(SKRIPSI)
Mahasiswa :
Nama : Lukman nasruloh
NPM : 1919104001
Dosen :
Nama : Yanyan Agustian, S.T., M.Eng., Ph.D.
NIDN : 0401087205
i
Kiranya kritik dan saran dari semua pihak sangat saya harapkan karena,
menyadari bahwa Tugas Akhir ini masih terdapat kekurangan-kekuragan yang
semata-mata nerupakan kelemahan peneliti dalam melaksanakan kegiatan
penelitian ini, untuk itu peneliti sampaikan mohon maaf.
Semoga Allah Yang Maha Esa melindungi dan memberikan anugerah
serta hidayah nya, Aamiin.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Bandung…2023
Penulis
Lukman Nasruloh
1919104001
ii
DAFTAR ISI
iii
DAFTAR GAMBAR
iv
DAFTAR TABEL
v
BAB 1
PENDAHULUAN
Tanah merupakan salah satu penunjang mahluk hidup yang ada di bumi,
Tanah sangat mendukung sebagai kehidupan yang menyediakan air di muka
bumi. Selain itu tanah juga sebagai mikroorganisme yang ada di bumi dan juga
tempat berpijak untuk semua mhaluk hidup. Dari segi klimatologi tanah
merupakan peran penting sebagai penyimpan air dan mencegah terjadinya erosi,
selain itu tanah juga sebagai dasar konstruksi dari sebuah bangunan,
Tanah dasar adalah lapisan paling bawah yang berfungsi sebagai dasar
suatu pekerjaan konstruksi, tanah dasar (subgrade) merupakan permukaan tanah
asli atau tanah galian atau timbunan yang di padatkan untuk perletakan bagian
lainya. Kualitas tanah asli sebagai permukaan tanah dasar sangat menentukan
konstruksi perkerasan, jika tanah nya mempunyai daya dukung rendah maka
kontruksi perkerasan akan cepat mengalami kerusakan, perubahan dasar tanah
dapat diakibatkan oleh kekuatan atau daya dukung yang rendah, pengembangan,
penyusutan serta konsolidasi tanah di bawah tanah dasar. faktor faktor tersebut
kan tergantung dari jenis tanah, berat isi kering dan kadar air tanah. Untuk itu
dalam merencanakan satu kontroversi harus dilakukan penyelidikan terdahulu
terhadap karakteristik dan kekuatan tanah, terutama sifat sifat tanah yang
mempengaruhi daya dukung tanah dalam menahan kontraksi yang ada di atasnya.
(Lestari, 2014).
Umumnya sebagian besar wilayah Indonesia terdiri dari jenis tanah
Lempung di mana tidak semua wilayah memiliki karakteristik tanah yang baik
untuk pemanfaatan suatu infrastruktur. Tanah dengan karakteristik yang kurang
baik dapat menimbulkan permasalahan seperti tanah lunak dengan adanya daya
dukung yang rendah. Untuk memperbaiki daya dukung dibutuhkan suatu metode
perbaikan tanah yang dapat mengatasi permasalahan tersebut sehingga tanah
1
2
dengan karakteristik yang kurang baik mampu dimanfaatkan dengan lebih baik
guna memenuhi kebutuhan insfrastruktur yang semakin padat daerah modern ini.
