Anda di halaman 1dari 22

Nilai:

LAPORAN PRAKTIKUM
FISIKA MEKANIKA TANAH
(Penentuan pH, Kadar Air, dan Tekanan Negatif Tanah)

Oleh :
Kelompok / Shift : 3 (Tiga) / 1
Nama : Bayu Raka (240110170017)
Ghaitsa Hauralia A (240110170022)
Fauzan Angga (240110170101)
Hari, Tanggal Praktikum : Rabu, 25 September 2019
Asisten : 1. Laili Latifah
2. Nanda Rianiari Siagian

DEPARTEMEN TEKNIK PERTANIAN DAN BIOSISTEM


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN
UNIVERSITAS PADJAJARAN
2019
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Tanah merupakan suatu benda alam yang tersusun dari tiga fase, yaitu fase
cairan, fase padat dan fase gas. Fase padat terdiri dari bahan-bahan organik dan
anorganik, fase gas adalah udara tanah, sedangkan fase cairan adalah air tanah
yang mengandung bahan-bahan yang terlarut didalamnya. Pada umumnya tanah
yang sudah berkembang lanjut didaerah iklim humid mempunyai pH yang rendah.
Semakin rendah usianya, makin rendah pHnya kecuali ada faktor lain yang
mencegahnya. Tetapi untuk daerah yang kering makin lanjut usia tanahnya, makin
tinggi pH tersebut. Hal itu disebabkan karena penguapan yang tinggi
menyebabkan tertimbunnya unsur-unsur basah dipermukaan tanah. Pengetahuan
mengenai reaksi tanah (pH) ini sangat penting sekali karena banyak
dipertimbangkan dalam pemupukan, pengapuran, dan perbaikan keadaan kimia
dan fisik tanah.
Untuk itu diperlukan pengukuran pH dan kadar air pada suatu lahan agar
lahan tersebut cocok ditanami jenis tanaman tertentu. Pengukuran pH dan kadar
air dapat menggunakan alat yang disebut dengan pH meter.

1.2 Tujuan Praktikum


Tujuan dari praktikum kali ini adalah:
1. Mahasiswa dapat memahami pH tanah, kelembaban tanah, dan tekanan
negatif pada tanah;
2. Mahasiswa dapat mengukur pH dan kelembaban menggunakan pH –
moisture meter; dan
3. Mahasiswa dapat mengukur tekanan negatif tanah menggunakan
tensiometer.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Reaksi Tanah Atau pH Tanah


Reaksi tanah menunjukkan sifat kemasaman atau alkalinitas tanah yang
dinyatakan dengan nilai pH (potential of hydrogen). Nilai pH menunjukkan
banyaknya konsentrasi ion hidrogen (H+) di dalam tanah. Tanah masam memiliki
nilai pH yang rendah atau kadar ion H +yang tinggi. Namun sebaliknya, tanah basa
memiliki nilai pH yang tinggi atau kadar ion H+ yang rendah. Selain ion H+ dan
ion-ion lain di dalam tanah ditemukan pula ion OH- yang jumlahnya berbanding
terbalik dengan ion H+. Apabila kandungan H+dan OH- adalah sama maka tanah
bereaksi netral.
Menurut Dikti (1991) reaksi masam-basa dalam tanah dapat
mempengaruhi tingkat penguraian mineral dan bahan organik, pembentukan
mineral liat, aktivitas jasad renik, ketersediaan hara bagi tanaman dan secara
langsung maupun tidak langsung mempengaruhi pertumbuhan tanaman.
Pertumbuhan dan produksi tanaman sangat ditentukan oleh pH tanah.
Kebanyakan tanah mempunyai pH antara 5,0 dan 8,0. Di kawasan basah,
tanah permukaan biasanya mempunyai pH 4,0 sampai 6,0. Secara umum pH
optimum tanah mineral ialah sekitar 6,5 sedangkan pada tanah organik ialah
sekitar 5,5. Namun perkecualian, misalnya tanaman teh lebih suka pH antara 4,0
dan 5,0 dan tanaman legum pada umumnya lebih suka pH yang mendekati 7,0
(Wasis,B.2012).

