Anda di halaman 1dari 8

BIOEDUKASI Jurnal Pendidikan Biologi e ISSN 2442-9805

Universitas Muhammadiyah Metro p ISSN 2086-4701

PRODUKSI DAN KARAKTERISASI ECO-ENZIM DARI


LIMBAH ORGANIK DAPUR
Nurhaida Widiani1
Aulia Novitasari2
1,2
Pendidikan Biologi, UIN Raden Intan Lampung
E-mail: nurhaidawidiani@radenintan.ac.id ,2aulianovitasari@radenintan.ac.id.
1

Abstract: Garbage is the main problem causing environmental problems which are
dominated by organic waste. Management of organic waste must be carried out
extensively, one of which is by making eco-enzymes. This study aimed to determine
the production of eco-enzymes from kitchen organic waste and the characterization
of eco-enzymes based on them. This type of research is an experiment with a
qualitative approach. The sample used is a mixture of kitchen organic waste, namely
the production and characterization of eco-enzymes which include pH, COD, BOD,
TSS, and TDS. The research results obtained data on eco-enzyme production by
mixing 3 components in a ratio of 1 : 3: 10 (1 part sugar, 3 parts organic kitchen
waste. 10 parts water), then put into a closed container and stored in a cool, dry
place, circulation air is good, and dark for 3 months. Eco-enzyme characterization
showed a pH of 2.59, a TDS of 2840mg/L, a TSS of 4.46mg/L, a BOD of 60 mg/L,
and a COD of 13100mg/L.

Kata kunci: Produksi, Karakterisasi, Eco-enzim

PENDAHULUAN merusak lapisan ozon (Reza &


Sampah merupakan masalah Syuhriatin, 2020). Tanah yang
utama penyebab permasalahan dicemari oleh sampah organik juga
lingkungan (Mutaqin, 2018). Sampah berdampak pada kualitas air, air hasil
dapat mencemari lingkungan melalui cemaran memiliki konsentrasi yang
tanah, air, udara, dan juga dapat sangat tinggi, sehingga berdampak
menimbulkan penyakit melalui pada turunnya kadar oksigen terlarut
perantara organisme (Muslimah, (Muslimah, 2017)
2017). Di Indonesia, sampah menjadi Penanggulangan sampah
permasalahan yang sangat krusial, organik harus dilakukan secara
berdasarkan data yang diperoleh dari ekstensif, masalah ini seharusnya tidak
KLHK sampah yang dihasilkan pada hanya dibebankan kepada pemerintah
tahun 2020 mencapai 67,8 juta ton saja, tetapi seluruh elemen masyarakat,
yang di dominansi oleh sampah sehingga diperlukan alternatif solusi
organik yaitu sebesar 60% (Larasati et yang dapat mengubah sampah organik
al., 2020) menjadi sumber daya yang dapat
Sampah organik seperti limbah dimanfaatkan (Wuni & Husaini, 2021).
sayur – sayuran dan buah - buahan Jumlah sampah organik yang sangat
yang tidak di kelola dengan baik dapat tinggi dapat diatasi dengan mengolah
menurunkan kualitas lingkungan, sampah menjadi produk yang ramah
sampah organik dapat bereaksi secara lingkungan dan mampu mengurangi
anaerobik, sehingga menimbulkan bau gas rumah kaca yaitu dengan membuat
tidak sedap, perkembangbiakan vektor Eco-enzim yang dapat diterapkan pada
dan hewan pengerat serta gas metana level rumah tangga (Arun &
yang dilepas ke atmosfer menimbulkan Sivashanmugam, 2015).
pemanasan global sehingga dapat
N. Widiani & A. Novitasari, , PRODUKSI DAN KARAKTERISTIK....

