Anda di halaman 1dari 37

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Terbatasnya jumlah lahan untuk pembangunan infrastruktur saat ini menjadi
sebuah hal yang seringkali dijadikan masalah. Salah satu jalan keluar dari
permasalahan tersebut adalah membuat sebuah lahan di bawah elevasi muka
tanah atau basement.Berdasarkan lokasi tersebut, dalam proses
konstruksibasement diperlukan pekerjaan galian tanah. Pekerjaan galian tanah
menjadi salah satu bagian penting dalam sebuah proyek konstruksi yang tidak
lepas dari ilmu geoteknik. Sehubungan dengan hal tersebut, pekerjaan galian
tanah sedikit banyak berpengaruh pada kondisi tanah di lingkungan sekitar.

Pada praktiknya, pekerjaan galian tanah membawa dampak terjadinya


pergerakan tanahdi sekitar lokasi konstruksi akibat beban kerja lateral. Hal
tersebut memicutimbulnya perubahan tegangan dan regangan yang
menyebabkandeformasi pada tanah. Dalam konstruksi basement, diperlukan
bangunan pendukung berupa dinding penahan tanahcontohnya penggunaan
soldier pile pada basement gedung PPAG Unpar. Dengan kondisi tersebut,
deformasi pada tanah akibat perubahan tegangan dan regangan akan
berdampak pula pada perilaku dari dinding penahan tanah.

Perubahan perilaku dari dinding penahan tanah pada saat proses pekerjaan
galian menjadi sebuah resiko dari konstruksi basement yang dapat berdampak
pada bangunan sekitar sehingga perlu adanya tindakan pengawasan. Aktivitas
monitoring gerakan lateral dan deformasi tanah dilakukan dengan bantuan alat
inklinometer. Dari alat tersebut diperoleh informasiaktualmengenai
kemiringan suatu bidang sebagai peringatan apabila terjadi deformasi yang
melewati batas izinnya.
1.2 Maksud dan Tujuan
Adapun maksud dan tujuan dari pengerjaan tugas besar ini adalah
1. Menentukan geometri dan perkuatan dinding penahan tanah
2. Menentukan pergerakan horizontal dan penurunan tanah sekitar galian
3. Menentukan angka keamanan
4. Menentukan gaya dalam struktur dinding penahan tanah
5. Menentukan Basal Heave, Piping dan Blow in
6. Menentukan dewatering dan jumlah Pompa
7. Memeriksa keriteria sesuai dengan SNI 8460:2017, termasuk beban luar
1.3 Ruang Lingkup Pembahasan
1. Menghitung Parameter Tanah
2. Menghitung parameter konstruksi secara manual
3. Melakukan pemodelan dinding penahan tanah Secant Pile pada basement
dan angkur pada software plaxis

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Konstruksi Basement

Metode Konstruksi Basement adalah metode pelaksanaan (konstruksi) yang pada


prinsipnya merupakan acuan bagi pihak pelaksana dalam
melaksanakan/mengelola suatu proyek basement sehingga mencapai hasil yang
diinginkan seefisien mungkin (Shahab, 1997). Penerapannya antara lain pada :

a. Sebagai shaft/ pembuka untuk pekerjaan-pekerjaan bawah tanah


b. Sebagai ruang penyimpanan bawah tanah
c. Bangunan parkir bawah tanah
d. Terowongan
e. Basementt pada bangunan tingkat tinggi

Secara singkat, Metodee Konstruksi pembuatan basement dapat dijelaskan sebagai


suatu metode konstruksi pada pembuatan basement, dimana pada pelaksanaan
urutan pekerjaannya dimulai dari pekerjaan arah ke bawah (downward) dan
pekerjaan arah ke atas (upward), setelah pelaksanaan arah ke bawah selesai,
pelaksanaan arah ke atas baru dimulai

Dalam prakteknya, pelaksanaan metode konstruksi ini terdiri dari pekerjaan arah
ke bawah (downward) dan pekerjaan arah ke atas (upward), setelah pelaksanaan
arah ke bawah selesai, pelaksanaan arah ke atas baru dimulai
2.2 Secant Pile