Gambar 1. Alat pengukur ph dan kadar air tanah


(Sumber : Galih,2011)
1. Kadar Air Tanah
Kadar air tanah dinyatakan dalam persen volume yaitu persentase volume air
terhadap volume tanah. Cara ini mempunyai keuntungan karena dapat
memberikan gambaran tentang ketersediaan air bagi tanaman pada volume tanah
tertentu. Cara penetapan kadar air dapat dilakukan dengan sejumlah tanah basah
dikeringkan di dalam oven pada suhu 1000 C – 1100 C untuk waktu tertentu. Air
yang hilang karena pengeringan merupakan sejumlah air yang terkandung dalam
tanah tersebut. Air irigasi yang memasuki tanah mula-mula menggantikan udara
yang terdapat dalam pori makro dan kemudian pori mikro. Jumlah air yang
bergerak melalui tanah berkaitan dengan ukuran pori-pori pada tanah. Air
tambahan berikutnya akan bergerak ke bawah melalui proses penggerakan air
jenuh. Penggerakan air tidak hanya terjadi secara vertikal tetapi juga horizontal.
Gaya gravitasi tidak berpengaruh terhadap penggerakan horizontal.
Koefisien air tanah yang merupakan koefisien yang menunjukkan potensi
ketersediaan air tanah untuk mensuplai kebutuhan tanaman, terdiri dari :
1. Jenuh atau retensi maksimum, yaitu kondisi di mana seluruh ruang pori
tanah terisi oleh air.
2. Kapasitas lapang adalah kondisi dimana tebal lapisan air dalam pori-pori
tanah mulai menipis, sehingga tegangan antarair-udara meningkat hingga
lebih besar dari gaya gravitasi.
3. Koefisien layu (titik layu permanen) adalah kondisi air tanah yang
ketersediaannya sudah lebih rendah ketimbang kebutuhan tanaman untuk
aktivitas, dan mempertahankan turgornya.
4. Koefisien Higroskopis adalah kondisi di mana air tanah terikat sangat kuat
oleh gaya matrik tanah
Air tersedia biasanya dinyatakan sebagai air yang terikat antara kapasitas
lapangan dan koefisien layu. Kadar air yang diperlukan untuk tanaman juga
bergantung pada pertumbuhan tanaman dan beberapa bagian profil tanah yang
dapat digunakan oleh akar tanaman. Tetapi untuk kebanyakan mendekati titik
layunya, absorpsi air oleh tanaman kurang begitu cepat, dapat mempertahankan
pertumbuhan tanaman. Penyesuaian untuk menjaga kehilangan air di atas titik
layunya telah ditunjukkan dengan baik (Buckman and Brady, 1982).
Kadar air dalam tanah dapat dinyatakan dalam persen volume yaitu persen
volume air terhadap volume tanah. Cara ini mempunyai keuntungan karena dapat
memberikan gambaran tentang ketersediaan air pada pertumbuhan pada volume
tanah tertentu. Cara penetapan kadar air tanah dapat digolongkan dengan beberapa
cara penetapan kadar air tanah dengan gravimetrik, tegangan atau hisapan,
hambatan listrik dan pembauran neutron. Daya pengikat butir-butir tanah
inseptisol terhadap air adalah besar dan dapat menandingi kekuatan tanaman yang
tingkat tinggi dengan baik begitupun pada tanah Alfisol dan Vertisol, karena itu
tidak semua air tanah dapat diamati dan ditanami oleh tumbuhan
(Fatmalilia.2013).

1. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Ph Tanah


Tanah berkembang dari bahan induk yang berupa batuan dan bahan organik.
Selanjutnya batuan dikelompokkan menjadi batuan beku, sedimen dan
metamorphose. Batuan basa umunya mempunyai ph tinggi dibandingkan dengan
tanah yang berkembang dari batuan masam tanah yang berada dibawah kondisi
vegetasi hutan akan cenderung lebih masam dibandingkan dengan yang
berkembang dibawah padang rumput. Hutan dengan daun kecil dapat
menyebabkan lebih masam dibandingkan dengan hutan tanaman berdaun lebar.

2. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Kadar Air Tanah Tanah


Faktor yang mempengaruhi kadar air tanah yaitu bahan organik tanah yang
mempunyai pori – pori yang jauh lebih banyak sehingga makin tinggi kadar bahan
organik tanah makin tinggi kadar dan ketersediaan air tanah, dengan adanya
perbedaan jenis tekstur tanah dapat menggambarkan tingkat kemampuan tanah
untuk mengikat air. Contohnya tanah yang bertekstur pasir, sedangkan tanah
bertekstur pasir lebih mampu mengikat air daripada tanah bertekstur pasir lebih
mampu mengikat air daripada tanah bertekstur debu (Nurjannah,dkk.2014).

