Anda di halaman 1dari 26

PERENCANAAN DINDING PENAHAN TANAH TIPE

KANTILEVER DI ANAK SUNGAI METRO PERUMAHAN


JOYOGRAND MERJOSARI KECAMATAN LOWOKWARU
KOTA MALANG
PROPOSAL SKRIPSI

Diajukan untuk Melengkapi Tugas dan Memenuhi Syarat-syarat Mencapai

Gelar Sarjana

Disusun Oleh :

NAUFAL DHIYA’ULHAQ
201810340311221

JURUSAN TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2022
1. Latar Belakang

Perkembangan dalam pembangunan pendukung khususnya daerah


yang berkontur curam dan terjal untuk mencegah terjadinya bencana alam
perlu diperhatikan. Kota Malang merupakan dataran tinggi yang memiliki
kontur berbukit dan curam disamping itu juga itensitas hujan yang termasuk
tinggi. Seiring dengan pertumbuhan penduduk, perubahan tata guna lahan,
serta kondisi curah hujan yang tinggi menyebabkan daerah aliran sungai di
Kota Malang mengalami kerusakan.

Gambar 1. 1 Peta lokasi dinding penahan tanah

Akibat dari kerusakan tersebut berpotensi dapat mengalami


kelongsoran tebing. Longsor yang terjadi di daerah Perumahan Joyogrand
terjadi karena material tanah ikut terbawa arus aliran sungai Metro yang
mengakibatkan bagian dasar tanah jadi kopong/tidak ber-isi sehingga tanah
bagian atas menjadi runtuh, hal tersebut mengakibatkan lahan warga
berkurang karena volume tanah yang ikut terbawa aliran arus sungai dan
tanah dengan kondisi kritis didaerah Joyogrand sesuai peta lokasi sepanjang
235 m memungkinkan terjadinya longsor susulan. Selain itu tanah longsor
juga mengakibatkan potensi kerusakan jalan. Bagian rawan dari longosoran
direncanakan konstruksi dinding penahan tanah karena dapat mencegah
tanah bergeser akibat berat dari air tanah itu sendiri yang bertambah karena
hujan dengan intensitas tinggi.

Gambar 1. 2 Gambaran Situasi Tebing Anak Sungai Metro Joyogrand

Stategi dalam pencegahan terjadinya longsor, terdapat beberapa metode


yang dapat digunakan yaitu salah satunya adalah dinding penahan tanah
(Retaining Wall). Dinding penahan tanah merupakan komponen struktur
bangunan yang utama bangunan lingkungan dan jalan raya lainnya yang
berhubungan tanah berkontur atau tanah yang memiliki elevasi berbeda
seperti di Anak Sungai metro Perumahan Joyogrand Merjosari Kota
Malang.
Gambar 1. 3 Gambaran potongan titik 3 (daerah kritis)

Dinding penahan tanah yaitu suatu bangunan yang digunakan untuk


menahan tekanan tanah lateral yang ditimbulkan oleh tanah urug atau tanah
asli yang labil. Jenis konstruksi antara lain pasangan batu dengan mortar,
pasangan batu kosong, beton, kayu dan sebagainya dengan mengandalkan
berat konstruksi untuk melawan benda-benda yang bekerja (Hardiyatmo,
2011). Untuk merencanakan dinding penahan tanah dibutuhkan dimensi
eksisting dinding sungai yang digunakan untuk merencanakan ketinggian dan
ketebalan dinding penahan tanah.

Oleh karena itu penulis perencana dinding penahan tanah di aliran anak
sungai metro melakukan survey dimensi eksisting dinding anak sungai
metro dengan menggunakan metode observasi langsung, dengan cara
langsung turun ke lokasi anak sungai metro dengan menggunakan total
station, prisma, dan juga meteran untuk mengukur lebar dasar sungai.
Dalam perencanaan dinding penahan tanah juga diperlukan beberapa data
penunjang untuk mengetahui tekanan tanah yang terjadi baik aktif,pasif,
maupun daya dukung tanah.