Permasalahan yang sering dihadapi dalam merencanakan dan
melaksanakan konstruksi Perkerasan adalah melihat karakteristik tanah yang
kurang baik, kerusakan tersebut karena rendahnya nilai kuat dukung dan kuat
geser tanah. Perubahan perubahan bentuk tetap dari jenis tanah tertentu akibat
beban muatan (Beban siklik/ berulang). Perubahan bentuk yang besar akan
mengakibatkan kontraksi Perkerasan tersebut rusak. Lapisan-lapisan tanah lunak
yang terdapat di bawah tanah dasar harus diperhatikan karena dasar yang
mempunyai kekuatan dan volume yang rendah akan mengakibatkan perkerasan
mudah mengalami deformasi dan retak oleh sebab itu tanah dasar yang akan
digunakan untuk konduksi perkerasan perlu distabilisasikan agar daya dukung
tanah tersebut baik. Apabila kondisi tanah dasarnya merupakan tanah lempung, di
mana tanah Lempung tersebut bersifat plastis pada kadar air sedang, maka dalam
keadaan kering lempung sangat keras dan tidak mudah dikelupas hanya dengan
jari sehingga dikategorikan sebagai tanah yang tidak stabil. Selain memiliki daya
dukung yang rendah juga mengalami penurunan yang sangat besar serta
permeabilitas yang sangat rendah, sehingga sering terjadi masalah apabila jenis
tanah ini menerima beban yang cukup besar. Salah satu usaha peningkatan atau
perbaikan sifat mekanis tanah adalah dengan cara teknis stabilisasi yang dikenal
dengan soil stabilization (Enita Suardi 2005).
Masalah yang sering ditimbulkan oleh tanah itu sendiri dapat berupa retak
memanjang dan terjadinya penurunan tanah terhadap jenis sample tanah yang
digunakan oleh peneliti. Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan,
semakin cepat makan yang dapat digunakan untuk memperbaiki kualitas tanah
dengan tingkat kembang susut tinggi. Salah satu metode yang sering digunakan
adalah stabilitas tanah.
Stabilisasi tanah adalah pencampuran tanah dengan bahan tertentu guna
memperbaiki sifat sifat teknis tanah atau dapat pula berarti usaha untuk merubah
atau memperbaiki sifat sifat teknis tanah tertentu agar memenuhi syarat teknis
tertentu (Hardyatomo, 2010). Secara umum perbaikan tanah bisa dilakukan
3
dengan cara mekanis, fisik dan kimiawi. cara mekanis adalah perbaikan tanah
yang dilakukan tampa menambahkan bahan bahan tertentu. perubahan sifat teknis
tanah ini dapat diperbaiki dengan mengurangi volume tanah tersebut dan
menggantikannya dengan menimbun tanah tersebut kemudian dipadatkan. Usaha
ini dapat disebut dengan pemadatan (compaction). Perbaikan tanah secara fisik
adalah perbaikan yang menggunakan bahan campuran (stabilizing agent). seperti
bahan bahan yang dicampurkan dan menambhan reaksi kimia sehingga tanah
tersebut menjadi keras.
Pada penelitian ini, stabilitas di lakukan dengan cara fisik menggunakan
campuran limbah kertas. dipilihnya limbah kertas karena terdapat unsur Ca, jika
beraksi dengan air dan tanah akan menjadi unsur Ca++ sehingga dapat mengikat
partikel-partikel tanah yang mempunyai ion-ion negative pada pada permukaanya.
Bahan pendukung yang digunakan sebagai stabilisasi tanah pada penelitian ini
berupa limbah kertas dari kertas Hvs, folio, buku tulis dan kosan yang tidak
terpakai. limbah kertas tersebut di jadikan seperti bubur kertas dan kemudian di
lakukan pengeringan dengan kadar gradasi tertentu.
Untuk mengetahui daya dukung dari tanah yang telah di lakukan uji
stabilisasi di labolatorium dengan menggunkan uji CBR (Calofornia Bearing
Ratio) dengan rendaman untuk dapat nementukan seberapa besar peningkatan
daya dukung tanah yang telah di stabilisasi dengan limbah kertas Ca. tujuan di
lakukan CBR dengan rendaman yaitu untuk mengetahui seberapa besar
pengembangan yang terjadi setelah tanah di stabilisasikan dengan bahan
pencampur.
sebanyak 7.5%, 10%, 15%, 20% sehingga dapat diteliti perubahan yang terjadi
pda daya dukung tanah, yang akan ditinjau dari nilai CBR dan rendaman.
Selain itu penelitian ini bermaksud untuk mengetahui perbandingan nilai CBR
pada tanah sebelum di campur dengan Limbah Kertas, sehingga dapat diketahui
campuran apa yang dapat meningkatkan daya dukung tanah, dan dapat
disimpulkan bahwa bahan tersebut dapat di pakai sebagai bahan stabilisasi tanah.
