Anda di halaman 1dari 97

PENDIDIKAN

KEWARGANEGARAAN
3 SKS
OLEH

Silvia Anggreni.BP,S.Pd,M.Pd.
1

Urutan Pembahasan

Pengantar
Filsafat Pancasila
Identitas Nasional
Negara dan Konstitusi
Demokrasi Indonesia
Hak dan Kewajiban Warganegara
Hak Asasi Manusia dan Rule of Law
Geopolitik Indonesia
Geostrategi Indonesia
Otonomi Daerah dan Globalisasi
Kep Dirjen Dikti no: 43/DIKTI/Kep/2006

2009

Mata Kuliah PKn termasuk ke dalam rumpun MPK


(Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian)
bersama dengan Pendidikan Pancasila dan
Pendidikan Agama.
Masa ORBA
Pendidikan Kewiraan

Kental dengan kesan militeristik

Materinya :
- Wasantara
- Tannas
- Polstranas
- Polstra Hankamneg
- Sishankamrata

Masa REFORMASI
Pendidikan Kewarganegaraan
Telah disesuaikan dengan hal-hal yang up to date
- Hak dan kewajiban warganegara
- Demokratisasi
- Otonomi daerah
- Supremasi hukum
- HAM
- Wasantara
- Tannas
- Polstranas
- Bela negara
(SK Dirjen Dikti No.38/DIKTI/Kep/2002)

SAAT INI
UU RI No 20 Tahun 2003, tentang SISDIKNAS
serta Kep DIRJEN DIKTI No
43/DIKTI/Kep/2006
Rambu-rambu pelaksanaan kelompok
mata kuliah pengembangan keperibadian di
Perguruan Tinggi terdiri atas mata kuliah
Pend. Agama, Pend. Kewarganegaraan dan
Bahasa Indonesia.

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
KETUHANAN
YME
(AGAMA)

Keluarga
Masyaraka
t
Bangsa

Manusia
Indonesi
a
PANCASIL
A

H&W
HAM

NEGAR
A

WILAYA
H

Wawasan Nusantara

Ketahanan nasional
Bela Negara

2009

Geograf
SDA
LH

OBJEK STUDI PKn


Objek dari PKn

WARGA NEGARA
Warga negara sebagai objek PKn dalam konteks kesadaran
ber
bangsa dan bernegara, sikap patriotisme atau cinta tanah air.
Pembentukan watak bangsa, meng Indonesiakan orang
Indonesia (nation character building)

TERMASUK DALAM OBJEK STUDI


INI :

Tingkah laku warga negara

Tipe pertumbuhan berfikir

Potensi yang ada pada warga negara

Hak dan kewajiban warga negara

Cita-cita dan aspirasi

VISI Pendidikan
Kewarganegaraan
Sebagai bagian kelompok MPK di PT, menjadi sumber nilai dan
pedoman bagipenyelenggaraan program studi dalam
mengantarkan mahasiswa mengembangkan
kepribadiannya.

MISI Pendidikan Kewarganegaraan


Sebagai bagian kelompok MPK di Perguruan Tinggi bertujuan
membantu mahasiswa agar mampu mewujudkan nilai dasar
kesadaran berbangsa dan bernegara dalam menerapkan
ilmu pengetahuan dengan penuh rasa tanggung jawab.

LATAR BELAKANG FILOSOFIS DAN


TUJUAN PENDIDIKAN
KEWARGANEGARAAN

1.
2.
3.
4.

Pancasila sebagai dasar Etika Kehidupan berbangsa dan


Bernegara
PKN untuk membangun Masyarakat Demokrasi yang
berkeadaban
PKn sebagai Dasar Nilai dan Pedoman Berkarya bagi
Lulusan PerguruanTinggi
TUJUAN
Tumbuhnya penghormatan terhadap martabat manusia
Menerima perbedaan dalam kemajemukan
Meningkatkan semangat persatuan,toleransi dan
kepedulian sosial
Memiliki kemampuan untuk meningkatkan daya saing
bangsa agar sejajar dengan bangsa-bangsa lain

FILSAFAT PANCASILA

PANCASILA
Pancasila
( Pengertian )

Etimologis
- Bhs Sansekerta
(Panca=5,
Syila=
dasar/alas/sendi)
- Syiila= aturan tingkah
laku yang baik/ penting

Historis
- Tri Pitaka Budha ( 5 aturan
berupa larangan =
membunuh,
mencuri,berzina, berdusta,
minum miras)
-Negara Kertagama;Pu
Prapanca;
Majapahit 1365
&Sutasoma;Pu
Tantular ( 5 batu sendi
kesusilaan berupa larangan
=
tindak kekerasa,
mencuri,berhati

Terminologis
- Digunakan untuk memberi
nama dasar fls negara.
- Prosesnya :
Pengusulan ( Sukarno, sidang
BPUPKI 1 Juni 1945)
Perumusan (Panitia 9 BPUPKI
22
Juni 45 dlm Piagam Jakarta)
Penetapan ( PPKI, 18 Agst 45,
dlm Pembukaan UUD 45
Peresmian ( MPRS, 5 Juli
1966,
dlm Tap MPRS No.
XX/MPRS/66)

PANCASILA
Pancasila
(Asal Mula )

Langsung
Tak Langsung
( proses terjadinya Pancasila
(asal mula sebelum Proklama
sbg dasar filsafat negara; sesudah & menjelang Prokl)
Kausa Materialis
Kausa Formalis
Kausa Effisien
Kausa Finalis

Bgs Indons sbag kausa materi


Nilai2 Pancasila sdh ada dan
tercermin dalam kehidupan
sehari-hari bangs Indonesia
sebelum membentuk negara
dan ditetapkan sbg dasar
negara . Ex;nilai dalam
adat, kebudayaan, nilai
religius dalm hidup seharihari.

