Oleh :
1507112119
A. Latar Belakang
Sungai Daik terletak di Kabupaten Lingga, kondisi sungai di sana masih asri
dan jarang dijamah manusia. Jika Sungai Daik ini dapat dimanfaatkan dan
dikelola dengan baik, maka bisa menjadi lokasi wisata yang ramah lingkungan.
Terutama bagi mereka yang menyukai lokasi-lokasi wisata alam yang masih
alami.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana profil muka air sungai Daik untuk berbagai kondisi banjir
rencana sebagai boundary condition di bagian hulu?
2. Seberapa besar debit puncak banjir rencana yang mampu ditampung
Sungai Daik?
E. Tinjauan Pustaka
E.1. Curah Hujan
Curah hujan (mm) merupakan ketinggian yang jatuh pada tempat yang datar
dengan asumsi tidak menguap, tidak meresap dan tidak mengalir. Curah hujan 1
(satu) mm adalah air hujan setinggi 1 (satu) mm yang jatuh atau tertampung pada
tempat yang datar seluas 1 m2 dengan asumsi tidak ada yang menguap, mengalir,
dan meresap. Curah hujan yang tinggi di wilayah tropik pada umumnya dihasilkan
dari proses konveksi dan pembentukan awan hujan panas. Pada dasarnya curah
hujan yang dihasilkan dari gerakan massa udara lembab ke atas. Agar terjadi
gerakan keatas, atmosfer harus dalam kondisi tidak stabil. Kondisi tidak stabil
terjadi dimana jika udara yang naik lembab dan lapse rate udara lingkungannya
berada antara lapse rate adiabatik kering dan lapse rate adiabatik jenuh [CITATION
Mul14 \l 1033 ].
Data curah hujan harian yang tercatat pada setiap stasiun pencatat adalah
data curah hujan terbesar dalam satu tahun pencatatan dengan tanggal dan bulan
yang mungkin saja berbeda pada setiap stasiun. Adapun tiga macam cara yang
umum digunakan dalam menghitung hujan rata-rata daerah antara lain metode
Rata-rata Aljabar, metode Poligon Thiessen, dan metode Isohyet [ CITATION
Sur04 \l 1033 ]
1. Rata-rata aljabar
∑ Pi
P 1+ P 2+ P 3+...+ Pn i−1
P= =
n n
Dimana:
P 1+ P 2+ P 3+...+ Pn i−1
∑ PiAi
P= = n
n
∑ Ai
i−1
Dimana:
3. Metode Isohyet
P 1+ P 2
P=
∑ [(
A
2 )]
∑A
Dimana:
Tujuan dari analisis frekuensi curah hujan ini adalah untuk memperoleh
curah hujan dengan beberapa perioda ulang. Pada analisis ini digunakan beberapa
metoda untuk memperkirakan curah hujan dengan periode ulang tertentu.
Metode ini hanya cocok digunakan untuk memeriksa data pengamatan yang
banyak, Persamaan yang digunakan adalah sebagai berikut [ CITATION Sur04 \l 1033
]:
( Ef −Of )2
x 2= ∑
Ef
dimana :
Nilai X2 yang terdapat ini harus lebih kecil dari nilai X2Cr (Chi-kuadrat
kritik) yang didapat dari tabel, untuk suatu derajat nyata tertentu (level of
significance), yang sering diambil sebesar 5%. Derajat kebebasan ini secara
umum dapat dihitung dengan : DK = k –(P + 1)
Dimana :
Untuk mengetahui apakah data tersebut benar sesuai dengan jenis selebaran
teoritis yang dipilih, perlu dilakukan pengujian lebih lanjut. Untuk keperluan
analisis uji kesesuaian dipakai uji kecocokan Smirnov-Kolmogorov. Uji
kecocokan Smirnov-Kolmogorov diperoleh dengan memplot data dan
probabilitasnya dari data yang bersangkutan, serta hasil perhitungan empiris
dalam bentuk grafis. Dari kedua hasil pengeplotan dapat diketahui penyimpangan
terbesar (∆ maksimum).
P ≤ ∆cr
Dimana :
X = X͞ + s.K
Dengan :
S = Deviasi standar,
n
1
X͞ = ∑ Xi
n i −1
s=
√ ∑ ( Xi− X͞
i−1
n−1
)2
Y Tr −Ȳn
k=
Sn
Dengan :
Tr−1
YTr=−ln −ln { Tr }
Dengan mensubstitusikan ketiga persamaan diatas diperoleh :
Y Tr−Ȳn
X Tr= X͞ + S
Sn
Atau
1
X Tr=b+ Y Tr
a
Dimana :
s YnS
a= ; b= X͞ .
