Anda di halaman 1dari 7

54

•/Z [ ,, Volume 40 Nomor 1, Pebruari 2015 Halaman 54-60 ISSN ELEKTRONIK 2355-3545

KARAKTER KIMIA KOMPOS DENGAN DEKOMPOSER MIKROORGANISME LOKAL


ASAL LIMBAH SAYURAN

(The Chemist Character Of Compost With Decomposer Of Local Microorganism from


Vegetables Waste)

Nurul Puspita Palupi


Fakultas Pertanian Universitas Mulawarman Samarinda
Kampus Gunung Kelua Samarinda
email : nurulpuspita2908@gmail.com

ABSTRACT

Organic wastes in Samarinda, East Kalimantan are about 450 tons a day. More than 60 % as a
vegetables waste. Refer to the literature, nutrients which contain on the vegetables waste are about 100
ton per ZDVWH¶V GU\ ZHLJKW VR LW LV SRWHQWLDO WR EH DQ RUJDQLF IHUWLOL]HUV 7KH DGYDQWDJHV RI WKH RUJDQLF
fertilizer are coping nutrient deficiencies, relieves nutrients fastly, contain complete micro and macro,
repairing soil structure then soil become loose, high water holding capacity, and occasionally give the
disease resistancy to the plant, and increasing soil microorganism activity. That the reason why organic
fertilizer like compost being the alternative for repairing soil degradation. That research aims are to
identify the compost quality from the vegetables local microorganism which produces by adding the
vegetables with sugar and coconut water. And then that local microorganism was used as the empty
bunch palm oil scrabs decomposter. This research told that the compost from the vegetables wastes with
local microorganism application held the higher total N, P, K than control.

Keywords : local microorganism, compost, vegetables wastes

PENDAHULUAN memiliki daya simpan air yang tinggi, memberi


tanaman ketahanan tehadap serangan penyakit,
Produksi limbah organik di Samarinda serta dapat meningkatkan aktivitas
Kalimantan Timur bisa mencapai 450 ton per mikroorganisme tanah.
hari. Sebagian besar diantaranya (±60%) Berdasarkan keunggulan-keunggulan
merupakan limbah sayuran dan buah-buahan. tersebut dapat terlihat betapa pentingnya
Merujuk pada literatur, nutrien yang terkandung penggunaan pupuk organik dibandingkan
dalam limbah sayuran dan buahan mencapai 100 dengan penggunaan pupuk anorganik. Kondisi
ton per berat kering limbah sehingga potensial tanah di Kalimantan Timur dengan kandungan
untuk dimanfaatkan sebagai pupuk organik. unsur hara dalam jumlah yang sedikit menjadi
Pupuk organik memiliki kelebihan antara masalah tersendiri bagi petani dalam proses
lain dapat mengatasi defesiensi hara, mampu pemupukan. Kebanyakan petani menggunakan
menyediakan hara secara cepat, mengandung pupuk anorganik dalam jumlah yang besar untuk
unsur hara makro dan mikro yang lengkap meski memenuhi kebutuhan unsur hara yang terbatas,
dalam jumlah sedikit, dapat memperbaiki penggunaan pupuk anorganik dalam jangka
struktur tanah sehingga tanah menjadi gembur, panjang dapat menyebabkan kerusakan fisik
55
•/Z [ ,, Volume 40 Nomor 1, Pebruari 2015 Halaman 54-60 ISSN ELEKTRONIK 2355-3545

