Anda di halaman 1dari 10

Journal of Env. Engineering & Waste Management, Vol. 2, No.

2, Oktober 2017: 91-100

PENINGKATAN KUALITAS PENGOLAHAN AIR BERSIH DENGAN


PERBAIKAN PROSES OKSIDASI
(Studi Kasus di Instalasi Pengolahan Air PT. Jababeka)
Improvement of Water Treatment Plant with Optimalization of Oxidation Process
(Case study at Water Treatment Plant PT. Jababeka)

Istingani1, Erliza Noor2, Suprihatin3


Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan, Pascasarjana Institut Pertanian Bogor
Gedung Sekolah Pascasarjana Lt 1 Kampus IPB darmaga, Bogor 16680
1
istingani@jababeka.com, 2erlizanoor@yahoo.com , 3suprihatin@indo.net.id

Abstrak : Penghilangan zat pencemar berupa senyawa organik, amonium, nitrit dan besi serta mangan pada
proses pengolahan air dilakukan dengan proses oksidasi seperti dengan aerasi, maupun dengan bahan kimia.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan kinerja terbaik untuk proses oksidasi yaitu kemampuan
mereduksi bahan pencemar pada konsentrasi dan waktu reaksi optimum dari penggunaan oksidator : klorin,
ozon dan peroxone (H2O2/O3). Percobaan dirancang dengan central composite design (CCD) sementara untuk
mendapatkan kondisi proses yang optimum dianalisa dengan response surface method (RSM). Percobaan untuk
memperoleh komposisi konsentrasi dan waktu reaksi masing-masing bahan kimia oksidator (klorin, ozon dan
peroxone) dilakukan sebanyak 13 percobaan. Optimasi pemakaian klorin menggunakan SRM menghasilkan
reduksi senyawa organik (KMnO4) sebesar 75,1% l pada konsentrasi 15,25 ppm dan waktu reaksi 17,07 menit.
Optimasi pemakaian ozon menghasilkan reduksi senyawa organik (KMnO4) sebesar 26,9% pada konsentrasi
ozon 4,04 ppm dan waktu reaksi 12,1 menit. Optimasi oksidator peroxone mampu mereduksi 41,5% senyawa
organik (KMnO4) pada konsentrasi 4,04 ppm dan waktu reaksi 12,1 menit.

Kata kunci : khor, oksidasi, ozon peroxone, pengolahan air

Abstract : The removal of contaminants in the water treatment process such as the organic compounds,
ammonia, nitrite, iron and manganese are done by oxidation, by aeration, or chemical oxidation, include using
chlorine, ozone, or peroxone. The puposes of this study were to get the best performance of the oxidation
process (concentration and rection time), as well as to get the financial feasibility of using oxidation agents :
chlorine (Cl2), ozone (O3), or peroxone (H2O2/O3).The experimental sequences were designed by the central
composite design, while the optimization was using the surface response method. To obtain the composition of
the concentration and reaction time variables, each chemicals had been applied of 13 trials. The optimum
oxidation in reducing the organic compound (as KMnO4) was achieved by applying chlorine of 15.25 ppm and
17.07 minutes of reaction time with the result of 75.1% reduction. The optimum of ozone was achieved by
applying 4.04 ppm and reaction time of 12.1 minutes which could reduce 26.9% of the organic compound (as
KMnO4). The optimum of peroxone was achieved by applying peroxone of 5.41 ppm and reaction time of 4,5
minutes which could reduce 41,5% of the organic compound (as KMnO4).

Keywords : chlorin, oxidation, ozon peroxone, improvement of water treatment

PENDAHULUAN filtrasi dan post klorinasi. Bahan baku


Ketersediaan air bersih merupakan salah yang digunakan adalah air sungai atau air
satu pertimbangan utama bagi pengelola permukaan yang bersumber dari waduk
kawasan industri. Pengembang kawasan Jatiluhur yang mengalir di saluran Tarum
industri memiliki kewajiban untuk Barat. Perkembangan pemukiman dan
menyediakan sarana air bersih dan fasilitas peningkatan kegiatan industri di hulu
pengolahan air limbah industri yang diatur Sungai Citarum dan di sekitar saluran
oleh Peraturan Menteri Perindustrian Tarum Barat menyebabkan penurunan
Nomor 35/M-IND/PER/3/2010 tentang kualitas air akibat pencemaran (Hartono
Pedoman Teknis Kawasan Industri. 2009). Penurunan kualitas air dapat
Instalasi pengolahan air bersih yang disebabkan oleh virus, bakteri patogen,
dimiliki oleh PT. Kawasan Industri parasit, dan zat kimia pada sumber air
Jababeka Tbk. menggunakan sistem proses bakunya ataupun terjadi pada saat
oksidasi, flokulasi koagulasi, sedimentasi pengaliran air hasil olahan dari instalasi
91
JENV, Vol. 2, No. 2, Oktober 2017: 91-100

