Anda di halaman 1dari 77

Laporan Praktikum Mekanika Tanah

Disusun Oleh :
KELOMPOK 5 TRPPBS-B
1. Laode Ahmad Farhan 10111910010069
2. Amalia Azizah Hakim 10111910010070
3. Ainun Afifah Tyas Kuntari 10111910010071
4. Dovi Pratama Dion 10111910010072
5. Ryu Yaruki 10111910010075
e

JURUSAN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL


FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
2019
FAKULTAS VOKASI

DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL

PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat,


hidayah dan inayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan Praktikum
Mekanika Tanah (Boring, Sondir, Volgraf, Analisis Gradasi Butiran dan
Hidrometer Test). Penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya
kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam menyusun laporan
praktikum serta membantu dalam pelaksanaan praktikum ini.Terlebih kami
ucapkan terimakasih kepada :
1. Bapak Aan Fauzi, ST., MT. selaku dosen pengampu TRPPBS-B
2. Bapak Aspai selaku Teknisi Laboraturium
3. Teman – teman Mahasiswa Diploma Sipil Surabaya prodi TRPPBS tahun
2019
4. Semua pihak yang turut membantu dalam penyusunan Proposal ini.
Semoga amal baik mereka mendapatkan balasan dari Allah SWT dengan balasan
yang berlipat ganda.
Perlu disadari bahwa dengan segala keterbatasan, laporan praktikum ini
masih jauh dari sempurna, sehingga masukkan dan kritikkan yang kostruktif
sangat penulis harapkan demi sempurnanya laporan ini. Akhirnya semoga laporan
ini dapat bermanfaat untuk semua orang khususnya untuk para pembaca.

Surabaya, Februari 2020

Kelompok 5 TRPPBS-B

Laporan Mekanika Tanah |1


FAKULTAS VOKASI

DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL

Latar Belakang Praktikum

Pesatnya perkembangan ilmu dan teknologi pada saat ini membuat setiap
orang ikut serta dalam pembangunan disegala aspek salah satunya di bidang
Teknik sipil. Dunia teknik sipil sangat diperlukan untuk menunjang bagaimana
keberlangsungan proses pembangunan, baik bangunan gedung ataupun jalan raya.
Salah satu komponen pembangunan adalah tanah yang menjadi bagian dasar dari
pembangunan berlangsung. Tanah memegang peranan penting, baik itu digunakan
sebagai bahan kontribusi maupun tanah sebagai tempat diletakkannya struktur
bangunan karena faktor tanah ini sangat menentukan untuk perencanaan
kestabilan konstruksi.

Proses pembangunan bangunan maupun jalan diperlukan sebuah penelitian


mengenai keadaan tanah untuk keamanan konstruksi, karena faktor tanah ini
sangat menentukan untuk perencanaan kestabilan konstruksi. Dalam perencanaan
berbagai struktur bangunan, kondisi tanah perlu diperhatikan agar memperoleh
perencanaan struktur bangunan yang optimal. Sesuai dengan proses terjadinya,
tanah tersusun dari berbagai mineral, sifat dan perilaku yang berbeda-beda (Das,
1995). Tanah yang digunakan dalam pekerjaan teknik sipil tersebut mempunyai
sifat fisis dan sifat mekanis yang berbeda-beda, yang tidak dapat digunakan untuk
hal yang sama dalam suatu konstruksi, maka dari itu dilaksanakan pemeriksaan
tanah yang bertujuan untuk menyelidiki sifat-sifat fisis dan mekanis, maka sejauh
mana pemakaian tanah tersebut dalam bidang teknik sipil (Honjo dan Setiawan,
2007). Hal tersebut terutama sebagai tempat meletakkan pondasi suatu kontruksi
dan sebagai bahan kontruksi, baik dalam hal pembuatan bangunan gedung
maupun pembuatan jalan.

Berdasarkan permasalahan diatas maka dari pada itu kita perlu


mempelajari ilmu yang lebih spesifik dan lebih khusus yang membahas tentang
tanah, mekanika tanah salah satunya untuk mengetahui keadaan spesifik tanah
tersebut. Mekanika tanah adalah suatu cabang dari ilmu teknik yang mempelajari
perilaku tanah dan sifatnya yang diakibatkan oleh tegangan dan regangan yang
disebabkan oleh gaya-gaya yang bekerja . Tanah dapat ditentukan juga kegunaan
dari konstruksi yang dibangun diatas permukaan tanah tersebut, contohnya suatu
konstruksi yang penurunannya kecil dan berjalan cepat sesuai degan jenis tanah
pasif. Pekerjaan pemeriksaan tanah mulai dengan pengambilan sampel tanah pada
sebuah lokasi. Sampel tanah dibawa kelaboratorium untuk pelaksanaan
pengukuran dan pemeriksaan terhadap sifat fisis dan mekanisnya.

Laporan Mekanika Tanah |2


FAKULTAS VOKASI

DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL

Hal tersebut menjadikan tanah sebagai hal yang harus dipertimbangkan


dalam awal suatu pembangunan. Jadi seorang ahli teknik sipil harus mempelajari
sifat-sifat dasar dari tanah, seperti asal usul, penyebaran ukuran butiran,
kemampuan mengalirkan air, specific grafity , kapasitas daya dukung terhadap
beban, dan lain-lain. Maka dari itu praktikum ilmu ukur tanah sangat penting
sebagai bekal para mahasiswa teknik sipil yang kelak masuk ke dalam lapangan
kerja, terutama dalam bidang pembangunan. Berdasarkan permasalahan tersebut
maka kelompok 1 membuat sebuah data penelitian boring log dengan judul
“LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH” dengan harapan untuk
membantu penyajian data serta memberkan hasil penelitian mengenai eksplorasi
geoteknik dangkal dari jenis tanah lunak dan kenyal. Dengan boring log dapat
dilakukan pengambilan sampel tanah terganggu (disturbed sample ) maupun
sampel tanah tak terganggu (undisturbed sample ). Hasil data dari praktikum ini
nantinya dapat digunakan untuk perencanaan pembangunan bangunan sipil. Selain
itu ilmu pemetaan merupakan faktor penunjang yang sangat penting dalam
terlaksanakannya suatu proyek.

Tujuan Praktikum
Tujuan penulisan laporan ini adalah sebagai berikut:

1. Mengetahui nama dan kegunaan alat-alat di laboratorium mekanika tanah;


2. Mengetahui korelasi antara teori dengan kondisi yang ada di lapangan;
3. Menganalisa hasil praktikum dengan teori yang ada untuk kemudian
dibandingkan sehingga diperoleh hasil analisis yang diharapkan.
4. Memperoleh contoh tanah sample melalui pengeboran di lapangan,
sehingga diketahui sifat atau jenis lapisan tanah dibawah permukaan.
5. Memeriksa karakteristik tanah secara visual mengenai warna , ukuran
butiran dan jenis tanah.
6. Dapat menerangkan prosedur pengeboran di lapangan.
7. Dapat menggambarkan profil tanah dari hasil pengeboran.

Manfaat Praktikum
 Manfaat Praktis
a. Bagi Penulis

Laporan Mekanika Tanah |3


FAKULTAS VOKASI

DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL

Hasil penelitian diharapkan dapat menambah pengetahuan penulis dan


dapat mengembangkan media pembelajaran yang telah ada serta dapat
digunakan untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik sipil di Institut
teknologi sepuluh nopember .
b. Bagi Mahasiswa
1) Menambah pemahaman mahasiswa dalam kegiatan pembelajaran.
2) Menjadi pedoman mahasiswa dalam melasanakan kegiatan
pembelajaran
3) Meminimalkan kesulitan belajar yang dialami pada mahasiswa
a. Bagi Dosen
Membantu dosen dalam pelaksanaan proses kegiatan pembelajaran agar
lebih menarik dan sebagai pelengkap media pembelajaran mata kuliah
mekanika tanah .
b. Bagi Jurusan
Bahan kajian untuk mengembangkan media pembelajaran yang lebih
menarik di jurusan Teknik Sipil.

 Manfaat Teoritis

Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan konstribusi dalam


penggunaan media pembelajaran yang lebih menarik dalam proses
belajar mengajar.

PRAKTIKUM I
BORING LOG DAN PENGUJIAN SPT

Laporan Mekanika Tanah |4


FAKULTAS VOKASI

DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL

I. PRAKTIKUM
Judul Praktikum : BORING DAN PENGUJIAN SPT
Subjek : Penyelidikan Tanah di Lapangan
No. SNI :-
No. ASTM :-
No. AASHTO :-

II. TUJUAN UMUM


Mengambil contoh tanah asli ( Undisturbed Samples ) dan contoh
tanah tidak asli ( Disturbed Samples ) melalui pengeboran di lapangan,
sehingga diketahui sifat/jenis lapisan tanah bawah permukaan.

III. TUJUAN KHUSUS


- Dapat merangkan prosedur pengeboran di lapangan.
- Dapat menggabarkan profil tanah dari hasil pengeboran.
- Dapat menggunakan peralatan pengeboran dengan baik.

IV. DASAR TEORI

Pengeboran tanah adalah pekerjaan yag paling umum dalam survey geoteknik
lapangan. Pengeboran atau boring adalah pembuatan lubang ke dalam tanah
dengan menggunakan alat bor manual maupun alat bor mesin untuk mengambil
sampel tanah. Ada 2 jenis tipe pengeboran , yaitu boring dangkal dan boring
dalam.

Boring dangkal adalah pengeboran tanah dengan menggunakan alat bor


manual melalui tenaga manusia. Pengeboran ini untuk pengambilan sampel tanah
dengan kedalaman meksimum adalah 5m dari permukaan tanah. Karena alat yang
digunakan alat bor manual. Pengeboran ini dinamakan, Pengeboran manual
(Auger Boring) / pengeboran tangan (Hand Boring) merupakan suatu metode
pengeboran yang paling sederhana dan ekonomis pada kedalaman dangkal.
Adapun pengeboran ini dilakukan dengan cara menekan dan memutar auger agar
masuk kedalam tanah dasar. Kemampuan pengeboran auger terbatas dan hanya
cocok untuk kedalaman yang dangkal dan tidak sesuai digunakan untuk
pengeboran di bawah muka air tanah. Kelebihan dari pengeboran auger yaitu
sederhana, mudah dioperasikan dan minim gangguan terhadap tanah.

Laporan Mekanika Tanah |5


FAKULTAS VOKASI

DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL

Boring dalam adalah pengeboran tanah dengan menggunakan alat bermesin.


Terdapat 2 (dua) jenis pengeboran yaitu pengeboran manual (Auger Boring),
pengeboran bilas (Wash Boring) dan pengeboran inti (Core Drilling). Pengeboran
ini untuk pengambilan sampel tanah dengan kedalaman lebih dari 5m dari
permukaan tanah. Untuk pekerjaan teknik sipil boring dalam hanya mencapai
kedalaman maksimal 30m dari permukaan tanah. Karena jika mencapai
kedalaman lebih dari 30m dari permukaan tanah, itu pekerjaan untuk yang lebih
ahli seperti ahli geologi.

Pengeboran bilas (Wash Boring) adalah jenis metode pengeboran dimana


pada metode ini pengeboran dilakukan dengan memukul dan memutar (chopping
and twisting) dari mata bor dengan menyemprotkan air dari bawah mata bor.
Kelebihan dan kekurangan dari pengeboran bilas adalah tidak dapat untuk
mengidentifikasi tanah, kurang sesuai untuk pemboran batuan, dapat digunakan
disemua jenis tanah, sangat cocok untuk tanah lunak, gangguan terhadap struktur
tanah sangat minimal

Dari pengeboran tanah didapat sampel tanah yang terdiri 2 macam, yaitu :

1. Contoh Tanah Terganggu (Disturbed)


Contoh tanah ini diambil tanpa usaha untuk mempertahankan sifat asli dari
tanah yang diambil. Dalam pengeboran tanah disturb ini tidak diambil sebagai
contoh untuk penyelidikan kekuatan tanah, karena tanah ini tidak dipertahankan
sifat aslinya. Hasil contoh tanah asli dipakai untuk pemeriksaan kadar air, berat
volume, berat jenis, konsolidasi, triaxial dan lain lain.

