cm3
5.3.8 Kesimpulan
sebesar 3,39 gr/cm3 dan tanah tempat lokasi pengujian mempunyai kadar air rata-
rata sebesar 22,97 % sedangkan kelompok 5 mempunyai nilai γd sebesar 3,36
CBR
Pembebanan
Waktu Pembacaan dial beban Beban
(mn) Penetrasi (div) (lbs)
(inc) atas bawah atas bawah
0 0.000 0 0
1/4 0.013 16.42 444,98
1/2 0.025 21.91 593,76
1 0.050 29.86 809,21
11/2 0.075 34.61 980,48
2 0.100 39 1086,17
3 0.150 43 1226,00
4 0.200 46 1314,89
6 0.300 50.51 1403,78
8 0.400 53.51 1488,33
10 0.500 55.31 1535,49
Nilai CBR
Penetras 0,1" 0,2"
i
Atas 108,62 87,66
104
SandCone
105
Lampiran 2 : Flowchart
FLOWCHART
PENGUJIAN PROCTOR STANDARD
FLOWCHART
PENGUJIAN CBR ( California Bearing Ratio )
FLOWCHART
Keluarkan pasir
sebesar volume
kerucut lalu
timbang botol +
pasir sisa +
kerucut kemudian
catat
Timbang berat botol +
pasir + kerucut dan catat
109
110
e. Keuntungan yang diperoleh dari penggunaan alat ini adalah sebagai berikut
1) Bisa digunakan untuk lapisan tanah lanau dan lempung
2) Dengan cepat dapat menentukan lapisan tanah keras
3) Dapat memperkirakan perbedaan lapisan tanah
4) Dapat digunakan untuk menghitung daya dukung
f. Kerugian pada penggunaan alat ini adalah sebagai berikut.
1) Tidak dapat digunakan untuk lapisan tanah yang berbulir besar terutama
lapisan tanah yang mengandung kerikil dan batu
2) Hasil penyondiran meragukan apabila letak alat sondir tidak vertikal dan
kondisnya tidak bekerja dengan baik.
6.1.5 Landasan Teori
Landasan teori yang digunakan dalam pengujian sondir adalah sebagai
berikut
1. Perlawanan Konus (qc)
Ap = YA n Dp (6.1)
Ac = Y n Dc2 (6.2)
Pkonus Ppiston
qc x Ac = Cw x Ap
qc = (Cw x Ap) / Ac (6.3)
dimana :
qc = tahanan konus (kg/cm2),
Ap = luas penampang piston,
Dp = diameter piston,
Ac = luas potongan melintang bikonus,
Dc = diameter ujung konus,
Pkonus = gaya pada ujung konus,
Ppiston = gaya pada piston, dan
Cw = perlawanan konus,
112
fs = Kw x Ap / Ag (6.5)
Kw = Tw - Cw (6.6)
dimana :
Ag = luas selimut geser,
Dg = diameter selimut geser,
hg = tinggi selimut geser,
Tw = total perlawanan, dan
fs = perlawanan geser lokal,
Pkonus = gaya pada ujung konus,
Ppiston = gaya pada piston, dan
Cw = perlawanan konus,
3. Friction Ratio (Fr)
𝑓𝑠
Fr = 𝑞𝑐 x 100 (6.7)
Kedalaman cw tw
0,00 0 0
0,20 6 8
0,40 5 6
0,60 5 7
0,80 3 4
1,00 8 10
1,20 6 8
1,40 4 5
1,60 7 9
1,80 3 4
2,00 5 6
2,20 4 5
2,40 5 7
2,60 10 12
2,80 7 9
3,00 10 13
3,20 8 10
3,40 7 9
3,60 10 12
3,80 10 13
114
4,00 8 10
4,20 9 12
4,40 12 14
4,60 10 13
4,80 13 15