Secant Pile adalah konstruksi dinding penahan tanah berupa tiang yang dibuat
beririsan antara satu pile dengan pile lainnya sehingga membentuk dinding yang
rapat. Material yang digunakan adalah pile dari beton bertulang dan pile dari
bentonite. Pada dinding penahan tanah jenis secant pile terdapat yang disebut pile
primer (primary pile) dan pile sekunder (secondary pile). Pile primer adalah pile
dari semen bentonite. Disebut primer karena pada pengerjaan secant pile, pile
semen bentonite dikerjakan pertama kali. Sedangkan pile sekunder ialah pile dari
beton bertulang. Disebut pile sekunder karena pada pengerjaan secant pile beton
bertulang dikerjakan setelah pile dari bentonite.

Desain secant pilemerupakan metode tiang bor yang dibuat berbaris secara
tumpang tindih sebagai dinding penahan tanah dengan cara cor di tempat.
Prosedur konstruksi tiang bor dengan cara cor di tempat dilakukan dengan
mengebor lubang terlebih dahulu, kemudian memasukkan tulangan kedalamnya
dan diakhiri dengan pengecoran memakai pipa Tremie.

Dari gambar diatassetelah tiang bor nomor 1, 2, dan 3 selesai, sebelum mengental,
tiang bor nomor 4, 5, dan 6 dibuat dengan memotong tiang bor yang sebelunya
telah ada. Metode pelaksanaan yang digunakan dalam pembuatan secant pile
adalah dengan mengecor pile dengan material bentonite terlebih dahulu dengan
jarak antar pile adalah sebesar dua kali diameter pile. Kemudian di tengah-tengah
antara pile semen bentonite, dilakukan pengeboran tanah dengan diameter dan
kedalaman yang sama. Pada proses tersebut pile semen bentonite akan sebagian
tergerus. Sela-sela pile semen bentonite tersebut akan terisi dengan pile beton
bertulang.
Secant Pile diangker cocok untuk menahan tebing galian yang galiannya dalam
tetapi masih juga bergantung pada kondisi tanah dinding turap ini menahan beban
lateral dengan mengandalkan tahanan tanah pada bagian turap yang terpancang ke
dalam tanah dengan di bantu oleh angker yang dipasang pada bagian atasnya.
Kedalaman turap menembus tanah bergantung pada besamya tekanan tanah.
Untuk dinding turap yang tinggi diperlukan turap baja dengan kekuatan tinggi
Stabilitas dan tegangan pada turap yang diangker bergantung pada banyak faktor
misalnya kekakuan relatif bahan turap, kedalaman penetrasi turap, kemudah
mampatan tanah, kuat geser tanah, keluluhan angker dan lain-lainnya.
2.3 Tekanan Lateral Tanah
Rankine (1857) mengembangkan teori tekanan lateral tanah dari
kondisi keruntuhan tanah di depan dan di belakang dinding penahan
tanah yang berdasar pada konsep kesetimbangan plastis. Tekanan
tanah saat dinding diijinkan bergerak yang menyebabkan tekanan
horisontal berkurang terus menerus hingga keadaan setimbang
dinamakan tekanan aktif, sedangkan tekanan horisontal yang
bertambah karena dinding terdorong ke dalam dinamakan tekanan
pasif.

Rankine (1857) menyelidiki keadaan tegangan di dalam tanah yang


berada pada kondisi keseimbangan plastis. Keseimbangan plastis
sendiri adalah suatu keadaan yang menyebabkan tiap tiap titik di
dalam massa tanah menuju proses ke suatu keadaan runtuh (Braja M.
Das,1995).

Suatu massa tanah dibatasi oleh dinding dengan permukaan licin


(frictionless wall) AB (gambar 2.1) yang dipasang sampai kedalaman
tak terhingga. Suatu elemen tanah yang terletak pada kedalaman z
akan terkena tekanan arah vertikal (σv) dan tekanan arah horizontal
(σh). Sementara itu tegangan geser pada bidang tegak dan bidang
datar diabaikan.

