Anda di halaman 1dari 19

UJI KADAR AIR, BERAT ISI,

POROSITAS, ANGKA PORI TANAH

LAPORAN PRAKTIKUM

UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH

PENGUJIAN MEKANIKA TANAH

Yang diampu oleh Drs. Eko Setyawan, S.T, M.T

Disusun Oleh kelompok 7 :

Adi Susetyo HP (190523648043)

Afi Layyina Afida (190523648078)

Delya Umara Fazaarani (190523648070)

PROGRAM STUDI S1-TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

2020
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH

Telah diterima dan disahkan uji kadar air, berat isi, porositas, angka pori
tanah untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pengujian Mekanika Tanah
yang disusun oleh Kelompok 7.

Anggota : Adi Susetyo HP (190523648043)

Afi Layyina Afida (190523648078)

Delya Umara Fazaarani (190523648070)

Offering : A3-13GA
Prodi : S1 Teknik Sipil
Jurusan : Teknik Sipil

Jawa Timur, 30 September 2020


Dosen Pembimbing

Drs. Eko Setyawan, S.T., M.T.


NIP. 19600818 198603 1 003

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena telah melimpahkan
rahmat, taufik, hidayah serta inayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan
laporan praktikum pengujian mekanika tanah tentang “Uji Batas-Batas Atterberg
Melalui Batas Cair, Batas Plastis, dan Batas Susut”.

Laporan ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengujian


Mekanika Tanah pada Fakultas Teknik Program Studi S1 Teknik Sipil Universitas
Negeri Malang.

Laporan ini dapat terselesaikan dengan baik berkat bantuan dan dukungan
dari berbagai pihak, untuk itu dalam kesempatan ini penyusun mengucapkan
terima kasih kepada :

1. Bapak Drs. Eko Setyawan, S.T, M.T selaku dosen pengampu Mata Kuliah
Pengujian Mekanika Tanah.
2. Orang tua yang selalu memberikan dukungan dan doa
3. Teman – teman yang telah memberikan dukungan dan arahan dalam
pembuatan proposal ini
4. Semua pihak yang telah membantu namun tidak dapat disebutkan satu
persatu.

Penyusun menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna., untuk
itu saran dan kritik yang membangun penyusun butuhkan demi kesempurnaan
laporan yang akan datang. Penyusun berharap semoga laporan ini dapat
bermanfaat bagi penyusun khususnya dan pembaca pada umumnya.

Malang, 30 September 2020

Penyusun

iii
DAFTAR ISI

Sampul i

Lembar Pengesahan ii

Kata Pengantar iii

Daftar Isi iv

Daftar Tabel vi

Daftar Gambar vii

Isi Laporan

A. Batas Cair (Liquid Limit)

1. Judul / Jenis Pengujian 1

2. Dasar Teori 1

3. Maksud dan Tujuan 2

4. Alat dan Bahan yang Digunakan 2

5. Cara / Langkah Kerja 3

6. Hasil Uji, Hitungan, dan Grafik 4

7. Pembahasan 8

B. Batas Plastis (Plastic Limit)

1. Judul / Jenis Pengujian 9

2. Dasar Teori 9

3. Maksud dan Tujuan 10

4. Alat dan Bahan 10

5. Cara / Langkah Kerja 11

6. Hasil Uji, Hitungan, dan Grafik 12

7. Pembahasan 14

C. Batas Susut (Shrinkage Limit)

1. Judul / Jenis Pengujian 16

iv
2. Dasar Teori 16

3. Maksud dan Tujuan 18

4. Alat dan Bahan 18

5. Cara / Langkah Kerja 19

6. Hasil Uji, Hitungan, dan Grafik 21

7. Pembahasan 22

Kesimpulan 23

Lampiran 25

Daftar Pustaka26

v
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Data Hasil Praktikum Liquid Limit 5

Tabel 2 Pengolahan Data Hasil Praktikum Liquid Limit 5

Tabel 3 Nilai Grafik Data Praktikum Liquid Limit 6

Tabel 4 Pengolahan Data Praktikum Liquid Limit 7

Tabel 5 Data Hasil Praktikum Plastic Limit 12

Tabel 6 Pengolahan Data Praktikum Plastic Limit 13

Tabel 7 Hubungan Persentase Susut Atterberg, Susut Linier dengan Derajat


Mengembang 18

Tabel 8 Data Hasil Praktikum Shrinkage Limit 21

Tabel 9 Pengolahan Data Praktikum Shrinkage Limit 22

vi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Peralatan Praktikum Liquid Limit 2