CIRI-CIRI BERFIKIR FILSAFAT


1.
Radikal
7.Universal

Sistematis

Koheren

Ciriciri

Menyeluruh

Konsisten

Rasional

DASAR ONTOLOGIS
ONTOLOGIS
DASAR

PEMIKIRANTENTANG
TENTANG
PEMIKIRAN
NEGARABANGSA,
BANGSA,
NEGARA
MASYARAKATDAN
DANMANUSIA
MANUSIA
MASYARAKAT

DASAR EPISTEMOLOGIS
EPISTEMOLOGIS
DASAR
PANCASILA
PANCASILA
SEBAGAI
SEBAGAI
SISTEM
SISTEM FILSAFAT
FILSAFAT

SEBAGAI SUATAU
SUATAU
SEBAGAI
PENGETAHUAN INTERN
INTERN
PENGETAHUAN
STRUKTUR LOGIS
LOGIS DAN
DAN
STRUKTUR
KONSISTEN
KONSISTEN
IMPLEMENTASINYA
IMPLEMENTASINYA

DASAR
DASAR AKSIOLOGIS
AKSIOLOGIS

YANG
YANG TERKANDUNG
TERKANDUNG DI
DI
DALAMNYA,
DALAMNYA, HIERARKHI
HIERARKHI DAN
DAN
STRUKTUR
STRUKTUR NILAI
NILAI DI
DI
DALAMNYA
DALAMNYA KONSEP
KONSEP ETIKA
ETIKA
YANG
YANG TERKANDUNG
TERKANDUNG DI
DI
DALAMNYA
DALAMNYA

ESENSI
ESENSI FILSAFAT
FILSAFAT
PANCASILA
PANCASILA

ESENSI
ESENSI NEGARA
NEGARA

DASAR
DASAR
ONTOLOGIS
ONTOLOGIS
SUBJEK
SUBJEK PENDUKUNG
PENDUKUNG
NEGARA
NEGARA

HUBUNGAN
HUBUNGAN NEGARA
NEGARA
DNG.WARGANEGARA
DNG.WARGANEGARA

SUMBER
SUMBER
PENGETAHUAN
PENGETAHUAN

SISTEM
SISTEM PENGETAHUAN
PENGETAHUAN
DASAR
DASAR
EPISTEMOLOGIS
EPISTEMOLOGIS
DASAR
DASAR KEBENARAN
KEBENARAN
PENGETAHUAN
PENGETAHUAN

CARA
CARAMENDAPATKAN
MENDAPATKAN
PENGETAHUAN
PENGETAHUAN

1.
1. HAKIKAT
HAKIKAT NILAI
NILAI

DASAR
DASAR
AKSIOLOGIS
AKSIOLOGIS

2.
2. SUMBER
SUMBER NILAI
NILAI

3.
3. STRUKTUR
STRUKTUR
NILAI
NILAI

NILAI-NILAI
NILAI-NILAI HUKUM
HUKUM TUHAN,
TUHAN, HUKUM
HUKUM KODRAT,
KODRAT, HUKUM
HUKUM
ETIS,
ETIS, HUKUM
HUKUM FILOSOFIS
FILOSOFIS YG
YG TERKANDUNG
TERKANDUNG DLM
DLM PEMB
PEMB
UUD
UUD 1945
1945
ALINEA
ALINEA II

HUKUM
HUKUMKODRAT
KODRAT
HUKUM
HUKUMETIS
ETIS

ALINEA
ALINEA IIII

CITA-CITA
CITA-CITA
KEMERDEKAAN
KEMERDEKAAN

ALINEA
ALINEA III
III
ALINEA
ALINEA IV
IV

DAN
DAN

HUKUM
HUKUMTUHAN
TUHAN
HUKUM
HUKUMETIS
ETIS
SUMBER
SUMBER NILAI
NILAI
HUKUM
HUKUMFILOSOFIS
FILOSOFIS

(PANCASILA)
(PANCASILA)

PELAKSANAAN
PELAKSANAAN
NEGARA
NEGARA

SUMBER
SUMBER BAHAN
BAHAN

HHUKUM
UKUMPOSITIF
POSITIF&&

PELAKSANAANNYA
PELAKSANAANNYA

SUMBER
SUMBER BENTUK
BENTUK
DAN
DAN SIFAT
SIFAT
PELAKSANAAN
PELAKSANAAN

TRANSFORMASI
TRANSFORMASI DINAMIS
DINAMIS DALAM
DALAM BIDANG
BIDANG
KENEGARAAN
KENEGARAAN DARI
DARI DASAR
DASAR FILSAFAT
FILSAFAT NEGARA
NEGARA

DASAR FILSAFAT
NEGARA
SISTEM POLITIK NEGARA
PENJABARAN
PENJABARAN DALAM
DALAM PERATURAN
PERATURAN PERUNDANGPERUNDANGUNDANGAN
UNDANGAN DAN
DAN ASPEK
ASPEK NORMATIF
NORMATIF LAINNYA
LAINNYA
DALAM
DALAM NEGARA
NEGARA

PELAKSANAAN PRAKSIS DALAM


BERBAGAI BIDANG DAN BERBAGAI
KEBIJAKSANAAN DALAM
PELAKSANAAN PROGRAM-PROGRAM
NEGARA

UNIVERSAL
UNIVERSAL

FILSAFAT
FILSAFATPANCASILA
PANCASILA
DASAR
DASARFILOSOFIS
FILOSOFIS
NEGARA
NEGARA

NILAI
NILAI

KOLEKTIF
KOLEKTIF

DERIVASI BIDANG
KENEGARAAN

NORMA
NORMA

KHUSUS
KHUSUS
EMPIRIS
EMPIRIS

REALISASI
REALISASI
PRAKSIS
PRAKSIS

FAKTA
FAKTA

SEBAB
AKIBAT
TIDAK
TIDAK
LANGSUN
LANGSUN
G
G

TUHAN
TUHAN

MANUSIA
MANUSIA

kemanusiaan
kemanusiaan
-- Negara
Negara
lembaga
lembaga
KemasyaKemasyarakatan
rakatan
Kesesuaian hakikat negara dengan hakikat abstrak
TUHAN.
Keseuaian dalam arti sebab akibat yang tidak
langsung.

