BAB I
PENDAHULUAN
1
2
Dandung (2010) melakukan pengujian cabut pada dua jenis material timbunan dan
dua jenis material perkuatan, yaitu Silty Sand dan Clayey Silt sebagai material
timbunannya serta polyester strip dan metal strip sebagai material perkuatannya.
Susilowati (2011) melakukan uji cabut pada tanah timbunan berupa tanah silt dan
sand dengan perkuatan polyester strip. Victor (2013) melakukan uji cabut pada
tanah pasir dengan perkuatan rotan.
Dengan dasar penelitian sebelumnya mengenai uji cabut pada perkuatan
tanah, masih ada beberapa jenis bahan perkuatan dan jenis tanah yang
pemilihannya belum ada. Salah satunya adalah bahan perkuatan tulangan baja
dengan jenis tanah pasir bergradasi baik (well graded sand).
Tanah pasir dipilih mengingat ketersediaannya yang mudah didapat di
berbagai daerah di Indonesia. Selain itu pemilihan tanah pasir didasarkan karena
sifat-sifat yang dimilikinya, diantaranya mudah dikerjakan dalam pekerjaan
timbunan, termasuk bahan lepas, dan tidak kohesif sehingga kekuatannya tidak
dipengaruhi kadar kelembapannya. Sehingga atas dasar penjelasan diatas tersebut
maka tanah yang digunakan adalah tanah pasir bergradasi baik.
Bahan tulangan baja dipilih mengingat saat ini telah banyak pabrik
tulangan baja yang berdiri dan beroperasi memproduksi tulangan baja dalam
jumlah besar untuk berbagai keperluan. Tulangan baja juga telah menjadi salah
satu komoditi yang telah luas dipasarkan. Selain itu dengan didasarkan pada SNI
07-2052-2002 tulangan baja memiliki sifat-sifat yaitu kuat (kuat terhadap tarik,
tekan, lenturan, dan geseran), elastis (perubahan bentuk akibat pembebanan dan
kembali seperti semula setelah pembebanan dihentikan), kekerasan (tidak mudah
cacat), dapat diubah bentuknya, dan tahan lama. Dengan dasar pertimbangan
tersebut maka pemilihan tulangan baja yang digunakan sebagai perkuatan pada
tanah pasir bergradasi baik.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
5
6
c. Bearing Resistance
Bearing resistance adalah kemampuan atau daya dukung tanah dasar pada
suatu dinding penahan tanah untuk menahan beban timbunan tanah diatasnya agar
tidak runtuh, ataupun mengalami penurunan yang terlalu besar.
b. Internal Sliding
Internal sliding atau pergerakan sebagian dari struktur dinding penahan
tanah, sedangkan bagian yang lainnya tetap.
c. Shear Failure
Shear failure atau kegagalan yang terjadi pada sambungan antara panel
beton dengan panel beton lainnya.
8
d. Connection Failure
Connection failure adalah kegagalan pada pertemuan antara concrete
facing dengan material perkuatan.
e. Local Overturning
Local overturning adalah guling yang terjadi pada sebagian segment dari
dinding penahan tanah.
Gaya pull out terjadi akibat adanya transfer tegangan pada tanah timbunan
yang mengakibatkan gaya friksi antara material perkuatan dengan tanah timbunan.
Proses transfer beban tersebut digambarkan sebagai berikut:
dibawah ini.
12
σh = Kp x σv + 2c x √ K p (2.7)
Fp = σh x d x L (2.8)
dengan:
Kp = koefisien tanah pasif
= sudut gesek dalam butiran pasir ()
σh = tegangan normal arah horizontal (gr/cm2)
σv = tegangan normal arah vertikal (gr/cm2)
c = kohesi (gr/cm2)
d = diameter tulangan (cm)
n = jumlah tulangan transversal
L = lebar tulangan (cm)
13
(Sumber: SNI-07-2052-2002)
15
Gambar 2.14 Tipikal Pola Sebaran Regangan Pada Tanah Silty Sand Akibat Pull
Out
(Sumber: Dandung Sriharninto (2010))
21
Gambar 2.15 Hasil Pull Out Test Pada Tanah Silty Sand Dengan Tegangan
Normal 142 kPa a) Polyester Strip b) Metal Strip
(Sumber: Dandung Sriharninto (2010))
Gambar 2.16 Hasil Pengujian Tahanan Cabut dengan Bahan Perkuatan Rotan
Sega
(Sumber: Victor Harison (2013))
kesimpulan, yaitu berdasarkan hasil pengujian standar Proctor didapat nilai kadar
air optimum (wopt) pada 15% dengan nilai berat volume kering maksimum (γ dmaks)
sebesar 1,695 gr/cm3; nilai tahanan gesek tulangan rotan dari perhitungan secara
teoritis adalah lebih kecil (underestimate) terhadap nilai tahanan gesek saat
dilakukan pengujian; nilai tahanan dukung tulangan rotan dari perhitungan secara
teoritis adalah lebih kecil (underestimate) terhadap nilai tahanan dukung saat
dilakukan pengujian; kadar air tanah pasir yang dianjurkan jika dilakukan
perencanaan perkuatan dengan tulangan rotan berada pada kadar air sisi kering
optimum hingga kadar air optimum; tahanan gesek tulangan rotan berdiameter 8
mm pada tanah pasir cenderung bernilai hampir sama dengan tahanan gesek
tulangan baja berdiameter 22 mm pada jenis tanah yang berbeda. Akan tetapi
tahanan gesek tulangan rotan didapat dengan aplikasi tegangan normal yang jauh
lebih kecil dari dari tulangan baja.
BAB III
24
METODOLOGI PENELITIAN
mulai
Studi Literatur
Pengujian karakterisitik
fisik tanah:
Uji Analisa saringan
Uji Berat jenis
Uji Kadar air
Uji proktor
24
25
Pengujian Teknis:
1. Uji Geser Langsung
2. Kepadatan
Kesimpulan
Hasil
3.2.2 Alat
Alat yang dipakai selama proses pengujian adalah kotak uji yang terbuat
dari kayu dengan dimensi panjang x lebar x tinggi = 100 cm x 40 cm x 30 cm.
Kemudian kotak uji juga dihubungkan dengan perangkat penarik tulangan baja
(extruder) beserta alat pembacanya (dial). Alat-alat lain yang diperlukan, antara
lain:
a. Satu set ayakan atau saringan beserta pan
b. Alat uji berat jenis
c. Satu set alat pemadat standar (Standard Proctor)
d. Satu set alat uji geser langsung (Direct Shear)
e. Timbangan
f. Oven
g. Stopwatch
h. Perlengkapan pendukung lainnya.
27
Jumlah
Jumlah Berat
tumbukan x x x Tinggi jatuh penumbuk
lapisan penumbuk
perlapis
E=
Volume cetakan
Diketahui:
volume
Ex
cetakan
Tinggi jatuh penumbuk=
jumlah
jumlah berat
tumbukan x x
lapisan penumbuk
perlapis
12375 x 4,238
Tinggi jatuh penumbuk= =1,693 ft=51 , 6 cm
200 x 10 x 15,487
dilakukan pada masing-masing arah dan bentuk profil seperti yang telah
disebutkan diatas yang lebih jelasnya akan ditunjukan pada gambar 3.5.
32
10 cm
10 cm
15 cm
15 cm Penyanggah As
Tarik 20 cm
10 cm Permukaan meja uji
10 cm 10 cm 10 cm 10 cm
10 cm
100 cm
106 cm
40 cm
100 cm
15 cm
15 cm
Permukaan meja uji
100 cm
40 cm
L = 80 cm
L = 20 cm
L = 20 cm
L = 20 cm
L = 20 cm
L = 20 cm
L = 20 cm
L = 20 cm
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
35
37
dengan nilai Cc = 1,445 (sesuai USCS dengan syarat nilai Cc = 1-3) dan nilai Cu
= 8 (sesuai USCS dengan syarat nilai Cu ≥ 6). Dengan persentase tertahan yaitu
untuk saringan No.4 tertahan = 7%, untuk saringan 10 tertahan = 33%, untuk
saringan 20 tertahan = 30%, untuk saringan 40 tertahan = 14%, untuk saringan 60
tertahan = 6%, untuk saringan 100 tertahan = 5% dan untuk saringan 200 tertahan
= 5%. Hasil perhitungan analisa gradasi ditampilkan pada Gambar 4.1.