pengolahan air ke konsumen (Said 2007). dioksida, ozon, kalium permanganat, sinar
Bahaya atau resiko akibat mengkonsumsi ultra violet (Black dan Veatch 2010).
air baik secara langsung diminum maupun Pemakaian ozon di Indonesia sudah
melalui hasil produksi yang menggunakan banyak dilakukan pada pengolahan air
air baku yang tercemar dapat mengganggu minum dalam kemasan. Kemampuan ozon
kesehatan penggunanya. Peraturan Menteri untuk mengoksidasi lebih cepat dan lebih
Pekerjaaan Umum dan Perumahan Rakyat kuat, dan mengurangi terbentuknya THM
Nomor 26/PRT/M/2014 tentang Prosedur (Said 2007) memberikan kesempatan
Operasional Standar Pengolahan Sistem kepada instalasi pengolahan air untuk
Penyediaan Air Minum mengatur menggunakan ozon sebagai bahan
pengolahan air yang tercemar zat organik pengganti klorin.
tinggi atau besi dan mangan tinggi dengan Ozon dapat mengoksidasi besi dan
cara preklorinasi yang berfungsi untuk mangan menjadi terpresipitasi dari sumber
mengoksidasi bahan pencemar air baku. air, selain itu dapat pula mengkoagulasi
Klorin adalah bahan disinfektan partikulat, mengontrol pertumbuhan alga,
dan dalam pengolahan air juga bertujuan dan mampu menghancurkan beberapa
untuk mengontrol adanya organisme, jenis pestisida. Suffet et al. (1986)
mengoksidasi senyawa yang menyebabkan mengatakan bahwa ozon adalah bahan
bau dan rasa, mengoksidasi besi dan oksidan yang efektif untuk menghilangkan
mangan, menghilangkan warna, dan juga bau dan rasa. Perkembangan teknologi
dalam berbagai pengolahan secara umum pengolahan air bersih selama beberapa
dalam proses filtrasi dan sedimentasi dekade terakhir memperkenalkan proses
(White, 1992). Said (2007) menyatakan Advance Oxidation Process (AOP).
pengolahan air dengan pemberian khlorin Langleis et al. (1991) menyatakan bahwa
1 mg/l dengan waktu kontak kurang dari AOP dapat mengurangi konsentrasi
30 menit umumnya efektif untuk kontaminan dari beberapa ratus part per
mengurang bakteri dalam jumlah yang million (ppm) menjadi kurang dari 5 part
cukup besar. Proses klorinasi terhadap air per billion (ppb). AOP merupakan proses
baku yang memiliki kadar amonium tinggi pengolahan air yang melibatkan
akan terbentuk khloramin dan dapat pembangkitan hidroksil radikal (oksidan
menurunkan daya disinfeksi dan proses kuat) dalam jumlah yang cukup (Glaze et
oksidasi membutuhkan waktu yang lama al. 1987). AOP merupakan kombinasi
(White 1992). Pemakaian klorin pada air pemakaian bahan kimia H2O2/O3
baku yang mengandung senyawa organik, (peroxone), O3/UV, titanium/UV,
humus dan humic acid menyebabkan Fe(II)/H2O2 (Fenton) untuk
terbentuknya senyawa Trihalometan membangkitkan hidroksil radikal (Black
(THM) dan senyawa halogen organik dan Veatch 2010). Mohajerani et al.
seperti khlorofenol yang bersifat (2009) menyatakan bahwa perpaduan
karsinogen yang memicu penyakit kanker teknologi AOP dan teknologi
(Sawyer 2003). Sesuai SNI 7508:2011 konvensional dapat memperbaiki
tentang Tata cara penentuan jenis unit efektifitas proses pengolahan sumber air
instalasi pengolahan air berdasarkan minum yang terkontaminasi.
sumber air baku menunjukkan bahwa Perbaikan proses oksidasi untuk
alternatif pengolahan air baku yang tidak meningkatkan kualitas proses produksi air
memenuhi persyaratan terutama untuk bersih dapat dilakukan berdasarkan
parameter besi, mangan amonia, masih beberapa aspek seperti waktu operasi,
menggunakan bahan klorin, permangat biaya operasi, dan energi yang dibutuhkan.
atau membran. Proses oksidasi pada Parameter yang mempengaruhi proses
pengolahan air, selain menggunakan gas oksidasi adalah waktu reaksi, konsentrasi,
klor juga dapat dilakukan dengan klorin Suhu, pH (White, 1992). Penelitian ini