NEGARA
NEGARA
KEBUTUHAN

SEBAB
SEBAB PERTAMA
PERTAMA
(KAUSA
(KAUSA PRIMA)
PRIMA)
-- SGL.
SGL. Sesuatu
Sesuatu
berasal
berasal dr
dr TUHAN
TUHAN
-- Manusia
Manusia berasal
berasal
dari
dari TUHAN
TUHAN
-- Negara
Negara berasal
berasal dari
dari
manusia
manusia
-- Negara
Negara
Lembaga
Lembaga

HAKIKAT
HAKIKAT KODRAT
KODRAT MANUSIA
MANUSIA
1.JIWA
1.JIWA

AKAL
AKAL
RASA
RASA
KEHENDAK
KEHENDAK

2.
2. RAGA
RAGA

Anorganis
Anorganis
VEGETATIF
VEGETATIF
ANIMAL
ANIMAL

SUSUNA
SUSUNA
N
N
KODRAT
KODRAT
MONO DUALIS

MONO
MONO
PLUR
PLUR
ALIS
ALIS

SIFAT
SIFAT
KODRAT
KODRAT
MONO DUALIS

KEDUKA
KEDUKA
NKODRA
NKODRA
T
MONO T
DUALIS

1.
1. MAKHLUK
MAKHLUK
INDIVIDU
INDIVIDU
2.
2. MAKHLUK
MAKHLUK
SOSIAL
SOSIAL
1.
1. MAKHLUK
MAKHLUK PRIBADI
PRIBADI
BERDIRI
BERDIRI SENDIRI
SENDIRI
2.
2. MAKHLUK
MAKHLUK TUHAN
TUHAN

2.

Ketentuan diadakannya
UUD negara maka disusunlah kemerdekaan
kebangsaan Indonesia. itu dlm suatu UUD Negara
Indonesia

3. Bentuk negara

yang berbentuk

dalam suatu susunan negara R.I. yang berkeadilan rakyat

4. Dasar Kerokhanian
(filsafat) Negara
yang berdasar
Kepada ..

PANCASILA
Dijabarkan dalam pasal-pasal UUD 1945

HUBUNGAN PEMBUKAAN UUD 1945


ALINEA DG
Tidak
BATANG
TUBUH
UUD
1945
Tidak
Rangkaian
peristiwa
yang
mendahului
mendahului
I
II
III
IV

IV

mempunyai
mempunyai
hubungan
hubungan
kausal
kausal
organis
organis

Mempunyai
Mempunyai
hubungan
hubungan
yang
yang
bersifat
bersifat
kausal
kausal dan
dan
organis
organis

Dijabarkan
(dikongkri
ti-sasikan)

terben-tuknya
terben-tuknya negara,
negara, dasar-dasar
dasar-dasar
pemikiran/
pemikiran/ latar belakang
belakang pendorong
pendorong
terwujudnya
terwujudnya kemerdekaan
kemerdekaan Indonesia
dalam
dalam wujud
wujud negara
negara Indonesia
Indonesia
a. Mencakup beberapa segi
UUD ditentukan akan ada
Yang diatur dalam UUD ialah tentang
pembentukan pemerintahan. Negara
yang memenuhi pelbagai persyaratan
dan meliputi segala. Aspek
penyelenggaraan negara.
Negara Indonesia berbentuk Republik
yang berkedaulatan Rakyat
Di tetapkannya dasar kerokhanian
Negara (Pancasila).

UUD 1945

IDENTITAS
NASIONAL

Identitas

Ciri, tanda atau jati diri yang melekat pada


seseorang, kelompok, atau sesuatu sehingga
membedakannya dengan yg lain.

Kekhasan yang melekat pada


sebuah bangsa yang
membedakannya dengan
negara lain..

Identitas
Nasional

Tokoh

Bhineka
Tunggal Ika

Sacral

Primordial

Perkembangan
Ekonomi

Unsur2
pembentuk
identitas
nasional

Kelembagaan

BENDERA, BAHASA, DAN LAMBANG NEGARA,


SERTA LAGU KEBANGSAAN

ATRIBUT KENEGARAAN

Bendera Negara Indonesia


Merah Putih (Pasal 35)

ialah

Sang

Bahasa Negara ialah Bahasa Indonesia


(Pasal 36)
Lambang Negara ialah Garuda Pancasila
dengan semboyan Bhinneka Tunggal Ika
(Pasal 36A) **
Lagu Kebangsaan ialah Indonesia Raya
(Pasal 36B) **

HAK DAN
KEWAJIBAN WARGA
NEGARA

SIAPAKAH WARGA NEGARA


Warga Negara Indonesia

Seseorang yang diberikan


aturan2 khusus oleh negara.
Warga Negara Asing

PENDUDUK
Seseorang yang tidak
diberikan aturan2 khusus oleh
negara.

Rakyat Dalam Suatu Negara Dapat Dibedakan Sbb:


Penduduk
Hubungan
Daerah Tertentu
Bukan Penduduk

Mereka yg bertempat tinggal / berdomisili


Di dlm suatu wilayah negara (menetap)
Untuk jangka waktu yg lama
Mereka yg berada dalam suatu wilayah
Negara hanya untuk sementara waktu
(tidak menetap)

Warga Negara

Mereka yg berdasarkan hukum tertentu


Merupakan anggota dari suatu negara,
Dg status kewarganegaraan warga negara
asli.

Bukan Warga
Negara

Mereka yg berada pada suatu negara


Tetapi secara hukum tidak menjadi anggota
Negara yg bersangkutan, namun tunduk
Pada pemerintah di mana dia berada

Hubungannya
dengan
Pemerintah

Azaz Kewarganegaraan
Dalam menentukan status kewarganegaraan lazim digunakan Stelsel Aktif dan
Stelsel Fasif
Stelsel Aktif yaitu Seseorang akan menjadi warga negara suatu negara dg
melakukan tindakan2 hukum tertentu secara aktif.
Stelsel Fasif yaitu Seseorang dengan sendirinya menjadi warga negara tanpa harus
melakukan tindakan hukum tertentu.
Berkaitan dg hal diatas seseorang dlm
suatu negara pada dasarnya memiliki
HAK OPSI dan HAK REFUDIASI
Hak opsi adalah hak u/ memilih
kewarganegaraan.
Hak repudiasi adalah hak untuk menolak
suatu kewarganegaraan.

