Anda di halaman 1dari 11

GENTA MULIA ISSN: 2301-6671

Volume X No. 1, Januari 2019


Page : 54-64

PENGUJIAN TANAH BEKAS TAMBANG BATUBARA SEBAGAI


MEDIA PEMELIHARAAN BEBERAPA JENIS CACING TANAH

Rita Oktavia 1), Darmi2)

Dosen Pendidikan Biologi STKIP Bina Bangsa Meulaboh1),


)
Dosen Biologi FMIPA Universitas Bengkulu 2

PENDAHULUAN mengingat peran cacing sangat besar terhadap


Pada umumnya kondisi lahan tanah kesuburan tanah.
bekas tambang batubara dapat ditandai dengan Secara ekologi, cacing tanah
ciri-ciri: pH tanah sangat alkalis, permukaan dikelompokkan menjadi 3 kelompok yaitu
sangat putih, beberapa cm dari permukaan :
warna abu-abu hitam dan sangat pekat, agregat 1. Cacing Epigeic, merupakan cacing
tanah sangat kuat, tanah atasan sukar permukaan karna banyak ditemukan pada
diperoleh, bersifat seperti batuan, belum ada timbunan sampah organik dipermukaan
vegetasi, sukar ditembus air.Proses tanah. Sampai kedalaman 5 cm dari
penambangan batubara dengan sistem terbuka permukaan tanah. Cacing ini berperan
telah mengubah ekosistem secara drastis, yang penting pada proses humifikasi tetapi
mengakibatkan perubahan sifat tanah. kurang berperan pada pembentukan aerasi
Untuk mengurangi dampak negatif tanah. Kelompok cacing ini disebut juga
kegiatan penambangan tersebut, maka sebagai cacing kompos. Contohnya :
diperlukan metoda revegetasi yang tepat. Salah Pheretima asiatica.
satu metoda yang belum banyak dilakukan 2. Cacing Endogeic, cacing tanah yang hidup
adalah penggunaan cacing tanah (Wiryono, pada lapisan tanah sampai pada kedalaman
2000). 20 cm dari permukaan tanah. Cacing ini
Cacing tanah merupakan salah satu sangat aktif di dalam tanah sehingga
kelompok fauna tanah yang diketahui dapat tingkat kesukaannya terhadap
meningkatkan kesuburan tanah, dengan cara pembentukan aerasi tanah dan proses
menghancurkan kandungan organik tanah dan humifikasi tinggi sekali. Contohnya :
kemampuan tanah menahan air, memperbaiki Pheretima sp dan Pontoscolex
struktur tanah, dan meningkatkan akifitas corethrurus.
mikroba tanah (Rukmana, 1999). Pemanfaatan 3. Anecic, Cacing ini hidup pada lapisan
cacing tanah pada lahan bekas tambang tanah yang jauh lebih dalam, mencapai 2
batubara sebagai lahan kritis diasumsikan m dari permukaan tanah. Tingkat proses
dapat meningkatkan kesuburan tanah, pembentukan aerasi tanah sangat tinggi
sekali dibandingkan proses humifikasi.