Eco-enzim adalah cairan 2. Fermentasi Media. Larutan eco-


fermentasi yang diproduksi dari limbah enzim dibuat mengikuti prosedur
sayur dan buah yang ditambahkan yang diperkenalkan oleh Dr.
gula. Eco-enzim merupakan cairan Rosukon Poompanvong.
yang memberikan dampak yang baik Perbandingan rasio untuk proses
bagi lingkungan, proses produksi yang fermentasi adalah 1 : 3 : 10 (1
murah, dan juga mudah digunakan. bagian gula, 3 bagian limbah
Proses pembuatan Eco –enzim hanya dapur, 10 bagian air). Komponen
menggunakan gula, air, dan limbah tersebut selanjutnya dimasukan
organik sisa buah dan sayur. Eco – kedalam wadah tertutup dan
enzime dapat membantu mengurangi disimpan pada tempat yang dingin,
jumlah sampah organik yang kering, sirkulasi udara baik, dan
dihasilkan oleh rumah tangga yang gelap selama 3 bulan. (Rasit et al.,
komposisinya masih tinggi (Mardiani 2019; Samriti & Arya, 2019).
et al., 2021). Eco–enzim memiliki 3. Karakterisasi Eco-enzim. Setelah 3
banyak manfaat, selama proses bulan larutan eco-enzim disaring
pembuatan Eco – enzim berlangsung dan dipisahkan dari residu sayur-
dihasilkan gas O3 (ozon), yaitu gas sayuran, kemudian lakukan analisis
yang bermanfaat untuk mengurangi kualitas eco-enzim. Karakterisasi
efek rumah kaca (Widayat et al., dilakukan dengan melakukan
2022). Kandungan Asam Asetat pengukuran pH, TSS, TDS, BOD,
(CH3COOH) pada eco – enzime dapat dan COD yang dilakukan di
digunakan untuk membunuh kuman, Laboratorium Terpadu dan Sentra
virus, dan bakteri, sehingga dapat Inovasi Teknologi UNILA dari 23
digunakan untuk mengusir hama juli – 23 september 2022.
tanaman dan menetralisir berbagai
polutan yang mencemari lingkungan. HASIL
Eco-enzim mengubah amonia (NH3)
menjadi nitrat NO3 yang dapat Tabel 1. Karakterisasi pH Eco-enzim
digunakan untuk menutrisi tanaman, Karakterisasi Hasil
selain itu eco-enzim dapat digunakan pH 2,59
untuk produk pembersih dalam
kegiatan sehari – hari salah satunya Tabel 1 menunjukkan
sabun pencuci piring (Muliarta, 2021) pengukuran pH yang telah dilakukan
Perbedaan limbah sayur dan memenuhi standar baik dalam
buah yang digunakan tentu akan pembuatan eco-enzim yaitu pH
memberikan hasil yang berbeda. dibawah 4,0
Penelitian ini akan berfokus pada
produksi dan karakterisasi eco enzim Tabel 2. Karakterisasi TDS Eco-
yang dihasilkan dari limbah sayur dan enzim
buah yaitu TDS, TSS, COD, PH, dan Karakterisasi Hasil
BOD. TDS 2840 mg/L

METODE Tabel 2 menunjukkan bahwa


1. Penelitian ini jenis eksperimen hasil pengukuran TDS memperoleh
dengan pendekatan kualitatif. hasil dengan kategori tinggi.
Sampel yang digunakan adalah
campuran limbah organik dapur Tabel 3. Karakterisasi TSS Eco-
enzim

