ABSTRAK
Pemanfaatan lumpur hasil pengolahan limbah cair sangat minim dan kurang
perhatian oleh banyak Kawasan industri. Pengolahan lumpur hasil pengolahan
limbah cair PT SIER dengan cara pengomposan merupakan upaya pengolahan
lumpur industri agar tidak mencemari lingkungan. Metode pengomposan dapat
menjadi alternatif dalam pemanfaatan limbah. Limbah yang digunakan adalah
lumpur hasil pengolahan limbah cair yang dicampur dengan sampah sayur-
sayuran. Penelitian ini menggunakan variasi berat dengan rasio campuran 1:1,
2:1 dan 1:2 dengan total berat 12 kg yang di masukan ke dalam bak dengan
variasi tambahan jamur, bakteri dan air kelapa. Ke pada masing masing 12 bak
reaktor dengan tambahan 3 bak reaktor tanpa tambahan. dengan lamanya waktu
pengomposan selama 20 hari. Hasil dari pengomposan dapat menurunkan rasio
C/N dan meningkatkan Hara makro yang sudah memenuhi satndar baku mutu
permentan Nomor 70/Permentan/SR. 140/10/2011. Ada bak yang mampu
memenuhi baku mutu dengan rasio C/N 16.58 dan kadar Hara makro 4.3%.
Kata kunci: Lumpur industri , Komposting , C/N Rasio dan Hara makro
ABSTRACT
The use of sludge from wastewater treatment is very minimal and is not given
much attention by many industries. PT SIER wastewater treatment sludge
treatment by composting industrial sludge treatment so as not to pollute the
environment. The composting method can be an alternative in waste
management. The waste used is the sludge from PT SIER's sewage treatment
along with vegetable waste. The study used a weight variation with a mixture
rasio of 1:1, 2:1 and 1:2 with a total weight of 12 kg which was put into the bath
with additional variations of mushroom, bacteria and coconut water. To each of
the 12 reactor tanks with the addition of 3 reactor tanks without additional
control. with a composting time for 20 days. The results of composting can
reduce the C/N rasio and increase the macro nutrients which have met the quality
standards of permentan NO. 70/Permentan /SR.140/10/2011. There is a reactor
tank that is able to meet the quality standards with a C / N rasio of 16.58 and
macro nutrient content of 4.3.
Keywords:.
143
PEMANFAATAN SLUDGE KAWASAN INDUSTRI... (FEBRY ADAM PAHLEVI)
144
JURNAL ENVIROUS VOL 1 NO 2 (2021)
Sedangkan pada pembuatan pupuk organik ini 3. Komposter berisi Sludge dan sampah
memanfaatkan jamur Aspergillus niger dan juga organik dengan perbandingan berat 1:2 ke
bakteri Pseudomonas putida untuk mengetahui dalam 4 reaktor + 1 kontrol
pengaruh jenis jamur dan bakteri dalam 4. Berdasarkan variabel yang telah ditentukan,
percepatan proses fermentasi pembuatan pupuk masukkan mikroba starter ke dalam reaktor,
organik. berupa larutan medium yang mengandung
10-7 sel / ml mikroorganisme dengan
METODE PENELITIAN perbandingan air kelapa dengan jamur 1:1
1. Bahan dan Alat air kelapa dengan bakteri 1:1 bakteri dan
Dalam pelaksanaan penelitian ini dibutuhkan jamur 1:1 dan bakteri jamur dan air kelapa
alat dan bahan sebagai berikut; 1:1:1
Bahan : 5. Pada komposter di semprotkan air kelapa
1. Sludge kawasan industri yang di ambil pada 6. Komposter di lakukan pengadukan setiap 3
sludge Drying Bed 90kg hari sekali
2. Sampah organik sayur sayuran pasar 7. dan di semprokan air kelapa ke komposter
keputran bahan campuran setelah itu ditutup.
3. Air kelapa tua 1 liter 8. Kemudian dilakukan Pengecekan
4. Aspergillus niger 1 liter kandungan N, P, K dan C- organik
5. Pseudomonas puttida 1 liter dilakukan pada proses fermentasi hari ke-5
Alat : ,ke-10, ke- 15 dan ke-20.
1. Timbangan manual 10 kg
2. Bak Reaktor 30 L HASIL DAN PEMBAHASAN
3. Sekop A. Karakteristik Awal Sludge PT SIER
Cara kerja : Penelitian ini dilakukan untuk
a. Persiapan memanfaatkan sludge PT SIER menjadi
1. Persiapan bahan – pengumpulan, Sludge pupuk organik melalui proses pembuatan
dari kawasan industri - air kelapa tua di kompos dengan menambahkan jamur
dapat dari pasar sisa pembuatan santan - Aspergillus niger, bakteri Pseudomonas
Jamur Aspergillus niger dan bakteri puttida dan air kelapa. Lumpur yang diambil
Pseudomonas putida diperoleh dari adalah lumpur dari hasil pengolahan limbah
laboratorium pengolahan limbam atau cair industri PT SIER yang masuk ke unit
took kimia. Sludge Drying Bed. Sebelum melakukan
2. Persiapan reaktor, Reaktor yang penelitian Sludge industri PT SIER dianalisa
digunakan berupa bak 30 liter Penutup terlebih dahulu untuk mengetahui
reaktor di beri lubang 1 cm dengan jarak kandungan yang ada didalamnya. Data
5 cm dari masing masing lubang agar analisa awal kandungan yang ada dalam
terjadi sistem aerasi. Sludge IPAL PT SIER dapat di lihat pada
b. Proses penelitian tabel 1. di bawah ini.