2.5 Tensiometer
Tensiometer adalah suatu alat praktis untuk mengukur kandungan air tanah,
tinggi hidrolik, dan gradien hidrolik. Alat ini terdiri atas cawan sarang, secara
umum terbuat dari keramik yang dihubungkan melalui tabung ke manometer,
dengan seluruh bagian diisi air. Saat cawan diletakkan di dalam tanah pada waktu
pengukuran hisapan dilaksanakan, air total di dalam cawan melakukan kontak
hidrolik, dan Pengukuran Potensi Air Tanah 93 cenderung untuk seimbang
dengan air tanah melalui pori-pori pada dinding keramik. Pada saat tensiometer
diletakkan di permukaan tanah, air yang terdapat dalam tensiometer umumnya
berada pada tekanan atmosfer, sedangkan air tanah secara umum mempunyai
tekanan lebih kecil dari tekanan atmosfer, sehingga terjadi hisapan dari alat
tensiometer karena perbedaan tekanan, dan air dari alat tersebut keluar, serta
tekanan dalam alat turun yang ditunjukkan oleh manometer.

Gambar 2. Tensiometer
(Sumber: Sutrisno, 2013)
BAB III
METODOLOGI

3.1 Alat dan Bahan


3.1.1 Alat
Alat yang digunakan pada praktikum kali ini adalah:
1. Alat Tulis;
2. Kalkulator;
3. Soil Tester; dan
4. Tensiometer.
3.1.2 Bahan
Bahan yang digunakan pada praktikum kali ini adalah lahan disekitar
Fakultas Teknologi Industri Pertanian.

3.2 Prosedur Percobaan


Prosedur yang dilakukan pada praktikum kali ini adalah:
3.2.2 Pengukuran Kelembaban
1. Membersihkan tanah dari rumput dan sampah;
2. Memencet tombol pada alat;
3. Menancapkan alat ke tanah hingga bacaan pada skala konstan;
4. Membaca skala; dan
5. Mencabut alat dan membersihkan alat.
3.2.3 Pengukuran pH
1. Membersihkan tanah dari rumput dan sampah;
2. Menancapkan alat ke tanah hingga bacaan pada skala konstan;
3. Membaca skala; dan
4. Mencabt alat dan membersihkan alat.
3.2.4 Pengukuran Tekanan Negatif Tanah
1. Mengukur panjang gypsum pada alat;
2. Mengisi air pada alat;
3. Menggali tanah sedalam 20 cm;
4. Mengubur tensiometer hingga bacaan pada skala konstan;
5. Membaca skala; dan
6. Mencabut alat dan membersihkan alat.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
4.1.1 Tabel Hasil Pengamatan
Tabel 1. Pengukuran pH Tanah dan Kelembaban Tanah Kelompok 3 Shift 1
Kelompok Titik Ke- Ulangan Ke- pH Tanah Kadar Air
1 6,8 1,5
2 6,9 1,5
1
3 6,9 1,5
Rata - Rata 6,86 1,5
2 1 6,8 1,5
3 Shift 1 2 6,85 1,5
3 6,9 1,5
Rata - Rata 6,85 1,5
3 1 7 1,25
2 7 1,25
3 7 1,5
Rata - Rata 7 1,33

Tabel 2. Pengukuran pH Tanah dan Kelembaban Tanah Kelompok 1 Shift 1


Kelompok Titik Ke- Ulangan Ke- pH Tanah Kadar Air
1 6,8 1,5
2 6,8 1,5
I
3 6,5 1,5
Rata - Rata 6,7 1,5
2 1 7 1,6
1 Shift 1 2 7 1,3
3 7 1,3
Rata - Rata 7 1,4
3 1 7 0,8
2 7 0,3
3 6,8 0,3
Rata - Rata 6,9 0,46
Tabel 3. Pengukuran pH Tanah dan Kelembaban Tanah Kelompok 2 Shift 1
Kelompok Titik Ke- Ulangan Ke- pH Tanah Kadar Air
1 7 1
2 7 1,2
1
3 7 1
Rata - Rata 7 1,067
2 1 7 1
2 Shift 1 2 7 1
3 7 1,5
Rata - Rata 7 1,167
3 1 7 1,2
2 5,8 2
3 5,5 1,2
Rata - Rata 6,1 1,467

