Anda di halaman 1dari 48

BAB 4 – PENYELIDIKAN TANAH DAN D

DUKUNG TIANG PANCANG


Pada bab ini menjelaskan kegiatan penyelidikan tanah yang meliputi pembo
teknik, Standard Penetration Test, pengambilan sampel tanah serta uji sondir. Se
kegiatan penyelidikan tanah di lapangan. Pada bagian akhir disajikan daya d
tipe diameter sebagai alternative pemilihan
tiang pancang baja.

PENYELIDIKAN TANAH DAN DAYA


DUKUNG TIANG PANCANG
4.1 UMUM
Dalam rangka penyelesaian Pekerjaan “FS dan DED Pelabuhan Penyeberangan di Kaimana (Lintas Tu
sebagai konsultan telah melaksanakan pekerjaan penyelidikan tanah, yang meliputi pekerjaan lap
laboratorium.
Penyelidikan lapangan yang dimaksud antara lain pengamatan secara visual mengenai keadaan
daerah penyelidikan, pengujian tanah, dan sekaligus pengambilan sampel pada kedalaman ter
pekerjaan laboratorium yaitu pengujian sample-sampel yang diperoleh dari lapangan untuk diuji gun
mekanik lapisan tanahnya.
Data-data ini digunakan sebagai kegiatan pendahuluan dalam rangka penunjang perenca
yang efektif dan effesien. Kegiatan dan data-data hasil penyelidikan lapangan ini akan diuraikan p
selanjutnya.
Maksud dari penyelidikan tanah ini yaitu untuk mengetahui kondisi dan karakteristik lapisan bawah p
condition) di sekitar daerah penyelidikan, yang meliputi jenis, tebal, sebaran secara lateral maupun
secara teknis yang berhubungan dengan daya dukung tanah.
Sedangkan tujuan utama dari penyelidikan tanah ini, meliputi:
1) Identifikasi kondisi dan karakteristik geoteknik yang berkaitan dengan penurunan konsolidasi
permukaan.
2) Sifat-sifat fisik dan mengelompokkan batuan termasuk tanah penutupnya.
3) Mengumpulkan, menganalisis dan merumuskan parameter yang diperlukan untuk menentuka
dukung tanah.
Lingkup pekerjaan penyelidikan tanah yang telah diselesaikan untuk mencapai maksud dan tujuan di
terdiri dari Kegiatan penyelidikan dilapangan, dan Laboratorium. Adapun lingkup pekerjaan pe
teknik ini yaitu terdiri dari:
1. Penyelidikan Lapangan, terdiri dari :
a) Deep Boring, 4 titik = 120 meter

b) N SPT, interval 2 m = 69 kali


c) Pengambilan Sampel DS = 40 buah
d) Sondir, 2,5 ton = 3 titik
e) Lokasi pengujian selengkapnya pada Lampiran A.
2. Pengujian Laboratorium, yaitu Sampel Disturbed (DS) sebanyak 40 sampel
Tabel 4.1. Volume Kegiatan Penyelidikan Lapangan di Lokasi Kaimana

No Kegiatan Test Lokasi Total Depth (m) SPT (Test) Pengambilan Sample (Buah)
UDS DS
1 Pemboran Mesin :
BH – 1 Laut 30,00 15,00 - 9,00
BH – 2 Laut 25,00 12,00 - 8,00
BH – 3 Laut 25,00 12,00 - 7,00
BH – 4 Darat 20,00 10,00 - 5,00
2 Sondir 2,50 ton
S–1 Laut 16,20 - - -
S–2 Laut 18,80 - - -
S–3 Darat 17,60 - - -
Peralatan lapangan yang digunakan dalam penyelidikan tanah ini, yaitu:
1) 1 (satu) unit alat bor mesin Merk ZT-100
2) 1 (satu) set alat Sondir 2,50 ton.
3) 1 (satu) buah kamera.

