PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dinding penahan (retaining wall) pa da badan jalan merupakan suatu struktur
konstruksi yang dibangun untuk menstabilkan tekanan pada badan jalan maupun
kondisi tanah tertentu. Pada umumnya dinding penahan digunakan diarea lereng alam
maupun area lereng buatan serta daerah-daerah yang rawan akan terjadinya longsor.
Ruas jalan Desa Haruku adalah salah satu ruas jalan di Kecamatan Pulau Haruku,
Kabupaten Maluku Tengah, Provinsi Maluku. Kondisi ruas jalan bagian kiri pada
Desa Haruku menuju Desa Oma mengalami kelongsoran sepanjang 15 meter dan
tinggi lereng yang mengalami longsor yaitu 5 meter. Terjadinya longsor pada ruas
jalan tersebut dipicu oleh air hujan yang menyebabkan lereng menjadi tidak stabil
karena melalui tanah yang menyerap air akan masuk dan berkumpul dibagian dasar
lereng sehingga dapat menimbulkan sebuah gerakan lateral dan kondisi jalan yang
berada pada lahan yang miring dan tidak rata juga berpotensi menyebabkan
kelongsoran, terlebih bila kemiringan lahan cukup curam. Oleh karena itu perlu
dilakukan upaya penanggulangan untuk mengatasi permasalahan tersebut, salah
satunya dengan cara membuat talud dinding penahan jalan. Sistem Dinding
Penahan Gravitasi (Gravity Wall), hal tersebut dapat menjadi salah satu cara untuk
mengurangi kecuraman sudut lereng sehingga meminimalisir terjadinya longsor.
Dinding penahan badan jalan merupakan komponen struktur bangunan penting utama
untuk jalan raya dan bangunan lingkungan lain nya yang berhubungan dengan tanah
berkontur atau tanah yang memiliki elevasi berbeda. Menurut Setiawan (2011),
dinding penahan tanah atau juga biasa disebut tembok penahan tanah adalah suatu
konstruksi yang dibangun untuk menahan tanah atau mencegah keruntuhan tanah
yang curam atau lereng yang dibangun di tempat yang kemantapannya tidak dapat
dijamin oleh lereng itu sendiri, serta untuk mendapatkan bidang yang tegak. Dinding
penahan badan jalan berfungsi sebagai penahan gaya tekanan lateral yakni pergerakan
1
dari jalan, tanah ataupun air. Adapun tujuan dari dibangunnya dinding penahan badan
jalan ini yang utama ialah untuk menahan badan jalan agar terhindar dari timbulnya
bahaya tanah longsor saat musim hujan. Pembuatan dinding penahan badan jalan ini
direncanakan sekuat mungkin agar jalan yang dibangun diatasnya awet dan kuat.
Kestabilan dinding penahan badan jalan diperoleh terutama dari berat struktur itu
sendiri. Ketika kondisi tanah terganggu akibat beberapa hal tertentu, seperti beban
gempa, mesin yang menghasilkan getaran, peledakan, air tanah dan lain-lain yang
dapat menurunkan sifat fisik dan sifat mekanik dari parameter tanah, akan terjadi
kerusakan struktur dan membahayakan jiwa manusia. Perlu dihitung dan
direncanakan kestabilan dari struktur pada dinding penahan tanah agar mampu
menahan beban dari tanah dan pengaruh beban luar (Wagola & Rasyid, 2020).
Perancangan pembangunan konstruksi Dinding penahan badan jalan haruslah benar-
benar sesuai perhitungan kestabilan serta faktor keselamatan, supaya dinding penahan
badan jalan aman terhadap kerusakan yang di akibatkan oleh gaya-gaya yang bekerja.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas dapat ditarik rumusan masalahnya yaitu :
1. Berapa besar distribusi tekanan lateral yang bekerja pada dinding penahan
badan jalan Desa Haruku?
2. Bagaimana stabilitas dinding penahan badan jalan yang aman terhadap gaya
geser, gaya guling dan keruntuhan kapasitas dukung badan jalan Desa
Haruku?
C. Tujuan Penulisan
Tujuan dari perencanaan ini adalah sebagai berikut :
1. Mendapatkan distribusi tekanan lateral yang bekerja pada dinding
penahan badan jalan Desa Haruku.
2
2. Menentukan stabilitas dinding penahan badan jalan yang aman terhadap gaya
geser, gaya guling dan keruntuhan kapasitas dukung badan jalan Desa
Haruku.