54
GENTA MULIA ISSN: 2301-6671
Volume X No. 1, Januari 2019
Page : 54-64

Contohnya: Lumbricus terrestris masalah yang dirumuskan adalah apakah


(Lee,1985 dalam Darmi 2003). dengan media pemeliharaan Tanah Bekas
Untuk pemeliharaan cacing tanah harus Tambang Batubara dan campuran media
diperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi dengan kompos dapat menghasilkan perbedaan
pertumbuhan seperti ketersediaan bahan yang signifikan pada tingkat kelulushidupan
organik, suhu, kelembaban, kadar air tanah, dan laju pertumbuhan cacing tanah.
tekstur tanah dan pH tanah (Edward dan Lofty,
1975). Hipotesis
Kualitas dan kuantitas makanan diajukan suatu hipotesis bahwa dengan
merupakan salah satu faktor yang dapat menggunakan tanah bekas tambang batubara
mempengaruhi tingkat reproduksi dan dan campuran media dengan kompos
kecepatan pertumbuhan cacing tanah. Selain memberikan pengaruh yang berbeda pada
itu faktor fisika dan kimia juga turut tingkat kelulushidupan, dan tingkat laju
menentukan kelimpahan cacing tanah, pertumbuhan populasi cacing tanah
diantaranya ketersediaan bahan organik, suhu, Pontoscolex corethrurus dan Pheretima
kelembaban, dan derajat keasaman (Martin et javanica pada pengujian tanah bekas tambang
all, 1981 dalam Sihombing, 2002). batubara.
Akibat dari penambangan batubara
yang dilakukan pembongkaran akan Tujuan
menyebabkan hilangnya lapisan atas tanah dan Tujuan dari penelitian ini adalah :
serasah. Akibatnya populasi dan aktivitas 1. Untuk mengetahui tingkat
mikroba tanah yang penting dalam penyediaan kelulushidupan cacing tanah
unsur hara akan menurun, dimana aktivitas Pontoscolex corethrurus dan
mikroba tanah tersebut akan membantu proses Pheretima javanica pada
dekomposisi serasah dan secara bertahap dapat pengujian tanah bekas tambang
memperbaiki struktur tanah (Setiadi dalam batubara setelah 2 mingggu
Sunawati, 2001). pengamatan.
Namun lahan bekas penambang 2. Untuk mengetahui laju
batubara dapat berfungsi secara optimal jika pertumbuhan populasi cacing
dilakukan perbaikan kualitas tanah. Salah satu tanah Pontoscolex corethrurus
metoda untuk meningkatkan kesuburan tanah dan Pheretima javanica pada
bekas penambangan batubara adalah dengan pengujian tanah bekas tambang
melibatkan unsur terpenting biota tanah yaitu batubara setelah penelitian.
pemanfaatan cacing tanah.

Perumusan Masalah METODE


Waktu dan Tempat

55
GENTA MULIA ISSN: 2301-6671
Volume X No. 1, Januari 2019
Page : 54-64

Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium banyak ditemukan pada lahan bekas


Riset Ekologi dan Konservasi Jurusan Biologi tambang batubara. dilakukan proses
FMIPA Universitas Bengkulu, selama 3 bulan pengeringan lebih lanjut dengan
yaitu mulai bulan Oktober sampai Desember menggunakan oven pada suhu 70 0C
tahun 2009. selama 4 jam. Setelah itu dirajang,
kemudian diblender sampai berbentuk
Alat dan bahan serbuk.
Alat yang digunakan yaitu Pot plastik 3. Pengadaan tanah bekas tambang
berdiameter 15 cm dan tingi 15 cm, baskom sebagai media cacing tanah .
berdiameter 50 cm dan tinggi 38 cm, nampan Tanah bekas tambang batubara yang
plastik, kayu pengaduk, blender, cawan petri, digunakan dalam penelitian ini adalah
kertas label, alat perajang (pisau), karung tanah yang berumur 5 tahun. Tanah
plastik, oven , soil tester, soil thermometer. tersebut diambil dari lahan bekas
Bahan yang diperlukan yaitu Cacing tanah tambang batubara Bukit Sunur
Pontoscolex corethrurus, cacing tanah Bengkulu.
Pheretima javanica, tanah kebun, tanah 4. Rancangan percobaan.
kompos, tanah bekas tambang batubara, Penelitian ini di desain dengan
serasah daun Euphatorium odoratum, kotoran Rancangan Acak Lengkap (RAL)
sapi, air. yang terdiri dari 6 perlakuan. Keenam
perlakuan tersebut adalah :
Prosedur Penelitian 1. Media tanah bekas tambang
1. Koleksi dan pengadaan cacing tanah. batubara dengan jenis cacing
Cacing tanah yang digunakan dalam Pontoscolex corethrurus ( TB
penelitian ini adalah Pontoscolex + PC ).
corethrurus dan Pheretima javanica. 2. Media tanah bekas tambang
Pemeliharaan dilakukan pada baskom batubara dengan jenis cacing
plastik ukuran besar berdiameter 50 Pheretima javanica ( TB + PJ
cm dan tinggi 38 cm. Tempat ).
pemeliharaan tersebut berisi media 3. Media tanah bekas tambang
biotop asal. Selama pemeliharaannya, batubara dicampur kompos
cacing diberi pakan kotoran sapi dan dengan perbandingan 1:1
dijaga kelembabannya. dengan jenis cacing
2. Pengadaan serasah sebagai pakan Pontoscolex corethrurus (
cacing tanah. TB+K+PC ).
Serasah yang digunakan dalam 4. Media tanah bekas tambang
penelitian ini adalah serasah batubara dicampur kompos
Euphatoriumodoratum. Serasah ini dengan perbandingan 1:1