Sn Sn
1
X =b+ XTr
a
S
1. Koefisien keragaman ( Cv )= ͞
X
a
2. Koefisien skewness ( Cs )=
S3
Dimana :
n
n
a= ∑ (Xi− X͞ )3
(n−1)(n−2) i−1
n2 ∑ ( Xi− X͞ )4
3. Koefisien kurtosis ( Ck )=
(n−1)(n−2)(n−3)S 4
Dimana :
S = Standar deviasi,
X͞ = Rata-rata hitung,
n = Jumlah data,
Xi = Data ke-i.
n Sn Yn
10 0.9496 0.4952
11 0.9676 0.4996
12 0.9833 0.5035
13 0.9971 0.507
14 1.0095 0.51
15 1.0206 0.5128
16 1.0316 0.5157
17 1.0411 0.5181
18 1.0493 0.5202
19 1.0565 0.522
20 1.0628 0.5236
∑ logXi
log X͞ = i=1
n
s=¿ ¿
5. Hitung logaritma hujan atau banjir dengan periode ulang T tahun dengan
rumus:
Re = Rt-d.Rt
Dengan :
C = Koefisien aliran
Rt = Ro (T1/t)2/3= Ro (5/T)2/3
Ro = R24/T1
Dengan :
Keterangan :
Dengan :
Tp= Tg + 0,8Tr
T0,3= α. Tg
Keterangan :
Tg = Log Time (selang waktu) dalam daerah aliran dalam satuan jam.
Besarnya Tg tergantung dari panjang sungai (L) dengan ketentuan sebagai
berikut:
Saluran terbuka merupakan saluran dimana muka air dibatasi oleh dinding
dan pada bagian muka air bebas. Sedangkan saluran tertutup merupakan seluruh
muka air dibatasi oleh dinding dan lazim disebut saluran pengaliran bertekanan.
E.5.1 Aliran
Aliran pada saluran terbuka maupun saluran tertutup yang mempunyai
permukaan bebas disebut aliran permukaan bebas (free surface flow) atau aliran
saluran terbuka (open channel flow). Permukaan bebas mempunyai tekanan yang
sama dengan tekanan atmosfir. Aliran permukaan bebas dapat diklasifikasikan
menjadi beberapa tipe tergantung kriteria yang digunakan. Berdasarkan perubahan
kedalaman dan atau kecepatan mengikuti waktu, maka aliran dibedakan menjadi
aliran permanen (steady) dan tidak permanen (unsteady), sedangkan berdasarkan
fungsi ruang aliran dapat dibedakan menjadi aliran seragam (uniform) dan aliran
tidak seragam (non-uniform) (Suripin, 2003).
Jika kecepatan aliran pada suatu titik tidak berubah terhadap waktu, maka
aliran tersebut merupakan aliran permanen atau tunak (steady). Apabila kecepatan
pada suatu lokasi tertentu berubah terhadap waktu, maka aliran tersebut
merupakan aliran tidak permanen atau tidak tunak (unsteady).
Jika kecepatan aliran pada suatu waktu tidak berubah sepanjang saluran
yang ditinjau, maka alirannya disebut seragam (uniform flow). Namun jika
kecepatan aliran pada saat tertentu berubah terhadap jarak, maka alirannya disebut
aliran tidak seragam (non-uniform flow).
V
Fr=
√g . h
Dengan :
E.5.2 Kecepatan
Kecepatan aliran dalam saluran biasanya sangat bervariasi dari satu titik ke
titik lainnya. Hal ini disebabkan karena adanya tegangan geser didasar dan di
dinding saluran serta keberadaan permukaan bebas. Akibat sulitnya menentukan
tegangan geser dan distribusi kecepatan dalam aliran turbulen, maka diguanakan
pendekatan empiris untuk menghitung kecepatan rata-rata. Rumus empiris yang
sering digunakan adalah persamaan Manning (Suripin, 2003) :
2 1
1
V = . R3 . S 2
n
Dimana :
2 2
dx
X =X 2 + X 1 =∫ dx=∫ dy
1 1 dy
Luas daerah yang diarsir yang terbentuk oleh lengkung, sumbu y dan
ordinat dx/dy adalah sama dengan nilai x yang sesuai dengan y1 dan y2. di dalam
perhitungan, x adalah jarak antara stasiun 1 dengan stasiun berikutnya, yang dicari
melalui bantuan grafik berupa daerah yang diarsir.
1. Data Primer, yaitu data yang diperoleh secara langsung dari responden
atau sumber data.
2. Data Sekunder, yaitu data yang diperoleh dari pihak-pihak lain yang
berhubungan dengan masalah penelitian.
MULAI
LITERATUR DATA
PEMBAHASAN
KESIMPULAN
SELESAI
Minggu ke
No Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8
1 Studi Literatur
2 Pengumpulan Data
3 Pengolahan Data
4 Analisis menggunakan Hec-Ras
5 Penyusunan Skripsi
Daftar Pustaka
Br, Sri Harto. (1993). Analisis hidrologi. Jakarta: Penerbit PT Gramedia Pustaka
Utama.