D. Manfaat Penulisan
Manfaat dari penulisan ini adalah:
1. Untuk mengetahui distribusi tekanan tanah lateral yang bekerja pada dinding
penahan badan jalan Desa Haruku.
2. Dapat membantu pihak terkait dalam mendesain dinding penahan badan jalan
yang aman terhadap gaya geser, gaya guling, dan keruntuhan kapasitas
dukung badan Desa Haruku.
E. Ruang Lingkup
Dari latar belakang yang disampaikan maka penulisan ini dibatasi oleh :
1. Objek yang diteliti adalah dinding penahan badan jalan tipe gravitasi
(gravity wall).
2. Pengambilan data yang dilakukan pada lokasi ruas jalan Desa Haruku
dengan STA 0+821 sampai STA 0+836.
3. Pengambilan sampel parameter tanah yaitu berat volume (γ), sudut geser (φ),
kohesi (C), kemiringan permukaan tanah (β) pada lokasi ruas jalan Desa
Haruku.
4. Penelitian ini memfokuskan pada perencanan yang mencangkup distribusi
lateral badan jalan, dan desain keamanan terhadap gaya geser, gaya guling
dan keruntuhan kapasitas dukung badan jalan saja dan tidak membahas
detail teknik khusus dalam perencanaan dan penanganan.
F. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan ini bertujuan untuk memberikan gambaran secara garis besar
isi setiap bab yang akan dibahas. Adapun sistematikan penulisan ini sebagai berikut:
3
BAB I Pendahuluan, bab ini berisi latar belakang, rumusan masalah, tujuan
penelitian, manfaat penelitian, ruang lingkup yang membatasi permasalahan dan
sistematika penulisan mengenai perencanaan dinding penahan badan jalan tipe
gravitasi.
BAB II Tinjauan Pustaka, bab ini berisikan landasan teori, rumus, gambar dan table
yang diperoleh dari sumber referensi yang mendukung besar distribusi tekanan lateral
yang bekerja dan stabilitas dinding penahan badan jalan yang aman terhadap gaya
geres, gaya guling dan keruntuhan kapasitas dukung badan jalan.
BAB III Metodologi Penelitian, bab ini membahas mengenai lokasi penelitian, jenis
data, Teknik pengumpulan data, sumber data, dan diagram alir penelitian. Pada bab
ini ditampilkan sistematika penelitian berupa bagan alir mulai dari awal sampai akhir
untuk mendapatkan besar distribusi tekanan lateral yang bekerja dan stabilitas
dinding penahan badan jalan yang aman terhadap gaya geser, gaya guling dan
keruntuhan kapasitas dukung badan jalan.
BAB IV Analisis dan Pembahasan, bab ini berisi hasil perhitungan besar distribusi
tekanan lateral yang bekerja dan stabilitas dinding penahan badan jalan yang aman
terhadap gaya geres, gaya guling dan keruntuhan kapasitas dukung badan jalan,
metode yang digunakan yaitu metode Rankine dan metode Terzaghi.
BAB V Kesimpulan dan Saran, bab ini berisikan kesimpulan dan saran yang
diambil dari hasil perhitungan besar distribusi tekanan lateral yang bekerja dan
stabilitas dinding penahan badan jalan yang aman terhadap gaya geres, gaya guling
dan keruntuhan kapasitas dukung pada dinding penahan badan jalan.
4
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Penelitian Terdahulu
Pada penelitian ini penulis mencantumkan 3 hasil penelitian terhadap yang memiliki
relevansi serta keterkaitan dengan penelitian yang akan dilakukan berikut:
1. Sriyanti Ramadhani (2010)
Dengan judul penelitian : Perencanaan Dinding Penahan Tipe Gravitasi pada lokasi
Bukit Btn Teluk Palu Permai. Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk perencanaan
dimensi dinding penahan tanah yang stabil terhadap stabilitas gaya geser, gaya
guling, daya dukung serta penurunannya. Hasil yang diterima ialah dimensi tipe
gravitasi: lebar atas (a) = 0,3 meter, tinggi tembok = 4,5 meter, lebar dasar fondasi
(B)= 2,363 meter dan tebal dasar fondasi (d)= 0,563 meter. Dengan dimensi tersebut
perencanaan dinding penahan tipe gravitasi aman terhadap stabilitas penggulingan
(Fgl), stabilitas penggeseran (Fgs) dan stabilitas terhadap daya dukung.
