Anda di halaman 1dari 4

PEMERIKSAAN

KOTORAN ORGANIK DALAM PASIR


(SNI 03-2816-1992)

1. Tujuan Percobaan
Menentukan adanya kandungan bahan organik dalam agregat halus. Kandungan bahan
organik yang berlebihan dapat mempengaruhi kualitas beton.

2. Teori Dasar
Dengan tindakan mencuci sering terjadi larutan bahan organik yang ringan, atau larut
dalam air, tetapi tidak menghilangkan bahan-bahan berat seperti partikel batu bara, kecuali
hal ini terjadi pada butiran halus. Bahan organik lainnya seperti tanaman, humus, berisi
asam-asam organik yang dapat menghambat hidrasi semen. Oleh karena itu memperlama
pengerasan dan mempengaruhi kekuatan. Sifat awet dan kekuatan beton juga sangat
dipengaruhi oleh kebersihan campuran dari kotoran organik ini.
Di Inggris awalnya digunakan pengujian colorimetris untuk mengetahui tingkat
pencemaran organik, kemudian pada tahun 1967 digantikan dengan suatu pengujian yang
mengukur nilai PH (derajat keasaman) dari standar adukan semen pasir dalam kondisi
standar. Cara ini ternyata lebih akurat untuk mengatasi masalah yang timbul akibat adanya
kotoran organik dalam campuran.
Oleh karenanya disarankan bahwa pasir yang hendak diketahui karena dicurigai
mengandung bahan organik harus diuji dengan cara perbandingan, dimana dibuat dengan
hati-hati proporsi adukan (semen 1 : pasir 3), yang satu dibuat dengan pasir yang telah
memenuhi persyaratan pada gradasi yang serupa. Dengan mengisikan dan memadatkan
adukan-adukan tersebut kedalam kubus memungkinkan pemeriksaan pada interval yang
sesuai untuk suatu tingkat pengerasan, serta pengujian tekan pada umur 3 hari akan
membeda-bedakan pengaruh - pengaruh lainnya. Di Amerika sendiri dan di Indonesia masih
sering menggunakan cara colorimetric. Pengujian di laboratorium ini masih merupakan cara
yang sama.

JHONNY TANDUK ALLO SELENG


18.1.05.2.1.011 Kotoran Organik A.05.1
Tingkat kandungan organik dapat dibagi dalam 5 tingkatan :
 Tingkat pertama, warna kuning muda (dapat digunakan)
 Tingkat kedua, warna agak merah muda (dapat digunakan)
 Tingkat ketiga, warna merah tua (dapat digunakan, dengan catatan harus dicuci
sebelum dipakai)
 Tingkat keempat, warna merah tua agak peka (tidak dapat digunakan)
 Tingkat kelima, warna merah tua pekat (tidak dapat digunakan)

Dari tingkatan tersebut dapat dilihat warna pengujian agregat yang akan digunakan apakah
layak untuk digunakan untuk campuran beton.

3. Peralatan
a. Beton gelas yang tidak berwarna yang mempunyai tutup karet gabus tidak dapat larut
dalam larutan NaOH dengan isi sekitar 350 ml
b. Standar warna (organik plate)
c. Larutan NaOH (3 %)

4. Benda Uji
Pasir 115 ml (kira – kira 1/3 isi botol)

5. Cara Melakukan
a. Memasukkan benda uji kedalam botol
b. Menambahkan larutan NaOH (3 %) setelah dikocok isinya harus mencapai kira - kira
2/3 isi botol
c. Menutup botol tersebut kocok lagi kuat - kuat lalu biarkan selama 24 jam
d. Setelah 24 jam bandingkan warna yang terjadi dengan warna yang terdapat pada
organik plate dan tentukan tergolong warna apakah dan tingkat berapa dan tentukan
pula apakah layak digunakan atau tidak.

6. Perhitungan
Setelah didiamkan selama kurang lebih 24 jam, warna larutan yang nampak adalah
warna agak merah muda, dan masuk dalam kategori tingkat kedua.

JHONNY TANDUK ALLO SELENG


18.1.05.2.1.011 Kotoran Organik A.05.2
7. Kesimpulan
Warna yang terlihat setelah didiamkan selama 24 jam adalah No. 2 agak merah muda
berarti agregat tersebut dapat digunakan dalam adukan beton tanpa dicuci terlebih dahulu
karena telah memenuhi syarat.

JHONNY TANDUK ALLO SELENG


18.1.05.2.1.011 Kotoran Organik A.05.3
LAMPIRAN

1. Beton Gelas
3 2. Larutan NaOH 3%
3. Timbangan Ketelitian
0,01 gr.
4. Organic Plate
5. Cawan
1 2 4 5

Satu Set Alat Pemeriksaan Kotoran Organik

Timbangan Digital

JHONNY TANDUK ALLO SELENG


18.1.05.2.1.011 Kotoran Organik A.05.4

Anda mungkin juga menyukai