56
GENTA MULIA ISSN: 2301-6671
Volume X No. 1, Januari 2019
Page : 54-64

dengan jenis cacing Pheretima 15 cm sebanyak 36 buah. Pot plastik


javanica ( TB+K+PJ ). tersebut diisi dengan media yang
5. Media tanah kebun dengan berbeda-beda sesuai dengan rancangan
jenis cacing Pontoscolex percobaan. Setelah pot plastik berisi
corethrurus ( TK + PC ). media, kemudian didiamkan selama 1
6. Media tanah kebun dengan minggu dengan tetap menjaga
jenis cacing Pheretima kelembaban. Lalu dimasukkan 6 ekor
javanica ( TK + PJ ). cacing tanah dewasa yaitu 6 ekor
Pada setiap perlakuan dibuat 6 cacing tanah diletakkan di permukaan
kali ulangan. Parameter yang ukur media dan dibiarkan masuk ke dalam
dalam penelitian ini adalah tingkat media. Selama pemeliharaan cacing
kelulushidupan, dan laju pertumbuhan diberi makan serasah Euphatorium
jumlah populasi cacing tanah odoratum, dan dijaga kelembaban
Pontoscolex corethrurus dan media. . Pada akhir penelitian
Pheretima javanica pada pengujian dihitung jumlah akhir populasi cacing
tanah bekas tambang batubara. tanah. Kemudian dicari laju
5. Pengamatan Kelulushidupan pertumbuhan populasi dengan
Percobaan ini dilakukan pada pot menggunakan rumus sebagai berikut :
plastik berdiameter 15 cm dan tinggi ∆
=
15 cm sebanyak 36 buah. Pot plastik ∆
Dimana :
tersebut diisi dengan media yang
r = Laju pertumbuhan populasi
berbeda-beda, kemudian didiamkan
cacing tanah per unit waktu (ekor/hari)
selama 1 minggu. Media harus dijaga
Δn = Perubahan ukuran populasi
kelembabannya dengan cara
cacing tanah
menyiram dengan air. Kemudian
Δt = Interval waktu selama Δn
masing-masing pot dimasukkan 6 ekor
dihitung (Soegianto, 1994).
cacing tanah dewasa. yaitu 6 ekor
cacing tanah diletakkan di permukaan
Analisis Data
media dan dibiarkan masuk ke dalam
Datapada semua perlakuan dianalisis dengan
media. Selama pemeliharaan cacing
AnalisaVarian (ANAVA). Bila terdapat
diberi makan serasah Euphatorium
perbedaan nyata, maka di lanjutkan dengan uji
odoratum, dan dijaga kelembaban
beda rata-rata Duncan (hanafiah, 2003).
media. Pada minggu ke-dua dihitung
jumlah akhir populasi cacing tanah.
HASIL DAN PEMBAHASAN
6. Pengamatan Laju pertumbuhan
1. Kelulushidupan cacing tanah
Percobaan ini dilakukan pada pot
Pontoscolex corethrurus dan
plastik berdiameter 15 cm dan tinggi

57
GENTA MULIA ISSN: 2301-6671
Volume X No. 1, Januari 2019
Page : 54-64

Pheretima javanica pada pengujian bekas tambang batubara, menunjukkan adanya


tanah bekas tambang batubara perbedaan sangat nyata antar perlakuan. Untuk
setelah 2 minggu melihat nilai tingkat kelulusan pada setiap
perlakuan dapat ditunjukkan pada tabel di
Hasil analisa terhadap kelulushidupan bawah ini :
populasi cacing tanah pada pengujian tanah

