Anda di halaman 1dari 11

TUGAS RESUME

PEMADATAN TANAH

UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH


Mekanika Tanah
Yang diampu oleh Drs. Eko Suwarno, M. Pd.

oleh:

Dania Rizki Fitriana (160523610819)


Dina Aini (160523610887)
Evani Nurul Achmad (160523610875)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
PROGRAM STUDI S1 TEKNIK SIPIL
MARET 2017
PEMADATAN TANAH

Pemadatan merupakan usaha untuk mempertinggi kerapatan tanah dengan pemakaian


energi mekanis untuk menghasilkan pemampatan partikel. Tanah dapat dikerjakan pada
mulanya dengan pengeringan, penambahan air, agregat (butir-butir),atau dengan bahan-bahan
stabilisasi seperti semen,gamping,abu batubara,atau bahan lainnya.

Tingkat pemadatan tanah di ukur dari berat volume kering tanah yang dipadatkan. Bila
air ditambahkan kepada suatu tanah yang sedang dipadatkan, air tersebut akan berfungsi
sebagia unsur pembasah pada partikel-partikel tanah. Untuk usaha pemadatan yang sama,
berat volume kering dari tanah akan naik bila kadar air dalam tanah meningkat. Harap dicatat
bahwa pada saat kadar air w = 0, berat volume basah dari tanah adalah sama dengan berat
volume keringnya.
Bila kadar airnya ditingkatkan terus secara bertahap pada usaha pemadatan yang sama,
maka berat dari jumlah bahan padat dalam tanah persatuan volume juga meningkat secar
bertahapmpula. Berat volume kering dari tanah pada kadar air dapat dinyatakan:
Setelah mencapai kadar air tertentu w = w2, adanya penambahan kadar air justru
cenderung menurunkan berat volume kering dari tanah. Hal ini disebabkan karena air tersebut
kemudian menempati ruang-ruang pori dalam tanah yang sebetulnya dapat ditempati oleh
partikel-partikel padat dari tanah. Kadar air dimana harga berat volume kering maksimum
tanah dicapai tersebut kadar air optimim.
Percobaan-percobaan di laboratorium yang umum dilakukan untuk mendapatkan berat
volume kering maksimum dan kadar air optimum adalah proctor compaction (uji pemadatan
Proctor.

Keuntungan Pemadatan :

1. Berkurangnya penurunan permukaan tanah (subsidence),yaitu gerakan vertical


didalam massa tanah itu sendiri akibat kurangnya pori.
2. Bertambahnya kekuatan tanah
3. Berkurangnya penyusutan berkurangnya volume akibat berkurangnya kadar air dari
nilai patokan pada saat pengeringan.

Kerugian utama adalah bahwa pemuaian (bertambanya kadar air dari nilai patokannya). Dan
kemungkinan pembekuan tanah itu akan membesar. Pasal-pasal berikut ini akan menunjukan
bahwa pengendalian pemadatan dapat dipakai untuk menghasilkan sifat-sifat teknis yang di
inginkan bagi suatu massa tanah.
Faktor-faktor yang Mempengaruhu Pemadatan :
Kadar air mempunyai pengaruh yang besar terhadap tingkat kemadatan yang dapat
dicapai oleh suatu tanah. Disamping kadar air, faktor-faktor lain yang juga mempengaruhi
pemadatan adalah jenis tanah dan usaha pemadatan.
Lee dan Sedkamp (1972) telah mempelajari kurva-kurva pemadatan dari 35 jenis
tanah.Mereka menyimpulkan bahwa kurva pemadatan tanah-tanah tersebut dapat dibedakan
hanya menjadi empat tipe umum.
Energi yang dibutuhkan untuk pemadatan pada uji Proctor Standart, dapat dituliskan
sebagai berikut:
Dari kurva pemadatan untuk empat jenis tanah (ASTM D-698) terlihat bahwa:
1. Bila energi pemadatan bertambah, harga berat volume kering maksimum tanah hasil
pemadatan juga bertambah, dan
2. Bila energi pemadatan bertambah, harga kadar air optimum berkurang.
Penggalian dan Peralatan untuk pemadatan

Tanah yang akan digunakan untuk timbunan yang dipadatkan digali dari suatu
areal pengambilan (borrow area).areal ini dapat berada pada lokasi bangunan atau
diluarnya.sekop mekanis (power shovel),mesin gali seret (dragline), dan mesin garuk
(scraper) berpropeler sendiri dapat digunakan untuk menggali tanah yang akan diambil itu.
Sekop mekanis akan mencampur tanah dengan menggalinya sepanjang permukaan
vertical,sedangkan mesin garuk mrncampur tanah dengan baling-baling yang memotong tanah
secara miring sehingga lapisan-lapisan tanah yang berbeda-bada akan tersingkap.

