dan kebun karet yang merupakan Tanpa cacing 72,6 0,75 32,4 4,4 12,4
tanaman tahunan yang tertutup Dengan cacing 74,9 0,67 37,4 4,6 17,0
dan tidak dilakukan pengolahan Sumber: Anwar (2007)
tanah. Kandungan C-organik
kotoran cacing mencapai 2 kali lebih tinggi untuk lapisan 0 – 5 cm dan 3 kali untuk
lapisan 5 – 10 cm dibanding tanah di sekitarnya. Mineralisasi C dari kotoran cacing tanah
Millsonia anomala (tropical geophagous earthworm) di bawah kondisi laboratorium
> 4 x lebih rendah (3%/th) dibanding dengan yang ada di tanah kontrol (11%/th).
Disimpulkan bahwa untuk jangka panjang, M. anomala dapat secara nyata menurunkan
kecepatan penurunan C-organik tanah dan mengurangi emisi C di udara.
Kendala
Tingginya intensitas pengolahan tanah dan pemakaian
pestisida banyak menekan populasi fauna tanah, termasuk
cacing tanah, sehingga berakibat penurunan aerasi tanah dan
konservasi bahan organik tanah, meningkatkan kepadatan
tanah, populasi mikroorganisme tanah secara bertahap juga
akan mengalami penurunan, terutama untuk mikroorganisme
aerobik. Sementara mikroorganisme anaerobik juga
mengalami hambatan sebagai akibat tidak adanya pasokan
bahan organik dari lapisan atas. Introduksi cacing tanah
secara exsitu memerlukan teknologi pengadaan cacing tanah
yang rumit, sementara teknologi perbanyakan cacing tanah
secara buatan juga belum memadai.
Drs. Ea Kosman (HP 081388320855, email : eakaanwar@yahoo.com)
Dr. Subowo (HP 085725265477, email : sub_gito@yahoo.com)
Balai Penelitian Tanah, Jl. Ir. H. Juanda 98 Bogor 16123
Edisi 6-12 April 2011 No.3400 Tahun XLI Badan Litbang Pertanian