4.2 KEGIATAN PENYELIDIKAN TANAH


Dalam kegiatan penyelidikan tanah ini meliputi:
1) Pemboran Teknik
2) Standard Penetration Test (SPT)
3) Pengambilan Sample
4) Uji Sondir (Dutch Cone Penetration Test)
4.2.1 Pemboran Teknik
Pemboran Teknik ini dimaksudkan untuk mendapatkan susunan jenis batuan atau tanah yang be
permukaan, tingkat kekerasan dan penyebaran lapisan tanah. Alat bor yang digunakan yaitu dengan d
yang digerakkan dengan diputar dan ditekan. Chopping bit (mata bor) diputar dengan perantaraan sta
2½” dengan tenaga hidrolis dari mesinnya sehingga tanah menjadi pecah dan lepas.
Mata bor yang digunakan untuk kegiatan geologi teknik ini yaitu tungsten (steel) bit, karena lapisan ta
sampai keras yang mampu untuk menembus lapisan tersebut. Sedangkan selama pemboran berlang
dengan diameter luar (OD) 89 mm, bor master akan selalu memperhatikan tanah yang keluar dari
kedalamannya, jenisnya, warnanya, material yang terkandung dan sebagainya.
Pada kegiatan pemboran ini sekaligus dilakukan poengambilan sampel tak terganggu
(Undisurbed Sample) dan terganggu (Disturbed Sampel) serta SPT (Standard Penetration Test). Sa
akan digunakan untuk pengujian dilaboratorium, sedangkan sampel terganggu umumnya diperluka
jenis dan susunan lapisan tanah.
Kedalaman pemboran untuk di lokasi ini rata-rata 20,00 sampai 30,00 m, dan letaknya titik pemboran
lokasi yaitu : 1 (satu) titik bor di darat dengan nomor BH-4, serta 3 (tiga) titik di laut (lokasi re
dengan nomor BH-1, BH-2 dan BH-3. Untuk di laut sebagai tempat kerja dibuatkan bagan yang
meter dengan tinggi rata-rata 5,0 meter atau 0,50 m dari Muka Air Pasang.
Selanjutnya hasil-hasil dari pemboran ini setelah di deskripsi akan dituangkan kedalam “Bor Log”, ant
nomor test, tanggal pengujian, kedalaman, susunan dan jenis lapisan tanah, kedalaman muka air t
sebagainya. Semua peralatan maupun prosedur yang dipakai dalam penyelidikan ini pada umumn
menurut standard di Amerika maupun di Indonesia (ASTM, AASHTO, maupun SNI).
4.2.2 Standard Penetration Test (SPT)
SPT adalah suatu test dengan menghitung jumlah tumbukan dari alat penumbuk, untuk memasu
khusus kedalaman tanah sedalam 45 cm, dicatat jumlah tumbukan setiap 3 x 15 cm penetrasi.
Sampling spons khusus tersebut berupa tabung pengambilan contoh standard yang dapat dibelah
contoh standard yang utuh.
Ukuran dari pengambil contoh ini adalah:
a) Diameter luar 2 “.
b) Diameter dalam 10”.
c) Panjang 24”.
Batang penumbuk dipakai adalah batang bor ukuran A. Berat penumbuk adalah 63,50 kg dengan ting
0,762 m. Pengambil contoh tanah disambungkan pada ujung batang penumbuk dan diturunkan
bor pada kedalaman yang benar. Alat penumbuk dilepaskan bebas terhadap ujung atas batang
ulang, sampai turun 15 cm, jumlah tumbukan dicatat. Proses ini diulang untuk kedalaman 2 x 15 cm b
penetrasi atau harga SPT adalah jumlah tumbukan untuk kedalaman 2 x 15 cm yang terakhir, yang din
Pengujian Standard Penetration Test (SPT) dilakukan pada lubang bor setiap interval 2,00 meter
pelaksanaan berdasarkan ASTM D – 2586 – (140 lb) dan jumlah tumbukan maksimum 60, yang dimul
m.
Kegiatan ini dilakukan untuk mengetahui daya dukung relatif dan ketahanan (resisten) tanah terhadap
(sampler) dan sekaligus untuk mendapatkan contoh tanah / bangunan yang “Moderately Undistur
4.2.3 Pengambilan Sample
Contoh tanah untuk pengujian di laboratorium di dapat dari hasil Pemboran Mesin. Contoh tanah yan
tidak terganggu (Undisturbed Sample), dan bila tidak
memungkinkan dilakukan dengan terganggu. Pengambilan sampel UDS ini dengan
ANAH DAN DAYA

ikan tanah yang meliputi pemboran


n sampel tanah serta uji sondir. Selain itu dipaparkan hasil
ada bagian akhir disajikan daya dukung tanah berbagai

DAYA
erangan di Kaimana (Lintas Tual – Kaimana)”, maka
nah, yang meliputi pekerjaan lapangan dan

ara visual mengenai keadaan geologi dan situasi


n sampel pada kedalaman tertentu. Sedangkan
eh dari lapangan untuk diuji guna menentukan sifat

m rangka penunjang perencanaan desain dermaga


an lapangan ini akan diuraikan pada bab-bab
n karakteristik lapisan bawah permukaan (sub soil
, sebaran secara lateral maupun vertikal, karakteristik

dengan penurunan konsolidasi dan potensi erosi

tupnya.
g diperlukan untuk menentukan tipe pondasi dan daya

mencapai maksud dan tujuan di atas, secara umum


m. Adapun lingkup pekerjaan penyelidikan geologi

69 kali
40 buah
= 3 titik
Lampiran A.
(DS) sebanyak 40 sampel
gan di Lokasi Kaimana
u:

nis batuan atau tanah yang berada dibawah


yang digunakan yaitu dengan dengan bor mesin ZT-100
diputar dengan perantaraan stang bor (drilling rods) Ø
ah dan lepas.
ten (steel) bit, karena lapisan tanahnya relatif lunak
kan selama pemboran berlangsung, dipakai casing
rhatikan tanah yang keluar dari lubang bor, mencatat
againya.
sampel tak terganggu
(Standard Penetration Test). Sampel tak terganggu
l terganggu umumnya diperlukan untuk mengetahui

m, dan letaknya titik pemboran berada di 2 (dua)


3 (tiga) titik di laut (lokasi rencana dermaga)
t kerja dibuatkan bagan yang ukurannya 4 x 4
sang.
angkan kedalam “Bor Log”, antara lain meliputi:
an tanah, kedalaman muka air tanah, nilai SPT, dan lain
penyelidikan ini pada umumnya mengikuti metoda
maupun SNI).

alat penumbuk, untuk memasukkan “sampling spons”


n setiap 3 x 15 cm penetrasi.
oh standard yang dapat dibelah atau tabung pengambil

uk adalah 63,50 kg dengan tinggi jatuh bebas adalah


ng penumbuk dan diturunkan sampai dasar lubang
terhadap ujung atas batang penumbuk diulang-
g untuk kedalaman 2 x 15 cm berikutnya. Perlawanan
2 x 15 cm yang terakhir, yang dinamakan sebagai N.
bor setiap interval 2,00 meter. Cara dan standard
ukan maksimum 60, yang dimulai dari kedalaman 1,00

hanan (resisten) tanah terhadap penetrasi penginti


nan yang “Moderately Undisturbed”.