Berdasarkan latar belakang diatas, maka masalah yang dapat dirumuskan pada
penelitian ini yaitu:
1. Bagaimana perbandigan tanah dari nilai CBR sebelum menggunakan bahan
campur Limbah Kertas?
2. Bagaimana pengaruh konsistensi tanah setelah di lakukan penambahan
Limbah Kertas sejumlah 0%, 7.5%, 10%,15% dan 20% dari berat benda uji?
3. Bagaimana sifat pemadatan tanah setelah di lakukan penambahan Limbah
Kertas sejumlah 0%, 7.5%, 10%, 15% dan 20%?
BAB II
LANDASAN TEORI
“Studi Kasus Stabilitas Struktur Tanah Lempung Pada Jalan Totok Kerot
dkkIwan Candra, Sulik Anam, Zendy Bima Mahardana dan Andri Dwi
sifat asli tanah. Penambahan kadar limbah kertas menurunkan nilai Indeks
Plastis. Semakin kecil Indeks Plastis yang diperoleh maka semakin besar
nilai daya dukung tanah semakin besar. Selain itu, penambahan kadar limbah
penurunan setelah dicapainya titik optimum yaitu kabar limbah kertas 10%
dan kadar air 9,96%. Semakin besar berat volume kering suatu tanah
7
acuan dalam proses perbaikan serta pengurukan tanah pada jalan Totok Kerot
Kediri.
8
9
Rahadyan Widya Ramandana, Viky Allif Fawaid, Abdul Rochim dan Lisa
hasil pengujian sifat bisnis pada tanah asli dan tanah yang distabilisasi dengan
campuran lima kertas maka semakin kecil pula batas cair (liquid limit) dan
batas plastis (plastic limit) dan indeks plastisitasnya, pada campuran 25% nilai
batas cair (liquid limit) tanah asli sebesar 69,85% mengalami penurunan
menjadi 50,83%, nilai batas plastis (plastic limit) tanah asli sebesar 49,79%
mengalami penurunan menjadi 36,56% dan nilai indeks plastis tanah asli
dan plastisitas tanah yang dicampur dengan limbah kertas menurun. Hasil
mengalami peningkatan nilai CBR dari CBR tanah asli sebesar 7,72% dan
penelitian yang didatangkan dari Kampung Melayu 700m kanan jalan Alai –
10
Gunung Panggilun adalah jenis tanah lempung dengan plastisitas tinggi (CH)
tanah menjadi lanau dengan plastisitas tinggi (MH) berdasaran (USCS) dan A-
fisis dan sifat mekanis tanah. Pada sifat fisis terlihat dengan meningkatnya
nilai nilai specific gravity (Gs) tanah 4,98% batas plastis (PL) 22,87%, dan
batas susut (SL) 60,37%, serta menurunkan butiran presentase lolos saringan
no. 200 sebesar 1.91%, nilai batas cair (LL) 9,97% dan indeks plastisitas (PI)
tanah sebesar 43,59%. Sedangkan dari segi sifat mekanis dengan meingkatnya
kepadatan tanah sebesar 5.99% dan menurun nya nilai pengembangan tanah
Selain itu Siti Nurhazizah, Jarlina Tanjung dan Jupriah Sarifah (2022)
diperoleh hasil data baik fisik maupun sifat mekanik tanah. Berdasarkan hasil
penelitian, dapat dikatakan bahwa nilai berat jenis, berat isi tanah, dan berat isi
kering. Pada nilai berat jenis tanah mengalami peningkatan dari tanah asli
kertas karton 8% meningkat menjadi 2,51%. Pada nilai berat isi tanah