1. Reaktor yang di gunakan adalah bak Tabel -1. Hasil Analisa Awal Sludge PT. SIER
plastik 30 Liter Parameter Satuan Hasil Baku mutu
2. Timbangan manual untuk menimbang C-organik % 4,5 Min 15
sludge dan sampah organik N % 0,42 -
3. Sekop untuk proses pengadukan pupuk. C/N rasio - 10,7 15 – 25
145
PEMANFAATAN SLUDGE KAWASAN INDUSTRI... (FEBRY ADAM PAHLEVI)
memenuhi sesuai dengan kondisi ideal c-organik sampai 29,84% dan nitrogen (N)
pembuatan pupuk agar sesuai dengan baku sampai 1.03,%
mutu permentan Nomor 70/Permentan/SR. 2. Karakteristik Campuran 4 Kg Sludge PT
140/10/2011. Hasil analisis menunjukkan SIER Dengan 8 Kg Sampah Sayur Sayuran
kandungan karbon (C) yang tinggi bisa Analisa awal ini bertujuan untuk
didapatkan padasampah organik sayur mengetahui peranan proses pengomposan
sayuran. Dengan demikian bahan campuran yang di lakukan pada pada campuran 4 kg
Sampah oraganik sayur sayuran tersebut sludge dan 8 kg sampah organik sisah sayur
bisa digunakan dalam Sludge yang akan yang dapat di lihat pada tabel 4. sebagai
merubah rasio C/N. Selain memiliki nilai berikut.
karbon yang tinggi, sampah oraganik juga Tabel -4. Karakteristik Awal Campuran Rasio 2:1
merupakan bahan organik yang mudah Parameter Satuan Hasil Baku mutu
membusuk yang dapat membantu proses C-Organik % 39,84 Min 15
pengomposan. Data analisa awal sampah N % 1,15 -
organik sayur sayuran ditunjukkan pada C/N rasio - 34,64 15 – 25
tabel 2 sebagai berikut. P % 0,77 -
Tabel -2. Analisa Awal Sampah Organik K % 0,64 -
Sayur Sayuran Hara makro
% 2,56 Min 4
Parameter Satuan Hasil (N+P2O5+K2O)
C organik % 44,62
Nitrogen % 1,98 Dari hasil analisa ini di dapatkan bahwa
Rasio C/N - 45,53 penambahan sampah sisah sayur sayuran
Dari hasil tabel 2 dapat diketahui bahwa dari tps pasar keputran memeliki peranan
sampah organik sayur sayuran mempunyai penting dalam meningkatkan unsur-unsur
kandungan rasio C/N yang tinggi dari organik dari c-organik sampai 39,84 % dan
Sludge IPAL PT SIER, maka sampah nitrogen (N) sampai 1,15%
organik sayur sayuran dapat di gunakan 3. Karakteristik campuran 8 kg sludge PT
sebagai bahan campuran pada sludge yang SIER dengan 4 kg sampah sayur sayuran
di campurakan masing masing memiliki Analisa awal ini bertujuan untuk
rasio campuran berat yang berbeda beda mengetahui peranan proses pengomposan
mulai dari rasio campuran 1:1, 2:1 dan 1:2 yang di lakukan pada pada campuran 8 kg