boran Mesin. Contoh tanah yang diambil yaitu tanah


el UDS ini dengan
mempergunakan tabung baja tipis (thin wall shelby tube) yang digerrakan secara hidrolis
oleh alat bor. Ukuran tabung tersebut yaitu berdiameter luar 3” dan diameter dalam 2,875” dan panja
70 cm. Sedangkan sampel ternaggu didiambil dari “Core” yang terambil oleh mata bor, kemudian dim
seperti pada kegiatan UDS secara manual. Kedua ujung tabung (berisi contoh tanah) ditutup den
air dan struktur asli dari contoh tanah tidak terganggu.
Jarak dan jumlah pengambilan sample antara dua contoh atau lebih ditentukan berdasarkan tujuan d
serta karakteristik lapisan tanah. Pada proyek pengambilan sample UDS tidak bias dilakukan kar
dijumpai umumnya lapisan pasir, sehingga sulit untuk diperoleh sample yang tidak terganggu
ini pengambilan sample rata-rata interval 2,00 meter.
4.2.4 Uji Sondir (Dutch Cone Penetration Test)
Kegiatan penyondiran ini yaitu bertujuan untuk mengetahui karaktersitik lapisan tanah, yang ber
tekanan konus.
Peralatan yang digunakan adalah 1 (satu) unit sondir kapasitas 2.50 ton beserta perlengka
dipakai jenis Begemen, dimana nilai yang dibaca meliputi bacaan perlawanan konus dan jumlah perla
Pembacaannya biasa dilakukan setiap 20 cm dan menggunakan kecepatan penetrasi 2 cm/det. Alat so
adalah alat sondir ringan (2 ton) yang dapat dipakai untuk pengukuran nilai konus sampai tekanan (qc
Hasil pelaksanaan sondir ini dinyatakan dalam diagram sondir yang memperlihatkan hubung
besarnya tekanan konus, jumlah hambatan lekat dan nilai perlawanan geser lokal serta “fric
ini pekerjaan sondir dilakukan sebanyak 3 (tiga) titik, yang keberadaanya disekitar rencana
berdampingan dengan titik bor dengan nomor tes S-3 yang berada di darat dan 2 (dua) titik di laut den
S-2.
Sedangkan prosedur yang digunakan dalam penyelidikan dengan sondir ini adalah: “Standard
Test PB 0101-76”.
4.3 HASIL PENYELIDIKAN GEOLOGI TEKNIK
Pada sub-bab berikut adalah uraian daripada hasil penyelidikan tanah.
4.3.1 Lokasi Kegiatan Penyelidikan
Lokasi titik penyelidikan tanah tersebut secara umum dapat dilihat pada tabel di bawah, dan selengka
Tabel 4.2. Lokasi Titik Penyelidikan Tanah di Kaimana

No. Lokasi No. Test Elevasi (m)

1 Laut BH – 1 -1.00
2 Laut BH – 2 -3.00
3 Laut BH – 3 -4.00
4 Darat BH – 4 3.20
5 Laut S–1 -1.00
6 Laut S–2 -4.00
n tabung baja tipis (thin wall shelby tube) yang digerrakan secara hidrolis
uran tabung tersebut yaitu berdiameter luar 3” dan diameter dalam 2,875” dan panjangnya antara 50 cm s/d
an sampel ternaggu didiambil dari “Core” yang terambil oleh mata bor, kemudian dimasukan kedalam tabung
iatan UDS secara manual. Kedua ujung tabung (berisi contoh tanah) ditutup dengan parafin supaya kadar
asli dari contoh tanah tidak terganggu.
pengambilan sample antara dua contoh atau lebih ditentukan berdasarkan tujuan dan perbedaan lapisan
tik lapisan tanah. Pada proyek pengambilan sample UDS tidak bias dilakukan karena lapisan yang
nya lapisan pasir, sehingga sulit untuk diperoleh sample yang tidak terganggu (UDS). Pada proyek
sample rata-rata interval 2,00 meter.
r (Dutch Cone Penetration Test)
ndiran ini yaitu bertujuan untuk mengetahui karaktersitik lapisan tanah, yang berupa kelekatan tanah dan

digunakan adalah 1 (satu) unit sondir kapasitas 2.50 ton beserta perlengkapannya. Bekonus yang
gemen, dimana nilai yang dibaca meliputi bacaan perlawanan konus dan jumlah perlawanan geseran.
biasa dilakukan setiap 20 cm dan menggunakan kecepatan penetrasi 2 cm/det. Alat sondir yang digunakan
r ringan (2 ton) yang dapat dipakai untuk pengukuran nilai konus sampai tekanan (qc) ≥ 175 kg/cm².
an sondir ini dinyatakan dalam diagram sondir yang memperlihatkan hubungan sondir dengan
an konus, jumlah hambatan lekat dan nilai perlawanan geser lokal serta “friction ratio”. Pada proyek
ondir dilakukan sebanyak 3 (tiga) titik, yang keberadaanya disekitar rencana dermaga dan lokasinya
engan titik bor dengan nomor tes S-3 yang berada di darat dan 2 (dua) titik di laut dengan nomor test S-1 dan

edur yang digunakan dalam penyelidikan dengan sondir ini adalah: “Standard Prosedure of Sounding
”.
NYELIDIKAN GEOLOGI TEKNIK
rikut adalah uraian daripada hasil penyelidikan tanah.
giatan Penyelidikan
elidikan tanah tersebut secara umum dapat dilihat pada tabel di bawah, dan selengkapnya pada lampiran.
i Titik Penyelidikan Tanah di Kaimana
No. Lokasi No. Test Elevasi (m)

7 Darat S–3 3.20


4.3.2 Hasil Uji Sondir (Dutch Cone Penetration Test)
Berdasarkan hasil penyondiran yang telah dilaksanakan yaitu sebanyak 3 (tiga) titik sondir yang terse
dan di laut 2 (dua) titik, dengan rincian di Darat dengan nomor sondir S-3, sedangkan di Laut nomo
Karakteristik lapisan tanahnya secara umum relatif seragam sesuai dengan keadaan topografi da
dimana tekanan konus qc > 175 kg/cm2 dijumpai pada kedalaman antara -18,60 m dari MTS (Muka Ta
Tabel 4.3. Kedalaman Pengujian Dan Karakteristik Lapisan Tanah di Lokasi Kaimana

PT. ECOPLAN REKABUMI


INTERNASIONAL

CONE PENETRATION TEST - GRAPH


Friction Ratio ( % )
0 40 80 120 160 200 240 280 0 2 4 6 8

0.0 0.0
-1.0 -1.0
-2.0 -2.0
-3.0 -3.0
-4.0 -4.0
-5.0 -5.0
-6.0 -6.0
-7.0 -7.0
-8.0 -8.0
-9.0 -9.0
-10.0 -10.0
-11.0 -11.0
-12.0 -12.0
-13.0 -13.0
-14.0 -14.0
-15.0 -15.0
-16.0 -16.0
-17.0 -17.0
-18.0 -18.0
-19.0 -19.0
-20.0 -20.0
-21.0 -21.0
-22.0 -22.0
-23.0 -23.0
-24.0 -24.0
-25.0 -25.0
Cone Resistance, (kg/cm2)
Total Friction, x 6( kg/cm1 )
Local Friction, ( kg/cm1 ) / 10
Qc > 251 kg/cm2