Penentuan Kewarganegaraan Dpt


Dibedakan Menurut Azaz
Kewarganegaraan

IUS SOLI

Kewarganegaraan seseorang
ditentukan oleh tempat dia
lahir

IUS
SANGUINIS

Kewarganegaraan
seseorang ditentukan oleh
keturunan

Akibat dari adanya dua azaz tersebut bisa menyebabkan :


Seseorang tidak memiliki kewarganegaraan/tidak punya status kewarganegaraan atau
A PATRIDE
Seseorang memiliki kewarganegaraan ganda atau memiliki dua kewarganegaraan atau
BI PATRIDE

UNDANG-UNDANG NO 12 TAHUN 2006


AZAZ KEWARGANEGARAAN IUS SOLI
AZAZ KEWARGANEGARAAN IUS SANGUINIS
AZAZ KEWARGANEGARAAN TUNGGAL
AZAZ KEWARGANEGARAAN GANDA
TERBATAS

AZAZ KEWARGANEGARAAN
Dengan diterapkannya azaz kewarganegaraan yang diatas maka di
Indonesia tidak mengenal istilah A Patride dan Bi Patride

BAGAIMANA NEGARA MENETAPKAN


WARGA NEGARANYA
ADALAH HAK DAN KEDAULATAN SUATU NEGARA DALAM MENETAPKAN
SIAPA YANG AKAN MENJADI WARGA NEGARANYA

ASAL TIDAK MELANGGAR


GENERAL PRINCIPLES (ATURAN UMUM/KEBIASAAN
INTERNASIONAL)

1.Suatu negara tidak boleh mengklaim pemeluk agama


tertentu sebagai warga negaranya
2.Suatu negara tidak boleh mengklaim seseorang yang
mempunyai warna kulit tertentu sebagai warga negaranya
3.Suatu negara tidak boleh mengklaim orang yang berada
pada tempat tertentu adalah warga negaranya

SOSIOLOGIS

Persekutuan hidup masyarakat yg berdiri sendiri, dan


masing2 anggota persekutuan hidup tsb merasa satu
kesatuan ras, bahasa dan adat istiadat.

BANGSA
POLITIS

Suatu masyarakat dalam suatu daerah yang sama dan


mereka tunduk pada kedaulatan negaranya sbg suatu
kekuasaan tertinggi

Bangsa dalam artian politik adalah


bangsa yang sudah bernegara.
Dalam artian sosiologis itu seperti
suku bangsa kulit putih

NEGARA HUKUM

37

SUMBER HUKUM
Segala sesuatu yg berupa tulisan, dokumen, naskah, yg
Dipergunakan oleh suatu bangsa sbg pedoman hidupnya pada
masa tertentu.

FORMAL
SUMBER
SUMBER
HUKUM
HUKUM

NILAI
NILAI
MATERIAL
FAKTA
FAKTA

Merupakan tempat atau sumber dari


mana suatu peraturan memperoleh
kekuatan hukum.
Yg diakui sbg sumber hukum formal :
UU, Perjanjian antar negara,
Yurisprudensi dan Kebiasaan

SUMBER HUKUM FORMAL


Tempat dari mana materil itu diambil.
Mis : Hubungan sosial, Tradisi
(Pandangan keagamaan, kesusilaan),
Hasil Penelitian ilmiah.

SUMBER HUKUM MATERIL

YANG TERMASUK SUMBER


HUKUM FORMAL

Undang undang.
Kebiasaan
dasarnya Pasal 27 UU no.14 Tahun 1970
Traktat atau Perjanjian Internasional
Yurisprudensi
a. Yurisprudensi (biasa), yaitu seluruh putusan
pengadilan yg telah memiliki kekuatan pasti.
b. Yurisprudensi tetap, yaitu putusan hakim yg selalu
diikuti oleh hakim lain dlm perkara sejenis.
Doktrin

HUB PEMB UUD 1945 DNG


PEMBUKAAN
1945 MEMENUHI
TERTIBUUD
HUKUM
RI

SYARAT ADANYA TERTIB HUKUM R.I.


Yang meliputi 4 Syarat yaitu ADANYA:
1. kesatuan subjek yg mengadakan peraturan-peraturan hukum.
2. kesatuan asas kerokhanian yg meliputi seluruh peraturanperaturan hukum.
3. kesatuan waktu di mana peraturan hukum itu berlaku.
4. kesatuan wilayah di mana kesatuan hukum itu berlaku
KEDUDUKAN
KEDUDUKAN PEMBUKAAN
PEMBUKAAN UUD
UUD 1945
1945
DLM.
DLM. TERTIB
TERTIB HUKUM
HUKUM INDONESIA
INDONESIA
Pembukaan memberikan faktor-faktor
1
adanya suatu tertib hukum indonesia.
2

mutlak

bagi

Memasukkan
Memasukkan diri
diri di
di dalamnya
dalamnya sebagai
sebagai keten-tuan
keten-tuan hukum
hukum
tertinggi
tertinggi

Maka Pembukaan UUD 1945 secara hukum tidak bisa di ubah.

PEMBUKA
AN UUD
1945

a. Hak Kodrat

b. Hak Moral
c. Peri Kemanusiaan
d. Peri Keadilan

SIFAT MUTLAK HAKIKAT


-Kemerdekaan hak segala
bangsa
-Bangsa terdiri dari manusia

Wajib Kodrat
Wajib Moral

a. Perjuangan bgs. Indonesia

II

b. Bangsa Indo. Menentukan


nasibnya sendiri atas
kedaulatan.
c. Cita-cita kenegaraan.
- Merdeka
- Bersatu
- Berdaulat, adil dan makmur

Hak Kodrat
Dan Hak Moral
Moral
Menjelmakan
Menjelmakan
kemerdekaan
Suatu Negara

dlm.btk.

Satu negara
Negara Persatuan
Satu wilayah
Dan bangsa

III

IV

a.

Atas berkat rahmat Allah yang Maha


Maha
Nilai religius Atas

b.

Nilai moral

c.

pernyataan

1. Tujuan
Negara

Kuasa
Kuasa
Didorong
Didorong oleh keinginan Luhur
Memenuhi
Memenuhi hak
hak Kodrat.
Kembali
Kembali proklamasi
proklamasi

a. Tujuan Khusus
- Melindungi segenap bgs.
Indonesia dan selrh tumpah
darah Indonesia
- Memajukan kesejahteraan
umum mencerdaskan
kehidupan bangsa
b. Tujuan umum
melaksanakan ketertiban
dunia yang berdasarkan
perdamaian abadi dan keadilan
sosial.

HAK AZAZI MANUSIA

Hak Azazi Manusia


BEBERAPA ISTILAH :
Human Rights, Fundamental Rights,
Constitutional Rights
Dlm Literatur Asing sering disebut
RIGHTS saja

45

SEJARAH HAM
MADINAH CHARTER (Abad V)
Jaminan beribadah bagi umat
Non-Muslim. Beberapa sarjana
menganggap Madinah Charter
sebagai dokumen HAM pertama
khususnya dalam kebebasan
berkeyakinan (freedom of
Conscience)
MAGNA CHARTA (1215)

Elitis, hanya menyangkut


kepentingan Raja & bangsawan
serta gereja.

