BAB II
METODE PENYELIDIKAN GEOLOGI TEKNIK
2.1. UMUM
Metodologi pelaksanaan pekerjaan merupakan langkah–langkah dalam
penyelesaian pekerjaan Geoteknik sesuai dengan standart yang telah tertuang
dalam Kerangka Acuan Kerja, Metodologi ini dibuat berdasarkan dasar pemikiran,
analysa dan interpretasi dari pekerjaan lapangan untuk mencapai maksud dan
tujuan investigasi dengan menggunakan ruang lingkup yang telah ditentukan.
2.2. PENDEKATAN TEKNIS
Penyelidikan geologi dan geoteknik mengacu pada standar dan pedoman yang
dikeluarkan oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan Pengairan Departemen
Pekerjaan Umum. Dalam pelaksanaan, apabila tidak tersedia atau belum terbitnya
pedoman atau standar penyelidikan, maka metode penyelidikan mengacu pada
ASTM atau ISRM.
Pekerjaan pemboran inti dilaksanakan dalam rangka untuk mendapatkan data
geologi bawah permukaan dengan cara pengambilan contoh inti pada setiap
kedalaman lubang bor. Selama berlangsungnya pekerjaan pemboran inti juga
akan dilaksanakan pengujian Standard Penetration Test (SPT), pengujian
permeabilitas dan pengambilan contoh inti (UDS) pada tanah kohesif.
Pendekatan teknis pelaksanaan kegiatan yaitu berdasarkan studi literatur,
peraturan perundang-undangan, kebijakan dan peraturan pemerintah, serta
pelaksanaan pekerjaan yang sebelumnya sudah pernah dilaksanakan. Kemudian
melakukan analisa data dan kajian data teknis.
Secara umum, langkah pelaksanaan Pekerjaan Investigasi Geologi dan
Geoteknik, dapat dibagi menjadi beberapa bagian, yaitu:
1. Identifikasi awal, inventarisasi, dan pengumpulan data awal
a. Inventarisasi dan pengumpulan laporan terdahulu.
b. Melakukan kajian terhadap studi terkait yang pernah dilakukan.
c. Identifikasi secara detail dari scope pekerjaan.
2. Survey lapangan, pengukuran, dan penyelidikan geologi mektan
a. Melakukan survey awal yaitu studi meja dan Investigasi geologi
permukaan.
b. Investigasi pemboran inti.
- Mobilisasi dan demobilisasi alat bor.
- Pemboran inti (core drilling).
- Uji penetrasi srandar (SPT).
2-1
LAPORAN GEOLOGI
2-2
LAPORAN GEOLOGI
Project Investigation
Location :
Hole No :
Depth :
40
cm
110 Depth :
Gambar-2.1
cm Bentuk Core Box
2-3
LAPORAN GEOLOGI
Disamping itu drill log untuk lubang bor yang telah selesai disiapkan dalam suatu
format dan berisi antara lain : nama proyek, lokasi pemboran, nomor lubang bor,
koordinat dan elevasi lubang bor, kedalaman pemboran, diameter lubang, tipe
mesin boring, tanggal pemboran, nama operator, nama ahli geologi, jenis mata
bor, persentase core recovery dan RQD, pemerian geologi dan kedalaman muka
airtanah.
2.3.3. Standard Penetration Test
Standard Penetration Test dilakukan setiap kedalaman 2 m, dengan
menggunakan alat penumbuk/ Hammer berat 63,50 kg dilepas jatuh bebas
sepanjang 75 cm pada knocking, stang bor dikombinasikan dengan splitspon
sampler sebagai ujung yang ditumbuk. Penumbukan dilakukan sepanjang 45 cm,
penumbukan dilakukan per 15 cm, kemudian dicatat berapa kali tumbukan setiap
15 cm, sampai 3 kali pencatatan setiap 15 cm, hitungan 15 cm pertama diabaikan
karena diperkirakan tanah runtuhan dari dinding lubang, hitungan kedua dan
ketiga dijumlah berapa kali tumbukan dalam 30 cm.
Rumus : N= N2 + N3
30
Pada pemboan inti untuk mencegah terjadinya keruntuhan pada dinding lubang
bor dan untuk menjaga agar air pembilas tidak menghilang, maka pemasangan
pipa pelindung (casing pipe) diperlukan.
2.3.4. Uji Permeabilitas
Pada formasi batuan keras pengujian dilaksanakan dengan metoda water
pressure test (Lugeon test), sedangkan pada formasi lunak atau formasi yang
tidak terkonsolidasi dimana tidak memungkinkan untuk pemasangan packer, maka
pengujian dilaksanakan dengan metoda open-end test untuk pasir dan constant
head test untuk lempung.
Pengujian permeabilitas akan mengacu pada SNI 03-2411-1991.
Water Pressure Test (Lugeon Test)
Manometer (pressure gauge) dipasang pada bagian atas dari pipa injeksi dan
dibawah dari manipol dari pipa aliran masuk dan pipa aliran kembali. Muka
airtanah bila ada dan tinggi manometer dari permukaan tanah akan dicatat
untuk setiap pengujian.