92
JENV, Vol. 2, No. 2, Oktober 2017: 91-100

difokuskan pada perbaikan oksidasi air baku, tangki air baku kapasitas 2000
terutama pada pengaruh parameter liter, static mixer, flowmeter untuk air
konsentrasi oksidator dan waktu reaksi baku kapasitas 1 -30 liter/menit, kran
pada penurunan konsentrasi senyawa pengatur, tangki penampung air baku yang
pencemar air baku. Surface respons sudah dioksidasi dengan dimensi 70cm x
method (SRM) merupakan metode yang 50 cm x 100cm, tangki penampung bahan
digunakan untuk optimalisasi kosentrasi kimia kapasitas 20 liter yang dilengkapi
oksidator dan waktu reaksi dengan flowmeter kapasitas 40 -400 ml/menit,
rancangan percobaan Central Composite ozon generator merk Luso type OZ-3G
Design (CCD). Metode SRM merupakan kapasitas 3 gr/jam, kompresor dan panel
kumpulan teknik matematika dan statistika listrik.
yang berguna untuk analisis dan Peralatan pembantu terdiri dari
permodelan dari suatu permasalahan stop watch, botol sampel, dan peralatan
(respons) dengan satu atau lebih perlakuan laboratorium yang ada di laboratorium
dalam penelitian (Montgomery 2001) penguji di PT. Jababeka. Bahan dalam
Tujuan utama dari RSM adalah membantu penelitian ini adalah air baku yang
peneliti untuk merancang percobaan agar dipompa dari intake serta bahan oksidator
mendapatkan hasil paling optimum dari berupa gas klorin yang diambil dari
percobaan tersebut (Montgomery 2001). instalasi gas klorin di IPA PT. Jababeka
Dewi (2013) menyatakan bahwa metode dengan konsentrasi 527 mg/l. Ozon
permukaan respons merupakan metode diproduksi dari ozon generator yang
yang efisien digunakan untuk menentukan dimiliki oleh IPA PT. Jababeka.
taraf-taraf peubah bebas yang dapat
mengoptimalkan respons untuk peubah
bebas yang bertaraf kuantitatif.
Pertimbangan dalam pemilihan bahan
kimia selain kemampuan untuk mereduksi
konsentrasi bahan pencemar juga
berdasarkan pertimbangan finansial.
Penyediaan air bersih membutuhkan upaya
perbaikan proses untuk mengurangi resiko
kesehatan yang berhubungan dengan
pencemaran pada bahan baku air minum.
Penelitian ini mencari metode pengolahan Gambar 1. Skema Alat Percobaan
air baku yang tercemar pada tahap oksidasi Oksidator peroxone adalah perbandingan H2O2/O3
dengan optimasi bahan oksidator klorin = 1 : 3. Ozon dihasilkan dari ozon generator dan
dan alternatif oksidator yang lebih aman hidrogen peroksida pa. konsentrasi 30% produk
seperti ozon atau peroxone (H2O2/O3) merck dengan nomor katalog 107209.1000 diambil
dengan metode RSM. Adapun tujuan dari dari laboratorium PT. Jababeka. Perancangan
percobaan CCD dan analisa optimasi dengan SRM
penelitian adalah mendapatkan kinerja menggunakan perangkat lunak Minitab 16.
terbaik untuk proses oksidasi (konsentrasi
dan waktu reaksi) menggunakan: klorin, Metode Penelitian
ozon dan peroxone (H2O2/O3). Masing-masing bahan kimia (klorin, ozon,
peroxone) diaplikasikan ke dalam air baku
METODE dengan variasi konsentrasi dan waktu
Alat dan bahan reaksi. Penentuan jumlah percobaan pada
Alat utama untuk penelitian ini adalah variabel konsentrasi dan waktu reaksi
seperangkat miniplant yang ada di IPA dirancang menggunakan rancangan
Jababeka dengan diagram proses seperti percobaan Central Composite Design
pada Gambar 1. yang terdiri dari pompa (CCD). Demiral M dan Kayan B (2012)

93
JENV, Vol. 2, No. 2, Oktober 2017: 91-100

menggunakan metode RSM dan CCD penghilangan mikropolutan (geosmin)


