Anda di halaman 1dari 2

NAMA : ADE ARFANDI

NPM : 213121009
MATA KULIAH : PENYELIDIKAN GEOTEKNIK

PENYELIDIKAN GEOTEKNIK LAPANGAN DALAM


PEMBANGUNAN JEMBATAN

A. UMUM
Secara umum yang harus dipahami dalam suatu proyek Teknik Sipil dalam
kaitan dengan aplikasi geologi tenik adalah menerangkan dengan tepat “situasi
geologi teknik” menentukan sejauh mana bawah-tanah (underground) akan
bereaksi terhadap suatu bangunan. Untuk dapat melakukan hal tersebut
dibutuhkan adanya suatu Penyelidikan Geologi Teknik.
Dalam standar internasional (British) kita mengenal kode etik mengenai
investigasi lapangan, yakni BS 5930:1981 dimana di dalamnya berisi definisi
serta aturan investigasi lapangan (tujuan, cakupan, prosedur pengerjaan dan
metode yang digunakan). Suatu eksplorasi lapangan minimal haruslah mengikuti
prosedur lapangan berikut :
a. Investigasi awal, dengan menggunakan informasi dan data yang ada.
b. Survey Geologi Lapangan secara mendetail
c. Mengaplikasi survey geologi tersebut sebagai gambaran permukaan suatu
lapangan
d. Boring/Drilling untuk mendapatkan hasil secara detail pada suatu titik
e. Uji Tanah dan batuan, terutama mengenai sifat mekanisnya.

B. DATA AWAL
Data-data yang perlu disiapkan yaitu :
a Data jembatanmisalnya load dan material jembatan serta lay out
b Pengetahuan tentang lokasi, peta geologi dan hasil foto udar
c Data-data tanah

C. PENYELIDIKAN TANAH
a. Menetapkan lokasi titik-titik bor yang diperlukan untuk penyelidikan tanah
dan material
b. Penyelidikan kondisi muka air (sub-surface)
c. Menyelidiki sumber material dari lokasi pembangunan
D. SUB-SURFACE INVESTIGATION
Dapat dilakukan dengan Test Pits, lubang digali misalnya dengan
menggunakan backhoe. Dapat juga dengan pengeboran, antara lain solid flight,
hollow stem, rotary wash.
Pengeboran dilakukan untuk menentukan jenis tanah pada kedalaman
tertentu, dapat juga sekaligus untuk mengecek keadaan muka air tanah
Pengeboran bertujuan untuk tujuan penyelidikan lebih lanjut di laboratorium
untuk mendapatkan informasi tentang parameter-parameter tanah yang lebih teliti
Di lingkungan Bina Marga, jembatan dengan bentang 25 m - 60 m,
pengeboran dilakukan dengan menggunakan bor mesin yang kapasitasnya hingga
kedalaman 40 m Sedangkan untuk yang < 25 m, dilakukan pengeboran sesuai
dengan kondisi. Dapat digunakan alat sondir dengan bor tangan hingga kedalaman
tertentu sampai didapat tanah keras penyelidikan tanah yang dibutuhkan pada
masing-masing lokasi rencana pondasi harus sudah menetapkan penggunaan jenis
bor dan posisi lubang bor yang direncanakan serta jumlah titik bor minimal satu
titik boring, yaitu satu titik bor mesin atau satu set bor tangan dan sondir,
tergantung bentang rencana jembatannya.
Hal ini tergantung pada kondisi area (alam dan lokasi), kepentingan stuktur
dan tersedianya peralatan pengujian beserta teknisinya. SPT dilakukan pada
interval kedalaman 1,50 m s/d 2,00 m untuk diambil contohnya (undisturbed dan
disturbed). Mata bor harus mempunyai diameter yang cukup untuk mendapatkan
undisturbed sample yang diinginkan dengan baik, dapat digunakan mata bor steel
bit untuk tanah clay, silt dan mata bor jenis core barrel.

Anda mungkin juga menyukai