Tekanan air pada setiap panjang pengujian diatur secara berurutan dalam 5
(lima) tahap yaitu : 40%, 70%, 100%, 70%, dan 40% dari tekanan maksimum
yang diijinkan. Dalam hal tekanan pengujian tidak dapat dicapai sedangkan
kapasitas pompa sesuai dengan yang dispesifikasikan, maka penerapan
tekanan pengujian dapat diturunkan.
Kuantitas air masuk pada setiap tahap tekanan dicatat setiap menit untuk
perioda pengamatan selama 10 menit.
Hasil dari water pressure test (WPT) dilaporkan dalam harga Lugeon dan
koefisien permeabilitas. Formula untuk mendapatkan harga Lugeon (Lu) dan
koefisien permeabilitas (K) adalah sebagai berikut :
2-4
LAPORAN GEOLOGI
Q L
K = -------------- sinh-1 ----- bila 10 r > L > r
2 xLxH r
dimana,
Lu : Harga Lugeon
K : Koefisien permeabilitas (cm/sec)
Q : Kuantitas air injeksi (cm3/min)
L : Panjang pengujian (cm)
r : Radius lubang bor (cm)
H : Total tinggi air pada kedalaman sampai pertengahan bagian yang
diuji (cm). H = Hp+H0
Hp : Tekanan pemompaan yang dalam satuan tinggi air (cm)
H0 : Tinggi tekanan statis yaitu dari pertengahan bagian yang diuji
sampai dengan manometer (cm). Bila muka airtanah lebih tinggi
dari pertengahan bagian yang diuji, maka H0 adalah tinggi dari
muka airtanah sampai ke manometer.
Laporan harian water pressure test dibuat dalam suatu format untuk setiap
panjang pengujian. Laporan berisi antara lain : tanggal pengujian, lokasi dan
nomor lubang bor, kedalaman muka airtanah yang diukur sebelum pemboran
pada hari tersebut dimulai, tinggi manometer dari permukaan tanah, panjang
pengujian, diameter lubang bor, tekanan pompa yang diterapkan beserta
kapasitas air injeksi yang dicatat setiap menit untuk perioda selama 10 menit,
harga Lugeon dan koefisien permeabilitas, dan nama personel pelaksana
pengujian.
Harga Lugeon (Lu) dan koefisien permeabilitas (K) hasil water pressure test
dimasukkan ke dalam drill log.
Open-End Test atau Opend Pipe Variable Head Test
Open-end variable head test dilakukan pada formasi dimana packer tidak
dapat dipasang dan yang kedap air seeperti lempung.
2-5
LAPORAN GEOLOGI
Pipa lindung diisi dengan air bersih sampai bagian permukaan, dan muka air
tersebut dibiarkan turun sampai waktu yang ditentukan didalam pipa
pelindung, kuantitas air yang dimasukkan ke dalam lubang diukur berapa liter
setiap 5 menit dan dicatat penurunan muka air berapa Cm.umumnya di
lakukan sampai 5 x test kemudian di rata rata.
Hasil pengujian dihitung sebagai koefisien permeabilitas dengan menerapkan
rumus sebagai berikut :
Rumus Falling Head Test
A H1
K = __________x log e _____
( t2 – t1) H2
Di mana :
K = Kelulusan air Cm/ detik
F = Intake faktor Liter/ detik
H1 = Tinggi muka air tanah waktu awal t 1 ( Cm )
H2 = Tinggi muka air tanah waktu penurunan t 2 ( Cm )
A = Luas lubang bor casing/ pipa dalam cm²
Q' L
K Ln cm/sec
2 L H r
dimana,
K : Koefisien permeabilitas (cm/sec)
Q : Kuantitas air injeksi (cm3/min)
r : Radius lubang bor (cm).
L : Panjang lubang yang di test ( cm )
H : Tinggi air dihitung dari muka air tanah ke permukaan cacing yang
nongol ke permukaan tanah.
Bila muka airtanah lebih tinggi dari dasar lubang bor, maka H adalah tinggi
dari muka airtanah ke permukaan air tetap di atas casing (cm).
Laporan harian pengujian dibuat dalam suatu format untuk setiap pengujian.
Laporan berisi informasi mengenai : tanggal pengujian, lokasi dan nomor
lubang bor, muka airtanah diukur sebelum dimulainya pemboran pada hari
tersebut, kedalaman sampai dasar lubang bor (kedalaman pengujian),
diameter lubang bor, nama personel pelaksana pengujian, tinggi permukaan
air tetap, kuantitas air injeksi yang dicatat setiap 5 menit untuk
mempertahankan permukaan air tetap, dan koefisien permeabilitas.
Koefisien permeabilitas (K) hasil open-end test dan constant head test harus
dimasukkan ke dalam drill log.
2-6
LAPORAN GEOLOGI
2-7
LAPORAN GEOLOGI
2-8