DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 1
Kami berharap laporan ini dapat bermanfaat dan menjadi literatur bagi
pembaca dalam pengujian Sondir. Kami juga mengharapkan kritik dan saran yang
sifatnya membangun dari berbagai pihak, sehingga nantinya berguna untuk
perbaikan dan kesempurnaan tugas selanjutnya. Semoga Laporan Penyelidikan
Tanah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
TIM PENULIS
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
KATA PENGANTAR ii
ii
DAFTAR ISI iii
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Maksud Dan Tujuan 2
1.3 Manfaat 2
1.4 Ruang Lingkup 2
DAFTAR PUSTAKA 18
LAMPIRAN
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
Oleh karena itu, maka diperlukan penyelidikan tanah untuk mengetahui
karakteristik tanah secara lengkap sebelum perencanaan pembangunan showroom
MCmoon dimulai agar aman secara teknis dan ekonomis serta lancar saat
pelaksanaannya.
1.2 Maksud dan Tujuan
Maksud dan tujuan dari pengujian tanah ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui daya dukung tanah agar disesuaikan dengan perencanaan
bangunan
2. Untuk menyampaikan keadaan pelapisan tanah berupa penurunan
(settlement), lokasi muka air, hingga kemungkinan adanya permasalahan
lingkungan pada daerah pengujian.
3. Untuk menyampaikan rekomendasi jenis pondasi yang cocok digunakan
pada daerah pengujian.
1.3 Manfaat
1. Dapat mengetahui daya dukung tanah agar disesuaikan dengan perencanaan
bangunan.
2. Dapat mengetahui informasi pelapisan tanah berupa penurunan (settlement),
lokasi muka air, hingga kemungkinan adanya permasalahan lingkungan
pada daerah pengujian.
3. Memperoleh rekomendasi jenis pondasi yang cocok digunakan pada daerah
pengujian.
1.4 Ruang lingkup
Ruang lingkup dalam pengujian yang dilakukan pada proyek ini adalah
penyelidikan lapangan dengan menggunakan pengujian Cone Penetration Test
(CPT). Pengujian CPT ini dilakukan pada 5 titik untuk pembangunan gedung
showroom mobil 2 lantai.
2
1.5 Umum dan Lokasi kegiatan
Nama Proyek : Pembangunan Showroom Mobil McMoon Makmur
Jaya
Pemilik : PT. McMoon Makmur Jaya
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
4
akibat tertekannya, yaitu: Pertumbuhan dan perkambangan perakaran tanaman,
Respirasi akar, Absorsi atau penyerapan air dan unsur hara. Serapan hara yang
paling terganggu adalah kalium, kemudian kalsium, magnesium, nitrogen, dan
fosfor, Aktifitas microbia yang terkait dengan kesuburan tanah (Baver, 1951).
Warna tanah secara langsung mempengaruhi penyerapan sinar matahari dan
salah satu faktor penentu suhu tanah, sedangkan secara tidak langsung warna
tanah berhubungan dengan sifat-sifat tanah, misal informasi subsoil drainase,
kandungan bahan organik dan surface horizon. Warna tanah diukur dengan
menggunakan standar warna (Soil Munsell Color Chart). Warna tanah disebabkan
oleh adanya bahan organik dan status oksidasi senyawa besi dalam tanah. yang
dibentuk oleh bahan induk basalt sering berwarna sangat gelap jika tanah tersebut
mengandung sedikit atau tidak ada bahan organik. Status oksidasi besi terutama di
lapisan bawah: tanah yang aerasi dan drainase bagus, senyawa besi berada dalam
bentuk oksidasi (Ferri/Fe3+) dan memberikan warna merah atau kuning; tanah
yang aerasi dan drainase jelek, senyawa besi yang tereduksi dalam bentuk ferro
(Fe+) akan memberikan warna abu-abu (Foth, 1988).
5
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Umum
Penelitian pada tanah yang dilakukan untuk mendapatkan informasi berupa
data tanah yang sangat diperlukan untuk berbagai perencanaan konstruksi suatu
bangunan. Dari penelitian tersebut akan diketahui parameter mekanis tanah,
dimana penelitian ini dapat dilakukan baik di laboratorium maupun langsung
dilakukan di lokasi yang telah diketahui data tanahnya. Untuk mendapatkan data
tanah yang sesuai dengan keadaan sebenarnya dilapangan, penulis menggunakan
metode sondir dengan data sondir yang ada di kabupaten Fak-fak-Papua Barat.
Adapun metode penelitian yang digunakan adalah sebagai berikut :
6
3.2 Lokasi Penelitian
Lokasi pengujian sondir dilakukan di Kabupaten Fak-fak-Papua Barat dengan
pengambilan data dari lapangan, dengan kedalaman maksimum 8 meter dengan
lokasi Jl. Ahmad Yani Kabupaten Fakfak, Papua Barat,untuk perencanaan
pembangunan Gedung Showroom Mobil Haji McMoon Makmur, oleh
PT.McMoon Makmur.