Tekanan vertikal total merupakan tekanan arah vertikal akibat lapisan


tanah di atasnya.
𝜎𝑣 = 𝛾𝑧
Keterangan :
𝜎𝑣 = Tekanan vertikal total (kN/m2)
𝛾 = Berat jenis tanah (kN/m3)
𝑧 = Tinggi lapisan tanah dari muka tanah ke titik z (m)

Dinding Penahan Tanah yang diberi Beban Luar (surcharge)

Bila terdapat beban luar sebesar q per satuan luas, persamaan


tekanan arah vertikal efektif menurut Rankine sebagai berikut:
Pada z = 0
𝜎𝑣 = 𝜎′𝑣 = 𝑞
Pada kedalaman z = H1
𝜎𝑣 = 𝜎′𝑣 = 𝑞 + 𝐻1 𝛾
Pada kedalaman z = H
𝜎′𝑣 = 𝑞 + 𝐻1 𝛾 + 𝐻2 𝛾′

Keterangan :
𝜎′𝑣 = Tekanan vertikal efektif (kN/m2)
𝑞 = Beban luar (kN/m2)
𝛾′ = 𝛾𝑠𝑎𝑡 − 𝛾𝑤
= Berat jenis tanah efektif (kN/m3)
𝐻 = Tinggi lapisan tanah (m)
𝐻1 = Tinggi lapisan diatas muka air tanah (m)
𝐻2 = Tinggi lapisan dibawah muka air tanah (m)
𝑧 = Tinggi lapisan tanah di titik z (m)

Tekanan horizontal total dapat dirumuskan sebagai berikut


𝜎ℎ = 𝜎′ℎ + 𝑢

Keterangan :
𝜎ℎ = Tekanan horizontal total (kN/m2)
𝜎′ℎ = Tekanan horizontal efektif (kN/m2)
𝑢 = Tekanan horizontal yang disebabkan air pori (kN/m3)

Tekanan Tanah Aktif Menurut Rankine


Bila dinding AB diijinkan bergerak menjauhi massa tanah secara
perlahan-lahan, maka tegangan utama arah horizontal akan
berkurang secara terus menerus. Akhirnya pada suatu kondisi yaitu
kondisi keseimbangan plastis akan dicapai bila kondisi tegangan di
dalam elemen tanah dapat diwakili oleh lingkaran Mohr b dalam
gambar dan kelonggaran di dalam tanah terjadi. Keadaan tersebut
dinamakan sebagai “kondisi aktif menurut Rankine”; tekanan yang
bekerja pada bidang vertikal (yang merupakan bidang utama) adalah
tekanan tanah aktif menurut Rankine.
Tekanan tanah efektif aktif
𝜎ℎ = 𝜎′𝑣 𝐾𝑎 − 2𝑐√𝐾𝑎
Keterangan :
𝜎ℎ𝑎 = Tegangan total aktif (kN/m2)
𝜎′ = Tegangan vertikal efektif (kN/m2)
𝑐 = Kohesi tanah (kN/m2)
𝐾𝑎=𝑡𝑎𝑛2(45−∅2 )
= Koefisien tanah aktif (kN/m3)
𝜑 = Sudut geser dalam (o)
Sedangkan gaya aktif persatuan luas dinding penahan merupakan
luasan diagram tekanan.
𝑃𝑎 = 𝐻 𝜎ℎ′𝑎 + 0,5 𝐻 𝜎ℎ′𝑎
Keterangan :
𝑃𝑎 = Tekanan tanah aktif (kN/m)
𝐻 = Tinggi lapisan tanah (m)
𝜎ℎ′𝑎 = Tekanan tanah efektif aktif (kN/m2)
Tekanan Tanah Pasif Menurut Rankine
Dinding AB adalah tembok licin tak terhingga.Keadaan tegangan
awal pada suatu elemen tanah diwakili oleh lingkaran Mohr a dalam
gambar. Apabila tembok didorong secara perlahan-lahan ke arah
masuk ke dalam massa tanah, maka tegangan utama akan bertambah
secara terus menerus. Akhirnya didapatkan suatu keadaan yang
menyebabkan kondisi tegangan elemen tanah dapat diwakili oleh
lingkaran mohr b. pada keadaan ini keruntuhan akan terjadi yang
saat ini dikenal sebagai kondisi pasif menurut Rankine. Disamping
itu tekanan tanah ke samping merupakan tegangan utama besar yang
dinamakan tekanan tanah pasif menurut Rankine.
Tekanan tanah efektif pasif
𝜎ℎ = 𝜎′𝑣 𝐾𝑝 + 2𝑐√𝐾𝑝
Keterangan :
𝜎ℎp = Tegangan total aktif (kN/m2)
𝜎′𝑣 = Tegangan vertikal efektif (kN/m2)
𝑐 = Kohesi tanah (kN/m2)
𝐾𝑝 =𝑡𝑎𝑛2(45−∅2 )
= Koefisien tanah aktif (kN/m3)
𝜑 = Sudut geser dalam (o)

