LAPORAN PRAKTIKUM
FAKULTAS TEKNIK
2020
LEMBAR PENGESAHAN
Telah diterima dan disahkan uji kadar air, berat isi, porositas, angka pori
tanah untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pengujian Mekanika Tanah
yang disusun oleh Kelompok 7.
Offering : A3-13GA
Prodi : S1 Teknik Sipil
Jurusan : Teknik Sipil
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena telah melimpahkan
rahmat, taufik, hidayah serta inayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan
laporan praktikum pengujian mekanika tanah tentang “Uji Batas-Batas Atterberg
Melalui Batas Cair, Batas Plastis, dan Batas Susut”.
Laporan ini dapat terselesaikan dengan baik berkat bantuan dan dukungan
dari berbagai pihak, untuk itu dalam kesempatan ini penyusun mengucapkan
terima kasih kepada :
1. Bapak Drs. Eko Setyawan, S.T, M.T selaku dosen pengampu Mata Kuliah
Pengujian Mekanika Tanah.
2. Orang tua yang selalu memberikan dukungan dan doa
3. Teman – teman yang telah memberikan dukungan dan arahan dalam
pembuatan proposal ini
4. Semua pihak yang telah membantu namun tidak dapat disebutkan satu
persatu.
Penyusun menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna., untuk
itu saran dan kritik yang membangun penyusun butuhkan demi kesempurnaan
laporan yang akan datang. Penyusun berharap semoga laporan ini dapat
bermanfaat bagi penyusun khususnya dan pembaca pada umumnya.
Penyusun
iii
DAFTAR ISI
Sampul i
Lembar Pengesahan ii
Daftar Isi iv
Daftar Tabel vi
Isi Laporan
2. Dasar Teori 1
7. Pembahasan 8
2. Dasar Teori 9
7. Pembahasan 14
iv
2. Dasar Teori 16
7. Pembahasan 22
Kesimpulan 23
Lampiran 25
Daftar Pustaka26
v
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Data Hasil Praktikum Liquid Limit 5
vi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Peralatan Praktikum Liquid Limit 2
vii
ISI LAPORAN
2. Dasar Teori
Apabila tanah sudah benar-benar kering maka tidak akan ada air
sama sekali dalam porinya. Keadaan semacam ini jarang ditemukan pada
tanah yang masih dalam keadaan asli lapangan. Air hanya dapat
dihilangkan sama sekali dari tanah apabila dilakukan dengan tindakan
khusus untuk maksud tersebut, misalnya dengan memanaskan di dalam
oven. Penyelidikan tanah yang memadai merupakan suatu pekerjaan
pendahuluan yang sangat penting pada perencanaan sebuah proyek. Oleh
sebab itu, perlu dilakukan pengujian kadar air pada tanah.
Kadar air adalah perbandingan antara berat air dalam contoh tanah
dengan berat butir. Kadar air didefinisikan sebagai perbandingan antar
berat air (Ww) dengan berat butiran (Ws) dalam tanah tersebut dan
dinyatakan dalam persen. Cara penetapan kadar air dapat dilakukan
dengan sejumlah tanah basah yang dikeringkan dalam oven dengan suhu
100C - 110C untuk waktu tertentu. Air yang hilang karena pengeringan
merupakan sejumlah air yang terkandung dalam tanah tersebut.
Tanah terdiri dari tiga unsur, yaitu: butiran tanah atau partikel
padat (solid), air (water) dan udara. Pedoman pengujian kadar air
mengikuti prosedur ASTM D-2216-71. Perhitungan kadar air dilakukan
dengan memasukkan data-data dari berat contoh tanah basah dan berat
1
contoh tanah kering dan untuk menghitung kadar air tanah dapat
dilakukan dengan menggunakan Persamaan dibawah ini.
w2−w3
W= ×100 %
w3−w1
Dimana :
W = kadar air yang dinyatakan dalam persen
w 1 = berat cawan
w 2 = berat cawan+berat tanah basah
w 3 = berat cawan+berat tanah kering
Kadar air tanah adalah konsentrasi air dalam tanah yang biasanya
dinyatakan dengan berat kering. Kadar air pada kapasitas lapang adalah
jumlah air yang ada dalam tanah sesudah kelebihan air gravitasi mengalir
keluar dan dengan nyata, biasanya dinyatakan dengan persentase berat.