4.3.3 Kedalaman Lapisan Tanah Keras


Lapisan tanah keras pada proyek ini didefinisikan menurut Terzaghi, yaitu apabila hasil pembora
menunjukkan nilai-nilai sebagai berikut:

GEOTECHNICAL AND SOIL MECHANICS SURVEY


DUTCH CONE PENETRATION TEST

FS & DED Pelabuhan Penyeberangan


Kaimana, Kabupaten Kaimana Provinsi Papua
Barat
LOCATION Ds. Coa, Distrik Kaimana, Kab. Kaimana
ELEVATION
GWL
- meter DCPT TYPE
0.00 meter TOTAL DEPTH

TESTED BY / TECHNICIAN DATE SOIL & MAT. ENG.

Lubis Oct, 19, 2015 Ir. Sukandi Halimin

a) Berdasarkan data SPT dari hasil pemboran: nilai SPT (N) = 30 kali pukulan untuk lapisan
lempung atau lanau dan N = 50 kali pukulan untuk pasir.
b) Sedangkan dari hasil sondir, nilai tekanan konus menunjukkan nilai qc ≥ 175 kg/cm².
Berdasarkan batasan tersebut di atas, maka di lokasi penyelidikan lapisan tanah keras diambil b
lebih akurat, dimana tanah keras secara umum dijumpai pada kedalaman antara -17,00 sampai -20,
Setempat (MTS) sesuai dengan keadaan topografi dan geologi setempat. Pada titik S-1 dan S-2 t
dijumpai pada kedalaman -17,20 m, dan -18,60 m MTS, lapisan ini merupakan lapisan lensa, seh
diperhitungkan sebagai lapisan tanah keras.
Tabel 4.4. Kedalaman Lapisan Tanah Keras di Lokasi Kaimana
(Dutch Cone Penetration Test)
ondiran yang telah dilaksanakan yaitu sebanyak 3 (tiga) titik sondir yang tersebar di darat 1 (satu) titik
dengan rincian di Darat dengan nomor sondir S-3, sedangkan di Laut nomor sondir S-1 dan S-2.
nahnya secara umum relatif seragam sesuai dengan keadaan topografi dan geologi setempat,
qc > 175 kg/cm2 dijumpai pada kedalaman antara -18,60 m dari MTS (Muka Tanah Setempat).
Pengujian Dan Karakteristik Lapisan Tanah di Lokasi Kaimana
san Tanah Keras
ada proyek ini didefinisikan menurut Terzaghi, yaitu apabila hasil pemboran atau sondir
sebagai berikut:

GEOTECHNICAL AND SOIL MECHANICS SURVEY PT. ECOPLAN REKABUMI GEOTECHNICAL AND SOIL
DUTCH CONE PENETRATION TEST
INTERNASIONAL MECHANICS SURVEY
CPT No. LOG OF HAND AUGER BORING
S - KM. 01
FS & DED Pelabuhan Penyeberangan Kaimana, Kabupaten
PROJECT : Kaimana Provinsi Papua Barat
2.50 Ton
19.20 meter
HB No : HB - MW. 1
LOCATION : Ds. Coa, Distrik Kaimana, Kab.
Kaimana
DATE : Oct, 29, 2015
TES TED BY : Lubis
CHECKED BY : Ir. Sukandi Halimin

WEATHE : -
R
DEPTH SOIL VISUAL DESCRIPTIONS
(m) PROFILE

0 .0 0
Clay, Grey, Soft, High
Plasticity.
0.60

1.00

2.00 Sand, Grey, Loose to Medium


Dense.

3.00

3.60

4.00

Sand, Grey to Blackish Grey, M edium


Dense.

5.00

6.00

Remarks :

Undisturbe d Sampel

Disturbe d Sampe l
SOIL & MAT. ENG. SHEET OF
SHEET OF
5 Ir. Sukandi Halimin 1 3 1 1

PT dari hasil pemboran: nilai SPT (N) = 30 kali pukulan untuk lapisan
n N = 50 kali pukulan untuk pasir.
l sondir, nilai tekanan konus menunjukkan nilai qc ≥ 175 kg/cm².
ersebut di atas, maka di lokasi penyelidikan lapisan tanah keras diambil berdasarkan data SPT agar
nah keras secara umum dijumpai pada kedalaman antara -17,00 sampai -20,00 m dari Muka Tanah
dengan keadaan topografi dan geologi setempat. Pada titik S-1 dan S-2 tekanan qc >175 kg/cm2
man -17,20 m, dan -18,60 m MTS, lapisan ini merupakan lapisan lensa, sehingga tidak
lapisan tanah keras.
Lapisan Tanah Keras di Lokasi Kaimana
Kedalaman Lapisan
Kedalaman Tanah Keras *)
No. Kegiatan Test Lokasi
Pengujian (m)

1 Pemboran Mesin BH – 1 Laut 30,00 m -20.00 m


2 BH – 2 Laut 25,00 m -17.00 m
3 Sondir 2,50 Ton S–1 Laut 20.20 m -17.20 m
4 S–2 Laut 22.80 m -18.60 m
Nilai SPT/ qc

N = 50
N > 60
Qc = 175 kg/cm2
Qc = 175 kg/cm2
4.4 DAYA DUKUNG TIANG PANCANG
4.4.1 Daya Dukung Aksial Tiang Pancang
1. BERDASARKAN KEKUATAN BAHAN

Bentuk penampang tiang pancang : PIPA BAJA mm D=


Diameter tiang pancang, D= mm t=
Tebal pipa baja, t= MPa fy =
Kuat leleh baja, fy = m
Panjang tiang pancang, L=

508
12.00
240
30.00
0.508
0.012
240000
0.0095
Luas penampang tiang pancang, A = p / 4 * [ D 2 - (D - t)2 ]
78.50
25.00
Berat baja,
wa= kN/ m3
Berat beton bertulang,
wc= kN/ m3

Berat tiang pancang pipa baja yang diisi beton bertulang,


W = A * L * w a+ p / 4 * (D - t)2 * L * w
p 167.20 kN
c ]=
Kapasitas dukung ultimit tiang pancang,
P = 0.60 * fy * A - 1.2 * W =
u p

Angka aman (Safety Factor) untuk bahan baja, SF=


Daya dukung tiang pancang, P= P / SF=
u

2. BERDASARKAN DATA BOR TANAH (SKEM PTON)


Berdasarkan hasil pengujian laboratorium diperoleh data sbb.

