Anda di halaman 1dari 44

BAB I

PENGUJIAN ANALISA SARINGAN

AGREGAT KASAR DAN HALUS

1.1 Teori Ringkas

Analisa saringan agregat ialah penentuan persentase berat butiran

agregat yang lolos dari satu set saringan kemudian angka-angka persentase

digambarkan pada grafik pembagian butir.

Gradasi adalah distribusi partikel berdasarkan ukuran agregat

merupakan hal yang penting dalam menentukan kualitas perkerasan.

Gradasi agregat mempengaruhi besarnya rongga antar butir yang akan

menentukan stabilitas dan kemudahan dalam proses pelaksanan. Gradasi

agregat diperoleh dari hasil analisa saringan dengan menggunakan 1 set

saringan dimana saringan yang paling kasar di atas dan yang paling halus

diletakkan paling bawah, yang dimulai dari PAN dan diakhiri dengan tutup.

Macam-macam gradasi agregat dapat dibedakan menjadi :

a. Gradasi semacam (Uniform Graded )

Gradasi semacam adalah agregat dengan ukuran yang hampir sama

atau sejenis atau mengandung butir halus yang sedikit jumlahnya

sehingga tidak dapat mengisi rongga antar agregat.

Sifat-sifatnya :

 Kontak antar butir baik. Kecepatan bervariasi tergantung dari

segregasi yang terjadi

 Stabilisasi dalam keadaan terbatas ( Confined )

Universitas Bosowa Lab.Aspal & Bahan Jalan I-1


b. Gradasi Rapat (Dense Graded )

Merupakan campuran agregat kasar dan halus dalam porsiyang

berimbang.

Sifat-sifatnya :

 Kontak antar butir baik.

 Seragam dan kepadatan tinggi.

 Stabilitas tinggi.

c. Gradasi timpang (Poorly Graded )

Merupakan campuran agregat yang tidak memenuhi 2 kategori diatas.

Sifat-sifatnya :

 Kontak antar butir jelek.

 Seragam dan kepadatan jelek.

 Stabilitas sedang.

Analisa saringan dapat dilakukan dengan :

1. Analisa basah (AASHTO T 11 – 82), jika agregat yang akan ditapis

mengandung butir-butir halus dapat terdeteksi dengan baik.

2. Analisa kering (AASHTO T 27 – 82), jika agregat itu bersih, sedikit

sekali mengandung butiran halus.

Praktikum ini menggunakan dengan cara yang ke dua.

Universitas Bosowa Lab.Aspal & Bahan Jalan I-2


1.2 Prosedur Pengujian Analisa Saringan Agregat Kasar dan Halus

(SNI 03-1968-1990)

1.2.1 Maksud

Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan pembagian

butir (gradasi) agregat halus dan agregat kasar dengan menggunakan

saringan.

1.2.2. Peralatan

a. Timbangan dan neraca dengan ketelitian 0,2% dari berat benda

uji.

b. Satu set saringan : 76.2 mm (3”), 63.5 mm (2 ½” ), 50.8 mm

(2”), 37.5 mm (1 ½”), 25 mm ( 1”) , 19.1 mm (3/4”), 12.5 mm

( ½”), 9.5 mm ( 3/8” ), No. 4 , No. 8, No.16, No.30, No.50,

No.100, No. 200 ( Standar ASTM ).

c. Oven yang dilengkapi dengan pengatur suhu untuk memanasi

sampai (110±5)⁰C.

d. Alat pemisah contoh.

e. Mesin pengguncang saringan

f. Talam – talam

g. Kuas, sikat kuningan, sendok, dan alat – alat lainnya.

Universitas Bosowa Lab.Aspal & Bahan Jalan I-3


1.2.3 Benda Uji

Benda uji diperoleh dari alat pemisah contoh atau cara

perempat sebanyak :

a. Agregat halus

Ukuran maksimum no. 4; berat minimum 500 gram

Ukuran maksimum no. 8; berat minimum 100 gram

b. Agregat kasar

Ukuran maksimum 3,5” : berat minimum 35 kg

Ukuran maksimum 3’ : berat minimum 30 kg

Ukuran maksimum 2,5’ : berat minimum 25 kg

Ukuran maksimum 2’ : berat minimum 20 kg

Ukuran maksimum 1,5’ : berat minimum 15 kg

Ukuran maksimum 1” : berat minimum 10 kg

Ukuran maksimum ¾” : berat minimum 5 kg

Ukuran maksimum ½” : berat minimum 2,5 kg

Ukuran maksimum 3/8” : berat minimum 1 Kg

Bila agregat berupa campuran dari agregat halus dan

agregat kasar, agregat tersebut dipisahkan menjadi 2 bagian

dengan saringan no. 4, selanjutnya agregat halus dan agregat kasar

disediakan sebanyak jumlah seperti tercantum diatas.

Benda uji disiapkan sesuai dengan PB -0208-76 kecuali

apabila butiran yang melalui saringan No. 200 tidak perlu

Universitas Bosowa Lab.Aspal & Bahan Jalan I-4


diketahui jumlahnya dan bila syarat syarat ketelitian tidak

menghendaki pencucian.