100
Persen tase Lolos (%)
90
80
70 D60
60
50
40 D30
30
20 D10
10
0
0.01 0.10 1.00 10.00
Ukuran Butiran (mm)
Gambar 4.1 Grafik Hasil Pengujian Analisa Saringan Metode Mekanik pada
Tanah Pasir Bergradasi Baik
(Sumber : Hasil analisa)
untuk mendapatkan pemadatan masksimum pada saat uji tahanan cabut. Dari hasil
uji proctor didapatkan nilai berat volume kering (dmax) sebesar 1,93 gr/cm3 (19,3
kN/m3) dan kadar air optimum (Wopt ) sebesar 5,79 %. Grafik hasil uji proctor
pada tanah pasir tersebut dapat dilihat pada Gambar 4.2. Dari bentuk kurva
proctor dapat dilihat pada Gambar 4.3 tipe kurva mengarah pada bentuk kurva tipe
C dengan puncak ganda (Lee dan Suedkamp, (1972)). Berdasarkan hasil uji
proctor dengan nilai berat volume kering (dmax) sebesar 1,93 gr/cm3 (1930 kg/m3)
maka dapat diperoleh berat pasir yang digunakan pada kotak uji, dengan cara mengalikan
berat volume kering dengan volume kotak uji yaitu (1930 kg/m3) x 0,12 m3 maka
diperoleh hasil sebesar 231,6 kg. Jadi berat pasir yang digunakan pada kotak uji sebesar
231,6 kg.
2.00
1.95 1,93 W Opt
1.90
Berat Volume Kering (gr/cm
3
)
1.85
1.80
1.75
1.70
1.65
1.60
1.55
5,79 %
1.50
2.50
3.00
3.50
4.00
4.50
5.00
5.50
6.00
6.50
7.00
7.50
8.00
8.50
Kadar Air %
Gambar 4.2 Grafik Hasil Pengujian Proctor pada Tanah Pasir Bergradasi Baik
(Sand Graded Well)
(Sumber : Hasil analisa)
39
1,25 cm. Untuk nilai deformasi pada pengujian longitudinal 1 tidak bisa
digunakan sebagai nilai yang bisa mewakili pengujian karena pola yang dibentuk
tidak sama atau tidak mendekati dengan pengujian longitudinal 2 dan longitudinal
3. Hal ini disebabkan gaya tarik yang diberikan pada alat uji tarik atau extruder
terlalu besar. Maka nilai yang digunakan sebagai nilai yang mewakili pengujian
adalah nilai pada pengujian longitudinal 2 dan longitudinal 3. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada grafik dibawah ini.
10
8
Displacement (cm)
5 Longitudinal 1
Longitudinal 2
4
Longitudinal 3
3
0
0 100 200 300 400 500
Waktu (s)
Gambar 4.4 Grafik Hubungan antara Waktu terhadap Deformasi pada Perkuatan
Arah Longitudinal
(Sumber : Hasil analisa)
130
120
110
100
90 Tahanan Cabut (kg)
80
70 Longitudinal 1
60
Longitudinal 2
50
Longitudinal 3
40
30
20
10
0
0 100 200 300 400 500
Waktu (s)
Gambar 4.5 Grafik Hubungan antara Waktu terhadap Tahanan Cabut pada
Perkuatan Arah Longitudinal
(Sumber : Hasil analisa)
130
120
110
100
(kg)
90
Tahanan Cabut
80
70
Longitudinal 1
60
50 Longitudinal 2
40
Longitudinal 3
30
20
10
0
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Regangan (%)
Gambar 4.6 Grafik Hubungan antara Regangan terhadap Tahanan Cabut pada
Perkuatan Arah Longitudinal
(Sumber : Hasil analisa)
8 Displacement (cm)
7
5 Transversal 1
4 Transversal 2
3 Transversal 3
2
0
0 50 100 150 200 250 300 350 400 450 500
Waktu (s)
Gambar 4.7 Grafik Hubungan antara Waktu terhadap Deformasi pada Perkuatan
Arah Transversal
(Sumber : Hasil analisa)
90
80
Transversal 1
70
60 Transversal 2
50
40 Transversal 3
30
20
10
0
0 50 100 150 200 250 300 350 400 450 500
Waktu (s)
Gambar 4.8 Grafik Hubungan antara Waktu terhadap Tahanan Cabut pada
Perkuatan Arah Transversal
(Sumber : Hasil analisa)
130
120
110
100
Tahanan Cabut(kg)
90
80
70
60 Transversal 1
50
Transversal 2
40
30 Transversal 3
20
10
0
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Regangan (%)
Gambar 4.9 Grafik Hubungan antara Regangan terhadap Tahanan Cabut pada
Perkuatan Arah Transversal
(Sumber : Hasil analisa)
8
Displacement (cm)
5 Persegi 1
Persegi 2
4
Persegi 3
3
0
0 50 100 150 200 250 300 350 400 450 500
Waktu (s)
Gambar 4.10 Grafik Hubungan antara Waktu terhadap Deformasi pada Perkuatan
Berbentuk Profil Persegi
(Sumber : Hasil analisa)
70 Persegi 1
60
Persegi 2
50
Persegi 3
40
30
20
10
0
0 50 100 150 200 250 300 350 400 450 500
Waktu (s)
Gambar 4.11 Grafik Hubungan antara Waktu terhadap Tahanan Cabut pada
Perkuatan Berbentuk Profil Persegi
(Sumber : Hasil analisa)
130
120
110
100
(kg)
90
Tahanan Cabtu
80
70 Persegi 1
60 Persegi 2
50
Persegi 3
40
30
20
10
0
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Regangan (%)
Gambar 4.12 Grafik Hubungan antara Regangan terhadap Tahanan Cabut pada
Perkuatan Berbentuk Profil Persegi
(Sumber : Hasil analisa)
diperoleh nilai deformasi maksimal sebesar 5,45 cm; 3,41 cm dan 2,15 cm. Untuk
lebih jelasnya dapat dilihat pada grafik dibawah ini.
10
8
Displacement (cm)
5 Segitiga 1
4 Segitiga 2
3 Segitiga 3
2
0
0 50 100 150 200 250 300 350 400 450 500
Waktu (s)
Gambar 4.13 Grafik Hubungan antara Waktu terhadap Deformasi pada Perkuatan
Berbentuk Profil Segitiga
(Sumber : Hasil analisa)
130
120
110
100
90
Tahanan Cabut (kg)
80
70
60 Segitiga 1
50 Segitiga 2
40
Segitiga 3
30
20
10
0
0 50 100 150 200 250 300 350 400 450 500
Waktu (s)
Gambar 4.14 Grafik Hubungan antara Waktu Terhadap Tahanan Cabut pada
Perkuatan Berbentuk Profil Segitiga
(Sumber : Hasil analisa)
Sedangkan nilai regangan maksimal yang terjadi sebesar 6,81 %; 4,26 %
dan 2,69 %. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada grafik dibawah ini.
46
130
120
110
100
Tahahanan Cabut(kg)
90
80
70
60 Segitiga 1
50 Segitiga 2
40
Segitiga 3
30
20
10
0
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Regangan (%)
Gambar 4.15 Grafik Hubungan antara Regangan terhadap Tahanan Cabut pada
Perkuatan Berbentuk Profil Segitiga
(Sumber : Hasil analisa)
8
Displacement (cm)
6
Gabungan
5 Persegi 1
4 Gabungan
Persegi 2
3 Gabungan
Persegi 3
2
0
0 50 100 150 200 250 300 350 400 450 500
Waktu (s)
Gambar 4.16 Grafik Hubungan antara Waktu terhadap Deformasi pada Perkuatan
Berbentuk Profil Gabungan Persegi
(Sumber : Hasil analisa)
Selanjutnya nilai tahanan cabut dengan perkuatan arah longitudinal
diperoleh nilai maksimal sebesar 80,53 kg; 106,42 kg dan 102,34 kg. Untuk lebih
47
130
120
110
100
90
Tahanan Cabut (kg)
80
70 Gabungan
Persegi 1
60
Gabungan
50 Persegi 2
40 Gabungan
30 Persegi 3
20
10
0
0 50 100 150 200 250 300 350 400 450 500
Waktu (s)
Gambar 4.17 Grafik Hubungan antara Waktu terhadap Tahanan Cabut pada
Perkuatan Berbentuk Profil Gabungan Persegi
(Sumber : Hasil analisa)
130
120
110
100
(kg)
90
Tahahnan Cabut
80
70
Gabungan
60 Persegi 1
50 Gabungan
40 Persegi 2
30 Gabungan
Persegi 3
20
10
0
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Regangan (%)
Gambar 4.18 Grafik Hubungan antara Regangan terhadap Tahanan Cabut pada
Perkuatan Berbentuk Profil Gabungan Persegi
(Sumber : Hasil analisa)
4.3 Korelasi Sifat Fisik terhadap Sifat Teknis Tanah
48
4.3.1 Pengujian Geser Langsung (Direct shear) Tanah Pasir, (ASTM D 3080)
Pengujian bahan pasir secara keseluruhan bertujuan untuk
mengetahui nilai parameter pasir yaitu nilai kohesi (c) dan sudut gesek intern
butiran pasir (). Dari hasil pengujian ini didapat nilai parameter kohesi (c)
sebesar 0,062 kg/cm² (6,2 kPa) untuk perkuatan arah longitudinal, 0,064
kg/cm² (6,4 kPa) untuk perkuatan arah transversal, 0,066 kg/cm² (6,6 kPa)
untuk perkuatan berbentuk profil persegi, 0,057 kg/cm² (5,7 kPa) untuk
perkuatan berbentuk profil segitiga dan 0,030 kg/cm² (3,0 kPa) untuk
perkuatan berbentuk profil gabungan persegi. Sedangkan parameter sudut
gesek intern butiran pasir () diperoleh sebesar 41,97 untuk perkuatan arah
longitudinal, 34,00 untuk perkuatan arah transversal, 30,80 untuk perkuatan
berbentuk profil persegi, 33,02 untuk perkuatan berbentuk profil segitiga dan
37,37 untuk perkuatan berbentuk profil gabungan persegi.
diperoleh sebesar 38,06; 38,54; 36,77; 36,93 dan 34,62. Dengan nilai rata-
rata sudut gesek pasir-tulangan baja (δ) sebesar 36,98.