Gambar 2 Membuat Celah dengan Grooving Tool 3

Gambar 3 Tanah yang Merapat Sepanjang ½ inch 4

Gambar 4 Grafik untuk Menentukan Liquid Limit 6

Gambar 5 Plasticity Chart 10

Gambar 6 Typical Attergberg Limits for Soils 10

Gambar 7 Definisi Shrinkage Limit 17

Gambar 8 Shrinkage Limits Test 18

Gambar 9 Peralatan praktikum shrinkage limit. a) shrinkage limit, b) coated dish,


c) Air Raksa 19
Gambar 10 Proses Sub-merging Soil Cake 20

vii
ISI LAPORAN

A. Batas Cair (Liquid Limit)


1. Judul / Jenis Pengujian
Uji Kadar Air Tanah

2. Dasar Teori

Tanah didefinisikan sebagai material yang terdiri dari butiran


mineralmineral padat yang tidak tersementasi satu sama lainnya serta
terletak di atas batuan dasar. Ikatan antar butiran relatif lemah disebabkan
karena adanya ruang (rongga) diantara partikel-partikel butiran tanah.
Ruang tersebut dapat berisi air, udara ataupun keduanya.

Apabila tanah sudah benar-benar kering maka tidak akan ada air
sama sekali dalam porinya. Keadaan semacam ini jarang ditemukan pada
tanah yang masih dalam keadaan asli lapangan. Air hanya dapat
dihilangkan sama sekali dari tanah apabila dilakukan dengan tindakan
khusus untuk maksud tersebut, misalnya dengan memanaskan di dalam
oven. Penyelidikan tanah yang memadai merupakan suatu pekerjaan
pendahuluan yang sangat penting pada perencanaan sebuah proyek. Oleh
sebab itu, perlu dilakukan pengujian kadar air pada tanah.

Kadar air adalah perbandingan antara berat air dalam contoh tanah
dengan berat butir. Kadar air didefinisikan sebagai perbandingan antar
berat air (Ww) dengan berat butiran (Ws) dalam tanah tersebut dan
dinyatakan dalam persen. Cara penetapan kadar air dapat dilakukan
dengan sejumlah tanah basah yang dikeringkan dalam oven dengan suhu
100C - 110C untuk waktu tertentu. Air yang hilang karena pengeringan
merupakan sejumlah air yang terkandung dalam tanah tersebut.

Tanah terdiri dari tiga unsur, yaitu: butiran tanah atau partikel
padat (solid), air (water) dan udara. Pedoman pengujian kadar air
mengikuti prosedur ASTM D-2216-71. Perhitungan kadar air dilakukan
dengan memasukkan data-data dari berat contoh tanah basah dan berat

1
contoh tanah kering dan untuk menghitung kadar air tanah dapat
dilakukan dengan menggunakan Persamaan dibawah ini.

w2−w3
W= ×100 %
w3−w1
Dimana :
W = kadar air yang dinyatakan dalam persen
w 1 = berat cawan
w 2 = berat cawan+berat tanah basah
w 3 = berat cawan+berat tanah kering
Kadar air tanah adalah konsentrasi air dalam tanah yang biasanya
dinyatakan dengan berat kering. Kadar air pada kapasitas lapang adalah
jumlah air yang ada dalam tanah sesudah kelebihan air gravitasi mengalir
keluar dan dengan nyata, biasanya dinyatakan dengan persentase berat.
Kadar air pada titik layu permanen adalah yang dinyatakan dengan
persentase berat kering. Pada saat daun tumbuhan yang terdapat dalam
tanah tersebut mengalami pengurangan kadar air secara permanen sebagai
akibat pengurangan persediaan kelembaban tana (Buckman dan Brady,
1982).
Kadar air dinyatakan dalam % volume, yaitu persentase volume
tanah.Cara ini memberikan keuntungan karena dapat memberikan
gambaran terhadap ketersediaan air bagi tumbuhan pada volume tertentu.
Cara penentuan kadar air dapat digolongkan dalam cara Gravimetrik,
tegangan dan hisapan, tumbuhan, listrik serta pembaruan neutron. Cara
Gravimetrik merupakan cara yang paling umum dipakai dimana dengan
cara ini tanah basah dikeringkan dalam oven pada suhu 100ºC-150ºC
untuk waktu tertentu. Air yang hilang karena proses pengeringan tersebut
merupakan sejumlah air yang terdapat dalam tanah basah.
(Hakim,dkk,1986).
Kadar air yang tersedia dalam tanah didasarkan pada kenyataan
bahwa jumlah air maksimum yang dapat disimpan dalam tanah adalah air
yang ditahan pada saat kapasitas lapang dimana tanaman hanya dapat
menurunkan kandungan air tanah sampai batas titik layu permanen. Atas