Tidak ada kaitan dengan


kebebasan individu warga negara

namun memiliki makna penting


yakni berakhirnya absolutism
dengan dibatasinya kekuasaan
negara

46

SOME IMPORTANT DOCTRINES

THOMAS HOBBES (1588-1679)


dalam Leviathan (1651)
menyatakan
manusia dalam keadaan alami
adalah: hommo homini lupus,
bellum omnium contra omnes
(war of everyone against
everyone)
OKI Rakyat meninggalkan
keadaan alaminya dan memasuki
babak baru : Kehidupan
bernegara, dengan menyerahkan
total hak-haknya pada negara
Only a Sovereign with Absolute
Power Could Bring and keep The
Peace

Thomas Hobbes

47

JOHN LOCKE (16321704) dalam Second


Treatise of Government
menyatakan:
Government rests on the
consent of the governed
Government is created to
protect natural rights of
life, liberty and property
and these are inviolable
Right To Change The
Government once it
failed to fulfill its
Obligation to the people
48

MONTESQIEU (1748) :

Separation of Power sebagai antithesis


Absolutism.
Legislative, Executive, & Judicial
JJ ROUSSEAU (1712-1778) :
Kedaulatan di tangan Rakyat, dan
kekuasaan Penguasa diperoleh dari
Perjanjian dg Rakyat

49

PETITION OF RIGHTS (1628)


AMERICAN REVOLUTION (1776):
Pemberontakan kaum colonist yg merasa
tertindas kekuasaan & perundang2an
Inggris/London
Konstitusi Amerika 1789 belum mencantumkan
HAM tapi sudah mencakup Habeas Corpus, Ex
Post Facto Law & Bill of Attainder
FRENCH REVOLUTION (1789) : Ditandai dengan
jatuhnya Benteng Bastille di Paris, tempat
pemenjaraan musuh politik dinasti Bourbon.
Semboyan yg terkenal Liberte, Egalite, Fraternite.

50

DECLARATION DES DROITS DE LHOMME ET DU


CITOYEN (Deklarasi Hak-hak Manusia dan Warga
Negara) 1789
Asas Praduga Tak Bersalah & keharusan proses legal
sebelum penangkapan & penahanan.
Menjunjung kepemilikan harta benda pribadi yang sakral
& tak boleh dilanggar & hanya boleh diambil jika dpt
dibuktikan adanya kepentingan publik serta ada
kompensasi yg adil.
Kebebasan berbicara dijamin, tak seorangpun dapat
dihukum krn pendapatnya.

51

UDHR 1948

A Common Standard of Achievement for All


peoples and all nations
Reaksi atas Fascism Italy, Germany, & Japan
pada PD II(Fascism; Paham Nasionalisme yang
sempit)
48 Negara Setuju UDHR, 8 Negara Abstain (in
between Saudi Arabia)
Merely a moral document, Not Legally binding
1966 Diadopsi The International Covenant on
Economic, Social (ICESCR), and Cultural Rights
serta The International Covenant on Civil and
Political Rights (ICCPR)

52

ICESCR & ICCPR sbg peraturan


pelaksanaan UDHR 1948 ;OKI legally binding.
2 Optional Protocols
1st : Individual Complaint
2nd : Abolition of Death Penalty
UDHR, ICESCR & ICPPR THE
INTERNATIONAL BILL OF HUMAN RIGHTS
Indonesia meratifikasi ICESCR & ICCPR pada
September 2005 dengan

53

Beberapa Tonggak Perjuangan


HAM di Indonesia

1901 Sarekat Prijaji, gerakan perdagangan


tanpa memandang suku.Tokohnya R.M
Tirto Adhi Surjo (baca Pramoedya A. Toer,
Sang Pemula, Jakarta: Lentera Dipantara,
1908 Boedi Oetomo, dlm kepustakaan
Indonesia sering disebut tonggak awal
Kebangkitan Nasional
1928 Sumpah Pemuda
1945 Proklamasi Kemerdekaan

54

HAM DALAM SEJARAH


KONSTITUSIONALISME INDONESIA
SOEKARNO

PRO KONTRA HAM DALAM


PENYUSUNAN UUD 1945 ANTARA
SOEKARNO & SOEPMO VS HATTA &
YAMIN
SOEKARNO: HAM adalah
Individualisme, Liberalisme yang tidak
sesuai dengan kepribadian bangsa
Indonesia. Agar paham Individualisme
& Liberalisme dibuang jika negara
hendak mendasarkan diri pada faham
kekeluargaan,gotong royong dan
tolong menolong. Jangan Tiru
Deklarasi HAM & Warga Negara di
Perancis
SOEPOMO: Faham yang dianut
Indonesia adalah kekeluargaan, maka
UUD tidak memuat faham yg
bertentangan dgnya.
55

HATTA : Setuju asas


kekeluargaan, TAPI HAM
tetap perlu dicantumkan
dlm UUD misalnya hak
berpendapat, berserikat
dll Hal ini untuk
menghindari negara
kekuasaan (machstaat)
YAMIN : UUD mesti
memuat HAM seluasluasnya. HAM bukanlah
Liberalisme, tapi
Perlindungan yg harus
ada dlm UUD
HATTA
56

PPKI: UUD yg terbentuk adl sementara


(temporary)
SOEKARNO: UUD 1945 sebagai
Revolutiegrondwet, kita akan mempunyai UUD
yg lebih lengkap.
RATULANGI: grondwet ini perlu
disempurnakan.
IWA KUSUMA SUMANTRI : Ini adlh UUD Kilat.
Aturan Peralihan : Dlm 6 bln setelah MPR
dibentuk, Majelis bersidang u/ Menetapkan
UUD

57

THE RESULT WAS COMPROMISE :


UUD 1945 TIDAK secara terperinci memuat
jaminan HAM, hanya 7 pasal mengenai HAM
Tidak terperinci krn ada sebelum UDHR
1948?
Miriam Budiarjo : YA
Jimly Ashiddiqie : TIDAK. Sebelum 1945
sudah ada Deklarasi Hak Asasi Manusia &
Warga Negara Perancis & Konstitusi Amerika