Dinding penahan tanah kantilever dibuat dari beton bertulang, karena


itu dimensi stem dan base slab menjadi relatif tipis. Selain bobotnya sendiri,
dinding penahan tanah kantilever ini mengandalkan pada bobot masa tanah
yang berada di atas base slab, untuk menjaga stabilitasnya. Maka dari itu,
untuk dinding penahan tanah direncanakan bentuk kantilever dengan
mengikuti persyaratan dimensi RSNI Geoteknik. Tinggi dinding H=8m,
tebal w=0.7H m dan kaki H/8 panjang keseluruhan DPT L= m .
Penyelidikan tanah, disamping parameter tanah seperti cu, unit weight, 
dan klasifikasi tanah, informasi penting adalah kontur kedalaman lapisan
utama yaitu lapisan tanah lempung dan irisannya dengan lapisan tanah
berbatu. Hal ini untuk merencanakan tambahan pemancangan untuk
menyalurkan beban gravitasi maupun lateral SNI 8460-2017.

2. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka rumusan masalah yang
dapat diambil sebagai berikut :

1. Bagaimana desain perencanaan dinding penahan tanah tipe kantilever


yang aman terhadap guling(Overturning), geser (Shear/Slidding) dan
daya dukung tanah pada anak sungai Metro di perumahan Joyogrand
Merjosari, Kec. Lowokwaru, Kota Malang ?
2. Berapa Penulangan yang dibutuhksn dalam perencanaan dinding
penahan tanah tipe kantilever ?
3. Berapa estimasi biaya untuk perencanaan dinding penahan tanah tipe
kantilever tersebut ?
3. TINJAUAN PUSTAKA
Dalam tinjauan Pustaka ini dijelaskan mengenai beberapa teori dalam
acuan perhitungan perencanaan dinding penahan tanah pada Anak Sungai
Metro Perumahan Joyogrand Merjosari Malang. Adapun teori yang menjadi
acuan sebagai berikut :

• Analisa Parameter Tanah


• Tekanan Tanah Lateral
• Analisa Gaya-Gaya yang Bekerja
• Desain dan Analisa Stabilitas Dinding Penahan Tanah
• Penulangan Dinding Penahan Tanah
• Metode Pelaksanaan
• Rencana Anggaran Biaya
4. Analisa Parameter Tanah
Analisa parameter tanah akan dilakukan untuk membuat analisa
parameter tanah di lokasi dinding penahan tanah yang akan direncanakan.
Dasar dalam hal yang akan digunakan untuk membuat stratigrafi tanah yaitu
dengan menggunakan cara pendekatan data tanah yang kemudian akan di
lakukan pengolahan dalam bentuk pentabelan. Dari Analisa tersebut akan
mendapatkan data sekunder yaitu berupa hasil dari parameter nilai
𝜑, 𝜎, 𝜏, ∁, 𝛾. Selanjutnya setelah mendapatkan hasil dari pengolahan data
primer tersebut dari analisa yang dilakukan maka selanjutnya akan bisa
menghitung tekanan tanah lateral dan mendapatkan angka keamanan sesuai
yang diinginkan. (Das, 1995)

5. Tekanan Tanah Lateral


Konstruksi dinding penahan tanah digunakan untuk menahan massa
tanah dengan talud vertikal. Agar dapat merencanakan dinding penahan
dengan benar, maka perlu diketehui gaya honsontal yang bekerja antara
konstruksi dinding penahan dan massa tanah yang ditahan. Gaya honsontal
tadi disebabkan oleh tekanan tanah arah horisontal (lateral).
6. Tekanan Tanah Diam, Aktif dan Pasif
Permasalahan disini hanyalah semata-mata untuk menentukan faktor
keamanan terhadap keruntuhan yang disebabkan oleh gaya lateral. (Das,
1993)

6.1 Tekanan Tanah Diam


Jika AB dalam keadaan diam, yaitu bila dinding tidak bergerak ke salah
satu arah baik ke kanan maupun ke kiri dari posisi awal ( permukaan rata ).

Untuk tanah berbutir, koefisien tekanan tanah dalam keadaan diam dapat
diwakili oleh hubungan empiris yang diperkenalkan oleh Jaky ( 1944 ).