1.90
1.88
1.85 1.86
1.85
1.83 1.83 1.83 1.83
1.82
1.81 1.80
1.80 1.79 1.79
Longitudinal
d (gr/cm3 )
1.76
1.75
1.75 Transversal
1.72
Persegi
1.70
Segitiga
1.65 Gabungan
Persegi
1.60
Pengujian 1 Pengujian 2 Pengujian 3
4.4 Analisa Hasil Pengujian pada Arah dan Bentuk Profil yang digunakan
Analisa pengujian pada arah dan bentuk profil bertujuan untuk mengetahui
karateristik masing-masing arah dan bentuk profil yang digunakan. Pada
pengujian tahanan cabut ini, variasi yang digunakan hanya pada arah dan bentuk
profil perkuatan tulangan baja saja. Sedangkan kadar air pada tanah pasir yang
digunakan itu sama yaitu kadar air optimum (W opt ). Profil perkuatan yang
digunakan yaitu arah longitudinal, arah transversal, profil persegi, profil segitiga
dan profil gabungan persegi. Diameter tulangan baja yang digunakan yaitu 10
mm. Pengujian tahanan cabut untuk setiap arah dan bentuk profil perkuatan
dilakukan sebanyak tiga kali, hal ini bertujuan untuk mendapatkan nilai tahanan
cabut yang bisa mewakili setiap pengujian.
Dalam suatu pengujian, besarnya tahanan cabut tulangan baja disebabkan
oleh empat faktor. Pertama yaitu gesekan antara permukaan tulangan longitudinal
dengan tanah pasir. Kedua yaitu tahanan tanah pasif yang bekerja pada tulangan
transversal. Ketiga yaitu tegangan normal yang bekerja diatasnya. Keempat yaitu
jumlah dan diameter tulangan baja yang digunakan.
pasir akan semakin besar pula. Untuk lebih jelasnya grafik hubungan antara arah
dan bentuk profil terhadap kuat tahanan cabut disajikan pada Gambar 4.20.
140
128.24 127.22
120
113.56
103.57 106.42 104.49 102.34
100
Tahanan Cabut (kg)
93.58
81.55 Longitudinal
80.53 80.22
80 74.21
Transversal
60
Persegi
40
32.82
29.56 29.46 Segitiga
20 Gabungan Persegi
0
Pengujian 1 Pengujian 2 Pengujian 3
Gambar 4.20 Hubungan antara Perubahan Arah dan Bentuk Profil terhadap
Tahanan Cabut
(Sumber : Hasil analisa)
Berdasarkan hukum Hooke regangan (ε) yang terjadi pada suatu benda
berbanding lurus dengan tegangannya (σ) dan berbanding terbalik terhadap
keelastisitasannya.
Berdasarkan hasil pengujian hubungan regangan terhadap tegangan
menunjukakn non-linier, dengan demikian dapat dikatakan bahwa bahan tidak
memiliki modulus elastisitas yang konstan, dan baja termasuk dalam kategori
benda yang tidak memiliki modulus elastisitas konstan. Perbedaan besarnya nilai
tegngan geser pada pengujian ini disebabkan oleh luasan bidang gesek dari
perkuatan yang digunakan. Untuk lebih jelasnya grafik hubungan regangan
terhadap tegangan disajikan pada Gambar 4.21.
1.6
1.5
1.4
1.3
1.2
Tegangan Geser (kg/cm
1.1
2
)
1.0 Longitudinal
0.9
0.8 Transversal
0.7
0.6 Persegi
0.5
0.4 Segitiga
0.3
0.2 Gabungan Persegi
0.1
0.0
0 1 2 3
Regangan (%)
σ 0 , 75 2
E= = =75 kg /cm
❑ 0 , 01
53
Untuk lebih jelasnya dapta dilihat pada Gambar 4.22 di bawah ini.
1.6
1.49
1.5
1.4
1.3
1.2
Tegangan Geser (kg/cm
2
)
1.1
1.0
0.9
0.8 Transversal
0.7 Secant Modulus 50 % σmaks
0.6
0.5
0.4
0.3
0.2
0.1
0.0
0 1 2 3 4 5
Regangan (%)
Tabel 4.1 Nilai Secant Modulus untuk Arah dan Bentuk Profil
Nilai Secant Modulus
No. Arah dan Bentuk Profil
(kg/cm2)
1 Longitudinal 0,12
2 Transversal 0,75
3 Persegi 0,32
4 Segitiga 0,24
5 Gabungan Persegi 0,16
(Sumber : Hasil analisa)
nilai δ melainkan arah dan bentuk profil tulangan baja yang digunakan. Untuk
lebih jelasnya grafik hubungan koefisien gesekan terhadap kuat tahanan cabut
disajikan pada Gambar 4.23.
140 128.236
130
120
110 106.422 104.485
100
90
Tahanan Cabut (kg)
81.549 Longitudinal
80
70 Transversal
60
50 Persegi
40 29.562
Segitiga
30
20 Gabungan Persegi
10
0
0 10 20 30 40 50
δ (deg)
140 128.236
130
120
104.485 106.422
110
80 Transversal
Tahanan Cabut
70
Persegi
60
50 Segitiga
40
Gabungan
30 Persegi
20
10
0
1.70 1.75 1.80 1.85 1.90
d (gr/cm3 )
4.5 Perhitungan Tahanan Cabut Tulangan Baja pada Tanah Pasir secara
Teoritis
Dalam perhitungan tahanan cabut tanah pasir secara teoritis, parameter
yang digunakan adalah parameter yang diperoleh dari pengujian sebelumnya.
Perhitungan tahanan cabut secara teoritis bertujuan sebagai pembanding antara
besarnya nilai tahanan cabut secara teoritis dengan besarnya nilai tahanan cabut
dari pengujian di laboratorium. Pada perhitungan tahanan cabut tanah pasir secara
teoritis digunakan dua alternatif perhitungan.
4.5.1 Alternatif I
Pada perhitungan alternatif satu terdapat dua persamaan yang digunakan
untuk menghitung besarnya nilai tahanan cabut. Dua persamaan ini nantinya yang
digunakan untuk menghitung tahananan cabut tulangan arah longitudinal dan arah
transversal. Pertama nilai tahanan cabut pada tulangan longitudinal (Ff)
menurut Kwon, dkk (2010) dapat dihitung dengan persamaan sebagai
berikut:
Ff = As (σv tan δ + ca)
dengan:
As = luas permukaan gesekan (cm2)
σv = tegangan normal (gr/cm2)
tanδ = koefisien gesekan antara dua permukaan yang berbeda (pasir-
baja) ( )
ca = adhesi (gr/cm2)
Kedua nilai tahanan cabut pada tulangan transversal (Fp) menurut
Terzaghi-Buisman (1962, dalam Christady H. 1990) dapat dihitung dengan
persamaan sebagai berikut:
Fp 1
=c Nc+ σ v d N γ +σ v N q
nwd 2
dengan:
c = kohesi (gr/cm2)
57
Fp
= tahanan dukung pasif persatuan lebar (gr/cm2)
nwd
w = lebar tulangan (cm)
Nc, Nγ, Nq = faktor daya dukung
d = diameter tulangan (cm)
n = jumlah tulangan transversal
σv = tegangan normal (gr/cm2)
L = 80 cm
= 1,95 gr/cm3 x 15 cm
= 29,25 gr/cm2
δ = 38,06
ca = 41,60 gr/cm2
Penyelesaian:
Ff = As (σv x tan δ + ca)
= 251,2 cm2 x (29,25 gr/cm2 x tan (38,06) + 41,60 gr/cm2)
= 16202, 9 gr
58
= 16,21 kg = 1621 kN
Jadi nilai tahanan cabut untuk perkuatan arah longitudinal pada pengujian
satu diperoleh nilai sebesar 16,21 kg (1621 kN). Untuk perhitungan tahanan
cabut selanjutnya dengan data-data yang berbeda dapat dilihat pada Tabel 4.2.