tanah menjadi keras dan tidak dapat membutuhkan biaya besar dan sangat murah
memperbaiki struktur tanah. Penggunaan pupuk meriah karena menggunakan bahan-bahan yang
anorganik yang tidak tepat dapat mengakibatkan mudah diperoleh di sekitar kita serta
kehilangan hara tanah karena menguap ataupun pembuatannya sangat mudah (Hadinata, 2008).
tercuci oleh air, sehingga penggunaan pupuk Penelitian ini bertujuan untuk
organik seperti kompos menjadi salah satu mengetahui mutu kompos tandan kosong kelapa
alternatif dalam memperbaiki kerusakan tanah sawit dengan pemberian beberapa MOL dan
yang diakibatkan penggunaan pupuk anorganik. memperoleh MOL yang memberikan hasil
Kompos berasal dari sisa bahan organik, terbaik terhadap mutu kompos tandan kosong
baik dari tanaman, hewan, maupun limbah kelapa sawit.
organik yang telah mengalami dekomposisi atau
fermentasi. Jenis tanaman yang sering METODE PENELITIAN
digunakan untuk kompos di antaranya adalah
jerami, sekam padi, pelepah pisah, gulma, Waktu dan Tempat
sayuran busuk, sisa tanaman jagung, dan sabut Penelitian ini dilakukan selama ± tiga
kelapa. Sementara itu, bahan dari ternak yang bulan (September ± November 2014), terhitung
sering digunakan untuk kompos di antaranya sejak persiapan pembuatan MOL sampai
kotoran ternak, urine, pakan ternak yang pengomposan limbah sayuran, bertempat di
terbuang, dan cairan biogas (Hadisuwito, 2008). Laboratorium Ilmu Tanah Fakultas Pertanian,
Proses pengomposan memerlukan aktivator Universitas Mulawarman Samarinda.
sebagai dekomposer dalam proses dekomposisi
bahan organik kompleks yang dilakukan oleh Bahan dan Alat
mikroorganisme sehingga menjadi bahan Bahan yang digunakan dalam penelitian
organik sederhana yang kemudian mengalami ini yaitu sisa sayur-sayuran, gula merah, air
mineralisasi sehingga menjadi tersedia dalam kelapa,dan tandan kosong kelapa sawit. Alat
bentuk mineral yang dapat diserap oleh tanaman yang digunakan adalah toples, botol, parang,
atau organisme lain. karung, selang, lakban, polybag, blender, alat
Mikroorganisme lokal (MOL) adalah tulis menulis, dan kamera.
mikroorganisme yang dimanfaatkan sebagai
starter dalam pembuatan pupuk organik padat Kegiatan Penelitian
maupun pupuk cair. Bahan utama MOL terdiri Penelitian yang dilakukan ini adalah
atas beberapa komponen yaitu karbohidrat, untuk mengetahui uji efektifitas MOL sayuran
glukosa, dan sumber mikroorganisme. Bahan dengan 5 ulangan. Pembuatan MOL sayur-
dasar untuk fermentasi larutan MOL dapat sayuran dilakukan dengan menghaluskan bahan
berasal dari hasil pertanian, perkebunan, tersebut haluskan lalu dicampurkan dengan gula
maupun limbah organik rumah tangga. merah dan air kelapa sesuai dengan komposisi
Karbohidrat sebagai sumber nutrisi untuk sebanyak 2 kg pada bahan baku utama,
mikroorganisme dapat diperoleh dari limbah ditambahkan dengan 2 ons gula merah, air
organik seperti air cucian beras, singkong, kelapa sebanyak 3 liter dan kemudian akan
gandum, rumput gajah, dan daun difermentasikan secara anaerob selama 3
gamal. Sumber glukosa berasal dari cairan gula minggu.
merah, gula pasir, dan air kelapa, serta sumber Pengambilan tandan kosong kelapa sawit
mikroorganisme berasal dari kulit buah yang yang akan dijadikan kompos diperoleh dari PT,
sudah busuk, terasi, keong, nasi basi, dan urin Tri Tunggal Sentra Buana yang berada di
sapi. Keuntungan MOL yang lain adalah tidak Kecamatan Muara Badak. TKKS yang di ambil
56
•/Z [ ,, Volume 40 Nomor 1, Pebruari 2015 Halaman 54-60 ISSN ELEKTRONIK 2355-3545