𝐾𝑜 = 1 − sin 𝜙 atau 𝐾𝑜 = 𝜎ℎ = 𝜎𝑣

Gambar 6. 1 Tekanan tanah dalam keadaan diam


(Sumber : Braja M. Das, (1995). Mekanika Tanah Prinsip-Prinsip
Rekayasa Geoteknis Jilid 2. Hal : 48)
6.2 Tekanan Tanah Aktif
Akibat dinding penahan berotasi kekiri terhadap titik A, maka tekanan
tanah yang bekerja pada dinding penahan akan berkurang perlahan-lahan
sampai mencapai suatu harga yang seimbang. Tekanan tanah yang
mempunyai harga tetap atau seimbang dalam kondisi ini disebut tekanan
tanah aktif.
Gambar 6.2 Dinding yang berotasi akibat tekanan aktif tahan
(Sumber : Braja M. Das, (1995). Mekanika Tanah Prinsip-Prinsip
Rekayasa Geoteknis Jilid 2. Hal : 52)

Menurut teori Rankine, untuk tanah berpasir tidak kohesif, besarnya gaya
lateral pada satuan lebar dinding akibat tekanan tanah aktif pada dinding
setinggi H dapat dinyatakan dalam persamaan berikut.

1
𝑃𝑎 = 𝛾. 𝐻 2 . 𝐾𝑎 atau 𝜎𝑎 = 𝜎ℎ = 𝐾𝑎(𝛾𝑧)
2

Dimana harga Ka untuk tanah datar adalah.

1−sin 𝜙 𝜙 2
𝐾𝑎 = = tan (45° − 2 )
1+sin 𝜙

𝐾𝑎 = 𝐾𝑜𝑒𝑓𝑖𝑠𝑖𝑒𝑛 𝑡𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑎𝑘𝑡𝑖𝑓

𝛾 = 𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝐼𝑠𝑖 𝑡𝑎𝑛𝑎ℎ ( 𝑔/𝑐𝑚3 )

𝐻 = 𝑇𝐼𝑛𝑔𝑔𝑖 𝐷𝑖𝑛𝑑𝑖𝑛𝑔 (𝑚)

𝜙 = 𝑆𝑢𝑑𝑢𝑡 𝑔𝑒𝑟𝑒𝑠 𝑡𝑎𝑛𝑎ℎ (°)


6.3 Tekanan Tanah Pasif
Menurut teori Rankine, untuk tanah pasir tidak kohesif, besarnya gaya
lateral pada dinding akibat tekanan tanah pasif setinggi H dapat dinyatakan
dalam persamaan berikut :

1
𝑃𝑝 = 𝛾. 𝐻 2 . 𝐾𝑝
2

Dimana harga Kp untuk tanah datar adalah.

1−sin 𝜙 𝜙 2
𝐾𝑝 = = tan (45° − 2 )
1+sin 𝜙

𝐾𝑝 = 𝐾𝑜𝑒𝑓𝑖𝑠𝑖𝑒𝑛 𝑡𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑝𝑎𝑠𝑖𝑓

𝛾 = 𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝐼𝑠𝑖 𝑡𝑎𝑛𝑎ℎ ( 𝑔/𝑐𝑚3 )

𝐻 = 𝑇𝐼𝑛𝑔𝑔𝑖 𝐷𝑖𝑛𝑑𝑖𝑛𝑔 (𝑚)

𝜙 = 𝑆𝑢𝑑𝑢𝑡 𝑔𝑒𝑠𝑒𝑟 𝑡𝑎𝑛𝑎ℎ (°)

Gambar 6.3 Dinding yang berotasi melawan tekanan aktif


(Sumber : Braja M. Das, (1995). Mekanika Tanah Prinsip-Prinsip
Rekayasa Geoteknis Jilid 2. Hal : 54)
7. Dinding Penahan Tanah
Dinding penahan tanah adalah suatu konstruksi penahan agar tanah tidak
longsor. Konstruksi ini di gunakan untuk suatu tebing yang agak curam /
tegak dimana kemantapannya tidak dapat dijamin tanpa dinding penahan,
tebing tersebut akan longsor. Dinding penahan tanah juga digunakan bila
suatu jalan dibangun berbatasan dengan sungai atau danau.

Menurut Hary Christady Hardiyatmo, dinding penahan tanah yaitu suatu


bangunan yang digunakan untuk menahan tekanan tanah lateral yang
ditimbulkan oleh tanah urug atau tanah asli yang labil. Jenis konstruksi antara
lain pasangan batu dengan mortar, pasangan batu kosong, beton, kayu dan
sebagainya dengan mengandalkan berat konstruksi untuk melawan benda-
benda yang bekerja.