5
3. Agus Dermawan (2022)
Dengan Judul Penelitian : Analisis Stabilitas Dinding Penahan Tanah (Studi Kasus:
Desa Mekarjaya, Kecamatan Ciomas, Kabupaten Bogor). Penelitian ini bertujuan
untuk menganalisis kondisi dinding penahan tanah terhadap stabilitas guling, gese
dan kapasitas daya dukung tanah dan merencanakan desain dinding penahan tanah.
Metode yang digunakan adalah Metode Rankine, Schmertmann dan Nottinghan.
Hasil analisis menunjukan stabilitas terhadap guling Fs = 1,55 ¿ 1,5 (aman) stabilitas
terhadap terhadap geser Fs = 2,51 ¿ 1,5 (aman), dan analisis stabilitas daya dukung
tanah didapat qtoe = 31,3953 kN/m2 ¿ Qall 2501,3841 kN/m2 (aman) untuk tegangan
q hell 1,43 kN/m2 >¿ 0 (lebih dari 0,hasil aman). Rencana desain dinding penaha
tanah yang direncanakan dengan keterangan:
Tinggi (H) = 4,3 meter
Lebar atas (ba) = 0,4 meter
Lebar Bawah (bb) = 3,5 meter
Lebar kaki tumit (D) = 0,8 meter .
Stabilisasi tanah merupakan usaha untuk memperbaiki sifat tanah secara teknis
dengan menggunakan bahan-bahan tertentu. Pekerjaan ini umumnya dilakukan
dengan mencampur tanah dengan jenis tanah lain sehingga gradasi yang diinginkan
6
bias didapatkan. Selain itu, pencampuran tanah juga dapat dilakukan dengan
menggunakan bahan-bahan buatan pabrik agar sifat-sifat teknis dari tanah bisa lebih
baik. Tanah didefinisikan sebagai material yang yang terdiri dari agregat (butiran)
mineral-mineralpadat yang tidak tersementasi (terikat secara kimia) satu sama lain
dan dari bahan-bahan organik yang telah melapuk (yang berpartikel padat) disertai
dengan zat cair dan gas yang mengisi ruang-ruang kosong di antara partikel-partikel
padat. Menurut (Terzaghi,1993) Dalam perencanaan konstruksi dinding penahan
tanah (retaining wall) perlu diperhatikan beberapa faktor agar konstruksi tersebut
tetap aman. Berdasarkan SNI 8460:2017, dinding penahan tanah (retaining wall)
harus dirancang untuk tetap aman terhadap, stabilitas terhadap pergeseran, stabilitas
terhadap penggulingan, dan stabilitas terhadap keruntuhan kapasitas daya dukung
tanah.
7
(Sumber: Hardiyanmo, 2014)
8
Dinding counterfort akan lebih ekonomis digunakan bila ketinggian dinding lebih
dari 7 meter (Tanjung, 2016)
9
Gambar 2.4 Dinding penahan tanah tipe buttress
(Sumber: Maulana, 2019)
D. Tekanan Tanah Lateral
Tekanan tanah lateral merupakan parameter utama dalam perancangan dinding
penahan tanah. Oleh karena itu diperlukan perkiraan tentang tanah lateral secara
kuantitatif pada pekerjaan konstruksi, baik untuk analisis perencanaan maupun
analisis stabilitas.
Agar dapat merencanakan konstruksi dinding penahan tanah dengan benar, maka kita
perlu mengetahui gaya horizontal yang bekerja antara konstruksi penahan tanah dan
10
massa tanah yang ditahan. Tekanan lateral tanah dapat dibagi menjadi 3 kategori,
yaitu:
1. Jika dinding tidak bergerak K menjadi koefisien tekanan tanah diam (Ko)
2. Jika dinding bergerak menekan ke arah tanah hingga runtuh, koefisien K
mencapai nilai maksimum yang dinamakan tekanan tanah pasif (Kp)
3. Jika dinding menjauhi tanah, hingga terjadi keruntuhan, nilai K mencapai
minimum yang dinamakan tekanan tanah aktif (Ka).