mengalami kenaikan dari tanah asli sebesar 2,61% setelah di stabilisasi dengan
11
kertas karton 8% meningkat menjadi 3,42%. Pada nilai berat isi kering
mengalami kenaikan dari tanah asli sebesar 1,85% dan setelah di stabilisasi
dengan Abu kertas karton sampai variasi 8% jadi sebesar 2,50%. Nilai berat
isi kering bertambah bila presentasi dari abu kertas karton bertambah, tetapi
nilai dari kuat tekan terjadi penurunan bila adanya penambahan presentasi abu
karton, dari kondisi ini terjadi hal yang berlawanan dengan disebabkan
Penelitian yang dilakukan oleh Nor Lita Hidayati, Akmal Gazali dan
Serbuk Limbah Kertas Terhadap Nilai Kuat Tekan Dan Geser Tanah Lunak
serbuk limbah kertas dapat mempengaruhi nilai kuat tekan bebas dan kuat
secara langsung, hal ini dibuktikan dengan terjadinya peningkatan nilai kuat
dan bebas (qu) ada penambahan variasi campuran serbuk limbah kertas
dengan masa peram 0 hari sebesar 0,52kg/cm2 jadi 3,3 kg/m2 pada sample 1
dan tanah tanpa campuran dengan masa peram 0 hari sebesar 0,50 km/cm2
menjadi 3,26 kg/cm2 pada sapmle 2. Dan pada pengajuan kuat secara
langsung terjadi peningkatan pada nilai kohesi dan sudut geser dalam
peram 28 hari, yaitu pada sampel 1 tanah tanpa campuran dengan masa
peram 0 hari memiliki nilai kohesi 0,1 kg/cm2 dan sudah bergeser dalam
12
47,46° meningkat sehingga memiliki nilai kohesi sebesar 0,34 kg/cm2 nilai
sudut Geser sebesar 64,06°, sedangkan pada sampel 2 tanah tanpa campuran
dengan masa peram 0 hari memiliki nilai kohesi 0.075 kg/cm2 dan sudut
geser dalam 45,34° meningkat sehingga memiliki nilai kohesi sebesar 0,32
kg/cm2 dan nilai sudut Geser sebesar 61,85°. Jadi, pada penelitian selanjutnya
kertas dengan variasi 9% untuk melihat pada variasi berapa tanah lunak
gambut mengalami kenaikan nilai kuat tekan bebas dan kuat geser langsung
limbah kertas agar mendapat nilai kuat tekan bebas dan kuat geser langsung
dengan penambahan serbuk limbah kertas dan ditambah material lain seperti
semen atau kapur dan lain sebagainya dengan presentase yang disesuaikan.
2.2 Tanah
didefinisikan sebagai material yang terdiri dari agregat (butira) mineral – mineral
padat yang tidak tersementasi (terikat secara kimia) satu sama lain dan dari bahan
– bahan organic yang telah melapuk (yang berpartikel padat) disertai dengan zat
cair dan gas yang mengisi ruang – ruang kosong diantara partikel – partikel padat
tersebut. Tanah berguna sebagai bahan bangunan pada berbagai macam pekerjaan
Teknik sipil, disamping itu tanah berfungsi juga sebagai pendukung pondasi dan
bangunan.
13
digunakan untuk menggambarkan ukuran partikel pada batas ukuran butiran yang
telah ditentukan. Lempung adalah jenuh tanah yang bersifat kohesif dan plastis,
sedang pasir digambarkan sebagai tanah yang tidak kohesif dan tidak plastis.
