OLEH :
M.SHOHIBUN NUHA
14/363892/TP/10887
YOGYAKARTA
2017
BAB I
PENDAHULUAN
terjadi dalam jangka waktu yang sangat panjang. Komponen tanah diantaranya
mineral, organik, air, dan udara salaing menyusun satu dengan yang lainnya
hingga membentuk suatu tubuh tanah. Kenampakan dan sifat-sifat tanah antara
satu tempat dengan tempat lain akan berbeda. Hal ini dikarenakan pengaruh
proses gabungan anasir alami yaitu bahan induk, iklim, topografi, dan organisme
menyimpan air dalam kaitannya dengan siklus hidrologi. Air di dalam tanah dapat
dibedakan menjadi dua macam, yakni air tanah dan lengas tanah. Air tanah adalah
air yang tersimpan dalam lapisan aquifer tanah. Menurut (Asmiwarti, 2010)
lengas tanah atau kelembaban tanah merupakan air yang terikat secara absorbtif
pada permukaan butir-butir tanah. Penyerapan air oleh perakaran tergantung pada
ketersediaan kelembaban air dalam tanah. Kapasitas simpanan tanah tergantung
pada tekstur, kedalaman, dan struktur tanah. Ketersediaan lengas tanah tergantung
lengas ini dapat digunakan untuk menentukan penjadwalan waktu irigasi dan
jumlah air irigasi yang harus diberikan pada lahan (Mawardi, 2011).
(soil sampling) dan tidak langsung (soil moisture sensing). Penggunaan metode
langsung untuk menentukan kadar lengas tanah secara umum tidak tepat
tergolong rumit dan memakan waktu yang cukup lama (12-24 jam) (Carpena et al,
2014).
al, 2014). Fungsi persamaan kalibrasi yang dikembangkan oleh produsen yaitu
(Mittebach et al, 2012). Menurut Dean et al. (1987) hubungan antara kadar lengas
tanah dan pengukuran variabel lainnya (permitivitas) harus ditentukan secara
Evett et al. (2006) pengukuran kadar lengas dengan sensor yang telah terkalibrasi
di laboratorium dengan variasi beberapa jenis tanah yang kemudian dilakukan uji
pada kondisi lahan atau validasi hasil pembacaan untuk melihat perbedaan
masih perlu dilakukan proses validasi pada kondisi lahan untuk mengetahui
tingkat akurasi dan penyimpangan nilai pengukuran yang terjadi pada saat
pengaplikasian alat.
1.2. Tujuan
1. Mendapatkan persamaan kalibrasi dan nilai error dari uji kinerja sensor
1.3. Manfaat
yang mampu mendeteksi nilai kadar lengas tanah dengan cepat dan mudah
dioperasikan.
baik.
berikut.
nilai kapasitansinya.
TINJAUAN PUSTAKA
air tanah (ground water) dan lengas tanah (soil water). Air tanah merupakan air
bebas yang tersimpan dalam lapisan akuifer yang bisa dimanfaatkan secara
langsung. Lengas tanah merupakan air tak bebas yang terletak dalam ruang pori
tanah. Air ini terikat oleh gaya adhesi dan kohesi (gaya serap matrix tanah)
dimana pada kondisi tertentu hanya tanaman yang dapat memanfaatkan secara
langsung.
Konsep hubungan antara tanah, air, dan udara secara kuantitatif dapat
mengikat atau menyimpan air berhubungan erat dengan fraksi atau persentase
volume total tanah yang terdiri dari bagian padat dan ruang pori tanah. Di dalam
tanah, air terdapat di ruang pori di antara padatan tanah (Islami dkk, 1995). Dalam
hubungannya dengan pertumbuhan tanaman, maka ruang pori tanah yang berisi
udara dan air inilah yang mempunyai peranan cukup penting. Kondisi paling
basah yang mungkin terjadi pada tanah adalah kondisi jenuh, yaitu kondisi dimana
semua pori tanah terisi oleh air. Kondisi paling kering yang mungkin kita peroleh
di alam adalah kondisi variable yang disebut kering udara dan di dalam
laboratorium hal ini biasa disebut kering oven (Hillel, 1982). Untuk
penyederhanaan pengertian suatu matrik tanah dapat digambarkan sebagaimana
(a) (b)
Gambar 2.1 Skema penampang tanah (a) dan konsep tanah tiga fase (b)
Porositas tanah merupakan salah satu sifat fisik tanah yang sangat penting.
