PENDAHULUAN
Perubahan perilaku dari dinding penahan tanah pada saat proses pekerjaan
galian menjadi sebuah resiko dari konstruksi basement yang dapat berdampak
pada bangunan sekitar sehingga perlu adanya tindakan pengawasan. Aktivitas
monitoring gerakan lateral dan deformasi tanah dilakukan dengan bantuan alat
inklinometer. Dari alat tersebut diperoleh informasiaktualmengenai
kemiringan suatu bidang sebagai peringatan apabila terjadi deformasi yang
melewati batas izinnya.
1.2 Maksud dan Tujuan
Adapun maksud dan tujuan dari pengerjaan tugas besar ini adalah
1. Menentukan geometri dan perkuatan dinding penahan tanah
2. Menentukan pergerakan horizontal dan penurunan tanah sekitar galian
3. Menentukan angka keamanan
4. Menentukan gaya dalam struktur dinding penahan tanah
5. Menentukan Basal Heave, Piping dan Blow in
6. Menentukan dewatering dan jumlah Pompa
7. Memeriksa keriteria sesuai dengan SNI 8460:2017, termasuk beban luar
1.3 Ruang Lingkup Pembahasan
1. Menghitung Parameter Tanah
2. Menghitung parameter konstruksi secara manual
3. Melakukan pemodelan dinding penahan tanah Secant Pile pada basement
dan angkur pada software plaxis
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Dalam prakteknya, pelaksanaan metode konstruksi ini terdiri dari pekerjaan arah
ke bawah (downward) dan pekerjaan arah ke atas (upward), setelah pelaksanaan
arah ke bawah selesai, pelaksanaan arah ke atas baru dimulai
2.2 Secant Pile
Secant Pile adalah konstruksi dinding penahan tanah berupa tiang yang dibuat
beririsan antara satu pile dengan pile lainnya sehingga membentuk dinding yang
rapat. Material yang digunakan adalah pile dari beton bertulang dan pile dari
bentonite. Pada dinding penahan tanah jenis secant pile terdapat yang disebut pile
primer (primary pile) dan pile sekunder (secondary pile). Pile primer adalah pile
dari semen bentonite. Disebut primer karena pada pengerjaan secant pile, pile
semen bentonite dikerjakan pertama kali. Sedangkan pile sekunder ialah pile dari
beton bertulang. Disebut pile sekunder karena pada pengerjaan secant pile beton
bertulang dikerjakan setelah pile dari bentonite.
Desain secant pilemerupakan metode tiang bor yang dibuat berbaris secara
tumpang tindih sebagai dinding penahan tanah dengan cara cor di tempat.
Prosedur konstruksi tiang bor dengan cara cor di tempat dilakukan dengan
mengebor lubang terlebih dahulu, kemudian memasukkan tulangan kedalamnya
dan diakhiri dengan pengecoran memakai pipa Tremie.
Dari gambar diatassetelah tiang bor nomor 1, 2, dan 3 selesai, sebelum mengental,
tiang bor nomor 4, 5, dan 6 dibuat dengan memotong tiang bor yang sebelunya
telah ada. Metode pelaksanaan yang digunakan dalam pembuatan secant pile
adalah dengan mengecor pile dengan material bentonite terlebih dahulu dengan
jarak antar pile adalah sebesar dua kali diameter pile. Kemudian di tengah-tengah
antara pile semen bentonite, dilakukan pengeboran tanah dengan diameter dan
kedalaman yang sama. Pada proses tersebut pile semen bentonite akan sebagian
tergerus. Sela-sela pile semen bentonite tersebut akan terisi dengan pile beton
bertulang.
Secant Pile diangker cocok untuk menahan tebing galian yang galiannya dalam
tetapi masih juga bergantung pada kondisi tanah dinding turap ini menahan beban
lateral dengan mengandalkan tahanan tanah pada bagian turap yang terpancang ke
dalam tanah dengan di bantu oleh angker yang dipasang pada bagian atasnya.
Kedalaman turap menembus tanah bergantung pada besamya tekanan tanah.
Untuk dinding turap yang tinggi diperlukan turap baja dengan kekuatan tinggi
Stabilitas dan tegangan pada turap yang diangker bergantung pada banyak faktor
misalnya kekakuan relatif bahan turap, kedalaman penetrasi turap, kemudah
mampatan tanah, kuat geser tanah, keluluhan angker dan lain-lainnya.
2.3 Tekanan Lateral Tanah
Rankine (1857) mengembangkan teori tekanan lateral tanah dari
kondisi keruntuhan tanah di depan dan di belakang dinding penahan
tanah yang berdasar pada konsep kesetimbangan plastis. Tekanan
tanah saat dinding diijinkan bergerak yang menyebabkan tekanan
horisontal berkurang terus menerus hingga keadaan setimbang
dinamakan tekanan aktif, sedangkan tekanan horisontal yang
bertambah karena dinding terdorong ke dalam dinamakan tekanan
pasif.
Keterangan :
𝜎′𝑣 = Tekanan vertikal efektif (kN/m2)
𝑞 = Beban luar (kN/m2)
𝛾′ = 𝛾𝑠𝑎𝑡 − 𝛾𝑤
= Berat jenis tanah efektif (kN/m3)
𝐻 = Tinggi lapisan tanah (m)
𝐻1 = Tinggi lapisan diatas muka air tanah (m)
𝐻2 = Tinggi lapisan dibawah muka air tanah (m)
𝑧 = Tinggi lapisan tanah di titik z (m)
Keterangan :
𝜎ℎ = Tekanan horizontal total (kN/m2)
𝜎′ℎ = Tekanan horizontal efektif (kN/m2)
𝑢 = Tekanan horizontal yang disebabkan air pori (kN/m3)
Sedangkan gaya aktif persatuan luas dinding penahan merupakan luasan diagram
tekanan.