2. Contoh Tanah Tidak Terganggu (Undisturbed)


Untuk tanah ini masih menunjukan tanah yang tiak terganggu contoh tanah
ini tidak mengalami perubahan struktur dan kadar air. Contoh tanah tidak
tergnggu dapat diambil dengan tabung contoh yang disebut tabung salby. Contoh
tanah ini biasanya dibawa ke laboratorium dengan dibungkus plastik agar kadar
air dalam tanah tersebut tidak mengalami perubahan. Bila tidak ada kebutuhan

Laporan Mekanika Tanah |6


FAKULTAS VOKASI

DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL

untuk mempertahankan kadar air tanah tersebut, maka penyimpanan boleh dalam
keadaan terbuka. Biasanya contoh tanah terganggu ini digunakan untuk
menghitung/ menyelidiki ukuran butiran, batas atterberg, pemadatan, berat jenis
dan sebagainya. Contoh tanah tidak asli yaitu contoh yang tidak perlu keaslian
dalam pemeriksaan laboratorium, seperti pemeriksaan plastisitas,
proctor,rembesan, saringan dan lain lain.

SPT (standard penetration test) adalah metoda pengujian di lapangan dengan


memasukkan (memancangkan) sebuah Split Spoon Sampler (tabung pengambilan
contoh tanah yang dapat dibuka dalam arah memanjang) dengan diameter 50 mm
dan anjang 500 mm (Kementrian PUPR Departemen Pekerjaan Umum: 21). Pada
pengujian SPT terdapat berbagai macam variasi hasil pengujian. Hal tersebut
dikarenakan beberpaa faktor- faktor berikut :

1) Peralatan dibuat di pabrik yang berbeda.


2) Konfigurasi hammer
3) Panjang batang penghubung (drill rod). Untuk anjang batang lebih
dari 10 m dan nilai SPT lebih dari 30, pengaruh anjang batang ini
cukup besar. Drill rod yang anjang dan lebih berat akan
memperkecil energi yang diterima oleh batang sampel
4) Tegangan vertical efektif
5) Variasitinggi jatuh
6) Bila digunakan cat-head, jumlah lilitan dapat mempengaruhi energi
7) Cara pemboran dan metode stabilisasi dinding lubang bor
8) Lubang yang tidak sempurna pembersihannya dapat mengakibatkan
runtuhan tanah terperangkap ke dalam split spoon dan dapat
menyebabkan NSPT yang lebih besar dari nilai yang sebenarnya
9) Dipakai atau tidaknya linier
10) Ukuran lubang bor
V. PERALATAN YANG DIPAKAI
1. Mata Bor Iwan dan Stang Bor
2. Kop Tabung Contoh Tanah Asli

Laporan Mekanika Tanah |7


FAKULTAS VOKASI

DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL

3. Tabung Contoh Tanah Asli


4. Kunci Pipa

VI. LANGKAH KERJA


1. Tentukan titik bor dan gambarkan sketsa situasi dimana
pengeboran tersebut dilakukan
2. Pasang mata bor pada ujung rangkaian stang bor, dimana panjang
stang bor masing masing 1 meter.
3. Pasang/Letakkan mata bor pada titik yang telah ditentukan.
4. Putar mata bor dengan bantuan tangkai dan bila mata bor telah
penuh, angkat dan bersihkan.
5. Setiap kedalaman 0,5 meter, teliti kondisi visual tanah, ambil
sebagian dan masukkan kedalam kantong plastic.
6. Siapkan tabung contoh, letakkan pada kop tabung dan lekatkan.
7. Putar tabung agat dapat memotong tanah, kemudian setelah ada
lekatan antara tabung contoh dengan tanah, baru diangkat keatas.
8. Tutup kedua ujung tabung dengan paraffin (lilin), sedemikian rupa
sehingga dapat diperoleh contoh tanah asli (undisturbed sample).
9. Ulangi langkah langkah pada kedalaman selanjutnya.
10. Ukur kedalaman air tanah dari permukaan tanah

VII. ANALISA DATA

FORM UJI BORING


Lokasi : Kampus ITS Manyar Elevasi :
Titik : Master Bor :
Tanggal : 12 Februari 2020
MAT :

Kedalaman SPT Deskripsi Tanah


0–1

Laporan Mekanika Tanah |8


FAKULTAS VOKASI

DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL

1- 2
2–3 1 2 2 Tekstur tanah pasir berlempung
3–4
4–5 1 1 2 Tekstur tanah lanau
5–6
6–7 1 0 0 Tekstur tanah pasir belanau
7–8
8–9 1 0 0 Tekstur tanah lempung berlanau
9 – 10
10 – 11 1 0 0 Tekstur tanah lempung berlanau
11 – 12
12 – 13 1 0 0 Tekstur tanah lempung berlanau
13 – 14
14 – 15
16 – 17
17 – 18
18 – 19
19 – 20

DRILLING LOG

UD / SPT Test Standard Penetrations Test


Relative Density or

General Remarks

Blows per each 15 cm N-Value


Thickness in M

Consistency
Depth in M

Type of soil
Scale in M

Blows/30cm
Sample Code
Elevation

Depth in M
Legend

Colour

N-Value

15cm 15cm 15cm N Value

0 0.00 N Value
0 2 4 6
0
Coklat keabu-

sedikit basah
lempung
berlanau

1
lentur dan

4 1 2 2
plastis
abuan

1.5
V -1.5
2 M.A.T. 2.00 2 2.0 UD-1
2
2.5 SPT-1
sedikit pasir

3
berlanau
lempung

3 1 1 2
abu-abu

lembab
plastis,
lentur sedikit lentur,

3.5
4
4 4.00 2 4.0 UD-2
4.5 SPT-2
pasir lanau

plastis dan

5
Lempung

0 1 0 0
abu-abu

5.5 6
kaku

6 6.00 2 6.0 UD-3


6.5 SPT-3
sedikit kaku,
agak kering

7 8
lempung

0 1 0 0
abu-abu
plastis

7.5
lanau

8 8.00 2 8.0 UD-4


SPT-4
Coklat keabu-

8.5
lanau sedikit

sedikit kaku,
agak plastis

10
9
lempung

0 1 0 0
kering
abuan

9.5
pasir

10 10,0 2 10.0 UD-5


Laporan Mekanika Tanah 10.5 SPT-5 12
|9
sedikit kaku,
agak plastis,

11
0 1 0 0
lempung

abu-abu

kering

11.5
lanau

12 12.0 2 12.0 UD-6 14


FAKULTAS VOKASI

DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL

VIII. Kesimpulan

Dari hasil praktikum diatas ditunjukkan bahwa :

 Kedalaman 0-2 m tanah tersebut mempunyai deskripsi Pasir,


Berlempung, Berlanau (Tanah Disturbed).

 Kedalaman 2-4 m tanah tersebut mempunyai deskripsi Lempung


Berlanau sedikit pasir (Tanah Undisturbed).

 Kedalaman 4-6 m tanah tersebut mempunyai deskripsi Lempung,


Berlanau (Tanah Disturbed).

Laporan Mekanika Tanah | 10


FAKULTAS VOKASI

DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL

 Kedalaman 6-8 m tanah tersebut mempunyai deskripsi Tekstur tanah


pasir belanau (Tanah Undisturbed).

 Kedalaman 8-10 m tanah tersebut mempunyai deskripsi Lempung


berlanau (Tanah Disturbed).

 Kedalaman 10-12 m tanah tersebut mempunyai deskripsi Lempung


berlanau (Tanah Undisturbed).

 Lokasi muka air tanah berada pada kedalaman 0.5 m.


IX. REFERENSI
1. Lembaga Pendidikan Pekerjaan Umum (1997) “Mekanika Tanah
dan teknik Pondasi “ hal V – 2 s/d V – 5
2. Liucheng and Jack B. Evett (1981) “Soil and Foundations “ hal 130
s/d 134
3. Wesley (1978) “Mekanika Tanah “ hal 29 s/d 31

PRAKTIKUM II
VOLUMETRI-GRAVIMETRI

I. PRAKTIKUM
Judul Praktikum : VOLUMETRI-GRAVIMETRI
Subjek : VOLUMETRI-GRAVIMETRI
No. SNI : SNI 03-1964-1990
No. ASTM : D.85458
No. AASHTO : T-100-74

II. TUJUAN UMUM


 Tujuan Umum

Laporan Mekanika Tanah | 11


FAKULTAS VOKASI

DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL

Tes gravity-volumetry bertujuan untuk menentukan specific


gravity (Gs). Yang dimaksudkan specific gravity (Gs) adalah
perbandingan antara massa jenis butiran tanah dengan massa jenis
air pada suhu tertentu, menentukan water content / kadar air (Wc)
dan massa jenis tanah (ɣt).
 Tujuan Khusus
Dapat melakukan tes laboratorium untuk mendapatkan specific
gravity (Gs) suatu sempel tanah dan dapat melakukan perhitungan
untuk menentukan Gs, ɣt , dan Wc.

III. TUJUAN KHUSUS


Dapat melakukan tes laboratorium untuk mendapatkan berat volume
suatu sampel tanah.
Dapat melakukan perhitungan untuk menentukan berat volume tanah.

IV. DASAR TEORI


Pada prinsipnya tanah terdiri dari air, udara dan butir-butir tanah yang padat.
Sifat-sifat umum suatu tanah dilihat dari besarnya harga-harga parameter dari
tanah yang bersangkutan, misalnya :
 Berat volume ()
 Berat volume kering (d)
 Specific gravity (Gs)
 Angka pori (e)
 Porositas (n)
 Kadar air (Wc)
 Derajat kejenuhan (Sr)
Harga-harga dari , Wc dan Gs dapat ditentukan secara langsung
dilaboratorium, sedangkan parameter-parameter yang lain dapat dihitung secara
analitis dengan menggunakan parameter yang telah ditentukan di laboratorium
tersebut. Di bawah ini sedikit dibahas tentang hitungan (rumus-rumus) dari
volumetri dan gravimetri

Laporan Mekanika Tanah | 12


FAKULTAS VOKASI

DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL

Gambar 2.1 Susunan Tanah

Dari gambar (a) menunjukan suatu elemen tanah dengan volume V dan berat
W. Untuk membuat hubungan volume-berat agregat tanah, tiga fase dipisahkan
seperti ditunjukan dalam gambar (b). Jadi volume total contoh tanah yang
diselidiki dapat dinyatakan sebagai betikut:

V  V s V w Va

Dimana:
Vs = volume butiran padat
Vw = volume air di dalam pori
Va = volume udara di dalam pori

Volume tanah basah dapat dicari dengan rumus,


W d−W a
Vt=
B j⋅H g
Dimana,
Wd = Berat cawan + hg yang dipindahkan
Wa = Berat cawan raksa
Apabila udara dianggap tidak mempunyai berat, maka berat total dari contoh
tanah dapat dinyatakan sebagai:

W =W s +W w
Dimana:
Ws = berat butiran padat (solid)

Laporan Mekanika Tanah | 13


FAKULTAS VOKASI

DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL

Ww = berat air (water)


Hubungan volume yang umum dipakai untuk suatu elemen tanah adalah angka
pori (void ratio), porositas (porosity), derajat kejenuhan (degree of saturation).
Angka pori didefinisikan sebagai perbandingan antara volume pori dan volume
butiran padat. Jadi e=
V v

V s
...................................................

Dimana:
e = angka pori (void ratio)
Vv = volume pori
Vs = volume butiran tanah kering
Porositas (n) adalah perbandingan antar volume pori dan volume tanah total dan
Derajat kejenuhan (Sr) adalah perbandingan antara volume air dengan pori,
dengan rumus:

n=
V v
Sr =
V w

V V v

Dimana:
n = porositas
V = volume total
Vv = volume pori
Vw = volume air
Sr = derajat kejenuhan

Hubungan antara e dan n dapat diturunkan dari persamaan diatas, sebagai berikut :

Vv
e=
Vv
=
Vv
=
( V )
=
n
n=
e
.......................

