01 Desember 2015
Abstract
Geotechnical drilling is one of type in soil investigation to find soil parameters for construction. There are
many service providers or contractors in Indonesia conducting geotechnical drilling, but some are still not
following the rules and standard guidelines. Geotechnical drilling in Medan Katamso Underpass Project
followed the rules and guidelines. In general, soil condition at that location was quite good, so it did not
require special handling construction work on it. Some errors occurred in the field in geotechnical drilling
were the wash boring before SPT test, ununiformity of drilling rods, UDS sample taken by driving the tube,
Split-barrel sampler, UDS tubes, inproper hammer SPT, soilidentification,the number of hammer blows per
minute, uncertified machine and operator, and inproper transport process and sample storage.
Abstrak
Pengeboran geoteknik merupakan salah satucara dalam penyelidikan tanah untuk mencari parameter–
parameter tanah untuk konstruksi. Banyak penyedia jasa ataupun kontraktor di Indonesia yang melakukan
pengeboran geoteknik, namun beberapa masih ada yang belum mengikuti aturan dan pedoman standar
yang berlaku.Pengeboran geoteknik pada Proyek Underpass Katamso Medan sudah mengikuti aturan
dan pedoman yang berlaku. Kondisi tanah secara umum pada lokasi tersebut cukup baik sehingga tidak
diperlukan penanganan khusus pekerjaan kontruksi diatasnya. Beberapa kesalahan yang pernah terjadi
dilapangan dalam pengeboran geoteknik ialah melakukan wash boring sebelum pengujian SPT, panjang
stang bor yang tidak seragam, pengambilan sampel UDS yang salah, Split-barrel sampler , Tabung UDS, dan
hammer SPT tidak sesuai spesifikasi, identifikasi jenis tanah yang kurang tepat, jumlah pukulan hammer
per menit yang tidak sesuai spesifikasi, alat dan operator yang tidak bersertifikasi, serta proses transportasi
dan penyimpanan sampel yang tidak sesuai spesifikasi.
JURNAL INFRASTRUKTUR 1 - 53
Vol. 1 No. 01 Desember 2015
Konstruksi bawah tanah sudah menjadi hal yang Pengeboran geoteknik (Gambar 1) terdiri atas
biasa dalam dunia konstruksi sipil, seperti basement, pengeboran tanah, pengujian SPT, identifikasi jenis
terowongan dan underpass. Indonesia sebagai tanah dan pengambilan sampel tanah.
negara yang besar, memiliki tanah yang bervariatif
dan sebagian besar merupakan tanah lempung.
Oleh sebab itu, penyelidikan tanah lapangan maupun
laboratorium sangat dibutuhkan untuk mengetahui
karakteristik tanah dimana kontruksi tersebut akan
di bangun.
1 - 54 JURNAL INFRASTRUKTUR
Vol. 1 No. 01 Desember 2015
tanah seperti nilai Cu (Compression Undrained), φ dengan diameter dan panjang tabung yang diatur
(Friction Angle), dan parameter - parameter lain dalam ASTM. Tabung UDS lebih baik menggunakan
untuk keperluan desain. diameter yang lebih besar untuk mengurangi
kerusakan sampel akibat “tensile fracture”
(Rogers,2006). Tabung tersebut ditekan oleh mesin
bor yang dihubungkan dengan stang bor. Proses
pengambilan sample UDS tidak boleh dipukul karena
akan menyebabkan sampel tanah terganggu.
Untuk identifikasi jenis tanah atau yang sering Gambar 4. Core box (Proyek Underpass Katamso
disebut “logging” sesuai dengan ASTM D-2488, Medan)
dikerjakan oleh seorang yang ahli dalam
mengidentifikasi jenis – jenis tanah berdasarkan
teori ataupun pengalaman di lapangan. Orang
tersebut biasanya disebut “logger”.Alat dan bahan
yang digunakan cukup sederhana, yaitu pisau dan
air suling, namun terkadang dibutuhkan juga HCL,
tabung reaksi, dan kaca pembesar untuk identifikasi
yang lebih rinci. Untuk standar yang lebih baik lagi,
bisa menggunakan Munsell Soil Colour Chart sebagai
standar warna untuk tanah. Hasil dari identifikasi
jenis tanah dimasukkan juga kedalam format bor-
log.
