3.3.1 Definisi
Zat organik yang terkandung dalam agregat halus umumnya berasal dari
penghancuran zat-zat tumbuhan, terutama yang berbentuk humus dan Lumpur organk.
Zat organik yang merugikan diantaranya gula, minyak dan lemak. Gula dapat
menghambat pengikatan semen dan pengembangan kekuatan beton, sedangkan
minyak dan lemak dapat mengurangi daya ikat semen. Oleh sebab itu diperlukan
pengujianagregat untuk menentukan bisa tidaknya agregat digunakan dalam campuran
pembuatan beton.
Salah satu cara untuk menguji adanya zat organic dalam agregat halus adalah
dengan cara kalori meter. Pada pengukuran calorimeter, zat organic dinetralkan
dengan larutan NaOH 3% dan warna yang terjadi dibandingkan dengan warna standar
setelah didiamkan selama ±24 jam. Sesuaikan warna larutan yang terlihat pada botol
bayi dengan warna yang terdapat pada tabel warna standar:
Menurut metode SNI untuk uji warna, apabila warna hasil uji terletak pada no.3
dan no.2 maka dapat digunakan untuk beton normal, apabila terletak pada no.1 dapat
digunakan untuk beton mutu tinggi.
Gambar 3.3.1
2. Gelas bening
Gambar 3.3.2
Gambar 3.3.3
4. Timbangan
Gambar 3.3.4
Gambar 3.3.5
KADAR ORGANIK
Agregat : Pasir Gunung
Asal Agregat : Curup
TgI.Pengujian : 4 – 5 April 2018
Tabel : Hasil Pemeriksaan Kadar Organik Agregat Halus
Tabel 3.1 Data Pengujian Kadar Organik Agregat Halus
- - -
3.3.6 Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang telah kami lakukan, maka didapatkankadar organik
dari agregat halus tersebut, yaitu Pasir Laut berada di No.5 berdasarkan standar warna,
karena ada di antara bening dan kuning muda. Berarti kadar organik memiliki kadar
organik yang rendah.