untuk mendapatkan optimalisasi proses dengan perbandingan optimal H2O2/O3
degradasi warna (azo dye) pada proses 0,5 membutuhkan waktu 5,5 – 6,8 menit,
oksidasi pengolahan limbah cair tekstil. dengan konsentrasi 1 -2 mg/l dosis ozon.
Jumlah percobaan yang dilakukan dapat Level-level eksperimen pada masing-
ditentukan dengan persamaan berikut: masing variabel independen dikodekan
sedemikian hingga level rendah
2k +2k + n0 (1) berhubungan dengan -1 dan level tinggi
berhubungan dengan 1 untuk
dimana:
mempermudah perhitungan.
2k = factorial design
Berdasarkan rancangan percobaan
2k = star point
CCD menggunakan perangkat lunak
k = jumlah variabel bebas
Minitab 16, jumlah percobaan untuk
n0 = jumlah pengulangan pada titik pusat
masing-masing bahan kimia adalah 13
Nilai α dihitung dengan menggunakan
percobaan seperti yang ditunjukkan pada
persamaan:
Tabel 2. Dengan CCD, kita dapat
α = (2 n) ¼ (2)
menghemat runs percobaan karena
dimana: n = jumlah variabel percobaan banyaknya data pengamatan yang
diperlukan untuk membuat model jauh
Dalam penelitian ini digunakan 2 variabel lebih sedikit, tanpa kehilangan informasi
peubah bebas, sehingga nilai α = 1,414 tentang efek utama. Selain itu juga CCD
sebagai dasar penentuan nilai maksimal merupakan desain yang sangat efektif dan
dan minimal pada rancangan percobaan efisien untuk memperkirakan orde pertama
CCD menggunakan Minitab 16. Nilai-nilai dan orde kedua.
variabel acuan (central) bertitik tolak dari Sampel air baku dan air hasil
karakteristik proses oksidasi, berdasarkan perlakuan dianalisis di laboratorium untuk
hasil penelitian terdahulu, sehingga nilai- mendapatkan parameter senyawa organik
nilai sentralnya seperti pada Tabel 1. Said (KMnO4), amonium (NH4-N), nitrit (NO2-
(2007) Pengolahan air dengan N) serta besi terlarut (Fe) dan mangan
penambahan klor 1 mg/l dengan waktu terlarut (Mn). Setiap parameter hasil
kurang dari 30 menit umumnya efektif percobaan dianalisis efisiensi penurunan
mengurangi bakteri dalam jumlah yang kadar cemarannya. Data prosentase
cukup besar. penurunan relatif zat pencemar sebagai
respon dihitung dan digunakan untuk
Tabel 1. Nilai Variabel Acuan : Waktu reaksi dan
konsentrasi bahan kimia
dilakukan analisia statistik menggunakan
SRM pada pengaruh 2 variabel konsentrasi
bahan kimia waktu konsentrasi
Cl2 5 - 15 menit 10 - 25 ppm
dan waktu reaksi dengan persamaan :
k k
(3)
Ozon 5 - 15 menit 3- 5 ppm Y   0    i X i    ii X i2    ij X i X j  
Peroxone i 1 i 1 i j
(H2O2/O3 = 0,3) 3-6 menit 3 - 5 ppm
Dimana Y adalah respon pengamatan, βo
Suffet et al. (1986) mengkonfirmasikan adalah intersep, βi adalah koefisien linier,
bahwa ozon adalah bahan oksidan yang βii adalah koefisien kuadratik, βij adalah
efektif untuk menghilangkan bau dan rasa, koefisien interaksi perlakuan, Xi adalah
dengan konsentrasi 2,5 -2,7 mg/l dan kode perlakuan untuk faktor ke-i, Xj adalah
waktu kontak 10 menit, menghasilkan sisa kode perlakuan untuk faktor ke-j dan k
ozon 0,2 mg/L, sangat signifikan adalah jumlah faktor yang dicobakan.
mengurangi bau dan rasa pada air yang
diteliti. Penelitian Son et al. (2013)

94
JENV, Vol. 2, No. 2, Oktober 2017: 91-100

Table 2. Rancangan Percobaan CCD pemakaian oksidator klorin, ozon dan peroxone
Klorin Ozon Peroxone
Percobaan Konsentrasi Waktu (x2), Konsentrasi Waktu (x2), Konsentrasi Waktu (x2),
(x1), ppm menit (x1), ppm menit (x1), ppm menit
1 10 5 3 5 3 3
2 10 15 3 15 3 6
3 25 5 5 5 5 3
4 25 15 5 15 5 6
5 6,9 10 2,6 10 2,6 4,5
6 28,1 10 5,4 10 5,4 4,5
7 17,5 2,9 4 2,9 4 2,4
8 17,5 17,1 4 17,1 4 6,6
9 17,5 10 4 10 4 4,5
10 17,5 10 4 10 4 4,5
11 17,5 10 4 10 4 4,5
12 17,5 10 4 10 4 4,5
13 17,5 10 4 10 4 4,5

HASIL DAN PEMBAHASAN percobaan CCD ditunjukkan pada Tabel 3


Kualitas air baku yang bersumber dari Tabel 4 dan Tabel 5.
saluran tarum barat di desa Pasirsari
Kecamatan Cikarang Utara Kabupaten Tabel 3. Hasil prosentase penurunan respon
Bekasi pada pemantauan periode tahun optimasi konsentrasi dan waktu konsentrasi dengan
oksidator klorin
2014 sampai tahun 2016 menunjukkan
penurunan kualitas. Kualitas tidak Konsentrasi, Waktu,
memenuhi baku mutu air baku air minum Respon (Y)
ppm menit
sesuai Peraturan Pemerintah Republik (X1) (X2) Mn Organik
Indonesia Nomor 82 Tahun 2001 tentang 10 5 95,10% 38,80%
Pengelolaan Kualitas Air dan 10 15 96,40% 59,80%
Pengendalian Pencemaran Air, terutama 25 5 96,40% 67,60%
25 15 96,40% 71,50%
terjadi saat musim kemarau. Proses 6,9 10 96,10% 59,20%
produksi yang dilakukan saat ini di IPA 28,1 10 96,40% 66,20%
PT. Jababeka adalah air baku dilakukan 17,5 2,9 95,90% 55,70%
pre-oksidasi menggunakan gas klorin 17,5 17,1 96,40% 74,70%
dengan konsentrasi 5-6 ppm, dan waktu 17,5 10 96,40% 67,90%
17,5 10 96,40% 63,70%
kontak 2-5 menit. Pada kondisi tersebut 17,5 10 96,40% 68,70%
konsentrasi senyawa organik (KMnO4) 17,5 10 96,40% 64,40%
turun 71 %, amonium (NH4-N) turun 2 %,
TKN (total kjedahl nitrogen) turun 96% Metode RSM digunakan untuk membuat
dan mangan turun sebesar 53%. Kondisi model persamaan optimasi yang
proses tersebut memberikan kesempatan melibatkan variabel bebas konsentrasi
untuk melakukan optimasi proses oksidasi. (X1) dan waktu reaksi (X2) terhadap
penurunan senyawa respon (Y) dengan
Hasil Optimasi Menggunakan Alternatif persamaan dan keragaman data
Oksidator 2
diterangkan oleh besaran R . Masing-
Percobaan ini untuk mengetahui maing respon dianalisa menggunakan
konsentrasi oksidator dan waktu reaksi metode RSM untuk mendapatkan model
yang optimal dan menghasilkan penurunan persamaan optimasi seperti ditunjukkan
kadar pencemar yang paling tinggi pada Tabel 6.
(maksimal). Hasil percobaan dari variasi
konsentrasi dan waktu terhadap prosentase
penurunan respon sesuai rancangan