1162
1.50
774.64
No Kedalaman Jenis Lapisan c (kN/ m2)
u  
Tanah (kN/ m3) ( ... ▫ )
z (m)
1 z (m)
2

1 0.00 4.00 lanau pasir 9.00 9.962 0


2 4.00 8.50 pasir halus 18.00 9.962 0
3 8.50 12.00 pasir kasar 24.00 9.962 0
4 12.00 19.50 pasir kerikil, padat 32.00 11.784 0
5 19.50 30.00 gamping keras 34.00 15.712 25
a. Tahanan ujung
Tahanan ujung ultimit dihitung dengan rumus Terzaghi :
Pb = A * ( c * N +  * L * N + 0.3 *  * D * N )
b b c q

34.00
30.00
0.51
15.712
0.2027
25.00
c = Kohesi
b
tanah di bawah dasar tiang (kN/ m 2), c = b
kN/ m
L = Panjang tiang pancang, L=
D = Diameter tiang pancang, D=
 = Berat volume tanah di bawah dasar tiang, =

A m2

b = Luas tampang tiang pancang, A b =  / 4 * D2 =


Sudut gesek dalam tanah di bawah dasar tiang,  kN
Faktor daya dukung tanah menurut Thomlinson :
N = (228 + 4.3* ) / (40 -  )
c N= c

N = (40 + 5* ) / (40 -  )
q N=
q

N = (6* ) / (40 -  ) N =
Tahanan ujung ultimit tiang pancang :
Pb = A * ( c * N +  * L * N + 0.3 *  * D * N ) =
b b c q kN
m

k
P
a

(D - t)2 ] m2

167.20 kN

kN

kN
= kN/ m 2
mm
kN/ m3

=
 kN/ m2
22.37
11.00
10.00
1209.89
b. Tahanan gesek
Tahanan gesek ultimit menurut Skempton : P =  [ a * c * A ] a = faktor
s d u s d

c = Kohesi
u
tanah di sepanjang tiang (kN/ m 2)
A=Luas
s
permukaan dinding tiang (m 2).
Faktor adhesi untuk jenis tanah lempung pada tiang pancang yang nilainya tergantung dari
menurut Skempton, diambil: a = 0.2 + [ 0.98 ] cu
d

0.508
Diameter tiang pancang, D= m
Luas permukaan dinding segmen tiang, A =  * D * L 1 L1 =
s

tiang pancang yang ditinjau (m).


Perhitungan tahanan gesek ultimit tiang

No Kedalaman L1 A (m2)
s c (kN/ m2)
u a d P (kN)
s

z (m)
1 z (m)
2
(m)
1 0.00 4.00 4.0 6.3837 9.00 1.03 59.392
2 4.00 8.50 4.5 7.1817 18.00 0.90 115.714
3 8.50 12.00 3.5 5.5858 24.00 0.82 109.362
4 12.00 19.50 7.5 11.9695 32.00 0.72 277.264
5 19.50 30.00 10.5 16.7573 34.00 0.70 400.610
Tahanan gesek ultimit tiang, 962.343
P=a *c *A=
s d u s
962.343

c. Tahanan ultimit tiang pancang


Tahanan ultimit tiang pancang, P=P+P=
u b s 2172.23
Angka aman (Safety Factor), SF= 3
Daya dukung tiang pancang, P= P / SF=
u 724.08
3. BERDASARKAN HASIL UJI SONDIR (BAGEM ANN)

a. Tahanan ujung
Tahanan ujung nominal dihitung dengan rumus : P =*A *q
b b c

 = faktor reduksi nilai tahanan ujung nominal tiang,


A = luas ujung bawah tiang (m ),
2
b
q = tahanan penetrasi kerucut statis yang merupakan nilai rata-rata dihitung da
c

atas dasar tiang sampai 4.D di bawah dasar tiang (kN/ m 2),
a * c * A ] a = faktor adhesi
d u s d

nya tergantung dari nilai kohesi tanah,

= m
A =  * D * L1 L1 = panjang segmen
s

kN

kN

kN
rata-rata dihitung dari 8.D di
/ m 2),
0.51
0.2027
Diameter tiang pancang, D=
Luas tampang tiang pancang, A =  / 4 * D2 =
b

Tahanan penetrasi kerucut statis rata-rata dari 8.D di atas dasar s.d. 4.D di bawah das
175
17500
0.50
1773.476
tiang pancang, q=
ckg/ cm2 c
Faktor reduksi nilai tahanan ujung →
ultimit tiang, = kN
Tahanan ujung nominal tiang pancang :q = P =*A *q=
b b c P= [A*
s s

b. Tahanan gesek
Tahanan gesek nominal menurut Skempton dihitung dengan rumus : A= Luas
permukaan segmen dinding tiang (m 2).

f s 1
q = tahanan gesek kerucut statis rata-rata (kN/ m).
f

No Kedalaman L1 A (m2)
s q (kN/ m2)
f P (kN)
s

z (m)
1 z (m)
2
(m)
1 0.00 4.00 4.0 6.3837 5.00 31.92
2 4.00 8.50 4.5 7.1817 8.00 57.45
3 8.50 12.00 3.5 5.5858 11.00 61.44
4 12.00 19.50 7.5 11.9695 14.00 167.57
5 19.50 30.00 10.5 16.7573 18.00 301.63
P =  [ A * q ] = 620.02
s s f

c. Tahanan ultimit tiang pancang


Tahanan ultimit tiang pancang, P=P+P=
u b s 2393.49
Angka aman (Safety Factor), SF= 3
Daya dukung tiang pancang, P= P / SF= u 797.83