L = 20 cm
d = 1 cm
n =1
σv = w x h (kedalaman tulangan = 15 cm)
= 1,90 gr/cm3 x 15 cm
= 28,52 gr/cm2
Penyelesaian:
Fp ( 1
)
= c Nc+ σ v N γ + σ v N q nwd
2
= (64,40 gr/cm2 x 52,60+ 0,5 x 28,52 gr/cm2 x 35,00 + 28,52 gr/cm2
x36,50) x 1 x 20 cm x 1 cm
59
Jadi nilai tahanan cabut untuk perkuatan arah transversal pada pengujian
satu diperoleh nilai sebesar 98,55 kg (9855 kN). Untuk perhitungan tahanan
dukung selanjutnya dengan data-data berbeda dapat dilihat pada Tabel 4.2.
s= 20 cm
s= 20 cm
= 1,91 gr/cm3 x 15 cm
= 28, 63 gr/cm2
δ = 36,77
60
ca = 54 gr/cm2
Penyelesaian:
Ff = As (σv tan δ + ca)
d = 1 cm
n =2
σv = w x h (kedalaman tulangan = 15 cm)
= 1,91 gr/cm3 x 15 cm
= 28,63 gr/cm2
Penyelesaian:
Fp ( 1
)
= c Nc+ σ v N γ + σ v N q nwd
2
= (65,50 gr/cm2 x 49,52+ 0,5 x 28,63 gr/cm2 x 31,94 + 28,63 gr/cm2
x 33,70) x 2 x 20 cm x 1 cm
= 186633,33 gr
= 186,63 kg = 18663 kN
Dari hasil kedua perhitungan diatas maka dapat diketahui tahanan cabut
total untuk perkuatan profil persegi sebesar Ff + Fp = 9,23 kg + 186,63 kg = 195,87
kg (195,87 kN). Untuk perhitungan tahanan dukung selanjutnya dengan data-
data berbeda dapat dilihat pada Tabel 4.2.
61
Lsin
Lcos
s x s x s = 20 cm x 20 cm x 20
cm
Lsin
= 1,89 gr/cm3 x 15 cm
= 28, 38gr/cm2
δ = 36,93
ca = 55,10 gr/cm2
Ff = As (σv tan δ + ca)
d = 1 cm
n =1
σv = w x h (kedalaman tulangan = 15 cm)
= 1,89 gr/cm3 x 15 cm
= 28,38 gr/cm2
( 1
)
F p= c Nc+ σ v N γ + σ v N q nwd
2
= (57,20 gr/cm2 x 74,10 + 0,5 x 28,38 gr/cm2 x 67,34 + 28,38
gr/cm2 x 58,56) x 1 x 20 cm x 1 cm
= 137120,148 gr = 137,120 kg = 13712 kN
Dari hasil kedua perhitungan diatas maka dapat diketahui tahanan cabut
total untuk perkuatan berbentuk profil segitiga sebesar Ff + Fp= 6,79 kg + 137,120
kg = 143,90 kg (143,90 kN). Untuk perhitungan tahanan dukung selanjutnya
dengan data-data berbeda dapat dilihat pada Tabel 4.2.
s = 20 cm
s = 20 cm
= 1,85 gr/cm3 x 15 cm
= 27,70 gr/cm2
δ = 34,62
ca = 43,70 gr/cm2
Ff = As (σv tan δ + ca)
tulangan longitudinal maka nilai dari diatas dikali tiga yaitu 4,62 kg x 3 = 11,54
kg (1154 kN).
Perhitungan Tulangan Transversal Untuk Profil Persegi:
Diketahui:
c = 30,10 gr/cm2
w = 20 cm
Nc, Nγ, Nq = 77,74; 72,91; 62,39
d = 1 cm
n =3
σv = w x h (kedalaman tulangan = 15 cm)
= 1,85 gr/cm3 x 15 cm
= 27,70 gr/cm2
Fp ( 1
)
= c Nc+ σ v N γ + σ v N q nwd
2
= (30,10 gr/cm2 x 77,74 + 0,5 x 27,70 gr/cm2 x 72,91 + 27,70
gr/cm2 x 62,39) x 3 x 20 cm x 1 cm
= 304659,70 gr = 304,659 kg = 30465,9 kN
Dari hasil kedua perhitungan diatas maka dapat diketahui tahanan cabut
total untuk perkuatan profil persegi sebesar Ff + F p = 11,54 kg.+ 304,659 kg =
316,20 kg (30465,9 kN). Untuk perhitungan tahanan dukung selanjutnya
dengan data-data berbeda dapat dilihat pada Tabel 4.2.
4.5.2 Alternatif II
Pada perhitungan alternatif kedua tahanan terjadi perubahan persamaan
untuk mencari tahanan cabut arah transversal. Sedangkan persamaan untuk mencari
tahanan cabut arah longitudinal sama dengan pada alternatif satu.
Nilai tahanan cabut tulangan transversal (Fp) dapat dihitung dengan
metode tekanan tanah pasif (dalam Mekanika Tanah, Jilid 2, Braja
M.Das) sebagai berikut:
65
❑
Kp = tan2 (45 + 2 )
σh = Kp x σv + 2c x √ K p
Fp = σh x d x L
dengan:
Kp = koefesien tanah pasif
= sudut gesek dalam butiran pasir ()
σh = tegangan normal arah horizontal (gr/cm2)
σv = tegangan normal arah vertikal (gr/cm2)
c = kohesi (gr/cm2)
d = diameter tulangan (cm)
n = jumlah tulangan transversal
L = lebar tulangan (cm)
L = 80 cm
L = 20 cm
= 34
d = 15 cm (kedalaman tulangan)
L = 20 cm
Penyelesaian:
❑ 34
Kp = tan2 (45 + 2 ) = tan2 (45 + ) = 3,54
2
σp = Kp x σv + 2c x √ K p
= 3,54 x 28,52 gr/cm2 + 2 x 64,40 gr/cm2 x √ 3 , 54 = 343,30 gr/cm2
Fp = σp x d x L x n
= 343,30 gr/cm2 x 15 cm x 20 cm x 1
= 102990 gr = 102,99 kg = 10299 kN
Dari perhitungan diatas diperoleh nilai tahanan cabut untuk perkuatan
transversal sebesar 102,99 kg (10299 kN). Untuk perhitungan tahanan dukung
selanjutnya dengan data-data berbeda dapat dilihat pada Tabel 4.2.
s= 20 cm
s= 20 cm
= 1,91 gr/cm3 x 15 cm
= 28,63 gr/cm2
c = 65,50 gr/cm2
=30,80
d = 15 cm (kedalaman tulangan)
L = 20 cm
Penyelesaian:
68
❑
Kp = tan2 (45 + 2 )
30 ,80
= tan2 (45 + )
2
= 3,10
σp = Kp x σv + 2c x √ K p
= 3,10 x 28,63 gr/cm2 + 2 x 65,50 gr/cm2 x √3 , 10
= 319,40 gr/cm2
Fp = σp x d x L x n
= 343,30 gr/cm2 x 15 cm x 20 cm x 2
= 191599,12 gr = 191,60 kg = 19160 kN
Dari hasil kedua perhitungan diatas maka dapat diketahui tahanan cabut
total untuk perkuatan profil persegi sebesar Ff + F p = 9,23 kg + 191,60 kg = 200,83
kg (20083 kN). Untuk perhitungan tahanan dukung selanjutnya dengan data-
data berbeda dapat dilihat pada Tabel 4.2.
4.5.2.4 Perhitungan Tahanan Cabut Tulangan Baja Profil Segitiga pada
Tanah Pasir secara Teoritis
Pada perhitungan tahanan cabut tulangan baja dengan perkuatan berbentuk
profil segitiga diperlukannya konversi sisi miring profil, hal ini disebabkan
persamaan yang ada hanya untuk menyelesaikan arah longitudinal dan trasnversal
saja. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
Lsin
Lcos
s x s x s = 20 cm x 20 cm x 20
cm
Lsin
= 1,89 gr/cm3 x 15 cm
= 28,38 gr/cm2
c = 57,20 gr/cm2
=33,02
d = 15 cm (kedalaman tulangan)
L = 20 cm
Penyelesaian:
❑
Kp = tan2 (45 + 2 )
33 ,02
= tan2 (45 + ) = 3,39
2
σp = Kp x σv + 2c x √ K p
= 3,39 x 28,38 gr/cm2 + 2 x 57,20 gr/cm2 x √3 , 39
= 306,84 gr/cm2
Fp = σp x d x L x n
= 306,84 gr/cm2 x 15 cm x 20 cm x 1
= 92138,83 gr = 92,139 kg = 92,139 kN
Dari hasil kedua perhitungan diatas maka dapat diketahui tahanan cabut
total untuk perkuatan profil persegi sebesar Ff + F p = 6,79 kg + 92,139 kg = 98,93
kg (9893 kN). Untuk perhitungan tahanan dukung selanjutnya dengan data-
data berbeda dapat dilihat pada Tabel 4.2.