Tabel 4. Pengukuran pH Tanah dan Kelembaban Tanah Kelompok 4 Shift 1


Kelompok Titik Ke- Ulangan Ke- pH Tanah Kadar Air
1 7 1,5
2 6,8 0,4
I
3 6,8 0,25
Rata - Rata 6,93 0,2667
2 1 6,8 1,5
4 Shift 1 2 6,8 0,2
3 6,8 0,35
Rata - Rata 6,8 0,233
3 1 6,8 0,25
2 6,8 0,3
3 6,8 0,4
Rata - Rata 6,8 0,31

Tabel 5. Pengukuran pH Tanah dan Kelembaban Tanah Kelompok 3 Shift 2


Kelompok Titik Ke- Ulangan Ke- pH Tanah Kadar Air
1 7 1
2 7 1
I
3 7 1
3 Shift 2
Rata - Rata 7 1
2 1 7 1
2 7,1 1
3 7,1 1
Rata - Rata 7,067 1
3 1 6,4 0,8
2 7 0,7
3 6,98 1
Rata - Rata 6,76 0,83

Tabel 6. Pengukuran pH Tanah Kelompok 1 Shift 2


pH Pengukuran ke-
Kelompok Titik Rata2 pH
1 2 3
1 6,9 6,9 6,9 6,9
1 2 6,8 6,8 6,8 6,8
3 6,2 6,2 6,6 6,22

Tabel 7. Pengukuran Kelembapan Tanah Kelompok 1 Shift 2


pH Pengukuran ke-
Kelompok Titik Rata2 pH
1 2 3
1 3% 3% 4% 3,3%
1 2 5% 4% 5% 4,67%
3 5% 5% 5% 5%
Bayu Raka Pratama

240110170017

4.2 Pembahasan
Praktikum Fisika Mekanika Tanah kali ini membahas tentang pengukuran
pH, kelembaban dan tekanan negative dari tanah. Tanah yang diukur yaitu tanah
yang berada di FTIP. Praktikum kali ini menggunakan alat – alat seperti soil tester
dan tensiometer. Pengukuran kali ini berfungsi untuk mengidentifikasi kondisi
tanah dan mengetahui tanaman apa aja yang cocok ditanami. Soil tester sendiri
saat menguku pH tanah harus menekan tombol terlebih dahulu dan menunggu
hingga hasilnya konstan. Tensiometer memiliki fungsi mengukur tekanan negatif
pada tanah. Tensiometer memiliki cara kerja sebelumnya harus diisi dengan air
sampai full. Sebelum ditancapkan pada tanah, tanah harus digali sedalam 10 cm
dan mengubur tensiometer dengan tanah. Air yang berada pada tensiometer akan
mengalir melalui celah kecil yang ada pada tensiometer dan dapat mengetahui
nilai dari tekanan negatif dari gauge yang ada pada tensiometer.
Tanah sendiri memiliki unsur hara seperti nitrogen (N), fosfor (P), dan
kalium (K) unsur hara inilah yang sangat berperan bagi tanah untuk menyuburkan
tanaman. Nilai dari pH sendiri bermacam – macam nilainya tergantung tanaman
yang akan ditanam pada tanah tersebut dan kecocokkan tanamannya. Tanaman
ada yang dapat hidup pada kondisi pH netral, ada yang dapat pada pH yang asam
dan juga basa. Pengukuran pH kali ini menggunakan tiga titik yang berbeda pada
daerah yang saling berdekatan dengan tiga pengujian ditempat yang berbeda.
Percobaan pertama memiliki rata – rata pH sebesar 6,86. Tanaman yang cocok
pada pH yaitu bayam, kacang merah, selada, dan sebagainya. Nilai pH pada
tanaman tersebut berkisar 6 – 8. Percobaan kedua memiliki rata – rata nilai pH
sebesar 6,85. Tanaman yang cocok sama dengan percobaan pertama. Percobaan
ketiga memliki nilai rata – rata pH sebesar 7. Komoditas pertanian yang cocok
pada pH tersebut yaitu coklat, tembakau, dan tebu. Coklat sendiri memiliki kadar
pH sebesar 5 – 7. Tembakau sendiri memiliki pH sebesar 5,5 – 7,5. Tebu memiliki
nilai pH sebesar 6 – 8. Nilai rata - rata kadar air pada percobaan pertama sebesar
1,5. Percobaan kedua memiliki nilai rata – rata kadar air sebesar 1,5. Percobaan
ketiga memiliki nilai rata – rata sebesar 1,33. Nilai kadar air sendiri sangat
berpengaruh pada kelangsungan hidup tanaman sendiri. Saat nilai kadar air kecil
maka tanaman akan membutuhkan air yang sangat banyak untuk kelangsungan
Bayu Raka Pratama