JURNAL INFRASTRUKTUR 1 - 55
Vol. 1 No. 01 Desember 2015
4.1. Hasil
1 - 56 JURNAL INFRASTRUKTUR
Vol. 1 No. 01 Desember 2015
Lapisan keempat terdiri dari pasir bercampur lanau H. Jumlah pukulan per menit dari hammer yang
berwarnaabu – abu muda dan abu – abu dengan seharusnya 30 – 40 pukulan per menit.
konsistensi dense to very dense, non-plastis, dan
memiliki kadar air tinggi.Untuk kedalaman muka I. Kondisi alat secara keseluruhan serta keahlian
air tanah bervariasi diantara 0 – 10 m dibawah seorang operator (master bor) dalam rangkaian
permukaan tanah. pekerjaan (Widianti, Wiguna, Adi, 2007),
sehingga diperlukan kondisi alat dan operator
5.2. Pembahasan yang memiliki sertifikasi dalam pengeboran
geoteknik.
Merujuk pada hasil yang diperoleh pada pengeboran
geoteknik di Proyek Underpass Katamso, secara J. Proses transportasi sampel UDS ke laboratorium
umum tanah dilokasi tersebut tergolong jenis tanah serta penyimpanan sampel tidak sesuai dengan
yang baik untuk pembuatan konstruksi, sehingga ASTM, seperti tidak menggunakan kotak UDS
tidak diperlukan perlakukan khusus untuk pengerjaan saat pengiriman ke laboratorium, tabung sampel
konstruksinya, seperti PVD (Prefabricated Vertical UDS di letakkan miring yang seharusnya berdiri,
Drain), pergantian tanah dasar, ataupun penanganan dan penyimpanan sampel tidak pada suhu
khusus lainnya. Terlihat pula dari nilai N-SPT pada ruangan.
bor-log, tanah mulai keras pada kedalaman 10 meter
dari permukaan tanah. Sehingga dengan kedalaman Dalam pekerjaan pengeboran geoteknik, walaupun
galian underpass sedalam 8 meter, konstruksinya kontraktor penyedia jasa telah melakukan sesuai
bisa menggunakanmetode galian terbuka ataupun dengan standar dan pedoman yang ada, masih ada
metode galian top down. faktor–faktor lain yang bisa menyebabkan hasil nilai
SPT menjadi kurang akurat, antara lain:
Dari pengamatan penulis, pekerjaan pengeboran
teknik di Proyek Underpass Katamso sudah A. Keakuratan dalam menentukan bedrock bisa jenis
mengikuti standar dan pedoman yang berlaku untuk tanahnya mengandung gravel (Rogers,2006)
pengeboran teknik. (Gambar 7).
Berdasarkan pengalaman pribadi dari penulis dalam B. Nilai SPT yang cendrung membesar bisa dibaca
pekerjaan pengeboran teknik sebelumnya, baik pada kedalaman lapisan tanah yang bagian
sebagai supervisi ataupun penyedia jasa pengeboran bawahnya terdapat lapisan yang lebih keras
geoteknik, beberapa kali menemukan pengeboran (5*diameter Split-barrel sampler) (Rogers,2006)
geoteknik yang tidak sesuai standar dan pedoman (Gambar 8).
yang berlaku. Kesalahan - kesalahan yang sering
terjadi ialah: C. Tidak cocok untuk penentuan parameter tanah
untuk kondisi tanah lunak karena N-SPTakan
A. Melakukan pencucian lubang bor (wash boring) terbaca 0.
sebelum melakukan pengujian SPT.
C.
Tabung UDS yang karatan ataupun ujung
bawahnya tumpul sehingga sampel UDS
didalamnya menjadi terganggu.
D.
Pengambilan sampel UDS dipukul yang
seharusnya ditekan. Hal ini akan berakibat
rusaknya sampel UDS dalam tabung.
JURNAL INFRASTRUKTUR 1 - 57
Vol. 1 No. 01 Desember 2015
D. Nilai kekuatan tanah tidak bisa didapatkan secara standar yang berlaku. Kondisi tanah pada Proyek
menerus seperti pengujian CPT (Cone Penetration Proyek Underpass Katamso Medan secara umum
Test), tetapi hanya pada interval yang ditentukan baik untuk dibuat konstruksi diatasnya.
oleh spesifikasi teknis proyek.
Kesalahan yang pernah terjadi dilapangan dalam
pengeboran geoteknik ialah melakukan wash boring
sebelum pengujian SPT, panjang stang bor yang
tidak seragam, pengambilan sampel UDS yang
dipukul, Split-barrel sampler, Tabung UDS, dan
hammer SPT tidak sesuai spesifikasi, identifikasi
jenis tanah yang kurang tepat, jumlah pukulan
hammer per menit yang tidak sesuai spesifikasi,
kondisi alat dan operator yang tidak bersertifikasi,
serta proses transportasi dan penyimpanan sampel
yang tidak sesuai spesifikasi.
5.2. Saran
1 - 58 JURNAL INFRASTRUKTUR
Vol. 1 No. 01 Desember 2015
JURNAL INFRASTRUKTUR 1 - 59