Anda di halaman 1dari 20

MAKALA

PENGUJIAN KONSOLIDASI

Disusun Oleh :

Nama : Konvensi Gulo


Nim : 19210003
Jurusan : Teknik Sipil
Kelas : KPT
Semester : V (Lima)
Makul : Mekanika Tanah Lanjut

UNIVERSITAS DARUL ULUM ISLAMIC CENTRE


SUDIRMAN GUPPI
(UNDARIS)
T.A 2021/2022

KONSOLIDASI | 1
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Manusia adalah makhluk yang memiliki kebutuhan akan pangan, sandang,
dan papan. Pangan adalah kebutuhan akan makanan dan minuman, sandang
adalah kebutuhan akan pakaian dan perhiasan, sedangkan papan adalah kebutuhan
untuk tempat tinggal. Baik pangan, sandang, maupun papan, memerlukan unsur
lain yang disebut tanah. Sumber makanan manusia baik tumbuhan, hewan, dan air
berada di permukaan tanah. Bahan pakaian dan perhiasan juga didapat di tanah.
Terlebih untuk tempat tinggal, pijakannya tentu saja adalah tanah.
Begitu pentingnya peranan tanah bagi keberlangsungan hidup umat
manusia membuat pengaturan tanah adalah hal yang sangat strategis. Kebijakan di
bidang pertanahan harus ditata sebaik mungkin agar kebutuhan manusia dapat
terpenuhi. Setelah kebutuhan manusia terpenuhi, patut dipastikan agar kebutuhan
ini tidak saling bertabrakan satu dengan yang lain. Konsolidasi tanah atau
penatagunaan tanah adalah salah satu kebijakan untuk mencapai tujuan tersebut.
Pemenuhan kebutuhan, dan di sisi lain adalah ketertiban.
Konsolidasi tanah adalah penatagunaan tanah, dimana setelah suatu areal
tanah ditata, pemilik tanah dapat kembali mendiami areal tersebut. Hal itu berbeda
dengan penataan tanah yang dilakukan oleh developer atau pengembang
perumahan. Pengembang perumahan menata areal tanah, memberikan fasilitas
umum dan fasilitas sosial, namun pemilik lama diberikan ganti rugi untuk tinggal
di tempat lain. Konsolidasi tanah sebenarnya benar – benar memiliki manfaat,
baik kepada pemilik tanah maupun kepada pemerintah.
Pemahaman masyarakat dan bahkan pemerintah yang masih minim,
membuat konsolidasi tanah masih jarang diterapkan di Indonesia. Pemilik –
pemilik tanah yang lokasinya strategis berlomba – lomba mencari pengembang
propertl, lalu menjual tanah dengan harga mahal. Penataan tanah selanjutnya
bergantung kepada pengembang property itu sendiri, yang tentu saja sebagaimana

KONSOLIDASI | 2
tujuan bisnis, yakni mengambil keuntungan sebesar – besarnya. Di lain pihak,
pemerintah tidak terlalu terfokus terhadap hal – hal semacam ini karena dianggap
menunjang iklim investasi untuk pembangunan di bidang perekonomian Butuh
semacam upaya yang konsisten untuk menggeser paradigma masyarakat dan
pemerintah untuk menganut konsolidasi tanah demi tata ruang yang baik.
Keuntungan dari konsolidasi, bukan hanya untuk lingkungan semata, tetapi juga
bermanfaat signifikan terhadap nilai ekonomi tanah. Masyarakat yang menjadi
objek konsolidasi tanah merasakan manfaat ini karena aksesibilitas tanah dari
jalan umum menjadi lebih baik, sehingga harga tanahnya lebih baik pula.
misalnua, tanah – tanah penduduk sebelum konsolidasi terdiri dari banyak lorong
– lorong, drainase tidak teratur, tanah – tanah berbentuk tidak simetris, dan
sebagainya. Setelah konsolidasi tanah, seluruh lingkungan tersebut ditata
sedemikian rupa untuk memberikan akses, membuka drainase terpadu, dan
mensimetriskan lahan.
Konsolidasi tanah ini juga memiliki kelemahan. Yakni, biaya yang
dibutuhkan tidak sedikit. Tetapi, ada solusi untuk masalah ini. Badan Pertanahan
Nasional (BPN) setempat dapat turun tangan untuk tahap perencanaan,
pengukuran,dan pemantauan. Masalah biaya dapat diambil dari “sumbangan”
tanah warga yang dihitung secara proporsional berdasarkan “keuntungan” yang
didapatkannya. Jadi, tidak ada yang tidak mungkin untuk menata tanah menjadi
lebih baik dan memiliki nilai ekonomi tinggi.