Areal pengambilan dapat berada dekat atau beberapa kilometer dari tempat
penimbunan. Peralatan ini antara lain mesin garuk, truk biasa, dan truk yang khusus dibuat
untuk tujuan ini. Lebih diingikan untuk menyebarkan tanah tersebut sambil menjatuhkannya
dari kendaraan pengangkut untuk menghemat waktu dalam menyebarkannya.Lapisan tanah
lepas yang disebar diatas lapisan tanah yang telah dipadatkan sebelum disebut lift. Lift ini
berkisar antara 15 sampai 50 cm, tergantung pada ukuran dan jenis peralatan serta jenis tanah
yang akan dipadatkan.

Harus kita perhatikan bahwa hal-hal berikut ini dapat terjadi pada saat kita mengambil
tanah dari daerah pengambilan (atau daerah galian) dan meletakkannya sbg suatu timbunan :

1. Tanah yang berada di lapangan mempunyai keadaan di lapangan mempunyai


kerapatan lapangan tertentu atau angka pori ei-
2. Pada saat penggalian, volume tanah yang berada dilapangan akan bertambah disebut
memuai. Besarnya pemuaian berkisar 15 persen untuk bahan berkerikil sampai 40
persen untuk lempung ; untuk batuan , pemuaian ada pada tingkat 60 sampai 65b
persen.
3. Tanah diturunkan pada lokasi pembangunan, diproses seperlunya, dan dipadatkan
sampai angka pori ef (atau kerapatan akhir). Untuk tanah,ef biasanya lebih kecildari ei;
untuk bantuan, ef> ei karena bantuan yang pecah tidak akan pernah dapat dipadatkan
lagi sampai kepada angka pori semula.

Uji protector Dimodifikasi


Dengan berkembangnya alat-alat penggilas berat yang digunakan pada pemadatan
dilapangan, uji proctor standart harus dimodifikasi untuk dapat lebih mewakili kondisi
lapangan. Uji proctor yang dimodifikasi ini disebut Uji proctor Dimodifikasi. Energi
pemadatan yang dilakukan dalam uji dimodifikasi dapat dihitung sebagi berikut:

= 56.250 ft-1b/ft3(2693,3 kJ/m3)

Karena energi pemadatannya lebih besar, uji proctor dimodifikasi juga menghasilkan
suatu harga berat volume kering maksimum yang lebih besar. Peningkatan berat volume
kering maksimum ini disertai dengan penurunan kadar air optimum.

Spesifikasi ASTM dan AASHTO untuk Uji Pemadatan


Spesifikasi yang diberikan untuk uji Proctor menurut ASTM dan AASHTO dengan
volume cetakan sebesar 1/30 ft3 dn jumlah tumbukan 25 kali per lapisan pada umumnya
dipakai untuk tanah-tanah berbutir halus yang lolos ayakan Amerika No. 4. Sebenarya, pada
masing-masing ukuran cetakan masih ada empat metode lain yang disarankan, yang berbeda-
beda menurut ukuran cetakan, jumlah tumbukan perlapis, dan ukuran partikel tanah
maksimum pada agregat tanah yang dipadatkan.

Strutur dari Tanah Kohesi yang Dipadatkan


Lambe telah menyelidiki pengaruh pemadatan terhadap struktur tanah lempung. Pada
suatu kadar air tertentu, usaha pemadatan yang lebih tinggi cenderung menghasilkan lebih
banyak partikel-partikel lempung dengan orientasi yang sejajar, sehingga lebih banyak
struktur tanah yang terdispersi. Partikel-partikel tanah lebih dekat satu sama lain dan dengan
dirinya didapatkan berat volume yang lebih tinggi. Penyelidikan yang dilakukan oleh Seed
dan Chand juga memberikan hasil yang serupa untuk tanah lempung kaolin yang dipadatkan.
Pemadatan tanah yang tidak kohesif

Tanah tidak kohesif tidak dapat langsung dipadatkan dengan menggunakan metode
tumbukan maupun metode remasan.tanah ini dipadatkan dengan menggunakan tekanan statis
statis terkekang (confined static compression),tetapi sngat tidak efesien. Metode yang biasa
digunakan untuk memadatan tanah kohesif adalah dengan menggunakan kombinasi antara
kekangan dan gemetaran.Dilapangan , hal ini dapat dicapai dengan menggunakanmesin gilas
beroda halus dengan alat penggetar didalamnya.