Kadar air pada titik layu permanen adalah yang dinyatakan dengan
persentase berat kering. Pada saat daun tumbuhan yang terdapat dalam
tanah tersebut mengalami pengurangan kadar air secara permanen sebagai
akibat pengurangan persediaan kelembaban tana (Buckman dan Brady,
1982).
Kadar air dinyatakan dalam % volume, yaitu persentase volume
tanah.Cara ini memberikan keuntungan karena dapat memberikan
gambaran terhadap ketersediaan air bagi tumbuhan pada volume tertentu.
Cara penentuan kadar air dapat digolongkan dalam cara Gravimetrik,
tegangan dan hisapan, tumbuhan, listrik serta pembaruan neutron. Cara
Gravimetrik merupakan cara yang paling umum dipakai dimana dengan
cara ini tanah basah dikeringkan dalam oven pada suhu 100ºC-150ºC
untuk waktu tertentu. Air yang hilang karena proses pengeringan tersebut
merupakan sejumlah air yang terdapat dalam tanah basah.
(Hakim,dkk,1986).
Kadar air yang tersedia dalam tanah didasarkan pada kenyataan
bahwa jumlah air maksimum yang dapat disimpan dalam tanah adalah air
yang ditahan pada saat kapasitas lapang dimana tanaman hanya dapat
menurunkan kandungan air tanah sampai batas titik layu permanen. Atas
2
dasar itu maka jumlah air yang dapat ditahan antar kapasitas lapang dan
titik layu permanen serta kelebihan air yang terikat pada kapasitas lapang
tidak menguntungkan lagi bagi tanaman tingkat tinggi (Pairunan, dkk,
1997).
3. Maksud dan Tujuan
Adapun tujuan dari laporan kadar air tanah adalah sebagai berikut :
a. Mengetahui tahapan dalam menentukan nilai kadar air tanah
b. Menentukan nilai kadar air tanah yang dikandung oleh contoh tanah
atau agregat yang diambil dari lapangan.
3
6. Hasil Uji, Hitungan, dan Grafik
a. Data Hasil Praktikum :
b. Perhitungan
Rumus menghitung kadar air adalah
w2−w3
W= ×100 %
w3−w1
Dimana :
W = kadar air yang dinyatakan dalam persen
w 1 = berat cawan
w 2 = berat cawan+berat tanah basah
w 3 = berat cawan+berat tanah kering
Maka kadar air;
109,2−85,7
W= × 100 %
85,7−10,8
23,5
W= ×100 % = 31,38%
74,9
4
2. Kadar air dengan no.cawan ( H 3)
103,8−82,7
W= × 100 %
82,7−11,5
21,1
W= × 100 % = 29,63%
71,2
7. Pembahasan
Pada percobaan untuk menentukan kadar air kali ini masing-
masing dilakukan pengukuran dengan menggunakan 2 cawan yang
berbeda. Cawan yang akan digunakan dibersihkan dan diberi nomor,
kemudian ditimbang beratnya (W1). Saat ditimbang masing-masing berat
cawan (W1) ke-1 dan ke-2 yaitu 10,80 gram dan 11,50 gram. Lalu di
ambil sebagian sampel tanah yang akan dicari kadar airnya, dimasukkan
ke dalam masing-masing cawan dan ditimbang berat basahnya (W2) dan
diperoleh berat basahnya masing-masing sebesar 109,20 gram dan
103,80. gram. Setelah itu kedua cawan yang berisi contoh tanah
dimasukkan ke dalam oven selama 24 jam dengan suhu 110C. Setelah
itu, sampel tanah yang sudah dikeringkan dengan oven ditimbang lagi
sebagai berat kering (W3) dan diperoleh berat keringnya masing-masing
85,70 gram dan 82,70 gram. Berdasarkan hasil pengukuran tersebut
didapat kadar air dengan menggunakan rumus :
w2−w3
W= ×100 %
w3−w1
Dan diperoleh nilai kadar air yaitu cawan 1 (A3) sebesar 31,38 %
dan cawan 2 (H3) sebesar 29,63 %. Berdasarkan nilai kadar air diatas di
dapat perbandingan bahwa nilai kadar air dengan contoh tanah yang
sama tetapi pada cawan yang berbeda nilai kadar airnya tidak jauh
berbeda. Kadar air rata-rata dari kedua sampel tersebut yaitu 30,50 %.
Faktor kesalahan yang mungkin terjadi pada percobaan penentuan kadar
air kali ini yaitu sebagai berikut :
- Kesalahan dalam penimbangan dimana timbangan tidak dikalibrasi
dengan baik sehingga hasil yang diperoleh kurang akurat.