adalah yang paling lama atau lapuk karena telah 2) C-Organik ditetapkan berdasarkan metode
mengandung banyak jamur dan bakteri sehingga Walkley dan Black, di ukur dengan
dalam proses pengomposan menjadi lebih cepat. menggunakan Spektrofotometer.
Pembuatan kompos dilakukan dengan cara 3) Rasio C/N diperoleh dengan
mencacah tandan kosong kelapa sawit hingga membandingkan antara C organik dan N
halus, kemudian dicampur dengan sedikit dedak total
lalu dicampurkan dengan MOL yang telah 4) Unsur Nitrogen total ditetapkan
difermentasi sesuai dengan perlakuan yang berdasarkan metode destilasi Kjeldah,
nantinya mol ini akan berperan sebagai dengan titrasi tahap akhir menggunakan
dekomposer. Sedangkan untuk kontrol hanya 0,02 N HCL.
diberi dengan air biasa saja tanpa MOL. 5) Unsur P dan K tersedia ditetapkan
Pengomposan dilakukan selama kurang lebih 1 berdasarkan metode Morgan
bulan.
Analisis Data
Pengambilan Data Analisis data kualitas kimia kompos
Pengambilan data yang akan dilakukan dengan menggunakan tabel kriteria sifat kimia
pada penelitian ini adalah untuk mengetahui tanah yang dikeluarkan oleh BPT Bogor (2009).
beberapa sifat kimia pada uji efektifitas
beberapa jenis MOL. Data akan diambil setelah HASIL DAN PEMBAHASAN
dilakukannya pengomposan, untuk kemudian
dilakukan analisis untuk mengetahui beberapa Kemasaman (pH) Kompos
unsur kimianya seperti unsur C/N rasio, pH, N, Berdasarkan hasil analisis laboratorium
P, dan K. Data yang dianalisis dengan dua cara, (Tabel 1) diketahui bahwa pH kompos yang
yang pertama adalah analisis C/N rasio yang menggunakan dekomposter asal limbah sayuran
dilakukan pada setiap ulangan. Sedangkan untuk memiliki kemasaman (8.59) yang lebih rendah
unsur pH, N, P, dan K akan dianalisis secara dibandingkan kompos perlakuan kontrol (8,00).
komposit dari setiap ulangan. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan limbah
Data kualitas MOL dianalisis dengan sayuran sebagai MOL pada tandan kosong
menggunakan : kelapa sawit tidak memberikan peningkatan
1) Reaksi MOL (pH) ditetapkan dengan kemasaman pada tanah. Peningkatan
metode ekstraksi dengan perbandingan 1: kemasaman pada tanah dikhawatirkan akan
2,5 dan diukur dengan alat pH meter memberikan pengaruh negatif pada
elektroda. pertumbuhan tanaman akibat tidak tersedianya
nutrisi penting dalam tanah.

Tabel 1. Keadaan Kemasaman (pH) Kompos Tandan Kosong Kelapa Sawit


Perlakuan pH Kompos Kriteria
Kontrol 8,00 Cukup Alkalis

Perlakuan Pemberian MOL 8,59 Sangat Alkalis


asal Limbah Sayuran

Kemasaman kompos akan mempengaruhi kompos. Dengan kondisi kompos yang tidak
kemasaman tanah yang akan diberi aplikasi masam, akan mengurangi kemungkinan
57
•/Z [ ,, Volume 40 Nomor 1, Pebruari 2015 Halaman 54-60 ISSN ELEKTRONIK 2355-3545

penambahan kemasaman tanah. Menurut sayuran sebesar 53,84 % sedangkan pada


Soepardi (1983), kemasaman tanah akan perlakuan kontrol sebesar 55,29 % (Tabel 2).
mempengaruhi serapan unsur hara dan Kandungan C-Organik dalam kompos
pertumbuhan tanaman. menunjukkan banyaknya bahan organik yang
terdapat dalam kompos selama proses
Kandungan C-Organik pelapukan berlangsung. Semakin intensif
Hasil penelitian diperoleh hasil bahwa pelapukan bahan organik berlangsung, maka
kandungan C organik kompos pada perlakuan akan semakin sedikit keberadaan karbon
dengan menambahkan MOL asal limbah organik dalam suatu bahan.

Tabel 2. Kandungan C-organik Kompos Tandan Kosong Kelapa Sawit


C-Organik
Perlakuan Kriteria
(%)
Kontrol 55,29 Sangat Tinggi

Perlakuan Pemberian MOL 53,84 Sangat Tinggi


asal Limbah Sayuran

Kandungan N-Total bahan organik pada kompos akan


Berdasarkan hasil penelitian diketahui terdekomposisi melalui proses mineralisasi dan
bahwa pemberian MOL pada kompos mampu akan menjadi penyumbang ion-ion hara tersedia
meningkatkan kandungan N pada kompos seperti Nitrogen.
tandan kosong kelapa sawit. Secara kimiawi,