Vs V −Vv Vv 1−n 1+e


1−( )
V

Laporan Mekanika Tanah | 14


FAKULTAS VOKASI

DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL

Dimana :
n = porositas
V = volume total
Vv = volume pori
Vw = volume air
Sr = derajat kejenuhan
e = angka pori (void ratio)
Kadar air (Wc) yang juga disebut sebagai Water Content didefinisikan sebagai
perbandingan antara berat air dan berat butiran padat dari volume tanah yang
diselidiki.
Ww
ωc=
Ws

Dimana:
wc = porositas
Ww = berat air
Ws = berat butiran tanah kering
Berat tanah persatuan volume didefinisikan sebagai berikut :
...................................................
Ww
γt=
W
V γt=
W Ws +Ww
= =
[ ( )]
Ws 1+
Ws
=
Ws ( 1+W )
V V V V

Dimana:
wc = porositas
Ww = berat air
Ws = berat butiran tanah kering
γt = berat volume tanah basah
V = volume tanah total

Laporan Mekanika Tanah | 15


FAKULTAS VOKASI

DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL

W = berat tanah total


Berat volume kering (dry unit weight) dituliskan dengan rumus :

Ws γt
γd = atau γd =
V 1+ ω

Dimana:
wc = porositas
V = volume total
Ws = berat butiran tanah kering
γd = berat volume tanah kering
γt = berat volume tanah basah
Menghitung Kadar Air Tanah
W 2 −W 3
ωc(% )= ×100 %
W 3 −W 1

Dimana :
W1 = berat cawan
W2 = berat cawan + tanah basah
W3 = berat cawan + tanah kering

Menghitung Spesific Gravity (Gs)

W 3−W 1
Gs= ............................
((W 4−W 1) xT 1−(W 2−W 3)xT 2)

Dimana :
W1 = berat piknometer
W2 = berat piknometer + tanah + air

Laporan Mekanika Tanah | 16


FAKULTAS VOKASI

DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL

W3 = berat piknometer + tanah kering


W4 = berat piknometer + air

T1 = Koreksi Bj air pada suhu....° C

T2 = Koreksi Bj air pada suhu....° C

Berat jenis dari berbagai jenis tanah berkisar antara 2,65 sampai 2,75. Nilai berat
jenis sebesar sebesar 2,67 biasanya digunakan untuk tanah-tanah tak berkohesi.
Sedang untuk tanah kohesif tak organik berkisar di antara 2,68 sampai 2,72.

Tabel 1.1 Macam-macam Gs Tanah


Macam tanah Berat jenis Gs

Kerikil 2,65-2,68

Pasir 2,65-2,68

Lanau tak organic 2,62-2,68

Lempung organic 2,58-2,65

Lempung tak organic 2,68-2,75

Humus 1,37

Gambut 1,25-1,80

Menghitung Volume Tanah Basah

W cawan+raksa −W cawan
V t=
Bjraksa
Dimana :
Vt = volume tanah basah
Menghitung Volume Butiran Tanah kering

W3
V s=
Gs⋅γw
Laporan Mekanika Tanah | 17
FAKULTAS VOKASI

DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL

Dimana :
Vs = volume butiran tanah kering
W3 = berat tanah kering
Gs = spesific gravity tanah
Menghitung Volume Pori

V v =V Tanahbasah −V s
Dimana :
Vv= volume pori
Vs= volume butiran tanah kering
Menghitung Angka Pori

Gs⋅γw−γd ( 1+Wc )⋅Gs⋅γ w


e= e= −1
γd γt

Dimana :
e = angka pori (void ratio)
γw = berat volume air
γd = berat volume tanah kering
wc = kadar air
Gs = spesific gravity tanah
γ = berat volume tanah basah
Menghitung Porositas
e
n=
e +1

Dimana :
e = angka pori (void ratio)
n = porositas

Laporan Mekanika Tanah | 18


FAKULTAS VOKASI

DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL

Menghitung Derajat Kejenuhan


...........................................

ω ⋅Gs Vw
Sr = c Sr= ⋅100 %
Dimana : e Vv

Sr = angka pori (void ratio)


wc = kadar air
Gs = spesific gravity tanah
e = angka pori (void ratio)
Vw = volume air
Vv = volume pori
Menghitung Berat Volume Kering
γt
γd=
1+ωc

Dimana :
γd = berat volume tanah kering
γt = berat volume tanah basah
wc = kadar air

V. PERALATAN DAN BAHAN


a. Cawan sample
b. Timbangan dengan ketelitian 0,01 gram
c. Air raksa
d. Cawan peluber air raksa dengan plat kaca dengan 3 paku

VI. LANGKAH KERJA


 Volumetri
 Ambil tanah undisturbed secukupnya, lalu potong bentuk kubus kira-kira
2x2x2 cm3
 Tanah yang sudah dibentuk tadi diletakkan di cawan yang sudah ditimbang

Laporan Mekanika Tanah | 19


FAKULTAS VOKASI

DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL

beratnya, kemudian timbang berat cawan + tanah.


 Siapkan mangkok besar dan letakkan gelas kecil di dalam mangkok besar.
 Tuang air raksa ke dalam gelas kecil hingga penuh lalu ratakan dengan plat
kaca
 Masukkan tanah kedalam gelas kecil yang berisi air raksa, ratakan dengan
plat kaca hingga tanah tercelup seluruhnya dan air raksa meluber.
 Pindahkan gelas kecil yang berisi air raksa keluar mangkok besar
 Timbang mangkok + air raksa yang meluber.

 Kadar Air
 Timbang cawan dan catat nomor cawan
 Ambil contoh tanah undisturbed, letakkan contoh tanah kedalam cawan,
kemudian timbang cawan + tanah.
 Oven cawan + tanah selama 24 jam
 Setelah dioven timbang cawan + tanah yang mengering

 Gravimetri
 Ambil contoh tanah kering yang sudah dioven
 Tumbuk tanah tersebut sampai halus menjadi bubuk dengan menggunakkan
penumbuk porselen
 Masukkan tanah tersebut ke dalam piknometer yang sebelumnya sudah
ditmbang
 Timbang piknometer + bubuk tanah
 Isi piknometer + bubuk tanah dengan air ±5 cm, kemudian kocok-kocok
beberapa saat hingga merata, kemudian vakum
 Hentikan vakum bila gelembung-gelembung udara yang timbul selama
divakum sudah tidak ada
 Tambahkan air ke dalam piknometer yang sudah di vakum sampai batas yang
telah ditentukan, ukur temperaturnya, kemudian timbang

Laporan Mekanika Tanah | 20


FAKULTAS VOKASI

DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL

 Cuci dan bersihkan piknometer, kemudian isi kembali piknometer dengan air
sampai batas yang telah ditentukan
 Ukur suhunya dengan termometer

VII. ANALISIS DATA

 Hasil percobaan VOLUMETRI, (t)


Setelah dijelaskan prosedur percobaan maka untuk menentukan volume tanah
dan berat volume tanah dapat dijelaskan pada Tabel 2.1 dan contoh perhitungan
Tabel 2.2.

Tabel 2.2 Hasil Percobaan Volumetri

Nomor Sampel Simbol  Satuan A B C

No. Cawan   1 2 3

Berat Cawan A gram 43,18 42,09 43,54

Berat Cawan + Tanah Basah B gram 52,79 52,64 52,88

Berat Tanah Basah C gram 9,61 10,55 9,34

Berat Cawan + Hg yang dipindahkan D gram 198,13 209,57 197,81

Berat Air Raksa yang dipindahkan E gram 91,82 103,26 91,50

Volume Tanah Basah F Cm3 6,751 7,592 6,727

Berat Volume Tanah Basah( γt) G gram 1,423 1,389 1,382

Berat cawan raksa = 106,31 gram

Keterangan :

A = Ditimbang

B = Ditimbang

Laporan Mekanika Tanah | 21


FAKULTAS VOKASI

DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL

C =B–A

D = Ditimbang

E = D – Berat cawan raksa

F = E / 13.6 (Berat Jenis Air Raksa, gr/cm3)

G = C/F

Contoh Perhitungan Sampel A :

C = B− A E = D−Berat Cawan

= 52,79−43,18 = 198,31−106.31

= 9,61 gram = 91,82 gram

E C
F= G=
Berat Jenis Air Raksa F

198,13 9,61
= =
13.6 6,751
=6,751 gram =1,423 gram

 Hasil percobaan KADAR AIR, (wc)


Setelah dijelaskan prosedur percobaan untuk mencari kadar air pada sub bab
2.4 Prosedur Percobaan maka untuk menentukan Berat Air, Berat Tanah Kering,
dan Kadar Air dapat dijelaskan pada Tabel 2.3 dan contoh perhitungan Tabel 2.3.

Tabel 2.3 Hasil Percobaan Kadar Air


No. Cawan Simbol Satuan  1 2 3

Berat Cawan H gram 43,18 42,09 43,54

Berat Cawan + Tanah Basah I gram 52,49 52,64 52,88

Berat Cawan + Tanah J gram 47,97 47,45 48,23

Laporan Mekanika Tanah | 22


FAKULTAS VOKASI

DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL

Kering

Berat Air K gram 4,52 5,19 4,65

Berat Tanah Kering L gram 4,79 5,36 4,69

Kadar Air(ωc) M % 94,363 96,828 99,147

Keterangan : H = Ditimbang

I = Ditimbang

J = Ditimbang

K =I–J

L =J–H

M = (K/L) x 100 %

Contoh Perhitungan No Cawan 1 :

K = I −J L = J−H

= 52,49−47,97 = 47,97−43,18

= 4,52gram = 4,79gram

K
M= ×100 %
L

4,52
= × 100 %
4,79
=94,363%

 Hasil percobaan GRAVIMETRI, (Gs)

Laporan Mekanika Tanah | 23


FAKULTAS VOKASI

DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL

Setelah dijelaskan prosedur percobaan untuk mencari kadar air pada sub bab
2.4 Prosedur Percobaan maka untuk menentukan Koreksi suhu dan Gs dapat
dijelaskan pada Tabel 2.4 dan contoh perhitungan Tabel 2.4.

Tabel 2.4 Hasil Percobaan Gravimetri

No. Piknometer BA ZD F
Berat Piknometer (N) gr 145.66 101.59 103.73
Berat Piknometer + Tanah Kering (O) gr 168.44 112.89 122.41
Berat Piknometer + Tanah + Air (P) gr 400.95 357.37 364.09
Berat Piknometer + Air (Q) gr 386.83 350.19 352.36
Koreksi Bj air pada suhu ...⁰C [T1] (R) - 1.00374 1.00374 1.00349
Koreksi Bj air pada suhu ...⁰C [T2] (S) - 1.00374 1.00400 1.00400
Specific Gravity [Gs] (V) - 2.621 2.775 2.727

Keterangan : N = Ditimbang

O = Ditimbang

P = Ditimbang

Q = Ditimbang

R = Diukur dan lihat tabel

S = Diukur dan lihat tabel

V = ( O – N ) / {( Q – N ) x R – ( P – O ) x S}

Laporan Mekanika Tanah | 24


FAKULTAS VOKASI

DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL

Tabel 2.5 Koreksi Temperatur untuk Menghitung Gs dengan Piknometer

Contoh Perhitungan Sampel 1 :

(O−N )
T =
{(Q−N )× R−(P−O)× S }

(172,77−152,77)
{(401,55−152,77) ×1,00374−(295,94−172,77) ×1,00374

= 2.621

Setelah dijelaskan perhitungan volumetri-gravimetri dengan parameter Berat


Volume, Kadar Air, Gs pada Tabel 2.2-Tabel 2.5, parameter tanah yang lainnya
seperti angka pori, porositas, derajat kejenuhan, dan berat volume tanah pada saat
jenuh dapat dijelaskan pada Tabel 2.6 dan contoh perhitungan Tabel 2.6.

Laporan Mekanika Tanah | 25


FAKULTAS VOKASI

DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL

Tabel 2.6 Hasil Percobaan Parameter Lain Volgraf

Parameter Tanah Satuan Cawan 1/Pikno BA Cawan 3/Pikno ZD Cawan 16/Pikno F Rata-Rata
Berat Jenis Tanah [ϒs] gr/cm³ 1.423 1.389 1.38 1.398
Kadar Air [Wc] % 94.363 96.828 99.147 96.779
Specific Gravity [Gs] - 2.621 2.775 2.727 2.707
Berat Jenis Tanah Kering [ϒd] gr/cm³ 0.732 0.706 0.694 0.711
Angka Pori [e] - 2.6 2.933 2.929 2.814
Berat Jenis Tanah Jenuh [ϒsat] gr/cm³ 1.453 1.451 1.44 1.448
Porositas [n] - 0.721 0.746 0.745 0.737
Derajat Kejenuhan [S] % 95.869 91.632 92.294 93.265

Berat Jenis Tanah Kering [ϒd] ϒt/(1+Wc)


Angka Pori [e] [(Gs ∙ ϒw)/ϒd] - 1
Berat Jenis Tanah Jenuh [ϒsat] ϒd + [e/(1+e)] ∙ ϒw
Porositas [n] e/(1+e)
Derajat Kejenuhan [S] (Wc ∙ Gs)/e
ϒw (gr/cm³) 1

Contoh perhitungan γt , ωc , Gs sudah tertera pada Tabel 2.2-Tabel 2.5.