2
dasar itu maka jumlah air yang dapat ditahan antar kapasitas lapang dan
titik layu permanen serta kelebihan air yang terikat pada kapasitas lapang
tidak menguntungkan lagi bagi tanaman tingkat tinggi (Pairunan, dkk,
1997).
3. Maksud dan Tujuan
Adapun tujuan dari laporan kadar air tanah adalah sebagai berikut :
a. Mengetahui tahapan dalam menentukan nilai kadar air tanah
b. Menentukan nilai kadar air tanah yang dikandung oleh contoh tanah
atau agregat yang diambil dari lapangan.

4. Alat dan Bahan


a. Alat
 Cawan kadar air
 Timbangan dengan ketelitian 0,01 gr
 Oven
 Sendok
b. Bahan
 Sampel tanah

5. Cara / Langkah Kerja


1. Ditimbang cawan yang akan dipakai lalu tutupnya diberi nomor/tanda.
2. Dimasukkan benda uji yang akan diperiksa (dicari kadar airnya)
kedalam cawan tersebut lalu tutup.
3. Ditimbang cawan yang telah berisi benda uji tersebut.
4. Dimasukkan ke dalam oven yang suhunya telah diatur 110˚C selama
24 jam sehingga beratnya konstan (tutup cawan dibuka).
5. Setelah dikeringkan dalam oven, cawan tersebut lalu dimasukkan ke
dalam desikator agar cepat dingin. Setelah dingin, timbang kembali
cawan yang telah berisi tanah kering tersebut.
6. Dilakukan percobaan sebanyak 2 (dua) kali, agar diperoleh kadar
rataratanya.

3
6. Hasil Uji, Hitungan, dan Grafik
a. Data Hasil Praktikum :

Tabel 1 Data Hasil Praktikum Kadar air

b. Perhitungan
Rumus menghitung kadar air adalah

w2−w3
W= ×100 %
w3−w1
Dimana :
W = kadar air yang dinyatakan dalam persen
w 1 = berat cawan
w 2 = berat cawan+berat tanah basah
w 3 = berat cawan+berat tanah kering
Maka kadar air;

1. Kadar air dengan no.cawan ( A3)

109,2−85,7
W= × 100 %
85,7−10,8
23,5
W= ×100 % = 31,38%
74,9

4
2. Kadar air dengan no.cawan ( H 3)

103,8−82,7
W= × 100 %
82,7−11,5
21,1
W= × 100 % = 29,63%
71,2
7. Pembahasan
Pada percobaan untuk menentukan kadar air kali ini masing-
masing dilakukan pengukuran dengan menggunakan 2 cawan yang
berbeda. Cawan yang akan digunakan dibersihkan dan diberi nomor,
kemudian ditimbang beratnya (W1). Saat ditimbang masing-masing berat
cawan (W1) ke-1 dan ke-2 yaitu 10,80 gram dan 11,50 gram. Lalu di
ambil sebagian sampel tanah yang akan dicari kadar airnya, dimasukkan
ke dalam masing-masing cawan dan ditimbang berat basahnya (W2) dan
diperoleh berat basahnya masing-masing sebesar 109,20 gram dan
103,80. gram. Setelah itu kedua cawan yang berisi contoh tanah
dimasukkan ke dalam oven selama 24 jam dengan suhu 110C. Setelah
itu, sampel tanah yang sudah dikeringkan dengan oven ditimbang lagi
sebagai berat kering (W3) dan diperoleh berat keringnya masing-masing
85,70 gram dan 82,70 gram. Berdasarkan hasil pengukuran tersebut
didapat kadar air dengan menggunakan rumus :

w2−w3
W= ×100 %
w3−w1
Dan diperoleh nilai kadar air yaitu cawan 1 (A3) sebesar 31,38 %
dan cawan 2 (H3) sebesar 29,63 %. Berdasarkan nilai kadar air diatas di
dapat perbandingan bahwa nilai kadar air dengan contoh tanah yang
sama tetapi pada cawan yang berbeda nilai kadar airnya tidak jauh
berbeda. Kadar air rata-rata dari kedua sampel tersebut yaitu 30,50 %.
Faktor kesalahan yang mungkin terjadi pada percobaan penentuan kadar
air kali ini yaitu sebagai berikut :
- Kesalahan dalam penimbangan dimana timbangan tidak dikalibrasi
dengan baik sehingga hasil yang diperoleh kurang akurat.