Kontruksi Dinding penahan tanah banyak digunakan pada proyek-proyek


sebgai juga penahan tanah disekitarnya. Kesetabilan dinding penahan ini
sebagain besar di peroleh oleh berat sendiri kontruksi dan berat tanah yang
berada diatas plat pondsi. Besar dan distribusi tekanan tanah pada dinding
penahan tahan, sangat berperngaru padah Gerakan ke arah tanah relative
terhadap dinding.

Jenis konstruksi antara lain pasangan batu dengan mortar, pasangan batu
kosong, beton, kayu dan sebagainya. Fungsi utama dari konstruksi penahan
tanah adalah menahan tanah yang berada dibelakangnya dari bahaya longsor
akibat :

• Benda-benda yang ada diatas tanah (perkerasan dan konstruksi jalan,


jembatan, kendaraan, dll).
• Berat tanah
• Berat air
Berdasarkan cara untuk mencapai stabilitasnya, maka dinding penahan
tanah digolongkan sebagai berikut :(Hardiyatmo, 2011)
7.1 Dinding Penahan Kantilever
Menurut SNI 8460:2017 Dinding kantilever adalah dinding yang terdiri
dari kombinasi dinding dan beton bertulang yang berbentuk huruf T. Dinding
penahan tanah kantilever dibuat dari beton bertulang, karena itu dimensi stem
dan base slab menjadi relatif tipis. Selain bobotnya sendiri, dinding penahan
tanah kantilever ini mengandalkan pada bobot masa tanah yang berada di atas
base slab, untuk menjaga stabilitasnya. Dinding penahan tanah ini cocok
untuk menahan tanah yang tinggi, hingga 8 m. Seringkali kaki dinding
penahan tanah ini masih duduk di atas tanah yang jelek, karena itu terkadang
diperlukan perkuatan/perbaikan tanah untuk memperbaiki daya dukungnya.
Perkuatan tanah yang sering digunakan adalah dengan memancang tiang-
tiang pendek, khususnya di bagian mukanya, tanpa disambung dengan base
slab-nya, agar tiang tidak mengalami kegagalan geser. (Gambar 7.1).

Gambar 7.1 Dinding Penahan Tanah Tipe Kantilever


(Sumber : SNI 8460:2017 Persyaratan Perancangan Geoteknik Hal. 196)
8. Stabilitas Dinding Penahan Tanah
Terdapat beberapa hal yang dapat keruntuhan pada dinding penahan
tanah, antara lain oleh :(Hardiyatmo, 2014)

• Penggulingan
• Penggeseran
• Keruntuhan daya dukung
8.1. Stabilitas Terhadap Guling
Tekanan tanah lateral yang diakibatkan oleh tanah urugan dibelakang
dinding penahan, cenderung menggulingkan dinding dengan pusat rotasi pada
ujung depan kaki pondasi. Pada gambar 2.10 dibawah ini, diperlihatkan
diagram tekanan tanah pada dinding penahan tanah yang akan ditinjau, dalam
hal ini adalah dinding penahan tanah tipe gravitasi (asumsi tekanan tanah
dihitung dengan rumus Rankine)

Gambar 8.1 Stabilitas terhadap Penggulingan dan Penggeseran


(Sumber : Harry Christady H., 2014 Analisa dan Perancangan Fondasi
Jilid 1 Hal. 487)

Faktor keamanan terhadap guling didefinisikan sebagai (ditinjau dari


kaki/titik O pada gambar) :

∑ 𝑀𝑅
𝐹𝑆𝑔𝑢𝑙𝑖𝑛𝑔 = ∑ 𝑀𝑜
Dimana :

∑Mw = Momen yang melawan penggulingan (kN.m)

∑Mgl = ΣPah. h1 + ΣPav. B

∑Mw = Wbl

ΣMgl = Momen yang mengakibatkan penggulingan (kN.m)

W = Berat tanah di atas pelat pondasi + berat sendiri dinding penahan


(kN)

B = Lebar kaki dinding penahan (m)

Σ Pah = Jumlah gaya-gaya horizontal (kN)

Σ Pav = Jumlah gaya-gaya vertikal (kN)

Faktor aman terhadap guling, bergantung pada jenis tanah, yaitu :

𝐹𝑆𝑔𝑢𝑙𝑖𝑛𝑔 ≥ 1,5 untuk tanah dasar granuler.