dengan total berat sebesar 12 kg pada sludge dan 4 kg sampah organik sisah sayur
masing masing bak reaktor. yang dapat di lihat pada tabel 5. sebagai
1. Karakteristik Campuran 6 Kg Sludge PT berikut.
SIER Dengan 6 Kg Sampah Sayur Sayuran Tabel -5. Karakteristik Awal Campuran Rasio 1:2
Analisa awal ini bertujuan untuk Parameter Satuan Hasil Baku mutu
mengetahui peranan proses pengomposan C-Organik % 21,68 Min 15
yang di lakukan pada pada campuran 6 kg N % 0,52 -
sludge dan 6 kg sampah organik sisah sayur C/N rasio - 41,69 15 – 25
P % 0,56 -
yang dapat di lihat pada tabel 3 sebagai
K % 0,63 -
berikut
Hara makro
Tabel -3. Karakteristik Awal Campuran Rasio 1:1 % 1,71 Min 4
(N+P2O5+K2O)
Parameter Satuan Hasil Baku mutu
C-Organik % 29,84 Min 15
N % 1,03 - Dari hasil analisa ini di dapatkan
C/N rasio - 28,97 15 – 25 bahwa penambahan sampah sisah sayur
P % 0,59 - sayuran dari tps pasar keputran memeliki
K % 0,74 - peranan penting dalam meningkatkan unsur-
Hara makro unsur organik dari c-organik sampai 21,68
% 2,36 Min 4
(N+P2O5+K2O) % dan nitrogen (N) sampai 0,52%
Dari hasil analisa ini di dapatkan bahwa B. Kondisi C-Organik selama proses
penambahan sampah sisah sayur sayuran dari pengomposan
tps pasar keputran memeliki peranan penting Hasil perubahan C-organik selama proses
dalam meningkatkan unsur-unsur organik dari pengomposan terbagi menjadi beberapa
campuran mulai dari tambahan jamur
146
JURNAL ENVIROUS VOL 1 NO 2 (2021)
147
PEMANFAATAN SLUDGE KAWASAN INDUSTRI... (FEBRY ADAM PAHLEVI)
C. Kondisi Nitrogen (N) Selama Proses Dari gambar 4., 5., dan 6. kandungan
Pengomposan nitrogen mengalami kenaikan dan
Hasil perubahan Nitrogen (N) selama penurunan yang berbeda beda pada masing
proses pengomposan terbagi menjadi masing campuran jamur dan bakteri hal ini
beberapa campuran mulai dari tambahan di karenakan nilai N yang mengalami
jamur Aspergillus niger, Bakteri peningkatan dan penurunan selama proses
Pseudomonas putida dan air kelapa yang pengomposan, hal ini dikarenakan nitrogen
terbagi menjadi 3 perbedaan berat sludge (N) yang bersifat fluktuatif.
dengan sampah sayur sayuran dengan Mikroorganisme membutuhkan nitrogen
perbandingan 1:1, 2:1 dan 1:1 dengan total untuk mempertahankan dan membentuk sel
berat 12 kg yang akan di bedakan pada tubuh. Semakin tinggi kandungan nitrogen
masing masing gambar 4., 5. dan 6. sebagai maka semakin cepat penguraian bahan
berikut. organik, karena mikroorganisme pengurai
kompos membutuhkan nitrogen untuk
berkembang (Sriharti, 2008).
148
JURNAL ENVIROUS VOL 1 NO 2 (2021)
149
PEMANFAATAN SLUDGE KAWASAN INDUSTRI... (FEBRY ADAM PAHLEVI)
KESIMPULAN
Berdasakan penelitian yang telah
dilakukan dapat apat ditarik kesimpulan
sebagai berikut :
1. Hasil penelitian ini menyimpukan bahwa
ada satu bak yang mampu memenuhi
Gambar -12. Grafik Penurunan Hara Makro standar baku mutu permentan
(N+P2O5+K2O) Dengan Perbandingan No70/Permentan/SR. 140/10/2011, pada
Berat 1:2
bak dengan campuran jamur Aspergillus
Dari gambar 10., 11., dan 12 niger, bakteri Pseudomonas putida dan
menujukan bahwa bahwa semua senyawa air kelapa pada perbandingan berat 1:1
mengalami peningkatan selama proses dengan total berat 12 kg menghasilkan
pengomposan. faktor unsur makro dari C-organik sebesar 21,06%, rasio C/N
nitrogen (N) mengalami kenaikan maupu 16.58 dan kadar Hara makro 4.3%.
penurunan yang sesuai dengan sifatnya 2. Dari penambahan jamur Aspergillus niger,
fluktuatif unsur makro fospor total bakteri Pseudomonas putida dan air kelapa
mengalami peningkatan selama proses menunjukan peningkatan unsur penting
pengomposan pada setiap bak reaktor pada seperti hara makro (N+P2O5+K2O) yang
semua campuran dan kondisi yang terjadi pada semua bak dengan campuran
menunjukan proses pengomposan jamur Aspergillus niger, bakteri
berlangsung baik, unsur Kompos yang Pseudomonas putida dan air kelapa pada
matang mengandung kalium (K). Selama semua perbandingan berat, hasil
proses pengomposan, kandungan kalium tertinggi terjadi pada bak dengan
pada kompos yang matang meningkat. campuran jamur Aspergillus niger,
Mesin pengomposan atau kompoter secara
bakteri Pseudomonas putida dan air
terus menerus mengukur kalium dari hari
ke-5 hingga hari ke-20. Menurut Dalzell kelapa pada perbandingan berat 1:1
(1987), jika proses pengomposan berjalan dengan total berat 12 kg dengan hasil
dengan baik dapat mengakibatkan 4.3%.
pembentukan senyawa Kalium yang dapat
diserap tanaman juga dapat berjalan dengan DAFTAR PUSTAKA
lancar, karena sebagian besar Kalium dalam Azizah, N. (2017). Pengaruh Jenis Dekomposer
kompos mengalami terlarut. Jika kandungan dan Lama Fermentasi terhadap Kualitas
nitrogen pada bahan organik awal yang Pupuk Cair (Biourine) Kelinci. Skripsi.
digunakan untuk pengomposan mencukupi, Universitas Hasanuddin. Makasar.
150
JURNAL ENVIROUS VOL 1 NO 2 (2021)
151