7
3.5 Pembuatan Peta Kontur
Langkah-langkah kerja dalam pembuatan peta kontur berdasarkan nilai
tekanan ujung (qc) :
1. Data sondir yang didapat dipisahkan tiap tiap kedalaman 0,2 m.
2. Kemudian hitung nilai qc pada setiap kedalaman 0,2 m.
3. Nilai yang telah dipisahkan tersebut kemudian diplotkan kedalam peta sesuai
dengan titik-titik lokasi penelitian.
4. Antara satu titik lokasi penelitian dengan titik yang lain selanjutnya dibuat garis
penghubung (garis bantu) dengan tidak saling berpotongan.
5. Pada garis bantu tersebut, dihitung nilainya dengan metode interpolasi.
6. Setelah nilai-nilai didapat, lalu dibuat garis kontur dengan menghubungkan
nilai-nilai yang sama pada garis bantu tersebut.
7. Untuk setiap konsistensi tanah diberi warna yang berbeda.
3.6 Interpretasi Data Tanah
Secara umum data yang diperoleh dari hasil pengujian sondir dapat
diinterpretasikan dengan menggunakan korelasi yang direkomendasikan oleh
Sanglerat (1972) sebagaimana yang disajikan pada Tabel 3.1 sehingga dapat
diketahui konsistensi perlapisan tanahnya.
Tabel 3.1 Klasifikasi konsistensi tanah berdasarkan nilai tahanan ujung konus
Tahanan Konus, qc
Konsistensi
Kg/cm2 kN/cm2
Sangat Lunak (very soft) 0-6 0-500
Lunak (soft) 6-10 588-980
Teguh (stiff) 10-30 980-2940
Kenyal (stiff) 30-60 2940-5880
Sangat Kenyal (very stiff) 60-150 5880-14700
Keras (hard) >150 >14700
Sumber: Sanglerat (1972)
8
Gambar 3.1 Grafik hubungan qc dan Rf menurut Robertson dan Campanella
( Sumber : Bowles, 1997)
3.7 Analisa Daya Dukung Pondasi Dangkal Menggunakan Data Sondir
Untuk pondasi-pondasi dangkal pada tanah pasir maupun lempung menurut
Meyerhoff (1976) dihitung dengan persamaan be rikut.
( Bd ). 401
qult= qc . B . 1+ (2.1)
dimana :
qult = kapasitasdukungultimitpondasi
qc = tahanankonusdarisondir / PK
d = kedalamanpondasi
B = lebarpondasi
Untuk pondasi pada lapisan pasir (Meyerhof, 1956)menyarankan persamaan
sederhana untuk menentukan kapasitas dukung ijin yangdidasarkan penurunan 1”
pada tanah pasir.
Untuk pondasi bujur sangakar atau pondasi memanjang dengan lebar B ≤1,20 m,
qc
qa = (kg/cm2)
30
9
Untuk pondasi bujur sangkar atau pondasi memanjang dengan lebar B ≥ 1,20 m,
qc B+0,30 2
qa = (
50 B )
(kg/cm2)
dengan,
10
d. Bila tanah pendukung pondasi terletak pada kedalamansekitar 30 m di bawah
permukaan tanah, maka dapat digunakan pondasi kaison terbuka, tiang
pancang beton, baja atau tiang cor di tempat. Kaison tekanan dapat juga
digunakanap abila tekanan atmosfer yang ada adalah kurang dari 3 kg/cm2
e. Bila tanah pendukung pondasi terletak pada kedalaman lebih dari 40 m di
bawah permukaan tanah, maka jenis pondasi yang sesuai adalah tiang baja
dan tiang beton cor ditempat.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pengujian Laboratorium
11
Setelah melakukan handboring pada titik pengujian sondir, maka didapat nilai
hasil sampel dengan nilai sebagai berikut :
Table 4.1 tabel hasil uji laboratorium
Titik pengujian γ ¿) γ sat ¿) C (kN/m2) φ
1 18 20 20 20
2 19 21 25 15
3 17 19 17 10
4 20 23 21 17
Rata-rata 18,5 20,75 20,75 15,5
12
Kedalaman pondasi yang direncanakan untuk bangunan bertingkat 2 lantai
adalah 2,5 m. Berdasarkan data, dapat disimpulkan bahwa pada kedalaman 2,5 m,
jenis tanah pada lokasi penyelidikan tersebut adalah tanah pasir padat. Data rata-
rata pada kedalaman 2,5 m adalah:
Sondir qc N160
SO1 32 12,8
SO2 105 21
SO3 29 12
SO4 100 20
rata-rata 66,5 16,45
qc = 4N
= 4. 16,45
= 65,8 kg/cm2
3. Sondir 3 4. Sondir 4
13
4.4 Daya Dukung Tanah Berdasarkan data CPT
4.4.1 Teori Meyerhof
Meyerhof (1956) menyarankan persamaan sederhana untuk penurunan fondasi
1 inchi pada tanah pasir.
a. Untuk fondasi persegi atau memanjang B < 1,2 m.
qc
qa = (kg/cm2)
30
b. Untuk fondasi persegi atau memanjang B > 1,2 m.
q c B + 0,3
qa = ( ) 2(kg/cm2)
50 B
14
4.5 Daya Dukung Tanah Berdasarkan Uji Laboratorium
Daya dukung pondasi dapat juga dihitung dengan data hasil uji laboratorium
berdasarkan salah satu metoda yang dikemukakan oleh Terzaghi, Meyerhof,
ataupun Hansen. Berikut ini diuraiakan salah satunya metoda daya dukung
berdasarkan Meyerhof yang dikutip dari Bowles (1997:181).
