Anda di halaman 1dari 66

LAPORAN HASIL PRAKTIKUM

MEKANIKA TANAH
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan
Dalam Menyelesaikan Program
Sarjana Teknik Sipil

Dosen Pengampu : YUSUF AMRAN, S.T, M.T

Disusun Oleh :
Kelompok 7
Barly Febrison (15510093) Rahmat Jafar Sodik (15510028)
Bima Putra Prasetya (15510006) Raymanda Julian (15510052)
Dumeh Sa’adim (15510048) Rifqi Faniam Z (15510064)
Hendra Ari Ferdinan (13510017) Sapta Nuari (15510058)
Iwan Permadi (15510012) Sigit Sugiarto (15510040)
Nova Hidayat (15510020) Yudhi Prayogo (15510026)

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO


FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
2018
LAPORAN HASIL PRAKTIKUM
MEKANIKA TANAH

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan


Dalam Menyelesaikan Program
Sarjana Teknik Sipil

Dosen Pengampu : YUSUF AMRAN, S.T, M.T

DISUSUN
O
L
E
H

Kelompok 7

Barly Febrison (15510093) Rahmat Jafar Sodik (15510028)


Bima Putra Prasetya (15510006) Raymanda Julian (15510052)
Dumeh Sa’adim (15510048) Rifqi Faniam Z (15510064)
Hendra Ari Ferdinan (13510017) Sapta Nuari (15510058)
Iwan Permadi (15510012) Sigit Sugiarto (15510040)
Nova Hidayat (15510020) Yudhi Prayogo (15510026)

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO


FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
2018
2
3
HALAMAN PENGESAHAN

LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH

Laporan Praktikum ini telah diperiksa dan disetujui untuk dijilid

Metro, Desember 2018

Disetujui, Instruktur / Pembimbing,


Kepala LaboratoriumFakultas Teknik,

Ir.H.Masykur,MM Yusuf Amran, S.T, M.T.


NBM.839830 NBM.960444

Mengetahui,
Ketua Jurusan T. Sipil

Yusuf Amran, S.T, M.T.


NBM.960444

4
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb

Alhamdulillah puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT karena

atas rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan Laporan Hasil Praktikum

ini.

Kami menyadari bahwa dalam penulisan laporan ini masih banyak

terdapat kekurangan, baik dari segi isi, penulisan, maupun kata-kata yang

digunakan, oleh sebab itu, kritik dan saran yang membangun dari semua pihak

sangat diharapkan.

Laporan ini berisi tentang hasil praktikum yang telah dilakukan secara

menyeluruh, dan secara singkat menjelaskan bagaimana kegiatan kami saat

melakukan berbagai praktik di lapangan.

Kemudian, tidak lupa ucapan terima kasih kami sampaikan kepada Dosen

Pembimbing Praktikum Mekanika Tanah yang telah memberikan banyak

bimbingan serta kesempatan kepada kami untuk berkarya menyusun laporan Hasil

Praktikum Mekanika Tanah ini. Tidak lupa kami sampaikan terima kasih kepada

seluruh pihak yang telah memberikan bantuan berupa konsep dan pemikiran

dalam penyusunan makalah ini.

Wassalamualaikum Wr.Wb

Metro, Oktober 2018

Penyusun

5
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

HALAMAN PENGESAHAN

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

DAFTAR NOTASI

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

1.2 Maksud Dan Tujuan Praktikum

1.3 Kegunaan Praktikum

1.4 Ruang Lingkup Kegiatan Praktikum

1.5 Waktu Dan Tempat Praktikum

BAB II LANDASAN TEORI

2.1 Uji Bor Tangan

2.2 Pengujian Kadar Air

2.3 Pengujian Berat Jenis (Spesific Gravity Test)

2.4 Pengujian Batas Cair Tanah (Liquid Limit Test)

2.5 Pengujian Batas Plastis Tanah (Plastic Limit Test)

2.6 Pengujian Analisa Butiran (Grain Size Analisys)

2.7 Pengujian Pemadatan Tanah di Laboratorium

2.8 Pengujian Pemadatan Tanah di Lapangan (Sand Cone)

2.9 Pengujian CBR Laboratorium

6
2.10 Pengujian Sondir

2.11 Direct Shear Test (Kuat Geser Langsung)

2.12 Pengujian Dinamic Cone Penetrometer (DCP)

BAB III METODE PELAKSANAAN

3.1 Rancangan Kegiatan Praktikum

3.2 Peralatan dan Bahan Praktikum

3.3 Metode/Tahapan Pelaksanaan Praktikum

3.4 Teknis Analisis Data

3.5 Pelaporan/Lampiran Data Hasil Praktikum

BAB IV PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Data

4.2 Pembahasan Hasil Praktikum

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan

5.2 Saran

DAFTAR PUSTAKA

7
DAFTAR NOTASI

σ = Tegangan

τ = Regangan

Δ = Delta

α = Alpha sudut

γ = Berat volume

γd = Berat volume kering

D = Diameter

V = Volume

Gs = Berat jenis

ZAV = Zero Air Void

ω = Kadar air

W = Berat

Ws = Berat butir tanah

A = Luas penampang

e = Angka pori

Sr = Derajat kejenuhan

8
K = Koefisien rembesan

Dk = Derajat kepadatan

Ф = Sudut geser

c = Kohesi

t = Tinggi

ωopt = Kadar air optimum

γd maks = Berat volume kering maksimum

Cv = Koefisien konsolidasi

∑ = Jumlah

π = Phi

γW = Berat volume air

Kt = Koefisien permeabilitas

P = Tekanan

9
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Praktikum mekanika tanh merupakan salah satu praktikum dari Kurikulum

Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil Universitas Muhammadiyah Metro.

Praktikum ini menitik beratkan pada penyelidikan mengenai keadaan suatu tanah

yang akan digunakan sebagai tempat berdirinya suatu bangunan. Hasilnya berupa

data - data Praktikum Mekanika Tanah merupakan salah satu persyaratan dari

Kurikulum Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah

Metro. Praktikum ini menitik yang selanjutnya dianalisa sampai struktur

bangunan dapat ditentukan, tipe fondasi dan lain-lain sesuai dengan sifat-sifat

yang dimiliki oleh tanah tersebut. Hal-hal tersebut sangat penting untuk

menunjang segi ekonomis dan segi keselamatan baik untuk bangunan, pemakai

maupun pekerja yang ada dan sebagainya.

1.2 Maksud dan Tujuan Praktikum

Secara garis besar maksud dan tujuan diadakannya Praktikum Mekanika

Tanah ini adalah untuk mengetahui dan memahami segi teknis dari penyelidikan

tanah baik di laboratorium maupun di lapangan. Sedangkan mahasiswa dengan

adanya praktikum ini, dapat mempraktekkan teori – teori yang ada dalam mata

kuliah Mekanika Tanah yang didapat pada saat kuliah secara langsung, sehingga

mahasiswa diharapkan dapat memahami apa yang dipelajari pada Mekanika

Tanah. Selain itu juga pengetahuan tentang mekanis yang terjadi pada suatu jenis

1
2

tanah dapat bertambah dengan dilakukannya pengujian serta bertambahnya

pengalaman dalam penggunaan peralatan yang digunakan dalam praktikum.

Adapun secara khusus maksud dan tujuan praktikum ini adalah :

a. Mengetahui segi teknis dan karakteristik dari suatu tanah.

b. Mengetahui bentuk dan jenis dasar tanah yang dipakai dalam praktikum

Mekanika Tanah.

c. Mengetahui proses kerja dalam penelitian yang dilakukan pada praktikum

mekanika tanah di lapangan.

1.3 Kegunaan Praktikum

Kegunaan akan pentingnya Praktikum Mekanika Tanah ialah dengan adanya

praktikum ini, mahasiswa dapat mempraktekkan teori – teori yang ada dalam mata

kuliah Mekanika Tanah yang didapat pada saat kuliah secara langsung, sehingga

mahasiswa diharapkan dapat memahami apa yang dipelajari pada Mekanika

Tanah. Selain itu juga pengetahuan tentang mekanis yang terjadi pada suatu jenis

tanah dapat bertambah dengan dilakukannya pengujian serta bertambahnya

pengalaman dalam penggunaan peralatan yang digunakan dalam praktikum.

1.4 Ruang Lingkup Kegiatan Praktikum

Adapun praktikum Mekanika Tanah ini secara garis besarnya di bagi menjadi

3 macam pengujian, antara lain :

a. Pengambilan Sample

1. Hand Boring

b. Penelitian di Lapangan

1. Uji Bor Tangan (Hand Bore Test)


3

2. Pengujian Pemadatan Tanah di Lapangan (Sand Cone)

3. Pengujian Sondir

4. Pengujian Dinamic Cone Penetrometer (DCP)

c. Pengujian di Laboratorium

1. Pengujian Kadar Air

2. Pengujian Berat Jenis (Spesific Gravity Test)

3. Pengujian Batas Cair Tanah (Liquid Limit Test)

4. Pengujian Batas Plastis Tanah (Plastic Limit Test)

5. Pengujian Analisa Butiran (Grain Size Analysis)

6. Pengujian Pemadatan Tanah di Laporatorium

7. Pengujian CBR Laboratorium

8. Derect Shear Test (Kuat Geser Langsung)

1.5 Waktu dan Tempat Kegiatan Praktikum

Pelaksanaan Praktikum Mekanika Tanah di Lakukan di dua tempat, yaitu di

Laboratorium Teknik Sipil Universitas Muhammadiyah Metro, yang

beralamatkan di Jln. Ki Hajar Dewantara, 38 Banjar Rejo, Batanghari Lampung

Timur. Dan pengujian lapangan yang bertempat di Wilayah Kampus 3 Universitas

Muhammadiyah Metro. Dan di laksanakan pada tanggal 3-5 juli 2017 untuk uji

laboratorium, serta pada tanggal 6-7 juli 2017 untuk uji lapangan.

