Anda di halaman 1dari 16

MAKALA

STABILASI TANAH LEMPUNG DENGAN SEMEN

Disusun Oleh :
Nama : Konvensi Gulo
Nim : 19210003
Jurusan : Teknik Sipil
Kelas : KPT
Semester : V (Lima)
Makul : Stabilisasi Tanah

UNIVERSITAS DARUL ULUM ISLAMIC CENTRE


SUDIRMAN GUPPI
(UNDARIS)
T.A 2021/2022
ABSTRAK

Tanah lempung yang mempunyai daya dukung dan kuat geser yang rendah perlu
distabilisasi agar memenuhi syarat teknis untuk dijadikan sebagai tanah dasar. Salah satu
stabilisasi tanah yang biasa dilakukan yaitu dengan menambahkan bahan kimia pada tanah.
Bahan kimia yang biasa digunakan berupa semen, fly ash, kapur dan lainnya. Dalam
penelitian ini digunakan penambahan semen dan fly ash.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui niai Index Propertis akibat
penambahan 2% PC dan variasi kadar fly ash pada tanah lempung, kemudian untuk
mengetahui nilai Kuat Tekan maksimum dengan pengujian Unconfined Compression Test,
nilai CBR dengan pengujian California Bearing Ratio laboratorium akibat adanya
penambahan bahan stabilisasi, serta kadar optimum penambahan fly ash.
Dari hasil penelitian diperoleh bahwa sampel tanah asli memiliki Kadar Air 11,67%;
Berat Spesifik 2,63; Batas Cair 45,73% dan Indeks Plastisitas 30,65%. Kemudian nilai Kuat
Tekan 1,36 kg/cm2 dan nilai CBR 6,67%. Berdasarkan klasifikasi USCS, sampel tanah
tersebut termasuk dalam jenis (CL) sedangkan berdasarkan klasifikasi AASHTO, sampel
tanah tersebut termasuk dalam jenis A-7-6 (17).
Setelah tanah distabilisasi dengan berbagai variasi fly ash diperoleh kesimpulan
bahwa stabilisasi paling optimum terjadi pada variasi campuran 2% PC + 14% FA yaitu
dengan nilai Kuat Tekan Bebas sebesar 1,99 kg/cm² dan nilai CBR sebesar 17,36%. Tanah
yang telah dicampur material stabilisator yang paling efektif yaitu 2% semen dan 14% fly ash
termasuk dalam jenis Clay-Low Plasticity (CL) berdasarkan klasifikasi USCS dan tergolong
A-6 (9) berdasarkan klasifikasi AASHTO.
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan yang maha kuasa, yang mana telah
memberikan saya semua kekuatan serta kelancaran dalam menyelesaikan makalah mata
kuliah stabilasi tanah yang berjudul “stabilisasi tanah lempung dengan semen” dapat selesai
seperti waktu yang telah penulis rencanakan.

Tersusunnya makalah ini tentunya tidak lepas dari peran serta berbagai pihak yang
telah memberikan bantuan secara materil dan spiritual, baik secara langsung maupun tidak
langsung.
Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Ibu dosen pengajar mata kuliah Stabilisai Tanah
2. Teman-teman yang telah membantu dan memberikan dorongan semangat agar
makalah ini dapat penulis selesaikan.

Semoga Tuhan Yang Maha Pengasih dan Penyayang membalas budi baik yang tulus
dan ikhlas kepada semua pihak yang penulis sebutkan di atas.

Tak ada gading yang tak retak, untuk itu penulispun menyadari bahwa makalah yang
telah penulis susun dan kami kemas masih memiliki banyak kelemahan serta kekurangan-
kekurangan baik dari segi teknis maupun non-teknis. Untuk itu penulis membuka pintu yang
selebar-lebarnya kepada semua pihak agar dapat memberikan saran dan kritik yang
membangun demi penyempurnaan penulisan-penulisan mendatang. Dan apabila di dalam
makalah ini terdapat hal-hal yang dianggap tidak berkenan di hati pembaca mohon
dimaafkan.