70
s = 20 cm
s = 20 cm
= 37,70
d = 15 cm (kedalaman tulangan)
71
L = 20 cm
Penyelesaian:
❑
Kp = tan2 (45 + 2 )
37 ,70
= tan2 (45 + )
2
= 4,09
σp = Kp x σv + 2c x √ K p
= 4,09 x 27,70 gr/cm2 + 2 x 30,10 gr/cm2 x √ 4 , 09
= 235,04 gr/cm2
Fp = σp x d x L x n
= 235,04 gr/cm2 x 15 cm x 20 cm x 3
= 211477,80 gr = 211,477 kg = 21147,7 kN
Dari hasil kedua perhitungan diatas maka dapat diketahui tahanan cabut
total untuk perkuatan profil persegi sebesar Ff + Fp = 11,54 kg + 211,477 kg =
223,02 kg (22302 kN). Untuk perhitungan tahanan dukung selanjutnya
dengan data-data berbeda dapat dilihat pada Tabel 4.2.
72
Tabel 4.2 Perbandingan Perhitungan secara teoritis dengan pengujian skala laboratorium
As As Tulangan ɣd ɣw σv δ ca w d c Ff Fp ff teori ffLab Fp ff teori
No. Pengujian n Nc Ng Nq kp
cm² Longitudinal cm² gr/cm³ gr/cm³ gr/cm² (deg) gr/cm² cm cm gr/cm² gr gr kg kg (cara lain) gr kg
Longitudinal 1 1,851 1,95 29,27 - - - 16206,10 - 16,21 32,82 11,24 - 16,21
1 Longitudinal 2 251,20 251,20 1,819 1,91 28,67 38,06 41,60 - - - 62,00 - - - 16089,34 - 16,09 29,56 11,24 - 16,09
Longitudinal 3 1,718 1,81 27,11 - - - 15781,17 - 15,78 29,46 11,24 - 15,78
Transversal 1 1,826 1,90 28,52 1 20 1 - 98552,94 98,55 103,57 3,54 102937,47 102,94
2 Transversal 2 62,80 - 1,827 1,91 28,59 38,54 21,80 1 20 1 64,40 52,60 35,00 36,50 - 98628,61 98,63 93,58 3,54 103011,81 103,01
Transversal 3 1,858 1,94 29,05 1 20 1 - 99128,02 99,13 104,49 3,54 103502,51 103,50
Persegi 1 1,831 1,91 28,63 2 20 1 9232,94 186633,33 195,87 113,56 3,10 191599,12 200,83
3 Persegi 2 244,92 61,23 1,878 1,96 29,44 36,77 54,00 2 20 1 65,50 49,52 31,94 33,70 9306,61 188232,90 197,54 128,24 3,10 193095,99 202,40
Persegi 3 1,832 1,91 28,68 2 20 1 9236,67 186714,32 195,95 127,22 3,10 191674,91 200,91
Segitiga 1 1,809 1,89 28,38 2 20 1 6786,95 137112,06 143,90 81,55 3,39 92138,83 98,93
4 Segitiga 2 183,69 44,40 1,799 1,89 28,29 36,93 55,10 2 20 1 57,20 74,10 67,34 58,56 6781,08 136949,93 143,73 74,21 3,39 92049,31 98,83
Segitiga 3 1,788 1,88 28,24 2 20 1 6777,85 136860,64 143,64 80,22 3,39 92000,00 98,78
Gabungan Persegi 1 1,755 1,85 27,70 3 20 1 11540,06 304659,70 316,20 80,53 4,09 211477,80 223,02
5 Gabungan Persegi 2 367,38 61,23 1,795 1,89 28,31 34,62 43,70 3 20 1 30,10 77,74 72,91 62,39 11616,95 308255,76 319,87 106,42 4,09 213709,05 225,33
Gabungan Persegi 3 1,763 1,85 27,78 3 20 1 11550,23 305135,65 316,69 102,34 4,09 211773,11 223,32
73
4.6 Analisa Tahanan Cabut Tulangan Baja pada Tanah Pasir secara Teoritis
dengan Hasil Pengujian di Laboratorium
Beradasarkan hasil perhitungan sebelumnya maka perbandingan tahanan
cabut secara teoritis dan pengujian di laboratorium dapat dilihat pada grafik di
bawah ini. Dari grafik perbandingan tahanan cabut secara teoritis dan pengujian
di laboraotirum dapat disimpulkan bahwa rata-rata nilai tahanan cabut yang
diperoleh secara teoritis lebih besar dibandingkan dengan nilai tahanan cabut yang
diperoleh di laboratorium. Apabila dilihat pada Gambar 4.36 dan Gambar 4.37,
nilai tahanan cabut yang mendekati dari kedua alternatif diatas hanya terjadi pada
perkuatan arah longitudinal dan arah transversal saja.
350
Ff Pengujian (kg)
300
250
200 Longitudinal
Transversal
150
Persegi
100
Segitiga
50 Gabungan
Persegi
0
0 50 100 150 200 250 300 350
F f Teori (kg)
300
Ff Pengujian (kg)
250 Longitudinal
200 Transversal
150 Persegi
Segitiga
100
Gabungan
50 Persegi
0
0 50 100 150 200 250 300 350
Ff Teori (kg)
4.7 Perbandingan Hasil Uji Tahanan Cabut dan Beberapa Hasil Penelitian
Lain sebelumnya
4.7.1 Kwon, dkk (2010)
Kwon, dkk (2010) melakukan pengujian pada jenis tanah silty sand
dengan variasi tegangan normal 40 Kpa, 80 Kpa dan 120 Kpa, dengan panjang
perkuatan 80 cm. Untuk jenis perkuatan digunakan jenis rantai tipe terbuka, tipe
tertutup dan tulangan baja. Sedangkan pada pengujian ini variasi yang digunakan
hanya pada arah dan bentuk perkuatan saja. Kadar air digunakan kadar air
optimum dan beban normal yang digunakan tidak ada atau sama dengan nol. Dari
kedua pengujian perbandingan hanya berfokus pada jenis perkuatan yang sama
saja yaitu perkuatan arah longitudinal. Pada pengujian yang dilakukan Kwon, dkk
(2010) , tulangan baja (bar) berdiameter 22 mm dengan penambahan tegangan
normal 40 Kpa, 80 Kpa dan 120 Kpa menunjukan hasil uji tahanan cabut yang
semakin meningkat, yaitu sebesar 12,5 kg, 30 kg dan 47,5 kg. Sedangkan pada
pengujian ini tulangan baja dengan diameter 10 mm tanpa penambahan tegangan
normal diperoleh nilai sebesar 29 kg. Dengan demikian maka tulangan baja
dengan diameter 10 mm dapat dipertimbangkan sebagai perkuatan pada pasir
bergradasi baik. Untuk lebih jelasnya perbandingan tersebut disajikan pada
Gambar 4.38.
50
45
40
Tahanan Cabut (kg)
0
Longitudinal
Gambar 4.38 Perbandingan Hasil Uji Tahanan Cabut dengan Hasil Pengujian
Kwon, dkk (2010)
(Sumber : Hasil analisa)
75
90
80
Tahanan Cabut (kg)
70 Longitudinal
60
Longitudinal (Harison,
50 2013)
40 Transversal
30
Transversal (Harison,
20 2013)
10
0
Longitudinal Transversal
Gambar 4.39 Perbandingan Hasil Uji Tahanan Cabut dengan Hasil Pengujian
Harison (2013)
(Sumber : Hasil analisa)
Dari hasil pengujian diatas, nilai tahanan cabut untuk perkuatan arah
longitudinal didapat nilai yang tidak berbeda jauh, sedangkan pada nilai tahanan
cabut untuk perkuatan arah transversal nilai yang diperoleh sangat berbeda. Hal
76
ini terjadi karena jenis material dan diameter perkuatan yang digunakan berbeda.
Apabila dibandingkan material perkuatan rotan dengan diameter 0,8 cm dengan
tulangan baja diameter 1 cm apabila diberi gaya tarik arah transversal terbukti
tulangan baja diameter 1 cm memiliki nilai tahanan cabut yang lebih besar. Hal ini
sesuai dengan teori yang telah dijelaskan pada sub bab sebelumnya, bahwa
besarnya nilai tahanan cabut dipengaruhi besarnya diameter perkuatan yang
digunakan dan juga kekakuan dari material itu sendiri.
77
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang didapat dari penelitian ini sesuai dengan tujuan dan
manfaat penelitian adalah sebagai berikut:
1. Berdasarkan hasil pengujian standar Proctor pada tanah pasir bergradasi baik
(sand graded well) didapat nilai kadar air optimum (wopt) pada 5,79 % dengan
nilai berat volume kering maksimum (γdmaks) sebesar 1,93 gr/cm3.
2. Nilai regangan terbesar diperoleh dari perkuatan beberntuk profil segitiga
sebesar 6,81%.
3. Nilai secant modulus untuk perkuatan arah longitudinal diperoleh sebesar 12
kg/cm2, arah transversal 75 kg/cm2, profil berbentuk persegi 32 kg/cm2, profil
berbentuk segitiga 24 kg/cm2 dan profil berbentuk gabungan persegi 16
kg/cm2.