BIOEDUKASI VOL 14. NO. 1 MEI 2023 111


N. Widiani & A. Novitasari, , PRODUKSI DAN KARAKTERISTIK....

Karakterisasi Hasil ember tidak memenuhi volume ember


TSS 4,46 mg/L seluruhnya, karena dibutuhkan ruang
untuk gas hasil fermentasi, kemudian
Tabel 3 menunjukkan bahwa hasil di tambah gula merah sebagai makanan
pengukuran TSS memperoleh hasil bagi bakteri untuk melakukan
dengan kategori rendah. fermentasi dan ditambah air dengan
perbandingan sebesar 3 :1 : 10 lalu
Tabel 4. Karakterisasi BOD Eco- diaduk hingga terlarut dengan air –
enzim homogen dan ditutup agar udara luar
Karakterisasi Hasil tidak masuk, kemudian diletakkan di
BOD 60 mg/L tempat yang tidak terkena cahaya
matahari. Proses fermentasi dilakukan
Tabel 4 menunjukkan bahwa hasil selama 3 bulan, dua minggu pertama
pengukuran BOD memperoleh hasil setelah pembuatan, tutup ember dibuka
dengan kategori rendah. sebanyak dua kali dalam beberapa
detik saja dengan tujuan untuk
Tabel 5. Karakterisasi COD Eco- membuang gas yang dihasilkan,
enzim setelah 3 bulan dilakukan penyaringan
Karakterisasi Hasil untuk mendapatkan larutan eco-enzim.
COD 13100 mg/L Eco-enzim menjadi salah satu
solusi pengolahan sampah organik
Tabel 5 menunjukkan bahwa limbah dapur menjadi cairan yang
hasil pengukuran COD memperoleh ramah lingkungan dan bermanfaat.
hasil dengan kategori tinggi. Produk eco-enzim sangat fungsional,
mudah digunakan, dan mudah dibuat.
PEMBAHASAN Eco-enzim memiliki kelebihan yakni
Penelitian ini dilakukan pada tidak membutuhkan tempat yang besar
tanggal 23 juli – 23 september 2022 di untuk proses fermentasi, bahkan
Laboratorium Terpadu dan Sentra tempat yang digunakan tidak memiliki
Inovasi Teknologi Universitas kriteria tertentu..
Lampung. Penelitian ini jenis Hasil pengamatan karakterisasi
eksperimen dengan pendekatan pada pH menunjukkan kategori
kualitatif. Karakteristik eco-enzim dibawah 4, memenuhi standar yang
yang diamati adalah pH, TDS, TSS, baik dalam pembuatan eco-enzime
BOD, dan COD. Bahan yang (Putra & Suyas, 2022), rendahnya
digunakan dalam pembuatan eco- produk eco-enzim disebabkan oleh
enzim ini adalah limbah organik dapur, kandungan asam organik yang tinggi.
bahan lain yang digunakan adalah gula Hasil penelitian ini sejalan dengan
merah dan air. Langkah - langkah penelitian sebelumnya dimana secara
dalam pembuatan eco-enzim yakni kimia eco-enzim bersifat asam dengan
mencuci bersih limbah organik dapur pH antara 3 sampai 4 (Rochyani et al.,
baik sisa sayuran maupun kulit buah 2020), hal ini didukung penelitian
kemudian dipotong kecil – kecil, hal (Rasit et al., 2019) semakin besar asam
ini bertujuan agar bakteri dekomposer organik yang terkandung, maka pH
didalamnya menjadi lebih teraktivasi eco-enzim akan semakin rendah,,
untuk melakukan fermentasi karena karena asam organik sebagai indikator
luas bidang lebih kecil, dengan keasaman pH. Asam organic pada eco-
akumulasi jumlah limbah organic enzim didapatkan dari hasil fermentasi
dapur yang dimasukkan ke dalam selama 3 bulan, hal ini selaras dengan

BIOEDUKASI VOL 14. NO. 1 MEI 2023 112


N. Widiani & A. Novitasari, , PRODUKSI DAN KARAKTERISTIK....

(Samriti & Arya, 2019) ditemukan limbah buah dan sayur sehingga
asam asetat dalam eco-enzim, hal ini parameter TDS menjadi rendah
didukung penelitian (Larasati et al., (Rochyani et al., 2020).
2020) asam asetat berasal dari Hasil pengamatan karakterisasi
metabolisme bakteri yang terdapat pada TSS menunjukkan kategori
pada limbah sayur dan buah, proses ini rendah. TSS adalah padatan yang ada
merupakan metabolism anaerobic yang pada larutan tetapi tidak terlarut, yang
merupakan fermentasi bakteri yakni mengakibatkan keruh pada larutan, dan
untuk mendapatkan energi dari gula tidak dapat langsung mengendap pada
yang memperoleh produk samping dasar larutan. Nilai TSS rendah
asam asetat dan juga alkohol, sehingga disebabkan aktivitas pendegradasian
dapat disimpulkan bahwa eco-enzim padatan tersuspensi yang sebagian
memiliki pH yang rendah karena besar bahan organik oleh eco-enzim,
memiliki kandungan asam organik pada saat proses degradasi
yakni asam sitrat dan asam asetat yang berlangsung, molekul kompleks bahan
tinggi (Etienne et al., 2013). cemaran organik dipecah oleh enzim
Hasil pengamatan karakterisasi pada proses hidrolisis menjadi
pada TDS menunjukkan kategori yang senyawa sederhana yang dapat
tinggi, hal ini sejalan dengan penelitian digunakan untuk metabolisme dan
yang dilakukan (Gaspersz & menghasilkan energi, H2O, CO2 dan
Fitrihidajati, 2013) nilai TDS >1000 sisa metabolisme proses eco-enzim
ppm / > 1000 mg/L (tinggi). Total yang mudah mengendap, dengan
Dissolved Solid (TDS) merupakan demikian menunjukkan bahwa
penanda jumlah padatan terlarut atau cemaran organik yang terdapat dalam
konsentrasi jumlah ion kation dan eco-enzim dalam jumlah sedikit
anion di dalam air. Larutan eco-enzim sehingga dapat dikatakan bahwa eco-
langsung diuji karakterisasinya setelah enzim merupakan cairan yang
3 bulan sehingga pada penelitian ini memiliki kualitas yang baik karena
mendapatkan nilai TDS yang tinggi, memiliki padatan tersuspensi yang
proses penundaan pengujian rendah (Wikaningrum et al., 2022)
karakterisasi berakibat pada penurunan Hasil pengamatan karakterisasi
nilai parameter uji, karena degradasi pada BOD menunjukkan kategori
bahan organik oleh bakteri dalam rendah. Nilai BOD yang rendah
larutan eco-enzim (Nazim & Meera, menunjukkan residu zat organik
2013). biodegradable juga sedikit, hal ini
Bahan yang digunakan pada disebabkan eco-enzim mampu
proses fermentasi juga berpengaruh mendegradasi cemaran bahan organik
terhadap nilai TDS. Akumulasi bahan (Gaspersz & Fitrihidajati, 2013). BOD
organik dan gula yang digunakan merupakan indikator untuk mengukur
untuk substrat dalam proses fermentasi oksigen yang diperlukan untuk
menjadi penyebab tingginya TDS pada menguraikan bahan cemaran organik,
eco-enzim. Penggunaan gula merah jika cemaran organik dalam jumlah
menunjukkan nilai parameter yang banyak, maka oksigen yang
lebih tinggi dibandingkan gula molase, dibutuhkan juga semakin besar, yakni
oleh karena itu penelitian ini memiliki nilai BOD besar. Apabila bahan
parameter nilai TDS tinggi karena cemaran organik di dalam eco-enzim
menggunakan gula merah. Gula terdegradasi, jumlahnya akan semakin
molase mengandung mikroorganisme sedikit, oksigen yang dibutuhkan juga
yang dapat menyebabkan pembusukan sedikit sehingga nilai BOD kecil,