Tabel 1. Analisa Varian (ANAVA) kelulushidupan cacing tanah Pontoscolex corethrurus pada
pengujian tanah bekas tambang batubara setelah 2 minggu pengamatan

Sumber F. Tabel
db JK KT F Hitung
Keragaman 5% 1%
Perlakuan 2 50802,469 25401,235 457,222** 3,68 6,36
Galat 15 833,333 55,556
Total 17 51635,802
Keterangan **=berbeda sangat nyata F hitung> F tabel, maka dilanjutkan dengan uji Duncan

Berdasarkan hasil Analisa Varian (F hitung = 457,222 dan F tabel = 3,68, p =


(ANAVA) menunjukkan bahwa nilai 5%) yang dapat dilihat pada tabel diatas.
kelulushidupan cacing tanah Pontoscolex
corethrurus pada pengujian tanah bekas Karena hasil uji statistik menunjukkan
tambang batubara berbeda sangat nyata antar berbeda sangat nyata maka dilanjutkan dengan
perlakuan, dapat dilihat dari F hitung > F tabel uji Duncan.

Tabel 2. Analisa Duncan untuk kelulushidupan cacing tanah Pontoscolex corethrurus pada pengujian
tanah bekas tambang batu bara
Perlakuan Kelulushidupan cacing tanah Notasi
(X±SD)
Tanah Tambang 44,44±7,85 a
Tanah tambang+Kompos 63,89±6,21 b
Tanah Kebun 97,22±6,21 c

Kelulushidupan jenis cacing P. 63,89±6,21. Sedangkan pada tanah kebun,


corethrurus pada perlakuan tanah tambang kelulushidupan cacing tanah tinggi mencapai
murni sangat rendah yaitu 44,44±7,85. Pada 97,22±6,21.
perlakuan tanah tambang dicampur kompos Hasil pengujian ini membuktikan
nilai kelulushidupan meningkat yaitu cacing tanah P. corethrurustidak mampu

58
GENTA MULIA ISSN: 2301-6671
Volume X No. 1, Januari 2019
Page : 54-64

bertahan hidup pada media tanah bekas bahwa pH media pengujian tidak memenuhi
tambang batubara. Hal ini diakibatkan karena syarat bagi kehidupan cacing tanah. Cacing
tekstur tanah tambang yang padat. Menurut tanah akan berkembang dengan baik pada pH
Sihombing (2002) media yang terlalu padat sedikit asam-netral 6-7,2 (Budiarti &
menyebabkan cacing tanah sulit bernafas dan Palungkun, 1999). Sedangkan tingginya
kemungkinan terjadi keracunan gas-gas yang kelulushidupan cacing pada media tanah
bersifat asam, seperti asam-asam organik kebun dikarenakan media tersebut merupakan
dalam media. Menurut Edward dan Lofty habitat asli cacing tanah. Palungkun (1999)
(1975) cacing tanah dapat terbunuh pada mengemukakan bahwa cacing tanah hidup
kondisi lingkungan yang ekstrim. Dimana pada media yang memenuhi syarat seperti
hasil pengukuran pH tanah tambang batubara habitat alaminya untuk melakukan segala
pada pengujian ini adalah 5,8 sedangkan pH aktifitasnya yaitu makan, bergerak, tumbuh,
pada media tanah tambang yang dicampur dan bereproduksi.
kompos 6. Hasil pengukuran ini menunjukkan

Tabel 3. Analisa Varian (ANAVA) kelulushidupan cacing tanah Pheretima javanica pada pengujian
tanah bekas tambang batubara setelah 2 minggu pengamatan

Sumber F. Tabel
db JK KT F Hitung
Keragaman 5% 1%
ns
Perlakuan 2 277,778 138,889 0,682 3,68 6,36
Galat 15 3055,556 203,704
Total 17 3333,333
Keterangan ns=Non significan (tidak berbeda nyata) F hitung < F tabel