240110170017

hidupnya. Nilai kadar air yang dihasilkan pada praktikum kali sangat kecil.
Kondisi tanah yang kering yang menjadikan nilai kadar air pada tanah yang
diukur sangat kecil dan juga factor dari alam juga yaitu belum turunnya hujan di
Jatinangor yang menyebabkan tanah yang ada kecing dan keras.
Ghaitsa Hauralia A

240110170022

4.2 Pembahasan

Pada kesempatan praktikum fisika mekanika tanah kali ini membahas


mengenai pengukuran pH tanah, kelembaban pada tanah (moisture) dan tekanan
negatif tanah yang dilaksanakan di samping gedung Teknologi Pangan.
Pengukuran pH tanah dan moisture dilakukan menggunakan alat soil moisture
terster, sedangkan pengukuran tekanan negatif tanah menggunakan alat
tensiometer. Nilai pH tanah berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman dan jenis
tanaman yang dapat tumbuh pada lahan tersebut. Kondisi tanah yang baik akan
berpengaruh terhadap kualitas tumbuh suatu tanaman, maka dalam bidang
pertanian harus memperhatikan kondisi keasaman dan kadar air suatu tanah harus
disesuaikan dengan tanaman yang akan ditanam. Dalam penggunaan pH meter
sangat mudah, tanah yang akan dijadikan sampel tidak perlu digali hanya perlu
dibersihkan dari akar saja. Pemilihan sampel tanah sebanyak 3 tempat dengan
tempat yang jaraknya jauh. PH tanah merupakan faktor teknis yang jarang
diperhatikan terutama oleh petani-petani yang masih mengembangkan pola
budidaya secara tradisional. PH tanah bukan merupakan tingkat kesuburan jika
dilihat dari kandungan unsur-unsur kimia tanah.Dari hasil praktikum dapat terlihat
bahwa dari ke tiga tempat pengukuran pH meter memiliki nilai yang berbeda-
beda. Nilai pH tanah pada ke tiga sampel menunjukan bahwa tanah bersifat netral
karena nilain PH yang didapat sekitar 6,85 dan 7 karena PH yang netral pada
tanah berkisar antara 6.5 sampai 7. Sedangkan untuk pengukuran moisture tanah
atau kelembaban tanah mendapatkan hasil rata-rata sebesar 1,33-1,5. Hal ini
menunjukkan kondisi tanah di area tersebut memiliki pH tanah yang cukup baik
untuk pertumbuhan tanaman, tetapi kadar air yang dimiliki terlalu kecil sehingga
menghambat pertumbuhan tanaman, hal ini disebabkan oleh musim kemarau yang
berkepanjangan sehingga kadar air yang terdapat pada tanah sangat keci. Kondisi
tanaman yang ada di area tersebut juga sangat sedikit bahkan ada beberapa lahan
yang gundul tanpa ada tanaman.
pH tanah adalah derajat kemasaman yang digunakan untuk menyatakan tingkat
kemasaman atau kebasaan yang dimiliki oleh suatu larutan dalam
tanah. Sejumlah proses dalam tanah dipengaruhi oleh reaksi tanah dan biokimia
tanah kimia yang berlangsung spesifik. Pengaruh laju terhadap dekomposisi
mineral tanah dan bahan organik tanah.Kadar air tanah adalah perbandingan
antara berat air yang terkandung dalam tanah dengan berat tanah kering
tersebut. Kadar air tanah dinyatakan dalam persen volume tanah. Cara ini
mempunyai keuntungan karena dapat memberikan gambaran tentang ketersediaan
air bagi tanaman pada volume tanah tertentu.Tanaman dapat tumbuh di tanah
yang pH nya rendah, netral, dan tinggi. Contoh tanaman yang tumbuh dan hidup
di tanah dengan pH rendah adalah padi (5,0-7,0), semangka (5,5-6,8), teh (4,5 –
6), pepaya (5,5-6,5), dan jagung (5,5-7,5). Sedangkan tanaman yang dapat tumbuh
di pH netral, yaitu kentang (6,0-7,0), kacang hijau (5,0-7,2), tebu (6,4-7,7). Dan
tanaman yang dapat tumbuh pada pH tinggi adalah tanaman jelai (6,5-8,0), kakao
( 6,0-7,5) dan kacang hijau (5,0-7,2).Manfaat mengetahui pH tanah dalam
kegiatan budidaya yaitu dapat menentukan mudah tidaknya unsur hara diserap
oleh tanaman, hal ini menunjukkan adanya unsur-unsur beracun yang dapat
mempengaruhi aktivitas organisme. Pada tanah masam biasanya dijumpai pada
daerah beriklim basah. Dalam tanah tersebut konsentrasi ion H+ melebihi ion H-
. Tanah ini mengandung Al, Fe, dan Mn terlarut dalam jumlah besar.
Fauzan Angga