BIOEDUKASI VOL 14. NO. 1 MEI 2023 113


N. Widiani & A. Novitasari, , PRODUKSI DAN KARAKTERISTIK....

penurunan senyawa organik dalam kandungan organik dalam sampel air,


eco-enzim menyebabkan nilai BOD karena eco-enzim dihasilkan dari
semakin menurun, karena semakin limbah organik dapur dan gula merah
rendah kandungan bahan organik yang ditambahkan sebagai substrat
dalam eco-enzim, kebutuhan oksigen fermentasi, maka mengandung bahan
oleh bakteri untuk mendegradasi bahan organik dalam jumlah yang tinggi.
organik tersebut juga semakin Limbah organik sayur dan kulit buah
mengecil. Nilai BOD yang semakin dianggap sebagai limbah padat
kecil menunjukkan kualitas eco-enzim organik. COD digunakan sebagai
yang baik, hal ini sejalan dengan hasil indikator pencemaran zat organik yang
penelitian yang dilakukan oleh (Istanti secara alamiah dapat dioksidasi
& Utami, 2022) pada BOD dan PH melalui proses biologi yang berakibat
yakni, eco-enzim yang baik memiliki pada berkurangnya oksigen terlarut
konsentrasi BOD sekitar 150 mg/L dan dalam larutan. Uji ini tidak
pH asam < 4 dengan aroma asam khas memisahkan antara bahan
fermentasi, pH yang lebih rendah biodegradable atau tidak sehingga nilai
menunjukkan kelimpahan senyawa COD lebih tinggi dibandingkan BOD,
asam organik seperti asam asetat atau hal ini karena banyak zat organik yang
asam sitrus. Eco-enzim yang berasal hanya mampu dioksidasi secara
dari limbah buah memiliki pH terendah kimiawi dan tidak dapat dioksidasi
3,32 sedangkan limbah sayuran adalah secara biologi (Khan et al., 2011).
3,46 pada minggu ke-6. Penurunan pH BOD lebih rendah dibandingkan COD
dan peningkatan total asam karena BOD merupakan oksigen yang
menunjukkan bahwa karbohidrat telah dibutuhkan oleh mikrooganisme untuk
diubah menjadi asam organik, mengoksidasi senyawa organik,
sehingga terjadi penurunan pH sedangkan COD merupakan
signifikan pada minggu ke-3 sampai kemampuan oksigen mengoksidasi
ke-6 yang menunjukkan adanya cemaran melalui proses kimiawi
aktivitas selulolitik mikroorganisme sehingga membutuhkan bahan yang
yang menghidrolisis selulosa. lebih kompleks dibandingkan BOD.
Mikroorganisme ini menghasilkan COD dipengaruhi oleh pencemar
selulosa enzim selama proses seperti kandungan fosfat dan nitrat,
fermentasi sebagai respon terhadap sedangkan BOD dipengaruhi oleh
keberadaan selulosa berasal dari bahan pencemar organik (Agustina, 2021).
limbah buah/sayuran yang digunakan.
Proses ini terjadi ketika ada adalah KESIMPULAN
kontak langsung antara sel-sel Kesimpulan yang didapatkan
mikroorganisme dan permukaan yang dari penelitian ini yaitu produksi eco-
mengandung selulosa. enzim dilakukan dengan
Hasil pengamatan karakterisasi mencampurkan 3 komponen dengan
pada COD menunjukkan kategori yang perbandingan 1 : 3 : 10 (1 bagian gula,
tinggi, hal ini sejalan dengan penelitian 3 bagian limbah dapur organik. 10
(Rasit & Chee Kuan, 2018) yakni nilai bagian air), selanjutnya kedalam
COD yang dihasilkan memiliki wadah tertutup dan disimpan pada
parameter tinggi, COD adalah metode tempat yang dingin, kering, sirkulasi
yang digunakan untuk mengevaluasi udara baik, dan gelap selama 3 bulan.
jumlah total bahan organik, yang Karakterisasi eco-enzim menunjukkan
merupakan parameter utama yang pH sebesar 2,59, TDS sebesar
digunakan untuk menentukan 2840mg/L, TSS sebesar 4,46mg/L,

