Disusun Oleh :
Disusun Oleh :
Kelompok 5 / Kelas 3A
2022
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………………………...2
DAFTAR
TABEL……………………………………………………………………………………...3
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………………………….. 4
1.1. Latar Belakang……………………………………………………………………………....4
1.2. Tujuan Penelitian…………………………………………………………………………… 4
1.3. Prinsip Penelitian…………………………………………………………………………… 5
1.4. Manfaat Penelitian…………………………………………………………………………..5
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………………………...
11
LAMPIRAN…………………………………………………………………………………………..12
Lampiran 1. Proses Sampling Tanah…………………………………………………………12
Lampiran 2. Proses Pelarutan Tanah…………………………………………………………
12
Lampiran 3. Proses Pengukuran pH Tanah………………………………………………….
13
Lampiran 4. Laporan Pencemaran Tanah……………………………………………………
13
2
DAFTAR TABEL
3
BAB I
PENDAHULUAN
Tanah merupakan salah satu unsur penting di bumi. Salah satu contoh penggunaannya
adalah untuk menjaga kesuburan tumbuhan maupun tanaman. Setiap tanah memiliki
jenis dan kegunaanya masing-masing. Dalam menjaga kesuburan tanah terdapat faktor
internal maupun eksternal yang mempengaruhi kondisi tanah. Sehingga diperlukan
pengawasan atau pengendalian, dan perawatan yang sesuai untuk menjaga kesuburan
tanah.
Pencemaran tanah yang sering terjadi terhadap lingkungan dapat mengubah sifat
alami pada tanah, yaitu sifat fisika, sifat biologi, dan sifat kimia. Pencemaran sering
terjadi dalam waktu yang singkat maupun panjang, sehingga diperlukan pengawasan atau
pengendalian, dan perawatan yang sesuai untuk menjaga kesuburan. Pencemaran tanah
merupakan bentuk faktor eksternal yang mempengaruhi kesuburan tanah.
Untuk mengetahui kualitas tanah dilihat dari pH indikator Universal di area gedung A
Politeknik AKA Bogor.
4
1.3. Prinsip Penelitian
Dapat mengetahui kualitas kesuburan tanah di area gedung A Politeknik AKA Bogor.
BAB II
METODOLOGI PENELITIAN
5
2.1. Landasan Teori
Pencemaran tanah merupakan aktivitas manusia yang merubah lingkungan tanah
alami. Penyebab pencemaran tanah dapat melalui penggunaan bahan kimia, aktivitas
industri kimia, maupun aktivitas pembuangan sampah ilegal. Menurut Peraturan
Pemerintahan RI No. 150 tahun 2000 tentang Pengendalian kerusakan tanah untuk
produksi biomassa, tanah adalah salah satu komponen lahan berupa lapisan teratas kerak
bumi yang terdiri dari bahan mineral dan organik, serta mempunyai sifat fisik, kimia,
biologi, dan menunjang kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya. PP RI No. 150
tahun 2000 menjelaskan tanah yang sudah tercemari dapat menyebabkan kerusakan
lainnya, seperti pencemaran air, udara dan lain-lain.
Untuk mengetahui tanah sudah tercemar, maka diuji coba dengan melihat warna,
tekstur, dan pH pada tanah. Pada uji sifat fisika, yaitu warna dan tekstur dilihat sebelum
tanah dilarutkan. Tanah dikatakan subur, jika berwarna gelap atau mendekati gelap.
Sebaliknya, jika terang tanah tidak subur. Hal ini disebabkan semakin gelap warna pada
tanah, maka kandungan organik pada tanah sangat banyak. Sedangkan pada tekstur,
tanah dikatakan subur, jika ukuran partikel < 0,002 mm artinya tanah gembur. Jika tanah
memiliki ukuran lebih besar, maka tanah tersebut gersang. Pada uji pengukuran pH,
tanah dilarutkan dengan dua pelarut yang sudah diketahui pH dari kedua pelarut tersebut.
sehingga dapat diambil kesimpulan dari perubahan kedua pH tersebut.
Penelitian dilakukan pada hari Rabu, 23 November 2022 pukul 07.30 WIB di kampus
Politeknik AKA Bogor dengan pengambilan 5 titik sampling di samping kiri gedung A.
