Anda di halaman 1dari 6

BAB IX SOUNDNESS TEST AGREGAT HALUS

2. Agregat Kasar, jika diuji dengan menggunakan larutan garam sulfat


(Natrium Sulfat, NaSO4) bagiannya yang hancur maksimum adalah 12 %
dan jika diuji dengan menggunakan Magnesium Sulfat (MgSO4) bagiannya
yang hancur maksimum adalah 18 %.
Untuk agregat normal menurut SNI 0052 adalah sebagai berikut:
1. Agregat halus, jika diuji dengan menggunakan Natrium Sulfat bagian yang
hancur maksimum adalah 10% dan jika dipakai Magnesium Sulfat, maka
bagian yang hancur maksimalnya adalah 15%.
2. Agregat kasar, jika diuji dengan menggunakan Natrium Sulfat bagain yang
hancur maksimalnya adalah 12% dan jika menggunakan Magnesium
Sulfat bagian yang hancur maksimalnya adalah 18%.
Untuk agregat normal menurut ASTM C.33 dalah sebagai berikut:
1. Agregat Halus, jika diuji dengan menggunakan Natrium Sulfat bagian
yang hancur maksimalnya adalah 10% dan jika yang digunakan adalah
magnesium sulfat maka maksimum bagian yang hancur adalah 15%.
Cara uji ini membantu memberikan informasi yang lengkap pada saat
menentukan sifat kekekalan agregat terhadap pengaruh cuaca. Pengujian ini
menggunakan peralatan dan larutan kimia berbahaya, sehingga penggunaan
peralatan keselamatan kerja sangatlah diperlukan selama melakukan pengujian
ini.
Soundness adalah suatu tingkat kekekalan atau keausan pada agregat yang
dapat menentukan kualitas dari pembuatan beton. Sifat ini merupakan
petunjuk kemampuan agregat untuk menahan perubahan volume yang
berlebihan yang diakibatkan oleh perubahan–perubahan pada kondisi
lingkungan, misalnya: pembekuan dan pencairan (pada daerah cuaca dingin),
perubahan suhu, terik matahari, musim kering dan hujan yang berganti-ganti.
Suatu agregat dikatakan tidak bersifat kekal apabila terjadi perubahan
volume yang cukup berarti. Ini mungkin muncul dalam bentuk perubahan
setempat-setempat hingga terjadi retakan permukaan atau disintegrasi pada
suatu kedalaman yang cukup besar. Kekekalan atau keausan agregat dapat
diuji dengan menggunakan larutan kimia untuk memeriksa reaksinya pada
agregat (PB 89, 1990). Agregat harus memenuhi syarat seperti yang

PRAKTIKUM ILMU BAHAN 2017


KELOMPOK 18 72
BAB IX SOUNDNESS TEST AGREGAT HALUS

tercantum dalam SII.0052-80, “Mutu dan Cara Uji Agregat Beton” untuk
beton normal atau memenuhi syarat ASTM C.33-86“Standard Agregat
Specification for Concrete Aggregates”. Syarat mutu untuk agregat normal
adalah sebagai berikut :
1. Halus jika diuji dengan larutan garam sulfat (Natrium Sulfat, NaSO4),
bagiannya yang hancur maksimal 10% dan jika diuji dengan Magnesium
Sulfat (MgSO4) bagiannya yang hancur maksimum 15%.
2. Agregat kasar jika diuji dengan larutan garam sulfat (Natrium Sulfat,
NaSO4), bagiannya yang hancur maksimal 12% dan jika diuji dengan
Magnesium Sulfat (MgSO4) bagiannya yang hancur maksimum 18%.
Agregrat untuk bahan bangunan sebaiknya dipilih yang memenuhi
persyaratan sebagai berikut (kecuali agregat khusus, misalnya agregrat ringan
dan sebagainya). Persyaratan untuk agregrat kasar adalah :

1. Butir - butirnya keras dan tidak berpori. Indeks kekerasan ≤ 5 % (diuji


dengan goresan batang tembaga).
2. Kekal, tidak pecah atau hancur oleh pengaruh cuaca (terik matahari dan
hujan). Jika diuji dengan larutan garam Natrium Sulfat bagian yang
hancur maksimum 12 %, jika dengan garam Magnesium Sulfat
maksimum 18 %.
3. Tidak mengandung lumpur (butiran halus yang lewat ayakan 0,06 mm)
lebih dari 1 %.
4. Tidak boleh mengandung zat - zat yang reaktif terhadap alkali.
5. Butiran agregrat yang pipih dan panjang tidak boleh lebih dari 20 %.
Modulus halus butir antara 6 – 7 dengan variasi butir sesuai standar
gradasi.
6. Ukuran butir maksimum tidak boleh melebihi dari 1/5 jarak terkecil
antara bidang-bidang samping cetakan, 1/3 tebal pelat beton, 3/4 jarak
bersih antar tulangan atau bekas tulangan.

