Pekerjaan Lapangan
a. Sumuran Uji :
Sumuran uji harus digali dengan ukuran panjang 2 m,lebar 1,5
m dan kedalaman sampai 3 m dibuat sebanyak 2 lokasi. Setiap
perubahan yang terjadi pada sumuran uji harus dicatat yaitu berupa
uraian jenis tanah,sifat-sifatnya serta kedalaman. Pengambilan
contoh tanah tergantung pada setiap sumur uji setidak-tidaknya 50
kg, Contoh tanah tersebut agar dijaga terhadap pengaruh panas
maupun air hujan, dan di beri label sesuai dengan nomor sumuran
uji, dan kemudian dikirim ke laboratorium untuk diadakan pengujian.
Apabila muka air tanah dijumpai atau batuan yang keras dan
sumuran uji tidak dapat mencapai kedalaman yang diinginkan maka
penggalian dapat di akhiri, dan kedalaman permukaan air tanah
dicatat. Selama penggalian sumuran uji penyedia jasa harus
menjaga supaya tidak longsor dan membahayakan pekerja. Setelah
selesai pengambilan contoh maupun pencatatan, sumuran uji harus
Permeabilitas
sebanyak
test,
pengujian
permeabilitas pada lubang bor. Untuk batuan dan tanah yang tidak
mudah runtuh pengujian permeabilitas harus dilaksanakan dengan
c.
ASTM.D.854-58.
Grain size Analysis
Grain size Analysis harus dilaksanakan untu uji kelolosan
butiran
d.
mengacu
pada
ASTM.D.136-46
dan
ASTM.D.422-72
Atterberg Limit
Atterberg Limit harus diaksanakan untu uji batas kelembaban/
liquid
e.
dengan
dengan
mengacu
pada
ASTM.D.423-66
dan
ASTM.D.4242-74.
Compaction Test
Untuk mendapatkan kepadatan yang maximum dan optimum
moisture content, maka compaction harus pada ASTM.D.698-
f.
70.
Triaxial Test CU pada contoh yang sudah dipadatkan
Pengujian Triaxial CU harus dilaksanakan plastisitas pada tanah
yang sudah dipadatkan dengan mengacu pada ASTM.D.4767-
g.
87.
Permeability Test pada contoh yang sudah dipadatkan.
Pengujian permeability untuk medapatkan nilai kelulusan air
pada tanah yang sudah dipadatkan dengan mengacu pada
h.
ASTM.D.2434-68.
Consolidation Test pada tanah yang sudah dipadatkan
Pengujian ini dilaksanakan pada tanah yang sudah dipadatkan
untuk mencari karakter volume penurunan pada proses saturasi
yang disebabkan oleh tekanan vertikal dan harus mengacu
pada ASTM.D.2435-70.
(3)
a.
Water Absorption
Pengujian ini untuk mendapatkan prosentase dari penyerapan
air pada mterial terhadap berat kering material dengan
b.
c.
d.
e.
No
Jenis Pengujian
A. Index Test
1
Natural Water Content
2
Specific Gravity
3
Grain Size Analysis
4
Atterberg Limit
5
Compaction Test
B. Engineering Properties
1
Pemadatan standard
2
Triaksial UU
3
Konsolidasi
4
Permeability
2. Metode Pelaksanaan
Satuan
Volume
sample
sample
sample
sample
sample
10
10
10
10
10
sample
sample
sample
sample
10
10
10
10
Ket
- Bentuk butir
- Warna
- Plastisitas
- Kadar air
berdasarkan
peta
yaitu:
(1)
gunakan
peraturan
dan
standar
(Interplate Eq)
Penyelidiklan rinci :
Ya
Sesar
aktif ?
Subduksi
sesar aktif
Pemboran vertikal dan miring
Tentukan pergerakan sesar
mm/thn
Tidak
Selesai
maka
diperlukan
penyelidikan
geologi
rinci
untuk
seismik,
atau
metoda
survai
magnetik
untuk
Penentuan
Intensitas
Desain
e.
Pendekatan Deterministik
Analisis bahaya gempa deterministik digunakan untuk
mengevaluasi magnitudo dari parameter goncangan gempa
(biasanya percepatan puncak di permukaan tanah dan respon
spektrum percepatan) pada suatu lokasi terhadap pengaruh
Mulai aktif yang berpotensi menimbulkan
semua sumber gempa
Pendekatan Deterministik
(MDE )
mencakup
Intensitas Puncak Di
Permukaan
Tanah/Batuan
permukaan tanah,
maka analisis
Di Suatu Lokasi (Koordinat)
Pendekatan Probabilistik
MDE)
sumber yang berada lebih dari 100 km (OBE
dari dan
lokasi
yang
ditinjau.
Penentuan Z, ac dan v :
Nilai Z (koef zona)
ac pada T=100, 5000, 10000 thn
Koreksi tanah v (batuan 0,8)
Selesai
dari
sumber
gempa
yang
potensial
Pendekatan Probabilistik
Dalam analisis bahaya gempa probabilistik diperhitungkan
kemungkinan keruntuhan sesar dan distribusi magnitudo gempa
secara probabilistik sesuai keruntuhan sesar untuk menentukan
intensitas
desain
goncangan
gempa
di
permukaan
tanah
g.