95
JENV, Vol. 2, No. 2, Oktober 2017: 91-100

Tabel 4. Hasil prosentase penurunan respon Konsentrasi, Waktu,


optimasi konsentrasi dan waktu reaksi dengan Respon (Y)
ppm menit
oksidator ozon (X1) (X2) Mn Organik
Konsentrasi, Waktu, 4 4,5 36,3% 29,5%
Respon (Y)
ppm menit 4 4,5 33,8% 26,1%
(X1) (X2) Mn Organik 4 4,5 31,9% 35,2%
3 5 79,3% 10,2%
3 15 58,9% 14,3%
5 5 93,1% 16,3% Uji varian untuk memeriksa signifikansi
5 15 92,4% 15,6% model dapat dilihat dari Pvalue regresion
2,6 10 92,0% 12,2%
5,4 10 79,8% 15,0% lebih kecil dari derajat siginifikansi
4 2,9 46,7% 23,1% (=0,05) yang berarti variabel-variabel
4 17,1 91,6% 27,2% independen Xi memberikan sumbangan
4 10 93,6% 26,5% yang berarti dalam model.
4 10 91,6% 33,3% Prosedur pengujian persamaan
4 10 90,9% 25,9%
4 10 84,4% 24,5% yang dilakukan dalam metode permukaan
respon diantaranya adalah uji kesesuaian
Tabel 5. Hasil prosentase penurunan respon model regresi (Lack of Fit), uji parameter
optimasi konsentrasi dan waktu reaksi dengan regresi secara serentak dan pengujian
oksidator peroxone asumsi kenormalan residual dilakukan
Konsentrasi, Waktu,
Respon (Y) dengan uji probabilitas seperti ditunjukkan
ppm menit
(X1) (X2) Mn Organik
pada Tabel 6. Sementara untuk
3 3 90,0% 28,9% menentukan kondisi optimum dari faktor-
3 6 100,0% 33,4% faktor yang signifikan dapat dilihat dari
5 3 100,0% 35,4% gambar contour plot dan surface plot
5 6 100,0% 36,5% seperti ditunjukkan pada Gambar 2,
2,6 4,5 100,0% 38,2% Gambar 3, Gambar 4, Gambar 5,
5,4 4,5 100,0% 39,8%
4 2,38 100,0% 23,1% Gambar 6 dan Gambar 7.
4 6,62 100,0% 24,3%
4 4,5 31,9% 35,2%

Table 6. Model persamaan optimasi penurunan respon terhadap konsentrasi dan waktu bahan oksidator klorin,
ozon dan peroxone dengan RSM
lack of Uji
Respon (Y) Persamaan Regresi R2 Pvalue
fit Normalitas
Pengaruh oksidator klorin
Y= 0,9281 + 0,0017X1 + 0,0032X2 -
Mangan (Mn) 88,46 0 - 0,101> 0,05
0,00002X12- 0,00006 X22 - 0,00008 X1X2
Y= - 0,01589 + 0,0339X1 + 0,0483X2 -
Organik (KMnO4) 88,27 0,004 0,061 0,544>0,05
0,00047X12 _ 0,00057 X22-0,00114 X1X2
Pengaruh oksidator ozon
Y= 0,5880 - 0,0299X1 + 0,0669X2 -
Mangan (Mn) 95,83 0 0,334 0,609
0,0146X12- 0,0039X22 +0,009889 X1 X2
Y= -1,2241 + 0,6553X1 + 0,0288X2 -
Organik (KMnO4) 78,91 0,026 0,445 0,131
0,0778X12 _ 0,0008X22-0,0024 X1 X2
Pengaruh oksidator peroxone
Y = 8,0894 - 2,5175 X1 - 1,2275 X2 -
Mangan (Mn) 99,61% 0 0,12 0,512> 0,05
0,0167X1X2 +0,3256 X12 +0,1447 X22
Y = 0,543 - 0,3184X1 +0,1626 X2- 0,0057
Organik (KMnO4) 76,96 0,034 0,755 0,879 > 0,05
X1X2 +0,04425X12-0,01449X22

