Disusun Oleh :
Aida Nor Muzdalifah 21080115120005
Roland Silalahi 21080114140099
M. Amin Maulana 21080117110002
Julia Nur Rizkiana 21080117120008
Khalisha Shafa Sausan 21080117120011
Firna Nabila 21080117120014
Ratna Arianti Hidayah 21080117120015
Tiva Sisti 21080117120034
Alya Karmilia 21080117120036
Annisa Mayang Sari 21080117140051
Nadya Suci Fauzul ‘Azhima 21080117140052
Tingkat pemadatan tanah di ukur dari berat volume kering tanah yang
dipadatkan. Bila air ditambahkan kepada suatu tanah yang sedang dipadatkan, air
tersebut akan berfungsi sebagia unsur pembasah pada partikel-partikel tanah.
Untuk usaha pemadatan yang sama, berat volume kering dari tanah akan naik bila
kadar air dalam tanah meningkat. Harap dicatat bahwa pada saat kadar air w = 0,
berat volume basah dari tanah adalah sama dengan berat volume keringnya.
Bila kadar airnya ditingkatkan terus secara bertahap pada usaha
pemadatan yang sama, maka berat dari jumlah bahan padat dalam tanah persatuan
volume juga meningkat secar bertahapmpula. Berat volume kering dari tanah pada
kadar air dapat dinyatakan setelah mencapai kadar air tertentu w = w2, adanya
penambahan kadar air justru cenderung menurunkan berat volume kering dari
tanah. Hal ini disebabkan karena air tersebut kemudian menempati ruang-ruang
pori dalam tanah yang sebetulnya dapat ditempati oleh partikel-partikel padat dari
tanah. Kadar air dimana harga berat volume kering maksimum tanah dicapai
tersebut kadar air optimim.
Percobaan-percobaan di laboratorium yang umum dilakukan untuk
mendapatkan berat volume kering maksimum dan kadar air optimum adalah
proctor compaction (uji pemadatan Proctor.
γd = b
1 ω
Berat volume kering setelah pemadatan bergantung pada jenis tanah, kadar air,
dan usaha yang diberikan oleh alat penumbuknya.
Gambar 1.1
Alat Pengujian Pemadatan Standar
Menurut SNI 1742:2008, Tanah dalam cetakan dipadatkan dengan alat
penumbuk, terdapat 2 alat menumbuk yaitu :
1. Alat penumbuk tangan (manual)
Dengan massa 2,495 kg ± 0,009 kg dan mempunyai permukaan berbentuk
bundar dan rata, diameter 50,80 mm ± 0,25 mm.
2. Alat penumbuk mekanis
Dilengkapi alat pengontrol tinggi jatuh bebas 305 mm ± 2 mm di atas permukaan
tanah yang akan dipadatkan dan dapat menyebarkan tumbukan secara merata di
atas permukaan tanah. Alat penumbuk harus mempunyai massa 2,495 kg ± 0,009
kg dan mempunyai permukaan tumbuk berbentuk bundar dan rata, berdiameter
50,80 mm ± 0,25 mm.
Kadar air mempunyai pengaruh yang besar terhadap tingkat kepadatan yang dapat
dicapai oleh suatu tanah. Disamping kadar air, faktor-faktor lain yang juga
mempengaruhi pemadatan adalah jenis tanah dan usaha pemadatan.
4.1 Pengaruh Macam Tanah dan Gradasi
Macam tanah, seperti distribusi ukuran butir , bentuk butiran , berat jenis dan macam
mineral lempung yang terdapat dalam tanah sangat berpengaruh pada berat volume
maksimum dan kadar air optimumnya.
• Jenis tanah sangat berpengaruh terhadap dmaks dan woptimum
• Tanah berbutir halus membutuhkan air lebih sedikit untuk mencapai woptimum
• Tanah berbutir kasar membutuhkan air lebih banyakl untuk mencapai woptimum
Tekanan tanah adalah gaya yang ditimbulkan oleh adanya dorongan tanah di
belakang struktur penahan tanah, yang dipengaruhi oleh perubahan letak
(displacement) dari dinding penahan dan sifat-sifat tanah.Tekanan tanah timbul
selama pergeseran tanah (soil displacement) atau selama peregangan tetapi sebelum
tanah tersebut mengalami keruntuhan.Tekanan tanah lateral digunakan untuk
perancangan dinding penahan yang lain,seperti:pangkal jembatan,turap,
terowongan, saluran beton di bawah tanah dan lain-lain. Agar dapat merencanakan
konstruksi penahan tanah dengan benar, maka kita perlu mengetahui gaya
horisontal yang bekerja antara konstruksi penahan dan massa tanah yang ditahan.
Gaya horisontal disebabkan oleh tekanan tanah arah horisontal (lateral).
Pada tanah, tekanan horizontal dan tekanan vertikal umumnya tidak sama.
perbandingan dari tekanan horizontal dan tekanan vertikal disebut koefisien
tanah lateral.
