Anda di halaman 1dari 8

BAB 1.

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Suhu tanah berpengaruh terhadap proses-proses metabolisme dalam tanah, seperti
mineralisasi, respirasi mikroorganisme dan akar serta penyerapan air dan hara oleh tanaman.
Fluktuasi suhu tanah bergantung pada kedalaman tanah. Karena pola tingkah laku perambatan
panas tersebut, maka fluktuasi suhu tanah akan tinggi pada permukaan dan akan semakin kecil
dengan bertambahnya kedalaman.
Suhu tanah maksimum pada permukaan tanah akan tercapai pada saat intensitas radiasi
matahari mencapai maksimum, tetapi untuk lapisan yang lebih dalam, suhu maksimum tercapai
beberapa waktu kemudian. Semakin lama untuk lapisan tanah yang lebih dalam. Hal ini
disebabkan karena dibutuhkan waktu untuk perpindahan panas dari permukaan ke lapisan-lapisan
tanah tersebut. Suhu tanah umumnya rata-rata lebih besar daripada suhu daripada suhu di atmosfer
sekelilingnya. Hal ini disebabkan oleh penyimpanan panas di tanah lebih lama daripada di udara.
Pengukuran suhu tanah umumnya dilakukan 5, 10, 20, 50, tergantung dari ukuran yang ditentukan.
Pengukuran suhu tanah dilakukan pada tanah yang tertutup rumput atau ternaungi maupun di tanah
terbuka.

Faktor yang mempengaruhi suhu tanah yaitu faktor luar dan faktor dalam. Yang dimaksud
denga faktor luar adalah radiasi matahari, awan, curah hujan, angin, dan kelembaban udara.
Sedangkan faktor dalam yaitu meliputi faktor tanah, struktur tanah, kadar air tanah, kandungan
bahan organic, dan warna tanah. Makin tinggi suhu maka semakin cepat pematangan pada
tanaman.

Selain suhu tanah kelembaban tanah juga berpengaruh terhadap tanaman. Kelembaban
tanah adalah jumlah air yang ditahan di dalam tanah setelah kelebihan air dialirkan, apabila tanah
memiliki kadar air yang tinggi maka kelebihan air tanah dikurangi melalui evaporasi, transpirasi
dan transpor air bawah tanah.
Untuk mengetahui kadar kelembaban tanah dapat digunakan banyak macam teknik,
diantaranya dapat dilakukan secara langsung melalui pengukuran perbedaan berat tanah (disebut
metode gravimetri) dan secara tidak langsung melalui pengukuran sifat-sifat lain yang
berhubungan erat dengan air tanah. Metode langsung secara gravimetri memiliki akurasi yang
sangat tinggi namun membutuhkan waktu dan tenaga yang sangat besar. Kebutuhan akan metode
yang cepat dalam memonitor fluktuasi kadar air tanah menjadi sangat mendesak sebagai jawaban
atas tingginya waktu dan tenaga yang dibutuhkan oleh metode gravimetri.

1.2 Tujuan dan Manfaat


1.2.1 Tujuan

Untuk mengetahui Pengukuran Suhu dan Kelembaban Tanah Serta Respon Sistem
Perakaran Pada Berbagai Tekstur Tanah.

1.2.2 Manfaat

Dengan adanya penelitian ini menjadikan saya selaku peneliti lebih mengerti mengenai
Pengukuran Suhu dan Kelembaban Tanah Serta Respon Sistem Perakaran Pada Berbagai Tekstur
Tanah.
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

Faktor eksternal yang sangat berpengaruh pada pertumbuhan tanaman yakni suhu dan
kelembaban. Indonesia merupakan negara beriklim tropis dengan suhu dan kelembaban yang
tinggi. Kondisi ini sangat mendukung pertumbuhan pada tanaman. Kondisi suhu dan kelembaban
cenderung lebih tinggi pada daerah dataran rendah daripada dataran tinggi sehingga proses
pertumbuhan tanaman pada dataran rendah cenderung lebih baik.(Rahayu, dkk (2015)

Suhu merupakan ukuran kehangatan atau dinginnya suatu objek yang mengacu pada nilai
standar. Suhu dan kelembaban adalah dua hal yang saling berhubungan. Jika suhu pada tanah
tinggi maka kelmebaban tanah rendah, sedangkan jika suhu tanah rendah maka kelmebaban tanah
tinggi. Salah satu fakator yang mempengaruhi suhu dan kelembaban pada tanah yakni curah hujan
(Mawonike dkk., 2017).

Ada beberpa tanaman yang tidak membutuhkan suhu yang tinggi diantaranya tanaman kopi.
Kopi merupakan tanaman yang dalam pemeliharannya menggunakan naungan untuk mengurangi
intensitas cahaya matahari sehingga seharusnya suhu yang diperoleh pada kedalaman tanha 0-15
cm lebih besar dibandingkan dengan kedalaman tanah pada 15-30 cm. (Soetriono, 2009)

Suhu tanah merupakan variabel yang sangat penting untuk pertumbuhan tanaman namun suhu
tanah itu juga berpengaruh dalam pertumbuhan akar,metabolisme akar,aktivitas mikroba
tanah,serapan nutrien,kecepatan dekomposisi bahan organik,reaksi kimia dan kelembaban tanah
(Zhang dkk., 2018).