Pengaruh Pemadatan pada Sifat-sifat Tanah Berkohesi


Pemadatan menimbulkan perubahan-perubahan pada struktur tanah
berkohesi.Perubahan-perubahan tersebut meliputi perubahan pada daya rembes,
kemampumampatan, dan kekuatan tanah.
Sifat-sifat kemampumampatan satu dimensi tanah lempung yang dipadatkan pada sisi
kering dan sisi basah dari kadar optimum adalah pada tekanan rendah, suatu tanah yang
dipadatkan pada sisi basah dari kadar optimum akan lebih mudah memampat dibanding tanah
yang dipadatkan pada sisi kering dari kadar air optimum. Kekuatan tanah lempung yang
dipadatkan umumnya berkurang dengan bertambahnya kadar air. Harapdiperhatikan bahwa
kira-kira kadar air optimum, terjadi penurunan kekuatan tanah yang besar.

Struktur dan Sifat Tanah Kohesi yang dipadatkan

Struktur dan sifat teknis tanah kohesi yang dipadatkan akan sangat tergantung pada
metode pemadatan, CE , Kadar air pada saat pemadatan. Biasanya kadar air seama pemadatan
tanah dihubungkan dengan OMC sebagai lebih kering dan optimum, optimum, atau lebih
basah dari optimum.riset pada laboratorium yang memadatkan contoh tanah lempung telah
memperlihatkan bahwa ketika contoh itu dipadatkan pada keadaan lebih kering dari optimum,
structure tanah tersebut pada hakikatnya tidak tergantung pada metode yang di pakai, apakah
itu metode tumbuhan ataupunmetode remasan. (Lambe, 1958;seed dan chan,1959)

Pemadatan di Lapangan
Hampir semua pemadatan di lapangan dilakukan dengan penggilas. Jenis penggilas
yang umum digunakan adalah:
1. Penggilas besi berpermukaan halus
2. Penggilas ban-karet (angin)
3. Penggilas kaki kambing, dan
4. Penggilas getar.
Penggilas besi berpermukaan halus cocok untuk meratakan permukaan tanah dasar
dan untuk pekerjaan penggilasan akhir pada timbunan tanah pasir atau lempung.
Penggilas ban-karet dalam banyak hal lebih baik daripada penggilas besi bermukaan
halus. Penggilas ban-karet pada dasarnya merupakan sebuah kereta bermuatan berat dan
beroda karet yang tersusun dalam beberapa baris yang berjarak dekat.
Penggilas kaki kambing adalah berupa selinder yang mempunyai banyak kai-kaki
yang menjulur ke luar dari drum. Alat ini sangat efektif untuk memadatkan tanah lempung.
Penggilas getar sangat berfaedah untuk pemadatan tanah berbutir (pasir, kerikil, dan
sebaginya) alat getas apa saja dipasangkan pada penggilas besi permukaan halus, penggilas
ban-karet, atau pada penggilas kaki kambing untuk menghasilkan getaran pada tanah.

CONSOLIDATION SETTLEMENT

Consolidation adalah Proses berkurangnya volume atau berkurangnya volume rongga pori
dari tanah jenuh berpermeabilitas rendah akibat pembebanan, dimana prosesnya dipengaruhi
oleh kecepatan air pori keluar dr rongga tanah

Piezometer: Alat untuk pengamatan proses konsolidasi, utk mencatat perubahan tek air per
satuan waktu.