Adapun rangkaian kegiatan Praktikum baik di laboratorium maupun di

lapangan adalah sebagai berikut :

a. Uji Bor Tangan (Hand Bore Test)

b. Pengujian Kadar Air


4

c. Pengujian Berat Jenis (Spesific Gravity Test)

d. Pengujian Batas Cair Tanah (Liquid Limit Test)

e. Pengujian Batas Plastis Tanah (Plastic Limit Test)

f. Pengujian Analisa Butiran (Grain Size Analisys)

g. Pengujian Pemadatan Tanah di Laboratorium

h. Pengujian Pemadatan Tanah di Lapangan (Sand Cone)

i. Pengujian CBR Laboratorium

j. Pengujian Sondir

k. Direct Shear Test (Kuat Geser Langsung)

l. Pengujian Dinamic Cone Penetrometer (DCP)


5

BAB II

LANDASAN TEORI

Suatu bangunan atau konstruksi yang akan didirikan di atas suatu tempat akan

sangat dipengaruhi oleh sifat dan jenis tanah di tempat bangunan itu akan

didirikan. Untuk itu, maka dibutuhkan penyelidikan-penyelidikan terhadap tanah

tempat bangunan itu akan dibangun, yang merupakan hal penting yang kita

lakukan dalam merencanakan suatu bangunan.

Jenis-jenis pekerjaan atau percobaan sebelum merencanakan suatu bangunan

dibagi menjadi dua dasar, yaitu :

1. Pekerjaan lapangan, terdiri dari :

a. Pengujian sondir

b. Pengujian (hand bore)

c. Pengujian (sand cone)

2. Pekerjaan laboratorium, terdiri dari :

a. Pengujian Kadar Air

b. Pengujian Analisa saringan

c. Pengujian Berat jenis tanah

d. Pengujian batas cair

e. Pengujian batas plastis

f. Pengujian proctor

g. Pengujian CBR Lablatoorium


6

Pengambilan sampel tanah merupakan kegiatan yang paling awal dilakukan

dalam pelaksanaan praktikum Laboratorium Uji Tanah (LUT) yang dimaksudkan

untuk mendapatkan sampel tanah, baik yang asli (undisturbed) maupun terganggu

(disturbed). Sampel tanah tersebut nantinya akan digunakan dalam pengujian-

pengujian selanjutnya dilaboratorium. Sampel tanah asli dapat diperoleh dengan

menggunakan tabung sampel (tube sampler) atau tabung sampel belah (split spoon

sampler) untuk mengambil tanah dari dasar lubang bor yang telah dibuat

sebelumnya melalui pemboran dangkal/tangan (shallow/hand boring),

ataupun sampel tanah berbentuk kubus (block samples) yang diambil dari dalam

lubang galian/sumur uji (test pit).

Tidak termasuk dalam kegiatan ini adalah pengambilan sampel tanah

melalui pemboran dalam (deep boring) dengan menggunakan bor mesin (boring

machine). Selain itu, melalui kegiatan ini dapat pula dibuat deskripsi susunan

lapisan tanah dan diketahui tinggi muka air tanah setempat.  Pengambilan sampel

terdiri dari dua bagian, yaitu sampel tanah asli dan sampel tanah tidak asli.Kedua

sampel dibutuhkan untuk memperoleh data-data yang dibutuhkan dalam

perencanaan suatu konstruksi. Kedua sampel tanah tersebut harus dalam keadaan

baik dan normal.

2.1 Bor Tangan ( Hand Bor )

Uji ini dimaksudkan untuk mengambil sampel tanah dari berbagai kedalaman.

Uji ini biasanya dilakukan disamping lubang sondir agar dapat didapatkan koreksi

antara kekuatan tanah dengan jenis tanah yang dikandungnya. Bor tangan
7

dilakukan dengan berbagai macam bor (aguer) pada ujung bagian bawah dari

serangkaian stang bor. Bagian atasnya terdiri dari stang bor untuk memutar bor.

Uji bor yang dilakukan merupakan uji bor tangan (hand bor) dengan

kedalaman pengeboran maksimum yang dapat dicapai adalah 10 m dan hanya

dikhususkan untuk yang lunak.

2.2 Pengujian Kadar Air

Kadar air merupakan perbandingan antara berat air yang terkandung dalam

tanah dengan berat butiran tanah kering yang dinyatakan dalam persen (%).

Pengujian kadar air dilakukan untuk menentukan korelasi antara perilaku tanah

dengan sifat-sifat fisiknya. Oleh sebab itu, pengujian atas kadar air tanah

ini merupakan salah satu pengujian yang selalu dilakukan setiap penyelidikan

tanah.

Pengujian menggunakan metode kering oven (oven drying method), yaitu

memanaskan benda uji pada suhu (110±5)ºC selama 16 s/d 24 jam. Pada keadaan

khusus apabila tanah yang diuji berupa jenis lempung dari mineral

monmorolinote/holosite, gypsum atau bahan-bahan organik (misalnya tanah

gambut), maka suhu pengeringan maksimum dibatasi sampai 60ºC dengan waktu

pengeringan yang lebih lama. Penentuan kadar air tanah sedapat mungkin

dilakukan segera setelah penyiapan benda uji, terutama bila cawan yang

digunakan mudah berkarat. Setiap tanah mempunyai kadar air yang berbeda-beda,

tergantung kondisi tanah. Untuk mengetahui kadar air tanah yang kita inginkan,

dilakukan dengan cara mengambil sampel tanah dan ditempatkan dalam container
8

lalu ditimbang (W1). Kemudian sampel tanah tersebut dioven selama 24 jam

dengan temperatur 100o – 105o C. Setelah dioven, kita dapat mengetahui berat

keringnya (Wc).

2.3 Pengujian Berat Jenis (Spesific Gravity Test)

Selain mencari kadar air dalam tanah. Parameter lain yang perlu dicari

pada tanah adalah berat jenis tanah (GS). Berat jenis tanah adalah perbandingan

(rasio) antara berat tanah (Ws) kering butiran tanah dan berat air (Ww) pada

volume yang sama dengan volume butiran tersebut. Berat jenis tanah diperlukan

untuk menghitung indek propertis tanah (misalnya : angka pori (e), berat isi tanah

(γt), kejenuhan (Sr) dan karakteristik pemampatan (Cc, Cr, Cv ) serta sifat-sifat

penting tanah lainnya. Selain itu dari nilai berat jenis dapat pula ditentukan sifat

tanah secara umum misalnya : tanah organik mempunyai berat jenis yang kecil,

sedangkan adanya kandungan mineral berat lainnya (misalnya besi) ditunjukkan

dari berat jenis tanah yang besar. Pengujianberat jenis tanah ini dimaksudkan

untuk menentukan berat jenis tanah untuk ukuran butiran tanah yang lolos ayakan

No.4 (4,75mm), denganmenggunakan piknometer.Apabila nilai Gs akan

digunakan dalam perhitungan pada pengujian hidrometer, maka benda uji yang

dipakai adalah yang lolos ayakan No.10 (2,00mm).

2.4 Pengujian Batas Cair Tanah (Liquid Limit Test)

Plastisitas merupakan merupakan karakteristik yang penting dalam tanah

berbutir halus. Istilah plastisitas menggambarkan kemampuan Tanah untuk

berdeformasi pada volumme tetap tanpa terjadi retakan. Plastisitas terdapat pada
9

tanah yang memiliki mineral lempung atau bahan organik. Suatu kondisi fisis dari

tanah berbutir halus pada kkadar air tertentu dikenal dengan konsistensi.

Berdsarkan kadar Airnya, tanah digolonngkan dalam tiga kondisi yaitu: cair,

plastis, semi padat atau padat

2.5 Pengujian Batas Plastis Tanah (Plastic Limit Test)

Adalah kadar air minimum dimana masih dalam keadaan plastis atau

keadaan antara keadaan plastis dan keadaan semi plastis. Tanah ini dimaksud

untuk menentukan kadar air suatu tanah pada keadaan batas plastis

2.6 Pengujian Analisa Butiran (Grain Size Analisys)

Sifat-sifat tanah sangat tergantung pada ukuran butirannya. Besar butiran

dijadikan dasar untuk pemberian nama dan klasifikasi tanahnya. Oleh karena itu

analisa butiran merupakan pengujian yang sangat sering dilakukan.

Analisa butiran tanah adalah penentuan presentase berat butiran pada satu unit

saringan, dengan ukuran diameter lubang tertentu.

Tujuan umum dari analisa ini adalah untuk mengetahui presentase susunan

butir tanah sesuai dengan batas. Dalam pengujian ini digunakan standar ASTM

D422-63 (1990).

Percobaan ini terdiri dari 2 macam percobaan, yaitu :

a. Hydrometer Analysis / Analisa Hidrometer

Yaitu untuk mengetahui diameter butir tanah yang lebih kecil dari 0,074

mm atau lolos saringan no. 200.

b. Sieve Analysis / Analisa Butiran


10

Yaitu untuk mengetahui diameter butir tanah yang lebih besar dari 0,074

mm atau tertahan saringan n0. 200.