1.2.4 Cara Melakukan

Cara Kering :

a. Pengambilan benda uji dengan memakai alat Spliter atau dengan

cara perempatan.

b. Benda uji dikeringkan didalam oven dengan suhu ( 110±5 ) ⁰C,

sampai berat tetap, kemudian timbang.

c. Cuci benda uji dengan memakai saringan No. 200 sampai benda

uji benar-benar bersih.

d. Benda uji dikeringkan didalam oven dengan suhu (110±5 ) ⁰C,

sampai berat tetap.

e. Saring benda uji lewat susunan saringan dengan ukuran saringan

paling besar ditempatkan paling atas. Saringan diguncang dengan

tangan atau mesin pengguncang selama 15 menit.

1.2.5 Perhitungan
Hitunglah persentase berat benda uji yang tertahan diatas masing-

masing saringan terhadap berat total benda uji.

Universitas Bosowa Lab.Aspal & Bahan Jalan I-5


1.3 Alur Bagan Pengujian Agregat Kasar Dan Agregat Halus

Siapkan alat dan bahan

Material yang telah di siapkan, di bagi dalam 4 bagian pada suatu

wadah ( perempatan).

Ambil sampel yang mewakili dengan cara menyilang

Masukkan sampel kedalam pan lalu timbang kemudian cuci

sampel hingga bersih (air hasil pencucian sampel tidak langsung

di buang namun di saring menggunakan saringan no. 200)

Sampel yang sudah di cuci kemudian di masukkan kedalam oven

pada suhu 110  5ºC

Saring benda uji lewat susunan saringan dengan ukuran saringan

paling besar ditempatkan paling atas. Saringan diguncang

dengan tangan.

Timbang sampel yang tertahan pada tiap saringan dan hitung

prosentase berat benda uji yang tertahan dan lolos diatas masing-

masing ayakan terhadap berat total benda uji.

Analisa Data

Universitas Bosowa Lab.Aspal & Bahan Jalan I-6


1.4 Analisa Data

A. Komulatif Tertahan

Rumus :

Universitas Bosowa Lab.Aspal & Bahan Jalan I-7


Universitas Bosowa Lab.Aspal & Bahan Jalan I-8
Universitas Bosowa Lab.Aspal & Bahan Jalan I-9
Universitas Bosowa Lab.Aspal & Bahan Jalan I - 10
Universitas Bosowa Lab.Aspal & Bahan Jalan I - 11
Universitas Bosowa Lab.Aspal & Bahan Jalan I - 12
B. Persentase Tertahan

Rumus :

Universitas Bosowa Lab.Aspal & Bahan Jalan I - 13


Universitas Bosowa Lab.Aspal & Bahan Jalan I - 14
Universitas Bosowa Lab.Aspal & Bahan Jalan I - 15
Universitas Bosowa Lab.Aspal & Bahan Jalan I - 16
Universitas Bosowa Lab.Aspal & Bahan Jalan I - 17
Universitas Bosowa Lab.Aspal & Bahan Jalan I - 18
C. Persentase Lolos

Rumus :

Universitas Bosowa Lab.Aspal & Bahan Jalan I - 19


Universitas Bosowa Lab.Aspal & Bahan Jalan I - 20
Universitas Bosowa Lab.Aspal & Bahan Jalan I - 21
Universitas Bosowa Lab.Aspal & Bahan Jalan I - 22
Universitas Bosowa Lab.Aspal & Bahan Jalan I - 23
Universitas Bosowa Lab.Aspal & Bahan Jalan I - 24
D. Rata-Rata Persentase

Universitas Bosowa Lab.Aspal & Bahan Jalan I - 25


Universitas Bosowa Lab.Aspal & Bahan Jalan I - 26
Universitas Bosowa Lab.Aspal & Bahan Jalan I - 27
E. Combined Aggegate Grading (Gradasi Penggabungan Agregat)

Universitas Bosowa Lab.Aspal & Bahan Jalan I - 28


F. Pembagian Berat Berdasarkan Cara Proporsi

Universitas Bosowa Lab.Aspal & Bahan Jalan I - 29


Universitas Bosowa Lab.Aspal & Bahan Jalan I - 30
G. Pembagian Berat berdasarkan Cara Fraksi

Universitas Bosowa Lab.Aspal & Bahan Jalan I - 31


Universitas Bosowa Lab.Aspal & Bahan Jalan I - 32
Universitas Bosowa Lab.Aspal & Bahan Jalan I - 33
Universitas Bosowa Lab.Aspal & Bahan Jalan I - 34
Universitas Bosowa Lab.Aspal & Bahan Jalan I - 35
Universitas Bosowa Lab.Aspal & Bahan Jalan I - 36
Universitas Bosowa Lab.Aspal & Bahan Jalan I - 37
Universitas Bosowa Lab.Aspal & Bahan Jalan I - 38
Universitas Bosowa Lab.Aspal & Bahan Jalan I - 39
Universitas Bosowa Lab.Aspal & Bahan Jalan I - 40
1.5 Format Pengujian

Universitas Bosowa Lab.Aspal & Bahan Jalan I - 41


Universitas Bosowa Lab.Aspal & Bahan Jalan I - 42
Universitas Bosowa Lab.Aspal & Bahan Jalan I - 43
Universitas Bosowa Lab.Aspal & Bahan Jalan I - 44

Anda mungkin juga menyukai