1.2. Tujuan Penulisan


Untuk menjelaskan apa itu konsolidasi dan bagaimana cara pengujiannya

1.3. Rumsusan Masalah


Berdasarkan latar belakang diatas, penulis membatasi dengan hanya
mengkaji masalah - masalah sebagai berikut:
Apakah yang dimaksud dengan konsolidasi?
Peroses konsolidasi dan uji konsolidasi?

KONSOLIDASI | 3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Konsolidasi

Konsolidasi adalah proses berkurangnya volume atau berkurangnya


rongga pori dari tanah jenuh berpemeabilitas rendah akibat pembebanan.
Proses ini terjadi jika tanah jenuh berpemeabilitas rendah dibebani, maka
tekanan air pori tanah bertambah, akibatnya air mengalir kelapisan tanah
dengan tekanan air pori yang rendah yang diikuti dengan penurunan tanah.
karena permeabilitas tanah rendah, mka proses ini membutuhkan waktu
Proses konsolidasi dilapangan dapat diamati dengan pemasangan
piezometer. Besarnya penurunan dapat diukur dari titik referensi yang
ditetapkan.

Peristiwa mampatnya tanah karena menderita tambahan tekanan efektif.


Pada peristiwa konsolidasi ada dua hal penting :

1. Besamya penurunan yang akan terjadi, yang ditentukan :


o Kompresibitas tanah.
o Tebal tanah kompresibel.
o Besamya tambahan tekanan efektif.
2. Laju konsolidasi, dipengaruhi oleh :
o Permeabilitas tanah.
o Tebal tanah kompresibel.
o Kondisi drainasi di  atas  dan  di bawah lapisan tanah kompresibel.

Untuk bisa mampat, air yang ada didalam pori tanah harus dikeluarkan.
Kecepatan pemampatan di pengaruhi oleh proses keluamya air dari dalam pori
tanah dan sifat kompresibelitas tanah.

KONSOLIDASI | 4
Pasir adalah tanah yang sangat permeabel dan tanah yang tidak
kompresibel, sehingga proses penurunan terjadi sangat cepat dan
penurunanya kecil.
Lempung yang kenyang air adalah tanah yang rapat air dan bersifat
sangat kompresibel sehingga penurunan yang terjadi bisa bertahun-tahun
dan penurunan yang terjadi besar.

2.2. Analogi konsolidasi satu dimensi.

Alat ukur Tek.


Hidrostatis

Seimbang (tek. Proses Konsolidasi


Overburden)Kelebihan tek. Air Porikonsolidasi berakhir,
(Excess pore water Tek. Air pori = 0
pressure)
/ kond. undrained

• Pegas divisualisasikan sebagai tanah zyang mudah mampat, air dalam


piston sebagai air pori dan lubang pada piston dilukiskan sebagai
kemampuan tanah meloloskan air.
• Pada sembarang waktu, tekanan yang terjadi pada pegas identik dengan
kondisi tegangan efektif di dalam tanah.
• Tekanan air dalam silinder identik dengan tekanan air pori.
• Kenaikan tekanan akibat penerapan beban (∆p) identik dengan tambahan
tegangan normal yang bekerja.

KONSOLIDASI | 5
• Gerakan piston menggambarkan perubahan volume tanah yang
dipengaruhi oleh kompresibilitas (kemudahmampatan) pegas.
• Permodelan menggambarkan apa yang terjadi bila tanah kohesif jenuh
dibebani di laboratorium maupun lapangan.

2.3. Proses Konsolidasi Di Lapangan

• Pondasi dibangun di atas tanah lempung jenuh yang diapit oleh lapisan
pasir.
• Segera setelah pembebanan, lapisan lempung mengalami kenaikan
tegangan sebesar ∆p
• Air pori dalam lapisan lempung mudah mengalir ke lapisan pasir

KONSOLIDASI | 6
• Tinggi air dalam pipa piezometer menyatakan besarnya kelebihan tekanan
air pori (excess pore water pressure) di lokasi pipa dipasang.
• Akibat tambahan tegangan ∆p, tinggi air dalam pipa naik : h = ∆p/γw yang
dinyatakan oleh garis DE yang menunjukkan tekanan air pori awal.
• Kurva K1 menunjukkan dalam waktu tertentu, tekanan air pori lapisan
lempung masih tetap dibandingkan dekat dengan lapisan pasir yang cepat
berkurang. Sesudahnya sesuai kurva yang ditunjukkan K2
• kedudukan garis AC menunjukkan proses konsolidasi telah selesai, yaitu
ketika kelebihan tekanan air pori (∆u) telah nol.