2.7 Pengujian Pemadatan Tanah di Laboratorium

Pemadatan tanah merupakan suatu proses mekanis dimana udara dalam pori

tanah dikeluarkan. Proses tersebut dilakukan pada tanah yang digunakan sebagai

bahan timbunan dengan tujuan sebagai berikut ini.

a. Mempertinggi kekuatan tanah

b. Memperkecil pengaruh air pada tanah

c. Memperkecil compressibility dan daya rembes air

d. Kepadatan tanah itu mulai dari berat isi kering tanah (drydensity) dan

tergantung pada kadar air tanahnya (water content). Pada derajat

kepadatan tinggi berarti :

1. Berat isi maksimum

2. Kadar air tanahnya (w) optimum

3. Angka porinya (e) minimum

Uji proctor ini adalah suatu percobaan tanah untuk memeriksa kadar air tanah dan

sifat yang lain. Adapun hasil percobaan (berupa grafik) umumnya dipakai untuk

menentukan syarat-syarat yang harus dipenuhi pada waktu pekerjaan pemadatan

di lapangan.

Tujuannya adalah :

a. Untuk mengetahui kadar air optimum pada suatu pemadatan dengan dengan

gaya tertentu.

b. Untuk mengetahui angka pori dan porositas tanah.


11

c. Untuk mengetahui berat isi tanah basah di lapangan.

d. Untuk mengetahui berat isi tanah kering di lapangan.

2.8 Pengujian Pemadatan Tanah di Lapangan (Sand Cone)

Pengujian sand cone merupakan salah satu jenis pengujian yang dilakukan

dilapangan guna menentukan berat isi kering (kepadatan) tanah asli ataupun hasil

suatu pekerjaan pemadatan dan dapat dilakukan pada tanah kohesif maupun non-

kohesif.

Cara lain yang dapat dilakukan untuk tujuan yang sama yaitu:

a. Metoda Silinder (Drive Silinder method), khusus untuk tanah kohesif

b. Metode Balon Karet (Rubber Ballon method), untuk semua jenis tanah

c. Metoda Nuklir (Nuclear method), untuk semua jenis tanah.

Nilai berat isi tanah kering yang diperoleh melalui pengujian ini, biasanya

digunakan untuk mengevaluasi hasil pekerjaan pemadatan dilapangan yang

dinyatakan dalam derajat pemadatan (degree of compaction), yaitu perbandingan

antarad (sand cone) dengan dmaks hasil pengujian pemadatan dilaboratorium

dalam [%].

2.9 Pengujian CBR Laboratorium

Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan CBR (California Bearing

Ratio). Tanah yang dipadatkan dilaboratorium pada keadaan tertentu. CBR adalah

perbandingan antara beban penetrasi suatu bahan dengan bahan standar dengan

kedalaman dan kecepatan penetrasi yang sama.


12

2.10 Pengujian Sondir

Sondir disebut juga Dutch Deep Sounding Apparatus,. Yaitu suatu alat statis

yang berasal dari belanda. Ujung alat ini langsung ditekan kedalam tanah. Pada

ujung rangkaian pipa sondir ditempatkan alat conus yang berujung lancip dengan

kemiringan kurang lebih 60o. Pipa sondir dimasukkan ke dalam tanah dengan

bantuan mesin sondir. Ada 2 macam metode sondir :

a. Standar Type (Mental Conus)

Yang diukur hanya perlawanan ujung (nilai conus) yang dilakukan dengan

menekan conus ke bawah. Seluruh tabung luar diam. Gaya yang bekerja dapat

dilihat pada manometer.

b. Friction Sleeve (Addition Jacket Type / Biconus)

Nilai conus dan hambatan lekat keduanya diukur. Hal ini dilakukan dengan

memakai stang dalam. Mula-mula hanya conus yang ditekan ke bawah. Inlai

conus diukur. Nila conus telah digerakkan sejauh 4 cm. jadi nilai conus sama dan

hambatan lekat didapat dengan mengurangkan besarnya conus dan nilai jumlah

keseluruhan. Dalam percobaan ini metode friction sleeve yang dipakai.

2.11 Direct Shear Test (Kuat Geser Langsung)

Pengujian ini dimaksudkan untuk menentukan nilai kohesi (C) dan sudut geser

dalam tanah (Ø) secara cepat atau dengan penjelasan yang lebih luas alat ini

digunakan sebagai acuan dan pegangan dalam pengujian laboratorium geser

dengan cara uji langsungterkonsolidasi dengan drainase pada uji tanah dan

bertujuan untuk memperoleh parameter kekuatan geser tanah terganggu atau tanah
13

tidak terganggu yang terkonsolidasi, dan uji geser dengan diberi kesempatan

berdrainase dan kecepatan gerak tetap.

2.12 Pengujian Dinamic Cone Penetrometer (DCP)

Penetrasi konus dinamis (dynamic cone penetrometer) adalah suatu alat yang

digunakan untuk menguji dengan cepat kekuatan lapisan jalan tanpa pengikat

(tanah dasar, pondasi bahan berbutir). Pengujian dilakukan menerus sampai

kedalaman 80 cm dan bila perlu dapat diperdalam dengan menyambung tangkal

pengukur sampai 120 cm. hasil pengujian ini dapat dikoreksikan dengan nilai

CBR (California Bearing Ratio) sehingganhasilnya dapat digunakan untuk

perencanaan tabel perkerasan.

Peralatan ini cukup dioperasikan oleh dua operator saja. Tanpa memerlukan

perhitungan khusus, pekerjaan quality control menjadi cepat dan efisien tanpa

mangabaikan ketepatan hasil pengukuran.

Alat ini digunakan untuk mengetahui / menentukan nilai CBR sub grade, sub

base atau base course suatu system secara cepat dan praktis. Biasa dilakukan

sebagai pekerjaan quality control pekerjaan pembuatan jalan.

Konus : logam terbuat dari baja keras, bagian ujung berbentuk kerucut dengan

sudut 60o untuk bahan granular. Pada keadaan khusus seperti tanah berbutir halus

digunakan kerucut dengan sudut 60o, penggunaan sudut konus akan menentukan

penggunaan rumus atau grafik hubungan nilai DCP dan CBR yang digunakan

untuk menentukan nilai CBR.


BAB III

METODE PELAKSANAAN

3.1 Rancangan Kegiatan Praktikum

Dalam kegiatan praktikum mekanika tanah ini terdapat 12 pengujian,dan

pengujian tersebut di bagi menjadi 2 kegiatan penelitian yaitu penelitian di

lapangan dan penelitiandi dalam laboratorium. Penelitian di lapangan di

laksanakan pada 06 -07 juli 2017 dengan lokasi Kampus 3 UM Metro,dan data

yang akan di cari meliputi :

1. Pengujian bor tangan (hand bore test)

2. Pengujian sondir

3. Pengujian pemadatan tanah di lapangn (sand cone)

4. Pengujian dynamic cone penetrometer (DCP)

Data dan sampel yang di peroleh pada saat pengujian di lapangan setelah itu

di lakukan pengujian di dalam laboratorium,dan di laksanakan pada 03-05 juli

2017 dengan lokasi Laboratorium Mekanika Tanah UM Metro,dengan pengujian

meliput :

1. Pengujian kadar air

2. Pengujian berat jenis (spesific gravity test)

3. Pengujian batas cair tanah (liquid limit test)

4. Pengujian batas plastis tanah (plastic limit test)

5. Pengujian analisa butiran (grain size analisys)

6. Pengujian pemadatan tanah di laboratorium

14
15

7. Pengujian CBR laboratorium

3.2 Metode Pelaksanaan Praktikum

3.2.1 Pengujian sondir

A. Tujuan pengujian

Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk mengetahui perlawanan penetrasi

conus dan hambatan lekat tanah. Perlawanan penetrasi conus adalah

perlawanan tanah terhadap ujung conus yang dinyatakan dengan gaya

persatuan luas. Hambatan lekat adalah perlawanan geser tanah terhadap

selubung bikonus dalam gaya persatuan panjang.