Temperatur tanah merupakan salah satu faktor tumbuh tanaman yang penting yang
berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman sebagaimana halnya air, udara
dan unsur hara. Temperatur tanah juga sangat mempengaruhi aktivitas mikrobial tanah.
Kelembaban tanah adalah ukuran banyak sedikitnya kadar air dalam tanah. Volume akar,panjang
akar dan kerapatan akar tanaman dipengaruhi oleh kondisi tanah. Jika kondisi tanah keras,kering,
dan sulit untuk menyerap air dan unsur hara maka sistem perakarannya akan terhambat. Akar
adalah pondasi dari tanaman karena jika akar berfungsi dan bekerja dengan baik maka tanaman
akan tumbuh dan berkembang dengan baik. Pada percobaan praktikum ini dilakukan untuk
mengetahui perbedaan suhu dan kelembaban tanah di beberapa kedalamn tanah pada tiga ekologi
yang berbeda, yaitu ekologi sawit, ekologi kopi, dan ekologi bekas kedelai (Karamina,H. dkk.
2017).

Tanah merupakan media tanam tanaman, tanah terdiri dari beberapa jenis diantaranya tanah
pasir. Pasir merupakan jenis tanah yang memiliki pori-pori berukuran besar dan memiliki daya
ikatan antar partikel renggang sehingga pasir sangat mudah meloloskan air atau meresapkan air
dan tidak dapat menahan air serta unsur hara, akibatnya pasir mengandung sedikit unsur hara
(Hardjowigen, 2015)
BAB 3. METODE PRAKTIKUM

3.1 Tempat dan Waktu

Praktikum Agroekologi acara 2 tentang ” Pengukuran Suhu dan Kelembaban Tanah Serta
Respon Sistem Perakaran pada Berbagai Tekstur Tanah” dilaksanakan pada hari Selasa,22
Oktober 2019 pukul 14:20 – 17:00 WIB di Ruang 6 Universitas Jember Kampus Bondowoso.
3.2 Alat dan Bahan
3.2.1 Alat
Alat yang digunakan dalam acara praktikum adalah teletermometer dengan sensor
diujungnya, meteran gulung, sekop, penanda tahan panas, cawan petri, oven 105⁰C,
timbangan analitik, bak pembenihan, penggaris, timbangan.
3.2.2 Bahan
Bahan yang digunakan dalam acara praktikum adalah tiga ekosistem yang berbeda,
sampel tanah dari tiga ekosistem, tanah dan pasir, benih jagung dan kacang tanah, air.
3.3 Cara Kerja
A. Pengukuran Suhu

Pengukuran suhu dimulai dengan mencari tiga ekologi yang berbeda, lalu mengukur
suhu setiap jarak 25 cm sepanjang 10 meter pada setiap ekologi tersebut. Pengukuran
menggunakna teletermometer pada permukaan tanah, 5 cm di bawah permukaan tanah, dan
15 cm di bawah permukaan tanah. Langkah terakhir yang dilakukan yaitu Mencatat data pada
tabel pengamatan.

B. Pengukuran Kelembaban

Pengukuran kelembaban dilakukan dengan mengambil sampel tanah dari 3 ekologi


yang berbeda secara acak pada kedalaman 0-15 cm dan 15-30 cm. melakuakan penimbangan
pada tanah seberat 1 gram, lalu tanah tersebut dimasukkan ke dalam oven bersuhu 105⁰C
selama 24 jam. Melakukan penimbangan kembali setelah tanah dikeluarkan dari oven dan
didinginkan pada desikator. Langkah terakhir yaitu melakukan penghitungan kandungan
lengas tanah.
C. Respon Sistem Perakaran terhadap Tipe Tanah

Menyiapkan 3 media tanam dengan proporsi 100% pasir, 50% pasir dan 50% tanah,
100% tanah. Menyediakan 3 bak pembenihan dengan 3 media tanam dalam kondisi lembab.
Memilih serta menanam 5 benih jagung dan 5 benih kacang tanah pada bak pengecambah
dengan jarak antar benih 5 cm dan jarak antar baris 10 cm. melakukan perawatan benih dan
menjaga kelembabannya selama 14 hari setelah tanam. Langkah terakhir yaitu melakukan
pengamatan sistem perakaran pada 3 kecambah jagung dan kacang tanah yang paling baik
serta melakukan pengukuran panjang dan berat akar benih tersebut.
DAFTAR PUSTAKA

Hardjowigeno, H.S.2015. Ilmu Tanah. Bekasi: CV Akademika Pressindo.


Mawonike, R., Madonga G. 2017. The Effect Of Temperature and Relative Humidity on Rainfall
in Gokwe Region, Zimbabwe: A Factorial Design Perspective. International Journal of
Multidisciplinary Academic Research 5:(2)

Karamina, H. ∙ W. Fikrinda ∙ A.T. Murti. 2017. Kompleksitas pengaruh temperatur dan


kelembaban tanah terhadap nilai pH tanah di perkebunan jambu biji varietas kristal (Psidium
guajava l.) Bumiaji, Kota Batu. Jurnal Kultivasi 16:(3)

Rahayu, D., dkk. 2015. Pengaruh Suhu dan Kelembaban Terhadap Pertumbuhan Fusarium
verticillioides BIO 957 dan Produksi Fumonisin B1. AGRITECH 35: (2)

Soetriono. 2009. Daya Saing Kopi Robusta Sebuah Perspektif Ekonomi. Malang: Surya Pena
Gemilang.

Zhang, D., J. Cheng, Y. Liu, H. Zhang, L. Ma, X. Mei and Y. Sun. 2018. Spatio-Temporal
Dynamic Architecture of Living Brush Matterss:Root Systemand Soil Shear Strength in
Riverbanks. Forests, 9(493) : 1-19

Anda mungkin juga menyukai