96
JENV, Vol. 2, No. 2, Oktober 2017: 91-100

% penurunan organik oleh ozon

30,0%

20,0%
Organik

10,0%
15

0,0% 10
waktu
3 5
4
5
dosis

Gambar 2 Countur plot optimasi konsentrasi dan Gambar 5 Surface plot optimasi konsentrasi dan
waktu terhadap efisiensi penurunan senyawa waktu terhadap efisiensi penurunan senyawa
organik dengan oksidator klorin organik dengan oksidator ozon

% penurunan organik oleh peroxone


6,5 Organik
< 0,25
6,0 0,25 – 0,30
0,30 – 0,35
0,35 – 0,40
5,5 > 0,40

5,0

waktu
4,5

4,0

3,5

3,0

2,5
3,0 3,5 4,0 4,5 5,0
Dosis

Gambar 3 Surface plot optimasi konsentrasi dan Gambar 6 Countur plot optimasi konsentrasi dan
waktu terhadap efisiensi penurunan senyawa waktu terhadap efisiensi penurunan senyawa
organik dengan oksidator klorin organik dengan oksidator peroxone

% penurunan organik oleh ozon % penurunan organik oleh peroxone


Organik
< 0,05
15,0 0,05 – 0,10
0,10 – 0,15
0,15 – 0,20
0,20 – 0,25
12,5 > 0,25
waktu

40,0%
10,0
35,0%
Organik
30,0%
7,5
25,0% 6
5
4 waktu
5,0 3 3
4
5
Dosis

3,0 3,5 4,0 4,5 5,0


dosis

Gambar 7 Surface plot optimasi konsentrasi dan


Gambar 4 Countur plot optimasi konsentrasi dan
waktu terhadap efisiensi penurunan senyawa
waktu terhadap efisiensi penurunan senyawa
organik dengan oksidator peroxone
organik dengan oksidator ozon

97
JENV, Vol. 2, No. 2, Oktober 2017: 91-100

Table 7. Hasil pendugaan nilai optimum konsentrasi dan waktu reaksi dari oksidator klorin, ozon dan peroxone
dengan metode SRM
Klorin Ozon Peroxone
Kriteria Satuan Organik Mangan Organik Mangan Organik Mangan
(KMnO4) (Mn) (KMnO4) (Mn) (KMnO4) (Mn)
Konsentrasi ppm 15,25 7,75 4,04 3,21 5,41 5,41
Waktu menit 17,07 17,07 12,07 12,49 4,56 2,38
Penurunan respon
% 75,08 96,56 26,87 95,9 41,5 100
optimum
Desirabilitas - 0,78 1 0,18 0,96 0,358 1

Metode optimasi yang digunakan adalah sementara penghilangan nitrogen amino


pendekatan desirability function dengan membutuhkan waktu berjam-jam (Black
Minitab 16. Kriteria desirability function danVeatch 2010) dengan kebutuhan
adalah higher is better. Kriteria ini konsentrasi klorin yang jauh lebih tinggi.
digunakan untuk mengetahui prosentase Senyawa besi (Fe) sangat mudah
penurunan respon dengan konsentrasi dan dioksidasi walaupun tanpa ada bantuan
waktu reaksi yang berbeda. Untuk bahan kimia.
melakukan analisis dimasukkan nilai batas Aplikasi oksidator klorin pada air
dari respon. Target yang akan dicapai baku yang diteliti menunjukkan bahwa
adalah prosentase penurunan respon paling kebutuhan optimal klorin untuk
tinggi yang berarti nilai maksimal yang mengoksidasi masing-masing parameter
dikehendaki hampir tercapai. Pendugaan cemaran berbeda-beda. Kebutuhan klorin
nilai optimum waktu reaksi dan untuk mengoksidasi senyawa organik
konsentrasi oksidator dari masing-masing paling tinggi dan waktu reaksi paling lama
bahan kimia seperti ditunjukkan pada dibanding kebutuhan klorin untuk
Tabel 7. mengoksidasi mangan dan besi. Black and
Analisa optimasi peubah bebas Veatch (2010) menyatakan bahwa besi dan
terhadap respon hanya akan dibahas mangan sangat mudah teroksidasi oleh
terhadap parameter mangan (Mn) dan klorin dan bahan oksidan lain yang umum
senyawa organik, sementara untuk digunakan di proses pengolahan air bersih
senyawa amonium (NH4-N) dan nitrit maupun air limbah. Kebutuhan konsentrasi
tidak dapat dilakukan analisa, karena klorin secara stokhiometri untuk
setelah dilakukan oksidasi pada beberapa mengoksidasi besi adalah 0,64 mg/l per
percobaan menggunakan ozon justru liter Fe2+ sementara untuk mengoksidasi 1
kadarnya meningkat. Hal ini disebabkan liter mangan secara stokhiometri
adanya reaksi senyawa organik alami yang diperlukan 1,29 mg/l Cl2. Walaupun dalam
terdekomposisi menjadi amonium yang kenyatannya kebutuhan klorin lebih
cenderung akan mengikat oksigen. Dengan rendah dari pada perhitungan stokhiometri,
adanya bakteri Nitrosomonas senyawa karena klorin dibutuhkan untuk
amonium dan oksigen dapat membentuk mengoksidasi senyawa lain seperti amonia
senyawa nitrit (NO2-N) sehingga kadar dan senyawa organik (Black dan Veatch
amonium dan nitrit meningkat dan dengan 2010).
pembubuhan konsentrasi dan waktu reaksi Dari hasil optimasi menunjukkan
yang dilaksanakan proses oksidasi belum bahwa kebutuhan konsentrasi ozon untuk
selesai. Organik nitrogen terdekomposisi menurunkan senyawa organik lebih tinggi
menjadi amonia sehingga meningkatkan dari pada untuk menurunkan parameter
konsentrasi amonia. Penghilangan organik mangan. Rakness (2005) menyatakan
nitrogen membutuhkan waktu satu jam, konsentrasi ozon yang dibutuhkan untuk