𝐹𝑆𝑔𝑢𝑙𝑖𝑛𝑔 ≥ 2,5 untuk tanah dasar kohesif.

8.2. Stabilitas Terhadap Pergeseran


Gaya-gaya yang menggeser dinding penahan tanah akan ditahan oleh:

• Gesekan antara tanah dan dasar pondasi


• Tekanan tanah pasif didepan dinding penahan
Faktor keamanan terhadap stabilitas geser dapat dinyatakan dengan rumus :

∑ 𝐹𝑅
𝐹𝑆𝑔𝑢𝑙𝑖𝑛𝑔 = ∑ 𝑃ℎ

Dimana :

∑FR = jumlah gaya-gaya yang menahan gaya-gaya horizontal

∑Ph = jumlah gaya-gaya horizontal (kN)


• Untuk tanah granuler (c = 0):
∑ 𝑅ℎ = 𝑊𝑓 = 𝑊𝑡𝑔𝛿𝑏 ; 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 𝛿𝑏 ≤ 𝜑

• Untuk tanah kohesif ( 𝜑 = 0):


∑ 𝑅ℎ = 𝑐𝑎. 𝐵

• Untuk tanah c- 𝜑 ( 𝜑 > 0 dan c > 0):


∑ 𝑅ℎ = 𝑐𝑎. 𝐵 + 𝑊𝑡𝑔𝛿𝑏

Dengan,

∑Rh = tahanan dinding penahan tanah terhadap penggeseran

W = berat total dinding penahan dan tanah di atas pelat fondasi (kN)

𝛿𝑏 = sudut gesek antara tanah dan dasar fondasi, biasanya diambil 1/3
– (2/3) 𝜑

Ca = ad x c = adhesi antara tanah dan dasar dinding (kN/m2)

c = kohesi tanah dasar (kN/m2)

ad = faktor adhesi

B = lebar fondasi (m)

∑Ph = jumlah gaya-gaya horizontal (kN)

F = tg 𝛿𝑏 = koefisien gesek antara tanah dasar dan dasar fondasi.

Faktor aman terhadap penggeseran dasar fondasi (Fgs) minimum, diambil


1,5. Bowles (1997) menyarankan:

𝐹𝑆𝑔𝑠 ≥ 1,5 untuk tanah dasar granuler.


𝐹𝑆𝑔𝑠 ≥ 2 untuk tanah dasar kohesif.

Tabel 2.1 Koefisien gesek (f) antara fondasi dan tanah dasar (AREA,1958)
8.3. Stabilitas Terhadap Keruntuhan Daya Dukung
• Persamaan Terzaghi
Kapasitas dukung ultimit (qu) untuk fondasi memanjang dinyatakan oleh
persamaan:

Jika resultan pada dasar dinding berada pada titik E

𝑞𝑢 = 𝑐𝑁𝑐 + 𝐷𝑓𝛾𝑁𝑞 + 0,5 𝐵𝛾𝑁𝛾

Dengan
c = kohesi tanah (kN/m2)
Df = kedalaman fondasi (m)
𝛾 = berat volume tanah (kN/m3)
B = lebar fondasi dinding penahan tanah (m)
𝑁𝑐, 𝑁𝑞, 𝑁𝛾 = faktor-faktor kapasitas dukung Terzaghi
9. Perancangan Struktural
• Dinding Kantilever
Bagian-bagian dinding kantilever terdiri dari: dinding, plat pindasi
belakang dan plat pondasi depan. Pada setiap bagian ini dirancang seperti cara
merancang struktur kantilever. Untuk merancang plat pondasi, tekanan tanah
yang terjadi pada bagian dasar pondasi yang dihitung lebih dulu, yaitu dengan
menganggap distribusi tekanan tanah linier.