Beberapa proses fisika dan kimia tanah yang tidak terjadi di dalam partikel tanah
atau di permukaan partikel akan terjadi di dalam ruang pori atau ruang antar
partikel. Di dalam ruang antar partikel inilah udara, air dan produk biologis, serta
nutrisi ditransmisi dari satu bagian ke bagian lain di dalam tanah. Di dalam ruang
keadaan seimbang. Ketiga fase tersebut, yaitu fase padat, fase cair, dan fase gas.
selalu berada dalam keadaan seimbang. Dalam keadaan kering rongga pada tanah
akan ditempati oleh udara, tetapi jika terjadi pengairan atau hujan, maka rongga
yang berisi udara berkurang dan terisi oleh cairan. Jika tanah diolah atau
digemburkan, maka bagian relative padatan berkurang, dan bagian relative berisi
udara bertambah. Dan sebaliknya, apabila tanah dipadatkan, maka bagian relative
padatan bertambah, dan bagian relative berisi udara berkurang (Islami, 1995).
(manipulator) peubah, pengirim data, unsur penyaji data dalam bentuk informasi
yang dapat ditangkap oleh indra manusia (Srivastava, 2006). Secara garis besar
hubungan antara satu unsur dengan unsur lainnya dalam system pengukuran
Unsur pengindra primer adalah unsur pertama yang menerima energi dari
objek yang diukur dan menghasilkan keluaran berupa data-data dalam batas-batas
tertentu tergantung pada objek yang diukur. Alat ukur menyerap energi dari objek
yang diukur. Oleh karena itu, kuantitas yang diukur selalu terganggu oleh
pengkonversi peubah dapat menukar keluaran dari unsur pengindra primer dengan
peubah yang lebih cocok, sedangkan informasi dalam peubah sebelumnya tetap
konsep ini, dimana dihasilkan sinyal keluaran yang mempunyai satuan sama
dengan sinyal masukan, tetapi dengan besaran beberapa kali dari masukan
(Srivastava, 2006).
kadar lengas tanah dapat ditentukan menggunakan perbedaatn berat sebelum dan
yaitu langsung dan tidak langsung. Pengukuran secara langsung adalah berupa
pemisahan air dari matrik tanah dan pengukuran langsung dari jumlah air yang
dipisahkan tersebut . pemisahan air dari matriks tanah dapat dicapai melalui ,
pemanasan, ekstraksi dan penggantian oleh larutan, atau reaksi kimia. Jumlah air
pemanasan dan pengukuran kuantitatif dari hasil reaksi. Pemisahan air dengan
pemanasan biasa disebut dengan metode gravimetri dan merupakan metode
mengukur beberapa sifat fisik atau kimia tanah yang berhubungan dengan kadar
(Direct Methods)
merupakan cara paling sederhana untuk menentukan kadar lengas tanah yaitu
dengan menimbang sejumlah sampel tanah dalam keadaan lembab atau basah
(Tb), kemudian sampel tanah tersebut dikeringkan dalam oven pada suhu 105º C
selama 12-24 jam tergantung banyak sampel yang diukur dan metode ini sering
2011). Akan tetapi, jika metode ini dilakukan secara benar dan teliti, maka hasil
perbandingan berat air keseluruhan yang terdapat pada sampel tanah dengan berat
tanah pada keadaan kering (sampel tanah dikeringkan dalam oven pada suhu
menyatakan kadar air sebagai volume air yang berada di dalam tanah tidak terusik
yang dinyatakan sebagai VMC (volume air berhubungan dengan volume sampel
pada saat ini telah berkembang secara pesat dikarenakan pengukuran dengan
metode ini jauh lebih praktis. Adapun beberapa alat yang dikembangkan dengan
metode ini antara lain Neutron Moderation, Time Domain Reflectometri (TDR),
Pengukuran lengas tanah secara digital atau sensorik secara umum menggunakan
metode yang didasarkan pada perubahan sifat listrik dari bahan yang bervariasi
perubahan sifat listrik pada umumnya dibedakan menjadi dua jenis,. Satu
mengukur hantaran listrik dari bahan yang diletakkan diantara dua elektroda yang
kapasitor, nilai lengas tanah yang dihasilkan berhubungan dengan besar medan
listrik dielektrik yang ditimbulkan oleh sensor yang kemudian terbaca oleh
lengas tanah secara tidak langsung yang mempunyai hubungan dengan beberapa
sifat fisik tanah dan kandungan kimia dalam tanah. Kapsitansi adalah ukuran
jumlah muatan listrik yang disimpan untuk sebuah potensial listrik yang telah
dasar kapasitor plat sejajar. Pada kapsitor plat sejajar nilai kapasitansi dipengaruhi
oleh besar medan listrik yang melingkupi dalam cakupan dimensi dan permitivitas
bahan. Model kapasitor plat sejajar memiliki besar nilai kapasitansi yang
sebanding dengan besar permitivitas bahan absolute dan relative. Besar nilai
kapasitansi dipengaruhi oleh factor dimensi luas permukaan elektroda dan jarak
perusahaan yang terfokus pada instrumentasi dan peralatan pertanian. Salah satu
penelitian yang dilakukan oleh Isa Albana seorang mahasiswa Institut Teknologi
(IDC-S). Sensor ini merupakan sebuah instrument alat ukur kadar air pada batu
bata berbasis non-destructive tes (NDT) yang mampu mengubah nilai parameter
potensial berada pada sekitar elektroda. Pada kontur simulasi tidak terdapat
overlap potensial antar elektroda. Proses pengujian ini dilakukan dengan dua
metode yaitu statis dan dinamis. Pada metode statis dilakukan pengukuran
kapasitansi terhadap variasi kadar air. Pengukuran kapasitansi dalam metode statis
Diperoleh nilai kapasitansi antara 8.2 pF – 45.5 pF (kadar air 0% -- 70%). Mtode
analisa fungsi eksponensial dari sinyal yang terukur diperoleh besar kapasitansi
METODOLOGI PENELITIAN
3.2. Bahan
3.3. Peralatan
3. Rol kabel
4. Oven
5. Laptop
3.4 berikut.