Tanag terdiri dari tiga komponen, yaitu butiran, air, dan udara. Air dan
udara akan menempati pori-pori tanah (rongga) yang terletak diantara butiran
tanah. Udara dianggap tidak memiliki pengaruh teknis atau sama dengan nol,
sedangkan air hangat mempengaruhi sifat – sifat teknis tanah. Pada tanah kering,
tanah hanya terdiri dari butiran dan udara. Sedangkan pada tanah tidak jenuh
terdiri dari butiran, air, dan udara. Komponen penyusun tanah dapat digambarkan
dalam bentuk diagram fase yang dapat dilihat pada Gambar 3.1. ga,bar 3.1(a)
memperlihatkan elemen tanah yang memiliki volume (V) dan berat total (W),
Dengan:
W = berat tanah (gr) = Ws + Ww + Wa + Ww
V = volume tanah (cm³) = Vv + Vs
Wa = berat udara = 0
Ww = berat air (gr)
Ws = berat butiran (gr)
Va = volume udara (cm³)
Vw = volume air (cm³)
Vs = volume butiran (cm³)
Vv = volume pori (cm³)
Berdasarkan Gambar 3.1 di atas hubungan – hubungan volume dan berat
yang sering digunakan dalam mekanika tanah diantaranya adalah air (w) , berat
volume (Y), berat volume kering (Yd), dan berarti jenis (Gs). Hubungan –
hubungan volume dan berat tersebut biasa di sebut properties tanah dapat
Kadar air di definisikan sebagai perbandingan antara berat air dengan berat
butiran padat dari volume tanah diselidiki. Kadar air dapat dihitung
ww
x ( % )= x 100
ws
2. Berat Volume ( y )
Berat volume adalah perbandingan antara berat tanah termasuk air dan
udara dengan satuan volume, dapat dihitung dengan perdamaa 3.2 berikut.
w
Y=
v
15
Berat volume (Yd ) adalah perbandingan antara berat butiran padat (Ws)
dengan volume total yang dapat dihitung dengan persamaan 3.3 berikut.
ws
Yd=
v
Berat volume butiran padat (Ys ) adalah perbandingan antara berat butiran
padat (Ws) dengan volume butiran pada (Vs ) yang dapat dihitung dengan
ws
Ys=
vs
Berat jenis adalah perbandingan antara berat volume butiran padat (Ys)
dengan berat volume air (Yw). Berat jenis tanah dapat dihitung dengan
ys
Gs=
yw
Berat jenis tidak memiliki dimensi. Berat jenis dari jenis tanah tidak
organic berkohesi berkisar antara 2,68 hingga 2,72. Sedangkan jenis tanah
kadar air tertentu disebut konsistensi. Tanah yang memiliki butir halus pada
umumnya emiliki karakter palastis. Karakter plastis ini merupakan kekuatan tanah
16
sesuai dengan pergantian bentuk tanah setelah bercampur dengan air pada volume
yang tetap. Tanah dapat berbentuk cair, plastis, semi padat atau padat bergantung
kadar air tanah, oleh karena itu batas-batas konsistensi disebut batas atteberg.
Batas – batas tersebut erupakan batas air (liquid limit), batas plastis (plastic limit),
perubahan bentuk tanah dari padat hingga menjadi cairan yang kental sesuai
dengan kandungan kadar airnya, seperti yang ditunjukkan pada Gambar 3.2
berikut.
Batas cair (LL) merupakan kadar air tanah pada batas antara keadaan cair
dan keadaan plastis, yang merupakan batas atas keadaan plastis. Apabila diuji
dengan alat casagrande, tanah yang telah dimasukkan dalam cawan dan dibelah
17
menggunakan alat grooving tool akan menyatu kembali dengan celah selebar 0,5
inchi (12,7 mm) pada pukulan yang ke 25. Pengujian ini dilakukan dengan variasi
kadar air yang berbeda. Kemudian, hubungan kadar air dan jumlah pukulan
(dalam skala log) yang didapatkan digambarkan dalam grafik semi logaritmik
untuk menentukan kadar air pada pukulan ke 25. Contoh garafik semi logaritmik
Batas plastis (PL) merupakan kadar air minimum suatu sampel tanah dalam
keadaan plastis (kadar air pada kedudukan antara daerah plastis dan semi padat).
retak-retak.
Indeks plastisitas (PI) merupakan interval kadar air dimana air masih dalam
keasaan plastis. Karena itu, indeks plastisitas menunjukkan sifat keplastisan tanah
18
(Hardiyatmo,2002). Indeks plastisitas adalah selisih dari batas cair dan batas
PI = LL – PL (3.6)
Dengan:
PI = indeks plastisitas
LL = batas cair
PL = batas plastis
Nilai indeks plastisitas dan macam tanah dapat dilihat pada Tabel 3.1 berikut.