Pendekatan
dengan
Peta
Zona
Gempa Indonesia
Langkah-langkah
dengan
pendekatan
Peta
Zona
Gempa
2)
Tentukan
nilai
percepatan
gempa
dasar
ac
(g)
yang
terhadap
pengaruh
jenis
tanah
setempat
berdasarkan :
)a Perioda predominan dari perlapisan tanah, yang dibagi
dalam 4 kelompok yang diperlihatkan pada Tabel F.7.
)b Nilai perioda predominan dihitung dengan menggunakan
persamaan berikut :
Ts =
1,25 Tp
.....
..(4.11)
Tp = ni=1 (
4 Hi
)
Vsi
...(4.12)
dengan Vs dihitung menggunakan persamaan 4.8 atau 4.9,
atau diuji di laboratorium menggunakan uji kolom resonansi
(resonant column test), atau diuji di lapangan dengan uji
lubang silang (cross hole test).
Vs = 100 N1/3; untuk tanah kohesif
...
.(4.13)
Vs = 80 N1/3 ; untuk tanah nonkohesif .
......(4.14)
dengan :
Ts = Perioda predominan perlapisan tanah dengan regangan
besar waktu terjadi gempa (detik),
Tp =
Perioda
predominan
perlapisan
tanah
dengan
ke i (m/detik),
NSPT
Vs
= Jumlah lapisan.
Jenis Tanah
predominan
Ts(detik)
Batuan :
a) Massa
batuan
Koreksi
Fukushima dkk
Gambar 5.11
Ts 0,25
(v)
0,80
0,25 < Ts
1,00
terbentuk
sebelum Kuarter.
b) Lapisan
diluvial
di
atas
diluvial
di
atas
0,50
diluvial
di
atas
kurang dari 10 m.
Aluvium :
a) Lapisan
aluvial
0,50 < Ts
di
atas
0,75
1,10
kurang dari 25 m
b) Lapisan
aluvial
di
atas
Ts > 0,75
1,20
10 pkl/ 30 cm
penetrasi.
b) Lapisan tanah kohesif atau
lanauan
lunak
ditemukan
pekerjaan
harus
berusaha
keras
untuk
pengeboran
berupa
inti
berbentuk
batang
(core),
Nama Proyek
Nomor Lubang Bor
kedalaman Inti Bor
dilakukan
dengan
menjatuhkan
drive
hammer
diperoleh
hasil
yang
dihentikan
apabila
penetrasi
split
barrel
debit dan
dilakukan
waktu t.
sebagai berikut :
k = q/Fhe
Dengan penjelasan :
K
Koefisien permeabilitas
debit
factor intake
He
tinggi konstan
k=
A
A
H1
atauk
1n
FT
F (t 2 t 2) H 2
Dengan penjelasan :
K = koefisien permeabilitas tanah (cm/det)
A = luas penampang pipa casing
F = factor intake
T = basic time log
H1
H2
1n
H1
H2
head
ratio dalam kertas semilog.
Sebelum pengujian, akan dilakukan pengukuran kedalaman muka
air tanah di dalam lubang bor.
3) Metode Packer
Cara ini digunakan apabila ruas uji berupa formasi batuan.
Pengujian akan mengikuti prosedur SNI 03-2411-1991. Pengujian
dilakukan pada lubang bor dengan kedalaman yang telah
ditentukan. Panjang ruas uji bervariasi antara 1-5 m tergantung
pada kondisi batuan pada ruas uji.
Peralatan yang dipakai terdiri dari :
- Pompa air yang mampu menghasilkan debit tertentu secara
konstan pada tekanan yang dikehendaki.
- Meteran air yang telah dikalibrasi
- Manometer tekanan yang telah dikalibrasi
- Single packer atau double packer, jenis air pacher
Mechanical Pacher
- Selang udara atau tabung gas nitrogen bertekanan tinggi
- Stopwatch
Pengujian dilakukan dengan cara :
atau
(kg/cm )
Liter/menit
debit rata-rata
L/det
P1
q1 q2 q3 q4 q5
q1
P2
q1 q2 q3 q4 q5
q2
Pmax
q1 q2 q3 q4 q5
q3
P2
q1 q2 q3 q4 q5
q4
P1
q1 q2 q3 q4 q5
q5
Q
L
1n
2 I .H 2r
K=
Q
L
sinh
2 1.H
2r
(untuk L 10 r)
Dengan penjelasan :
K
10q
LH
Dengan penjelasan :
Lu
debit (lt/menit)
10
konstanta
memenuhi
survey/pencarian
kebutuhan
material
akan
konstruksi
material
akan
tersebut
dilakukan
maka
dengan
Transportasinya mudah
Kualitas baik
Volume mencukupi kebutuhan
Oleh karena itu sumuran uji (test pit) akan diprioritaskan sedekat
mungkin ke tubuh bendungan (terutama direncana daerah genangan).
