BAB I
PENDAHULUAN
capacity) yang cukup untuk memikul berat bangunan dan bebannya, atau jika
tanah keras yang mempunyai daya dukung cukup untuk memikul berat
Pondasi tiang pancang merupakan salah satu jenis pondasi yang dapat
Pondasi tiang menjadi pondasi pilihan yang lebih baik dari jenis pondasi yang
lain karena waktu pelaksanaannya lebih cepat, di samping itu dapat dilakukan
(tip pile) seringkali dibuat agak lancip dengan sudut tertentu. Tujuannya agar
yang ujungnya tidak dilancipkan. Untuk tiang pancang beton, pada ujung
penetrasi tiang ke dalam tanah. Biasanya kemiringan sudut pada ujung tiang
dibuat antara 45o sampai 60o. Belum ada ketentuan ataupun perhitungan
dalam menentukan besarnya sudut pada ujung tiang pancang. Di samping dari
sudut ujung tiang (90, 75, 60, 45, dan 30) menggunakan alat sodir (cone
Kapasitas daya dukung tiang terdiri dari daya dukung ujung (Q p) dan daya
dukung selimut tiang (Qs). Dalam percobaan ini ingin diketahui bagaimana
dukung. Karena bagian yang diamati adalah bagian ujung tiang, maka
percobaan ini lebih mengarah kepada daya dukung ujung tiang (end bearing),
sehingga pada percobaan ini pengaruh daya dukung selimut tidak menjadi
fokus pembahasan. Hal ini dapat dilakukan dengan membuat model tiang
sedemikian rupa di mana pada bagian ujung tiang dibuat agak membesar,
sehingga tidak ada pengaruh tahanan selimut pada saat pengujian dengan
dukung ujung tiang (end bearing), maka tiang pancang ini termasuk dalam
kategori tiang pancang tahanan ujung (end bearing pile), yaitu tiang pancang
yang menyalurkan beban kerja ke lapisan tanah keras (Ir. Sardjono HS.1998),
menembus sampai lapisan tanah keras, maka daya dukung ujung (end bearing)
adalah tiang pancang kayu ulin. Hal ini dikarenakan dengan tiang pancang
yang terbuat dari kayu, pembentukan kemiringan sudut pada ujung tiang yang
bervariasi lebih mudah dilakukan. Pemilihan kayu ulin sebagai tiang pancang
1.3 Tujuan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Cone Penetration Test (CPT) atau uji penetrasi kerucut adalah uji
sederhana yang dipakai semakin luas untuk lempung lunak dan pasir halus
sampai pasir setengah kasar. Pengujian ini tidak diterapkan pada tanah
untuk dorongan yang hampir tak terputus. Data yang dikumpulkan ialah
tahanan ujung qc dan tahanan gesek selongsong qs. (Joseph E. Bowles, P.E.,
S.E, 1988).
dalamnya dipasang sebuah batang dengan kepanjangan yang sama seperti itu.
Pada penyondiran cara mekanis, hambatan konus dan hambatan lekat dapat
- Dengan manometer yang mengukur tekanan oli yang terdapat pada alat
tekan.
kabel. Melalui kabel ini impuls-impuls listrik dialihkan ke dalam aparat ukur
Dalam percobaan ini batang konus yang digunakan pada sondir (cone
Penetrometer) diganti dengan benda uji, yaitu tiang dari kayu ulin. Dengan
demikian data tahanan ujung (end bearing) benda uji yang diperoleh dari
lapangan masih dirasa perlu pengetahuan yang lebih teliti, maka eksplorasi
tanah itu harus dilengkapi dengan pengambilan contoh tanah dari lapisan
bawah. Untuk itu biasanya dibuatkan suatu lubang bor ke dalam tanah
karakteristik fisik dan mekanis tanah, dalam arah vertikal pada titik pemboran.
Dua buah metode yang paling biasa dipakai adalah pemboran dengan
injeksi air (wash boring) dan dengan bor (auger). Pemboran dengan auger
menerus pada saat ini paling banyak dilakukan karena mempunyai sejumlah
3. Lebih mudah secara visual untuk mengetahui perubahan lapisan dari sisa-
5. Dapat melakukan uji penetrasi dan contoh tanah tidak terganggu dapat
diambil dengan menarik batang berongga setelah mata bor (bit plug)
dibuka.
untuk penentuan berat isi (unit weight) atau untuk mendapatkan karakteristik
yang sederhana seperti pengamatan contoh tanah, klasifikasi tanah, dan uji
Akan tetapi kondisi pengujian harus sama dengan kondisi pada tempat asli
tanah. Hal ini merupakan distribusi vertikal dari beban sepanjang poros tiang
pancang atau pemakaian beban secara langsung terhadap lapisan yang lebih
rendah melalui ujung tiang pancang. Distribusi muatan vertikal dibuat dengan
dibuat oleh sebuah titik ujung. (Joseph E. Bowles, P.E., S.E, 1988).