2.4. Lempung Normally Dan Overconsolidated

Lempung normally consolidated adalah jika tegangan efektif pada


suatu titik dalam tanah lempung yang berlaku sekarang merupakan tegangan
maksimumnya.

Lempung Over Consolidated adalah jika tegangan efektif pada suatu titik
dalam tanah lempung karena sejarah geologinya pernah mengalami tegangan
yang lebih besar dari tegangan yang sekarang.

• Menggambarkan sifat penting dari tanah lempung


• Tanah lempung yang biasanya terjadi dari proses pengendapan dan akibat
tanah di atasnya lempung mengalami konsolidasi atau penurunan, suatu
ketika tanah di atas mungkin kemudian hilang karena proses alam
sehingga tanah pernah mengalami tekanan yang lebih besar dari tekanan
sekarang yang biasa disebut overconsolidated.
• Tanah yang tidak pernah mengalami tekanan yang lebih besar dari
sekarang di sebut tanah normally consolidated.

KONSOLIDASI | 7
• Nilai banding overconsolidation (overconsolidation ratio, OCR)
didefinisikan sebagai nilai banding tekanan prakonsolidasi terhadap
tegangan efektif yang ada, dalam persamaan :
P
c'
OCR=
P
o'

• Tanah normally consolidated mempunyai OCR = 1, overconsolidated


mempunyai OCR > 1.
• Tanah dalam proses konsolidasi (underconsolidated) mempunyai OCR <
1, tanah yang belum seimbang.

2.5. Uji Konsolidasi

• Beban P diterapkan di atas benda uji, penurunan diukur dengan arloji


pembacaan (dial gauge)
• Beban diterapkan dalam periode 24 jam dan benda uji selalu terendam air.

KONSOLIDASI | 8
2.6. Sifat Khusus Grafik Hubungan ∆H Atau E Terhadap Log T

Kedudukan 1 kompresi awal akibat beban awal terhadap benda uji

Kedudukan 2 bagian garis lurus, menunjukan proses konsolidasiawal .


Kedudukan 3 menunjukan proses konsolidasi sekunder.

• Tiap penambahan beban selama pengujian, tegangan yang terjadi berupa


tegangan efektif
• Bila berat jenis tanah (specific gravity), dimensi awal dan penurunan pada
tiap pembebanan dicatat, maka nilai angka pori e dapat diperoleh.

KONSOLIDASI | 9
2.7. Interpretasi Hasil Uji Konsolidasi

• Perubahan tinggi (∆H) per satuan dari tinggi awal (H) adalah sama dengan
perubahan volume (∆V) per satuan volume awal (V), atau
ΔH ΔV
=
H V

e
H  H
1  eo

Koefisien pemampatan (av) Dan Koefisien perubahan volume (mv)

Koefisien pemampatan (av) adalah koefisien yang menyatakan


kemiringan kurva e-p’, jika volume awal V1 mampat menjadi V2, maka
terjadi pengurangan angka pori, perubahan volume menjadi ;

V 1−V 2 (1+ e 1)−(1+e 2) e 1−e 2


= =
V1 1+e 1 1+e 1
Dengan :
e1 = angka pori pada tegangan p1’
e2 = angka pori pada tegangan p2’
V1= volume pada tegangan p1’
V2= volume pada tegangan p2’

KONSOLIDASI | 10
Kemiringan kurva e – p’ (av) didefinisikan sebagai :

Δe e 1−e2
a v= =
Δp p 2 '− p1 '

• Koefisien perubahan volume (mv) didefinisikan sebagai perubahan volume


persatuan penambahan tegangan efektif.
• Jika terjadi kenaikan tegangan efektif dari p1’ ke p2’ maka angka pori akan
berkurang dari e1 dan ke e2 dengan perubahan tebal ∆H.
• Satuan dari mv adalah m2/kN
• Karena mv adalah perubahan volume per satuan penam - bahan tegangan,
maka :

KONSOLIDASI | 11
av Δp 1 a
mv = = v
1+e1 Δp 1+ e1

Contoh soal :
Hitunglah av dan mv untuk kenaikan tegangan dari 20 sampai 40 kN/m 2 dari kurva
uji Konsolidasi.