58

Rights (?) on UUD 1945


Kebebasan Beragama, Berserikat Berkumpul
& mengeluarkan pendapat, Pekerjaan yang
layak bagi Kemanusiaan
Pengumuman No.10 BP KNIP tgl 5
Desember 1945 =akan melakukan
persiapan u/melakukan perubahan UUD
dengan alasan UUD 1945 belum sempurna
Dibentuk Perancang UUD Negara tgl 19
February 1946 diketuai o/Soepomo
(Menkeh), Sekretaris Mr.Subardjo dg
anggota 21 Ahli Hukum
59

HARUN AL RASYID : UUD 1945 sama sekali tidak


memuat ketentuan HAM
Pasal 28 UUD 1945 : Kemerdekaan berserikat dan
berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan lisan
dan tulisan dan sebagainya ditetapkan dengan
undang-undang
Pasal di atas hanya menyatakan bahwa hak-hak
tersebut akan diatur dalam UU
Hatta & Yamin : HAM dlm Pasal agar 28 diperinci
Soekarno
: Menolak, karena dianggap
bertentangan dgn paham Integralistik

60

KONSTITUSI RIS
Konsekwensi hasil Perundingan Linggajati,
Renville & KMB (Round Table
Conference) yg diawasi KTN (Australia,
Belgium & USA) NKRI menjadi Negara
Republik-Federasi dg Konstitusi Federal
HAM dimasukkan lebih comprehensive
dlm Bab I Bagian V Ps.7 33
Rumusannya dipengaruhi o/ & ada
kemiripan dg UDHR 1948

61

HAM dalam KRIS


Perlindungan diri & harta benda (8), tidak
diperbudak (10), tidak disiksa &dihukum scr
ganas (11), ditangkap/ditahan atas perintah
yg sah (12),presumption of innocent (14 ay.1),
Principle of Legality (14 ay.2), kebebasan &
rahasia surat menyurat (17), kebebasan
pikiran keinsyafan batin & agama (18),
berpendapat (19), mengadu pd penguasa
(21), mendirikan serikat-sekerdja & masuk di
dalamnya (28), mengajar (29 ay.1), memilih
pengajaran(29 ay.2), melakukan pekerjaan
amal (30)
62

UUDS 1950
17 August 1950 NFRI kembali menjadi NKRI,
UUD RIS berubah menjadi UUDS 1950
HAM dlm UUDS 1950 : Bab I Bagian V Hakhak dan Kebebasan-kebebasan dasar
Manusia (Ps.7 - 34)
Sama dengan KRIS, Rumusan HAM dlm
UUDS kental nuansa UDHR 1948, yg juga
dijiwai o/Deklarasi HAM & Warga Negara
Perancis

63

HAM dalam UUDS 1950


Hak untuk/atas:
Equality before The law (7 ay.1), Perlindungan
harta benda (8), bebas bergerak & tinggal
dlm negara (9), tidak diperbudak (10), tidak
disiksa, diperlakukan atau dihukum secara
ganas (11), tidak ditangkap tanpa perintah yg
sah (12), presumption of innocent (14 ay.1),
principle of legality (14 ay.2), berdemonstrasi
dan mogok (21), mempunyai milik sendiri
atau bersama dengan orang lain (26 ay.1)
64

KEMBALI KE UUD 1945, DIMULAINYA


KEKUASAAN OTORITER
4/5 Konstituante SETUJU & 5/9 Konstituante TIDAK
SETUJU : Ketuhanan dengan kewajiban
menjalankan syariat Islam bagi Pemeluk2nya
Pdhl Ps 137 ay (2) UUDS 1950 : UUD baru berlaku
djika rantjangannja telah diterima dengan
sekurang2nja 2/3 dari djumlah Anggauta jang
hadir
Dekrit Presiden/Presidential Decree 5 Juli 1959
(Kepres No. 150 Tahun 1959) ttg Pembubaran
Konstituante & kembali ke UUD 1945

65

RIGHTS UNDER THE NEW


CONSTITUTION OF 1945

Demokrasi Terpimpin
(Guided Democracy)
Pengekangan
Kebebasan
Berekspresi,
Pemenjaraan
sewenang2 (mis thd:
Koes Bersaudara
pada 1965)

66

Tragedi Politik 1965 : Pembunuhan 6


Jenderal AD yg diikuti dg Pembunuhan
Massal 1965-1966 massa/simpatisan &
mereka yang diduga sebagai
massa/simpatisan PKI di Jawa & Bali,
salah satu Kejahatan Terhadap
Kemanusiaan terbesar di dunia di abad XX
Runtuhnya kekuasaan Demokrasi
Terpimpin Soekarno
Munculnya Orde Baru pada 1968

67

TAP MPRS No.XIV/MPRS/1966 Agar


disusun Piagam HAM
Dibentuk Panitia Ad Hoc u/menyusun
perincian HAM (PAH IV), pembagian
kekuasaan lembaga2 negara mnrt UUD
1945(PAH II), & pelengkap penjelasan
UUD 1945 (PAH III)
Keputusan Pimpinan MPRS
No.24/B/1967 menerima dg baik
hasil2 kerja PAH

68

HAM Pada Masa ORDE BARU

SU MPRS V 1968 Tidak berhasil dicapai kesepakatan hasil


kerja PAH untuk dijadikan sbg ketetapan ttg PIAGAM HAM
Ketetapan MPR No.V/MPR/1973 MENCABUT Tap MPRS
No.XIV/MPRS/1966
Pemenjaraan, Pembuangan tanpa Peradilan lawan2 politik
sebagai akibat peristiwa 1965
Kooptasi lembaga Legislative & Judicial o/Executive
Perundang2an yang mengekang (Repressive) dan
bukannya menjamin HAM
Digunakan& Dipertahankannya Pasal2 Kolonial u/ meredam
Oposisi
1967 1967 MPR menyatakan : Tidak mempunyai
keinginan untuk merubah UUD 1945. MPR menetapkan
akan MENGABADIKAN UUD 1945 ; suatu pengkhianatan
amanah Founding Fathers (Ananda B. Kusuma, 2007: 150)