B. Peralatan dan bahan

Alat dan bahan yang di gunakan dalam pengujian sondir adalah

1. Mesin sondir

2. Jankar sepiral sebanyak 4 buah

3. Ambang penekan berupa besi siku sebanyak 4 buah

4. Manometer

5. Batang sondir

6. Stang T dan stang pemutar angker

7. Kunci monyet

8. Kunci inggris

9. Oli hidrolik

10. Kain pembersih

11. Cangkul
16

C. Tahapan Pelaksanaan Praktikum

1. Persiapan

a. Membersihkan dan meratakan lokasi agar alat mesin dapat

berdiri tegak.

b. Membuka baut penutup lubang pengisian oli pengisian oli dan

kedua keran manometer, memasang kunci piston pada ujung

piston, dan menekan kunci piston keran atas hingga oli keluar

semua.

c. Setelah oli yang lama habis, keran yang masih terbuka diisi olii

hingga penuh kemudian menggerakkan kunci piston naik turun

secara perlahan – lahan sampai gelembung udara hilang. Setelah

gelembung udara habis menutup kembali lubang pengisap

udara.

d. Menutup salah satu keran monometer dan menekan kunci piston

pada alas rangka. Memperhatikan kenaikan jarum monometer

dan menghentikan penekanan sambil ditahan pada kunci setang

pemutarnya setelah jarum monometer dicapai 25 % batas

maksimal.

e. Jika terjadi penurunan pada jarum monometer berarti ada

kebocoran, antara lain pada sambungan- sambungan nepel, baut

penutup oli pada seal piston. Untuk monometer lainnya

dilakukan langkah kerja pada percobaan di atas


17

2. Pemasangan angker dan mesin sondir

a. Melakukan penekanan batang angker tegak lurus pada

permukaan tanah dengan cara memutar- mutar dengan bantuan

setang pemutar sambil ditekan hingga berangsur- angsur masuk

ke dalam tanah. Melakukan cara yang sama sebanyak tiga kali

untuk angker lainnya.

b. Meletakkan mesin sondir diantara 4 angker, sehingga posisinya

tegak lurus dan rata terhadap permukaan tanah.

c. Megambil ambang penekan 4 buah dan disusun saling tegak

lurus, sehingga ambang penekan masuk ke drat angker dan

dikunci yang kuat dengan baut pemutar sebanyak 4 buah.

d. Menstabilkan mesin sondir dengan alat water pas agar mencapai

kestabilan mesin sondir. Mengatur baut pemutar pada angker

bila belum stabil.

e. Memasang biconus pada drat batang sondir berikut stang

dalamnya, dilubang oemusat pada kaki sondir dibawah ruang

oli.

f. Mendorong treker pada posisi lubang terpotong, putar engkol

pemutar (Handle) sam[ai menekan ujung atas batang sondir.

3. Pelaksanaan mesin sondir

a. Memberi tanah pada setiap 20 cm dengan spidol, untuk 4 cm

pembacaan pertama dan 16 cm untuk pembacaan kedua, untuk


18

mengetahui pembacaan monometer pada setiap batang sondir

yang memilki panjang 1 meter.

b. Memutar kembali engkol sehingga conus / bicunus masuk

kedalam tanah, setelah 20cm engkol diputar sedikit dengan arah

berlawanan Buka kran yang berhubungan dengan monometer 60

Kg/ cm2

c. Memutar kembali engkol sehingga batang sondir tertekan

kembali ke bawah atau ke dalam kembali kecepatan 20Cm/s.

Dalam batang sondir akan menekan piston dan oli didalamnya.

Tekanan yang terjadi akan terbaca pada monometer conus akan

menunnjukan tahapan ujung ( QC ), sedangkan biconus akan

mengukur ujung conus dan gesekan dinding terhadap tanah

( Qc+ F).

d. Mencatat angka yang ditunjukkan monometer, untuk conus

tekan engkol pemutar sedalam 4 cm sebagai pembaca pertama,

untuk biconus setelah batang sondir tertekan sedalam 20 cm

( sebagai pembaca kedua).

e. Pada pembaca pertama, engkol pemutar tiang dihentikan tapi

terus diputar konstan. Jarum monometer akan bergerak di

sampai menunjukan pembacaan kedua (tekanan total conus +

gesekan). Setelah pembacaan kedua engkol pemutar dihentikan

untuk menjaga agar piston tidak menekan batang sondir , yang

akan menunjukan pembacaan yang salah.


19

f. Setelah jarum jam monometer menunjukan angka nol untuk

sementara kemudian penekanan terus dilakukan kembali sampai

kedalaman 20 cm seperti langkah kerja di atas.

g. Apabila selam pelaksanaan, jarum monometer menunjukan

angka sama dengan atau lebih dari 50 Kg/cm2, maka kran

monometer tersebut dituutp dan karn monometer 250Kg/cm2,

sehingga jarum jam akan terus berputar.

h. Percobaan dihentikan setelah pembacaan mencapai 150 Kg/cm2

dan melakukan pengangkatan batang- batang sondir yang masuk

ke dalam tanah.

4. Pengangkatan batang-batang sondir

a. Memutar engkol pemutar, agar piston penekan terangkat

b. Menarik treker pada posisi lubang penuh

c. Memasang socket penarik dan puter engkol sampai treker

melewati kepala stang batang sondir

d. Mendorong terker pada posisi lubang terpotong

e. Memutar engkol pemutar sehingga batang sondir terangkat

sampai batang sondir berikutnya kelihatan

f. Tahan batang sondir berikutnya dengan kunci pipa ( kunci

monyet) agar rangkaian batang sondir tidak jatuh.

g. Lepaskan batang sondir atas dengan kunci pipa yang lain.

h. Memasang kembali socket penarik seperti penarik


20

i. Mengulang langkah kerja di atas untuk batang sondir berikutnya

5. Perawatan

a. Stang sondir yang telah dipakai harus segera dibersihkan dari

kotoran/ tanah yang melekat. Setelah bersih lumuri dengan oli

secukupnya agar tidak berkarat.

b. Conus yang telah dipakai juga harus segera dibersihkan, setelah

bersih coba digerakkan, apakah terjadi kemacetan, bila terjadi

kemacetan, buka rangkaian alat ini dan rendam dengan minyak

tanah lalu disikat dengan hati-hati. Lumasi dengan oli yang

masih baru kemudian dirangkaian lagi sehingga gerakannya

tidak ada yang terhambat.

c. Tambahkan stempet pada gigi penggerak mesin sondir bagian

atas bila sudah kering.

d. Lumasi semua bagian yang bergerak / bergesekan secara

berkala.

e. Bila terjadi kebocoran oli, buka ruang oli dan seal di dalamnya ,

bila oli seal tersebut rusak ganti dengan yang baru.

6. Teknik Analisa Data

Analisa data yang digunakan ditentukan oleh jenis data yang

dikumpulkan dengan tetap berorentasi pada tujuan yang akan

dicapai. Dan analisa data ini terdapat pada BAB Lv.


21

7. Pelapor

Semua data yang dijumpai selama pelaksanaan kegiatan, harus

dicatat langsung dilapangan pada profil sumur uji maupun profil bor,

yang meliputi :

a. Tanggal mulai dan selesainya kegiatan

b. Identifikasi / kode dari sumur uji/ pengeboran dangkal

c. Referensi lokasi dan ketinggian titik – titik pengujian terhadap

titik- titik tetap terdekat

d. Ketinggian muka air tanah

e. Keadaan cuaca pada saat pelaksanaan

3.2.2 Pengujian bor tangan (hand bor test)

A. Tujuan pengujian

Pekerjaan pengeboran yang dilkukan umtuk megambil contoh

tanah dari berbagai kedalaman.Biasanya digunakan koreksi hasil sondir

agar didapat korelasi antara kekuatan tanah dan jenis tanah yang

dikandungnya, kedalaman maksimum yang dapat dilakukan oleh bor

tangan adalah 10 m dan hanya untuk tanah lunak.

B. Peralatan dan bahan praktikum

Alat dan bahan yang di gunakan pada pengujian bor tangan (hand

bore test ) ini adalah:

1. Bor tangan (hand auger) untuk sempel tanah terganggu

2. Tabung pipi (tube sampling)


22

3. Stang pemutar dan pemukul berbahan baja (hammer)

4. Contoh tanah dari kedua katagori tersebut di atas

C. Tahapan pelaksanaan praktikum

1. Pelaksanaan pengujian bor tangan

a. Bersihkan daerah lubang yang akan dibor

b. Pasang auger pada stang bor palu pasang pemutarnya

c. Tekan auger ke dalam tanah sambil diputar, setelah contoh tanah

mengisi auger per 20 cm kemudian auger diangkat dengan hati-

hati

d. Keluarkan contoh tanah dari dalam auger untuk dibuat deskripsi

jenis tanah dan bahan- bahan yang dikandungnya. Simpan dalam

kaleng lapangan/plastic dan diberi label yang diberi keterangan

nomor titik bor, kedalaman, tanggal dan sebagainya.

e. Ulangi prosedur 3 dan 4 sampai kedalaman yang akan diinginkan.

Contoh tanah yang didapat adalah contoh tanah yang tidak asli

dan hanya digunakan untuk keperluan klasifikasi dan deskripsi

tanah.

f. Untuk mendapat contoh tanah asli.

g. Digunakan tabung contoh. Auger yang tadi digunakan dengan

tabung contoh yang telah disambung dengan sticxk apparat.

Masukkan ke dalam tabung yang telah dibentuk. Bila tanahnya

cukup lunak tabung contoh ditekan perlahan – lahan sampai

masuk sedalaam 40 cm kemudian diputar satu kali untuk


23

melepaskan/ memotong contoh yang pada dasar lubang kemudian

diangkat. Bila tanahnya cukup keras sehingga tabung tidak dapat

ditekan masuk gunakan palu untuk memukulnya perlahan- lahan.

h. Setelah didapat contoh tanah yang asli dalam tabung, lepaskan

stickapparat lalu dinding luar tabung dibersihkan, potonglah

bagian ujung tanah setebal 1 cm untuk tempat cairan farapin.

i. Sementara tabung dibersihkan panaskan farapin di atas kompor

agar mencair, tuangkan cairan farapin pada salah satu ujung

tabung lalu tunggu sampai mengering, kemudian lakukan hal

yang sama untuk ujung yang lainnya, dengan demikian contoh

tanah sudah terlindung dari pengaruh cuaca sekitarnya. Tuliskan

tabel yang berisi nomor titik bor, kedalaman, bagian atas/bawah

tanggal pengambilan contoh tersebut.

j. Contoh tanah asli ini sebaiknya dimasukkan kembali ke dalam

tabung pelindung terutama bila pemeriksaan/ laboratorium cukup

jauh.