4. Nilai tahanan cabut tulangan baja yang dihitung secara teoritis lebih besar
dibandingkan nilai tahanan cabut tulangan baja saat pengujian.
5. Nilai tahanan cabut tulangan baja berdiameter 10 mm arah perkuatan
longitudinal pada pasir bergradasi baik (sand graded well) hampir sama bila
dibandingkan dengan nilai tahanan cabut tulangan baja berdiameter 22 mm
arah perkuatan longitudinal pada tanah silty sand yang dilakukan oleh Kwon,
dkk dan begitu juga pada rotan jenis sega berdiameter 8 mm arah perkuatan
longitudinal pada tanah berpasir yang diuji oleh Harison.
5.2 Saran
Saran yang diberikan untuk penelitian dan penulisan tugas akhir adalah:
1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai kuat tahanan cabut
perkuatan pada struktur tanah bertulang dengan menggunakan jenis tanah dan
perkuatan yang berbeda.
2. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan menggunakan variasi kadar air
dan penambahan tegangan normal.
75
78
DAFTAR PUSTAKA
Dandung Sriharninto. 2010, Studi Perilaku Pull Out Elemen Perkuatan Tanah
pada Sistem Dinding Penahan Tanah, A Thesis Submitted for the Degree
of Master the University of Indonesia.
Prih Budi Susilowati. 2011, Studi Perilaku Pull Out Elemen Perkuatan Retaining
Wall Dan Pull Out Box, A Thesis Submitted for the Degree of Master the
University of Indonesia.
Victor Harison. 2013, Karakteristik Pull Out Resistance Tulangan Rotan Sebagai
Perkuatan Pada Tanah Pasir, Tugas Akhir Jurusan Teknik Sipil S-1.
Universitas Riau. Pekanbaru.
.
76
79
LAMPIRAN 1
(Data Hasil: Pengujian Analisa Saringan Metode Mekanik,
Pengujian Massa (Berat Jenis Tanah), Pengujian Pemadatan
(Proctor))
77
80
100
90
80 Pasir Bergradasi Baik
(Sand Graded Well)
70
D60
Persen tase Lolos (%)
60
50
40 D30
30
20 D10
10
0
0,01 0,10 1,00 10,00
Ukuran Butiran (mm)
Percobaan No. 1 2 3 4 5 6
Massa Silinder gr 1872 1872 1872 1872 1872 1872
Massa Silinder + Tanah Padat gr 3701 3687 3679 3810 3599 3751
Massa Tanah Padat gr 1829 1815 1807 1938 1727 1879
Berat Volume Tanah Basah gr/cm3 1,92 1,91 1,90 2,04 1,82 1,98
2,00
2,50
1,95 1,93 WOpt 2,45
(gr/cm
3
2,40
1,90 2,35
)3
1,85 2,30
(gr/cm
2,25 ZAV
Berat Volume Kering
1,80 2,20
2,15
1,75 2,10
Berat Volume Kering
1,70 2,05
2,00
1,65 1,95 1.93 WOpt
1,90
1,60 1,85
)
1,55 1,80
5,79 % 1,75
1,50 1,70
1,65
0,00
0,50
1,00
1,50
2,00
2,50
3,00
3,50
4,00
4,50
5,00
5,50
6,00
6,50
7,00
7,50
8,00
8,50
1,60
Kadar Air % 1,55 5,79 %
1,50
Kadar Air Optimum = 5,79 %
0,00
0,50
1,00
1,50
2,00
2,50
3,00
3,50
4,00
4,50
5,00
5,50
6,00
6,50
7,00
7,50
8,00
8,50
LAMPIRAN 2
(Data Hasil: Pengujian Tahanan Cabut (Pull-Out Resistance)
Tulangan Baja Skala Laboratorium Arah Longitudinal, Arah
Transversal, Profil Persegi, Profil Segitiga, Profil Gabungan
Persegi)
81
84
PULL-OUT RESISTANCE
Proyek : Tugas Akhir Tanggal : 26/02/2014
Lokasi : Lab. Mekanika Tanah Disusun Oleh : Hadiyan Putra
Diuji Oleh : Hadiyan Putra Dicek & Disetujui Oleh : Dr. Ferry Fatnanta/Dr. Muhardi
Deskripsi Tanah : Sand Graded Well
PULL-OUT RESISTANCE
Proyek : Tugas Akhir Tanggal : 26/02/2014
Lokasi : Lab. Mekanika Tanah Disusun Oleh : Hadiyan Putra
Diuji Oleh : Hadiyan Putra Dicek & Disetujui Oleh : Dr. Ferry Fatnanta/Dr. Muhardi
Deskripsi Tanah : Sand Graded Well
PULL-OUT RESISTANCE
Proyek : Tugas Akhir Tanggal : 26/02/2014
Lokasi : Lab. Mekanika Tanah Disusun Oleh : Hadiyan Putra
Diuji Oleh : Hadiyan Putra Dicek & Disetujui Oleh : Dr. Ferry Fatnanta/Dr. Muhardi
Deskripsi Tanah : Sand Graded Well
PULL-OUT RESISTANCE
Proyek : Tugas Akhir Tanggal : 26/02/2014
Lokasi : Lab. Mekanika Tanah Disusun Oleh : Hadiyan Putra
Diuji Oleh : Hadiyan Putra Dicek & Disetujui Oleh : Dr. Ferry Fatnanta/Dr. Muhardi
Deskripsi Tanah : Sand Graded Well
80,0
13,90 0,21 110,00 0,22 22,43 0,12
70,0
14,10 0,41 150,00 0,30 30,58 0,17
60,0
14,30 0,61 212,00 0,42 43,22 0,24 50,0 Segitga 2
14,38 0,69 253,00 0,51 51,58 0,28 40,0
14,49 0,80 290,00 0,58 59,12 0,32 30,0
14,62 0,93 300,00 0,60 61,16 0,33 20,0
10,0
14,80 1,11 318,00 0,64 64,83 0,35
0,0
14,90 1,21 328,00 0,66 66,87 0,36
0,0 0,5 1,0 1,5 2,0 2,5 3,0 3,5 4,0 4,5 5,0 5,5 6,0
15,19 1,50 342,00 0,68 69,72 0,38
Displacement (cm)
15,40 1,71 350,00 0,70 71,36 0,39
15,60 1,91 362,00 0,72 73,80 0,40
15,90 2,21 363,00 0,73 74,01 0,40
16,10 2,41 364,00 0,73 74,21 0,40
16,30 2,61 355,00 0,71 72,38 0,39
16,50 2,81 344,00 0,69 70,13 0,38
16,75 3,06 338,00 0,68 68,91 0,38
17,10 3,41 315,00 0,63 64,22 0,35
80,0
13,70 0,35 200,00 0,40 40,77 0,22
70,0
13,75 0,40 250,00 0,50 50,97 0,28 60,0
13,80 0,45 270,00 0,54 55,05 0,30 50,0 Segitiga 3
13,90 0,55 292,00 0,58 59,53 0,32 40,0
14,00 0,65 319,00 0,64 65,04 0,35 30,0
20,0
14,10 0,75 343,00 0,69 69,93 0,38
10,0
14,15 0,80 364,00 0,73 74,21 0,40 0,0
14,30 0,95 384,00 0,77 78,29 0,43 0,0 0,5 1,0 1,5 2,0 2,5 3,0 3,5 4,0 4,5 5,0 5,5 6,0
14,55 1,20 390,00 0,78 79,51 0,43 Displacement (cm)
14,70 1,35 393,00 0,79 80,12 0,44
14,90 1,55 393,50 0,79 80,22 0,44
15,00 1,65 391,50 0,78 79,82 0,43
15,20 1,85 380,00 0,76 77,47 0,42
15,50 2,15 372,00 0,74 75,84 0,41
PULL-OUT RESISTANCE
Proyek : Tugas Akhir Tanggal : 26/02/2014
Lokasi : Lab. Mekanika Tanah Disusun Oleh : Hadiyan Putra
Diuji Oleh : Hadiyan Putra Dicek & Disetujui Oleh : Dr. Ferry Fatnanta/Dr. Muhardi
Deskripsi Tanah : Sand Graded Well
80,0
14,10 0,35 317,00 0,63 64,63 0,18
70,0
14,15 0,40 385,00 0,77 78,49 0,21 60,0
14,25 0,50 435,00 0,87 88,69 0,24 50,0 Gabungan Persegi 3
14,35 0,60 485,00 0,97 98,88 0,27 40,0
14,45 0,70 490,00 0,98 99,90 0,27 30,0
20,0