Tekanan pada tanah dasar akibat beban dinding penahan yang terjadi
pada ujung – ujung plat pondasi yang dihitung dengan cara sebagai berikut:

Bila e ≤ B/6
𝑉 6𝑒
𝑞= (1 ± )
𝐵 𝐵
Bila e > B/6
2𝑉
𝑞𝑚𝑎𝑥 =
3(𝐵 − 2𝑒)
Bila e B/6, maka tekanan dinding ke tanah yang terjadi berbentuk
trapesium, sedang bila e B/6 maka diagram tekanan berupa segitiga. Plat
pondasi dianggap sebagai struktur kantilever yang bentangnya dibatasi oleh
bagian vertikal dan tubuh dinding penahan dengan permukaan tanah urug
miring. Plat pondasi depan dianggap sebagai plat yang dijepit oleh dinding
vertikal di bagian depan. Gaya-gaya yang bekerja adalah gaya tekanan tanah
ke atas dikurangi oleh berat tanah diatas plat depan. Padabagian depan ini plat
cenderung mengalami momen positif dengan tegangan tarik terletak pada sisi
bawah.

Gambar 9.1 Gaya-gaya pada dinding kantilever


(Sumber : Harry Christady H., 2014 Analisa dan Perancangan Fondasi
Jilid 1 Hal. 496)
10. Penulangan Dinding Penahan
A. Penulangan Dinding Vertikal
1. Hitungan gaya lintang dan gaya momen terfaktor
Bila y adalah kedalaman dari permukaan tanah urug, momen terfaktor
yang bekerja pada dinding vertikal :

Gaya momen terfaktor :


Mu = 0,5 γ1 y2 Ka1 (y/3) (1,2) + 0,5q y2 Ka1(1,6)
Gaya lintang terfaktor : Vu = 0,5 γ1 y2 Ka1 (1,2) + qy Ka1(1,6)
Momen (Mu) dan gaya lintang (Su) di hitung dengan subtitusi nilainilai
y ke dalam Persamaan (a) dan Persamaan (b). Nilai-nilai hasil hitungan gaya
lintang dan momen pada setiap potongan yaitu di tunjukan dalam bentuk
tabel.

2. Hitungan kebutuhan tulangan geser dalam setiap potongan dan mencari nilai
d
d = tebal dinding – selimut beton – diameter tulangan

Kontrol kuat geser beton

𝑉𝑐 = 1/6 √𝑓𝑐′𝑥𝑏𝑤𝑥𝑑

ϕ Vn = ϕ Vc = ϕ Vc > Vu = (OK)

3. Hitungan kebutuhan tulangan momen


Momen pada masing-masing potongan di ambil dalam bentuk tabel.
Hitungan penulangan per meter panjang dinding :

1 𝑀𝑢
(− 0,85. 𝑓𝑐′𝑏) 𝑎2 + (0,85. 𝑓𝑐 ′ . 𝑏. 𝑑)𝑎 − =0
2 ϕ

Di hitung untuk mencari nilai a dengan cara coba-coba dan akan bisa
mendapatkan nilai c = a / β

𝑑−𝑐
ℇs = x ℇcu
𝑐

Fs = ℇs xEs > 400 Mpa

Karena fs > fy,maka di ambil sebesar fy = 400 Mpa

0,85 × fc′ × a × b
As =
𝑓𝑠
Rasio penulangan (ρ)

As
As =
𝑏. 𝑑

Batasan ρmin menurut Pasal 9.12 adalah sebesar 0,0020 sehingga rasio
penulangan masih memenuhi.

Dengan nilai luas tulangan sebesar As,maka jumlah tulangan per meter
pelat untuk diameter tulangan akan di dapatkan adalah

As
n =
1
4 πD²

Jarak antar tulangan adalah S = bw/n

B. Penulangan Pelat Kaki


1. Hitungan gaya lintang dan gaya momen terfaktor
Gaya momen akibat tekanan tanah pada dasar pondasi yang arahnya ke
atas dengan menganggap distribusi tekanan dasar pondasi ke tanah berbentuk
trapezium dari hasil diagram tegangan.