Tiang ini meneruskan beban melalui tahanan ujung ke lapisan tanah keras.
a. Compaction pile.
c. Cast in place.
a. H pile.
b. Pipe pile.
a. Kayu-beton.
b. Baja-beton.
mempunyai daya dukung (bearing capacity), yang cukup untuk memikul berat
bangunan dan bebannya, atau apabila tanah keras yang mana mempunyai daya
dukung yang cukup untuk memikul berat bangunan dan bebannya letaknya
Perhitungan daya dukung aksial pondasi tiang berdasarkan data uji sondir
sering disebut ekstrapolasi dengan atau tanpa koreksi. Hal ini adalah karena
komponen-komponen yang terukur dari uji sondir (tahanan ujung dan gesekan
tiang. Perbedaan utama antara alat sondir dan pondasi tiang terletak pada
Analisis yang dikemukakan disini berlaku untuk tiang pancang tahanan ujung
End bearing pile dipancang sampai pada lapisan tanah keras, yang mampu
memikul beban yang diterima tiang tersebut. Lapisan tanah keras ini dapat
Kemampuan suatu tiang pancang dapat ditinjau dari beberapa segi, seperti :
di mana harga qp ditentukan dari data konus qc. Nilai konus untuk
digunakan
qp = qc
dituliskan :
Qu = qc . Ap + JHP . Kll
di mana :
Ap = Luas tampang tiang
qc. Ap JHP.Kell
Qijin = +
SF1 SF2
Jenis pondasi tiang yang diuji dalam percobaan ini adalah tiang
qc. Ap
Qp =
SF1
data-data tanah disebut juga dengan penentuan daya dukung tiang cara
Qp1= Ap x qp = Ap x qx Nq
11
Dimana :
Harga qp tidak dapat melebihi daya dukung batas ql, karena itu
Qp2 = Ap x ql = Ap x 50 Nq x tan
di mana:
Harga Qp1 dan Qp2 dibandingkan dan diambil harga yang terkecil
berikut :
D = diameter tiang
12
ujung tiang (Ap) sehingga diperoleh daya dukung ujung tiang (Qp).
Qp = Ap x qp = Ap x cu x Nc
Qp = Ap x [cNc+ qNq]
13
atas menjadi:
Qp = Ap x [cNc+ q(Nq-1)]
sebelumnya
Parameter berat volume tanah (), kohesi (c), dan sudut geser
pemeriksaan berat volume, sedangkan kohesi (c) dan sudut geser dalam
test).
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1.1 Waktu
Penelitian dilakukan mulai awal bulan Mei 2004 sampai awal bulan Agustus
3.1.1 Tempat
3.2.1 Bahan
berikut :
3.2.2 Alat
b. Manometer.
e. Kop tumbukan.
f. Alat gali.
g. Penyangga tiang.
Kop tumbukan
15
c. Kunci pipa paling sedikit 2 buah untuk memasang atau membuka stick
apparatus.
d. Palu sebagai alat pemukul agar tabung contoh dapat masuk ke dalam
c. Stop watch.
Kayu ulin yang digunakan sebagai benda uji dibentuk pada bagian
ujungnya (tip pile) dengan beberapa variasi sudut keruncingan yaitu, 90, 75,
60, 45,dan 30. Kayu ulin yang telah diruncingkan tersebut dipasang pada
diketahui tahanan ujung tiang (end bearing) dari pembacaan manometer yang
3.4 Pengamatan
besarnya nilai tahanan ujung benda uji dari pembacaan manometer pada alat
sondir tiap kedalaman 20 cm, hingga penetrasi tiang benda uji mencapai
kedalaman 140 cm. Seluruh benda uji diberi perlakuan yang sama dan
harus vertikal.
e. Kayu ulin ditekan kedalam tanah dengan memutar roda putar mesin
cm.
sedalam 20 cm.
a.Pemasangan mata bor pada stang bor dan pada bagian pipa batang
c.Setiap kedalaman 20 cm, bor dicabut lalu tanahnya diambil dan diteliti
d. Setelah kedalaman 0,5 m, mata bor dilepas dan diganti dengan stick
e.Kop stang bor dipukul supaya tabung masuk ke dalam tanah, diusahakan
f.Setelah tabung diperkirakan penuh, stang bor diputar dua putaran unutk
g. Angkat tabung yang berisi contoh tanah, pasang lagi tabung yang lain
i. Tanah yang berada pada ujung-ujung kedua tabung dibuang setebal kira-
Parameter tanah tersebut adalah berat volume (), kohesi (c), dan sudut
ring yang telah diketahui berat (W1) dan volumenya (V). Kemudian ring
berisi contoh tanah ditimbang didapat berat contoh tanah + ring (W 2),
W2 W1
V
Testing of Soil(1952).
dalam kotak geser berdiameter 6,4 cm. Batu pori diletakkan pada
bagian atas dan bawah contoh tanah, lalu blok pembebanan diletakkan
ujung tiang. Data yang diperoleh dari percobaan kuat geser langsung
[deformasi horizontal (h), gaya horizontal (Ph), dan gaya normal (Pv)]. Dari
normal n, dimana:
20
Ph P
s dan n v
A A
s = c + n tan
qc. Ap
persamaan : Qp = . Besarnya daya dukung juga dihitung
SF1
pengaruh kemiringan sudut pada ujung tiang terhadap daya dukung tiang
pancang.
3.9 Kesimpulan
mempermudah dalam pencapaian tujuan, maka dibuat diagram alur seperti terlihat
Mula
i
Permasalahan
Studi literatur
Penentuan Lokasi
Pengujian menggunakan
alat sondir di lapangan
Pengujian
Laboratorium
Analisis data
Kesimpulan
Selesai
22
5 Penyusunan
laporan
6 Diskusi dan
seminar
7 Perbaikan laporan
dan penggandaan
8 Penjilidan
24