PRAKTIKUM ILMU BAHAN 2017


KELOMPOK 18 73
BAB IX SOUNDNESS TEST AGREGAT HALUS

B. Maksud dan Tujuan


Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk mengetahui keausan/
pelapukan agregat halus terhadap pengaruh sulfat.
C. Alat-alat yang Digunakan
1. Beaker Glass.
2. Saringan No. 200.
3. Cawan/ Wadah/ Pan anti karat.
4. Dessicator.
5. Thermometer
6. Drying Oven Cap. 760 ltr (110 ± 5)o C.
7. Sarung tangan.
D. Benda Uji
Agregat Halus (pasir)
E. Prosedur Percobaan
1. Pembuatan Larutan Garam Sulfat :
a. Menyiapkan larutan jenuh Magnesium Sulfat dengan cara
mengambil 1 sendok Magnesium Sulfat dan melarutkannya dengan
1 liter air bersih;
b. Mengaduk perlahan-lahan kemudian menyimpan dalam dessicator
selama ± 24;
2. Mengambil contoh agregat yang akan di uji, mengeringkan dalam
oven selama ± 24 jam kemudian saring dengan saringan No. 16 dan
30;
3. Menimbang wadah/cawan (W1);
4. Memasukan benda uji ke dalam wadah lalu ditimbang beratnya
(W2);
Jadi berat benda uji (A) = W1 – W2 harus seberat (100 ± 01 gram)
5. Memasukan benda uji kedalam beaker glass dan menuangkan larutan
Magnesium Sulfat yang telah memenuhi syarat setinggi 1,25 cm
diatas permukaan agregat;
6. Memasukan beaker glass tadi kedalam dessicator dan mendiamkan
selama 16 jam;

PRAKTIKUM ILMU BAHAN 2017


KELOMPOK 18 74
BAB IX SOUNDNESS TEST AGREGAT HALUS

7. Menutup wadah dengan rapat untuk mengurangi penguapan dan


mencegah masuknya substansi lain;
8. Setelah periode perendaman, keluarkanlah contoh uji dari dalam
larutan;
9. Membiarkan meniris selama (15+5) menit, lalu mengeringkan di
dalam oven pada temperatur (110+5) ͦ C sampai deperoleh berat
konstan, berat konstan diperoleh apabila diperoleh kehilangan berat
kurang dari 0,1 % dari berat contoh uji selama 4 jam pengeringan;
10. Setelah diperoleh berat konstan, mendinginkan contoh uji;
11. Mencuci contoh uji agar bebas dari magnesium sulfat. Mencuci
dengan air temperatur (43+6) ͦ C dengan cara mengalirkan air panas
ke dalam wadah contoh sampai meluap keluar, untuk memastikan
bahwa contoh uji telah bebas dari magnesium sulfat, memeriksa air
cucian dengan larutan barium klorida 0.2 M jika tidak terdapat
endapan putih dari barium sulfat maka pencucian sudah selesai.
12. Setelah contoh uji bebas dari Magnesium Sulfat, mengeringkan
masing-masing fraksi contoh uji pada temperatur (110+5) ͦ C selama
±24 jam.
13. Menimbang dan mencatat berat contoh yang tertahan pada masing-
masing saringan (B). Berat benda uji (C) = B-W1.

A-C
Kadar Kelapukan Agregat = × 100%
C …………(9.1)

F. Data Pengamatan dan Perhitungan


1. Data Pengamatan
Tabel 9.1 Data Pengamatan Soundness Test Agregat Halus
(Terlampir).

2. Data Perhitungan

Diketahui :

PRAKTIKUM ILMU BAHAN 2017


KELOMPOK 18 75
BAB IX SOUNDNESS TEST AGREGAT HALUS

Berat wadah/pan (W1) = 245 gram

Berat pan + benda uji sebelum (W2) = 345 gram

Berat benda uji sebelum test (A) = 100 gram

Berat pan + benda uji sesudah (B) = 338 gram

Berat benda uji sesudah test (C) = 93 gram

A-C
Maka, Persentase kelapukan agregat = × 100%
C

100-93
= ×100 %
93
= 7,527 %

G. GambarAlat Dan GambarKerja


1. Gambar Alat
( Tabel 9.2 Gambar alat terlampir )

2. Gambar Kerja
( Tabel 9.3 Gambar kerja terlampir )

H. Kesimpulan dan Saran

1. Kesimpulan
Tabel 9.4 Hasil Pengujian Soundness Test Agregat Halus
Hasil SNI T – 15
Benda Uji Keterangan
Pengamatan – 1991 – 03
Bagian
Agregat hancur
7,527% Memenuhi Standar
Halus maksimal
15%

2. Saran
a. Dikarenakan oven yang tidak mencapai panas maksimal, maka
pengeringan dilakukan dengan cara menyangrai agregat diatas
kompor hingga kering.

PRAKTIKUM ILMU BAHAN 2017


KELOMPOK 18 76
BAB IX SOUNDNESS TEST AGREGAT HALUS

b. Untuk kebutuhan air panas, lebih baik dipersiapkan terlebih dahulu


sebelum praktek berlangsung, dikarenakan jika memasak air pada
saat praktek akan sangat memakan waktu.

PRAKTIKUM ILMU BAHAN 2017


KELOMPOK 18 77

Anda mungkin juga menyukai