Tabel 3. Kandungan N Total Kompos Tandan Kosong Kelapa Sawit


N-Total
Perlakuan Kriteria
(%)
Kontrol 1,63 Sangat Tinggi

Perlakuan Pemberian MOL 2,13 Sangat Tinggi


asal Limbah Sayuran

Tabel 3 di atas menunjukkan bahwa bioaktif dan gula. Asam amino tersebut
kandungan N total pada kompos dengan merupakan salah satu sumber nitrogen bagi
menggunakan MOL sayuran sebesar 2,13 % tanah (Yuwono, 2005).
sedangkan pada kontrol hanya sebesar 1,63 %.
Hal ini kemungkinan disebabkan oleh aktifitas C/N Rasio
bioaktivator MOL asal sayuran yang banyak Besar kecilnya nilai C/N rasio sangat
mengandung bakteri yang mampu mensintesis bergantung pada besarnya aktivitas
senyawa nitrogen, gula dan substrat bioaktif mikroorganisme di dalam tanah. Pada proses
lainnya (Indriani, 2003). Bakteri tersebut juga pelapukan yang intensif, terjadi perubahan yang
mampu membentuk zat-zat yang bermanfaat terjadi secara cepat di dalam tanah. Flora
antara lain asam amino, asam nukleat, zat-zat heterotropik-bakteri, jamur dan actinomycetes,
58
•/Z [ ,, Volume 40 Nomor 1, Pebruari 2015 Halaman 54-60 ISSN ELEKTRONIK 2355-3545

menjadi aktif dan berkembang biak dengan pembentukan tubuhnya (Soepardi, 1983).
pesat dan menghasilkan banyak CO2. Dalam Keadaan tersebut di atas menjelaskan bahwa
keadaaan demikian, nitrat menghilang dari tanah semakin rendah C/N rasio berarti semakin
disebabkan perkembangan jasad nitro intensif terjadi pelapukan.
menkonsumsi banyak nitrogen untuk

Tabel 4. Rasio C/N Kompos Tandan Kosong Kelapa Sawit


Rasio
Perlakuan Kriteria
C/N
Kontrol 35,32 Sangat Tinggi

Perlakuan Pemberian MOL 25,32 Sangat Tinggi


asal Limbah Sayuran

Berdasarkan hasil penelitian yang semakin intensif dibandingkan dengan pelakuan


disajikan pada Tabel 3 menunjukkan bahwa kontrol
kompos dengan menggunakan MOL asal limbah
sayuran menghasilkan kompos dengan C/N Kandungan K2O Total
rasio yaitu 25,32, nilai tersebut adalah lebih Hasil penelitian kandungan K2O total pada
rendah dibandingkan dengan kontrol yaitu kompos tandan kosong kelapa sawit yang diberi
35,32. Keadaan ini dapat dinyatakan bahwa MOL asal limbah sayuran dan perlakuan
dengan menggunakan dekomposter MOL asal kontrol disajikan pada Tabel 5.
limbah sayuran maka pelapukan yang terjadi

Tabel 5. Kandungan K2O Total Kompos Tandan Kosong Kelapa Sawit


Kandungan
Perlakuan Kriteria
K Total (%)
Kontrol 1,55 Sangat Rendah

Perlakuan Pemberian MOL 1,79 Sangat Rendah


asal Limbah Sayuran

Hasil penelitian di atas menunjukkan mikroorganisme menguntungkan lainnya


bahwa peningkatan kandungan K total sehingga dapat meningkatkan kandungan unsur
merupakan andil dari masukan MOL asal hara pada kompos.
limbah sayuran. Kandungan K total pada
kompos dengan menggunakan MOL asal limbah Kandungan P2O5 Total
sayuran sebesar 1,79 % adalah lebih tinggi Hasil penelitian kandungan P2O5 total
dibandingkan dengan perlakuan kontrol yaitu pada kompos tandan kosong kelapa sawit yang
1,55 %. Hal ini diduga karena bioaktivator diberi MOL asal limbah sayuran dan perlakuan
MOL asal limbah sayuran mengandung mikroba kontrol disajikan pada Tabel 6.
dan merangsang perkembangan
59
•/Z [ ,, Volume 40 Nomor 1, Pebruari 2015 Halaman 54-60 ISSN ELEKTRONIK 2355-3545