Batas susut (SL) merupakan kadar air pada kedudukan antara daerah semi
padat dan daerah padat, yaitu persentase kadar air dimana pengurangan kadar air
selanjutnya tidak mengakibatkan perubahan volume tanah. Batas merupakan nilai
kadar air yang didefinisikan pada derajat kejenuhan sama dengan 100%, jadi tidak
akan terdapat perubahan volume tanah apabila dikeringkan terus. Batas ini cukup
penting untuk daerah kering dan jenis tanah tertentu yang mengalami perubahan
volume yang cukup besar dengan berubahannya kadar air. Batas susut dapat
dihitung dengan persamaan 3.7 berikut.
[
SL ( % )= w−
v−v 0
w0 ]
19
Dengan:
SL = batas susut tanah
W −W 0
w = kadar air tanah basah = x 100 %
W0
W = berat benda uji mula-mula
Wo = berat benda uji setelah kering
V = volume benda uji basah = volume cawan susut
Vo = volume benda uji setelah dikeringkan
max
30 50 51
- - - - - - - -
No. 40 max max max
15 25 35 35 35 35 35 36 36 36 36
No. 200 max max max max max max max min min min min
Karakterist
ik Fraksi
Lolos
Saringan
No. 40
40 41 40 41 40 41 40 41
Batas Cair - max min max min max min max min
Indeks 10 10 11 11 10 10 11 11
6 max
Plastisitas N.P. max max min min max max min min
Indeks
8 12 16 20
Kelompok 0 0 0 4 max
max max max max
(GI)
Jenis Fragmen Pasir
Kerikil dan pasir kelanauan Tanah
Material batu, kerikil halu Tanah lanau
atau kelempungan Lempung
Pokok dan pasir s
Tingkat
Kegunaan
Sangat baik hingga baik Cukup baik hingga buruk
Sebagai
Subgrade
Sumber : Hardiyatmo (2002)
Catatan:
Kelompok A-7 dibagi atas A-7-5 dan A-7-6 bergantung pada batas plastisnya
(PL)
Untuk PL > 30, klasifikasinya A-7-5
Untuk PL < 30, Klasifikasinya A-7-6
Kelompok A-1 merupakan kelompok tanah yang terdiri dari campuran
kerikil, pasir kasar, dan pasir halus yang bergradasi baik mempunyai plastisitas
yang sangat kecil atau bahkan tidak mempunyai plastisitas sama sekali. Sub
kelompok A-1-a mengandung krikil yang cukup banyak merupakan baha yang
bergradasi lebih besar dari pada sub kelompok A-1-b yang terdiri dari pasir kasar.
krikil dan atau pasir dengan tanah berbutir halus kurang dari 35% lolos saringan
No. 200. Kelompok ini merupakan batas antara tanah berbutir kasar dengan tanah
berbutir halus.
Kelompok A-3 merupakan kelompok tanah yang terdiri dari pasir halus
yang relative seragam, dapat juga terdiri dari pasir halusbergradasi buruk degan
sebagian kecil pasir kasar dan krikil. Kelompok ini merupakan bahan yang tidak
plastis. Tanah lanau dan lempung berada pada kelompok A-4 higg A-7 yang
merupakan kelompok tanah berbutir halus yang memiliki perdentas lolos saringan
No.200 lebih dari 35% yang sangat ditentukan oleh sifat palastis tanah.
rendah. Kelompok A-5 merupakan kelompok tanah lanau yang mengandung tanah
plastis, sehingga tanahnya lebih plastis dari pada tanah kelompok A-4 sedangkan
kelompok A-6 merupakan kelompok tanah lempung yang mengandung pasir dan
dan perubahan volumenya cukup easar. Kelompok ini terbagi menjadi sub
kelompok A-7-5 dan A-7-6 bergantung pada batas plastisnya (PL). Sub kelompok
A-7-5 memiliki nilai PL > 30, sedangkan utuk sub kelompok A-7-6 memiliki nilai
PL<30.