240110170101

4.2 Pembahasan
Praktikum kali ini membahas tentang pengukuran pH tanah dan
kelembaban tanah. Pengukuran ini dilakukan menggunakan alat ukur yang
dinamakan moissure tester. Alat tersebut dapat mendeteksi pH tanah dan juga
nilai kelembaban tanah. Prinsip kerja alat ini adalah dengan cara menancapkan
alat tersebut pada tanah dengan lokasi yang berbeda-beda. Alat yang sudah
ditancapkan ditahan dulu sekitar 1 sampai 2 menit lalu baca jarum pada indikator
yang tertera pada alat tersebut. Alat ini dapat menentukan pH dan juga
kelembaban namun yang membedakan adalah menekan tombol yang ada pada alat
untuk mendapatkan nilai pH sebelum ditancapkan agar jarum yang didapatkan
menunjuk ke nilai pH nya sedangkan untuk kelembaban langsung ssaja tancapkan
alat pada tanah agar jarum indikatornya berjalan sesuai dengan nilai kelembaban
tanahnya. Alat kedua yang digunakan adalah tensiometer. Alat tersebut berfungsi
sebagai pengukur tekanan negative pada tanah. Prinsip kerja alat itu adalah
dengan menancapkan ditanah sedalam kurang lebih 10 meter lalu alat tersebut
diisi air. Air yang diisi nanti akan turun ke tanah dan air dihisap oleh tanah
tersebut karena tanah sangat kekurangan air. Nilai air yang hilang tersebut adalah
nilai tekanan negative. Setelah air berkurang maka nilai indikator nya akan
bergerak. Hasil yang didapat dilihat dari jarum indikator tertuju pada angka
berapa.
Hasil yang didapat pada titik pertama yaitu nilai pH rata-ratanya adalah
6.86 dan nilai kadar airnya adalah 1,5. Hasil yang didapat tersebut pada titik
pertama nilai pHnya 6.86 yang berarti tanah didaerah tersebut bisa dibilang cukup
baik untuk tanaman hidup karena menurut literatur nilai pH tanah yang baik
adalah sekitar 6.5 sampai 7.5. Nilai kadar air yang didapat adalah hanya 1.5 yang
berarti tanah tersebut sangat kering. Tanah kering seperti itu tidak tdapat dihidupi oleh
tumbuhan karena kadar airrnya hanya 1.5. Hal tersebut dapat terjadi karena sedang
musim kemarau panjang. Nilai kedua yang didapat pada titik kedua adalah pH rata-
ratanya 6.85 dan nilai kadar air rata-ratanya adalah 1.5. hasil itu didapat karena nilai titik
1 dan titik 2 nya tidak terlalu jauh sehingga hasil nya tidak terlalu berbeda. Titik ketiga
yang diukur berjalan sedikit lebih jauh lagi. Nilai pH rata-rata yang didapat pada titik
ketiga adalah 7 dan nilai kadar airnya adalah 1.33. Hasil tersebut berarti nilai pH
tanahnya sangat baik tetapi tanah tersebut sangat kering bahkan lebih kering dari titik
pertama dan kedua. Hal tersebut terjadi karena nilai kadar airnya hanya 1.33.
Kesalahan yang sering terjadi pada praktikum kali ini adalah kesalahan
saat menancapkan alat yaitu saat menancapkan alat langsung dicabut lagi
sehingga jarum indikatornya belum betul betul pada titik yang benar. Hal tersebut
terjadi karena praktikan yang terlalu berburu-buru ingin menyelesaikan
praktikum. Kesalahan kedua adalah kesalahan saat membaca jarum indikatornnya
karena jarumnya bergerak hanya sedikit jadi bingung membacanya. Hal tersebut
dapat terjadi karena kekurangtelitian dari pihak praktikannya.
Bayu Raka Pratama