Tabel 6. Kandungan P2O5 Total Kompos Tandan Kosong Kelapa Sawit


Kandungan
Perlakuan Kriteria
P2O5 Total (%)
Kontrol 0,25 Sangat Rendah

Perlakuan Pemberian MOL 0,38 Sangat Rendah


asal Limbah Sayuran

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kedua cara pemupukan tersebut, masing-masing


kompos dengan menggunakan boaktivator MOL mencapai 562 kg (Teknologi Petani) dan 465 kg
asal limbah sayuran memiliki kandungan P2O5 (Teknologi BPTP), sedangkan hasil kangkung
total yang lebih tinggi (0,38%) dibandingkan mencapai 433 kg (Teknologi Petani) dan 420 kg
dengan perlakuan kontrol (0,25 %). Hal ini (Teknologi BPTP).
kemungkinan disebabkan oleh penambahan
MOL asal sayuran sebagai penyumbang unsur P
ke dalam kompos dan mikroorganisme pada KESIMPULAN DAN SARAN
tandan kosong kelapa sawit kemungkinan
memacu bebasnya unsur P yang terkandung Kesimpulan
dalam materian kompos. Tingginya kandungan Berdasarkan hasil penelitian dapat diambil
P dalam kompos setelah perlakuan kesimpulan bahwa kualitas kompos tandan
mengindikasikan pengaruh baik yang akan kosong kelapa sawit dengan pemberian MOL
ditimbulkan oleh penggunaan kompos pada asal limbah sayuran lebih baik daripada kontrol
tanah. dalam parameter pH, N Total, P total, dan K
Secara umum kualitas kompos tandan total.
kosong kelapa sawit dengan pemberian MOL
asal limbah sayuran lebih baik daripada kontrol Saran
dalam parameter pH, N Total, P total, dan K 1. Dalam pembuatan kompos tandan kosong
total. Hal ini selaras dengan hasil kajian secara kelapa sawit dapat menggunakan
laboratoris dari BPTP , yang menyatakan bahwa mikroorganisme lokal asal limbah sayuran.
pupuk organik cair yang berasal dari saripati 2. Perlu dilakukan penelitian pendahuluan
limbah sayuran dan buahan memenuhi syarat menggunakan berbagai dosis kompos
sebagai pupuk, baik sebagai sumber unsur tandan kosong yang didekomposisi oleh
makro maupun mikro. Kandungan unsur makro mikroorganisme lokal asal limbah sayuran.
yang meliputi N, P, K, Ca, Mg, dan S berkisar
101-3.771 mg.l-1, sedangkan unsur hara mikro DAFTAR PUSTAKA
meliputi Fe, Mn, Cu, dan Zn berkisar antara 0,2-
0,62 mg.l-1. Hasil pengujian di lapangan Balai Penelitian Tanah. 2009. Petunjuk Teknis:
menunjukkan bahwa pupuk organik cair Analisis Kimia Tanah, Tanaman, Air, dan
berbahan baku saripati limbah sayuran dan Pupuk. Badan Penelitian dan
buahan (Teknologi BPTP) memiliki Pengembangan Pertanian. Departeman
kemangkusan yang hampir sama dengan pupuk Pertanian. Bogor
kandang 5 ton ha-1 + urea 10 kg ha-1 (Teknologi
Petani). Hasil bayam per petak 100 m2 pada
60
•/Z [ ,, Volume 40 Nomor 1, Pebruari 2015 Halaman 54-60 ISSN ELEKTRONIK 2355-3545

Darnoko dan Ady, 2006. Pembuatan Pupuk Widiastuti, H. dan Tri Panji. 2007.
Organik dari Tandan Kosong Kelapa ³3HPDQIDDWDQ Tandan Kosong Kelapa
Sawit. Buletin Penelitian Kelapa Sawit no. Sawit Sisa Jamur Merang (Volvariella
2 89-99 Volvacea) (TKSJ) sebagai Pupuk Organik
SDGD 3HPELELWDQ .HODSD 6DZLW´ Jurnal
Hardjowigeno, S. 2003. Ilmu Tanah. Menara Perkebunan vol 75 (2), hal. 70-79
Akademika Pressindo. Jakarta
Yuwono, Margo. 2008. Dekomposisi dan
Indriyani, Y.H. 2003. Membuat Kompos Secara Mineralisasi Beberapa Macam Bahan
Kilat. Penebar Swadaya, Jakarta Organik. Jurnal Agronomi Vol. 12 No. 1,
Januari - Juni 2008. ISSN 1410-1939. Hal
Soepardi, G. 1983. Sifat dan Ciri Tanah 1. 1-8
Fakultas Pertanian IPB, Bogor.

Anda mungkin juga menyukai