Dengan:
GI = indeks kelompok
F = persentase butir yang lolos saringan No.200(%)
LL = batas cair (%)
PI = indeks plastisitas (%)
Persamaan (F-35)[0,2 + 0,005(LL – 40)] merupakan bagian indeks
dibulatkan menjadi 4.
5. Tanah yang termasuk kelompok A-2-6 dan A-2-7, hanya dihitung dengan
jalan raya maupun jalan kereta api dapat dinyatakan sebagai kebalika dari nilai
indeks kelompok.
tanah untuk meingkatkan daya dukung tanah. Serat kertas dalam limbah kertas
dan kekuatan geser tanah. Selain itu, unsur kimia dalam kertas seperti lignin dapat
misalnya campuran tanah dengan semen atau kapur. Penggunaan limbah kertas
dalam campuran tanah ini akan meningkatkan kekuatan dan daya dukung tanah
tanah akan membuat serat kertas tercampur dengan partikel tanah dan
beberapa factor yang perlu di perhatikan seperti jumlah dan jenis limbah kertas
stabilisasi tanah. Serat kertas dapat meningkatkan daya Tarik dan kekuatan
geser tanah, sementara unsur kimiawi dalam kertas seperti lignin dapat
kelembaban tanah.
3. Pengomposan :
kemampuan daya dukung suatu lapisan tanah, dengan cara memberikan perlakuan
kemampuan daya dukung suatu lapisan tanah, dengan cara memberikan perlakuan
dan
Dari suatu tindakan stabilisasi sangat jarang dicapai keempat sasaran tersebut
secara bersamaan.
25
pelaksanaan stabilisasi tanah, maka stabilisasi tanah dibedakan astas tiga jenis,
1. Stabilisasi Kimia
tertentu dengan material tanah, sehingga terjadi reaksi kimia antara tanah
2. Stabilisasi Fisik
3. Stabilisasi Mekanis
perkuatan tanah.
butiran tanah yang satu dengan yang lain, sehingga pertikel tanah saling
berdekatan dan pori tanah menjadi lebih kecil. Tujuan diadakannya pemadatan
lain-lainya.
Tingkat kepadatam tanah diukur dari nilai berat volume keringnya (Yd).
hubungan antara kadar air dan kepadatan tanah dengan cara memadatkan tanah di
dalam slinder menggunakan alat penumbuk. Kegunaan dari pengujian ini adalah
tanah, percobaan diulang paling sedikit lima kali dengan kadar air yang bervariasi
pada setiap percobaan. Setelah dilakukan lima kali percobaan, digambarkan grafik
hubungan kadar air dan berat volume keringnya, seperti pada Gambar 3.4 berikut.
27
Kurva yang dihasilkan dari pengujian tersebut menunjukkan niali kadar air
yang terbaik atau biasa disebut kadar air optimum untuk mecapai berat volume
penetrasi suatu bahan penetrasi suatu bahan (dapat berupa tanah ataupun material
penetrasi yang sama. Pengujian ini dimaksudkan untuk menentukan nilai CBR
tanah pada kadar air tertentu. CBR adalah percobaan daya dukung tanah yang
pada penetrasi 0,1 inci dan 0,2 inci, kemudian hasil kedua perhitungan tersebut
dibandingkan.
28
besarnya beban (gaya) yang diperlukan untuk menekankan torak dengan luas
penampang 3 inci² ke dalam tanah yang didapatkan sedalam 0,1 inci (2,54mm)
atau 0.2 inci (5,08 mm) dengan beban standar. Oleh karena itu, kekokohan dari
kekokohan. Besarnya beban standar untuk penetrasi 0,1 inci adalah 3000 lbs
(pound) atau sekitar 1350kg, sedangkan besarnya beban standar untuk prnrtrasi
PI dan P2. Dimana P1 adalah tekanan perlawanan tanah (lbs) ketika penetrasi
piston sedala 0,1 inci, sedangkan P2 adalah tekanan perlawanan tanah (lbs) ketika
penetrasi piston sedalam 0,2 inci. Kemudian nilai P1 dan P2 digunakan untuk
menghitung nilai CBR dengan persamaan 3.10 dan persamaan 3.11 berikut.
kedalam grafik. Pada beberapa keadaan, biasanya pada awal pembacaan, beban
diperoleh cenderung berbentuk cekung. Oleh katena itu, harus solakukan koreksi
pada titik nol. Contoh grafik pengujian CBR dapat dilihat pada Gambar 3.4
berikut.