Sedangkan gaya aktif persatuan luas dinding penahan merupakan luasan diagram
tekanan.
𝑃𝑎p = 𝐻 𝜎ℎ′p + 0,5 𝐻 𝜎ℎ′p
Keterangan :
𝑃p = Tekanan tanah pasif (kN/m)
𝐻 = Tinggi lapisan tanah (m)
𝜎ℎ′p = Tekanan tanah efektif aktif (kN/m2)

Variasi Besarnya Tekanan Tanah Horizontal dengan Kemiringan (deformasi)


tembok
Pada perhitungan tekanan tanah lateral manual metode Rankine, Ka dan Kp
lapisan tanah memiliki satu nilai konstan yang dihitung dengan rumus (2.7) dan
(2.10) untuk kondisi deformasi dinding penahan tanah maksimum. Sedangkan
pada program Plaxis, nilai Ka dan Kp lapisan tanah dihitung melalui program
dimana nilai Ka dan Kp bergerak dinamis tergantung dari besarnya deformasi
yang dapat digambarkan pada gambar

2.4 Faktor Keamanan

Faktor keamanan lereng yang disyaratkan untuk analisis kestabilan lereng tanah
diperlihatkan pada Tabel 2.1. dengan didasarkan pada pertimbangan biaya dan
konsekuensi kegagalan lereng terhadap tingkat ketidakpastian kondisi analisis.
Sedangkan untuk lereng batuan, faktor keamanan yang disyaratkan diperlihatkan
pada Tabel 2.2. dengan mempertimbangkan kondisi permanen atau sementara
lereng batuan yang akan direncanakan.

Pada lereng batuan, pengaruh air perlu diperhitungkan. Apabila muka air tanah
tinggi dan diperlukan usaha penurunan muka air tanah di dalam massa batuan
untuk meningkatkan faktor keamanan, maka dapat dilakukan penurunan muka air
tanah dengan bor horizontal yang berfungsi sebagai drainase untuk mengalirkan
air keluar dari massa batuan. Tabel 26 memberikan rekomendasi nilai faktor
keamanan untuk lereng batuan.

Nilai Faktor Keamanan Untuk Lereng Tanah


Rekomendasi nilai faktor keamanan lereng batuan

Pada lereng tambang, meskipun dapat dianggap sebagai lereng yang bersifat
sementara, faktor lamanya proses penambangan, proses penambangan yang
umumnya dengan peledakan (blasting), serta laju proses pelapukan baik oleh
cuaca maupun air di dalam massa batuan, terutama pada batuan lempung serpih
(clayshale) harus mendapatkan perhatian yang seksama di dalam perancangan.
BAB III