4. BERDASARKAN HASIL UJI SPT (M EYERHOFF)


Kapasitas ultimit tiang pancang secara empiris dari nilai N hasil pengujian SPT menurut
Meyerhoff dinyatakan dengan rumus :
P = 40 * N * A + Ň * A
u b b s (kN) dan harus uP = 380 * Ň * Ab (kN)
N = nilai SPT di sekitar dasar tiang, dihitung dari 8.D di atas ujung tiang sampai
b

4.D di bawah ujung tiang,


Ň = nilai SPT rata-rata di sepanjang tiang,

A = luas
b
dasar tiang (m2)
A= luas
s
selimut tiang (m2)
D= m
*D =
2
m2

.d. 4.D di bawah dasar

kN/ m2
kN
P=  [ A* q] A = * D* L
s s f

kN

kN
n SPT menurut

(kN)
sampai
Berdasarkan hasil pengujian SPT diperoleh data sbb.
No Kedalaman Nilai SPT L1 L*N
1

z (m)
1 z (m)
2
N (m)
1 0.00 4.00 7 4.0 28.0
2 4.00 8.50 26 4.5 117.0
3 8.50 12.00 34 3.5 119.0
4 12.00 19.50 46 7.5 345.0
5 19.50 30.00 50 10.5 525.0
30.0 1134.0
37.80
Nilai SPT rata-rata di sepanjang tiang, Ň =  L1* N / SL1 =
Nilai SPT di sekitar dasar tiang (8.D di atas dasar tiang s.d 4.D di bawah dasar tiang),
N=
b

Diameter tiang pancang, D= m


Panjang tiang pancang, L= m

50.00
0.508
30.00
0.2027
47.8779
2215.15
2911.34
2215.15
3
738.38
Luas dasar tiang pancang, A =  / 4 * D2 =
b

Luas selimut tiang pancang, A =*D*L=


s
m
P=
u

= kN
Pu < 380 * Ň * A = b kN
Kapasitas ultimit tiang pancang, P =
u kN
Angka aman (Safety Factor), SF=
Daya dukung tiang pancang, P= P / SF=
u kN

5. REKAP DAYA DUKUNG AKSIAL TIANG


No Uraian Daya Dukung Aksial Tiang Pancang P(kN)
1 Berdasarkan kekuatan bahan 774.64
2 Berdasarkan data bor tanah (Skempton) 724.08
3 Berdasarkan hasil uji sondir (Bagemann) 797.83
4 Berdasarkan hasil uji SPT (Meyerhoff) 738.38
Daya dukung aksial terkecil, P= 724.08
Diambil tahanan aksial tiang pancang, P =
ijin
720.00
kN kN
Tabel 4.5. Tahanan Aksial Tiang Pancang

No Uraian Daya Dukung Aksial Tiang Pancang Diameter Tiang Pancang (mm)
457 508 609
1 Berdasarkan kekuatan bahan 706.78 774.64 901.80
2 Berdasarkan data bor tanah (Skempton) 614.83 724.08 964.63
3 Berdasarkan hasil uji sondir (Bagemann) 664.34 797.83 1097.36
4 Berdasarkan hasil uji SPT (Meyerhoff) 652.05 738.38 917.39
Daya dukung aksial terkecil, kN P= 614.83 724.08 901.80
Diambil tahanan aksial tiang pancang, kN P =
ijin
610.00 720.00 900.00
m
m

* D2 = m2
2

= m
P = 40 * N * A + Ň * A
u b b s

= kN
=
= kN
g (mm)
609
901.80
964.63
1097.36
917.39
901.80
900.00
4.4.2 Daya Dukung Lateral Tiang Pancang
1. BERDASARKAN DEFLEKSI TIANG M AKSIM UM (BROM S)

Daya Dukung lateral tiang (H) kategori tiang panjang dihitung dengan persamaan :
H = y * k * D / [ 2 *  * ( e *  + 1 ) ] dengan,  = √ [ k * D / ( 4 * E * I ) ]
o h h p p

D = Diameter tiang pancang (m), D= m


t = tebal tiang pancang t= m
L = panjang tiang pancang (m), L= m

0.508
0.012
30.00
10750
2.1E+08
0.00030
0.10
0.006
0.14767
k = modulus
h
subgrade horisontal (kN/ m 3), k = h
E = modulus elastis tiang baja (kN/ m ), E=
2

p p
I = momen
p
inersia penampang (m4), Ip
= / 64 * [D4 - (D - t)4 ]=
e = Jarak beban lateral terhadap muka tanah (m), e=
y = defleksi tiang maksimum (m).
o y= o m
=
koefisien defleksi tiang,  = √ [k * D / ( 4 * E * I )] =
h p p m

4.43
*L= > 2.5 maka termasuk tiang panjang (OK)
Daya dukung lateral nominal tiang pancang,
H=y *k *D/[2* *(e*+1)]=
o h kN
2. BERDASARKAN M OM EN M AKSIM UM (BRINCH HANSEN)

109.33
Tegangan leleh baja, f=
y 240000
Tahanan momen, W = I / (D/ 2) =
p 0.00117
Momen maksimum, M=f*W=
y y 281.68
Kohesi tanah rata-rata di sepanjang tiang
No Kedalaman L
1 c (kN/
u c*L
u 1

z (m)
1 z (m)
2
(m) m2)
1 0.00 4.00 4.0 9.00 36.00
2 4.00 8.50 4.5 18.00 81.00
3 8.50 12.00 3.5 24.00 84.00
4 12.00 19.50 7.5 32.00 240.00
5 19.50 30.00 10.5 34.00 357.00
30.0 c * L =
u 1 798.00
L =
1