Contoh Perhitungan γd:

γt
γd =
(1+ωc )

1.423
= 94.366
1+( )
100

= 0.732 gr/cm3

Contoh Perhitungan e :

Gs× γw
e = −1
γd

Laporan Mekanika Tanah | 26


FAKULTAS VOKASI

DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL

0,254 ×9.81
= −1
0,732

= 2,4

Contoh Perhitungan γsat :

e
γsat = γd +( ×γw )
1+ e

2,4
= 0.732+( ×1)
1+2,4

= 7.660 gr/cm3

Contoh Perhitungan n :

e
n =
1+ e

2,4
=
1+ 2,4

= 0.706

Contoh Perhitungan Sr :

ωc × Gs
Sr =
e

94,366
= 100 )
( × 0,254

2.4

= 9.973

Laporan Mekanika Tanah | 27


FAKULTAS VOKASI

DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL

VIII. KESIMPULAN

Dari hasil praktikum diatas didapatkan kesimpulan sebagai berikut :

 Tanah 1 :
-Gamma Tanah Basah( γt ) : 1,423 gr/cm3
- Kadar Air(ωc ) : 94,366 %
- Gs : 0,254
- Gamma Tanah Kering( γd ) : 0,732 gr/cm3

- Angka Pori (e) : 2,4

- Gamma Tanah Jenuh(γsat ¿: 7,660 gr/cm3


- Porositas (n) : 0.706
- Derajat Kejenuhan (sr) : 9,973

 Tanah 2 :
-Gamma Tanah Basah( γt ) : 1,389 gr/cm3
- Kadar Air(ωc ) : 96,828 %
- Gs : 0,189

- Gamma Tanah Kering( γd ) : 0.706 gr/cm3

- Angka Pori (e) : 1.627

Laporan Mekanika Tanah | 28


FAKULTAS VOKASI

DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL

- Gamma Tanah Jenuh (γsat ¿: 6,782 gr/cm3


- Porositas (n) : 0.619
- Derajat Kejenuhan (sr) : 11,246

 Tanah 3 :
-Gamma Tanah Basah( γt ) : 1.38 gr/cm3
- Kadar Air(ωc ) : 99,780 %
- Gs : 0,209

- Gamma Tanah Kering( γd ) : 0,711 gr/cm3

- Angka Pori (e) : 1,873

- Gamma Tanah Jenuh(γsat ¿: 7,051 gr/cm3


- Porositas (n) : 0.646
- Derajat Kejenuhan (sr) : 10.884

Laporan Mekanika Tanah | 29


FAKULTAS VOKASI

DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL

PRAKTIKUM III
SONDIR
I. PRAKTIKUM
Judul Praktikum : SONDIR
Subjek :-
No. SNI :-
No. ASTM : 03-2827-2008
No. AASHTO : D.3441

II. TUJUAN UMUM


Tujuan dilakukannya sondir adalah untuk menganalisa daya dukung
tanah dan mengukur kedalaman lapisan tanah keras atau tanah
pendukung yang biasa disebut dengan tanah sondir

III. MANFAAT
Manfaat Hasil Test untuk Pekerjaan Teknis Sipil
1) Menentukan jenis atau tipe pondasi yang akan digunakan untuk
mendirikan sebuah bangunan
2) Menentukan tingkat kedalaman pondasi dimana pondasi harus mencapai
tanah keras
3) Menghitung daya dukung tanah asli dimana hal tersebut akan
mempengaruhi kenis atau desain pondasi

IV. DASAR TEORI


Pengujian Sondir atau cone penetration test (CPT) merupakan salah satu
pengujian lapangan yang bertujuan untuk mengetahui profil atau pelapisan
(stratifikasi) tanah dan daya dukungnya. Stratifikasi tanah dan daya dukung dapat

Laporan Mekanika Tanah | 30


FAKULTAS VOKASI

DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL

diketahui dari kombinasi hasil pembacaan tahanan ujung (qc) dan gesekan
selimutnya (fs). Alat sondir berbentuk silindris dengan ujungnya berupa konus.
Prosedur pengujian Sondir mengacu pada SNI 2827:2008 (Kementrian PUPR
Departemen Pekerjaan Umum : 14).
Sondir menurut kapasitasnya dibagi menjadi dua macam , yaitu :
1) Sondir ringan, memiliki kapasitas 0-250 kg/cm2 dengan kedalaman 30
meter
2) Sondir berat, memiliki kapasitas 0-600 kg/cm2 dengan kedalaman 50 meter

Sondir menurut jenis alatnya dibagi menjadi dua macam, yaitu :

1) Sondir mekanis
Sondis mekanis adalah sondir yang menghasilkan nilai tahannan ujung (qc)
dan gesekan selimut (fs) mengacu pada ASTM D.3441.
2) Sondir elektrik
Sondir elektrik adalah sondir yang menghasilkan tahannan ujung (qc),
gesekan selimut (fs), dan tekanan air pori (u) mengacu pada ASTM
D.5778.

Daftar Istilah Penting

1) Angka Banding Geser (Rf)


Angka bading geser merupakan perbandingan antara perlawanan konus
(fs/qc) yang dinyatakan dalam persen.
2) Gigi Dorong
Gigi dorong adalah gigi yang menekan penekan hidraulik melalui suatu
roda gigi yang merupakan bagian dari alat ukur penetrasi.
3) Kekuatan Geser Tanah
Kekuatan geser tanah merupakan tahanan atau tegangan geser maksimum
yang dapat ditahan oleh tanah pada kondisi pembebanan tertentu.
4) Konus
Konus adalah ujung alat penetrasi yang berbentuk kerucut untuk menahan
perlawanan tanah.

Laporan Mekanika Tanah | 31


FAKULTAS VOKASI

DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL

5) Penetrometer Konus Ganda


Penetrometer konus ganda adalah alat penetrasi konus dengan sondir
untuk mengukur komponen perlawanan ujung dan perlawanan geser lokal
terhadap Gerakan penetrasi.
6) Penetrometer Konus Tunggal
Penetrometer konus tunggal adalah alat penetrasi konus dengan sondir
untuk mengukur komponen perlawanan geser lokal terhadap gerakan
penetrasi.
7) Perlawanan Geser (fs)
Perlawanan geser merupakan nilai perlawanan terhadap gerakan penetrasi
akibat geseran yang besarnya sama dengan gaya vertikal yang bekerja
pada bid
ang geser dibagi dengan luas permukaan selimut geser, perlawanan ini
terdiri atas jumlah geseran dan gaya adhesi.
8) Perlawanan Konus/ Daya Dukung (qc)
Perlawanan Konus/ Daya dukung adalah nilai perlawanan terhadap
gerakan penetrasi konus yang besarnya sama dengan gaya vertikal yang
bekerja pada konus yang dibagi dengan luas ujung konus.
9) Selimut Bidang Geser
Selimut bidang geser adalah bagian ujung alat untuk penetrasi ganda,
tempat terjadinya perlawanan geser lokal.
10) Tegangan Geser Tanah
Tegangan geser tanah adalah perlawanan tanah terhadap deformasi bila
diberi tegangan geser.

Laporan Mekanika Tanah | 32


FAKULTAS VOKASI

DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL

Gambar 2 : Sondir Menurut SNI 2827:2008

Metode Pengeboran yang Digunakan

Metode penyondiran dilakukan dengan menggunakan jenis sondir


mekanis, untuk kapasitasnya menggunakan tipe sondir ringan dan dioperasikan
secara manual.

V. LANGKAH KERJA

A. Persiapan Pengujian
1) Siapkan lubang untuk penusukan konus pertama kalinya, biasanya
digali dengan linggis sedalam 5 cm
2) Masukkan empat buah angkur ke dalam tanah pada kedudukan yang
tepat dengan letak rangka pembeban
3) Setel rangka pembeban sehingga kedudukan rangka berdiri vertikal
4) Pasang manometer 0 MPa sampai dengan 2 MPa dan manometer 0
Mpa sampai dengan 5 Mpa untuk penyondiran tanah lembek
5) Periksa sistem hidraulik dengan menekan pipa hidraulik menggunakan
kunci piston
6) Tempatkan rangka pembeban , sehingga penekan hidraulik tepat di
atasnya
7) Pasang balok-balok penjepit pada jangkar dan kencangkan dengan
memutar baut pengencang
8) Sambungkan konus ganda dengan batang dalam dan pipa dorong serta
kepala pipa dorong; dalam dudukan ini , batang dalam selalu menonjol
keluar sekitar 8 cm di atas kepala pipa dorong
B. Prosedur Pengujian :

Laporan Mekanika Tanah | 33


FAKULTAS VOKASI

DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL

1) Tegakkan batang dalam dan pipa dorong dibawah penekan hidraulik


pada keududukan yang tepat
2) Dorong atau tarik kunci pengatur pada kedudukan siap tekan, sehingga
penekan hidraulik hanya akan menekan pipa dorong
3) Putar engkol searah jarum jam, sehingga gigi penekan dan penekan
hidraulik bergerak turun dan menekan pipa luar sampai mencapai
kedalaman 28 cm atau sesuai interval pengujian
4) Pada tiap interval 20 cm , lakukan penekanan batang dalam dengan
manarik kunci pengatur , sehingga penekan hidraulik hanya menekan
batang dalam saja atau stik nya saja
5) Putar engkol searah jarum jam dan jaga agar kecepatan penetrasi kanus
berkisar 10 mm/s sampai 20 mm/s ± 5. Selama penekanan pipa dorong
tidak boleh ikut turun karena akan mengacaukan bacaan manometer.
C. Pembacaan Hasil Pengujian
1) Baca nilai perlawanan konus pada penekan batang dalam kira-kira 4
cm pertama dan catat hasilnya di formulir data pengujian
2) Baca jumlah nilai perlawanan geser dan nilai perlawanan konus pada
penekan batang sedalam kira-kira 4 cm yang kedua

Laporan Mekanika Tanah | 34


FAKULTAS VOKASI

DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL

VI. ANALISIS DATA

Tabel bacaan sondir BACAAN


? ConeSONDIR/
Penetrometer Test
CONE PENETROMETER TEST (CPT)

Manometer Tekanan Local Friction Hambatan Jumlah


Kedalaman
Baacaan I Bacaan 2 Konus Friction Ratio Pelekat HP
(m) Kg/cm2 Kg/cm2 Kg/cm2 Kg/cm2 (%) Kg/cm2 Kg/cm2
A B C D E F G H
0 2 3 2 0.1 5 2 2
0.2 3 4 3 0.1 3.333333 2 4
0.4 4 6 4 0.2 5 4 8
0.6 4 7 4 0.3 7.5 6 14
0.8 3 4 3 0.1 3.333333 2 16
1 3 4 3 0.1 3.333333 2 18
1.2 6 7 6 0.1 1.666667 2 20
1.4 4 7 4 0.3 7.5 6 26
1.6 4 6 4 0.2 5 4 30
1.8 4 8 4 0.4 10 8 38
2 12 14 12 0.2 1.666667 4 42
2.2 5 7 5 0.2 4 4 46
2.4 5 6 5 0.1 2 2 48
2.6 4 7 4 0.3 7.5 6 54
2.8 4 5 4 0.1 2.5 2 56
3 4 6 4 0.2 5 4 60
3.2 4 8 4 0.4 10 8 68
3.4 3 5 3 0.2 6.666667 4 72
3.6 3 4 3 0.1 3.333333 2 74
3.8 5 6 5 0.1 2 2 76
4 8 10 8 0.2 2.5 4 80
4.2 9 10 9 0.1 1.111111 2 82
4.4 8 9 8 0.1 1.25 2 84
4.6 7 11 7 0.4 5.714286 8 92
4.8 7 8 7 0.1 1.428571 2 94
5 10 11 10 0.1 1 2 96
5.2 4 6 4 0.2 5 4 100
5.4 5 6 5 0.1 2 2 102
5.6 4 6 4 0.2 5 4 106
5.8 7 10 7 0.3 4.285714 6 112
6 5 6 5 0.1 2 2 114
6.2 4 5 4 0.1 2.5 2 116
6.4 4 5 4 0.1 2.5 2 118
6.6 4 5 4 0.1 2.5 2 120
6.8 5 6 5 0.1 2 2 122
7 6 8 6 0.2 3.333333 4 126
7.2 4 7 4 0.3 7.5 6 132
7.4 4 7 4 0.3 7.5 6 138
7.6 2 4 2 0.2 10 4 142
7.8 4 8 4 0.4 10 8 150
8 6 9 6 0.3 5 6 156
8.2 4 7 4 0.3 7.5 6 162
8.4 5 9 5 0.4 8 8 170
8.6 4 8 4 0.4 10 8 178
8.8 5 10 5 0.5 10 10 188
9 7 10 7 0.3 4.285714 6 194
9.2 4 8 4 0.4 10 8 202
9.4 5 9 5 0.4 8 8 210
9.6 4 8 4 0.4 10 8 218
9.8 13 14 13 0.1 0.769231 2 220
10 8 14 8 0.6 7.5 12 232
10.2 4 8 4 0.4 10 8 240
10.4 4 8 4 0.4 10 8 248
10.6 4 8 4 0.4 10 8 256
10.8 2 4 2 0.2 10 4 260
11 15 20 15 0.5 3.333333 10 270
11.2 20 22 20 0.2 1 4 274
11.4 2 4 2 0.2 10 4 278
11.6 3 4 3 0.1 3.333333 2 280
11.8 2 4 2 0.2 10 4 284
12 4 8 4 0.4 10 8 292
12.2 2 4 2 0.2 10 4 296
12.4 3 4 3 0.1 3.333333 2 298
12.6 4 6 4 0.2 5 4 302
12.8 3 4 3 0.1 3.333333 2 304
13 3 4 3 0.1 3.333333 2 306
13.2 4 6 4 0.2 5 4 310
13.4 3 4 3 0.1 3.333333 2 312
Laporan Mekanika Tanah
13.6
13.8
3
3
4
4
3
3
0.1
0.1
3.333333
3.333333
2
2
314
316
| 35
14 3 4 3 0.1 3.333333 2 318
14.2 2 4 2 0.2 10 4 322
14.4 2 4 2 0.2 10 4 326
14.6 3 4 3 0.1 3.333333 2 328
14.8 3 4 3 0.1 3.333333 2 330
15 4 5 4 0.1 2.5 2 332
FAKULTAS VOKASI

DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL

BACAAN SONDIR/ CONE PENETROMETER TEST (CPT)

Manometer Tekanan Local Friction Hambatan Jumlah


Kedalaman
Baacaan I Bacaan 2 Konus Friction Ratio Pelekat HP
(m) Kg/cm2 Kg/cm2 Kg/cm2 Kg/cm2 (%) Kg/cm2 Kg/cm2
A B C D E F G H
0 2 3 2 0.1 5 2 2
0.2 3 4 3 0.1 3.333333 2 4
0.4 4 6 4 0.2 5 4 8
0.6 4 7 4 0.3 7.5 6 14
0.8 3 4 3 0.1 3.333333 2 16
1 3 4 3 0.1 3.333333 2 18
1.2 6 7 6 0.1 1.666667 2 20
1.4 4 7 4 0.3 7.5 6 26
1.6 4 6 4 0.2 5 4 30
1.8 4 8 4 0.4 10 8 38
2 12 14 12 0.2 1.666667 4 42
2.2 5 7 5 0.2 4 4 46
2.4 5 6 5 0.1 2 2 48
2.6 4 7 4 0.3 7.5 6 54
2.8 4 5 4 0.1 2.5 2 56
3 4 6 4 0.2 5 4 60
3.2 4 8 4 0.4 10 8 68
3.4 3 5 3 0.2 6.666667 4 72
3.6 3 4 3 0.1 3.333333 2 74
3.8 5 6 5 0.1 2 2 76
4 8 10 8 0.2 2.5 4 80
4.2 9 10 9 0.1 1.111111 2 82
4.4 8 9 8 0.1 1.25 2 84
4.6 7 11 7 0.4 5.714286 8 92
4.8 7 8 7 0.1 1.428571 2 94
5 10 11 10 0.1 1 2 96
5.2 4 6 4 0.2 5 4 100
5.4 5 6 5 0.1 2 2 102
5.6 4 6 4 0.2 5 4 106
5.8 7 10 7 0.3 4.285714 6 112
6 5 6 5 0.1 2 2 114
6.2 4 5 4 0.1 2.5 2 116
6.4 4 5 4 0.1 2.5 2 118
6.6 4 5 4 0.1 2.5 2 120
6.8 5 6 5 0.1 2 2 122
7 6 8 6 0.2 3.333333 4 126
7.2 4 7 4 0.3 7.5 6 132
7.4 4 7 4 0.3 7.5 6 138
7.6 2 4 2 0.2 10 4 142
7.8 4 8 4 0.4 10 8 150
8 6 9 6 0.3 5 6 156
8.2 4 7 4 0.3 7.5 6 162
8.4 5 9 5 0.4 8 8 170
8.6 4 8 4 0.4 10 8 178
8.8 5 10 5 0.5 10 10 188
9 7 10 7 0.3 4.285714 6 194
9.2 4 8 4 0.4 10 8 202
9.4 5 9 5 0.4 8 8 210
9.6 4 8 4 0.4 10 8 218
9.8 13 14 13 0.1 0.769231 2 220
10 8 14 8 0.6 7.5 12 232
10.2 4 8 4 0.4 10 8 240
10.4 4 8 4 0.4 10 8 248
10.6 4 8 4 0.4 10 8 256
10.8 2 4 2 0.2 10 4 260
11 15 20 15 0.5 3.333333 10 270
11.2 20 22 20 0.2 1 4 274
11.4 2 4 2 0.2 10 4 278
11.6 3 4 3 0.1 3.333333 2 280
11.8 2 4 2 0.2 10 4 284
12 4 8 4 0.4 10 8 292
12.2 2 4 2 0.2 10 4 296
12.4 3 4 3 0.1 3.333333 2 298
12.6 4 6 4 0.2 5 4 302
12.8 3 4 3 0.1 3.333333 2 304
13 3 4 3 0.1 3.333333 2 306
13.2 4 6 4 0.2 5 4 310
13.4 3 4 3 0.1 3.333333 2 312
13.6 3 4 3 0.1 3.333333 2 314
13.8 3 4 3 0.1 3.333333 2 316
14 3 4 3 0.1 3.333333 2 318
14.2 2 4 2 0.2 10 4 322
14.4 2 4 2 0.2 10 4 326
14.6 3 4 3 0.1 3.333333 2 328
14.8 3 4 3 0.1 3.333333 2 330
15 4 5 4 0.1 2.5 2 332
Laporan Mekanika Tanah | 36
FAKULTAS VOKASI

DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL

Laporan Mekanika Tanah | 37


FAKULTAS VOKASI

DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL

Local Friction (Kg/cm2) Friction Ratio (%)


0 2 4 6 8 10 12
0

10

12

14

16

Tabel tekanan Konus , Cn (kg/cm2)

Laporan Mekanika Tanah | 38


FAKULTAS VOKASI

DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL

Tabel Local Friction (gesekan local ) dan Friction ratio


(kg/cm2)

Laporan Mekanika Tanah | 39


FAKULTAS VOKASI

DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL

0 50 100 150 200 250 300 350


0 0

2 2

4 4

6 6

8 8

10 10

12 12

14 14

16 16
0 50 Tekanan Konus
100 (Kg/Cm2) 150 Jumlah200
Hambata Pelekat250(JHP) (Kg/cm2)300 350

Laporan Mekanika Tanah | 40


FAKULTAS VOKASI

DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL

Untuk menghitung atau mengolah data lapangan yang didapatkan,


digunakan beberapa rumus berikut ini :

Luas Piston Plunger


1) Tekanan Konus=Bacaan I ×
Luas Konus

Laporan Mekanika Tanah | 41


FAKULTAS VOKASI

DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL

Keterangan : - Tekanan Konus (kg/cm2)


- Luas Piston Plunger (10 cm2)
- Luas Konus (10 cm2)
Luas Piston Plunger
2) Local Friction=(Bacaan II−I ) ×
Luas Selimut Bikonus
Keterangan : - Luas Selimut Bikonus (100 cm2)

Local Friction
3) Friction Ratio= × 100 %
Tekanan Konus
Keterangan : - Friction Ratio (%)
4) Hambatan Pelekat=Local Friction × Interval Pembacaan Data
Keterangan : - Hambatan Pelekat (kg/cm)
- Interval Pembacaan Data (20 cm)
5) Jumlah Hambatan Pelekat =Hasil komulatif dari Hambatan Pelekat
Keterangan : - Jumlah Hambatan Pelekat (kg/cm)

PRAKTIKUM IV
ANALISA GRADASI BUTIRAN
I. PRAKTIKUM
Judul Praktikum : ANALISA GRADASI BUTIRAN
Subjek :-
No. SNI :-

Laporan Mekanika Tanah | 42


FAKULTAS VOKASI

DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL

No. ASTM : 03-3423-1994


No. AASHTO : T-27-74

II. TUJUAN UMUM


Tujuan Pembelajaran Umum dari laporan praktikum Analisa Gradasi
Butiran ini adalah sebagai berikut :

a. Test Analisa ayakan


Percobaan ini bertujuan untuk mendapatkan distribusi butiran dari
suatu sampel tanaH asli (UDS)
 
b. Test Analisa Hidrometer
Percobaan ini bertujuan untuk mendapatkan distribusi butiran dari
suatusampel tanah yang lolos saringan no. 200.

III. MANFAAT
Manfaat Hasil Test untuk Pekerjaan Teknis Sipil :
1) Hasil tes tersebut digunakan untuk mengetahui apakah tanah
tersebut cocok untuk dapat dipakai dalam proyek-proyek
konstruksi (misal bendungan, tanggul dan bangunan
infrastruktur sipil lainnya)
2) Untuk mengetahui apakah tanah tersebut dapat di campurkan
dengan aspal atau beton

IV. DASAR TEORI

Gradasi Butir
Percobaan analisa ayakan dipakai untuk diameter butiran tanah lebih besar
dari 0.075 mm untuk standart ASTM, AASTHO, dan USCS sedangkan untuk
standart MIT dipakai untuk diameter butiran lebih besar dari 0.06 mm. Dapat
dijelaskan perbedaan antara 4 standar tersebut di bawah ini :

Tabel 3.1 Standart Ukuran Butiran dan Distribusi ukuran Butiran Tanah

Laporan Mekanika Tanah | 43


FAKULTAS VOKASI

DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL

Ada dua macam cara yang umum dipakai untuk menentukan pembagian butir
dari suatu tanah di laboratorium, yaitu :
1. Dengan Analisa Ayakan
2. Dengan Hydrometer Test
Analisa ayakan biasanya dipakai untuk yang butir-butiranya mempunyai
diameter lebih besar dari 0.075 mm untuk standart ASTM, AASTHO, dan USCS
sedangkan untuk standart MIT dipakai untuk diameter butiran lebih besar dari
0.06 mm.
Standart ukuran butiran dan distribusi ukuran butiran tanah dapat
diklasifikasikan melalui beberapa percobaan. Dan percobaan analisa ayakan ini
adalah merupakan klasifikasi tanah berdasarkan gradasi butiran.
Dari ukuran butiran ini dapat ditentukan tingkat keseragaman dan tingkat
kemampatan tanah tersebut yaitu disebut Cu dan Cc (Cu = koefisien keseragaman,
dan Cc = koefisien concavity atau koefisien gradasi). Cu dan Cc digunakan untuk
menentukan bahwa gradasi butiran itu baik atau buruk.

Laporan Mekanika Tanah | 44


FAKULTAS VOKASI

DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL

Rumus Cu dan Cc dapat dijelaskan sebagai berikut :

D60
Cu =
D10

D302
Cc =
D10 × D 60

Dimana :

D60 = Diameter tanah lolos ayakan 60 %

D30 = Diameter tanah lolos ayakan 30 %

D10 = Diameter tanah lolos ayakan 10 %

Dengan syarat sebagai berikut :

Tanah bergradasi baik : Cu > 15 dan 1 > Cc > 3

Tanah bergradasi buruk : Cu < 15 dan Cc < 1; Cc > 3

Hasil dari analisa ayakan umumnya digambarkan dalam kertas


semilogaritmik yang dikenal sebagai kurva distribusi ukuran-butiran (particle-size
distribution curve). Diameter partikel (butiran) digambarkan dalam skala
logaritmik, dan persentase dari butiran yang lolos ayakan digambarkan dalam
skala hitung biasa.
Kurva distribusi ukuran butiran dapat digunakan untuk membandingkan
beberapa jenis tanah yang berbeda-beda. Selain itu ada tiga parameter yang dapat
ditentukan dari kurva tersebut, dan parameter-parameter tersebut dapat digunakan
untuk mengklasifikasikan tanah berbutir kasar. Parameter-parameter tersebut
adalah:
a. Ukuran efektif (effective size)
Ukuran efektif atau D10 adalah diameter dalam kurva distribusi ukuran butiran
yang bersesuaian dengan 10% yang lebih halus (lolos ayakan).
b. Koefisien keseragaman (uniformity coefficient)

Laporan Mekanika Tanah | 45


FAKULTAS VOKASI

DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL

Tanah bergradasi baik akan mempunyai koefisien keseragaman lebih besar dari 4
untuk kerikil dan lebih besar dari 6 untuk pasir. Dan koefisien gradasi antara 1
sampai 3 (untuk kerikil dan pasir).