Berdasarkan hasil Analisa Varian Dari hasil analisa diatas membuktikan bahwa
(ANAVA) menunjukkan bahwa nilai pengujian yang dilakukan tidak berpengaruh
kelulushidupan cacing tanah Pheretima pada tingkat kelulushidupan cacing tanah P.
javanica pada pengujian tanah bekas tambang javanica setelah 2 minggu pengamatan .
batubara tidak berbeda nyata antar perlakuan, Hal ini menunjukkkan bahwa P.
dapat dilihat dari F hitung < F tabel (F hitung javanica lebih mampu beradaptasi pada tanah
= 0,682 dan F tabel = 3,68, p = 5%) yang tambang. Hal ini dipengaruhi oleh morfogi
dapat dilihat pada tabel diatas. Karena hasil uji cacing tersebut dimana pada kedua ujung
statistik menunjukkan berbeda tidak nyata badannya meruncing. Dengan demikian,
maka tidak dilanjutkan dengan uji Duncan. cacing mudah menembus media yang padat.

59
GENTA MULIA ISSN: 2301-6671
Volume X No. 1, Januari 2019
Page : 54-64

Apalagi diberi penambahan kompos pada dengan P. corethrurus. Hal ini dipengaruhi
media. Hal ini disebabkan oleh cacing oleh struktur tanah dan juga faktor abiotik
P.corethrurus menyukai habitat yang lembab, pada pengujian tersebut. Matinya cacing tanah
dibawah serasah-serasah daun atau batang pada minggu ke dua pengujian kelulushidupan
yang sudah membusuk. membuktikan bahwa cacing tidak mampu
beradaptasi pada media tanah pasca tambang
120 baik murni maupun yang diberi perlakuan.

100
Sedangkan pada media tanah kebun
kelulushidupan cacing tanah tinggi karena
80
media merupakan habitat asli cacing tanah.
TB
60 Palungkun (1999) mengemukakan bahwa
TB+KOMPOS
cacing tanah hidup pada media yang
40 TK
memenuhi syarat seperti habitat alaminya
20 untuk melakukan segala aktifitasnya yaitu
0 makan, bergerak, tumbuh, dan bereproduksi.
PC PJ
2. Laju pertumbuhan cacing tanah
Pontoscolex corethrurus pada
Gambar 1. Nilai kelulushidupan cacing tanah pengujian tanah bekas tambang
P. corethrurus dan P. javanica batubara
Dilihat dari grafik diatas dapat
dinyatakan bahwa pada pengujian tanah bekas Untuk melihat nilai laju pertumbuhan
tambang batubara baik murni maupun yang pada masing-masing jenis cacing akan dibahas
diberi perlakuan, cacing tanah P. javanica pada tabel di bawah ini :
lebih mampu bertahan hidup dibandingkan

Tabel 6. Analisa Varian (ANAVA) laju pertumbuhan cacing tanah Pontoscolex corethrurus pada
pengujian tanah bekas tambang batubara

Sumber F. Tabel
db JK KT F Hitung
Keragaman 5% 1%
Perlakuan 2 20,806 10,403 200,625** 3,68 6,36
Galat 15 0,778 0,052
Total 17 21,583
Keterangan **=berbeda sangat nyata F hitung > F tabel, maka dilanjutkan dengan uji Duncan

60
GENTA MULIA ISSN: 2301-6671
Volume X No. 1, Januari 2019
Page : 54-64

Berdasarkan hasil Analisa Varian (ANAVA) menunjukkan bahwa laju pertumbuhan cacing
tanah P. corethrurus pada pengujian tanah bekas tambang batubara berbeda sangat nyata antar
perlakuan, dapat dilihat dari F hitung > F tabel (F hitung = 200,625 dan F tabel = 3,68, p = 5%) yang
dapat dilihat pada tabel diatas. Karena hasil uji statistik menunjukkan berbeda sangat nyata maka
dilanjutkan dengan uji Duncan.