Penurunan fundasi akibat beban yang bekerja pada fundasi dapat diklasifikan kedalam
2(dua) jenis yaitu penurunan skemaseketika (immediately settlemet) dan penurunan
konsolidasi (consolidation settlement).Penurunan seketika adaklah penurunan yang langsung
terjadi begitu pembebanan bekerja atau dilaksanakan, biasanya terjadi berkisar dari 0 (nol)
sampai kurang dari 7 (tujuh) hari dan terjadi pada tanah lanau, pasir dan tanah liat yang
mempunyai derajat kejenuhan (sr%)<90%

Penurunan konsoloidasi adalah penurunan yang diakibatkan keluarnya air dalam pori
tanah akibat beban yang bekerja pada fundasi yang besarnya ditentukan oleh waktu
pembebanan dan terjadi pada tanah jenuh (sr = 100%) atau yang medekati jenuh (sr%=90 s/d
100%) atau pada tanah berbutir halus, yang mempunyai harga K < 10-6 m/s. penurunan
konsolidasi yang terjadi dibagi menjadi 2 periode yaitu penurunan konsolidasi primer dan
sekunder.

Didalam perhitungan penurunan yang penting adalah mengetahui besarnya tegangan


tanah (soil pressere) yang bekerja pada lapis/massa tanah yang bersangkutan.
Persamaan besarnya penurunan total (St) yang terjadi adalah :

St = Si + Scp + Scs

Dimana :

St = penurunan Total

Si = penurunan seketika

Scp = penuruna konsolidasi primer

Scs = penurunan konsolidasi sekunder

Perhitungan Penurunan Konsolidasi :

Ho P1'
Tanah normally consolidated clay ( NC lempung) (pc=p0) : Sc = cc log
1+ eo P o'

Tanah over consolidated clay ( OC lempung)( pc>p0) : jika

Ho P1'
a.) p1<pcmaka Sc= cr log '
1+ eo Po

Ho Pc ' Ho P1'
b.) p1>pcmaka Sc= cr log ' +cc log
1+ eo Po 1+ eo P c'

e
Cc = pada kurva penambahan beban pada p>pc
logP '

e
Cc = pada kurva penambahan beban pada p<pc
logP '

Koefisien Konsolidasi

Kecepatan penurunan konsolidasi dapat dihitung dengan menggunakan koefisien


konsolidasi Cv, derajat konsolidasi pada sembarang waktu dapat ditentukan dengan
menggambarkan grafik penurunan vs waktu untuk satu beban tertentu.

Penentuan besaran Cv dapat ditentukan dengan 2 metode yaitu:

1. Metode kecocokan Log-Waktu


Prosedur penetuan Cv diusulkan oleh casagrade dan Fadum (1940). Prosedur sebagai
berikut:

a. Gambarkan grafik penurunan terhadap log waktu untuk beban yang diterapkan
b. Titik awal kurva ditentukan (mendekati parabola). Tentukan dua titik yaitu
pada saat t1 (titik P) dan 4t1 (titik Q). Jarak vertikal PQ diukur (misalnya x).
Kedudukan R= Ro digambar dengan mengukur jarak x vertikal diatas titik P.

c. Titik U= 100% atau R100 diperoleh dari titik potong dua bagian linier kurva,
yaitu titik potong bagian lurus konsolidasi primer dan sekunder.

d. Titik U= 50% ditentukan dengan

R50=(Ro+R100)/2

Dari sini diperoleh t50- nilai Tv sehubungan dengan U= 50% adalah 0,197

Sehingga Cv dinyatakan dalam persamaan:

2
0,197 H 1
Cv=
t 50

Dengan : Cv = koefisien konsolidasi (m2/dt)

Ht = tinggi rata-rata sampel (m)

T50= waktu untuk derajat konsolidasi 50% (dt)

Pada uji konsolidasi dengan drainase atas bawah (dobel), nilai H diambil dari tebal
rata-rata benda uji, jika drainase satu arah saja maka Ht=H

Metode Akar Waktu

Kurva biasanya linier sampai dengan 60% konsolidasi. Kurva ini untuk menentukan derajad
konsolidasi U=90%, dimana absis disini OR akan sama dengan 1,15 kali absis OQ.
Gambarkan grafik hubungan penurunan vs akar waktu dari data hasil uji konsolidasi titik
U=0% diperoleh dengan memperpanjang garis dari bagian awal kurva yang lurus sehingga
memotong ordinat di titik P dan absisi di titik Q. Garis lurus PR digambar dengan abisis
OR=1,15xabsis OQ. Perpotongan PR dengan kurva merupakan titik R90 pada absis dari sini
diperoleh t 90

Tv untuk konsolidasi U=90% adalah 0,848 dan koefisien konsolidasi Cv dinyatakan dengan

0,848 H 2
persamaan: Cv=
t 90

Cv= koefisien konsolidasi (m2/dt)


Ht= tinggi rata-rata sampel (m)

T50= waktu untuk derajad konsolidasi 90%(dt)

Jika menghitung batas konsolidasi primer (U=100%), titik R100 pada kurva dapat diperoleh
dengan perbandingan kedudukannya.