69

THE END OF THE NEW


ORDER

1991 : Penembakan di Dili, Timor Timur


1993 Dibentuk Komnas HAM atas desakan
Internasional
1994 Pemberangusan Pers: TEMPO,
DETIK, EDITOR
1996 Penyerbuan Markas PDI Ratusan
orang diduga tewas
1997 Krisis Moneter, Hutang LN (terutama
swasta) jatuh tempo, Penculikan Aktivis
1998 Kerusuhan Mei, Mundurnya Soeharto
(?) dan berakhirnya Orde Baru (?)
70

HAM dalam Masa Transisi


Demokrasi
TAP MPR No.V/MPR/1998 ttg Pemantapan Persatuan
Nasional mengamanatkan pembentukan Komisi
Kebenaran & Rekonsiliasi
Ketetapan MPR No.XVII/1998 Tentang Hak Asasi
Manusia :
Agar Lembaga-lembaga Tinggi Negara dan
Aparatur Pemerintah untuk menghormati,
menegakkan & menyebarluaskan HAM
Agar Presiden & DPR meratifikasi Instrumen2 Hak
Asasi Manusia Internasional
HAM: Hak dasar yang secara kodrati
dianugerahkan Tuhan YME kepada manusia tanpa
perbedaan antara satu dan lainnya
PIAGAM HAK ASASI MANUSIA INDONESIA
71

UU No. 39 /1999 Tentang


HAM
HAM : Seperangkat Hak yang melekat pada
hakikat keberadaan manusia sebagai
makhluk Tuhan YME & mrpk anugerah yg
harus dihormati, dijunjung tinggi dan
dilindungi oleh negara, hukum, pemerintah,
dan setiap orang demi kehormatan serta
perlindungan harkat dan martabat manusia
Kewajiban Dasar Manusia : Seperangkat
Kewajiban yang aapabila tidak dilaksanakan
tidak mungkin terlaksana dan tegaknya HAM
72

Beberapa Muatan UU
HAM

HAK UNTUK HIDUP (mempertahankan hidup;


meningkatkan taraf kehidupan; hidup tenteram,
aman, damai, bahagia, sejahtera lahir bathin;
lingkungan hidup yang baik dan sehat)
HAK BERKELUARGA DAN MELANJUTKAN
KETURUNAN (membentuk suatu keluarga dan
melanjutkan keturunan melalui perkawinan;
perkawinan sah dengan kesepakatan calon suami
isteri sesuai dengan ketentuan perundang2an)
HAK MENGEMBANGKAN DIRI (kebutuhan dasar
untuk berkembang layak, memperoleh pendidikan,
mengembangkan & memperoleh manfaat dari seni
budaya; berkomunikasi dan memperoleh
informasi; melakukan pekerjaan sosial)
73

HAK MEMPEROLEH KEADILAN


(pengaduan & gugatan pidana, perdata,
administrasi melalui peradilan yang
independen untuk mendapat putusan yg
adil dan benar; asas praduga tak
bersalah, non retroactive, ne bis in idem,
larangan perampasan seluruh harta
kekayaan & penjara/kurungan karena
tidak memenuhi kewajiban utang piutang)

74

HAK ATAS KEBEBASAN PRIBADI (untuk tidak


diperbudak/diperhamba; larangan perdagangan budak,
perdagangan wanita; hak atas keutuhan pribadi jasmani &
rohani; hak untuk memeluk agama & beribadat menurut
agama/kepercayaan; jaminan kemerdekaan setiap orang
memluk agama dan beribadat menurut agama &
kepercayaannya; hak untuk memilih & berkeyakinan politik;
mempunyai mengeluarkan pendapat scr lisan/tulisan dengan
memperhatikan nilai agama, kesusilaan, ketertiban,
kepentingan umum, dan keutuhan bangsa; berkumpul,
rapat, berserikat; mendirikan partai politik, LSM;
menyampaikan pendapat di muka umum tmsk mogok;
mengganti status kewarganegaraan; hak WNI untuk
bergerak, berpindah tempat dlm wilayah NKRI;
meninggalkan & masuk wilayah RI

75

HAK ATAS RASA AMAN (mencari suaka, pengakuan


di depan hukum sebagai manusia, rasa aman u/
berbuat/tdk berbuat sesuatu; kediaman siapapun
tdk boleh diganggu, kemerdekaan & rahasia dlm
hubungan surat menyurat tmsk melalui sarana
elektronik kecuali atas perintah hakim/kekuasaan
lain yg sah; bebas dari penyiksaan,
penghukuman/perlakuan kejam, tidak manusiawi,
merendahkan derajat; bebas dari penghilangan
paksa & penghilangan nyawa; u/tdk ditangkap,
ditahan, disiksa, dikucilkan, diasingkan, dibuang
sewenang-wenang

76

HAK ATAS KESEJAHTERAAN (mempunyai


milik, pencabutan HM demi kptgn umum dg
ganti rugi wajar & segera; pekerjaan yg layak;
pekerjaan yg disukai; upah yg sama pria
wanita dg pekerjaan sama; serikat pekerja;
bertempat tinggal; jaminan sosial u/hidup
layak;perlakuan khusus bg penyandang cacat
HAK TURUT SERTA DALAM PEMERINTAH
(hak pilih aktif& pasif dlm pemilu; partisipasi
langsung & perwakilan dlm pemerintahan;
mengajukan pendapat, usul, pengaduan pd
pemerintah dlm rangka clean gov dg
lisan/tulisan
77

HAK WANITA (keterwakilan wanita dlm


sistem pemilu, pemilihan anggota Legislatif,
pengangkatan eksekutif, judicial; hak
HAK ANAK (perlindungan orang tua,
keluarga, masyarakat, negara;diakui &
dilindungi o/hukum sejak dlm kandungan;
beribadah; mengetahui siapa orang tua;
perlindungan dr kekerasan; berisitirahat,
bergaul)

Anak dlm UU ini adalah di bawah 18 Tahun dan belum menikah, termasuk
anak yg masih kandungan apabila hal tersebut demi kepentingannya

78

TANGGUNG JAWAB & KEWAJIBAN


PEMERINTAH

Menghormati, melindungi, menegakkan,


memajukan HAM dlm UU HAM,
Peraturan Perundangan lain 7 Hukum
Internasional tentang HAM yg diterima
Indonesia