Pada gambar di bawah tanah dibatasi oleh dinding dengan permukaan licin AB yang
dipasang sampai kedalaman tak terhingga. Suatu elemen tanah yang terletak pada
kedalaman z akan mendapat tekanan arah vertikal σv dan tekanan arah horisontal σh ,
dimana σv dan σh merupakan tekanan efektif dan tekanan total tanah. Apabila
dinding AB dalam keadaan diam, maka tanah akan berada dalam keadaan
keseimbangan statis (static equilibrium). Rasio tekanan arah horisontal dan vertikal
disebut koefisien tekanan tanah dalam keadaan diam (coefficient of earth preassure at
rest) K0 (Hardiyatmo, 2020).
11
Gambar 2.5 Tekanan tanah dalam keadaan diam
Sumber: Hardiyatmo, 2020
σh
Ko= ……………………………………………………………………..…...(2.1)
σv
Sumber: Hardiyatmo, 2020
Nilai gaya total per satuan lebar dinding Po sama dengan luas dari diagram tekanan
tanah. Diagram tekanan tanah dalam keadaan diam yang bekerja pada dinding
setinggi H dapat digambarkan sebagai berikut:
12
Pada posisi ini tekanan tanah pada dinding akan berupa tekanan tanah saat diam
(earth pressure at rest) dan tekanan tanah lateral horisontal pada dinding, pada
kedalaman tertentu (z), dinyatakan oleh Persamaan 2.3.
σ h=K O × σ V =K O × γ × z……………………………………………………...(2.3)
Sumber: Hardiyatmo, 2020
Keterangan:
σh = tekanan tanah horisontal saat diam (kN/m),
σv = tekanan tanah vertikal saat diam (kN/m),
Ko = koefisien tekanan tanah saat diam,
𝛾 = berat volume tanah (kN/m3),
H = tinggi dinding (m),
z = kedalaman dinding (m).
Gambar 2.7 Distibusi tekanan tanah aktif pada dinding penahan tanah
13
Sumber: Sugianti, 2013
Nilai tekanan tanah aktif untuk tanah lateral dihitung dengan menggunakan teori
Rankine yang dibagi menjadi nilai tekanan tanah aktif untuk tanah datar dan nilai
tekanan tanah aktif untuk tanah miring. Untuk menghitung nilai koefisien tanah datar
dan tanah miring pada tanah aktif digunakan rumus seperti dibawah ini :
Nilai Ka untuk tanah datar dinyatakan dalam Persamaan sebagai berikut :
1−sin φ φ
Ka = = 𝑡𝑎𝑛2 . (45° − ) …………………………………………………………………..
1+sin φ 2
(2.4)
Sumber: Sugianti, 2013
Keterangan :
φ = Sudut geser tanah ( ֯ ),
Ka = Koefisien tanah aktif.
14
γ = berat isi tanah (kN/m3),
H = tinggi dinding (m),
c = kohesi (kN/m2),
Kɑ = koefisien tanah aktif,
Ma = momen tanah aktif (kNm).
Tekanan akibat kohesi
Pada tanah urugan yang memiliki nilai kohesi, tekanan yang terjadi akibat adanya
nilai kohesi di dalam tanah disekitar dinding penahan tanah akan mengurangi
besarnya tekanan tanah aktif. Hitungan berdasarkan pada persamaan Rankine dengan
mempertimbangkan kondisi-kondisi tegangan lingkaran mohr, dengan menggunakan
lingkaran mohr dapat diperoleh persamaan untuk tekanan arah horizontal σh = Pa
(Hardiyatmo, 2010).
2
Pa=γ × z ×tg (45− ∅ /2)−2e tg(45−∅ /2)……………………………….(2.8)
15
H = tinggi dinding penahan tanah (m),
γ = berat volume tanah (kN/m3 ),
∅ = sudut gesek tanah (°).
16
Sumber: Hardiyatmo, 2020
Maka akibat adanya beban merata ini, bertambahnya tekanan tanah aktif total pada
dinding penahan tanah setinggi H dapat dinyatakan oleh persamaan:
Pa=q × K a × H ………………………………………………………………..(2.12)
Sumber: Hardiyatmo, 2020
Momen tanah aktif akibat adanya beban merata
M a=P a × H /2 ……………………..…….…………………….…..…………..(2.13)
Sumber: Hardiyatmo, 2020
Keterangan:
Ma = momen tanah aktif (kNm),
Pa = tekanan aktif akibat beban merata,
γ = berat volume tanah (kN/m3 ),
q = beban merata (kN/m3 ),
H = tinggi dinding penahan tanah (m),
Ka = koefisien tekanan tanah aktif.