5
- Cawan yang digunakan belum bersih, atau masih ada air atau tanah yang
tertinggal di dalamnya, sehingga beratnya bertambah.

B. Batas Cair (Liquid Limit)


1. Judul / Jenis Pengujian
Uji Kadar Air Tanah
2. Dasar Teori

Menurut Lembaga Penelitian Tanah (1979), definisi berat isi tanah


adalah berat tanah utuh (undisturbed) dalam keadaan kering dibagi
dengan volume tanah, dinyatakandalam g/cm3 (g/cc). Nilai berat isi
tanah sangat bervariasi antara satu titik dengan titik lainnya karena
perbedaan kandungan bahan organik, tekstur tanah, kedalaman
tanah,jenis fauna tanah, dan kadar air tanah (Agus et al. 2006).

Tabel 2.1 Nilai Wc untuk tanah keadaan tanah asli lapangan

Macam Tanah Wc %
Pasir seragam 19-32

Pasir berbutir campuran 16-25

Tanah liat lunak 70-110


Sumber :Hary Christiady, Mekanika Tanah 1, 1992

Bobot isi tanah (Bulk Density) adalah ukuran pengepakan atau


kompresi partikel-partikel tanah (pasir, debu, dan liat). Bobot isi tanah
bervariasi bergantung pada kerekatan partikel-partikel tanah itu. Bobot isi
tanah dapat digunakan untuk menunjukkan nilai batas tanah dalam
membatasi kemampuan akar untuk menembus (penetrasi) tanah, dan
untuk pertumbuhan akar tersebut (Pearson et al., 1995).

Berat isi merupakan suatu sifat tanah yang menggambarkan taraf


kemampatan tanah. Tanah dengan kemampatan tinggi dapat mempersulit
perkembangan perakaran tanaman, pori makro terbatas dan penetrasi air
terhambat (Darmawijaya, 1997).

6
3. Maksud dan Tujuan
Pemeriksaan ini bertujuan untuk mendapatkan berat isi Tanah yang
merupakan perbandingan antara berat tanah basah dengan volume nya
dalam gr/cm3.

4. Alat dan Bahan


a. Alat :
 Ekstruder
 Stick met atau Spatula
 Timbangan analitik dengan ketelitian 0,01 gram
 Jangka Sorong atau kantilever
b. Bahan :
 Tanah Lembab atau Basah secukupnya

5. Cara / Langkah Kerja


a) Siapkan Alat dan Bahan.
b) Timbang Ring dalam keadaan bersih atau kosong (W1) dengan
ketelitian 0,01 gram.
c) Hitung diameter dan tinggi menggunakan jangka sorong dengan
ketelitian 0,01 cm, dan hitung volumenya.
d) Masukan Benda uji (Tanah lembab) kedalam ring dengan stick met
dan tekan dengan jari sampai ring terisi penuh.
e) Ratakan kedua permukaan ring atas dan bawah, lalu bersihkan bagian
luar ring dari sisa tanah yang masih menempel.
f) Timbang ring yang telah terisi benda uji (W2) dengan ketelitian
timbangan yang sama dengan penimbangan sebelumnya.
g) Hitung Volume Tanah (V)
h) Hitung berat tanah W = W2 – W1
i) Berat isi tanah dapat dihitung dengan rumus :

Berat Kering Tanah Oven


BI= g cm−3
Vol tanah

7
j) Bersihkan Alat yang sudah di gunakan.

6. Hasil Uji, Hitungan, dan Grafik


Tabel 2.2 Data hasil praktikum berat isi

6.1 Berat isi tanah T1(0-20)

Berat Kering Tanah Oven A−B


BI= =
Vol tanah C

2 44,1−109,1
W= =1,15 g cm−3
117,75

6.2 Berat isi tanah T2(20-40)

Berat Kering Tanah Oven A−B


BI= =
Vol tanah C

2 6 4,1−10 8 , 6
W= =1 ,33 g cm−3
117,75

7. Pembahasan
Berdasarkan hasil pengamatan yang diperoleh berat isi maupun
berat jenis tanah dari tanah yang diambil di Desa Sampang Agung Kec.
Kutorejo Kab. Mojokerto di peroleh hasil :
Hasil untuk berat isi sample T1 pada kedalaman 0-20 cm yaitu