STABILITAS LERENG

Jika komponen gravitasi lebih besar untuk menggerakan lereng yang


melampauiperlawanan terhadap pergeseran yang dikerahkan tanah pada bidang longsornya
maka akanterjadi kelongsoran tanah.

Faktor faktor yang mempengaruhi hasil hitungan stabilitas lereng :

1. Kondisi tanah yang berlapis


2. Kuat geser tanah yang isontropis
3. Aliran rembesan air dalam tanah.

Terzaghi (1950) membagi penyebab kelongsoran lereng :

Akibat pengaruh dalam, yaitu longsoran yang terjadi dengan tanpa adanya
perubahankondisi luar atau gempa bumi.
Akibat pengaruh luar, yaitu pengaruh yang menyebabkan bertambahnya gaya
gesertanpa adanya perubahan kuat geser tanah.

Analisis Stabilitas Lereng dengan Bidang Longsor Datar

1. Lereng tak berhingga dengan kondisi tanpa rembesan


Tegangan normal dan tegangan geser yang terjadi pada bidang AB persatuan lebar ;

Kondisi kritis terjadi jika F = 1 maka untuk tanah yang mempunyai dan c,
dengan Hc ketebalan maksimum, dimana lereng dalam kondisi akan
longsor(kondisikritis)

Tanah granuler ( c = 0 ) pada kondisi kritis, maka :


Lereng tak berhingga untuk tanah granuler selama < , lereng masih dalam kondisi
stabil. Untuk lempung jenuh ( = 0 ) persamaan menjadi ;

2. Lereng tak berhingga dengan kondisi dengan rembesan

3. Lereng Terbatas (Finite Slope)

Pada gambar diatas, timbunan terletak pada tanah asli yang miring, akibatnya terjadi
kelongsoran menurut bidang AB.Berat massa tanah yang longsor ;

Tegang
an normal ( ) dan tegangan geser ( ) terjadi akibat berat tanah ABC pada
bidang AB adalah ;

4. Analisis Stabilitas dengan Bidang Longsor Berbentuk Lingkaran


Collin (1846) menyatakan kebanyakan longsoran tanah membentuk bidang longsoran
berupa lengkungan. Pada tanah kohesif keruntuhan terjadi karena bertambahnya kadar air
tanah. Lengkung longsor bisa berbentuk bidang lingkaran, spiral logaritmis atau kombinasi
keduanya, contoh bentuk bidang longsor seperti dilihatkan oleh

Bentuk anggapan bidang longsor berupa lingkaran dimaksudkan untuk mempermudah


hitungan analisis stabilitasnya secara matematik.

Analisis stabilitas lereng tanah kohesif :

Jika lereng dari tanah lempung homogen, dengan analisis kuat geser undrained, maka
hitungan dapat dilakukan secara langsung, faktor aman ditentukan oleh ;

Lereng yang dipengaruhi aliran air tanah, diperlukan gambar garis freatis dan sketsa
jaring arus (flow-net). Garisgaris ekipotensial memotong bidang longsor dengan tinggi
energi yang diketahui. Tekanan pada titik-titik dihitung dan digambarkan diagram tekanan air
Jumlah tekanan air pori (U) dihitung cara integrasi, dimana titik tangkap U akan melewati
titik O. Nilai gaya W dapat diperoleh dengan cara menambahkan U dengan vektor W.
Diagram stabilitas lereng lempung ( = 0), digunakan pada lempung homogen jenuh dengan
kuat geser undrained konstan sembarang kedalaman. untuk bidang longsor yang dipilih,
komponen berat akan terdiri dari W1 dan W2 yaitu ;
Kelongsoran terjadi pada massa tanah dengan berat ( W1 + W2 ), dengan bidang longsor
berupa lingkaran berpusat di O. jumlah momen yang menggerakan adalah
Md = W1.y1 W2.y2

Anda mungkin juga menyukai