17
tekanan pasif lebih besar dari nilai tekanan tanah saat diam dan nilai tekanan aktif,
tekanan tanah pasif menunjukan nilai maksimum dari gaya yang dapat dikembangkan
oleh tanah pada gerakan struktur panahan terhadap tanah urungannya, yaitu tanah
harus menahan gerakan dinding penahan tanah sebelum mengalami keruntuhan.
18
Sumber: Hardiyatmo, 2020
19
stabilitas dinding penahan tanah tipe gravity, perlu dilakukan pengecekan terhadap
dinding gravity tersebut. Pengecekan tersebut diantaranya:
20
∑Mw = jumlah momen melawan guling (kNm),
∑ M gl = jumlah momen menahan guling (kNm),
W = berat tanah + berat sendiri dinding penahan (kN),
B = lebar kaki dinding penahan (m),
∑ Pah = jumlah gaya horizontal (kN),
∑ Pav = jumlah gaya vertical (kN).
Faktor aman terhadap penggulingan (Fgl) bergantung pada jenis tanah sebagai berikut
Fgl ≥ 1,5 untuk tanah dasar granuler
Fgl ≥ 2 untuk tanah dasar kohesif
21
(Sumber: blog.nobelconsultant.com)
22
Faktor aman terhadap gaya geser dasar fondasi (Fgs) minimum di ambil 1,5. Bowles
(1997) dalam Hardiyatmo (2014) menyarankan:
Fgs ≥ 1,5 untuk tanah dasar granuler
Fgs ≥ 2 untuk tanah dasar kohesif
Kapasitas tersebut adalah kapasitas dukung ultimit (qu) untuk fondasi memanjang
dinyatakan pada Persamaan .
q u=c N c + Df γ N q +0 , 5 B γ N γ ……………………………………..……….(2.24)
Sumber: Hardiyatmo, 2020
23
Keterangan :
c = kohesi tanah (kN/m2),
Df = kedalaman fondasi (m),
γ = berat volume tanah (kN/m3),
B = lebar fondasi dinding penahan tanah (m),
Nc, Nq, dan N γ = faktor-faktor kapasitas dukung Terzaghi (Tabel 1).
q=
V
B( )
'
1+
6e
B
B
bila e ≤ …………………………..…..……………………...(2.27)
6
Sumber: Hardiyatmo, 2020
2V B
q= bila e ≤ …………..………………..………………………....…(2.28)
3(B−2 e) 6
Sumber: Hardiyatmo, 2020
24
Nilai-nilai faktor daya dukung Terzaghi (Nc, Nq, Nγ) dapat dilihat pada Tabel 2.1.
∅ Nc Nq Nγ N’c N’q N’γ
0° 5,71 1,00 0 3,81 1,00 0
5° 7,32 1,64 0 4,48 1,39 0
10° 9,61 2,70 1,2 5,34 1,94 0
15° 12,8 4,44 2,4 6,46 1,73 1,2
20° 17,7 7,43 4,6 7,90 3,88 2,0
25° 25,1 12,7 9,2 9,86 5,60 3,3
30° 37,2 22,5 20,0 12,7 8,32 5,4
35° 57,8 41,4 44,0 16,8 12,8 9,6
40° 95,6 81,2 144,0 23,2 20,5 19,1
45° 172 173 320 34,1 35,1 27,0
Tabel 2.1 Nilai faktor daya dukung Terzaghi (Lebao dan Sulistyan, 2016).
Sumber : Braja M. Das, 1980
Setelah mendapatkan nilai daya dukung ultimit tanah (qult), langkah selanjutnya
menghitung kapasitas dukung ultimit neto (net ultimate bearing capacity). Kapasitas
dukung ultimit neto (qun) merupakan nilai intensitas dari beban fondasi neto, tanah
akan mengalami keruntuhan geser, apabila:
q un=qult −γ × Df ………………………………………………………..…..(2.29)
Keterangan:
25
q un = kapasitas dukung ultimit neto (kN/m2),
q ult = nilai daya dukung ultimit tanah (kN/m2),
Df = kedalaman dasar pondasi (m),
γ = berat volume tanah (kN/m3 ).
Tekanan pondasi total (total foundation total pressure) (q) adalah intensitas tekanan
total pada tanah di dasar Pondasi, setelah struktur bangunan selesai dibangun dengan
pembebanan penuh. Pembebanan total pada pondasi termasuk berat struktur dari
dinding penahan tanah itu sendiri dan berat dari tanah disekitar dinding penahan.