 Analisa Hydrometer Test


Analisa hydrometer digunakan untuk tanah yang diameter butiranya lebih
kecil dari 0,075 mm. Pada analisa ini, contoh tanah yang akan dites dilarutkan ke
dalam air, butir-butir tanah akan turun mengendap dengan bebas ke dasar gelas
ukur. Kecepatan mengendap dari butir-butir tanah berbeda-beda tergantung pada
ukuran butir-butir tanah tersebut. Butir tanah yang lebih besar akan mengendap
dengan kecepatan lebih cepat.
Pada metode ini, butir-butir tanah dianggap berbentuk spheres (bulat), dan
teori yang digunakan untuk mentukan kecepatan turun (mengendap) dari butir-
butir tanah dalam air adalah didasarkan pada hokum Stoke.
Kecepatan butir-butir tanah dapat dihitung sesuai dengan hukum stokes yaitu :

Dengan menganggap γw =1 gr/cm3,

L
D=K
√ t
(mm).......................................................(3)

30 µ
K=
√ G S−1
..........................................................(4)

Nilai K merupakan fungsi dari Gs dan µ yang tergantung pada temperatur


benda uji Butiran yang lebih besar akan mengendap lebih cepat dan sebaliknya
butiran lebih halus akan mengendap lebih lama di dalam suspensinya. Hukum
strokes tidak cocok untuk butiran yang lebih kecil dari 0,0002 mm.

Cara hidrometer juga bisa digunakan, yaitu dengan memperhitungkan


berat jenis suspensi yang tergantung dari berat butiran tanah dalam suspensi pada
waktu tertentu.

Laporan Mekanika Tanah | 46


FAKULTAS VOKASI

DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL

Prosedur Tes
 Analisis Ayakan
 Ambil tanah yang telah di oven sebanyak 500 gr jika ukuran butir terbesar =
4.75 mm dan > 500 gr jika ukuran butir > 4.75 mm.
 Setelah di oven, dikeluarkan dan ditumbuk dulu agar tidak ada gumpalan-
gumpalan dan agar mudah disaring.
 Tanah yang setelah ditumbuk lalu ditimbang.
 Tanah yang sudah ditimbang dimasukkan ke tempat susunan ayakan,
diguncang dengan alat pengguncang kurang lebih selama 10-15 menit, setelah
diguncang contoh tanah yang tertahan ayakan no 200 ditimbang dan
seterusnya.

 Hidrometer
 Ambil tanah lolos ayakan 200 lalu ditimbang.
 Campur tanah yang lolos ayakan No.200 tersebut dengan air, begitu pula
dengan calgon campur dengan air digelas ukur. Aduk dengan pengaduk
hingga rata menggunakan spatula (cairan calgon digunakan untuk mencegah
butir butir tanah agar tidak berflocculasi yang artinya butiran menggumpal
saling terikat yang terbuat dari campuran 40 gr calgon dan 1000 cc air
suling).
 Campuran yang sudah diaduk tadi dipindahkan ke gelas silinder yang
mempunyai volume 1000 cc. Tidak boleh ada tanah yang tertinggal,
kemudian kocok 2 campuran tersebut.
 Setelah dikocok, masukkan hydrometer serta amati perubahan 2 gelas ukur
tersebut setiap detik dari tabel yang ditentukan.

Daftar Istilah Penting ( Glossary)


 Well graded : tanah yang bergradasi baik
 Poor graded : tanah bergradasi buruk
 Gap graded : tanah bergradasi sedang

Laporan Mekanika Tanah | 47


FAKULTAS VOKASI

DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL

 Calgon : cairan yang digunakan untuk mencegah butir butir tanah agar tidak
berflocculasi yang artinya butiran yang menggumpal tidak saling terikat.

Permasalahan Teknis dan Non-Teknis Selama Pelaksanaan Praktikum


 Pada saat analisis hidrometer alat hidrometer jangan sampai tersenggol
 Ketelitian pada saat menimbang agregat

Hasil Analisis Data Praktek


Setelah dijelaskan langkah percobaan analisa saringan pada sub bab 3.5
Prosedur Tes, maka data hasil percobaan tersebut dapat dibagi menjadi 2 data
yaitu : analisa saringan dan analisa hidrometer.

 ANALISA SARINGAN
Setelah dijelaskan langkah percobaan analisa saringan pada sub bab 3.5
Prosedur Tes, maka data tentang analisa saringan dapat dijelaskan dengan Tabel
3.2 Hasil Analisis Saringan dan contoh perhitungan Tabel 3.2 Hasil Analisis
Saringan.

Berat tempat = 43,09 gram

Berat tempat + pasir = 47,94 gram

Tabel 3.2 Hasil Analisis Saringan

No Diameter Berat tempat Berat Persen Persen


Ayakan saringan MM + pasir pasir tertahan lolos (%)
tertahan yang (%)
(gram) tertahan

Laporan Mekanika Tanah | 48


FAKULTAS VOKASI

DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL

(gram)

10 2 9,,67 0,92 17,14 % 82,53 %


20 0,84 11,60 3,27 16,64 % 83,36 %
40 0,42 9,46 2,46 13,98 % 86,02 %
100 0,149 17,06 2,00 30,08 % 69,92 %
200 0,075 19,75 0,68 38,09 % 61,91 %

Contoh Perhitungan Hasil Analisis Saringan :

Berat Pasir Terta h an


Proses Tertahan = ×100 %
Berat Pasir Terta h an Total

0.92
= × 100 %
9,33

= 9,86 %

Proses Tertahan = 100 %−Proses Tertahan

= 90,14 %

Laporan Mekanika Tanah | 49


FAKULTAS VOKASI

DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL

 HIDROMETER
Setelah dijelaskan langkah percobaan analisa saringan pada sub bab 3.5 Prosedur
Tes, maka data tentang analisa saringan dapat dijelaskan dengan Tabel 3.3 Hasil Analisis
Hidrometer dan contoh perhitungan Tabel 3.3 Hasil Analisis Hidrometer.

Berat contoh tanah yang lolos saringan no. 200 = 19,07 gram

Tabel 3.3 Hasil Analisis Hidrometer

Waktu Pembacaan Hidrometer Suhu


(menit) Tanah Z (°C)
0.25 29 2
0.5 27 2
1 24 2
2 22 2
3 21 2
4 20 2
8 18 2 28
16 16.5 2
30 15 2
60 14 2
120 13 2
180 12 2
1440 10 2

Laporan Mekanika Tanah | 50


FAKULTAS VOKASI

DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL

Setelah dilakukan praktek hidrometer dan didapatkan data pada Tabel 3.3 Hasil
Analisis Hidrometer, maka perhitungan dan analisis dapat dijelaskan pada Tabel 3.5
Hasil Hidrometer Test dan contoh perhitungan Tabel 3.5 Hasil Hidrometer Test.

GS : 0.254 Z0 :2

a (Koreksi GS) : 1 CT (Koreksi Suhu) :2

KEDALAMAN : Ws :

TGL. TEST : 14 Maret 2020

Tabel 3.4 Hasil Hidrometer Test


Waktu (menit) Temperatur L/t D
Ct = F1 Ra Z0 = F2 Rc Ra + 1 L K Lolos (%)
t (⁰C) Grafik Analisa Hidrometer (cm/menit) (mm)
0.25 28 2.50 46.1 2 46.60 47.1 11.4 45.6 0.01253 0.085 91.885
0.5 100 91.885
28 91.2942.50 45.8 2 46.30 46.8 11.7 23.4 0.01253 0.061 91.294
1 28 88.73087.745
2.50 86.759
44.5 2 45.00 45.5 12.15 12.15 0.01253 0.044 88.730
90
2 28 2.50 44.0 80.843
2 44.50 45.0 12.5 6.25 0.01253 0.031 87.745
83.209 2
3 80 28 2.50 43.5 73.942
44.00 44.5 12.7 4.23 0.01253 0.026 86.759
4 28 2.50 41.7 2 68.027 42.7
42.20 12.85 3.21 0.01253 0.022 83.209
8 70 28 2.50 40.5 2 41.00 60.140
41.5 13.2 1.65 0.01253 0.016 80.843
59.154
58.36513.4
16 60 28 2.50 37.0 2 37.50 38.0 0.8457.379 0.01253 0.011 73.942
Persentase Lolos (%)

30 28 2.50 34.0 2 34.50 35.0 13.65 0.46 0.01253 0.008 68.027


60 50 28 2.50 30.0 2 30.50 31.0 13.8 0.23 0.01253 0.006 60.140
120 28 2.50 29.5 2 30.00 30.5 14 0.12 0.01253 0.004 59.154
40
180 28 2.50 29.1 2 29.60 30.1 14.15 0.08 0.01253 0.004 58.365
1440 30 28 2.50 28.6 2 29.10 29.6 14.45 0.01 0.01253 0.001 57.379

20
10
0
0.1 0.01 0
D (mm)
Garis Analisa Hidrometer

Laporan Mekanika Tanah | 51


FAKULTAS VOKASI

DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL

Tabel 3.5 Penentuan Harga a

Tabel 3.6 Penentuan Harga K

Laporan Mekanika Tanah | 52


FAKULTAS VOKASI

DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL

Tabel 3.7 Penentuan Harga L

Contoh Perhitungan Hasil Analisis Hidrometer :

Laporan Mekanika Tanah | 53


FAKULTAS VOKASI

DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL

Rc = Ra−Z 0+ CT

Rc ×a
Proses lolos = ×100 %
Ws

L = lihat tabel

L
L/t =
t

K = lihat table

L
D =K
√ t

V. Kesimpulan

Setelah dilakukan percobaan diatas dapat dismpulkan bahwa :

Cu (Koefisien Keseragaman) bernilai 5 dan Cc(Koefisien Keragaman) bernilai 0.4, maka


dapat diartikan bergradasi buruk karena yang bergradasi baik nilai Cu sama dengan lebih
besar 15 dan Cc diantara 1 dan 3.

Laporan Mekanika Tanah | 54


FAKULTAS VOKASI

DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL

BAB IV

ALTERBERG LIMIT

4.1 Dasar Teori


Perubahan tanah dari keadaan yang satu ke keadaan yang lain sangat penting
diperhatikan sifat-sifat fisiknya. Batas kadar air tanah dari satu keadaan dikenal sebagai
batas-batas kekentalan atau konsistensi. Dengan mengetahui batas-batas konsistensi
tanah maka dapat ditentukan jenis, sifat, dan klasifikasi tanah.

Batas-batas konsistensi terdiri atas:

1. Batas Cair (Liquid Limit) = LL


Menyatakan kadar air minimum dimana tanah masih dapat mengalir dibawah
beratnya atau kadar air tanah pada batas antara keadaan cair ke keadaan plastis.

2. Batas Plastis (Plastis Limit) = PL


Menyatakan kadar air minimum dimana tanah masih dalam keadaan plastis atau
kadar air minimum dimana tanah dapat digulung-gulung sampai diameter 3,1 mm (1/8
inchi).

3. Batas Susut (Srinkage Limit) = SL


Menyatakan batas dimana sesudah kehilangan kadar air, selanjutnya tidak
menyebabkan penyusutan volume tanah lagi.