Ngempon, 5 november 2021

Konvensi gulo
19210003
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN

Latar belakang
Tanah merupakan salah satu komponen penting yang perlu diperhatikan dalam
perencanaan konstruksi. Hal ini dikarenakan tanah adalah struktur bawah (pondasi) yang
mendukung semua beban bangunan yang akan didirikan di atasnya. Oleh karena itu, dalam
perencanaan suatu konstruksi harus dilakukan penyelidikan terhadap karakteristik dan
kekuatan tanah terutama sifat-sifat tanah yang mempengaruhi kekuatan dukung tanah dalam
menahan beban konstruksi yang ada di atasnya.
Tanah terdiri dari 3 komponen yaitu air, bahan padat, dan udara. Udara dianggap tidak
memiliki pengaruh teknis, sedangkan air sangat mempengaruhi sifat-sifat teknis tanah. Tanah
pada umumnya dapat dibagi menjadi empat kelas yaitu kerikil (gravel), pasir (sand), lanau
(silt), dan lempung (clay), berdasarkan ukuran partikel yang paling dominan dari tanah
tersebut (Das, 1994).
Tanah lempung dan lanau merupakan tanah lunak yang memiliki sifat-sifat yang
buruk. Sedangkan sebagian besar wilayah Indonesia diliputi oleh tanah lempung dengan
pengembangan yang cukup besar (plastisitas tinggi). Jika tanah dasar yang ada dilapangan
merupakan tanah lunak seperti lempung maka akan sulit untuk membangun sebuah
konstruksi di atas tanah tersebut. Menurut Chen (1975), mineral lempung terdiri dari tiga
komponen penting yaitu montmorillonite, illite dan kaolinite. Mineral montmorilinite
mempunyai luas permukaan lebih besar dan sangat mudah menyerap air dalam jumlah
banyak bila dibandingkan dengan mineral lainnya, sehingga tanah yang mempunyai
kepekaan terhadap pengaruh air ini sangat mudah mengembang. Karena sifat-sifat tersebut
montmorilonite sangat sering menimbulkan masalah pada bangunan (Hardiyatmo, 2002)
Oleh karena itu, perlu dilakukan upaya-upaya untuk memperbaiki sifat – sifat tanah
tersebut, agar memenuhi syarat teknis untuk pelaksanaan proyek konstruksi. Upaya–upaya ini
disebut dengan stabilisasi tanah. Stabilisasi tanah dapat terdiri dari salah satu kegiatan berikut
:
 Mekanik Stabilisasi mekanik dilakukan dengan menggunakan berbagai jenis peralatan
mekanis seperti mesin gilas (roller).
 Fisis Stabilisasi dengan fisis antara lain dengan perbaikan gradasi tanah dengan
menambahkan butiran tanah yang dibutuhkan untuk mencapai gradasi yang baik
(weel graded) dari keadaan sebelumnya (poor graded).
 Kimiawi Stabilisasi kimiawi ini dilakukan dengan cara menambahkan Stabilizing
agents pada tanah dasar yang akan ditingkatkan mutunya. Stabilizing Agents ini
antara lain adalah semen, kapur, fly ash, dan lain-lain.
Studi penelitian mengenai stabilisasi pada tanah lempung telah banyak dilakukan
sebelumnya sebagai upaya untuk melakukan perbaikan pada tanah. Campuran bahan yang
digunakan juga bermacam-macam antara lain: kapur, semen, fly ash, bubuk batu merah, abu
ampas tebu, abu sekam padi, dan bahan kimia lainnya. Pada kesempatan ini, penulis akan
melakukan penelitian stabilisasi tanah lempung dengan menggunakan campuran semen dan
fly ash dengan tujuan untuk peningkatan mutu tanah lempung dengan cara memperbaiki sifat-
sifat fisik maupun mekanis.
Masalah yang sering terjadi pada infrastruktur jalan raya yaitu bergelombang, retak
maupun penurunan. Kerusakan pada bangunan berupa retak pada tembok dan lantai serta
penurunan bangunan terkadang disebabkan oleh karakteristik fisik maupun mekanis tanah
yang buruk.
Tanah lempung adalah tanah yang berukuran kurang dari 0,002 mm dan mempunyai
partikel-partikel tertentu yang menghasilkan sifat-sifat plastis pada tanah bila dicampur air.
Jenis tanah pada Universitas Islam “45” Bekasi merupakan jenis tanah lempung yang
mempunyai nilai indeks plastisitas tinggi dan mempunyai nilai CBR tanah yang kecil
(Gunarti, 2014), sehingga perlu diadakan upaya perbaikan karakteristik tanah dengan proses
stabilisasi tanah (Gunarti, 2015).
Stabilisasi tanah merupakan upaya meningkatkan kualitas tanah dengan
menyampurkan beberapa bahan tambah berupa bahan kimia. Salah satu upaya stabilisasi
tanah lempung dengan menggunakan bahan tambah semen dan renolith. Stabilisasi tanah
menggunakan semen telah banyak digunakan karena kemudahan mendapatkan bahan tambah,
pengaplikasian di lapangan yang mudah dan dari hasil proses stabilisasi tersebut semen dapat
meningkatkan daya dukung tanah yang cukup signifikan. Penambahan renolith terhadap
semen diharapkan dapat memperbaiki sifat semen yang mudah retak setelah tanah tersebut
digunakan. Renolith merupakan bahan kimia cair yang warnanya mirip susu dan dapat larut
(Puslitbang, 2002). Penggunaan renolith ini mempunyai kelebihan, yaitu fleksibilitas tinggi,
kekuatan tekanan dan tarik yang baik memperpanjang umur rencana konstruksi, stabil
terhadap kondisi cuaca panas dan dingin, pemeliharaan rendah. Dari keunggulan semen dan
renolith tersebut maka dapat digunakan sebagai salah satu bahan campur untuk stabilisasi
tanah (Basuki, R, Maschus dan Diah, M., 2009), diharapkan penambahan bahan tersebut
dapat memperbaiki karakteristik tanah pada Universitas Islam “45” Bekasi.
Rumusan masalah
1. Seberapa besar perubahan sifat fisik tanah lempung Universitas Islam “45” Bekasi
yang distabilisasi menggunakan semen dan renolith?
2. Seberapa besar perubahan nilai kuat dukung tanah dan nilai kuat geser tanah yang
distabilisasi menggunakan semen dan renolith.
Tujuan
1. Mengetahui sifat fisik dan mekanis tanah sebelum dan sesudah di stabilisasi.
2. Hasil penelitian dapat digunakan sebagai referensi untuk melengkapi penelitian yang
sudah dilakukan sebelumnya.
Manfaat
1) Mengurangi limbah fly ash
BAB II
PEMBAHASAN