240110170017

BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Kesimpulan pada praktikum kali ini adalah:
1. Nilai pH yang baik untuk tanaman sangat beragam, percobaan 1 dan 2
memiliki pH yang cocok bagi tanaman seperti bayam, selada, bawang
merah, dan sebagainya, sedangkan pada percobaan tiga tanaman yang
cocok yaitu tebu, tembakau, dan juga coklat; dan
2. Nilai kadar air sangat berpengaruh pada kelangsungan hidup tanaman;
3. Nilai yang dihasilkan dipengaruhi oleh cuaca kemarau dan belum turunnya
hujan di Jatinagor.
Ghaitsa Hauralia A
240110170022

BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari praktikum kali ini adalah:
1. Setiap tanah memiliki pH yang berbeda-beda.
2. pH tanah mempunyai pengaruh langsung ataupun tidak langsung terhadap
tanaman.
3. Kondisi tanah berpengaruh terhadap kualitas tumbuh suatu tanaman, maka
dalam bidang pertanian harus memperhatikan kondisi tanahnya.
4. Berdasarkan nilai pH tanah, tanaman dapat tumbuh dengan baik antara pH
6,5 – 7,0
5. Dari data hasil praktikum, tanah di samping gedung Teknologi pangan pH
yang didapatkan merupakan pH yang netral untuk tanah namun memiliki
kadar air yang kurang bagus untuk pertumbuhan tanaman, hal ini
disebabkan karena musim kemarau yang berkepanjangna, sehingga kadar air
yang ada di tanah sangat kecil.
Fauzan Angga
240110170101

BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang didapat pada praktikum kali ini adalah:
1. Nilai pH tanah rata-rata pada titik ke 1, 2, dan 3 adalah 6.86, 6.85 dan 7;
2. Nilai kadar air rata-rata pada titik ke 1, 2, dan 3 adalah 1.5, 1.5, dan 1.33;
3. Hasil yang didapat pada praktikum kali ini adalah tingkat keasaman tanah sangat
baik untuk tanaman tetapi nilai kadar airnya sangat kurang dan tanaman tidak
akan dapat menyerap air karena tanah sangat kekeringan;
4. Soil Moissture Tester berfungsi untuk mengukur keasaman dan kelembaban
tanah; dan
5. Tensiometer berfungsi untuk mengukur nilai tekanan negative suatu tanah.
DAFTAR PUSTAKA

Wasis, B. 2012. Sifat Kimia Tanah. Terdapat pada:


http://repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/58292/2/BAB%20II%
20TINJAUAN%20PUSTAKA.pdf. Diakses pada, 10 Oktober 2019, pukul :
21.50 WIB.

Fatmalilia. 2013. Kadar Air Tanah. Terdapat pada:


https://fatmalilia.blogspot.co.id/2013/11/laporan-ilmu-tanah-kadar-air-
tanah.html. Dikases pada, 10 Oktober 2019 pukul: 22.10 WIB.

Galih. 2011. Soil Ph Meter Dan Moisture Meter Takemura DM Serius. Terdapat
pada: https://mc-tester.com/soil-ph-meter-moisture-meter-takemura- dm-
series/.Diakses pada: 10 Oktober 2019, pukul: 23.00 WIB.

Nurjannah, dkk. PenguKuran Suhu, Kelembaban Udara, Tanah dan pH Tanah Serta Kadar
Air dan C Organik Tanah. Terdapat pada:
https://www.academia.edu/13437840/Pengukuran_Suhu_Kelembaban
_Udara_Tanah_dan_pH_Tanah_Serta_Kadar_Air_dan_C_Organik_Tanah.
LAMPIRAN

Dokumentasi Praktikum:

Gambar 3. Pengukuran Tekanan Negatif

Anda mungkin juga menyukai