Tabel 7. Analisa Duncan untuk laju pertumbuhan cacing tanah Pontoscolex corethrurus pada
pengujian tanah bekas tambang batu bara
Perlakuan Laju pertumbuhan cacing tanah Notasi
(X±SD)
Tanah Tambang 1,00±0,06 a
Tanah tambang+Kompos 1,17±0,13 b
Tanah Kebun* 2,00±0,33 c
Ket: Ditemukan kokon diakhir pengamatan
Laju pertumbuhan jenis cacing tanahTingginya kemasaman dan konsentrasi
P.corethrurus pada perlakuan tanah tambang logam, rendahnya kadar air dan bahan organik
murni adalah 1,00±0,06. Laju pertumbuhan menyebabkan aktivitas biologi dalam tanah
meningkat pada perlakuan tanah tambang terganggu dengan kolonisasi cacing tanah di
dicampur kompos yaitu 1,17±0,13. Sedangkan lahan tersebut biasanya lambat. Di jerman,
pada tanah kebun, laju pertumbuhan cacing dilaporkan bahwa lima tahun sesudah
tanah berbeda sangat nyata bila dibandingkan reklamasi lahan bekas penambangan batubara
dengan pengujian media yang diberi campuran barulah ditemukan cacing tanah, tetapi
kompos yaitu 2,00±0,33. pemantapan populasi cacing tanah baru terjadi
Pada pengujian ini, cacing tidak dapat setelah 10 tahun sesudah reklamasi. Jika
bertahan hidup pada media tanah tambang kemasaman tidak ekstrim, populasi cacing
murni maupun yang telah diberi perlakuan. tanah dapat dimantapkan dengan
Disebabkan media yang digunakan tidak baik mengintroduksi cacing tanah pada areal
untuk kelangsungan kehidupan cacing. tersebut (Curry, 1989 ; Dunger, 1969 ;
Soenanto (2000), mengemukakan media yang Vimmerstedt, 1973 dalam Wiryono, 1991).
baik adalah media yang mempunyai daya Berbeda pada pengujian dengan media tanah
serap air yang tinggi, selalu gembur dan tidak habitat aslinya yaitu tanah kebun, terlihat
mudah padat dan memiliki kadar protein yang bahwa laju pertumbuhan populasi cacing tanah
tidak terlalu tinggi karena media ini juga tertinggi pada pada jenis cacing Pontoscolex
dimanfaatkan sebagai sumber makanan bagi corethrurus. Cacing tanah Pontoscolex
cacing tanah. Telah terbukti bahwa tanah lahan corethrurus merupakan cacing tanah lokal
pasca tambang batubara juga menghasilkan yang habitat alaminya yaitu dibawah
pirit (FeS2) yang meningkatkan kemasaman permukaan tanah yang relatif padat seperti di

61
GENTA MULIA ISSN: 2301-6671
Volume X No. 1, Januari 2019
Page : 54-64

tanah kebun dan semak belukar sehingga menyukai media kompos.


cacing tanah Pontoscolex corethrurus kurang
Tabel 8. Analisa Varian (ANAVA) laju pertumbuhan cacing tanah P. javanica pada pengujian tanah
bekas tambang batubara

Sumber F. Tabel
Db JK KT F Hitung
Keragaman 5% 1%
Perlakuan 2 13,035 6,517 1005,536** 3,68 6,36
Galat 15 0,097 0,006
Total 17 13,132
Keterangan **=berbeda sangat nyata F hitung > F tabel, maka dilanjutkan dengan uji Duncan