D. Perawatan

a. Bersihkan mata bor dan setengahnya setiap kali selesai dipaki lalu

dilumuri dengan oli secukupnya untuk menghindari karat.

b. Sebelum dipakai, tabung contoh harus dalam keadaan bersih dan

bagian dalamnya diberi pelumas sehingga tanah dapat masuk

maupun keluar dengan mudah

.
24

E. Teknik Analisa Data

Analisa data yang digunakan ditentukan oleh jenis data yang

dikumpulkan dengan tetap berorentasi pada tujuan yang akan dicapai. Dan

analisa data ini terlampir pada BAB lV.

F. Pelaporan

Semua data yang dijumpai selama pelaksanaan kegiatan, harus dicatat

langsung dilapangan pada profil sumue uji maupun profil bor, yang

meliputi :

1. Tanggal mulai dan selesainya kegiatan

2. Identifikasi / kode dari sumur uji / pembokaran dangkal

3. Referensi lokasi dan ketinggian titik – titik pengujian terhadap titik –

titik tetap terdekat

4. Ketinggian muka air tanah

5. Keadaan cuaca pada saat pelaksanaan

3.2.3 Pengujian Kepadatan tanah (Sand Cone)

A. Tujuan Percobaan

1. Tujuan Umum.

Menentukan kepadatan tanah dilapangan(γd) dan derajat kepadatan

tanah.

2. Tujuan Khusus.

Setelah melakukan pratikum ini diharapkan agar mahasiswa dapat

Mengetahui dan memahami prosedur pengujian Kerucut Pasir


25

Mengetahui dan mempergunakan peralatan yang digunakan

Menghitung dan menganalisa hasil data yang didapat .

B. Peralatan dan bahan praktikum

Alat dan bahan yang di gunakan dalam pengujian kepadatan tanah

di lapangn (sand cone) adalah:

1. Corong kalibrasi pasir berdiameter 16,51 cm

2. Plat untuk corong ukuran 30,48 cm x 38,48 cm berdiameter 16,51

3. Peralatan kecil sperti: palu,sendok,kuas,pahat,dan peralatan untuk

mencari kadar air

4. Timbangan kapasitas 10 kg dengan ketelitian 1,0 gr

5. Nampan atau kaleng untuk media angkat sampel tanah

C. Tahapan Pelaksanaan Praktikum

2. Menentukan volume (isi botol)

a. Siapkan semua peralatan serta bahan-bahan yang diperlukan

dalam pengujian.

b. Timbang berat botol + corong dalam keadaan kosong (W1).

c. Buka kran pada corong kemudian isi air kedalam corong sampai

penuh.

d. Tutup kembali kran tersebut lalu balikkan botol agar air yang

tersisa pada corong keluar.

e. Timbang berat botol beserta corong yang berisi air (W2).

f. Hitung volume botol tersebut.


26

3. Menentukan berat isi pasir

a. Keluarkan air dari dalam botol, keringkan botol tersebut.

b. Masukkan pasir ke dalam botol sampai penuh kemudian

timbang (W3).

c. Hitung berat isi pasir tersebut.

4. Menentukan berat pasir dalam corong :

a. Masukkan pasir secukupnya minimal ½ botol timbang (W4).

b. Balikkan botol pada tempat yang rata, buka kran pada corong

sehingga pasir mengalir melalui corong.

c. Corong atau kerucut yang telah terisi penuh dengan pasir, bila

pasir dalam botol tidak bergerak lagi kunci kembali kran pada

corong/kerucut lalu botol ditegakkan kembali.

d. Tentukan berat botol beserta kerucut yang berisi sisa pasir (W5).

e. Tentukan berat pasir dalam corong = W4 – W5

5. Menentukan berat isi tanah di lapangan :

a. Tentukan lokasi tempat pengujian tanah, bersihkan permukaan

dari material-material lain yang dapat menghambat selama

pengujian.

b. Ratakan permukaan tanah tersebut, kemudian letakkan plat

dasar di atasnya.

c. Buat lubang sesuai dengan diameter pada plat dasar dengan

kedalaman yang hampir sama dengan diameter lubang.


27

d. Tanah hasil galian dimasukkan ke dalam plastik, timbang dan

tentukan kadar airnya.

e. Siapkan botol yang telah berisi pasir ± 2/3 dari tinggi botol lalu

timbang (W6).

f. Letakkan botol di atas lubang dengan posisi kerucut menghadap

ke dalam lubang, buka kran kerucut sehingga pasir mengalir

mengisi lubang hingga penuh.

g. Timbang sisa pasir dalam botol (W7)

h. Hitung berat pasir dalam lubang dan kerucut (W8) :

W8 = W6 – W7

i. Hitung berat pasir dalam lubang (W9) :

W9 = W8 – W6

j. Hitung volume galian

D. Teknik Analisis Data

Rumus – rumus yang digunakan :

1. Bearat isi pasir uji y sand = (W2-W1)/(W3- W1)

2. Berat pasir dalam kerucut (W6) = (W4-W5)

3. Berat pasir dalam lubang kerucut (W10) = (W8 – W9)

4. Berat pasir dalam lubang W11) = (W10- W6)

5. Volume lubang Vh = (W110/ y sand

6. Berat isi tanah = W7/Vh

7. Berat isi tanah kering = Ywet /(1+w)

8. Derajat kepadatan tanah dilapangan D = (ydrlab/ydr lap) x 100%


28

E. Pelaporan

Dapat disimpulkan bahwa kerucut pasir merupakan salah satu jenis

pengujian yang dilakukan dilapangan, untuk menentukan berat isi kering

(kepadatan) tanah asli maupun hasil suatu pekerjaan pemadatan, pada

contoh tanah yang kami ambil dari lapangan memiliki berat isi kering

lapangan sebesar gram/cm3.

3.2.4 Pengujian Dynamic Cone Penetrometer (DCP)

1. Tujuan Pengujian

Alat ini di gunakan untuk mengetahui/menentukan nilai CBR sub

grade,sub base,atau base course dengan sistem yang singkat dan lebih

praktis.

2. Peralatan dan bahan praktikum

Alat dan bahan yang di gunakan dalam pengujian DCP adalah

A. Alat dynamic cone penetrometer (DCP)

B. Tangkai penyambung,panjang antara 40-50 cm,diameter 16 mm,dengan

lubang ulir dalam di bagian ujungnya serta drat luar di ujung lainya

C. Mistar baja yang berskala

3. Metode Pelaksanaan

a. Pelaksanaan pengujian DCP

1. Letakan alat DCP pada titik uji di atas lapisan tanah yang akan

di uji
29

2. Pegang alat yang sudah di pasang pada posisi tegak lurus di atas

dasar yang rata dan stabil,kemudian catat pembacaan awal pada

mistar pengukur kedalaman

3. Mencatat jumlah tumbukan

a) Angkat penumbuk pada tangkai atas dengan hati-hati

sehingga menyentuh batas pegangan

b) Lepaskan penumbuk sehingga jatuh bebas dan tertahan pada

landasan

c) Lakukan langkah-langkah pada (a dan b) di atas,catat jumlah

tumbukan dan kedalaman pada formulir 1-DCP,dengan

ketentuan jika tanah dasar yang terdiri dari bahan yang tidak

keras maka pembacaan kedalaman cukup 1 tumbukan atau 2

tumbukan,dan jika tanah yang memiliki butiran yang lebih

keras maka harus dilakukan pembacaan kedalaman pada

setiap 5 -10 tumbukan

4. Perawatan

a. Siapkan peralatan agar dapat di angkat atau di cabut ke atas

b. Angkat penumbuk dan pukulkan beberapa kali dengan arah keatas

sehingga menyentuh pegangan dan tangkai bawah terangkat ke atas

permukaan tanah

c. Lepaskan bagian-bagian yang tersambunng secara hati-

hati,bersihkan alat dari kotoran dan simpan pada tempatnya


30

d. Tutup kembali lubang uji setelah pengujian

5. Teknik Analisa Data

Hasil pengujian berupa grafik hubungan antara kadar air (Wc) dan

berat volume kering tanah. Berat volume kering dapat ditentukan dari

perumusan : Ydry = Ywet/ 1+ Wc

6. Pelaporan

Dapat disimpulkan bahwa pemadatan adalah proses merapatkan butiran

tanah secara mekanis yang menyebabkan keluarnya udara dari ruang pori

sehingga meningkatkan kepadatan tanah, pada contoh tanah yang kami

ambil dari lapangan memiliki nilai kadar air optimum sebesar dan

memiliki kepadatann kering maksimum sebesar gr/cm3

3.2.5 Pengujian Pemadatan Tanah di Laboratrium

1. Tujuan Pengujian

Untuk menentukan kepadatan maksimum suatu jenis tanah melalui

cara tumbukan, yaitu mengetahui hubungan antara kadar air dan

kepadatan tanah, dapat digunakan Standard Proctor atau Modified

Proctor

2. Peralatan dan bahan praktikum

Alat dan bahan yang di gunakan dalam pengujian pemadatan tanah di

laboratorium adalah

a. Mesin penetrasi CBR

b. Mould/cetakan silinder
31

c. Palu besi/pemukul/pemadat tanah di cetakan

d. Spatula

e. Timbangan digital dan manual

f. Cawan

g. Gelas ukur

h. Oven listrik

i. Nampan

j. Extruder

k. Tanah 15 Kg ( 3 buah contoh, masing- masing 5Kg)

l. Air

3. Prosedur pelaksanaan

a. Mengambil tanah kemudian dijemur

b. Setelah agak kering tanah yang menggumpal dihancurkan atau

diermas dengan tangan, di ayak dengan saringan No. 4

c. Mengambil sebagian butiran tanah dan dimasukkan kedalam cawan

untuk mengetahui kadar air.