98
JENV, Vol. 2, No. 2, Oktober 2017: 91-100

mengoksidasi organik lebih tinggi dari Kebutuhan peroxone dalam mengoksidasi


pada untuk oksidasi mangan dan besi. mangan lebih tinggi dibanding kebutuhan
Kehadiran bahan organik menghambat ozon dalam mengoksidasi mangan.
oksidasi besi dan mangan dengan ozon, Penelitian terhadap air baku yang
yang membutuhkan konsentrasi ozon yang diaplikasikan peroxone untuk
lebih tinggi dan/ atau waktu kontak lebih mengoksidasi senyawa organik dan
lama untuk pengolahan yang efektif. mangan dibutuhkan konsentrasi peroxone
Keberadaaan senyawa organik akan yang sama, namun waktu reaksi oksidasi
menghambat proses oksidasi mangan organik lebih lama dari pada oksidasi
sehingga membutuhkan konsentrasi ozon mangan.
yang lebih tinggi (Black dan Veatch EPA (1999) yang menyatakan
2010). Reckow et al. (1991) menyatakan bahwa kemampuan peroxone dalam
bahwa dengan adanya senyawa humus mengoksidasi besi dan mangan lebih
dalam air baku maka dibutuhkan ozon dua rendah dibanding ozon. Grote (2012)
sampai lima kali lipat dibanding air tanpa menyatakan AOP yang memiliki kekuatan
adanya senyawa humus. oksidasi hidroksil radikal yang dapat
Suffet et al. (1986) mengurang senyawa organik menjadi
mengkonfirmasikan bahwa ozon adalah produk akhir yang tidak berbahaya seperti
bahan oksidan yang efektif untuk karbon dioksida dan air. Paillard et al.
menghilangkan bau dan rasa. Mereka (1988) menyatakan pestisida dalam
menemukan bahwa konsentrasi ozon 2,5 - pengolahan air lebih mudah didegradasi
2,7 dan waktu kontak 10 menit, dengan menggunakan kombinasi ozon–
menghasilkan sisa ozon 0,2 mg/L, sangat hidrogen peroksida jika dibanding hanya
signifikan mengurangi bau dan rasa pada dengan ozon saja dengan rasio massa
air yang diteliti. Konsentrasi yang tepat optimal H2O2/O3 antara 0,35 sampai
untuk mengendapkan tergantung pada dengan 0,45. Kinerja proses tergantung
kualitas air baku, suhu dan pH. Ozon yang pada konsentrasi ozon, waktu kontak dan
dibutuhkan untuk oksidasi adalah 0,43 alkalinitas dari air.
mg/mg besi dan 0,88 mg/mg Mn (Langlais Data pemantauan kualitas air baku
et al. 1991). yang diambil dari data IPA PT. Jababeka
Prendiville (1986) mengumpulkan menunjukkan bahwa kandungan alkalinitas
data dari unit pengolahan air Los Angeles pada saat dilakukan percobaan penggunaa
yang menunjukkan bahwa preozonisasi ozon cukup rendah (alkalinitas = 61,9
lebih efektif dibanding pre-klorinasi dalam mg/l) dibanding kandungan alkalinitas saat
mengurangi kekeruhan produk tersaring. dilakukan percobaan peroxone yang cukup
Prendiville (1986) juga menyatakan bahwa tinggi (alkalinitas = 128 mg/l). Pada air
ozon mampu mengurangi THM sebesar permukaan yang kandungan alkalinitas
50% mengurangi kebutuhan bahan tinggi akan lebih mudah dioksidasi oleh
koagulan meningkatkan pengurangan zat ozon (Rackness 2005). Hal ini
organik sehingga mengurangi kebutuhan menjelaskan bahwa oksidasi senyawa
klorin sehingga cukup efektif mengurangi organik menggunakan peroxone lebih
biaya dalam penurunan bau rasa dan berhasil (41,5%) dibanding proses
warna. Son et al. (2013) dalam oksidasi dengan menggunakan ozon
pemelitiannya skala laboratorium (26,87%).
menyimpulkan bahwa untuk menyisihkan
konsentrasi geosmin (mikropolutan) yang KESIMPULAN
sama, kebutuhan ozon pada proses Kinerja terbaik proses oksidasi dengan
peroxone 30% lebih sedikit dibandingkan klorin menghasilkan penurunan organik
dengan penyisihan dengan proses ozon sebesar 75% pada konsentrasi 15,25 ppm
saja. dan waktu reaksi 17,07 menit. Sementara