𝑃𝑎p = 𝐻 𝜎ℎ′p + 0,5 𝐻 𝜎ℎ′p
Keterangan :
𝑃p = Tekanan tanah pasif (kN/m)
𝐻 = Tinggi lapisan tanah (m)
𝜎ℎ′p = Tekanan tanah efektif aktif (kN/m2)
Faktor keamanan lereng yang disyaratkan untuk analisis kestabilan lereng tanah
diperlihatkan pada Tabel 2.1. dengan didasarkan pada pertimbangan biaya dan
konsekuensi kegagalan lereng terhadap tingkat ketidakpastian kondisi analisis.
Sedangkan untuk lereng batuan, faktor keamanan yang disyaratkan diperlihatkan
pada Tabel 2.2. dengan mempertimbangkan kondisi permanen atau sementara
lereng batuan yang akan direncanakan.
Pada lereng batuan, pengaruh air perlu diperhitungkan. Apabila muka air tanah
tinggi dan diperlukan usaha penurunan muka air tanah di dalam massa batuan
untuk meningkatkan faktor keamanan, maka dapat dilakukan penurunan muka air
tanah dengan bor horizontal yang berfungsi sebagai drainase untuk mengalirkan
air keluar dari massa batuan. Tabel 26 memberikan rekomendasi nilai faktor
keamanan untuk lereng batuan.
Pada lereng tambang, meskipun dapat dianggap sebagai lereng yang bersifat
sementara, faktor lamanya proses penambangan, proses penambangan yang
umumnya dengan peledakan (blasting), serta laju proses pelapukan baik oleh
cuaca maupun air di dalam massa batuan, terutama pada batuan lempung serpih
(clayshale) harus mendapatkan perhatian yang seksama di dalam perancangan.
BAB III
METODE ANALISIS
Metode galian yang digunakan dalam tugas ini adalah metode Braced Excavation.
Pada metode ini pemasangan strut atau penyangga di depan dinding penahan
tanah di sepanjang area pengerjaan galian dalam secara vertikal maupun
horizontal. Penyokong berfungsi sebagai sarana untuk meneruskan gaya lateral
dinding galian ke belakang dinding penahan tanah
Metode galian yang digunakan dalam tugas ini adalah metode Braced Excavation.
Pada metode ini pemasangan strut atau penyangga di depan dinding penahan
tanah di sepanjang area pengerjaan galian dalam secara vertikal maupun
horizontal. Penyokong berfungsi sebagai sarana untuk meneruskan gaya lateral
dinding galian ke belakang dinding penahan tanah.
Dewatering didefinisikan sebagai sebuah proses untuk memompa dari sumur atau
tempat penampungan air yang bertujuan untuk menurunkan muka air tanah. Hal
ini bertujuan untuk memungkinkan penggalian dibuat dalam kondisi kering dan
stabil di bawah permukaan air tanah.
Metode dewatering yang digunakan adalah open pumping. Open pumping
merupakan suatu metode dimana air dikumpulkan di bagian yang lebih dalam dari
penggalian dan dipompa keluar. Metode ini merupakan suatu metode yang
sederhana dan murah, namun metode ini memiliki batasan yaitu digunakan pada
galian yang tidak terlalu dalam.
BAB IV
HASIL ANALISIS
Layout galian dalam pada perencanaan tugas ini digali sebanyak 11 kali seperti
pada gambar dibawah ini
Berikut adalah desain secant pile yang digunakan sebagai dinding penahan tanah
pada tugas ini. Namun, parameter harus dikonversi menjadi plane strain agar
dapat dimasukkan ke Palxis 8.5.
4.4 Parameter Strut
parameter strut
Parameter Strut Ukuran Satuan
Type Material Elastis
Luas Penampang (A) Tabel Baja 0,01739 m2
Modulus Elastisitas Baja E Ketentuan 210000000 kN/m2
Mutu Baja Asumsi 400 Mpa
Normal Stiffness(EA) EA 196592,6347 kN
4.5 Pemodelan
Tahapan pemodelan pada tugas DPT ini, berikut tahapan pemodelan dalam
kondisi drained dan undrained
b. Uji sondir.
c. Analisis stabilitas.
Analisa stabilitas dinding dilakukan untuk mengetahui apakah struktur dinding
penahan tanah sudah memenuhi syarat yang berlaku dan sesuai dengan SNI
8460:2017. Pada perencanaan kali ini, dilakukan analisa stabilitas dinding dengan
menggunakan program bantu PLAXIS V.8.5.
Berikut adalah beberapa hasil dari analisa stabilitas dinding dengan menggunakan
program bantu PLAXIS V.8.5.
Horizontal displacement drained
SF drained = 2,7969
SF undrained = 3,1786
a. Beban = 10 kN/m2
c. Kedalaman galian = 11 m
e. MAT = 2 m
3. Analisis data dilakukan dengan Plaxis 8.5 dengan memasukkan semua data
parameter dan data desain untuk memperoleh analisis stabilitas dan nilai faktor
keamanan.