2.3.1. Alat
● Botol Plastik
● Sendok
● Batang Pengaduk
2.3.2. Bahan
● Sampel Tanah
● Air Keran
6
2.4. Cara Kerja
Wadah 1
Diambil sedikit Semua sampel tanah ditambahkan
sampel tanah dari 5 dijadikan satu dalam aquadest dan wadah
titik yang berbeda, wadah kemudian 2 ditambahkan air
yaitu 4 titik pada dibagi menjadi 2 ke keran dengan
ujung lahan dan 1 titik masing - masing Perbandingan 1:1
di tengah-tengah lahan wadah kemudian diaduk
hingga merata
Dicelupkan ujung
kertas pH Indikator Dibiarkan beberapa
Segera diangkat jika
Universal pada menit hingga
warna kertas pH
masing - masing campuran air dan
Indikator Universal
wadah selama 1 menit tanah tadi terpisah
sudah stabil
dan jangan sampai (tanah mengendap)
menyentuh tanah
Dicocokkan warna
dan skala kertas pH Dibandingkan dengan
Indikator Universal kriteria penilaian sifat
masing - masing kimia dan fisika tanah
wadah tersebut dan dicatat
dengan skala pada pH
Indikator Universal
BAB III
3.1. Hasil
7
Lokasi Pengujian Fisik Pengukuran pH Keterangan
Sampling
Warna Tekstur Aquadest Air
Keran
Pengukuran pH Pelarut
4 6
3.2. Pembahasan
Pada percobaan ini dilakukan pengujian fisik dan pengujian kimia terhadap tanah.
Sampel tanah yang digunakan berasal dari Gedung A Politeknik AKA Bogor.
Pengambilan sampel dilakukan di 5 titik sampling yang bertujuan agar sampel yang
dianalisis dapat mewakili populasi tanah yang ada di Gedung A Politeknik AKA Bogor.
Pengujian fisik terhadap sampel tanah dilakukan dengan 2 parameter yaitu warna dan
tekstur sampel. Sampel tanah Gedung A Politeknik AKA Bogor memiliki warna coklat
tua kemerahan dan tekstur berupa padatan lempung. Warna dan tekstur sampel tanah
yang gelap dan lempung ini menunjukan bahwa tanah yang berasal dari Gedung A ini
subur dan tidak tercemar. Semakin gelap warna tanah menunjukan semakin banyak
kandungan senyawa organik pada tanah yang menyebabkan tanah menjadi subur. Selain
itu tekstur tanah yang lempung ini juga dapat mengikat mineral agar tidak mudah
terbawa air serta mudah mengikat air yang menyebabkan kelembaban tanah yang tinggi.
8
dari sampel tanah yang berasal dari Gedung A Politeknik AKA Bogor dengan pelarut air
keran bersifat netral dan dengan aquades bersifat masam/asam. Nilai pH tanah yang
asam dapat disebabkan karena tingginya konsentrasi ion hidrogen (H +) dan ion ion
mineral yang bersifat asam di dalam tanah. Kondisi iklim pada lokasi sampling juga
berpengaruh pada nilai pH tanah. Jika lokasi sampling memiliki curah hujannya sangat
tinggi maka akan menyebabkan rendahnya nilai pH tanah karena air hujan memiliki nilai
pH berkisar 5,6. Selain itu juga dapat disebabkan dari pelarut aquades yang digunakan.
Aquades yang digunakan memiliki nilai pH sebesar 6, sehingga nilai pH sampel tanah
yang diperoleh juga berada di kisaran pH 6 - 5.
3.3. Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa kondisi tanah
yang berada di Gedung A Politeknik AKA Bogor subur dan tidak tercemar dengan ciri
fisik berwarna coklat tua kemerahan dan tekstur padatan lempung serta memiliki nilai pH
sebesar 7 (bersifat netral) dengan pelarut air keran serta nilai pH sebesar 5 (bersifat
asam) dengan pelarut aquades. Nilai pH yang diperoleh dipengaruhi oleh faktor internal
dan eksternal.
Jawab :
9
Hubungan antara lokasi sampling dengan pH tanah yang didapat memiliki
keterkaitan, karena setiap lapisan tanah memiliki sifat yang berbeda sehingga membuat
sampel tanah yang diambil akan mewakili suatu area atau luasan tertentu. Hal ini,
dipengaruhi oleh :
● Iklim
● Organisme
● Bahan induk
● Topografi
● Waktu
Warna tanah yang semakin gelap, maka tanah tersebut semakin subur, sebaliknya
semakin terang warna tanah,, maka semakin tidak subur tanah tersebut. Warna tanah
yang gelap memiliki pH yang mendekati netral (pH 6-7). Tanah yang subur memiliki
ukuran partikel 0,02-0,05 mm sedangkan pada tanah yang tidak subur ukuran partikelnya
>0,05 mm. Dengan kata lain, semakin besar ukuran partikel tanah, maka semakin
gersang tanah. Dan sebaliknya, tanah yang ukuran partikelnya kecil maka makin gembur
tekstur tanah tersebut. Sesuai keterangan yang telah disebutkan, maka dapat disimpulkan
bahwa warna dan tekstur pada sampel tanah yang dianalisis memiliki pengaruh terhadap
pH tanah yang didapatkan.
DAFTAR PUSTAKA
Andriati, D. Tanah dan Kehidupan. Diakses pada 23 November 2022. Terdapat di:
https://sumber.belajar.kemdikbud.go.id/repos/FileUpload/Tanah%20dan%20Kehidupan_IK/
Sifat-tanah.html
10
LAMPIRAN
11
Lampiran 1. Proses Sampling Tanah
12
13
Lampiran 4. Laporan Pencemaran Tanah (pada halaman berikutnya)
14
15
16
17
18
19
20