diteliti melalui beberapa referensi seperti buku, jurnal, dan bacaan terkait
data. Pertama dilakukan penyiapan sampel tanah dengan variasi 3 jenis tanah.
Tanah yang digunakan untuk penelitian ini antaranya tanah jenis lempung
berat, lempung sedang, dan lempung ringan. Tanah jenis lempung berat
diperoleh dari daerah Kabupaten Bantul, tanah jenis lempung sedang diperoleh
dari Kepulauan Bangka, dan tanah jenis lempung ringan diperoleh dari
sensor yang akan diuji. Sensor yang digunakan merupakan sensor yang
kadar lengas. Semakin besar nilai kapasitansi, maka nilai kadar airnya semaki
kecil dan sebaliknya nilai kapasitansi semakin kecil, maka kadar air mamiliki
dengan menggunakan sampel tanah dari tiga jenis tanah. Sampel yang telah
kurang lebih 8 hari atau sampai kadar air mencapai titik konstan. Setiap hari
data diambil sekali untuk melihat terjadinya perubahan berat massa air yang
ditimang dan dicatat perubahan berat yang terjadi selama selang sehari
bentuk nilai kapasitansi kemudian dibuat grafik terhadap kadar air tanah actual
apabila datanya linier, dan ini disesuaikan dengan pola yang dihasilkan kedua
data. Persamaan garis yang dibentuk oleh grafik inilah yang krmudian
menampilkan kadar lengas tanah. Hasil kalibrasi akan diamati nilai akurasinya
berdasarkan nilai koefisien R kuadratnya dan root mean square error dari grafik
yang dibentuk antara nilai dari kapasitansi dan nilai akual kadar air tanah
melalui metode gravimetri (Loague dan Green, 1991; Singh, dkk., 2006).
3.5. Metode Kalibrasi Sensor
1. Mengambil tiga jenis sampel tanah, yaitu jenis tanah ringan, jenis tanah
seragam ukurannya.
untuk drainasi air tanah dan memasang kertas saring untuk menghambat
sampel tanah jatuh dari gelas pot, serta menimbang berat gelas potnya.
7. Semua gelas pot kemudian dijenuhkan di dalam ember berisi air yang
tinggi muka airnya tidak melebihi batas atas gelas pot atau sedikit di atas
lagi terdapat tetesan air dari lubang-lubang gelas pot tersebut. Setelah
11. Mengambil data setiap satu hari sekali selama delapan hari dengan
12. Setelah selesai pengambilan data sensor dan perubahan berat, kemudian
Asmiwarti. 2010. Analisa Kadar Lengas Tanah dengan Metode Gips pada
14
Surabaya. Vol 20
Carpena, R.M., 2012. Field Device for Monitoring Soil Water Content. Diakses
http://edis.ifas.ufl.edu/pdffiles/AE/AE26600.pdf
Carpena, R.M., Dukes, M.D., 2014. Automatic Irrigation Based on Soil Moisture
http://edis.ifas.ufl.edu/pdffiles/%20AE/AE354.pdf
Dean, T.J., 1994. The IH Capacitance Probe for Measurement of Soil Water
Evett, S.R., J.A. Tolk, and T.A. Howell. 2006. Soil Profile Water Content
Prasetyo, Agung., Lilik Sutiarso., dan Eka Firmansyah., 2016. Perancangan dan
Islami, T., Utomo, H.W., 1995. Hubungan Tanah Air, dan Tanaman. Semarang.
Mawardi, M., 2011. Asas Irigasi dan Konservasi Air. Yogyakarta. Bursa Ilmu.
Walker, J.P., Wilgoose, G.R., Kalma, J.D., 2004. In Situ Measurement of Soil
(2004) 85.