Batas-batas Atterberg’s dapat digambarkan lokasinya sebagai berikut :

Laporan Mekanika Tanah | 55


FAKULTAS VOKASI

DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL

Gambar 4.1 Batas-batas Atterberg's

Selain itu ketiga parameter tersebut dapat digunakan untuk menentukan klasifikasi
tanah melalui 2 standar yaitu USCS dan AASHTO dapat dijelaskan dengan tabel dibawah
ini:

Tabel 2.1 Klasifikasi Tanah Menurut Standart USCS

Laporan Mekanika Tanah | 56


FAKULTAS VOKASI

DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL

Tabel 3.2 Klasifikasi Tanah Menurut Standart AASHTO

4.2 Tujuan Praktek Kerja


1) Tujuan Umum: Untuk menentukan kadar air dari contoh tanah pada batas
mengkerut, dimana sudah tidak ada lagi pengurangan volume apabila air diuapkan
atau dikeringkan. Tujuan pengujian ini untuk memperoleh batas plastis tanah, yang
selanjutnya digunakan untuk menentukan jenis, sifat dan klasifikasi tanah.

Laporan Mekanika Tanah | 57


FAKULTAS VOKASI

DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL

2) Tujuan Khusus :
 Dapat menentukan nilai batas susut/kerut (SL) tanah
 Dapat menggunakan peralatan yang digunakan

4.3 Penggunaan Hasil Tes Untuk Pekerjaan Teknik Sip il


 Untuk menentukan korelasi dari beberapa parameter tanah fisis
 Untuk menentukan klasifikasi tanah sesuai standar klasifikasi

4.4 Prosedur Tes


 Menentukan Batas Cair (LL)
1. Siapkan 200 gr contoh tanah yang lolos saringan no 40 diatas plat kaca pengaduk
2. Aduk benda uji (100 gr tanah) dengan menambah air suling sedikit demi sedikit
sampai homogenya menggunakan spatula
3. Setelah contoh tanah menjadi campuran yang rata (homogen), ambillah sebagian
benda uji dan letakkan di atas mangkok alat batas cair, ratakan permukaan
sedemikian sehingga sejajar dengan dasar alat, bagian yang paaling tebal harus ±
1,0 cm
4. Buatlah alur dengan jalan membagi dua buah bagian dalam mangkok itu, dengan
menggunakan alat pembalut alur (grooving tool) melalui garis tengah pemegang
mangkok dan simetris atau lurus
5. Kemudian putar alat sehingga mangkok naik dan jatuh. Pemutar ini dilakukan terus
hingga dasar alur contoh tanah bersinggungan sepanjang kira-kira 1,25 cm dan
catat jumlah putarannya pada saat bersinggungan
6. Ulangilah langkah pada langkah 3-5 sebanyak 4 kali percobaan untuk campuran
yang lebih banyak kadar airnya, kemudian masukkan pada cawan yang telah
dipersiapkan untuk pemeriksaan kadar air
7. Kemudian catat hasil dari praktikum tersebut dalam tabel yang telah disediakan

 Menentukan Batas Plastik (PL)

Laporan Mekanika Tanah | 58


FAKULTAS VOKASI

DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL

1. Memasukkan contoh tanah yang lolos no 40 secukupnya diatas plat kaca, kemudian
tambahkan air dan diaduk secara merata
2. Setelah air cukup merata buatlah bola-bola tanah dari benda uji itu seberat 8 gr,
kemudian bola-bola tanah itu digeleng diatas plat kaca
3. Penggelengan dilakukan dengan ujung jari-jari yang dirapatkan dengan kecepatan
80-90 giling permenit
4. Penggilingan dilakukan terus hingga sampai benda uji membentuk batang dengan
diameter 3 mm (sesuai batang pembanding). Jika pada waktu penggelengan itu
ternyata sebelum benda uji belum mencapai diameter 3 mm sudah retak, maka
benda uji disatukan kembali
5. Benda uji yang disatukan tambah air sedikit dan diaduk sampai merata. Jika
ternyata penggelengan bola-bola itu bisa mencapai diameter lebih kecil dari 3 mm
tanpa menunjukkan retakan-retakan, maka contoh perlu dibiarkan bebebrapa saat
di udara, agar kadar airnya berkurang sedikit
6. Pengaduk dan penggilingan diulangi terus sampai retakan-retakan itu terjadi tepat
pada saat gilingan mempunyai diameter 3 mm
7. Periksa kadar air batang tanah pada langkah 6 dengan cara yang sama
8. Ulangi percobaan itu satu kali lagi dari langkah 1 hingga langkah 6

 Menentukan Batas Susut (SL)


1. Ambil tanah sebanyak ±200 gr lalu masukkan kedalam saringan no 40 dan saringlah
2. Tanah yang lolos saringan no 40, lalu kita tambahkan air hingga merata. Campuran
tanah ini kita ambil dan kemudian kita cetak ke dalam mangkok sringkage limit
yang sebelumnya kita timbang dan diolesi vaselin yang tipis dan merata untuk
menghindari gaya adhesi antara tanah tersebut dengan mangkok sringkage limit
3. Getarkan mangkok yang telah terisi tanah dengan cara mengetuk-ngetuk pada
lantai dengan maksud mengeluarkan gelembung-gelembung udara yang berada
dalam tanah sehingga diperoleh kondisi campuran yang bisa dianggap fully
saturated

Laporan Mekanika Tanah | 59


FAKULTAS VOKASI

DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL

4. Ratakan permukaan tanah yang terdapat didalam magkok dengan penggaris dan
bersihkan mangkok tersebut dari tanah yang menempel pada sisi luarnya dengan
kertas tisu
5. Camouran tanah dengan mangkok kita timbang beratnya lalu dimasukkan kedalam
oven selama 24 jam. Kemudian kita timbang berat keringnya untuk menentukan
kadar airnya
6. Setelah itu contoh tanah tersebut kita keluarkan dan kita masukkan kedalam
mangkok lain yang telah diisi penuh oleh raksa yang diletakkan dalam mangkok
peluberan
7. Contoh tanah tersebut kita tekan dengan plat kaca berpaku sampai plat kaca
tersebut rata dengan permukaan mangkok, sehingga air raksa tumpah dan
ditampung dalam mangkok peluberan
8. Air raksa yang tumpah tersebut kita timbang beratnya. Berat air raksa tumpah ini
dibagi dengan BJ air raksa (13,6) merupakan volume contoh tanah kering (Vd)
9. Untuk menghitung volume mula-mula isi mangkok sringkage limit dengan air raksa
sampai penuh dan ratakan dengan plat kaca yang dilengkapi dengan 3 paku. Air
raksa yang ada dalam mangkok kita timbang beratnya. Berat air raksa ini dibagi
dengan BJ air raksa adalah merupakan volume contoh tanah mula-mula (Vi)
10. Lakukan percobaan ini minimal 2 kali contoh tanah

4.5 Daftar Istilah Penting ( Glossary)


 Porselin adalah bahan keramik yang dibuat dengan pemanasan, dan pada
umumnya kaolin, ditanur dengan suhu antara 1.200 and 1.400 °C
 Air suling adalah air biasa yang direbus untuk mendapatkan uapnya yang kemudian
dikondensasi (diembunkan) dan dikumpulkan dalam wadah yang bersih.
 Spatula adalah alat untuk mengambil objek
 Homogen adalah istilah yang digunakan untuk menunjukkan bahwa suatu hal
tersebut adalah sama baik itu sifatnya, tingkah lakunya dan karakteristiknya. 
 Mangkuk Cassagrande adalah alat uji batas cair
 Grooving tool adalah alat untuk membuat alur pada mangkuk cassagrande
 Kadar air adalah persentase kandungan air pada suatu bahan yang dapat

Laporan Mekanika Tanah | 60


FAKULTAS VOKASI

DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL

dinyatakan berdasarkan berat basah (wet basis) atau berdasarkan berat kering (dry
basis).
 Container adalah wadah atau penampung
 Vaseline adalah zat lemak yang terbuat dari minyak bumi gabungan benda semi
padat dan hidrokarbon
 Oven adalah alat untuk mengeringkan kandungan air suatu sampel

4.6 Permasalahan Teknis dan Non-Teknis Selama Pelaksanaan


Praktikum
Tidak boleh retaknya tanah saat menggiling tanah sampai ukuran yang kecil pada
praktikum batas plastis

4.7 Hasil Analisis Data Praktek


Setelah dijelaskan langkah percobaan analisa saringan pada sub bab 4.5 Prosedur
Tes, maka data hasil percobaan tersebut dapat dibagi menjadi 3 data yaitu : Batas Cair,
Batas Plastik, Batas Susut.

Laporan Mekanika Tanah | 61


FAKULTAS VOKASI

DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL

 MENENTUKAN BATAS CAIR (LL)


Setelah dijelaskan langkah percobaan batas cair pada sub bab 4.5 Prosedur Tes,
maka data tentang batas cair dapat dijelaskan dengan Tabel 4.1 Hasil Percobaan Batas
Cair (LL) dan contoh perhitungan Tabel 4.1Hasil Percobaan Batas Cair (LL).
Tabel 4.1 Hasil Percobaan Batas Cair (LL)

No Cawan 1 2 3 4

Berat Cawan (gram) 30,37 31,49 31,83 29,84

Berat Cawan + 53,54


54,42 57,88 60,21
Tanah Basah (gram)

Berat Air -
- - -
(gram)

Jumlah Pukulan 50 40 40 24

Tanah Kering
21,88 22,15 25,71
(gram)

Kadar Air
83,78 75,49 59,98
(%)

Batas Cair (%) 71.61%

Batas Cair
90

80

70

60

50
kadar air

^y =– 34log (x) + 119.14


40

30

20

10

0
10 100
jumlah ketukan

Laporan Mekanika Tanah | 62


FAKULTAS VOKASI

DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL

Gambar 4.2 Hasil Percobaan Batas Cair (LL)

Menentukan batas cair melalui grafik yaitu dengan rumus :

Y = -34 log(x) + 119.14

Y = -34 log(25) + 119.14

Y = 71.61 %

 MENENTUKAN BATAS PLASTIK (PL)


Setelah dijelaskan langkah percobaan batas plastik pada sub bab 4.5 Prosedur Tes,
maka data tentang batas plastik dapat dijelaskan dengan Tabel 4.2 Hasil Percobaan
Batas Plastik (PL) dan contoh perhitungan Tabel 4.2 Hasil Percobaan Batas Plastik (PL).
Tabel 4.2 Hasil Percobaan Batas Plastik (PL)

No Cawan 54

Berat Cawan (gram) 44,87 49,51

Berat Cawan + Tanah


53,81 48,38
Basah (gram)

Berat Cawan + Tanah


52,92 47,66
Kering (gram)

Tanah Kering(gram) 8,05 3,15

Berat Air(gram) 0,89 0,72

Kadar Air (%) 11,06 22,86

Batas Plastik (%) 16,96%

Contoh perhitungan batas plastik (PL) :

Laporan Mekanika Tanah | 63


FAKULTAS VOKASI

DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL

MENENTUKAN BATAS SUSUT (SL)


Setelah dijelaskan langkah percobaan batas susut pada sub bab 4.5 Prosedur Tes,
maka data tentang batas susut dapat dijelaskan dengan Tabel 4.3 Hasil Percobaan Batas
Susut (SL) dan contoh perhitungan Tabel 4.3 Hasil Percobaan Batas Susut (SL).
Tabel 4.3 Hasil Percobaan Batas Susut (SL)

No Cawan Satuan III

Berat Cawan Logam Gram 19.17

Berat Cawan + Hg yang


Gram 226.14
diratakan

Berat Cawan + tanah basah Gram 45.04

Berat Cawan + tanah kering Gram 33.6

Berat Hg yang luber Gram 114.68

Berat tanah basah Gram 25.87

Berat tanah kering Gram 14.43

Kadar air % 79.28

Volume Basah (V) cm3 15.22

Volume Kering (Vd) cm3 8.43

Batas Susut % 32.25

Batas Susut Rata-Rata % 32.96

Contoh perhitungan batas susut (SL) :

(V −Vd)
SL = ω−( × 100)
Wd

(15.22−8.43)
= 79.28−( × 100)
14.43
= 32.25%

4.8 Kesimpulan
Dari hasil praktikum diatas didapatkan kesimpulan sebagai berikut :

Laporan Mekanika Tanah | 64


FAKULTAS VOKASI

DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL

- Batas Cair : 71.61 %


- Batas Plastik : 16.96 %
- Batas Susut : 32.96 %

- PI : LL-PL = 71.61-16.96 = 54.65 %

- Menurut klasifikasi AASTHO jika diketahui batas-batas diatas maka dapat

dikelompokkan tanah berjenis A-2-7.

- Menurut klasifikasi USCS jika diketahui batas-batas diatas maka dapat

dikelompokkan tanah berjenis SC (pasir berlanau organik).