Berdasarkan hasil Analisa Varian


(ANAVA) menunjukkan bahwa laju Dari hasil pengujian ini, dapat
pertumbuhan cacing tanah P. javanica pada dinyatakan bahwa laju pertumbuhan cacing
pengujian tanah bekas tambang batubara tanah hanya terjadi pada media tanah kebun
berbeda sangat nyata antar perlakuan, dapat dengan cacing P. corethrurus. Sedangkan pada
dilihat dari F hitung > F tabel (F hitung = media lainnya tidak. Media yang digunakan
1005,536 dan F tabel = 3,68, p = 5%) yang juga harus memenuhi syarat kelangsungan
dapat dilihat pada tabel diatas. Karena hasil uji kehidupan cacing tanah. Tingginya tingkat laju
statistik menunjukkan berbeda sangat nyata pertumbuhan cacing tanah P. coretrurus pada
maka dilanjutkan dengan uji Duncan. media media tanah kebun karena habitat asli
cacing tanah Pontoscolex corethrurus terdapat
Laju pertumbuhan jenis cacing dibawah permukaan tanah yang relatif padat.
P.javanica pada perlakuan tanah tambang Jadi, karena habitat aslinya dibawah
murni adalah 1,06±0,12. Laju pertumbuhan permukaan tanah, sehingga cacing ini kurang
meningkat pada perlakuan tanah tambang menyukai media kompos (Nurachman, 2002).
dicampur kompos yaitu 1,22±0,11. Sedangkan Sehingga laju pertumbuhan P.corethrurus baik
pada tanah kebun, laju pertumbuhan cacing pada biotop asalnya. Pada akhir pengamatan
tanah adalah 1,31±0,06. Dapat dilihat bahwa laju pertumbuhan juga ditemukan kokon P.
cacing P. javanica juga tidak mampu bertahan corethrurus dan P. javanica pada media tanah
hidup, pada media tanah bekas tambang murni kebun .
maupun yang diberi perlakuan yaitu
KESIMPULAN
penambahan kompos. Hal ini karena
kompaknya agregat tanah pasca tambang dan
faktor abiotik lainnya.

62
GENTA MULIA ISSN: 2301-6671
Volume X No. 1, Januari 2019
Page : 54-64

1. Tingkat kelulushidupan cacing tanah Darmi, 2003. Bahan Ajar Biologi Tanah.
sangat berpengaruh pada media Fakultas MIPA Universitas Bengkulu.
pemeliharaan yang digunakan. Bengkulu.
2. Media yang sangat disukai oleh cacing Darmi dan Rizwar. 1996. Potensi cacing
tanah adalah media biotop asal, yaitu Tanah Pontoscolex corethrurus dalam
tanah kebun. Ditunjukkan dengan laju Memanfaatkan Sampah Organik
pertumbuhan tertinggi pada media (laporan penelitian). Lembaga
tersebut. Penelitian Pasca Sarjana ITB.
3. Pada media tanah pasca tambang Bandung (Tidak dipublikasikan)
batubara, baik murni maupun yang diberi Edwards, C.A & J.R. Lofty. 1972. Biology Of
perlakuan, cacing Pheretima javanica Earthworm. Chapman and Hall Ltd.
lebih mampu bertahan hidup London
dibandingkan dengan jenis cacing tanah Edward, C. A. and J.R. Lofty, 1975. Biology of
Pontoscolex corethrurus. Earthworms. John Willey and Sons,
New York.
REFERENSI Fitriani, E. 2009. Studi Preferensinya Cacing
Anas, I. 1990. Metoda Penelitian Cacing Tanah Lokal (Pontoscolex corethrurus
Tanah dan Nematoda. Depdikbud Fr. Mull) Terhadap Beberapa Macam
Dirjen Dikti PAU IPB. Bogor. Media Pemeliharaan. Skripsi, fakultas
Budiarti, A & Palungkun. 1990. Cacing MIPA Biologi Universitas Bengkulu.
Tanah. Penebar Swadaya. Jakarta Bengkulu (tidak dipublikasikan)
Christien, R. 1999. Pengaruh Pemberian E. Eprina, Y. 2006. Kemampuan reproduksi
odoratum dan Cacing Tanah Cacing Tanah Pontoscolex
(Pontoscolex corethrurus Fr Mull) corethrurus Pada Beberapa macam
Pada Media Tanah Bekas Tambang Media Pemeliharaan. Skripsi, fakultas
Batubara Terhadap Pertumbuhan MIPA Biologi Universitas Bengkulu.
Bibit Turi (Sesbania glandiflora L Bengkulu (tidak dipublikasikan)
Pers). Skripsi. Fakultas Pertanian
Unib. Bengkulu (Tidak Eviona dan Wiryono. 2007. Tingkat Kesukaan
Dipublikasikan). Terhadap Jenis Serasah dan Tingkat
Darmi. 1989. Biologi dan Preferensi Makan Konsumsi Seresah Oleh Cacing Tanah
Cacing Tanah Pontoscolex Pontoscolex corethrurus Fr. Mull.
corethrurus Dalam Memanfaatkan Jurnal Penelitian UNIB.
Sampah Organik (Laporan Hanafiah, K.A. 2003. Rancangan Percobaan-
Penelitian). Tesis Pasca Sarjana ITB. teori Dan Aplikasi. Raja Grafindo
Bandung (tidak dipuplikasikan). Persada. Jakarta.