Penyelesaian :
Dari kurva diperoleh hubungan angka pori & tegangan
Untuk :
p1 '=20 kN /m2 , e 1 =1, 77
p2 '=40 kN /m2 , e2 =1 , 47

Jadi,
e 1 −e 2 1 ,77−1 , 47
a v= = =0 , 015 m2 /kN
p2 '− p1 ' 40−20

Dari kurva, untuk :


p1 '=20 kN /m2 , ΔH 1 / H=0 ,24
p2 '=40 kN /m2 , ΔH /H =0 ,31
0 , 31−0 , 24
mv = =0 , 0035 m2 /kN
40−20
KONSOLIDASI | 12
Contoh soal 2
Hasil uji konsolidasi pada lempung jenuh :

Hasil uji terakhir stlh 24 jam, kadar air = 24,5 % dan Gs = 2,70.
Gambarkan hubungan angka pori vs tegangan efektif dan
tentukan av dan mv
• Contoh tanah jenuh berlaku hubungan, e = wGs
maka angka pori akhir pengujian : e1 = 0,254 x 2,70 = 0,662
• Tebal contoh kondisi akhir : H1 = 19,25 mm
• Angka pori awal pengujian e0 = e1 + ∆e
• Umumnya hubungan antara ∆e dan ∆H dinyatakan :

Δe 1+e 0 1+e 1 +Δe


= =
ΔH H H
ΔH =20−19 ,25=0, 75 mm
Δe 1 , 662+Δe
=
0, 75 20
Δe=0 ,065
e 0 =0, 662+0,065=0 , 727
Δe 1+e0 1 , 727
jadi , = = =0 , 0864
ΔH H 20
Δe=0 ,0864 ΔH

KONSOLIDASI | 13
• Persamaan digunakan menentukan angka pori, dalam tabel :

Tegangan (p’) Tebal contoh setelah ∆e e


2
∆H
(kN/m ) berkonsolidasi (mm)
0 20.000 0,00 0,000 0,727
50 19.649 0,351 0,030 0,697
100 19.519 0,481 0,042 0,685
200 19.348 0,652 0,056 0,671
400 19.151 0,849 0,073 0,653
800 18.950 1,050 0,091 0,636
0.00 19.250 0,750 0,065 0,662

 Dari grafik :

p ' =250 kN /m 2 , e1 =0 , 665


1
2
p ' =350 kN /m , e 2=0 ,658
2
Δe 0 , 665−0 ,658
a v= = =0 , 00007 m2 /kN
Δp 350−250
a 0 ,00007
mv = v = =0 , 000042 m 2 /kN
1+ e1 1 , 665

KONSOLIDASI | 14
2.8. Indeks Pemampatan (Cc)

Indeks kompresi adalah kemiringan dari bagian lurus grafik e – log p’

• Dinyatakan oleh persamaan :


Δe e 1−e2 e1 −e 2
C c= = =
Δ log p ' log p2 '−log p1 ' log( p2 '/ p1 ' )

• Penelitian Terzaghi & Peck untuk tanah normally consolidation :

C c=0 , 009( LL−10 )


-----à remoulded
C c=0 , 007( LL−10)

Dimana : LL = liquid limit

KONSOLIDASI | 15
2.9. Indeks Pemampatan Kembali (Cr )

Indeks rekompresi adalah kemiringan dari kurva pelepasan beban


dan pembebanan kembali pada grafik e – log p’

e e1  e2 e1  e2
Cr   
 log p' log p2 ' log p1 ' log( p2 ' / p1 ' )

2.10. Penurunan Konsolidasi

• Ditinjau lapisan tanah lempung jenuh dengan tebal H dan akibat beban
yang bekerja, lapisan tanah menerima tambahan tegangan sebesar ∆p.
• Dianggap regangan arah lateral nol

KONSOLIDASI | 16
dengan :
ΔV ΔH e 0 −e 1 Δe
= = = V = volume awal
V H 1+e 0 1+ e0
H = tebal tanah awal
∆V = perub. Volume
∆H = perub. Tebal
∆e = perub. Angka pori
• Bila ∆H = Sc, maka persamaan umum :

e0 −e 1 Δe
Sc= H= H
1+e 0 1+ e0
• Untuk lempung tertentu, penurunan konsolidasi primer (pc’ = p0’+∆p) :
a. Normally consolidated (pc’ = p0’)
H p '
S c =Cc log 1
1+e 0 p0 '
b. Overconsolidated (pc’ > p0’) :

• Bila p1’ < pc’ :