Beban vertikal:
qult = c Nc sc dc + q Nq sq dq + 0,5 γ B Nγ sγ dγ
Beban miring:
qult = c Nc dc ic+ q Nq dq iq + 0,5 γ B Nγ dγ iγ
Untuk analisa pondasi pembuatan gedung Bank Bengkulu ini digunakan teori
Bowles. Sebagaimana telah di jelaskan pada bab sebelumnya, digunakan pondasi
dengan kedalaman 2 m pada jenis tanah pasir. Pada perencanaan ini akan di
gunakan tipe pondasi bujur sangkar. Sehingga, rumus yang digunakan adalah:
qult = 48 – 0,009 (300 - qc)1,5 (kg/cm2)
qult = 48 – 0,009 (300 – (65,8))1,5
qult = 44,83 (kg/cm2)
15
Phi C gamma B L DF
Deraja
KN/m2 KN/m3 M M M
t
15 25 19 1 1 2,5 905,83 301,94 282,94
15 25 19 1.1 1.1 2,5 875,74 291,91 330,22
15 25 19 1.2 1.2 2,5 851,20 283,73 381,21
15 25 19 1.3 1.3 2,5 830,92 276,97 435,97
15 25 19 1.4 1.4 2,5 814,00 271,33 494,57
15 25 19 1.5 1.5 2,5 799,76 266,59 557,08
15 25 19 1.6 1.6 2,5 787,70 262,57 623,54
15 25 19 1.7 1.7 2,5 777,43 259,14 694,00
15 25 19 1.8 1.8 2,5 768,66 256,22 768,59
15 25 19 1.9 1.9 2,5 761,14 253,71 847,30
15 25 19 2 2 2,5 754,70 251,57 930,28
Beban Maksimal yang direncanakan adalah sebesar 900 kN. Berdasarkan
perhitungan di atas, pondasi bujur sangkar dengan ukuran (B x L) = (2m x 2m)
dapat menahan beban sebesar 1821.87kN berdasarkan data CPT dan 768,59kN
berdasarkan data Laboratorium.
BAB V
PENUTUP
16
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari analisis Pengujian sondir di lapangan, setiap lapisan tanah
memiliki klasifikasi yang berbeda beda, contonya klasifikasi pada tanah pasir,
lempung, lanau, dan lainnya. Ini membuktikan bahwa setiap tanah pasti memiliki
keberagaman klasifikasi tanah dalam satu titik keadalaman. Dalam perencanaan
pondasi ini, penulis merekomendasi kan untuk membangun showroom dua lantai
di Kabupaten Fak Fak, Papua, menggunakan pondasi telapak dengan dimensi B x
D = 2 m x 2 m, dengan kedalaman pondasi 2.5 meter.
5.2 Saran
Untuk Pondasi telapak sangat sesuai untuk beban yang tidak terlalu besar.
Dan untuk pondasi yang memiliki beban yang sangat berat disarankan
penggunaan pondasi tiang pancang karena dapat menempatkan ujung tiang pada
lapisan keras dan sangat padat sehingga akan mencegah kemungkinan terjadinya
penurunan pada pondasi.
DAFTAR PUSTAKA
Baver, L.D. 1972. Soil Physics. Fourth Edition. John Wiley and Sons. Inc.
New York. 498 pp.
17
Bowles, J. E. 1997. Analisa dan Desain Pondasi, Edisi keempat Jilid 1,
Erlangga, Jakarta
Foth. 1998. Dasar- Dasar Ilmu Tanah. Gajah Mada University Press, Yogyakarta.
236 hal
Hakim, N., Nyakpa, M.Y., Lubis, A.M., Nugroho, S.G., Diha, M.A., Hong, G.B.
dan Bailey, H.H. 1986. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Universitas Lampung.
Lampung. 488 hal.
Hardjowigeno, S. 1987. Ilmu Tanah. Mediyatama Sarana Perkasa, Jakarta.
Meyerhof, G.G. 1956. “Penetration Test and Bearing Capacity of Cohesi on less
Soil.” Journal of the Soil Mechanics and Foundations Division. American
Society of Civil Engineers. Vol. 82. No. SM-1. pp. 1-19.
Sanglerat, G. 1972. Penetrometer and Soil Exploration. Elsevier Publishing
Company
Sosrodarsnomdan, Suyono & Kazuto Nakazawa, 2000. Mekanika Tanah dan
Teknik Pondasi. PT.Pradya Paramita: Jakarta
18
LAMPIRAN
Tampak Atas Pondasi
Potongan
19