BIOEDUKASI VOL 14. NO. 1 MEI 2023 114


N. Widiani & A. Novitasari, , PRODUKSI DAN KARAKTERISTIK....

BOD sebesar 60 mg/L, dan COD Rogojampi District, Banyuwangi.


sebesar 13100mg/L. Warta Pengabdian, 16(1), 30–43.
https://doi.org/10.19184/wrtp.v16i
SARAN 1.27328
Eco-enzime menjadi salah satu Khan, A. M., Ataullah, Shaheen, A.,
solusi masalah sampah terutama Ahmad, I., Malik, F., & Shahid,
sampah organik, proses ini jika H. A. (2011). Correlation of COD
dilakukan oleh setiap rumah tangga and BOD of domestic wastewater
maka dapat mengurangi pencemaran with the power output of
lingkungan, sebaiknya ada pelatihan bioreactor. Journal of the
tentang pembuatan eco-enzim untuk Chemical Society of Pakistan,
mengolah sampah sehingga 33(2), 269–274.
masyarakat dapat menyadari sampah Larasati, D., Astuti, A. P., & Maharani,
organic dapat dioleh menjadi cairan E. T. (2020). Uji Organoleptik
yang memiliki banyak manfaat. Produk Eco-Enzyme dari Limbah
Kulit Buah. Seminar Nasional
DAFTAR RUJUKAN Edusainstek, 278–283.
Agustina, A. (2021). Efektivitas Mardiani, I. N., Nurhidayanti, N., &
Pemberian Eco Enzyme Terhadap Huda, M. (2021). Sosialisasi
Penurunan Nilai BOD dan COD Pemanfaatan Limbah Organik
di Tukad Badung. Jurnal Media Sebagai Bahan Baku Pembuatan
Sains, 5(1), 1–5. Eco Enzim Bagi Warga Desa
Arun, C., & Sivashanmugam, P. Jatireja Kecamatan Cikarang
(2015). Investigation of Timur Kabupaten Bekasi. Jurnal
biocatalytic potential of garbage Abdimas Pelita Bangsa, 2(01),
enzyme and its influence on 42–47.
stabilization of industrial waste Muliarta, I. N. I. K. D. (2021).
activated sludge. Process Safety Processing Household Organic
and Environmental Protection, Waste into Eco-Enzyme as an
94(C), 471–478. Effort to Realize Zero Waste.
https://doi.org/10.1016/j.psep.201 AGRIWAR JOURNAL, Vol. 1, No.
4.10.008 1, Jun 2021, 1(1), 13–18.
Etienne, A., Génard, M., Lobit, P., Muslimah, M. muslimah. (2017).
Mbeguié-A-Mbéguié, D., & Dampak Pencemaran Tanah Dan
Bugaud, C. (2013). What controls Langkah Pencegahan. Jurnal
fleshy fruit acidity? A review of Penelitian Agrisamudra, 2(1), 11–
malate and citrate accumulation in 20.
fruit cells. Journal of https://doi.org/10.33059/jpas.v2i1
Experimental Botany, 64(6), .224
1451–1469. Mutaqin, A. Z. (2018). Pengelolaan
https://doi.org/10.1093/jxb/ert035 Sampah Organik Rumah Tangga
Gaspersz, M. M., & Fitrihidajati, H. Dalam Penanggulangan
(2013). Pemanfaatan Ekoenzim Pencemaran Lingkungan Di Desa
Berbahan Limbah Kulit Jeruk dan Bumiwangi Kecamatan Ciparay
Kulit Nanas sebagai Agen Kabupate Bandung. GEOAREA,
Remediasi LAS. 11, 503–513. Vol 1.No. 1_Mei 2018, 1(1), 32–
Istanti, A., & Utami, S. W. (2022). 36.
Utilization of Household Waste Nazim, Fazna; Meera, V. (2013).
into Eco-Enzyme in Gitik Village, Treatment of Synthetic Greywater