H p '
S c =Cr log 1
1+ e0 p0 '
• Bila p1’ > pc’ :

H p ' H p '
S c =Cc log c +C r log 1
1+e 0 p0 ' 1+e 0 pc '

Untuk menghitung penurunan yang perlu diketahui adalah :

Tebal tanah kompresif H, angka pori tanah asli eo, dan nilai indeks
kompresi Cc atau koefisien perubahan volume mv. Tekanan efektif lapangan di
tengah-tengah lapisan tanah kompresif sama dengan Po sedang tambahan
tekanan di tengah-tengah lapisan adalah Po dan ditinjau di tengah-tengah lapisan

KONSOLIDASI | 17
tanah kompresif jika tebal maksimum sekitar 5 m. Jika ketebalan lapisan tanah
kompresif lebih dari 5 m, lapisan dianggap terdiri atas beberapa lapisan di mana
setiap lapis tebalnya 3 - 5 m. Untuk pondasi yang dibuat dalam galian tanah
(basement) maka berat tanah yang digali merupakan pengurangan beban.
Untuk pondasi yang merupakan satu kesatuan yang kaku dan dianggap
penurunanya sama, penyebaran tekanan dihitung dengan cari pendekantan 2 : 1.
Untuk pondasi yang tidak kaku, di mana penurunan deferensial bisa terjadi, untuk
pondasi yang berbentuk persegi dapat dihitung dengan cara Fadum. Pada pondasi
tiang yang dipancang pada tanah lunakjika ujung-ujung tidak mencapai lapisan
tanah keras, maka tekanan akan menyebabkan konsolidasi tanah lunak sedalam
H.

Untuk mengurangi penurunan yang terjadi dapat dilakukanjika P makin


kecil. Penurunan dapat juga dikurangi dengan memberi pra beban berupa
urugan. Tanah dibiarkan mengalami konsolidasi oleh beban berat tanah. Setelah
tanah relatif selesai penurunanya barn dibuat bangunan.

BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Dari hasil analisa perhitungan yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan
sebagai berikut :

KONSOLIDASI | 18
1. Kapasitas dukung tanah dasar yang terjadi akibat beban bangunan sendiri
lebih kecil daripada daya dukung ijin tanah dasar pada pondasi pada
bangunan tersebut, sehingga aman.
2. Untuk mengurangi penurunan yang terjadi dapat dilakukanjika P makin
kecil. Penurunan dapat juga dikurangi dengan memberi pra beban
berupa urugan. Tanah dibiarkan mengalami konsolidasi oleh beban berat
tanah. Setelah tanah relatif selesai penurunanya barn dibuat bangunan.
3. Penurunan tanah terjadi diakibatkan oleh sifat tanah yang kohesif yang
mengakibatkan tanah sangat mudah sekali mengalami penurunan apabila
dibebani, serta pengerjaan konstruksi yang tergesa-gesa tanpa menunggu
tercapainya derajat konsolidasi yang aman dan tidak adanya penyelidikan
geoteknik sebelum pengerjaan konstruksi merupakan kesalahan fatal
dalam pembangunan ini.

3.2. Saran

Suatu pelajaran berharga yang dapat diambil dari peristiwa penurunan


tanah di daerah Tanah Mas ini yaitu:
1. Apabila mendirikan bangunan di atas tanah timbunan yang tinggi,
pengurugannya harus dilakukan secara bertahap dan dipadatkan lapis demi
lapis, sehingga kepadatan tanah mencukupi dan derajat konsolidasi tanah
yang aman dapat tercapai.
2. Sangat perlu dilakukan penyelidikan dan analisis geoteknik terlebih dahulu
sebelum mendirikan suatu bangunan untuk mengantisipasi bahaya
penurunan, karena penurunan yang besar dapat menyebabkan terjadinya
kegagalan struktur.

DAFTAR PUSTAKA

Virgo Eresta Jaya. “Penataan Tanah dan Lingkungan melalui Konsolidasi


Tanah”, Forum Komunikasi Pertanahan. 2009

KONSOLIDASI | 19
http://kk.mercubuana.ac.id/elearning/files_modul/11018-2-912293668189.doc

https://www.google.co.id/Felearning.gunadarma.ac.id/2Fmekanika_tanah_lanjuT/
bab2_konsolidasidanpenurunan.

http://okkyirmanita.blogspot.co.id/2011/04/upaya-peningkatan-nilai-ekonomi-
tanah.html

KONSOLIDASI | 20

Anda mungkin juga menyukai