Kohesi tanah rata-rata, č = [ c * L ]/ L =


u u 1 1 26.6
f = H / [ 9 * č * D ] g = L - ( f + 1.5 * D )
u u pers.(1)
pers.(2)
M = H * ( e + 1.5 * D + 0.5 * f )
y u pers.(3)
M=9/4*D*č*g
y u
2 pers.(4)
dengan persamaan :
*D/(4*E*I)] p p

D= m
t= m
L= m

kN/ m3
kN/ m2
(D - t)4 ]= m4
e= m
y= o m
I )] =
p m

njang (OK)

40000 kN/
00117 m
m3
2

81.68 kNm
26.6 kN/
m2
f = 0.0082227 * H u

g= 29.24 -0.008223 * H u

g2 = 0.000068 *H 2
-0.480828 * H u + 854.86
u

9/4*D*c= u 30.404
M=
y H * ( 0.862
u 0.00411 * H ) u

M=
y 0.00411 *H 2
0.86200 * H u

M = 0.0020557
y *H 2
-14.6190 * H u 25991.012
u

0= 0.00206 *H 2
15.4810 * H u -25991.012
u

1413.568
11.623
9433.641
Dari pers.(1) :
Dari pers.(2) :
Dari pers.(3) :
Dari pers.(
Pers.kuad
Dari pers. kuadrat, diperoleh tahanan lateral ultimit, H= u

M = H * ( e + 1.5 * D + 0.5 * f
max u

M max > M y → Termasuk tiang panjang (OK)


Dari pers.(3) :

M=
y H*(
u 0.86 2 0.00411 * H ) u

281.68 = 0.00411 * H 2
0.86200 * H u

0= 0.00411 * H 2
+ 0.86200 * H -281.68
u u
177.132 kN
1.50
118.09 kN
Pers.kuadrat :
Dari pers. kuadrat, diperoleh tahanan lateral nominal, H= u

Angka aman untuk bahan baja, SF=


Daya dukung lateral tiang pancang, H = H / SF=u

3. REKAP TAHANAN LATERAL TIANG

No Uraian Tahanan Lateral Tiang Pancang H (kN)


1 Berdasarkan defleksi tiang maksimum (Broms) 109.33
2 Berdasarkan momen maksimum (Brinch Hansen) 118.09
Daya dukung lateral tiang terkecil, H= 109.33
Diambil daya dukung lateral tiang pancang, → H =
ijin
109.00
kN kN
Tabel 4.6. Tahanan Lateral Tiang Pancang

No Uraian Tahanan Lateral Tiang Pancang Diameter Tiang Pancang (mm)


457 508 609
1 Berdasarkan defleksi tiang maksimum (Broms) 88.15 109.33 157.97
2 Berdasarkan momen maksimum (Brinch Hansen) 101.97 118.09 151.45
Daya dukung lateral tiang terkecil, kN H= 88.15 109.33 151.45
Diambil daya dukung lateral tiang pancang, kN H =
ijin
88.00 109.00 151.00
Dari pers.(4) :
Pers.kuadrat :
t, H=f=
kN m kNm
u

e + 1.5 * D + 0.5 * f ) =

panjang (OK)

=
=
F=
ng (mm)
609
157.97
151.45
151.45
151.00
Tabel 4.7. Lampiran Bor Log Penyelidikan Tanah di Lokasi Kaimana
PT. ECOPLAN REKABUMI D B
O
INTERNASIONAL
R R
E

BORE No : BH-II ( DI DARAT ) I PROJECT : PEK. PERENCANAAN PELABUHAN M DRILLING RIG :


TO: 31.00 M .
Beginning
Ending
: 31-10-2015
: 01-11-2015
L PENYEBERANGAN FERRY KAIMANA
LOCATION : DESA COA DISTRIK KAIMANA
A TOTAL LENGTH OF DRILL
S ELEVATION HO : M
L Core Depth
T
Type of E ∑ N SPT Test
JA
PA
Scale Depth Thick R I Sample of Soil Layers
R N Penetration Test
N2+N3 N1 N2 N3 Standard
ec
(m) (m)
ness
(m)
S
o
y
S N in (%) Uds
L Spt
UDS
SPT
AASHTO D 30 Cm 15
USCS E in
15 15
in
ve O
m
ry I G 0
o
50 100 o (m) Standard
S
C
Blows Blows / cm
b R
0 0.00 0.00 ☼☼ : : :L Description : Silty Sand s
I N
1 1.10 1.10 ol
☼☼ : : :D Colour : Grey .
2 2.40 ≈ ≈ : : : Description L : Fine Gravelly Sand S
P
T V
3 ≈ ≈ : : :E Colour : Dark Grey P A
4
5
3.50 ≈ ≈ : : :S O T 2.0
0
I
O L
C G 1
2.5
0 A-3 / SP
N
5 2 2 3
U
E
R L 4.0 A-3 / SP B 11 4 5 6
0
I o 4.5
Y
G
o G
P s
0
E
R
A
T L O P
I o S T H
o P E
6 ≈ ≈ : : :
O Consistensy : Medium Dense s T 6 K
7 ≈ ≈ : : : N Plasticity : Non Plastic .
0 22 8
G S 2 0 E
P A-3 / SP N 10 12
W 6
8 ≈ ≈ : : : L Moist.Cont. : Medium TL 8.0 . A-3 / SP G 35 14 17 18
05 A-3 / SP
9 ≈ ≈ : : : = Description : Silty Sand o 8.5 0 G 12 4 5 7
10 ≈ ≈ : : : 0. Colour : Dark Grey 3o 0 I
11 ≈ ≈ : : : 6 s 10. N
00
12 ≈ ≈ : : : 5 10. E
M S 50 E
P 12. R
00
T