5
- Cawan yang digunakan belum bersih, atau masih ada air atau tanah yang
tertinggal di dalamnya, sehingga beratnya bertambah.
Macam Tanah Wc %
Pasir seragam 19-32
6
3. Maksud dan Tujuan
Pemeriksaan ini bertujuan untuk mendapatkan berat isi Tanah yang
merupakan perbandingan antara berat tanah basah dengan volume nya
dalam gr/cm3.
7
j) Bersihkan Alat yang sudah di gunakan.
2 44,1−109,1
W= =1,15 g cm−3
117,75
2 6 4,1−10 8 , 6
W= =1 ,33 g cm−3
117,75
7. Pembahasan
Berdasarkan hasil pengamatan yang diperoleh berat isi maupun
berat jenis tanah dari tanah yang diambil di Desa Sampang Agung Kec.
Kutorejo Kab. Mojokerto di peroleh hasil :
Hasil untuk berat isi sample T1 pada kedalaman 0-20 cm yaitu
8
1,15 gcm-³ sedangkan sample T2 pada kedalaman 20-40 cm
yaitu 1,33 gcm-³. Hal tersebut membuktikan bahwa tanah bertekstur
halus mempunyai porositas tinggi, berat tanah lebih ringan dan bahan
organik yang dapat memperkecil volume tanah dan memperbesar
porositas. Menurut (Buckman dan Brady, 2002) tanah dengan teksur
halus seperti lempung berdebu, liat dan lempung berliat mempunyai
berat isi lebih rendah dibandingkan tanah dengan tekstur pasir. Makin
padat suatu tanah makin tinggi berat isi, yang berarti makin sulit
meneruskan air (infiltrasi dan perkolasi) atau ditembus akar tanaman
(Hardjowigeno, 1992).
Nilai berat isi pada berbagai jenis tanah bervariasi, nilai ini
tergantung pada fraksi partikel penyusunnya. Perbedaan berat isi tanah
kedalaman 0-20 cm dan 20-40 cm disebabkan karena adanya faktorfaktor
yang mempengaruhi berat isi tanah yaitu kandungan bahan
organik, semakin tinggi bahan organiknnya maka tanah akan semakin
poros sehingga berat isinya menjadi rendah. Struktur tanah, tanah
yang mempunyai struktur yang mantap (lempeng) mempunyai (BI)
yang lebih tinggi daripada tanah yang mempunyai struktur yang
kurang mantap (remah). Pengolahan tanah, jika suatu tanah sering
diolah tanah tersebut memiliki berat isi yang tinggi daripada tanah
yang dibiarkan saja, dan didalam pengolahan tanah yang baik akan
meanghasilkan tanah yang baik pula. Agregasi tanah, agregasi
merupakan proses pembentukan agregrat-agregrat tanah dengan
terbentuknya agregat-agregat itu, tanah menjadi berpori-pori, sehingga
tanah menjadi gembur, dapat menyimpan dan mengalirkan udara dan
air. Agregat tanah memiliki ukuran yang lebih besar daripada
partikelpartikel tanah. (Hakim, 1986).
8. Kesimpulan
a. Uji Kadar Air Tanah
- Dari percobaan ini dapat diketahui langkah-langkah untuk
melakukan pengujian kadar air. Sehingga praktikan benar-benar
9
memahami cara mendapatkan nilai kadar air, bukan hanya melalui
teori dalam kelas tetapi juga melalui praktikum secara langsung.
Sehingga praktikan dapat mengaplikasikannya baik di dalam
kegiatan laboratorium maupun di lapangan.
10
9. Lampiran
(Gambar 2.3 Penimbangan Ring+Tanah) (Gambar 2.4 Mengoven dengan suhu 110°
selama 24 jam)
11
DAFTAR PUSTAKA
- Amri, Syaiful, dkk. 2018. Laporan Metodologi Penelitian Kadar Air Tanah –
Kadar Air. Makalah
- Agung. P, Candra, dkk. 2017. Laporan Praktikum Mekanika Tanah Pengujian
Berat Isi Tanah – Berat Isi. Makalah
- Wahyu, Ita, dkk. 2018. Laporan Praktikum Dasar Ilmu Tanah Berat Isi, Erat Jenis
Dan Angka Pori Tanah – Berat Isi. Makalah
12