Anda di halaman 1dari 2

Uji pemadatan Proctor

adalah metode laboratorium untuk menentukan eksperimental kadar air yang optimal di mana
suatu jenis tanah tertentu akan menjadi paling padat dan mencapai kepadatan kering
maksimum. Istilah Proctor adalah untuk menghormati RR Proctor, yang pada tahun 1933
menunjukkan bahwa kepadatan kering tanah untuk usaha pemadatan yang diberikan
tergantung pada jumlah air tanah mengandung selama pemadatan tanah [1] tes aslinya yang
paling sering disebut. sebagai uji pemadatan Proctor standar, kemudian, tes-nya telah
diupdate untuk menciptakan uji pemadatan Proctor dimodifikasi. Tes laboratorium umumnya
terdiri dari pemadatan tanah pada kadar air yang dikenal ke dalam cetakan silinder dimensi
standar menggunakan usaha pemadatan besarnya dikendalikan. Tanah biasanya dipadatkan
ke dalam cetakan dengan jumlah tertentu dari lapisan yang sama, masing-masing menerima
sejumlah pukulan dari palu tertimbang standar pada ketinggian tertentu. Proses ini kemudian
diulang untuk berbagai kadar air dan kepadatan kering ditentukan untuk masing-masing.
Hubungan grafis dari kepadatan kering untuk kadar air kemudian diplot untuk membentuk
kurva pemadatan. Kepadatan kering maksimum akhirnya diperoleh dari titik puncak kurva
pemadatan dan kadar air yang sesuai, juga dikenal sebagai kadar air yang optimal. Pengujian
dijelaskan umumnya konsisten dengan American Society for Testing dan Material (ASTM)
standar, dan mirip dengan American Association of State Highway dan Pejabat Transportasi
(AASHTO) standar. Saat ini, prosedur dan rincian peralatan untuk uji pemadatan Proctor
standar ASTM D698 ditunjuk oleh dan AASHTO T99. Juga, uji pemadatan Proctor
dimodifikasi ditetapkan oleh ASTM D1557 dan AASHTO T180.

ADA BEBERAPA TEKNIK UTAMA UNTUK STABILISASI TANAH, YAITU:


1. Pemadatan
Pemadatan tanah adalah cara yang paling sederhana untuk memperbaiki stabilitas dan
kekuatan daya dukung tanah. Pemadatan tanah merupakan proses menaikkan berat unit
tanah dengan memaksa butiran-butiran tanah menjadi lebih rapat dan mengurangi pori-pori
udara di dalam tanah dengan menggunakan beban statis atau dinamis pada tanah. Pada
tanah yang bergradasi baik, hampir semua udara dapat disisihkan dengan pemadatan.
Pemadatan statik dilakukan terhadap suatu tanah apabila diinginkan suatu kepadatan
dengan berat volume tertentu (d). Berat volume kering yang digunakan adalah berat
volume kering maksimum (d maksimum) yang diperoleh berdasarkan hasil uji pemadatan
standar Proctor. Pemadatan diukur secara kuantitatif berdasarkan kepadatan kering tanah,
yang merupakan berat kering tanah per unit volume tanah, dengan memperhitungkan
pengaruh kadar air. Kadar air tanah adalah berat air yang terkandung dalam tanah dalam
bentuk persentase berat air terhadap berat kering tanah. Bila kadar air ditingkatkan secara
bertahap hingga mencapai nilai optimumnya, maka berat volume keringnya juga akan
meningkat.
Tes pemadatan dapat dilakukan di lapangan atau di laboratorium, dimana cara tes
pemadatan di lapangan yang umum dipakai adalah :
1. Metode Sand Cone

2. Metode Rubber Balloon


3. Metode Sampling
Di laboratorium, cara tes pemadatan yang biasa dilakukan adalah metode yang dilakukan
oleh Proctor pada tahun 1933. Tes pemadatan ini berfungsi untuk menentukan harga
maksimum berat voume kering (d max) dan kadar air yang bersesuaian dengan d max
tersebut. Kadar air dimana d adalah maksimum dinamakan kadar air optimum (wopt).
Harga dari wopt tersebut kemudian dipakai untuk patokan pelaksanaan pemadatan dari
tanah yang bersangkutan di lapangan. Ada 2 (dua) cara tes pemadatan di laboratorium yang
diperkenalkan oleh Proctor, yaitu :
1. Standard Proctor Test
2. Modified Proctor Test
Kedua tes pemadatan tersebut pada prinsipnya adalah sama kecuali tenaga yang
diperlukan untuk pemadatan. Standard Proctor Test menggunakan tenaga sebesar 12,375
ft-pound/ft, sedangkan Modified Proctor Test menggunakan tenaga sebesar 56,250 ftpound/ft.
2. Stabilisasi Mekanis
Stabilisasi mekanis adalah proses meningkatkan gradasi tanah dengan pemakaian material
lain yang hanya mempengaruhi sifat fisik tanah (Sherwood, 1993). Proporsi penambahan
material biasanya lebih dari 10 % dan bisa mencapai 50 % dari tanah yang distabilisasi.
Stabilitas tanah yang bergradasi buruk diperbaiki dengan menambah material lain untuk
mengisi pori-pori antar partikel.
Pencampuran material tersebut memiliki dua fungsi utama. Fungsi pertama adalah
meningkatkan stabilitas tanah kohesif yang memiliki kekuatan rendah dengan
menambahkan material kasar. Fungsi yang kedua adalah mengurangi ketidakstabilan tanah
berbutir yang disebabkan oleh kurangnya ikatan antar partikel tanah dengan cara
menambahkan material halus. Penentuan gradasi campuran sangat penting untuk
memastikan bahwa semua ruang pori terisi.

3. Penambahan Stabilizing Agents


Ada tiga cara stabilisasi tanah dengan penambahan stabilizer, yaitu mengikat partikel tanah
bersama (bonding), membuat tanah kedap air (waterproofing), atau kombinasi dari
keduanya. Agen pengikat menstabilkan tanah dengan proses sementasi sehingga efek air
terhadap struktur menjadi berkurang. Agen pengikat ini tidak membuat tanah kedap air
tetapi menyerap lebih sedikit air dibandingkan dengan tanah yang tidak distabilisasi
sehingga kemampuan untuk mengembang menjadi berkurang. Kemampuan stabilisasi
meningkat sesuai dengan peningkatan kandungan stabilizer.
Prinsip waterproofing adalah membuat tanah berada pada kondisi kadar air rendah tetapi
masih cukup memenuhi kekuatan yang sesuai dengan tujuannya. Efisiensi stabilizer
kelompok ini tergantung pada seberapa besar permeabilitas tanah dapat dikurangi. Hanya
sedikit atau tidak ada proses sementasi yang terjadi, sehingga kemampuan stabilisasi tidak
meningkat seiring dengan peningkatan kandungan stabilizer yang ditambahkan.

Anda mungkin juga menyukai