5,00 11 13
5,20 17 20
5,40 19 22
5,60 16 18
5,80 15 18
6,00 11 13
6,20 20 23
6,40 22 25
6,60 21 25
6,80 17 20
7,00 21 24
7,20 28 32
7,40 21 24
7,60 25 27
7,80 17 20
8,00 18 20
8,20 14 17
8,40 11 13
8,60 17 20
8,80 12 14
9,00 13 16
9,20 21 24
9,40 19 22
9,60 26 30
9,80 28 31
10,00 32 36
10,20 30 35
10,40 28 31
10,60 27 30
10,80 26 30
11,00 17 20
11,20 13 16
11,40 16 18
11,60 20 23
11,80 18 21
115
12,00 22 26
12,20 22 25
12,40 20 24
12,60 20 23
12,80 19 21
13,00 23 25
13,20 20 23
13,40 22 25
13,60 30 35
13,80 27 30
14,00 25 28
14,20 18 21
14,40 22 25
14,60 28 32
14,80 20 23
15,00 17 20
15,20 24 28
15,40 30 34
15,60 21 23
15,80 38 42
16,00 37 42
16,20 60 65
16,40 42 46
16,60 71 76
16,80 58 63
17,00 60 65
17,20 62 68
17,40 65 70
17,60 68 73
17,80 58 62
18,00 40 45
18,20 61 65
18,40 54 60
18,60 63 67
18,80 69 75
19,00 87 93
19,20 92 97
19,40 100 108
19,60 104 110
19,80 180 187
116
2. Perhitungan
Perhitungan sondir dapat dilakukan dengan perhitungan sebagai berikut.
a. Mencari nilai qc
10
1) qc pada kedalaman 0,2 = 6 x 10 = 6,00 kg/cm2
10
2) qc pada kedalaman 0,4 = 5 x 10 = 5,00 kg/cm2
10
3) qc pada kedalaman 0,6 = 5 x 10 = 5,00 kg/cm2
10
4) qc pada kedalaman 0,8 = 3 x 10 = 3,00 kg/cm2
10
5) qc pada kedalaman 1,0 = 8 x 10 = 8,00 kg/cm2
10
6) qc pada kedalaman 1,2 = 6 x 10 = 6,00 kg/cm2
10
7) qc pada kedalaman 1,4 = 4 x 10 = 4,00 kg/cm2
10
8) qc pada kedalaman 1,6 = 7 x 10 = 7,00 kg/cm2
10
9) qc pada kedalaman 1,8 = 3 x 10 = 3,00 kg/cm2
10
10) qc pada kedalaman 2,0 = 5 x 10 = 5,00 kg/cm2
10
7) Nilai fs kedalaman 1,4 = (5 - 4) x 150 = 0,07 kg/cm2
10
8) Nilai fs kedalaman 1,6 = (9 - 7) x 150 = 0,13 kg/cm2
10
9) Nilai fs kedalaman 1,8 = (4 - 3) x 150 = 0,07 kg/cm2
10
10) Nilai fs kedalaman 2,0 = (6 - 5) x 150 = 0,07 kg/cm2
0,13
6) Friction Ratio kedalaman 1,2 = x 100 % = 2,22 %
6
0,07
7) Friction Ratio kedalaman 1,4 = x 100 % = 1,67 %
4
0,13
8) Friction Ratio kedalaman 1,6 = x 100 % = 1,90 %
7
0,07
9) Friction Ratio kedalaman 1,8 = x 100 % = 2,22 %
3
0,07
10) Friction Ratio kedalaman 2,0 = x 100 % = 1,33 %
5
6.1.7 Pembahasan
Pelaksanaan Cone Penetretion Test, data kelompok 4 mencapai kedalaman
20 m dan data kelompok 5 mencapai kedalaman 14,4 m. Hasil yang didapatkan
dari pengujian adalah nilai qc dan fs. Kedua nilai tersebut dapat digunakan untuk
menentukan jenis tanah dengan menggunakan grafik pada Gambar 6.1. Pada
Gambar 6.4 serta pada table 6.3 dapat dilihat hasil pengujian yang dimasukkan pada
grafik kalsifikasi tanah oleh Schmertmann (1978).