d. Tanah di timbang dibagi menjadi tiga bagian, tiap bagian berisikan

5000 gram tanah,dan masukkan ke dalam kantong palstik setelah

itu beri tanda

e. Menetukan banyaknya air. Kadar air yang ditentukan 5%, 12%,

19%

5 %×5000=400 ml
5%= 100
32

12 %×5000=600 ml
12%= 100

19 %×5000=800 ml
19%= 100

f. Melakukan penambahan air pada setiap tanah dalam plastic yang

berisi tanah, letakkan di pan, tuang air yang 8%=400ml, campur

aduk rata dengan sendok pengaduk masukkan kedalam kantong

plastic disimpan selama 24 jam untuk mendapatkan kadar air yang

merata / homogen, kantong plastic beri tanda demikian sampai

sample yang ke 3. Mold ditimbang beserta alasnya.

g. Memasang collar pada mold dan meletakkan pada tup kokoh

h. Sample tanah 1 bagi 3 bagian, masukkan ke mold 1/3 bagian,

menumbuk sample untuk tiap tanah dengan pisau pemotong.

i. Menimbang mold berisi tanah beserta alasnya

j. Mengeluarkan tanah dari mold dengan extruder mengambil

sebagian tanah lalu masukkan kedalam cawan.

k. Mengulang prosedur di atas untuk 2 sample selanjutnya

3.2.6 Pengujian CBR di Laboratorium

1. Tujuan Pengujian

Mengetahui kuat hambatan tanah terhadap penetrasi untuk menentukan

nilai CBR tanah pada kadar air tertentu yang digunakan oleh California

Division of Highway, USA. CBR singkatan dari California Bearing Ratio


33

2. Peralatan dan bahan praktikum

Alat yang di gunakan dalam pengujian california bearing ratio (CBR)

di laboratorium adalah

a. Alat penetrasi (Loading Machine) berkapasitas minimal 4,45 ton

dengan kecepatan penetrasi 1,27 mm/menit

b. Mould/cetakan silinder

c. Piringan pemisah dari logam (spenser disk)

d. Alat penumbuk

e. Keping beban dengan lubang di tengah

f. Torak penetrasi dari logam

g. Satu buah arloji beban dan satu buah arloji pengukur penetrasi

h. Alat timbang

i. Talam dan alat perata

3. Metode pelaksanaan

a. Pelaksanaan pengujian CBR

1) Ambil contoh tanah kering udara seperti yang dipakai pada

percobaan pemadatan sebanyak 5 Kg.

2) Tanah tersebut tambahkan air sehingga mendekati kadar air

optimum dengan toleransi 3%, hal ini dapat dilakukan sebagai

berikut :

a) Pada waktu percobaan pemadatan, setiap sample tanah

disimpan dalam plastik penutup sehingga kadar airnya tidak

berubah, masing- masing diberi tanda nomor dan kadar airnya.


34

b) Sesudah kadar air optium diketahui, ambil plastic yang diberi

contoh tanah dengan kadar air yang mendekati kadar air

optium.

c) Contoh tanah yang akan dipakai pada percobaan CBR diaduk

dengan air sehingga warnanya mendekati warna tanah dalam

plastik tadi, lakukan hal ini dengan seksama mengingat

toleransi yang diizinkan hanya 3%.

d) Biarkan selama 24 jam (curing time) agar kadar airnya merata

lalu tutup rapat- rapat agar tidak terjadi penguapan.

e) Timbang CBR mold berikut alasnya kemudian masukkan

kedalam piring pemisah (spacer dish) letakkan kertas saring

diatasnya.

f) Pasanglah collar di atas mold

g) Masukkan tanah yang telah dipersiapkan kedalam mold

tersebut sedemikian rupa sehingga setelah dipadatkan akan

mencapai 1/5 tinggi mold.

h) Padatkan masing- masing lapisan tanah tersebut sehingga

mengisi seluruh tinggi mold, lakukan hal tersebut sebanyak 3

kali dengan jumlah tumbukan yang berbeda yaitu :

Contoh 1 : 5 lapis, ditumbuk 25 kali tiap lapis

Contoh 1 : 5 lapis, ditumbuk 56 kali tiap lapis

i) Lepaskan collar lalu ratakan tanah dibagian atas mold dengan

alat perata.
35

j) Balikkan mold tersebut dan piringan pemisah serta kertas

saringan dikeluarkan lalu ditimbang.

k) Pasang kertas saring dikedua permukaan tanah dalam mold

lalu pasang kembalai alasnya dengan posisi mold terbalik.

l) Letakan alat pengukur pengembangan dan letakkan keping Lbs

(maksudnya sebagai beban pengganti yang akan dilimpahkan

pada tanah nantinya).

m)Rendam mold tersebut dalam air selama 4x 24 jam.

n) Lakukan pembacaan dial pengembangan setiap hari untuk

keperluan perhitungan swelling total terhadap tinggi sample

( dalam persen ).

o) Angkat mold dari dalam air lalu genangan air di atasnya di

buang, angkat penguku pengenbangan dari mold.

p) Dengan beban yang masing terpasang, letakkan mold di atas

piringan penekan pada alat penetrasi CBR.

q) Atur posisi dial beban dan dial penetrsi pada posisi nol

kemudian lakukan penekanan dengan kecepatan 0,05’’,/

menit.Lakukan pembacaan dial beban pada penetrasi 0,0125’’,

0,025’’, 0,050’’, 0,075’’ dan seterusnya.


36

4. Perawatan

a. Bersihkan dan keringkan mold yang telah selesai dipakai untuk

mencegah karat, demikian pula peralatan lainnya.

b. Jaga ujung piston penetrasi agar tidak terpukul benda keras yang

bias menyebabkan cacat sehingga mengurangi luas permukaan.

c. Kencangkan mur-mur pisma mesin penetrasi untuk mencegah

keausan drat tiang.

d. Lumasi drat pengatur ketinggian alat pengukur pengembanangan

supaya dapat diputar dengan labcar dan tidak berkarat.

e. Kencangkan mur penutup palu penumbuk sebelum dipakai supaya

tinggi jatuhnya benar-benar standart dan deratnya tidak aus.

f. Bila saat jack diputar tidak lancar / berbunyi, buka piringan

penekan tempat mold, hilangkan dempul yang menutup kepala baut

L kemudian periksa gigi, didalamnya, kencangkan baut (brog) yang

longgar dengan kunci kemudian tambahkan oli dan stempet

secukupnya.

5. Teknik Analisa Data

a. Untuk Benda uji yang direndam (soeked), menghitung besarnya

nilai pengembangan (swelling). Swelling adalah perbandingan

antara tinggi selama perendaman terhadap tinggi benda uji semula

yang dinyatakan dalam persen %.

b. Mengkonversi bacaan beabn dari bacaan devisi kedalam satuan

gaya dan menggambarkan grafik hubungan beban terhadap


37

penetrasi .Melakukan koreksi pembacaan nol terhadap kurva yang

berbentuk cekung pada pembacaan – pembacaan awal akibat

ketidak aturan permukaan dan atau sebab lain.

c. Dengan menggunakan grafik yang telah di koreksi dapat ditentukan

besar nilai CBR Labolatorium untuk penetrasi tertentu. Nilai CBR

benda uji adalah nilai CBR untuk penetrasi 2,50 mm, bila nilai

CBR pad

d. Penetrasi 5,00mm lebih besar dari nilai CBR pada penetrasi

2,50mm maka yang di ambil sebagai nilai CBR Labolatorium

adalah nilai CBR pada Penetrasi 5,0mm.

e. Bila beban maksimum terjadi sebelum 5,00mm maka nilai CBR

didapat dari perbandingan beban maksimum tersebut terhadap

beban standard yang sesuai .

6. Pelaporan

Dapat disimpulkan bahwa CBR merupakan perbandingan antara

beban penetrasi dari bahan tertentu, terhadap beban standar, untuk

kedalaman dan kecepatan penetrasii tertentu, pada contoh tanah yang

kami ambil dari lapangan memiliki nilai CBR 2,5mm sebesar 5,0mm
38

3.2.7 Pengujian Analisa Butiran (Saringan)

1. Tujuan Pengujian

Setelah melakukan percobaan ini, mahasiswa akan dapat mengetahui

dan memahami sifat-sifat fisik dari butiran-butiran tanah yang sesuai

dengan batas susunanya

2. Peralatan dan bahan praktikum

Pengujian yang di lakukan adalah pengujian analisis saringan (sieve

analysis),Dan alat dan bahan yang di gunakan dalam pengujian ini adalah

a. Satu set saringan (no.4,10,20,30,40,60,100,200,PAN)

b. Mesin penggetar saringan (sieve shaker)

c. Timbingan digital dan manual

d. Cawan

e. Oven listrik

f. Sempel tanah yang digunakan dalam analisisa saringan

3. Tahap pelaksanaan

a. Agregat halus dikeringkan di dalam oven dengan suhu 110 º C

selama ± 24 jam.

b. Menimbang agregat halus sebanyak ± 2500 gram.

c. Menimbang saringan sebelum digunakan kemudian menyusun

saringan sesuai spesifikasi (dari tebesar ke terkecil).

d. Memasukkan material ke dalam saringan dengan menggunakan

sendok material.
39

e. Mengayak benda uji dengan menggunakan mesin penggetar selama

± 15 menit.

f. Mendiamkan benda uji sejenak dan menghilangkan debu yang

beterbangan.

g. Menimbang agregat yang tertahan di atas tiap saringan dengan

menggunakan timbangan.