METODE ANALISIS

Analisis galian dalam dilakukan pada studi kasus pembangunan basement


menggunakan software PLAXIS. Pada penelitian ini menggunakan parameter
tanah yang didapat dari soal yang telah diberikan. parameter tanah yang
dibutuhkan yaitu kohesi, sudut geser, berat volume, koefisien permeabilitas,
modulus elastisitas tanah, dan poisson ratio.
Adapun hal-hal yang akan dibahas pada laporan ini adalah :
1. Geometri dan perkuatan dinding penahan tanah
2. Pergerakan horizontal dan penurunan tanah sekitar galian
3. Angka keamanan
4. Gaya dalam struktur dinding penahan tanah
5. Basal heave, Piping dan Blow In (Jika Ada)
6. Dewatering dan jumlah pompa
7. Periksa semua keriteria SNI 8460:2017, termasuk beban luar
Soal berdasarkan 2 angka Nim Terakhir, data lain yang tidak diberikan dapat
diasumsikan dengan wajar

3.1 Metode Galian

Metode galian yang digunakan dalam tugas ini adalah metode Braced Excavation.
Pada metode ini pemasangan strut atau penyangga di depan dinding penahan
tanah di sepanjang area pengerjaan galian dalam secara vertikal maupun
horizontal. Penyokong berfungsi sebagai sarana untuk meneruskan gaya lateral
dinding galian ke belakang dinding penahan tanah

3.2. Metode Dewatering

Metode galian yang digunakan dalam tugas ini adalah metode Braced Excavation.
Pada metode ini pemasangan strut atau penyangga di depan dinding penahan
tanah di sepanjang area pengerjaan galian dalam secara vertikal maupun
horizontal. Penyokong berfungsi sebagai sarana untuk meneruskan gaya lateral
dinding galian ke belakang dinding penahan tanah.
Dewatering didefinisikan sebagai sebuah proses untuk memompa dari sumur atau
tempat penampungan air yang bertujuan untuk menurunkan muka air tanah. Hal
ini bertujuan untuk memungkinkan penggalian dibuat dalam kondisi kering dan
stabil di bawah permukaan air tanah.
Metode dewatering yang digunakan adalah open pumping. Open pumping
merupakan suatu metode dimana air dikumpulkan di bagian yang lebih dalam dari
penggalian dan dipompa keluar. Metode ini merupakan suatu metode yang
sederhana dan murah, namun metode ini memiliki batasan yaitu digunakan pada
galian yang tidak terlalu dalam.

BAB IV

HASIL ANALISIS

4.1 Layout Galian Dalam

Layout galian dalam pada perencanaan tugas ini digali sebanyak 11 kali seperti
pada gambar dibawah ini

Layout galian dalam pada sumbu-X


Layout Galian Dalam pada Sumbu Y

4.2 Kondisi Tanah dan Parameter Desain

Parameter desain tanah yang telah diberikan adalah sebagai berikut


4.3 Parameter Desain Secant Wall

Berikut adalah desain secant pile yang digunakan sebagai dinding penahan tanah
pada tugas ini. Namun, parameter harus dikonversi menjadi plane strain agar
dapat dimasukkan ke Palxis 8.5.
4.4 Parameter Strut

parameter strut
Parameter Strut Ukuran Satuan
Type Material Elastis
Luas Penampang (A) Tabel Baja 0,01739 m2
Modulus Elastisitas Baja E Ketentuan 210000000 kN/m2
Mutu Baja Asumsi 400 Mpa
Normal Stiffness(EA) EA 196592,6347 kN

4.5 Pemodelan

Tahapan pemodelan pada tugas DPT ini, berikut tahapan pemodelan dalam
kondisi drained dan undrained

1. Penggambaran geometrik tanah


2. Masukkan material sesuai dengan parameter desain

3. Masukkan Material ke dalam geometri yang telah dibuat

4. Pilih standard fixities


5. Buat galian sesuai tinggi yang ditentukan

6. Masukkan beban sesuai yang ditentukan


7. gambar Secant Pile menggunakan plate yang telah dikonversi menjadi
plane strain, lalu masukkan material ke plate yang telah digambar