79

PEMBATASAN &
LARANGAN
Hak & Kebebasan dalam UU HAM hanya dapat
DIBATASI oleh dan berdasarkan Undang-undang,
semata-mata untuk menjamin pengakuan dan
penghormatan terhadap hak asasi manusia serta
kebebasan dasar orang lain, Kesusilaan,
Ketertiban umum, Kepentingan Bangsa.
Tidak satu ketentuanpun dalam UU HAM diartikan
bahwa pemerintah, partai, golongan, atau pihak
manapun dibenarkan mengurangi, merusak, atau
menghapuskan HAM atau kebebasan dasar dlm
UU ini.
Jadi HAM bisa DIBATASI, tapi TIDAK untuk
DIKURANGI, DIRUSAK, atau DIHAPUSKAN

80

UU 26/2000 Tentang Pengadilan


HAM (UUPH)

Pengadilan HAM adl Pengadilan Khusus


yg berada di Lingkungan Peradilan umum
Bertugas & berwenang memeriksa dan
memutus Pelanggaran HAM Berat (PHB),
termasuk PHB yang dilakukan di luar
wilayah Indonesia oleh WNI
Jurisdiksi materiil : GENOSIDA dan
KEJAHATAN TERHADAP KEMANUSIAAN
(Crimes Against Humanity)

81

GENOSIDA (Pasal 4 UU PH) perbuatan yg


dimaksudkan u/
menghancurkan/memusnahkan
seluruh/sebagian kelompok bangsa, ras,
etnis, agama dg cara : membunuh,
mengakibatkan penderitaan fisik & mental yg
berat, menciptakan kondisi yang mengarah
pada kemusnahan secara fisik, mencegah
kelahiran di dlm kelompok, memindahkan
paksa anak2 dalam kelompok tertentu ke
kelompok lain.
82

KEJAHATAN TERHADAP KEMANUSIAAN (Pasal


9) Salah satu perbuatan yang dilakukan sebagai
bagian dari serangan yang meluas atau sistematik
yang diketahuinya serangan tersebut ditujukan
secara langsung terhadap penduduk sipil berupa :
pembunuhan, pemusnahan, perbudakan,
pengusiran atau pemindahan penduduk secara
paksa, perampasan kemerdekaan atau
perampasan kebebasan fisik lain, penyiksaan,
perkosaaan, perbudakan seksual, penganiayaan
terhadap kelompok tertentu atau perkumpulan
yang didasarkan pada perkumpulan yang
didasarkan persamaan paham politik, ras,
kebangsaan, etnis, budaya, penghilangan orang
secara paksa, kejahatan apartheid.
83

HAM dlm UUD Negara Republik


Indonesia Tahun 1945
Dalam Bab X A Pasal 28 A hingga 28 J
Beberapa Kelemahan :
Pasal 28 I ayat (1)(Hak untuk tidak dituntut atas
dasar hukum yang berlaku surut adalah HAM yang
tak dapat dikurangi dalam keadaan apapun)
bertentangan dengan prinsip dlm Kejahatan Berat
HAM yg telah diterima dunia Internasional sejak
Peradilan Nuremberg 1946
Tidak dicantumkannya prinsip Habeas Corpus :
Orang bisa ditahan & ditangkap sewenang-wenang
Tidak dicantumkannya Bill of Attainder: Orang dpt
dhukum tanpa kesalahan (spt larangan menjadi PNS
bagi ex-PKI & keluarganya).
84

Mahkamah Konstitusi Sebagai


Pengawal HAM

Hak & Kebebasan dasar Manusia


tercantum dalam Konstitusi
Implementasi Konstitusi dengan UU
Organik

85

Beberapa Putusan MK
Putusan No. 013-022/PUU-IV/2006
Pasal 134, Pasal 136 bis, dan Pasal 137 KUHP ttg Penghinaan
Presiden dinyatakan bertentangan dg UUD 1945 & tidak lagi
memp. Kekuatan hukum mengikat
MK : pasal2 tsb mengingkari prinsip equality before the law,
mengurangi kebebasan mengekspresikan pikiran & pendapat
serta prinsip kepastian hukum. Pasal2 tersebut bertentangan
dg Ps. 28, 28 E ayat (2), dan ayat (3) UUD 1945
Putusan No. 020/PUU-IV/2006
Dibatalkannya UU KKR
MK: UU KKR tidak melindungi hak korban pelanggaran HAM
berat, krn Kompensasi digantungkan pada ada/tidaknya
Amnesti
Tidak ada kepastian hukum bagi pelanggar HAM jika telah
mengaku bersalah
Pada Tahun 2007 MK memutuskan Hukuman Mati tidak
Bertentangan dengan UUD 1945
86

LINGKUP ETIKA
ETIKA UMUM
ETIKA
ETIKA
Etika
Etika Hukum
Hukum
INDIVIDUAL
Etika
Etika Bisnis
Bisnis
ETIKA KHUSUS
ETIKA
SOSIAL

Etika
Etika
Lingkungan
Lingkungan
Etika
Etika Profesi
Profesi
Etika
Etika Politik
Politik

BANGSA DAN NEGARA

BANGSA DAN NEGARA

BANGSA

SEKELOMPOK
manusia yang
memiliki persamaan
nasip, persamaan
sejarah, dan cita2
yang sama

Negara

Organisasi manusia
atau kumpulan
manusia yang
berada dalam
pemerintahan yang
sama

Unsur-unsur negara

Rakyat
WNI

a.
b.
c.
d.

a.
b.
c.

Eksekutif
Legislatif
Yudikatif

Wilayah
Daratan
Lautan
Udara
Ekstrateritorial

Pemerintahan yang berdaulat

a.
b.

De jure
De fakto

Pengakuan dari negara lain

Tujuan negara indonesia

Melindungi segenap
bangsa indonesia
dan seluruh tumpah
darah indonesia

Mencerdaskan kehidupan bangsa

Memajukan kesejahteraan umum

Melaksanakan perdamaian dunia

Konstitusi

Constitution------hukum dasar----UUD

Hukum
dasar tertulis

Huhum dasar
tidak tertulis

Fungsi uud

Mengikat lembaga
negara

Sumber hukum

Berisi norma-norma

Hukum tertinggi sebagai alat kontrol

1. Uud 1945

5. AMANDEMEN UUD
1945

2. KONSTITUSI RIS
KONSTITUSI INDONESIA

4. KEMBALI KE UUD 1945

3. UUD S 1950

DEMOKRASI

SEKIAN TERIMA KASIH


WASSALAM

Anda mungkin juga menyukai