Stiff
7,8 17 1,18
Stiff
8,0 18 0,74
Stiff
8,2 14 1,43
Stiff
8,4 11 1,21
Stiff
8,6 17 1,18
Stif
8,8 12 1,11
Loose
9,0 13 1,54
Loose
9,2 21 0,95
Loose
9,4 19 1,05
Loose
9,6 26 1,03
Loose
9,8 28 0,71
Loose
10,0 32 0,83
Clay
10,2 10 1,33
Loose
10,4 18 1,11
Loose
10,6 70 0,57
Loose
10,8 98 0,48
Loose
11,0 87 0,61
Loose
11,2 132 0,40
Loose
11,4 153 0,39
Loose
11,6 175 0,23
Loose
11,8 138 0,34
Loose
12,0 93 0,50
Loose
12,2 62 0,54
Loose
12,4 50 0,67
Loose
12,6 76 0,35
Loose
12,8 45 0,74
Loose
13,0 32 0,63
Loose
13,2 28 0,95
Loose
13,4 25 0,80
Clay
13,6 30 0,89
131
Clay
13,8 33 0,81
Clay
14,0 36 0,74
Clay
14,2 45 0,74
Limerocks
14,4 203 0,46
6.1.8 Kesimpulan
Berdasarkan Tabel 6.3 dapat disimpulkan bahwa jenis tanah kelompok 4
dari kedalaman 0-20 m adalah pasir yang berupa pasir, pasir lepas, pasir halus, dan
pasir lumpur. Pada kedalaman 19,40 m, 19,60 m, 19,80 m, dan 20 m tanah berjenis
limerocks, sedangkan jenis tanah kelompok 5 dari kedalaman 0-14,4 m adalah pasir
berupa pasir halus, lumpur, pasir lepas. Pada kedalaman 14,4 m tanah berjenis
limerocks. ini membuktikan terdapat lapisan keras pada kedalaman tersebut.
7. pipa wrench.
Alat yang digunakan dapat dilihat pada Gambar L-6.2.
6.2.3 Benda Uji yang Digunakan
Benda uji berupa tanah di lapangan, dapat berupa tanah timbunan ataupun
tanah asli.
6.2.4 Prosedur Pengujian
Prosedur pengujian SPT adalah sebagai berikut.
1. Seting mesin bor tanah.
a. Ratakan permukaan tanah.
b. Tempatkan mesin bor pada tempat yang sudah ditentukan.
c. Pasang tripot tepat diatas mesin bor.
d. Tempatkan mesin pompa pada tempat yang sesuai dengan mesin bor.
e. Siapkan tampungan air untuk pembilas.
2. Pelaksanaan pengeboran
a. Pasang rangkaian stang bor yang terdiri dari mata bor, stang bor,
waterswivel, dan selang air
lobang.
2.Perhitungan
Mencari nilai N-SPT
a. Nilai N-SPT pada kedaman 2,00 m
N = N2 + N3
= 13 + 14
= 27
b. Nilai N-SPT pada kedaman 4,00 m
N = N2 + N3
= 12 + 13
= 25
c. Nilai N-SPT pada kedaman 6,00 m
N = N2 + N3
= 13 + 14
= 27
d. Nilai N-SPT pada kedaman 8,00 m
N = N2 + N3
135
= 20 + 23
= 43
e. Nilai N-SPT pada kedaman 10,00 m
N = N2 + N3
= 18+ 14
= 32
f. Nilai N-SPT pada kedaman 12,00 m
N = N2 + N3
= 16 + 24
= 40
g. Nilai N-SPT pada kedaman 14,00 m
N = N2 + N3
=6+6
= 12
h. Nilai N-SPT pada kedaman 16,00 m
N = N2 + N3
= 9 + 13
= 22
i. Nilai N-SPT pada kedaman 18,00 m
N = N2 + N3
= 6 + 10
= 16
j. Nilai N-SPT pada kedaman 20,00 m
N = N2 + N3
= 60+0
=6
k. Nilai N-SPT pada kedaman 22,00 m
N = N2 + N3
= 65 + 0
= >60
l. Nilai N-SPT pada kedaman 24,00 m
136
N = N2 + N3
= 50 + 10
= 60
m. Nilai N-SPT pada kedaman 26,00 m
N = N2 + N3
= 25 + 32
= 570
3. Hasil Pengujian
Berdasarkan hasil pengujian di lapangan, didapatkan nilai N-SPT . Hasil
pengujian dapat dilihat pada Tabel 6.5 dan dapat dibentuk grafik seperti pada
Gambar 6.5.