8. pilih interface, Kemudian letakkan interface pada plate sebanyak 2 kali


pada masing-masing plate
9. gambar strut. Kemudian masukkan material ke strut yang digambar

10. Pilih mesh, update dan initial conditions


11. Lakukan proses initial pore preasures untuk memberikan MAT

12. Kemudian pilih initial pore preasures, lalu calculate


4.6 Tahapan Kalkulasi Galian
Tahapan Kalkulasi galian adalah sebagai berikut :
1. Define beban dan dinding, lalu update

2. Define galian 1 dan 2, lalu update


3. Untuk galian dibawah permukaan air, lakukan dewatering sebelum
melakukan galian

4. Lakukan galian 3 define tanah dan strut, setelah dewatering. Ulangi


sampai galian ke 11
5. Berikan titik tinjau berdasarkan poin yang dipilih, lalu calculate

6. Setelah galian terakhir, lakukan perhitungan SF


4.7 Output Hasil Akhir (Gaya Dalam Struktur DPT)
Faktor keamanan atau Safety Faactor terdapat pada Tab Multipliers bagian Total
Multipliers. Terdapat nilai ΣMsf yang merupakan nilai Safety Factor (SF) dari SF dari
keseluruhan konstruksi basement. Untuk melihat Deformed Mesh, Total
Displacement, dan resultan gaya – gaya yang terjadi dapat dilihat pada jendela output
yang dapat diakses dengan cara mengklik tombol output.
Untuk melihat deformasi/defleksi/gaya dinding penahan tanah secara detail, dapat
diklik dua kali pada dinding penahan tanah yang akan ditinjau. Kemudian jika ingin
melihat deformasi/defleksi/gaya per kedalaman dapat diakses menggunakan alat
Table. Hasil keluaran analisis stabilitas seperti Gambar dibawah ini

4.8 Analisis Stabilitas

Investigasi geoteknik dilakukan guna mendapatkan data stratifikasi tanah, jenis,


dan sifat-sifat mekanis serta fisis tanah. Investigasi geoteknik ini dilakukan
dengan pemboran dan uji penetrasi serta pengambilan sampel pada lubang bor di
beberapa lokasi survei.
Pada tiap lokasi dilakukan kegiatan:
a. Pemboran tanah.

b. Uji sondir.

c. Analisis stabilitas.
Analisa stabilitas dinding dilakukan untuk mengetahui apakah struktur dinding
penahan tanah sudah memenuhi syarat yang berlaku dan sesuai dengan SNI
8460:2017. Pada perencanaan kali ini, dilakukan analisa stabilitas dinding dengan
menggunakan program bantu PLAXIS V.8.5.
Berikut adalah beberapa hasil dari analisa stabilitas dinding dengan menggunakan
program bantu PLAXIS V.8.5.
Horizontal displacement drained

Horizontal displacement Undrained

Flow Field tanah Drained


Flow Field tanah Undrained
4.9 Gambar Konstruksi
Konstruksi galian ini menggunakan tembok (secant pile) dengan brace cut
sebanyak 10 buah