29
berikut.
tinggi selama perendaman terhadap tinggi benda uji semula yang dinyatakan
30
permukaan benda uji untuk mengukur besar pengembangan tanah dalam tabung
∆l
SW = x 100 %
l0
Dengan:
Sw = pengembangan (%)
1. Untuk dapat mengetahui seberapa besar peningkatan daya dukung tanah yang
di stabilisasi dengan menggunakan campuran limbah kertas sebanyak 7.5%,
10%, 15% dan 20% dengan menggunakan uji CBR dengan redaman,
sehingga memenuhi spesifikasi yang digunakan untuk perbaikan tanah dasar
pada bangunan konstruksi kuhus nya konstruksi jalan raya.
2. Untuk mengetahui pengaruh dari penambahan limbah kertas sebanyak 7.5%,
10%, 15% dan 20% dengan menggunakan uji CBR dengan redaman.
3. Untuk dapat membandingkan apakah dengan penambahan limbah kertas bisa
meningkatkan stabilitas yang lebih baik atau tidak.
32
33
BAB 4
METODE PENELITIAN
Lokasi penelitian yang digunakan berada Jalan Rancasari arus Jalan Gede
Bage – Soekarno Hatta. Sedangkan untuk pengambilan data dari pengujian
dilakukan di laboratorium teknik sipil fakultas teknik, Universitas Widyatama.
Pengambilan data dan pengujian dilakukan kurang lebih 2 bulan pada
pertengahan bulan Janruari 2023 sampai akhir Februari 2023.
Sumber :
https://earth.google.com/web/search/General+Cemetery+Rancacili,
+Jl.+Derwati,+Derwati,+Kota+Bandung,+Jawa+Barat/
Tahun 2023
No Kegiatan Januari Februari Maret
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Judul Seminar Proposal Penelitian
2 Penyusunan Instrumen Penelitian
3 Survey dan Observasi Awal
4 Pelaksanaan Lapangan
5 Uji Laboratorium
6 Pengolahan Data
7 Penulisan Laporan
8 Sidang Seminar Proposal
Tahun 2023
No Kegiatan
Januari Februari Maret
38
Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data primer. Data
primer tersebut berupa kadar air tanah, berat volume tanah, berat jenis tanah,
analisis granuler, batas-batas konsistensi, pemadatan tanah dan CBR.
Sumber data yang digunakan bersumber dari observasi (pengamatan),
dokumentasi (pengumpulan bukti, pengolahaan dan informasi), dan ekperimen
pengujian dan pengukuran yang mengambil sampel di lapangan dan kemudian di
olah di lab laboratorium teknik sipil untuk menghasilkan data primer.
maupun lainya agar data yang didaptkan revalan dengan penelitian. Mulai
dari melakukan pertemuan sharing ilmu mengenai referensi-referensi
dengan teman teman yang dilakukan kajian yang sama dengan masalah
kajian yang berbeda.
Pemilihan instrument penelitian yang tepat sangat penting dalam
memastikan validitas dan reliabilitas data yang dikumpulkan dalam
penelitian
Mulai
Studi Literatur
Persiapan Bahan :
Tanah Asli
Limbah Kertas
Pemeraman 7 hari
Pemeraman 0 hari Pemeraman 3 hari Pemeraman 7 hari
Peredaman 4 hari
Hasil Uji Sipat Fisik Tanah dan Uji CBR dan Uji Swelling
Selesai
DAFTAR PUSTAKA
43
44