Tekanan pondasi neto (net foundation pressure) untuk suatu fondasi pada kondisi
tertentu ialah tambahan tekanan pada dasar pondasi, akibat adanya beban mati dan
beban hidup dari struktur. Dinyatakan dalam persamaan:
q n=q−γ × D f ………………………………………………………………..(2.30)
Keterangan:
q = tekanan total pada pondasi (kN/m),
Df = kedalaman dasar pondasi (m),
γ = berat volume tanah (kN/m3 ).
Faktor aman (SF) terhadap keruntuhan kapasitas dukung didefinisikan sebagai:
qun q ult −γ × Df
SF= = …………………………………………………………...
qn q−γ × Df
(2.31)
Keterangan:
q ult = nilai daya dukung ultimit tanah (kN/m2 ),
q = tekanan total pondasi (kN/m),
Df = kedalaman dasar pondasi (m),
γ = berat volume tanah (kN/m3 ).
26
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Lokasi penelitian
Dalam penelitian proposal ini penulis melakukan penelitian yang berlokasi di Desa
Haruku, Kecamatan Pulau Haruku, Kabupaten Maluku Tengah.
B. Jenis data
Adapun jenis data yang dipakai dalam penulisan adalah:
27
1. Data primer adalah data yang diperoleh dari hasil pengamatan yang dilakukan
dengan cara melakukan observasi situasi eksisting dilapangan, dokumentasi dan
mengambil sampel parameter tanah pada lokasi tersebut.
2. Data sekunder adalah data yang penulis dapat dari pihak yang bersangkutan
seperti AS Buld / shop drawing dan spesifikasi teknis.
D. Sumber Data
Dalam penelitian ini dibutuhkan dua sumber data, yaitu:
1. Data primer
Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari subjek penelitian, dalam hal
ini peneliti memperoleh data atau informasi langsung dari hasil pengamatan di
lapangan.
2. Data sekunder
Data sekunder adalah data yang telah tersedia dalam bentuk. Biasanya sumber
data ini lebih banyak sebagai data statistik atau data yang sudah diolah
28
sedemikian rupa sehingga siap digunakan dalam statistik biasanya tersedia pada
kantor-kantor pemerintah, biro jasa data, perusahaan swasta atau badan lain yang
berhubungan dengan penggunakan data.
E. Analisa data
Analisa data dalam penelitian ini adalah dengan menunggunakan teori dan juga
rumus-rumus empiris menurut Rankine tentang tekanan tanah aktif dan tekanan tanah
pasif pada dinding penahan badan jalan serta metode Terzaghi mengenai daya dukung
tanah.
Mulai
Rumusan Masalah
Survey Lokasi
Pengumpulan Data :
Analisis Data
1. Perhitung tekanan tanah aktif
dan pasif.
2. Perhitung kestabilan geser,
guling dan daya dukung.
29
Hasil dan Pembahasan
1. Metode Rankine
2. Metode Terzaghi
2
Kesimpulan
Selesai
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
30
4. Dimensi dinding penahan badan jalan
H=m h2 = m
B= m A=m
b= m C=m
h1 = m D=m
31
32
DAFTAR PUSTAKA
33
Bowles, J. E., & Silaban, P. (1999). Analisa dan Disain Fondasi Jilid 2.
Bowles, J. (1999). Analisis dan Disain Fondasi” edisi ketiga jilid 2. Jakarta.
Penerbit Erlangga.
Analisis dan perancangan FONDASI I EDISI KETIGA, Gadja Mada University
Press “Hary Christady Hardiyatmo”
Das, B., & Sivakugan, N. (2007). Settlements of shallow foundations on granular
soil—an overview. International journal of geotechnical engineering, 1(1),
19-29.
Ramadhan, M. S. (2021). Perencanaan Dinding Penahan Tanah Tipe Cantilever
Wall Pada Akses Jalan Pulau Balang‐Penajam Paser Utara‐Kota
Balikpapan Provinsi Kalimantan Timur (Doctoral Dissertation, Universitas
Islam Kalimantan Mab).
34
LAMPIRAN
35
Gambar 15. Pengukuran ketinggian longsor
36
PROPOSAL TUGAS AKHIR
Disusun Oleh :
DENSYA YUSUF
NIM. 1320013018
PRODI D -III
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI AMBON
2023
LEMBARAN PENGESAHAN
37
USULAN TUGAS AKHIR
38