63
GENTA MULIA ISSN: 2301-6671
Volume X No. 1, Januari 2019
Page : 54-64

Hakim, N.,M. Y. Nyakpa.,A.M. Lubis.,S.G. Kompos. Jurnal Matematika, Sains


Nugroho., M.R. Saul., M.A. Diha., dan Teknologi. Volume 1. 22-34.
G.B. Hong.,H.H. Bailey. 1986. Dasar- Lembaga Penelitian Universitas
dasar Ilmu Tanah. Universitas Terbuka.
Lampung, Tanjung Karang. Rukmana, R. 1999. Sukses Beternak Cacing
Hidayat, 2001. Proses Pembuatan Tanah. Canicus. Jakarta
Vermikompos. Warta UNIB No XVII Setiadi. 1996. Sifat dan Ciri Tanah. IPB.
Edisi Agustusm2001 Bogor
Indriani, Y.H. 2004. Membuat Kompos Secara Sihombing, D. 2002. Satwa Harapan I.
Kilat. Cetakan Ke-6. Penebar Pustaka Wirausaha Muda. Bogor
Swadaya. Jakarta Soenanto, A. 1994. Ekologi Kuantitatif.
Juniarti, E. 2001. Produksi dan Daya Tetas Metode Analisa Populasi dan
Kokon Cacing Tanah Lumbricus Komunitas. PT. Usaha Nasional.
rubellus L. Dengan Pemberian Surabaya.
Makanan Beberapa Macam Kotoran Soenanto, H. 2002. Budidaya Cacing Tanah
Ternak. Skripsi, Fakultas KIP Biologi Lumbricus rubellus. Aneka Ilmu. Solo
Universitas Bengkulu. Bengkulu (tidak Sukandarrumidi, 1995. Batubara dan Gambut.
dipublikasikan) Gajah Mada Universitity Press.
Munawar, A. 1997. Reklamasi Lahan Bekas Yogyakarta.
Tambang batubara di Bengkulu Untung, K. 1996. Program Pemerintah Dalam
Dengan Registrasi dan Daerah Melestarikan Lingkungan Hidup
Pengaruh Terhadap Kesuburan Lahan Pasca Tambang. Seminar
Tanah. Laporan Penelitian fakultas Nasional Penanganan Lahan Kritis di
Pertanian. UNIB. Bengkulu. Indonesia. Bogor.
Nurachman, Z. 2002. Profil cacing Tanah Wiryono, 1991. Effects of Surfece soil
Dalam Agroekosistem. http. www. Materials and Earthworm
Kompas. com Introduction on the Biomass of
Nurdin, M.S. 1997. Ekologi Hewan Tanah, Herbaceous Vegetation in Calcareous
Penerbit Bumi Aksara, ITB, Bandung Mined Lands. Masters Thesis. The
Palungkun, R. 1999. Sukses Beternak Cacing Ohio State University, Columbus.
Tanah Lumbricus rubellus. Penebar Ohio.
Swadaya, Jakarta. Wiryono, 2000. Penggunaan Cacing Tanah
Pratomo, H dan Suhardianto, A 2000. Studi dan Serasah Untuk Mempercepat
aspek Fisik, Biologi dan Kimia Tanah Proses Revegetasi Lahan bekas
Terhadap Cacing Tanah dan Kascing Penambangan Batubara. Laporan
Pada Pengelolaan Sampah Menjadi Penelitian UNIB.

64

Anda mungkin juga menyukai