Untuk x = b1; q2 = qmin + (b1/b total) (qmaks - qmin)

Untuk x = b2 ;q3 = qmin + (b1/b total) (qmaks - qmin)

Potongan IV-IV (kaki depan)

Gaya geser,Vu =

+ (q maks - q3) x 0,5 x b1 = (reaksi tanah)

+ q min x b1 = (reaksi tanah)

-b1 x h x bj beton x beban hidup = - (berat pelat terfaktor)

∑Vu = kN
Momen,Mu =

+ 0,5 x q beban x q3 = (reaksi tanah)

+ 2/3 x (q maks – q3) x 0,5 x b1 = (reaksi tanah)

- (h x q beban x bj beton) x 0,5 x beban hidup = (berat pelat terfaktor)

∑Mu = kN.m

Potongan V-V (kaki belakang)

Gaya geser,Vu =

- (q2 – q min) x 0,5 x b2 = (reaksi tanah)

- q min x b2 = (reaksi tanah)

+ (h x bj beton x beban hidup) b2 = (berat pelat terfaktor)

+ (h total x bj tanah x beban hidup) b2 = (berat pelat terfaktor)

+ (q beban x beban mati) b2 = (beban q terfaktor)

∑Vu = kN

Momen,Mu =

- (q min x b12 /2) = (reaksi tanah)

- (q2– q min) x 0,5 x b22 /3 = (reaksi tanah)

+ (b2 x h total x bj beton) x b2/2 x beban hidup = (berat pelat terfaktor)

+ (b2 x h total x bj tanah) x b2/2 x beban hidup = (berat pelat terfaktor)

+ (b2 x q beban) x b2/2 x beban mati = (beban q terfaktor)

∑Mu = kN.m

Hasil hitungan Vu dan Mu pada pelat pondasi di tunjukkan dalam bentuk


tabel
2. Hitungan kebutuhan tulangan geser dalam setiap potongan dan mencari nilai
d.
3. Hitungan kebutuhan tulangan momen
(Hardiyatmo, 2011)

11. Rancangan Anggaran Biaya


Penyusunan RAB meliputi beberapa hal yaitu diantaranya membuat data
tentang harga satuan upah pekerja, harga satuan bahan, analisis harga satuan
dan rencana anggaran biaya dan rekapitulasi.

Menurut Ir. A. Soedradjat pada bukunya yang berjudul “Analisa (cara


modern) Anggaran Biaya Pelaksanaan” pada halaman 4 yaitu perencanaan
anggaran biaya adalah proses perhitungan volume pekerjaan, harga dari
berbagai macam bahan dan pekerjaan yang akan terjadi pada suatu
konstruksi.

Terdapat lima hal pokok dalam menghitung biaya konstruksi yaitu

1. Bahan – bahan
Biaya Material = Volume Material x Harga Material
2. Upah Pekerja
Biaya Pekerja = Durasi x Upah Pekerja
3. Alat-alat konstruksi
Biaya Alat Berat = Durasi x Harga Sewa Alat Berat
4. Overhead atau biaya tidak terduga
5. Keuntungan atau Profit
Biasanya keuntungan dinyatakan dengan prosentase dari jumlah biaya,
yaitu sekitar 8% sampai 15% tergantung dari keinginan kontraktor untuk
mendapatkan proyek tersebut.
12. Lokasi Perencanaan
Dinding penahan tanah yang akan direncanakan ini terletak di areka
perumahan Joyogrand, Jl. Perum Joyo Grand Jalan J No.8, Merjosari, Kec.
Lowokwaru, Kota Malang, Jawa Timur 65144. Dinding penahan ini nantinya
berfungsi sebgai penahan longsoran tanah di sepanjang anak sungai metro
yang ada di perumahan ini.

Gambar 12. 1 Daerah Lokasi Perencanaan Dinding Penahan Tanah

Gambar 12. 2 Site Plan Perumahan Joyogrand (Daerah Rawan)


13. Data Perencanaan
Data perencanaan dinding penahan tanah dalam studi ini meliputi:

a. Nama Proyek : Dinding Penahan Tanah tipe Kantilever Joyogrand


b. Lokasi : Jl. Perum Joyo Grand Jalan J No.8, Merjosari, Kota
Malang
c. Fungsi Bangunan : Dinding Penahan Tanah
d. Lebar Bangunan : 5,6 meter
e. Tinggi Bangunan : 8 meter
f. Panjang : 235 m
14. METODE
Pada penelitan ini dilakukan perencanaan mengenai dinding penahan
tanah tipe kantilever guna pencegahan longsor di anak sungai metro
joyogrand Merjosar Kota Malang. Survei lokasi dilakukan dianak sungai
untuk mendapatkan data tanah ,kontur, lokasi dan dilakukan pada beberapa
titik di sekitar wilayah anaksungai metro perumahan Joyogrand Malang.