Laporan Mekanika Tanah | 65


FAKULTAS VOKASI

DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL

BAB V

PROCTOR
5.1 Dasar Teori
Test Kepadatan tanah dilaboratorium baik dengan Standart Proktor Test maupun
Modified Proktor Test dilakukan untuk mendapatkan hubungan antara kadar air dan
berat volume tanah kering sehingga dapat ditentukan besarnya kadar air optimum atau
Optimum Moisture Content (OMC). Contoh tanah yang dipakai untuk percobaan
laboratorium adalah yang lolos ayakan no. 4, baik standart ASTM maupun AASTHO,
sedangkan γ Zero Air Void adalah pada derajat kejenuhan 100%. Pada perhitungan
dipakai perumusan:
γt
γd = (gram/cm3).............................................(1)
1+ Wc
Gs x γw
γZav = (gram/cm3) ........................................(2)
1+ Wc x Gs
Untuk mencari derajat kejenuhan pada γ dmax :
γw x SR
γdmax = γw (gram/cm3)...........................
Wcoptimum+
γs ( )
x SR

(3)
Pengujian dengan Standart Proktor Test maupun dengan Modified Proktor Test
hasilnya selalu digambarkan sebagai lengkung kepadatan antara Berat Volume Kering
dan Kadar Air sehingga dapat ditentukan basarnya γd max dan Wc Optimum, seperti
pada gambar dibawah ini :
a. STANDART PROKTOR TEST
Pengujian dengan Standart Proktor Test, pemukulan contoh tanah dilakukan 3
tahap yaitu masing-masing dengan 1/3 bagian contoh tanah dipukul 25 kali, dimana
berat pemukulnya 5,5 lb dan jarak pemukulannya 1 ft.
b. MODIFIED PROKTOR TEST (Informasi saja, tidak dipraktekkan)

Laporan Mekanika Tanah | 66


FAKULTAS VOKASI

DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL

Pengujian dengan Standart Proktor Test, pemukulan contoh tanah dilakukan 3


tahap yaitu masing-masing dengan 1/5 bagian contoh tanah dipukul 56 kali, dimana
berat pemukulnya 10 lb dan jarak permukulannya 1,5 ft.

Berat air = (Berat cawan + tanah basah) – (berat cawan + tanah kering) (4)

BeratTanah
Berat Volume = VolumeMold ......................................(5)

BeratAir
100%
Kadar Air / Wc = ( BeratCawan  TanahKering )  BeratCawan ............(6)

BeratVolume
Wc
(1  )
Berat Volume Kering = 100 .....................................(7)

5.2 Tujuan Praktek Kerja


1) Tujuan Umum: Untuk menentukan hubungan antara kadar air dan berat volume
tanah kering sehingga dapat ditentukan besarnya kadar air optimum atau Optimum
Moisure Content (OMC).
2) TujuanKhusus :
 Dapat menerangkan prosedur percobaan Standard Proctor Test dan Modified
Proctor Test
 Dapat menentukan besarnya γd max dan w optimum dari gambar grafik lengkung
kepadatan
 Dapat menggunakan peralatan yang digunakan

5.3 Penggunaan Hasil Tes Untuk Pekerjaan Teknik Sipil


Pada pembuatan timbunan tanah untuk jalan raya,dam tanah, dan struktur lainnya.
Tanah yang lepas (renggang)haruslah dipadatkan dimana air sebagai unsur pelumas
pada tanah sehingga berat volume keringnya meningkat.Pemadatan Tanah berfungsi

Laporan Mekanika Tanah | 67


FAKULTAS VOKASI

DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL

untuk meningkatkan kekuatan tanah sehingga dapat meningkatkan daya dukung


pondasi diatasnya.

5.4 Prosedur Tes


1. Ambil Contoh tanah sebanyak ± 3 kg yang akan ditest diayak dengan saringan
no.4.Tanah hasil ayakan ditaruh pada lengser dan dicampur dengan air sebanyak
75 cc sampai dengan 100 cc ( tergantung basah kering contoh tanah ) dan diaduk
sampai benar-benar merata.
2. Cetakan dan plat dasarnya ditimbang ( W1).
3. Silinder perpanjangan bagian atas cetakan dipasang.Campuran tanah hasil langkah
(2) dimasukkan kedalam cetakan kira-kira 1/3 lebih dari tinggi cetakan dan
kemudian ditumbuk atau dipadatkan dengan alat penumbuk sebanyak 25 kali.
Untuk lapisan ketiga (paling atas) harus tanah dilebihkan sehingga pada saat
dipadatkan pada tumbukan sebanyak 25 kali (yang terakhir) bagian atas dari
permukaan tanah tersebut masih lebih tinggi dari silinder
4. Silinder perpanjangan dilepaskan dengan hati-hati supaya tidak merusak tanah yang
telahdipadatkan.
5. Dengan menggunakan spatula, kelebihan tanah diatas cetakan tersebut dipotong
secara perlahan-lahan dan sedikit demi sedikit hingga permukaan tanah yang
dipadatkan tepat pada atas cetakan silinder.
6. Cetakan silinder yang terisi langkah (5) ditimbang (=W2).
7. Plat dasar cetakan silinder yang contoh tanah dilepas dan dikeluarkan tanah yang
didalamnyadengan menggunakan alat pengeluar contoh (jack).
8. Tanah hasil langkah (7) diambil sedikit, tempatkan pada cawan, kemudian timbang
beratnyauntuk pemeriksaan kadar air.
9. Contoh tanah hasil langkah (8) dimasukkan kedalam oven untuk pengeringan.
10. Gumpalan tanah hasil langkah (7) dipecahkan, kemudian sisa tanah dalam lengser
hasillangkah ( 2 ) dicampur dengan contoh tanah tersebut, kemudian tambahkan air
75 cc sampai dengan 100 cc air suling dan diaduk sampai merata.
11. Ulangi percobaan awal sampai akhir ( langkah 4 sampai langkah 12 ) beberapa kali

Laporan Mekanika Tanah | 68


FAKULTAS VOKASI

DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL

lagisehingga didapat berat cetakan silinder yang berisi contoh tanah ( langkah 2 )
lebih ringan dibanding sebelumnya.
12. Kemudian ulangi test ini sampai didapat minimal dua kali pembacaan harga yang
lebih ringan (pembacaan harga atau berat volume kering yang paling kecil).

5.5 Daftar Istilah Penting ( Glossary)


 Air suling adalah air biasa yang direbus untuk mendapatkan uapnya yang kemudian
dikondensasi (diembunkan) dan dikumpulkan dalam wadah yang bersih.
 Kadar air optimum adalah kadar air pada tanah dimana tanah memiliki berar
volume kering yang maksimum

5.6 Permasalahan Teknis dan Non-Teknis Selama Pelaksanaan


Praktikum
Pada saat praktikum pemadatan tanah (proctor) kita mendapatkan kesusahan
dalam mencari penurunan berat mold + tanah yang sudah ditumbuk.

5.7 Hasil Analisis Data Praktek


Setelah dijelaskan langkah percobaan proktor pada sub bab 5.5 Prosedur Tes,maka
data tentang proktor dapat dijelaskan dengan Tabel 5.1 Hasil Analisis Proctordan
contoh perhitungan Tabel 5.1 Hasil Analisis Proctor.

Percobaan ke- 1 2 3 4 5 6
No. Cawan A B C D E F
Berat Cawan (gr) (A) 48.72 47.88 46.22 52.23 47.78 40.52
Berat Cawan + Tanah Basah (gr) (B) 154.98 139.83 118.02 129.95 160.26 168.14
Berat Cawan + Tanah Kering (gr) (C) 151.37 135.02 111.9 120.57 143.17 146.7

Laporan Mekanika Tanah | 69


FAKULTAS VOKASI

DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL

Berat Mold (gr) (D) 4328 4328 4328 4328 4328 4328
Berat Mold + Tanah Basah (gr) (E) 5898 5980 6080 6152 6191 6156
Berat Tanah Basah [Ws] (gr) (F) 1570 1652 1752 1824 1863 1828
Volume Mold [V] (cm³) (G) 889.31 889.31 889.31 889.31 889.31 889.31
Berat Volume Tanah [ϒs] (gr/cm³) (H) 1.765 1.858 1.970 2.051 2.095 2.056
Kadar air [Wc] (%) (I) 3.517 5.520 9.318 13.725 17.916 20.192
Berat Volume Kering [ϒd] (gr/cm³) (J) 1.705 1.760 1.802 1.803 1.777 1.710
ϒzav (Zero Air Void ) (K) 2.438 2.324 2.136 1.952 1.805 1.733

Tabel 5.1 Hasil Analisis Proctor

Perhitungan GS
No. Piknometer A
Berat Piknometer (gr) 139.56
Berat Piknometer + Tanah Kering (gr) 263.84
Berat Piknometer + Tanah + Air (gr) 465.83
Berat Piknometer + Air (gr) 388.17
1.0027
Koreksi Bj Air pada Suhu ...°C (pikta) [T1]
8
1.0034
Koreksi Bj Air pada Suhu ...°C (pika) [T2]
9
Specific Gravity [Gs] 2.667

Tabel 5.2 Hasil Analisis Proctor piknometer

Keterangan :A = Ditimbang
B = Ditimbang
C = Ditimbang
D = Ditimbang
E = Ditimbang
F = D-E
1
G= π d2t
4
F
H=
g
B
I = × 100 %
C

Laporan Mekanika Tanah | 70


FAKULTAS VOKASI

DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL

Gs
J=
(1+W ×Gs)

Contoh Perhitungan No Cawan 28 :

1
Volume Mold = π d2t
4

1 2
= ×3.14 × 10.2 ×11.2
4

= 914.71cm3

D = 123.63 - 46.24
= 77.39 gram
E = 120.38- 46.24
= 74.14 gram
F = 77.39 - 74.14
= 3.25 gram
I = 5985 - 4245
= 1740 gram
1740
K =
914.71
= 1.902 gr/cc
3.25
L = × 100 %
74.14
= 4.384 %
1.902
M = 4.384
1+( )
100
=1.822 gr/cc
2.65
N =
(1+ 4.384/100 ×2.65)
= 2.374 gr/cc

Laporan Mekanika Tanah | 71


FAKULTAS VOKASI

DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL

GRAFIK PEMADATAN DAN γZAV


2.20

2.15
Berat Volume Tanah Kering, γd (gr/cm³)

2.10

2.05

2.00

1.95
γ
1.90 γzav

1.85

1.80

1.75

1.70

1.65
2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22

Kadar Air, wc (%)

Laporan Mekanika Tanah | 72


FAKULTAS VOKASI

DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL

Gambar 5.1 Grafik Hasil Analisis Proktor

5.8 Kesimpulan
Dari hasil praktikum dan grafik didapatkan kesimpulan sebagai berikut :

Laporan Mekanika Tanah | 73


FAKULTAS VOKASI

DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL

γ
- dmax = 1,874 gram/cc
-ω optimum = 14,1 %
- Grafik hubungan γ ddanω tidak melebihi atau memotong grafik dari γ zav yang artinya
tanah tersebut masih memiliki rongga udara dikarenakan jika terletakpada grafik γ zav
maka keadaan tanah tersebut tidak ada rongga udara sama sekali dan itu sulit dicapai
dalam praktek.

Laporan Mekanika Tanah | 74


FAKULTAS VOKASI

DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL

BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Laporan Mekanika Tanah | 75


FAKULTAS VOKASI

DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL

Daftar Pustaka

ITS Tim dosen Pemetaan Prodi Diploma Teknik Sipil shareITS [Online] // Shareits.ac.id. -
2014. - 21 03 2019. - http://share.its.ac.id/course/view.php?id=1108&section=1.

KBBI Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) [Online] // Kamus Besar Bahasa Indonesia
(KBBI). - 21 03 2019. - kbbi.web.id.

Das, Braja M,.Endah, Noor. Dan Mochtar, Indrasurya B.1988, Mekanika Tanah (Prinsip-
Prinsip Rekayasa Geoteknik)-Jilid I, Erlangga Jakarta.

Das, Braja M,.Endah, Noor. Dan Mochtar, Indrasurya B.1988, Mekanika Tanah (Prinsip-
Prinsip Rekayasa Geoteknik)-Jilid II, Erlangga Jakarta Hardiyatmo, Hary Christady.
2006.Mekanika Tanah 1, Gajah Mada University Press, Jogjakarta

Laporan Mekanika Tanah | 76

Anda mungkin juga menyukai