6.2.7 Pembahasan
Pelaksanaan SPT dilakukan sedalam 26 m. Pengujian SPT dihentikan
karena nilai pukulan sudah mencapai >60 pukulan. Pengujian SPT dilakukan untuk
mengetahui nilai ketahanan penetrasi dari tanah yang diuji. Nilai N tersebut
digunakan untuk menentukan lapisan tanah keras. Lapisan tanah keras digunakan
untuk menempatkan pondasi suatu bangunan agar bangunan tidak mengalami
penurunan yang berlebihan atau kerusakan.
6.2.8 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengujian SPT yang dilakukan dapat disimpulkan
lapisan tanah keras berada pada kedalaman 20 – 24 m. Pada kedalaman 20, 22 dan
24 nilai N-SPT menunjukkan angka ≥ 60.
138
Sondir
local
Kedalaman Cr Cr + Fs Qc Fs Friction
friction total friction
(m) (kg/cm2) (kg/cm2) (kg/cm2) (kg/cm2) ratio (%)
Fs x 20
0,00 0 0 0,00 0,00 0,00 0,000 0,00
0,20 6 8 6,00 0,13 2,67 2,667 2,22
0,40 5 6 5,00 0,07 1,33 4,000 1,33
0,60 5 7 5,00 0,13 2,67 6,667 2,67
0,80 3 4 3,00 0,07 1,33 8,000 2,22
1,00 8 10 8,00 0,13 2,67 10,667 1,67
1,20 6 8 6,00 0,13 2,67 13,333 2,22
1,40 4 5 4,00 0,07 1,33 14,667 1,67
1,60 7 9 7,00 0,13 2,67 17,333 1,90
1,80 3 4 3,00 0,07 1,33 18,667 2,22
2,00 5 6 5,00 0,07 1,33 20,000 1,33
2,20 4 5 4,00 0,07 1,33 21,333 1,67
2,40 5 7 5,00 0,13 2,67 24,000 2,67
2,60 10 12 10,00 0,13 2,67 26,667 1,33
2,80 7 9 7,00 0,13 2,67 29,333 1,90
3,00 10 13 10,00 0,20 4,00 33,333 2,00
3,20 8 10 8,00 0,13 2,67 36,000 1,67
3,40 7 9 7,00 0,13 2,67 38,667 1,90
3,60 10 12 10,00 0,13 2,67 41,333 1,33
3,80 10 13 10,00 0,20 4,00 45,333 2,00
4,00 8 10 8,00 0,13 2,67 48,000 1,67
4,20 9 12 9,00 0,20 4,00 52,000 2,22
4,40 12 14 12,00 0,13 2,67 54,667 1,11
4,60 10 13 10,00 0,20 4,00 58,667 2,00
4,80 13 15 13,00 0,13 2,67 61,333 1,03
5,00 11 13 11,00 0,13 2,67 64,000 1,21
5,20 17 20 17,00 0,20 4,00 68,000 1,18
5,40 19 22 19,00 0,20 4,00 72,000 1,05
5,60 16 18 16,00 0,13 2,67 74,667 0,83
5,80 15 18 15,00 0,20 4,00 78,667 1,33
6,00 11 13 11,00 0,13 2,67 81,333 1,21
6,20 20 23 20,00 0,20 4,00 85,333 1,00
6,40 22 25 22,00 0,20 4,00 89,333 0,91
139
Lampiran 2 : Flowchart
FLOWCHART
PENGUJIAN CPT
Ratakan tanah dan tanam 2
angkur dengan jarak ±20 cm
dengan menggunakan kunci
T (putar searah jarum jam)
FLOWCHART
PENGUJIAN SPT
FLOWCHART
STANDAR PENETRATION TEST ( SPT )
DAFTAR PUSTAKA