Perencanaan suatu struktur bangunan tentunya membutuhkan


perancangan yang matang terutama pada bagian pondasi sebagai acuan dari
suatu pekerjaan. Pada tahap perencanaan dinding penahan tanah tipe
kantilever secara umum dapat di rangkum dalam bentuk diagram alir sebagai
berikut.

Diagram alir

15. Prosedur Studi Perencanaan


Prosedur studi perencanaan dinding penahan tanah tipe kantilever
merupakan tahapan perhitungan secara manual dengan menggunakan metode
yang sesuai dengan peraturan maupun studi literatur yang di tetapakan.
16. Pengumpulan Data
Pengumpulan data berupa data primer dan data sekunder terkait lokasi
kegiatan terlampir meliputi :
• Layout Lokasi
Lokasi merupakan salah satu kegiatan awal yang harus dilakukan
sebelum menentukan pembangunan dinding penahan tanah untuk mulai
beroperasi. Penentuan lokasi yang tepat akan mempengaruhi kemampuan
perusahaan dalam menentukan metode pelaksanaan, rencana anggaran
biaya,jenis dinding penahan tanah. Tujuan penyusunan layout pada dasarnya
untuk mencapai pemanfaatan peralatan pabrik yang optimal, penggunaan
jumlah tenaga kerja yang minimum, kebutuhan persediaan yang rendah dan
biaya produksi dan investasi modal yang rendah.
• Data Tanah
Data Pengujian tanah menggunakan sistem kuat geser langsung dalam
mendapatkan kohesifitas, sudut geser dan kadar air. Data tersebut
dipergunakan untuk merencanakan dinding penahan tanah yang efektif tahan
terhadap gulinng,geser, dan maupun daya dukung tanah.
17. Desain dan Analisa Dinding Penahan Tanah
Metode yang digunakan dalam perencanaan ini menggunakan DPT
yang direncanakan tahan terhadap longsor di anak sungai kali metro kota
Malang. Yang perlu di kritisi dalam perencanaan dinding penahan tanah
antara lain :
a. Desain dinding penahan tanah untuk mengetahui dimensi dan
jenis dinding penahan tanah yaitu kantilever
b. Menghitung gaya yang bekerja (tekanan tanah aktif/pasif)
c. Mengontrol Stabilitas
d. Menentukan dimensi Penulangan yang akan dipakai
18. Kontrol Stabilitas
Dalam mengontrol stabilitas digunakan cara menghitung manual. Bila
syarat kestabilan tidakterpenuhi maka akan direncanakan ulang dimensi
maupun kedalaman sehingga memenui faktor keamanan yang aman.

19. Gambar Rencana


Menentukan gambar rencana yang sesuai dengan perencanaan awal
untuk melaksanakan taham penulangan yang aman dalam dinding penahan
tanah tersebut.
20. Rencana Anggaran Biaya
Perencanaan anggaran biaya suatu proses perhitungan dalam
menentukan volume pekerjaan, harga dari berbagai macam bahan dan
pekerjaan yang terjadi sekaligus mengestimasikan biaya pelaksanaan yang
paling ekonomis.
21. Kesimpulan
Pada tugas ini disampaikan mengenai perhitungan
stabilitas,penulangan dan RAB dalam perencanaan dinding penahan tanah
tipe kantilever tersebut.
22. REFERENSI
Das, B. M. (1993). MEKANIKA TANAH Prinsip-prinsip Rekayasa Geoteknis. In
Prinsip-prinsip Rekayasa Geoteknis (2nd ed.).
Das, B. M. (1995). Mekanika Tanah (Prinsip-prinsip Rekayasa Geoteknis).
ERLANGGA.
Hardiyatmo, H. C. (2011). ANALISA DAN PERANCANGAN PONDASI.
Gadjah Mada University Press, 1, 1–587.

Anda mungkin juga menyukai