Disusun Oleh :
Dwi Menur Mandriati Sudradjat
NPM. 270 110 110 150
Kelas : B
dengan
menggunakan
instrumen
khusus,
diantaanya
elektromagnetik
(EM).
Dan
lain-lain.
penyelidikan
biasanya
memerluka
pengambilan sampel tanah yang lebih dalam serta alat bor khusus.
Pengambilan sampel pada titik tertentu ini digunakan untuk menentukan
kekuatan tanah (insitu), tingkat kompresibilitas (penurunan daya dukung
tanah), kadar air dalam lapisan, berat dan volume tanah, sifat kelulusan air
terkandung, diskontinuitas, patahan dan retakan pada formasi tanah dasar.
Lokasi titik sampel yang rumit memungkinkan adanya beberapa faktor
yang menyebabkan gangguan dalam pengambilan conto tanah ini. Oleh
karena itu diperlukan cara perhitungan yang tepat untuk menghindari atau
mengurangi tingkat gangguan tersebut. Adapun beberapa faktor yang
mempengaruhi gangguan conto tanah antara lain :
(1) Jenis material tanah dasar,
(2) Jenis dan kondisi alat yang digunakan,
(3) Pengetahuan petugas pengeboran;
(4) Lokasi penampungan conto yang digunakan, dan
(5) Metode transportasi contoh yang digunakan.
e) Pengujian Lapangan
Tahap pengujian sampel lapangan yang secara umum banyak digunakan
terdiri atas 2 uji, antara lain : Uji Penetrasi Standar (Standard Penetration
Test) dan Uji Penetrasi Konus (Cone Penetration Test). Masing-masing uji
tersebut dijelaskan di bawah ini.
1. SPT (Standard Penetration Test)
Uji penetrasi standar (SPT) merupakan salah satu uji lapangan geologi
teknik yang paling banyak digunakan. Metode pengujian ini pertama
kali dilakukan pada tahun 1927 di Amerika Serikat. Metode SPT
merupakan metode uji dengan menggunakan tabung pengambilan
conto tanah (Split Spoon Sampler) berdiameter 50 mm dan memiliki
panjang 500 mm. Tabung ini awalnya dipancangkan ke dalam titik
tanah pemboran untuk diambil conto tanah di dalamnya.
Standard Penetration Test (SPT) digunakan untuk mendapatkan daya
dukung tanah secara langsung di lokasi penelitian. Uji penetrasi ini
nantinya dilakukan secara bersamaan dengan pengeboran untuk
mengetahui kekuatan dinamik tanah serta pengambilan conto tanah
terganggu.
Tujuan dilakukannya metode uji penetrasi SPT ini adalah untuk
menentukan kepadatan relatif lapisan tanah berdasarkan hasil
pengambilan conto tanah melalui tabung. Conto tanah terganggu ini
kemudian dapat memberikan informasi secara kualitatif terhadap
identifikasi jenis tanah serta mengkorelasikan berbagai parameter
tanah yang diteliti.
Uji parameter SPT memiliki beberapa kelebihan diantaranya :
Pengoperasian relatif cepat dan sederhana
Metode uji SPT dapat dilakukan dengan cara yang relatif
mudah sehingga tidak membutuhkan ketrampilan khusus dari
SPT
telah
banyak
dikembangkan
untuk
memiliki
biaya
pemeliharaan
yang
murah
dan
hal
ini,
ketergantungan
pada
operator
untuk
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam uji CPT antara lain sebagai
berikut :
(1) Pengujian
(2) Uji CPT dapat digunakan dalam tanah lempung sangat lunak
sampai pasir padat, tetapi tidak untuk kerikil atau batuan.
(3) Pengujian CPT tidak dapat digunakan untuk pengambilan contoh
uji. Oleh karena itu, guna melengkapi hasil pengeboran diperlukan
pengambilan conto yang diambil dengan menggunakan uji SPT.
Interpretasi Hasil Uji Sondir
DAFTAR PUSTAKA
ASTM.(1987). Standart Test Method for Cone Penetration Testing, New York.
ASTM.(1992). 1586-84 (reapproved 1992),.Standart Test Method for
Penetration Test and Split Barrel Sampling of Soils.
Aturan Standar Nasional Indonesia, 2007. Rancangan Konstruksi Bangunan dan
Rekayasa Sipil. Direktorat Jenderal Sumber Daya Geologi : Jakarta.
Baecher, G. B., and Christian, J. T. (2003). Reliability and Statistics in
Geotechnical Engineering, John Wiley & Sons Ltd, Chichestes, England.
Bowles, J. (1996). Foundation analysis and design, McGraw-Hill, Singapore.
Campbell, 1987, Extracting Topographic Structure from Digital Elevation Data
for MODIS Analysis, Photogram. Eng. & Remote Sensing 54(11).
Idham, 2000. Studi Estimasi Bearing Stratum Pondasi Tiang Dengan
Menggunakan Geostatistik Pada Pembangunan Dermaga Coal Unloading
Pt. Semen Tonasa. Laporan Skripsi. Universitas Hasanuddin: Makassar.
Lacasse, S., and Nadim, F. (1996). "Uncertainties in Characterizing Soil
Properties." Uncertainty in the Geologic Environment (GSP 58), edited by
Shackelford, CD, Nelson, PP, and Roth, MJS, ASCE, New York, pp.49-75.