8
1,15 gcm-³ sedangkan sample T2 pada kedalaman 20-40 cm
yaitu 1,33 gcm-³. Hal tersebut membuktikan bahwa tanah bertekstur
halus mempunyai porositas tinggi, berat tanah lebih ringan dan bahan
organik yang dapat memperkecil volume tanah dan memperbesar
porositas. Menurut (Buckman dan Brady, 2002) tanah dengan teksur
halus seperti lempung berdebu, liat dan lempung berliat mempunyai
berat isi lebih rendah dibandingkan tanah dengan tekstur pasir. Makin
padat suatu tanah makin tinggi berat isi, yang berarti makin sulit
meneruskan air (infiltrasi dan perkolasi) atau ditembus akar tanaman
(Hardjowigeno, 1992).
Nilai berat isi pada berbagai jenis tanah bervariasi, nilai ini
tergantung pada fraksi partikel penyusunnya. Perbedaan berat isi tanah
kedalaman 0-20 cm dan 20-40 cm disebabkan karena adanya faktorfaktor
yang mempengaruhi berat isi tanah yaitu kandungan bahan
organik, semakin tinggi bahan organiknnya maka tanah akan semakin
poros sehingga berat isinya menjadi rendah. Struktur tanah, tanah
yang mempunyai struktur yang mantap (lempeng) mempunyai (BI)
yang lebih tinggi daripada tanah yang mempunyai struktur yang
kurang mantap (remah). Pengolahan tanah, jika suatu tanah sering
diolah tanah tersebut memiliki berat isi yang tinggi daripada tanah
yang dibiarkan saja, dan didalam pengolahan tanah yang baik akan
meanghasilkan tanah yang baik pula. Agregasi tanah, agregasi
merupakan proses pembentukan agregrat-agregrat tanah dengan
terbentuknya agregat-agregat itu, tanah menjadi berpori-pori, sehingga
tanah menjadi gembur, dapat menyimpan dan mengalirkan udara dan
air. Agregat tanah memiliki ukuran yang lebih besar daripada
partikelpartikel tanah. (Hakim, 1986).

8. Kesimpulan
a. Uji Kadar Air Tanah
- Dari percobaan ini dapat diketahui langkah-langkah untuk
melakukan pengujian kadar air. Sehingga praktikan benar-benar

9
memahami cara mendapatkan nilai kadar air, bukan hanya melalui
teori dalam kelas tetapi juga melalui praktikum secara langsung.
Sehingga praktikan dapat mengaplikasikannya baik di dalam
kegiatan laboratorium maupun di lapangan.

- Dari percobaan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa


kadar air rata-rata pada sampel tanah adalah 30,50 %. Hal ini
menunjukan bahwa kadar air dari sampel tanah cukup tinggi.
b. Uji Berat Isi Tanah
- Berat isi adalah semakin tinggi bulk density pada suatu tanah maka
partikel density tanah tersebut akan rendah.
- Perbedaan Berat Isi Tanah disebabkan karena adanya faktor-faktor
yang mempengaruhi berat isi tanah Kandungan bahan organik.
Semakin tinggi kandungan bahan organiknya maka tanah akan
semakin poros sehingga Berat isinya menjadi rendah.
- Dari percobaan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa
kadar air rata-rata pada sampel tanah adalah 1,24 g cm−3. Hal ini
menunjukan bahwa kadar air dari sampel tanah cukup tinggi

10
9. Lampiran

(Gambar 2.1 Penimbangan Ring) (Gambar 2.2 Penimbangan Ring)

(Gambar 2.3 Penimbangan Ring+Tanah) (Gambar 2.4 Mengoven dengan suhu 110°

selama 24 jam)

11
DAFTAR PUSTAKA

- Amri, Syaiful, dkk. 2018. Laporan Metodologi Penelitian Kadar Air Tanah –
Kadar Air. Makalah
- Agung. P, Candra, dkk. 2017. Laporan Praktikum Mekanika Tanah Pengujian
Berat Isi Tanah – Berat Isi. Makalah
- Wahyu, Ita, dkk. 2018. Laporan Praktikum Dasar Ilmu Tanah Berat Isi, Erat Jenis
Dan Angka Pori Tanah – Berat Isi. Makalah

12

Anda mungkin juga menyukai