4. Teknik Analisa Data

a. Data pengujian Specific Grafity kita mendaptkan nilai Gs

b. Dengan nilai Gs dapat diperoleh nilai koreksi meniscus

c. Koreksi meniscus (cm) ditambahkan pada data hasil pembacaan

pelampung hydrometer RC = Ra + Cm

d. Dari nilai Rc, dengan menggunakan tabel L.2 kita mendaptkan nilai

Le dari nilai suhu, dengan menggunakan tabel L.3 kita memperoleh

nilai ctf berdasarkan suhu pada pengamatan ke waktu dan nilai Gs

dengan menggunakan tabel L.3 kita mendapatkan niali K.

5. Pelaporan

Dapat disimpulkan bahwa pada analisis ayakan contoh tanah yang

kami ambil dari lapangan memiliki nilai Cu dan Cc dan bersimbol “SP”

dalam sistim klasifikasi USCS ,pada sitim AASHTO


40

3.2.8 Pengujian Berat Jenis Tanah

1. Tujuan Pengujian

Pengujian ini di maksud untuk mencari perbandingan (rasio) antara

massa (berat) kering butiran tanah dan masaa berat air (water) pada

volume yang sama dengan volume butiran tersebut

2. Peralatan dan bahan praktikum

Alat dan bahan yang di gunakan dalam pengujian berat jenis (specific

gravity) adalah:

a. Piknometer

b. Cawan

c. Landasan

d. Timbangan digital

e. Termometer

f. Palu karet

g. Saringan no 40

h. Air aquades

i. Oven listrik

j. Pompa hisap

k. Contoh tanah hasil boring yang telah di oven selama 24 jam

l. Sempel tanah kering yang telah lolos saringn no.4 dengan berat

minimal 50 gram jika menggunakan piknometer


41

3. Prosedur pelaksanaan

a. Siapkan benda uji secukupnya oven dengan temperatur 60ºCsampai

dapat digemburkan atau pengeringan dengan sinarmatahari.

b. Dinginkan dalam desicator, tumbuk bila menggumpal dengan

mortar dan pastle, saring dengan sieve No.4.

c. Cuci labu ukur dengan air suling lalu bilas dengan alkohol dan

eather kemudian biarkan mengering dalam ruangan terbuka atau

gunakan blower.

d. Timbang labu ukur yang telah dikeringkan tadi dalam keadaan

kosong.

e. Ambil sampel tanah sekitar 15-25 gram.

f. Masukkan sampel tanah tersebut kedalam labu ukur kemudian

tambahkan air suling secukupnya.

g. Keluarkan gelembung-gelembung udara yang terperangkap

didalamnya dengan menggunakan pompa vacuum

h. Tambahkan air suling sampai menyentuh garis batas labu ukur,

ulangi berkali-kali sampai tidak terjadi penurunan air pada garis

batas labu ukur tersebut.

i. Keringkan bagian luar labu ukur gunakan kapas dan eather lalu

timbang dengan ketelitian 0,01 gram, ukur dan catat suhu air

tersebut
42

j. Bersihkan dan timbangan pan kosong lalu tuangkan dalam labu

ukur tersebut dalam pan sampai betul-betul bersih (tidak ada yang

tersisa).

k. Masukkan pan berisi larutan tanah tersebut kedalam oven, pada

themperatur 11 0ºC sampai kering (beratnya tetap).

l. Ulangi percobaan berikutnya dengan mengikuti prosedur 5 sampai

dengan 11 sebagai bahan perbandingan.

m. Hitung nilai berat jenis (Gs) masing-masing percobaan.

4. Teknik Analisa Data

Hasil penelitian berupa nilai specific Gravity (Gs) tanah dapt ditentukan

Rumus :

GS = W2 – W1 / W4 +(W2-W1)-W3

Dimana :

W1 = Berat piknometer

W2 = Berat piknometer dan bahan kering (gr)

W3 = Berat piknometer, bahan dan air (gr)

W4 = Berat pikno meter dan air (gr)

5. Pelaporan

Dapat disimpulkan bahwa berat isi tanah adalah perbandinga antara

berat total tanah terhadap isi / volume total tanha, pada contoh tnah yang

ke – 1 yang kami ambil dari lapngan memiliki berat isi tanah sebesar

gram/cm3
43

3.2.9 Pengujian Kadar Air

A. Tujuan Pengujian

Pengujian ini digunakan untuk menentukan kadar air sampel tanah

yaitu perbandingan berat air yang terkandung dalam tanah dengan berat

kering tanah tersebut.

B. Peralatan dan bahan praktikum

Alat dan bahan yang di gunakan dalam pengujian kadar air tanah (water

content) adalah:

1) Timbangan digital

2) Oven listrik

3) Cawan

4) Sampel tanah hasil boring

C. Tahap pelaksanaan

1) Timbang cawan yang akan dipakai berikut tutupnya lalu beri

nomor/tanda.

2) Masukkan benda uji yang akan diperiksa kedalam cawan

tersebut lalu tutup.

3) Timbang cawan yang telah berisi benda uji tersebut.

4) Masukkan kedalam oven yang suhunya telah diatur 110ºC

selama 24 jam sehingga beratnya konstan (tutup cawan dibuka).

5) Setelah dikeringkan dalam oven, cawan tersebut lalu

dimasukkan ke dalam desikator agar cepat dingin.


44

6) Setelah dingin, timbang kembali cawan yang telah berisi tanah

kering tersebut.

Catatan: Berat benda uji dan neraca yang dipakai harus

disesuaikan dengan butiran tanah maksimum agar didapatkan

hasil yang teliti.

D. Teknik Analisa Data

Rumus Kadar Air : Berat air / Beart tanah kering x 100%

E. Pelaporan

Dapat disimpulkan bahwa kadar air merupakan sebuah nilai yang

menyatakan kandungan air dalam suatu tanah.

3.2.10 Pengujian Batas Cair Tanah ( Liquit Limit)

A. Tujuan Pengujian

Tujuan dari pengujian ini adalah untuk mencari kadar air pada batas

antara keadaan cair dan plastis

B. Peralatan dan bahan praktikum

Alat dan bahan yang di gunakan dalam pengujian batas cair tanah

(liquid limit) adalah:

a. Cawan

b. Solet (grooving tool)

c. Timbangan digital

d. Oven listrik

e. Mangkuk cassagrande
45

f. Air aquades

g. Mangkuk keramik

h. Pisau cassagrande

i. Spatula

C. Metode pelaksanaan

1) Siapkan peralatan dan bahan

2) Contoh tanah yang lolos saringan No. 40 sebanyak ± 500 gram

diaduk diatas pelat kaca, sambil ditambah air suling hingga benar-

benar homogen

3) Mengatur tinggi jatuh dari cawan batas cair 1 cm

4) Memasukkan contoh ke dalam cawan, aduk lagi dengan spatula,

kemudian ratakan permukaannya sehingga diperoleh ketebalan

bagian tengahnya ± 1 cm

5) Tekan alat tegak lurus terhadap permukaan cawan dari belakang ke

muka, sehingga contoh tanah terbelah menjadi 2 bagian.

6) Melakukan pengetukan dengan memutar engkol dari alat

Cassagrande, hingga bagian tengah dari coakan menyatu sepanjang

½” (1,27 cm),hal ini dapat dikontrol dengan tangkai alat pencoak,

dan mencatat jumlah ketukannya. Pada percobaan pertama ini,

diusahakan untuk mendapatkan jumlah ketukan antara 40 – 50. Bila

lebih dari 50ketukan (yang diinginkan), coakannya belum menyatu

sepanjang 1,27cm, maka contoh tanah diaduk lagi sambil

menambahkan air suling.Sebaliknya bila kurang dari jumlah ketukan


46

yang diinginkan coakannya sudah menyatu 1,27 cm atau lebih, maka

contoh tanahdidiamkansebentar hingga kadar airnya berkurang,

kemudian diaduk kembali dan percobaan diulangi.

7) Mengambil contoh pada bagian coakan yang menyatu tersebut, dan

ukur kadar airnya.

8) Melakukan lagi percobaan seperi diatas (langkah 4 sampai 7) sampai

4kali, sehingga diperoleh jumlah ketukan pada masing-

masing percobaan sbb:

1) Percobaan II: antara 30 – 40 ketukan

2) Percobaan III : antara 20-30 ketukan

3) Percobaan IV : antara 10-20 ketukan

Setelah kadar air dari masing-masing percobaan tersebut

diketahuimaka datanya diplot pada grafik semi-logaritma dengan

jumlah ketukan (N) sebagai absis dan kadar air (sebagai ordinat.