4
13 ≈ ≈ : : : Consistensy : Medium Dense L L 12.50
A-3 / SP 20 8 10 10
o o
14 13.50 10.00 ≈ ≈ : : : Plasticity : Non Plastic 14.00 o o
15 ≈ ≈ : : : Moist.Cont. : Medium sL s 14. A-3 / SP 40 17 19 21
50 A-3 / SP
16 ≈ ≈ : : : Description : Silty Sand o 16. 54 26 21 33
17 ≈ ≈ : : : Colour : Dark Grey S
o S A-3 / SP
00 43 18 20 23
18 ≈ ≈ : : : Consistensy : Dense P
s P 16. A-3 / SP 47 18 21 26
19 ≈ ≈ : : : T T 50 A-3 / SP
18. 56 24 26 30
20 ≈ ≈ : : : S 00
21 ≈ ≈ : : : 5
P 6 18.
50
22 ≈ ≈ : : : T 20.
23 ≈ ≈ : : : 00
7 20.
50
L 22.
o 00
o 22.
50
s

S
P
T

8
24 ≈ ≈ : : : Plasticity : Non Plastic L 24.00

Loos o
o
25 ≈ ≈ :
: : Moist.Cont. : Medium s
S 24. A-3 / SP 43 17 21 22
26 50 A-3 / SP
≈ ≈ :
: : P 26. 31 13 15 16
27 ≈ ≈ :
: : S
T 00 A-3 / SP 36 14 16 20
28 ≈ ≈ :
: : P 26. A-3 / SP 45 18 21 24
29 ≈ ≈ :
: : T
1
50
30 28.
≈ ≈ :
: : 2 00
31 31.00
17.50 ≈ ≈ : : : 9
L 28.
50 0
L
o 30.
o 00
o
s 30. 1
50
s 0
S
2
S
P 0
P
T
T 3
1 0
1
3
4
L0 0
L
o
LEGEND : ≡ : Clay :: : : ☼ ☼
Sand o
Un
: so : Standard PenetrationTest
≈ : Silt dist
s
: ● ●
○◦ Grav urb
ell S
ed :
S
P
Sa
P
T
mpl
T
e
1
1
4
L1
o
o
s

S
P
T

1
5
:

S
y
:
a
TO: 31.00 M .
L LENGTH OF DRILL f
ATION HO : M
r
JA
i
SPT Test PA
z
N Penetration Test
3 N1 N2 N3 Standard a
15 15 l in
in : ( Blows / 30 cm )

Blows / cm
S
a
n
u
s
i

L
u
b
i
s
:

I
r
10 12 .
14 17 18
4 5 7 H
i
d
a
y
a
t

10 10

17 19 21
26 21 33
18 20 23
18 21 26
24 26 30

50 60
Refee Rock
Or
ga
nic
1. .........................................................................................................................................8-1
8. PENYELIDIKAN TANAH DAN DAYA DUKUNG TIANG PANCANG 8-1
8.1 Umum 8-1
8.2 Kegiatan Penyelidikan Tanah 8-2
8.2.1 Pemboran Teknik 8-2
8.2.2 Standard Penetration Test (SPT) 8-3
8.2.3 Pengambilan Sample 8-3
8.2.4 Uji Sondir (Dutch Cone Penetration Test) 8-4
8.3 Hasil Penyelidikan Geologi Teknik 8-4
8.3.1 Lokasi Kegiatan Penyelidikan 8-4
8.3.2 Hasil Uji Sondir (Dutch Cone Penetration Test) 8-5
8.3.3 Kedalaman Lapisan Tanah Keras 8-5
8.4 Daya Dukung Tiang pancang 8-7
8.4.1 Daya Dukung Aksial Tiang Pancang 8-7
8.4.2 Daya Dukung Lateral Tiang Pancang 8-11

No table of figures entries found.


Tabel 8.1. Volume Kegiatan Penyelidikan Lapangan di Lokasi Kaimana 8-2
Tabel 8.2. Lokasi Titik Penyelidikan Tanah di Kaimana 8-4
Tabel 8.3. Kedalaman Pengujian dan Karakteristik Lapisan Tanah di Lokasi Kaimana 8-5
Tabel 8.4. Kedalaman Lapisan Tanah Keras di Lokasi Kaimana 8-6
Tabel 8.5. Tahanan Aksial Tiang Pancang 8-10
Tabel 8.6. Tahanan Lateral Tiang Pancang 8-12
Tabel 8.7. Lampiran Bor Log Penyelidikan Tanah di Lokasi Kaimana 8-13
1. .........................................................................................................................................8-1
8. PENYELIDIKAN TANAH DAN DAYA DUKUNG TIANG PANCANG 8-1
8.1 Umum 8-1
8.2 Kegiatan Penyelidikan Tanah 8-2
8.2.1 Pemboran Teknik 8-2
8.2.2 Standard Penetration Test (SPT) 8-3
8.2.3 Pengambilan Sample 8-3
8.2.4 Uji Sondir (Dutch Cone Penetration Test) 8-4
8.3 Hasil Penyelidikan Geologi Teknik 8-4
8.3.1 Lokasi Kegiatan Penyelidikan 8-4
8.3.2 Hasil Uji Sondir (Dutch Cone Penetration Test) 8-5
8.3.3 Kedalaman Lapisan Tanah Keras 8-5
8.4 Daya Dukung Tiang pancang 8-7
8.4.1 Daya Dukung Aksial Tiang Pancang 8-7
8.4.2 Daya Dukung Lateral Tiang Pancang 8-11

No table of figures entries found.


Tabel 8.1. Volume Kegiatan Penyelidikan Lapangan di Lokasi Kaimana 8-2
Tabel 8.2. Lokasi Titik Penyelidikan Tanah di Kaimana 8-4
Tabel 8.3. Kedalaman Pengujian dan Karakteristik Lapisan Tanah di Lokasi Kaimana 8-5
Tabel 8.4. Kedalaman Lapisan Tanah Keras di Lokasi Kaimana 8-6
Tabel 8.5. Tahanan Aksial Tiang Pancang 8-10
Tabel 8.6. Tahanan Lateral Tiang Pancang 8-12
Tabel 8.7. Lampiran Bor Log Penyelidikan Tanah di Lokasi Kaimana 8-13
8-2
8-4
8-5
8-6
8-10
8-12
8-13

Anda mungkin juga menyukai