Hasil dan pembahasan


 Tanah asli
Dari hasil penelitian mengenai karakteristik tanah asli yang digunakan sebagai sampel
yang diambil di belakang Fakultas Teknik Sipil Universitas Islam “45 “ Bekasi, maka
diperoleh data sebagai berikut:

Table 2. karakteristik tanah asli

N0 Jenis Pengujian Satuan Nilai


1 Berat jenis tanah (Gs) - 2,510
2 Batas cair % 59,80
3 Batas plastis % 33,01
4 Indek plastisitas - 26,79
5 Klasifikasi tanah - OH*
6 Berat isi kering (γd) gram/cmᶟ 1345
7 Kadar air optimum % 33
8 CBR 2,5 inchi % 3,20
9 CBR 5 inchi % 2,77
10 Kuat tekan bebas (qu) kg/cm² 0,120
11 Sudut direct shear (Ø) 26,33
12 Kohesi (c) kg/cm² 0,025
*OH=Lempung organik dengan plastisitas sedang sampai tinggi

 Tanah Stabilisasi
Dari hasil pengujian tanah asli yang distabilisasi menggunakan semen maupun dengan
semen dan renolith didapatkan data-data pengujian sebagai berikut:

a. Berat jenis
Dari hasil pengujian berat jenis tanah asli maupun yang telah distabilisasi
menggunakan semen dan renolith, dapat dilihat pada Tabel 3 di bawah ini:

Variasi Campuran Nilai Berat jenis


Tanah Asli

Anda mungkin juga menyukai