𝜎ℎ
𝐾=
𝜎𝑣
Dengan K = koefisien tanah lateral
Tekanan tanah lateral yang bekerja pada tanah yang diam, disebut tekanan
tanah lateral diam (earth pressure at rest) dengan koefisien tekanan tanah
lateral diam (Ko) yaitu perbandingan antara tekanan horizontal efektif dan
tekanan vertikal efektif di lapangan.
𝜎ℎ′
𝐾𝑜 =
𝜎𝑣′
Nilai Ko akan tetap konstan di sepanjang lapisan tanah yang sama, meskipun
kedalamannya berbeda. Contoh penerapan tekanan tanah diam adalah gorong -
gorong persegi (box culvert) dan ruang bawah tanah (basement), dimana tanah
yang bersinggungan dengan struktur bangunan tersebut tidak bisa bergera,
sehingga tekanan yang bekerja pada tanah di sekitar dindingnya berada di antara
kedudukan aktif dan pasif.
Adapun gaya yang bekerja pada retaining wall (tembok penahan tanah)
dinyatakan dalam persamaan berikut :
𝑃𝑜 = 𝐾𝑜. 𝛾. 𝐻
Dimana
Po = tekanan tanah lateral diam
Ko = koefisien tekanan tanah dalam keadaan diam
𝛾 = berat volume tanah (t/m3)
H = tinggi dinding (m)
Jika dinding turap mengalami keluluhan atau bergerak ke arah luar dari
tanah urug di belakangnya, maka tanah urug akan bergerak ke bawah dan ke
samping menekan dinding turap. Tekanan seperti ini disebut tekanan tanah
aktif (active earth pressure), sedangkan nilai banding tekanan horisontal dan
tekanan vertikal yang terjadi, yaitu sebagai koefisien tekanan tanah aktif
(coefficient of active earth pressure) dinotasikan dengan Ka. Nilai tekanan
tanah aktif lebih kecil dari nilai tekanan saat diam. Gerakan dinding menjauhi
tanah urug menghilangkan pertahanan baji tanah di belakang dinding. Jadi,
tekanan tanah aktif adalah gaya yang cenderung mengurangi keseimbangan
dinding penahan tanah. Nilai tekanan tanah pasif lebih besar dari nilai koefisien
tekanan tanah saat diam dan tekanan tanah aktif, atau Kp >Ko >Ka.
gambar 1.2 Tekanan Tanah Aktif
Pada kondisi aktif sembarang elemen tanah akan sama seperti benda uji dalam
alat triaksial yang diuji dengan penerapan tekanan sel yang dikurangi. sedang
tekanan aksial tetap. Ketika tekanan horisontal dikurangi pada suatu nilai
tertentu, kuat geser tanah pada suatu saat akan sepenuhnya berkembang dan
tanah kemudian mengalami keruntuhan. Gaya horisontal yang menyebabkan
keruntuhan ini merupakan Tekanan tanah aktif dan nilai banding tekanan
horizontal dan vertical pada kondisi ini merupakan koefisien tekanan tanah
aktif atau Ka.
Tekanan tanah aktif total (Pa) untuk penahan tanah setinggi H sama dengan
luas diagram tekanannya yaitu.
Pa = ½ H2 ɣ Ka
Gambar 1.3
Distribusi tekanan tanah aktif untuk permukaan tanah horizontal
7.2 Tekanan Tanah Aktif Berkohesi
Kohesi adalah lekatan antara butit tanah, sehingga kohesi mempunyai
pengaruh mengurangi tekanan aktif tanah sebesar 2c √𝐾𝑎
Pa = Ka ɣ H - 2c √𝐾𝑎
Tekanan tanah pasif akan terjadi dan bekerja pada suatu retaining wall apabila
tanah tersebut harus menahan bergeraknya retaining wall. Dengan kata lain
tekanan tanah pasif akan terjadi apabila dinding didorong menuju tanah. Pada
tekanan tanah pasif, konsep-konsep gaya yang bekerja dideskripsikan oleh
gambar di bawah ini:
Gambar 1.3
Konsep-Konsep Gaya
Tekanan Tanah Pasif (Kp) Menurut Rankine Disebut tekanan tanah pasif jika
tekanan yang bekerja mengakibatkan dinding mendekati tanah yang ditahan.
DAFTAR PUSTAKA
Bahan kuliah mekanika tanah Prodi Teknik Sipil. Sekolah Tinggi Teknologi Unggulan
Swarnadwipa . Kabupaten Kuantan Singingi – Riau
Bowles, J. E. 1991. Sifat-sifat Fisis dan Geoteknis Tanah : (Mekanika Tanah), 2nd edition.
Erlangga.
Santosa, Budi. Heri Suprapto dan Suryadi HS. Dasar Mekanika Tanah. Jakarta : Gunadarma.