14,58 0,83 495,00 0,99 100,92 0,27
10,0
14,70 0,95 501,00 1,00 102,14 0,28 0,0
14,75 1,00 502,00 1,00 102,34 0,28 0,0 0,5 1,0 1,5 2,0 2,5 3,0 3,5 4,0 4,5 5,0 5,5 6,0
14,85 1,10 500,00 1,00 101,94 0,28 Displacement (cm)
15,00 1,25 488,00 0,98 99,49 0,27
15,15 1,40 476,00 0,95 97,04 0,26
15,25 1,50 453,00 0,91 92,35 0,25
LAMPIRAN 3
( Data Hasil: Pengujian Geser Langsung (Direct Shear) Tanah
Pasir, Pengujian Geser Langsung (Direct Shear) Tanah Pasir
Dengan Permukaan Baja, Pengecekan Kepadatan Tanah Pasir
Setelah Pengujian)
87
LABORATORIUM MEKANIKA TANAH
JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK-UNIVERSITAS RIAU
Kampus Bina Widya Simpang Baru Jl. HR. Subrantas KM 12 Pekanbaru
0,400
14,0
0,350
12,0
0,300
10,0
Beban I = 3,145 kg 0,250
8,0
Beban II = 6,29 kg 0,200
Tegangan Geser (kg/cm²)
y = 0,8996x - 0,0062
Gaya Geser (kg)
4,0 0,100
0,050
2,0
0,000
0,0 0,000 0,050 0,100 0,150 0,200 0,250 0,300 0,350 0,400 0,450
0,00 2,00 4,00 6,00 8,00 10,00 12,00
Tegangan normal (kg/cm²)
Displacemet (mm)
Pembimbing I Pembimbing II
0,350
12,0
0,300
10,0
0,250
8,0 Beban I = 3,145 kg
0,200
Tegangan Geser (kg/cm²)
y = 0,6724x + 0,0644
Series2
Gaya Geser (kg)
6,0
0,150
Beban III = 12,58 kg
4,0 0,100
2,0 0,050
0,000
0,0
0,000 0,050 0,100 0,150 0,200 0,250 0,300 0,350 0,400 0,450
0,00 2,00 4,00 6,00 8,00 10,00
Tegangan normal (kg/cm²)
Displacemet (mm)
Pembimbing I Pembimbing II
0,350
12,0
0,300
10,0
0,250
8,0 Series1
0,200
Tegangan Geser (kg/cm²)
6,0 0,150
Series3
4,0 0,100
2,0 0,050
0,000
0,0 0,000 0,100 0,200 0,300 0,400 0,500
0,00 2,00 4,00 6,00 8,00 10,00 12,00
Tegangan normal (kg/cm²)
Displacemet (mm)
Pembimbing I Pembimbing II
0,350
12,0
0,300
10,0
0,250
8,0 Series1
0,200
y = 0,65x + 0,0572
Tegangan Geser (kg/cm²)
Series2
6,0
0,150
Gaya Geser (kg)
Series3
4,0 0,100
2,0 0,050
0,000
0,0 0,000 0,100 0,200 0,300 0,400 0,500
0,00 2,00 4,00 6,00 8,00
Tegangan normal (kg/cm²)
Displacemet (mm)
Pembimbing I Pembimbing II
Arah Perkuatan Dengan Bentuk Profil Gabungan Persegi 1 (Pasir dengan Pasir)
Load : 3,145 kg Load : 6,29 kg Load : 12,58 kg
Normal stress : 0,099 kg/cm² Normal stress : 0,199 kg/cm² Normal stress : 0,397 kg/cm²
Dial Displacement Dial Gaya Tegangan Dial Displacement Dial Gaya Tegangan Dial Displacement Dial Gaya Tegangan
horizontal horizontal ∆H proving geser geser horizontal horizontal ∆H proving geser geser horizontal horizontal ∆H proving geser geser
mm ring kg (kg/cm² mm ring kg (kg/cm² mm ring kg (kg/cm²
0 0,00 0,00 0,00 0,00 0 0,00 0,00 0,00 0,00 0 0,00 0,00 0,00 0,00
30 0,30 1,00 0,66 0,02 40 0,40 1,50 0,99 0,03 42 0,42 1,90 1,25 0,04
72 0,72 1,90 1,25 0,04 69 0,69 2,30 1,51 0,05 74 0,74 2,50 1,64 0,05
115 1,15 2,30 1,51 0,05 105 1,05 3,00 1,97 0,06 109 1,09 3,30 2,17 0,07
153 1,53 3,00 1,97 0,06 155 1,55 4,20 2,76 0,09 159 1,59 4,90 3,22 0,10
190 1,90 3,50 2,30 0,07 183 1,83 5,10 3,36 0,11 184 1,84 6,00 3,95 0,12
227 2,27 3,90 2,57 0,08 223 2,23 5,90 3,88 0,12 220 2,20 8,50 5,59 0,18
268 2,68 4,00 2,63 0,08 255 2,55 6,20 4,08 0,13 265 2,65 10,00 6,58 0,21
305 3,05 4,10 2,70 0,09 295 2,95 7,00 4,61 0,15 305 3,05 11,50 7,57 0,24
345 3,45 4,10 2,70 0,09 334 3,34 7,50 4,93 0,16 349 3,49 13,00 8,55 0,27
383 3,83 4,20 2,76 0,09 368 3,68 7,80 5,13 0,16 390 3,90 13,50 8,88 0,28
422 4,22 4,50 2,96 0,09 399 3,99 7,90 5,20 0,16 425 4,25 14,00 9,21 0,29
462 4,62 4,50 2,96 0,09 440 4,40 8,10 5,33 0,17 464 4,64 14,90 9,80 0,31
490 4,90 4,50 2,96 0,09 483 4,83 8,20 5,40 0,17 503 5,03 15,10 9,94 0,31
530 5,30 4,70 3,09 0,10 530 5,30 8,90 5,86 0,18 545 5,45 15,20 10,00 0,32
570 5,70 4,90 3,22 0,10 573 5,73 8,90 5,86 0,18 590 5,90 15,50 10,20 0,32
615 6,15 4,90 3,22 0,10 625 6,25 8,90 5,86 0,18 634 6,34 15,90 10,46 0,33
653 6,53 4,90 3,22 0,10 670 6,70 8,50 5,59 0,18 675 6,75 16,00 10,53 0,33
695 6,95 5,00 3,29 0,10 717 7,17 8,30 5,46 0,17 722 7,22 15,80 10,40 0,33
733 7,33 4,90 3,22 0,10 759 7,59 8,10 5,33 0,17 764 7,64 15,70 10,33 0,33
770 7,70 4,90 3,22 0,10 806 8,06 15,20 10,00 0,32
815 8,15 4,70 3,09 0,10
0,400
12,0
0,350
10,0
0,300
Series2 0,200
6,0 y = 0,7636x + 0,0301
Gaya Geser (kg)
Series3 0,150
4,0
0,100
2,0 0,050
0,000
0,0 0,000 0,100 0,200 0,300 0,400 0,500
0,00 2,00 4,00 6,00 8,00 10,00
Tegangan normal (kg/cm²)
Displacemet (mm)
Pembimbing I Pembimbing II
0,300
9,0
8,0 0,250
7,0
0,200
6,0
Series1 Series2
5,0 0,150
y = 0,783x - 0,0416
Tegangan Geser (kg/cm²)
4,0 Series3
Gaya Geser (kg)
0,100
3,0
2,0 0,050
1,0
0,000
0,0 0,000 0,050 0,100 0,150 0,200 0,250 0,300 0,350 0,400 0,450
0,00 1,00 2,00 3,00 4,00 5,00 6,00 7,00 8,00 9,00
Tegangan normal (kg/cm²)
Displacemet (mm)
Pembimbing I Pembimbing II
0,400
12,0
0,350
10,0
0,300
6,0
Series3 0,150
4,0
0,100
2,0 0,050
0,000
0,0
0,000 0,050 0,100 0,150 0,200 0,250 0,300 0,350 0,400 0,450
0,00 2,00 4,00 6,00 8,00 10,00 12,00
Tegangan normal (kg/cm²)
Displacemet (mm)
Pembimbing I Pembimbing II
Arah Perkuatan Dengan Bentuk Profil Persegi 1 (Pasir dengan Tulangan Baja)
Load : 3,145 kg Load : 6,29 kg Load : 12,58 kg
Normal stress : 0,099 kg/cm² Normal stress : 0,199 kg/cm² Normal stress : 0,397 kg/cm²
Dial Displacement Dial Gaya Tegangan Dial Displacement Dial Gaya Tegangan Dial Displacement Dial Gaya Tegangan
horizontal horizontal ∆H proving geser geser horizontal horizontal ∆H proving geser geser horizontal horizontal ∆H proving geser geser
mm ring kg (kg/cm² mm ring kg (kg/cm² mm ring kg (kg/cm²
0 0,00 0,00 0,00 0,00 0 0,00 0,00 0,00 0,00 0 0,00 0,00 0,00 0,00
42 0,42 1,20 0,79 0,02 35 0,35 1,10 0,72 0,02 35 0,35 1,10 0,72 0,02