Penggalian sumuran uji akan dilakukan secara manual (tenaga
manusia) dengan menggunakan peralatan cangkul, linggis, singkup,
keranjang serta meteran. Kedalaman galian dapat mencapai 3 (tiga)
meter atau, 5 (lima) meter bila dipandang memungkinkan.
Pekerjaan ini dianggap selesai apabila :
Mencapai batuan keras
Mencapai 0,5 m di bawah muka air tanah setempat
Runtuhan dinding galian tidak dapat diatasi
Dimensi sumuran uji yang diusulkan oleh Konsultan adalah 1,5 m x
1,5 m x D (D = kedalaman galian, m)
Dinding sumuran uji akan diobservasi dan dideskripsi oleh tenaga ahli
geologi teknik sesuai prosedur ASTM D-2488. Selanjutnya akan
dilakukan pengambilan contoh tanah terganggu (disturbed sample)
sebanyak 25 kg dengan cara mengikis dinding galian, memakai
cangkul atau singkup. Contoh tanah akan dimasukkan ke dalam
karung plastic dan diberi label :
Lokasi
Nomor test pit
Kedalaman contoh
Contoh tanah akan dibawa ke laboratorium untuk diuji sifat fisik dan
sifat teknisnya. Contoh pasir/kerikil akan diambil secara acak sesuai
kondisi lapangan dan diperlakukan sama seperti halnya contoh tanah.
Hasil pekerjaan sumuran uji/tes pit akan disajikan dalam format log
sumuran uji. Untuk contoh batu akan diambil dari quarry berupa
bongkah batu guna pengujian mekanika batuan/bahan.
2.7. Pengujian Laboratorium Mekanika Tanah & Batuan
W 2 W 3
x100%
W 3 W 1
2) Unit Weight
Pengujian yang dilakukan terhadap contoh tanah tak terganggu
(undorturbed sample) dengan cara sebagai berikut :
Persiapkan tabung (cincin) baja dan timbang beratnya = W1
Hitung volume ruang cincin baja tersebut = V
Tekan tabung (cincin) baja hingga masuk penuh ke dalam tanah
asli, kemudian diratakan kedua ujungnya
Timbang berat cincin tanah asli = W2
Unit Weight dapat dihitung sebagai berikut :
W 2 W1
penuh
4) Grainsize Analysis
Pengujian
Cu =
D60
D30
danCc
D10
D10 xD 60
6) Hidrometer
Untuk butiran halus yang lolos saringan no.200 (diameter butiran <
0,075) maka dipakai cara hydrometer untuk mengetahui distribusi
butirannya, dengan menggunakan hokum STOKE. Pada cara ini
tanah berbutir halus (butiran < 0,075mm) dicampur dengan air
sehingga terebentuk suspensi. Selanjutnya kecepatan pengendapan
butiran diamati dengan menggunakan hydrometerjar.
D=
18
Zr
ys yw t
Dengan penjelasan :
D=
y=
yw
Zr =
jarak
permukaan
suspensi
ke
titik
pusat
volume/gelembung hydrometer
t
GsV
ye(r rw) x100%
Gs 1Ws
Dengan penjelasan :
N
Gs
Ye
berat
volume
air
pada
temperature
kalibrasi
hydrometer
R
rw
yang
sama dengan suspensi
Hasil perhitungan disajikan dalam bentuk grafik gradasi (satu
kesatuan dengan kurva gradasi butiran kasar).
7) Atterberg Limits
Tanah berbutir halus dijumpai dalam berbagai kondisi dan hal ini
tergantung pada jumlah air di dalam tanah tersebut. Perilaku tanah
berbutir halus sangat dipengaruhi oleh jumlah air di dalam tanah
tersebut. Atterberg menentukan batas-batas perilaku tanah tersebut
dan dikenal sebagai Atterberg Limits. Penentuan batas-batas
8) Pemadatan (Compaction)
Dalam suatu proyek pengairan pemadatan tanah diperlukan untuk 3
(tiga) alasan :
Menurunkan permeabilitas
Hammer 2,5 kg
Timbangan
Oven listrik
Gelas ukur
9) Triaksial
Pengujian ini dilakukan untuk memperoleh kekuatan geser tanah.
Peralatan yang dipakai terdiri dari :
mesin pembebanan
panel tekanan
proving ring
stopwatch / arloji
Prosedur pengujian secara garis besarnya dapat dijelaskan sebagai
berikut:
Untuk Triaksial UU
o
-
Pasang
proving
ring
dan berikan
beban
dengan
Ulangi proses
ini untuk
o
-
ini
dimaksudkan
untuk
mengetahui
sifat-sifat
dengan
%lempungA
x100%
%lempungB
ini
dimaksudkan
untuk
mengetahui
keofisien
Permeameter
Reservoir air
Gelas ukur
QL
cm / det
tHA
Dengan penjelasan :
K =
koefisien permeabilitas
Q =
L =
A =
luas permeameter
H =
aL
h0
In
A(t1 t 0 h1
Dengan penjelasan :
a
to
t1
ho,h1
F
kg / cm
A
Dengan penjelasan :
c =
kuat tekan
beban runtuh
Water absorption