Konstruksi galian drained dan undrained


4.10 Heave, Piping, Blow-in
Heave terjadi kalau daya dukung tanah di level ujung bawah retaining structure
tidak mampu menahan beban-beban vertikal yang bekerja pada level itu,
sehingga tanah akan bergerak dari luar ke arah galian melalui toedari retaining
structure . Jadi jika anda menggali tanah dan setelah mencapai kedalaman tertentu
galian tidak bertambah dalam, sekalipun tanah terus digali, ini berarti telah terjadi
heave. Tanah mengalir dari luar kedalam galian. Solusi jika terjadi heave adalah
dengan memperpanjang penetration length dari retaining structure.
Pembahasan :
Berdasarkan analisis yang diperoleh didapatkan bahwa panjang dinding sebesar
11 m dengan 10 buah struts tipe brace cut tidak mengalami kegagalan. Jadi untuk
masalah instabilitas galian berupa heave tidak akan terjadi.
Piping terjadi kalau tanah disekitar dasar galian adalah sand dan exit gradient (i
exit) > critical gradient (i c). Terjadi rembesan air yang keluar dari dasar galian
deras sehingga merusak ikatan antar butiran pasir di sekitar dasar galian. Solusi
jika terjadi piping adalah dengan memperpanjang panjang penetrasi dinding
penahan tanah.
Pembahasan :
Berdasarkan hasil analisis didapatkan bahwa panjang dinding sebesar 11 m tidak
mengalami masalah terhadap instabilitas galian sehingga piping tidak akan terjadi.
Blow-in terjadi jika tanah disekitar galian merupakan clay dan tekanan air pada
lapisan sand dibawah clay tersebut lebih besar dibanding clay, sehingga tekanan
air akan mengangkat lapisan clay tersebut.
Solusi jika terjadi adalah dengan membuat relief wells pada dasar galian, berupa
lubang-lubang dengan diameter kurang lebih 20 cm dan jarak tertentu hingga
menembus lapisan clay, sehingga tekanan air pada lapisan sand dibawahnya bisa
dilepas sehingga mengecil dan dasar galian aman.
Pembahasan :
Berdasarkan hasil analisis didapatkan bahwa panjang dinding sebesar 11 m, tidak
mengalami masalah instabilitas sehingga blow in tidak akan terjadi.
4.11 Dewatering
Berikut ini hasil dari perhitungan program plaxis tentang kecepatan rembesan air
(Flow Field) yang masuk kedalam galian ke 11. Hasil kecepatan rembesan air
adalah 0, 792 m³/day atau 9,16344 E-06 m³/s
Q = V.A
Q = Debit Air
V = Velocity
A = Luas Penampang

Q = 9,16344 E-06 m³/s . 12 m


Q = 0,00011 m³/s = 6,596358 liter/min

Direncanakan dengan metode Dewatering Open Pumping dan kapasitas pompa


yang dibutuhkan dalam pekerjaan dewatering kali ini yaitu sebesar 7 liter/min
karena debit rembesan yang keluar dari galian sebesar 6,596358 liter/min
Dewatering tanah drained

Dewatering tanah Undrained


4.12 Faktor Keamanan
Hasil Faktor Keamanan kedua tipe tanah adalah sebagai berikut

SF drained = 2,7969
SF undrained = 3,1786

Nilai Faktor Keamanan Untuk Lereng Tanah


Berdasarkan tabel di atas nilai minimum SF untuk bangunan adalah 1,5.
Berdasarkan data yang telah direncanakan, telah sesuai dengan SF yang diijinkan
oleh SNI 8460:2017 Persyaratan Perancangan Geoteknik.
BAB V
KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan perencaan tugas yang telah dilakukan, dapat diperoleh beberapa
kesimpulan sebagi berikut:
1. Beban yang bekerja pada dinding penahan tanah terhadap galian basement yaitu
beban akibat tanah sendiri, beban akibat air tanah, dan beban struktur bangunan
diatas sekitar galian.

a. Beban = 10 kN/m2

b. Jarak beban tambahan = 5 m

c. Kedalaman galian = 11 m

d. Kedalaman secant pile = 13 m

e. Jarak beban terhadap dinding = 3 m

e. MAT = 2 m

2. Tahapan dalam merencanakan dinding penahan tanah adalah menentukan


kebutuhan panjang dinding penahan tanah. Setelah itu mendetail pada masing-
masing bagian secant pile dan struts. Perencanaan terdiri dari preliminary design,
analisa stabilitas dinding, dan metode pelakasanaan galian.

3. Analisis data dilakukan dengan Plaxis 8.5 dengan memasukkan semua data
parameter dan data desain untuk memperoleh analisis stabilitas dan nilai faktor
keamanan.

a. SF kondisi drained = 2, 7969

b. SF kondisi undrained = 3,1786

Anda mungkin juga menyukai