BIOEDUKASI VOL 14. NO. 1 MEI 2023 115


N. Widiani & A. Novitasari, , PRODUKSI DAN KARAKTERISTIK....

Using 5% and 10% Garbage Garbage enzyme: A study on


Enzyme Solution. Bonfring compositional analysis of kitchen
International Journal of waste ferments. The Pharma
Industrial Engineering and Innovation Journal, 8(4), 1193–
Management Science, 3(4), 111– 1197.
117. www.thepharmajournal.com
https://doi.org/10.9756/bijiems.47 Supriyani, Astuti, A. P., & Maharani,
33 E. T. W. (2020). Pengaruh Variasi
Putra, I Gusti Ngurah Bagus Surya Gula Terhadap Produksi
Dwi; Suyasa, I. N. G. (2022). Ekoenzim Menggunakan Limbah
Perbedaan Kualitas Cairan Eco Buah Dan Sayur. Seminar
Enzyme Berbahan Dasar Kulit Nasional Edusainstek, 470–479.
Jeruk, Kulit Mangga Dan Kulit Widayat, P., Pahlawan, R., & Rajab, S.
Apel. Jurnal Skala Husada: The (2022). Pembuatan POC Pada
Journal of Health, 19(1), 1–4. Bank Sampah Pematang Pudu
Rasit, N., & Chee Kuan, O. (2018). Bersih Kecamatan Mandau
Investigation on the Influence of Kabupaten Bengkalis. COMSEP:
Bio-catalytic Enzyme Produced Jurnal Pengabdian Kepada
from Fruit and Vegetable Waste Masyarakat, 3(2), 236–242.
on Palm Oil Mill Effluent. IOP Wikaningrum, T., Hakiki, R., Astuti,
Conference Series: Earth and M. P., Ismail, Y., & Sidjabat, F.
Environmental Science, 140(1). M. (2022). The Eco Enzyme
https://doi.org/10.1088/1755- Application on Industrial Waste
1315/140/1/012015 Activated Sludge Degradation.
Rasit, N., Fern, L. H., & Ghani, A. W. Indonesian Journal of Urban and
A. K. (2019). Production and Environmental Technology, 5(2),
Characterization of Eco Enzyme 115–133.
Produced From Tomato and https://doi.org/10.25105/urbanenv
Orange Wastes and Its Influence irotech.v5i2.13535
On The AquacultureSludge. Wuni, C., & Husaini, A. (2021).
International Journal of Civil Pelatihan Pembuatan Eco-Enzyme
Engineering and Technology, Dari Limbah Organik Rumah
10(03), 967–980. Tangga Sebagai Alternatif Cairan
Reza, P. M. A., & Syuhriatin. (2020). Pembersih Alami. J-ABDI: Jurnal
Pengolahan Sampah Organik Pengabdian Kepada Masyarakat,
Menggunakan Lalat Tentara. 1(4 SE-Articles), 589–594.
Lombok Journal of Science (LJS), http://bajangjournal.com/index.ph
2(3), 27–31. p/J-ABDI/article/view/253
Rochyani, N.-, Utpalasari, R. L., &
Dahliana, I. (2020). Analisis Hasil
Konversi Eco Enzyme
Menggunakan Nenas (Ananas
Comosus ) Dan Pepaya (Carica
Papaya L.). Jurnal Redoks, 5(2),
135.
https://doi.org/10.31851/redoks.v
5i2.5060
Samriti, S. S., & Arya, A. (2019).

BIOEDUKASI VOL 14. NO. 1 MEI 2023 116


N. Widiani & A. Novitasari, , PRODUKSI DAN KARAKTERISTIK....

BIOEDUKASI VOL 14. NO. 1 MEI 2023 2

Anda mungkin juga menyukai