Batas cair adalah harga kadar air) pada ketukan (N) ke 25  Bila

contoh tanah berbutir kasar, maka keringkan contoh tersebut

danhancurkan gumpalan- gumpalannya dengan palu karet kemudian

saring dengan saringan No. 40. Bagian yang lolos diberi air (air

suling) sambil diaduk dan didiamkan selama ± 24 jam supaya kadar

airnya merata. Bila contoh tanah mengandung sedikit butir kasar

dapat langsung dilakukan.


47

D. Teknik Analisa Data

1) Hasil yang di peroleh berupa jumlah pukulan dan kadar air yang

selanjutnya digambar dalam grafik. Jumlah pukulan di gambarkan

pada sumbu mendatar dengan skala logritmis dan kadar air sebagai

sumbu tegak dengan skala normal .

2) Membuat garis lurus melalui titik -titik itu, jika ternyata yang di

peroleh tidak terletak satu garis, maka buatlah garis lurus melalui

titik berat dan titik- titik teresebut.

3) Menarik garis vertikal pada jumlah pukulan 25x sampai memotong

garis grafik, kemudian menarik garis mendatar dari titik potong

tersebut hingga memotong sumbu vertikal (sumbu kadar air ). Nilai

yang diperoleh tersebut merupakan nilai batas cair dari jenis tanah

yang di uji.

E. Pelaporan

Dapat disimpulkan bahwa batas cair adalah nilai kadar air tanah

dalam kondisi tanah antara cair dan plastis. Batas plastis adalah nilai kadar

air tanah dalam antara plastis dan semi padat. Batas susut / kerut adalah

nilai kadar air tanah dalam kondisi antara semi padat dan padat . pada

contoh tanah yang kami ambil dari lapangan memiliki LL = % ,PL =5, IP

=%
48

3.2.11 Pengujian Batas Plastis Tanah ( Plastic Limit)

A. Tujuan Pengujian

Tujuan pengujian ini untuk menentukan besarnya kadar air didalam

contoh tanah pada saat tanah akan berubah dari fase plastis menjadi semi

padat ataupun sebaliknya.

B. Peralatan dan bahan praktikum

Alat dan bahan yang di gunakan dalam pengujian batas palstis tanah

(plastic limit) adalah:

1) Cawan

2) Solet (grooving tool)

3) Timbangan digital

4) Oven listrik

5) Mangkuk

6) Lempeng/plat kaca

C. Tahapan pelaksanaan

1) Contoh tanah yang lolos saringan No. 40, diaduk di atas pelat

kacasehingga benar -benar homogen.

2) Siapkan 3 buah krus kadar air.

3) Mengambil sedikit contoh tanah giling di telapak tangan

hinggamenjadi bulat - bulatan kira-kira sebesar kelereng, kemudian

giling diatas pelat kaca sehingga membentuk batangan- batangan kecil

dengan diameter 3 mm. Percobaan penggilingan dilakukan dengan

seksama hingga diperoleh batangan-batangan contoh tanah yang retak/


49

patah pada diameter tepat 3.2 mm. Bila belum mencapai diameter 3,2

mm contoh sudah retak, maka contoh diremas kembali sambil

ditambahkansedikit kadar airnya dan bila sudah lebih kecil dari 3,2

mm contoh belum retak, contoh diremas kembali sambil dibiarkan

kadar airnya berkurang. Setelah diperoleh contoh tanah yang retak/

patah pada diameter tepat 3,2 mm, ukur kadar airnya. Harga kadar

airnya tersebut adalah harga batas plastisnya.

4) Setelah diperoleh contoh tanah yang retak/ patah pada diameter tepat

3,2 mm, ukur kadar airnya. Harga kadar airnya tersebut adalah

harga batas plastisnya.

D. Teknik Analisa Data

Menentukan kadar air rata- ratanya pada kadar air tersebut (pada

prosedur penentuan batas plastis ) merupakann harga batas plastis (Plastic

Limit,PL)

Dapat disimpulkan bahwa batas cair adalah nilai kadar air tanah dalam

kondisi tanah antara cair dan plastis. Batas plastis adalah nilai kadar air

tanah dalam kondisi antara plastis dan semi padat. Batas susut atau kerut

adalah nilai kadar air tanah dalam kondisi antara semi padat dan padat.
BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 Perhitungan Kadar Air

a. Berat Air

Berat Air = (Berat Cawan + Tanah Basah) – (Berat Cawan + Tanah

Kering)

A1. 55.87 – 49.67 = 6.2 gr

A2. 55.90 – 49.65 = 6.25 gr

A3. 56.39 – 50.11 = 6.28 gr

b. Berat Tanah Kering

Berat Tanah Kering = (Berat Cawan + Tanah Kering) – Berat Cawan

A1. 49.67 – 16.08 = 33.59 gr

A2. 49.65 – 16.03 = 33.62 gr

A3. 50.11 – 16.17 = 33.94 gr

c. Kadar Air

Kadar Air (w) = (Berat Air / Berat Tanah Kering) x 100%

A1. (6.2 / 33.59) x 100% = 18.45 %

A2. (6.25 / 33.62) x 100% = 18.59 %

A3. (6.28 / 33.94) x 100% = 18.50 %

d. Kadar Air Rata – Rata

Kadar Air (A1 + A2+ A3) / 3

(18.45 + 18.59 + 18.50) / 3 = 18.52 %

50
51

4.2 Perhitungan Berat Jenis

a. Berat Tanah

Berat Tanah = (Berat Piknometer + Contoh) – Berat Piknometer

424.59 - 166.06 = 258.53 gr

b. W5 = (Berat Piknometer + Contoh) – (Berat Piknometer) + (Berat

Piknometer + Air Pada 16˚C)

W5 = 424.59 - 166.06 + 814.38 = 970.71 gr

c. Isi Tanah

Isi Tanah = W5 – (Berat Piknometer + Air Pada 16˚C)

970.71 – 814.38 = 156.33 gr

d. Berat Jenis

Gs = Berat Tanah / Isi Tanah

258.53 / 156.33 = 1.65 gr

4.3 Perhitungan Batas Cair

a. Berat Air

Berat Air = (Berat Tanah Basah + Cawan) – (Berat Tanah Kering +

Cawan)

1) 29.83 – 29.02 = 0.81 gr

2) 33.05 - 31.97 = 1.08 gr

b. Berat Tanah Kering

Berat Tanah Kering = (Berat Tanah Kering + Cawan) – Berat Cawan

1. 29.02 – 11.06 = 17.96 gr

2. 31.97 – 11.01 = 20.96 gr


52

c. Kadar Air

Kadar Air = (Berat Air – Berat Tanah Kering) x 100

1. 0.81 – 17.96 = 4.51 %

2. 1.08 – 20.96 = 5.15 %

d. Kadar Air Rata – Rata

Kadar Air Rata – Rata = (Sample 1 + Sample 2) / 2

(4.51 + 5.15) / 2 = 4.83 %

4.4 Perhitungan Batas Plastis Tanah

a. Berat Air

Berat Air = (Berat Tanah Basah + Cawan) – (Berat Tanah Kering +

Cawan)

1. 18,34 – 17,56 = 0.,78 gr

2. 18,32 – 17,34 = 0,98 gr

b. Berat Tanah Kering

Berat Tanah Kering = (Berat Tanah Kering + Cawan) – Berat Cawan

1. 17,56 – 10,96 = 6.60 gr

2. 17,34 – 10,87 = 6,47 gr

c. Kadar Air

Kadar Air = (Berat Air /Berat Tanah Kering) x 100

1) (0,78: 6,60) x 100= 11,82 %

2) (0,98: 6,47) x 100= 15,15 %


53

d. Kadar Air Rata – Rata

Kadar Air Rata – Rata = (Sample 1 + Sample 2) / 2

(11,82 + 15,15) / 2 = 13,48 %

4.5 Pengujian Analisis Butiran

a. Persentase Tertahan Saringan

Persentase Tertahan Saringan = Berat Tertahan Saringan / Berat Total

Saringan x 100

1. ( 4,92 / 990,569) x 100 = 0,50 %

2. ( 63,427 / 990,569 ) x 100 = 6,40 %

b. Persentase Lolos

Persentase Lolos = 100 – Persentase Tertahan Saringan

100 – 0,50 = 99,50 %

4.6 Perhitungan Pemadatan

a. Berat Isi Tanah

Berat Isi Basah = Berat Tanah Basah / Isi Cetakan

1) 3600 / 2591 = 1,389

2) 3700 / 2591 = 1,428

3) 4600 / 2591 = 1,775

Berat Isi Kering = Berat Isi Basah / (1+ (Kadar Air/100))

1) 1,389 / (1+(2,16/100)) = 1,360

2) 1,428 / (1+(3,17/100)) = 1,384

3) 1,775 / (1+(3,48/100)) = 1,716


54

b. Berat Air

berat air = (berat tanah basah + cawan) – (berat tanah kering + cawan )

79,34 – 77,90 = 1,44

c. Berat Tanah Kering

berat tanah kering = (berat tanah kering + cawan ) – berat tanah kering

77,90 – 11,22 = 66,68

d. Kadar Air

kadar air = ( berat air / berat tanah kering ) x 100

( 1,44 / 66,68 ) x 100 = 2,16


BAB V

PENUTUP

5.1. Kesimpulan

5.2. Saran

55
57
DAFTAR PUSTAKA

Buku panduan praktikum Mekanika Tanah Jurusan Teknik Sipil Fakultas

Teknik Universitas Muhammadiyah Metro.

Anda mungkin juga menyukai