93 0,93 2,00 1,32 0,04 83 0,83 2,00 1,32 0,04 86 0,86 2,10 1,38 0,04
145 1,45 3,00 1,97 0,06 130 1,30 3,00 1,97 0,06 132 1,32 3,00 1,97 0,06
195 1,95 4,00 2,63 0,08 180 1,80 4,50 2,96 0,09 182 1,82 4,90 3,22 0,10
235 2,35 5,20 3,42 0,11 227 2,27 5,90 3,88 0,12 225 2,25 6,20 4,08 0,13
290 2,90 6,00 3,95 0,12 274 2,74 7,00 4,61 0,15 275 2,75 8,10 5,33 0,17
335 3,35 6,00 3,95 0,12 315 3,15 8,90 5,86 0,18 315 3,15 9,90 6,51 0,21
386 3,86 5,90 3,88 0,12 360 3,60 9,00 5,92 0,19 355 3,55 11,80 7,76 0,25
424 4,24 5,50 3,62 0,11 407 4,07 9,20 6,05 0,19 395 3,95 13,50 8,88 0,28
485 4,85 5,10 3,36 0,11 455 4,55 10,00 6,58 0,21 439 4,39 14,90 9,80 0,31
510 5,10 10,00 6,58 0,21 484 4,84 15,50 10,20 0,32
560 5,60 9,90 6,51 0,21 534 5,34 16,20 10,66 0,34
614 6,14 9,70 6,38 0,20 589 5,89 16,90 11,12 0,35
684 6,84 9,50 6,25 0,20 635 6,35 16,80 11,05 0,35
684 6,84 16,50 10,86 0,34
727 7,27 16,30 10,72 0,34
770 7,70 16,20 10,66 0,34
0,400
12,0
0,350
10,0
0,300
6,0
Gaya Geser (kg)
Series3 0,150
4,0
0,100
2,0 0,050
0,000
0,0 0,000 0,100 0,200 0,300 0,400 0,500
0,00 2,00 4,00 6,00 8,00 10,00
Tegangan normal (kg/cm²)
Displacemet (mm)
Pembimbing I Pembimbing II
Arah Perkuatan Dengan Bentuk Profil Segitiga 1 (Pasir dengan Tulangan Baja)
Load : 3,145 kg Load : 6,29 kg Load : 12,58 kg
Normal stress : 0,099 kg/cm² Normal stress : 0,199 kg/cm² Normal stress : 0,397 kg/cm²
Dial Displacement Dial Gaya Tegangan Dial Displacement Dial Gaya Tegangan Dial Displacement Dial Gaya Tegangan
horizontal horizontal ∆H proving geser geser horizontal horizontal ∆H proving geser geser horizontal horizontal ∆H proving geser geser
mm ring kg (kg/cm² mm ring kg (kg/cm² mm ring kg (kg/cm²
0 0,00 0,00 0,00 0,00 0 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
45 0,45 1,50 0,99 0,03 30 0,30 1,10 0,72 0,02 25,00 0,25 1,20 0,79 0,02
70 0,70 2,10 1,38 0,04 74 0,74 2,00 1,32 0,04 73,00 0,73 2,50 1,64 0,05
90 0,90 2,90 1,91 0,06 120 1,20 3,00 1,97 0,06 120,00 1,20 3,50 2,30 0,07
135 1,35 4,00 2,63 0,08 153 1,53 4,10 2,70 0,09 169,00 1,69 5,20 3,42 0,11
176 1,76 4,50 2,96 0,09 200 2,00 5,90 3,88 0,12 215,00 2,15 8,00 5,26 0,17
220 2,20 5,50 3,62 0,11 250 2,50 7,50 4,93 0,16 255,00 2,55 10,00 6,58 0,21
265 2,65 6,10 4,01 0,13 285 2,85 8,90 5,86 0,18 298,00 2,98 12,50 8,22 0,26
310 3,10 6,10 4,01 0,13 327 3,27 9,20 6,05 0,19 350,00 3,50 14,20 9,34 0,30
359 3,59 6,20 4,08 0,13 375 3,75 9,20 6,05 0,19 390,00 3,90 15,20 10,00 0,32
405 4,05 6,20 4,08 0,13 420 4,20 9,90 6,51 0,21 443,00 4,43 15,90 10,46 0,33
450 4,50 6,00 3,95 0,12 464 4,64 9,80 6,45 0,20 490,00 4,90 16,20 10,66 0,34
497 4,97 5,90 3,88 0,12 498 4,98 9,50 6,25 0,20 540,00 5,40 16,50 10,86 0,34
545 5,45 4,70 3,09 0,10 550 5,50 9,40 6,18 0,20 583,00 5,83 16,90 11,12 0,35
590 5,90 9,00 5,92 0,19 630,00 6,30 16,90 11,12 0,35
672,00 6,72 17,00 11,19 0,35
723,00 7,23 16,80 11,05 0,35
774,00 7,74 16,70 10,99 0,35
815,00 8,15 16,40 10,79 0,34
0,400
12,0
0,350
10,0
0,300
Series2 0,200
6,0 y = 0,7516x + 0,0551
Gaya Geser (kg)
Series3 0,150
4,0
0,100
2,0 0,050
0,000
0,0 0,000 0,100 0,200 0,300 0,400 0,500
0,00 2,00 4,00 6,00 8,00 10,00
Tegangan normal (kg/cm²)
Displacemet (mm)
Pembimbing I Pembimbing II
Arah Perkuatan Dengan Bentuk Profil Gabungan Persegi 1 (Pasir dengan Tulangan Baja)
Load : 3,145 kg Load : 6,29 kg Load : 12,58 kg
Normal stress : 0,099 kg/cm² Normal stress : 0,199 kg/cm² Normal stress : 0,397 kg/cm²
Dial Displacement Dial Gaya Tegangan Dial Displacement Dial Gaya Tegangan Dial Displacement Dial Gaya Tegangan
horizontal horizontal ∆H proving geser geser horizontal horizontal ∆H proving geser geser horizontal horizontal ∆H proving geser geser
mm ring kg (kg/cm² mm ring kg (kg/cm² mm ring kg (kg/cm²
0 0,00 0,00 0,00 0,00 0 0,00 0,00 0,00 0,00 0 0,00 0,00 0,00 0,00
50 0,50 1,20 0,79 0,02 30 0,30 1,20 0,79 0,02 43 0,43 1,50 0,99 0,03
85 0,85 2,00 1,32 0,04 68 0,68 2,10 1,38 0,04 95 0,95 2,90 1,91 0,06
130 1,30 3,50 2,30 0,07 105 1,05 2,90 1,91 0,06 140 1,40 4,00 2,63 0,08
175 1,75 4,50 2,96 0,09 145 1,45 3,00 1,97 0,06 186 1,86 5,00 3,29 0,10
216 2,16 5,00 3,29 0,10 188 1,88 5,00 3,29 0,10 233 2,33 5,80 3,82 0,12
253 2,53 5,00 3,29 0,10 229 2,29 5,50 3,62 0,11 278 2,78 7,90 5,20 0,16
300 3,00 5,00 3,29 0,10 273 2,73 7,50 4,93 0,16 320 3,20 9,20 6,05 0,19
345 3,45 5,00 3,29 0,10 317 3,17 8,50 5,59 0,18 375 3,75 10,20 6,71 0,21
390 3,90 5,10 3,36 0,11 353 3,53 9,00 5,92 0,19 403 4,03 11,20 7,37 0,23
442 4,42 5,20 3,42 0,11 398 3,98 9,00 5,92 0,19 433 4,33 12,00 7,90 0,25
490 4,90 4,90 3,22 0,10 446 4,46 9,00 5,92 0,19 483 4,83 13,50 8,88 0,28
550 5,50 4,80 3,16 0,10 500 5,00 8,90 5,86 0,18 526 5,26 14,50 9,54 0,30
605 6,05 4,50 2,96 0,09 550 5,50 8,80 5,79 0,18 580 5,80 14,80 9,74 0,31
610 6,10 8,50 5,59 0,18 631 6,31 15,00 9,87 0,31
680 6,80 15,20 10,00 0,32
727 7,27 14,50 9,54 0,30
765 7,65 14,20 9,34 0,30
802 8,02 14,00 9,21 0,29
0,350
12,0
0,300
10,0
0,250
8,0 Series1
0,200 y = 0,6904x + 0,0437
Tegangan Geser (kg/cm²)
Series2
6,0 0,150
Gaya Geser (kg)
Series3
4,0 0,100
0,050
2,0
0,000
0,0 0,000 0,100 0,200 0,300 0,400 0,500
0,00 2,00 4,00 6,00 8,00 10,00
Tegangan normal (kg/cm²)
Displacemet (mm)
Pembimbing I Pembimbing II
103
1. Sebelum dilakukan pengujian
proctor, penguijan yang
dilakukan pertama kali yaitu
mengeringkan pasir dengan
oven kemudian dilakukan
analisa saringan metode
mekanik untuk mendapatkan
pasir bergradasi baik (sand
graded well). Setelah itu
dilakukan pengujian berat jenis.
107
Longitudinal Transversal
Segitiga