99
JENV, Vol. 2, No. 2, Oktober 2017: 91-100

ozon menghasilkan penurunan organik AWWARF and Lewis Publishing, Chelsea,


26,78% pada konsentrasi 4,04 ppm dan MI.
M. Mohajerani, M. Mehrvar, F. Ein-Mozaffari.
waktu reaksi 12,07 menit. Peroxone 2009. An Overview of The Integration of
menghasilkan penurunan organik 41,5%, Advanced Oxidation Technologies and Other
pada konsentrasi 5,4 ppm dan waktu reaksi Processes for Water and Waste Water
4,5 menit. Treatment, International Journal of
Engineering (IJE). 3 : Issue (2)
Montgomery DC. 2001. Design and Analysis of
UCAPAN TERIMAKASIH Experiments 5th ed. New York: John Wiley &
Terimakasih kami ucapkan kepada PT. Sons Inc.
Jababeka Infrastruktur yang telah Paillard, H., Brunet, R. & Dore, M. 1988. Optimal
menfasilitasi kegiatan penelitian ini dalam conditions for applying an ozone/hydrogen
penyedian data, fasilitas penelitian dan peroxide oxidizing system. Water Res., 22:
91–103
analisa laboratorium. Prendiville. 1986. Ozonation of 900 cfs Los
Angeles Water Purification Plant. Ozon
DAFTAR PUSTAKA Science and Engineering. 8 : 77.
Black, Veatch. 2010. White’s Handbook of Rackness K.I. 2005. Ozone in Drinking Water
Chlorination and Alternative Disinfectants. Treatment Process Design, Operation, and
New Jersey (US): John Wiley and Sons Optimization. Denver US American Water
Hoboken. Works Association.
Demiral M dan Kayan B. 2012. Aplication of Reckhow DA, Knocke WR, Kearney MJ and
response surface methodology and central Cynthia A. 1991 Oxidation Of Iron And
composite design for optimization of textile Manganese By Ozone. Ozon Science and
dye degradation by wet air oxidation. Engineering. 13: 675-695
International Journal of Industrial Chemistry Said NI. 2007. Disinfeksi untuk Proses Pengolahan
3:24 Air Minum. Jurnal Air Indonesia, 3 (1) : 15-
Dewi AK. 2013. Penerapan metode permukaan 28. BPPT Jakarta
respon dalam masalah optimalisasi. E-Jurnal Son HJ. Kim SG, Yeam HS, Choi JT. 2013.
Matematika. 2 (2) : 32-36. Evaluation of Applicability and Economical
Glaze, W. H., Joon-Wu K., Chapin DG. 1987. The Efficiency of Peroxone Process for Removal
Chemistry of Water Treatment Processes of Micropollutants in Drinking Water
Involving Ozone, Hydrogen Peroxide, and Treatment. Journal of Environmental Science
Ultraviolet Radiation. Ozone Science International, 22(7) :905-913
Engineering. 9 : 335. Sowyer Clair N, Mc Carthy Perry L, Parkin Gene
Grote B. 2012. Application of Advanced Oxidation F. 2003. Chemistry For Environmental
Processes (AOP) in Water Treatment. 37th Engineering and Sciences, 5th edition, Boston
Annual Qld Water Industry Operations : Mc Grow Hill.
Workshop Parklands, Gold Coast. Suffet, I.H., C. Anselme, and J. Mallevialle. 1986.
Hartono DM. 2009. Penentuan Indikator “Removal of Tastes and Odors by Ozonation.”
Pencemaran Air Dengan Pendekatan Indek Conference proceedings, AWWA Seminar on
Kualitas Air Pada Air Baku Air Minum Dari Ozonation: Recent Advances and Research
Saluran Tarum Barat. Lingkungan Tropis. 3 Needs, Denver, CO.
(1) : 11-22 White GC. 1992. Handbook of Chlorination and
Langlais, B., D.A. Reckhow, and D.R. Brink. Alternative Disinfectants. New York (US):
(editors). 1991. Ozone in Drinking Water Van Nostrand Reinhold.
Treatment: Application and Engineering.

100

Anda mungkin juga menyukai