Anda di halaman 1dari 12

HUBUNGAN ANTARA SUHU TANAH DENGAN PENGOLAHAN

TANAH

PAPER

OLEH :

KELOMPOK 1/TEP A
1. Petrus Diaz Halomoan 140308044
2. Elga Deviasti Farhani 170308001
3. M. Yudha Syahputra 170308004
4. Adrian Abi Mayu 170308007
5. Ahmad Nazaruddin 170308009
6. Dinda Kesuma 170308012
7. Muhammad Sukron Tanjung 170308025
8. Marwan Supriadi Simbolon 170308026
9. Reno Wahyudi Marluga 170308039
10. Maico Bertus Nainggolan 170308043

PROGRAM STUDI KETEKNIKAN PERTANIAN


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan Kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat
dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan paper ini tepat pada waktunya.Dan juga
kami berterima kasih pada Ibu Dr. Nini Rahmawati, SP., M.Si. selaku Dosen mata
kuliah Agroklimatologi yang telah memberikan tugas ini kepada kami.
Kami sangat berharap paper ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan
serta pengetahuan kita. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam paper ini
terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap
adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa
yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang
membangun.
Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang
berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun dari Anda demi
perbaikan makalah ini di waktu yang akan datang. Akhir kata penulis mengucapkan
terima kasih. Semoga paper ini bermanfaat bagi pihak yang membutuhkan.

Medan, Desember 2018

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang

Suhu merupakan faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap pertumbuhan


dan perkembangan tanaman. Suhu berkorelasi positif dengan radiasi matahari. Suhu
tanah maupun udara di sekitar tajuk tanaman. Tinggi rendahnya suhu di sekitar
tanaman ditentukan oleh radiasi matahri, kerapatan tanaman, distribusi cahaya dalam
tajuk tanaman, kandungan lengas tanah.

Suhu mempengaruhi beberapa proses fisiologis penting: bukaan stomata, laju


transpirasi, laju penyerapan air dan nutrisi, fotosintesis, dan respirasi peningkatan
suhu sampai titik optimum akan diikuti oleh peningkatan proses di atas. Setelah
melewati titik optimum, proses tersebut mulai dihambat baik secara fisik maupun
kimia, menurunnya aktivitas enzim (enzim terdegradasi).

Pengukuran suhu tanah di stasiun klimatologi pertanian dilakukan pada


berbagai kedalaman, yaitu 5;10;20;50 dan 100 cm dari permukaan tanah. Pengukuran
dilakukan pada tanah berumput pendek dan pada areal terbuka. Seperti diketahui
bahwa suhu tanah berpengaruh terhadap penyerapan air. Semakin rendah suhu,
semakin sedikit air yang diserap oleh akar, karena itu penurunan suhu tanah
mendadak dapat menyebabkan kelayuan tanaman.

Peningkatan suhu di sekitar iklim mikro tanaman akan menyebabkan cepat


hilangnya kandungan lengas tanah. Peranan suhu kaitannya dengan kehilangan lengas
tanah melewati mekanisme transpirasi dan evaporasi. Peningkatan suhu terutama
suhu tanah dan iklim mikro di sekitar tajuk tanman akan mempercepat kehilangan
lengas tanah terutama pada musim kemarau.

Pada musim kemarau, peningkatan suhu iklim mikro tanaman berpengaruh


negatif terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman terutama pada daerah yang
lengas tanahnya terbatas. Pengaruh negatif suhu pada lengas tanah dapat diatasi
melalui perlakuan pemulsaan (mengurangi evaporasi dan transpirasi).

Pengolahan tanah adalah proses di mana tanah digemburkan dan dilembekkan


dengan menggunakan bajak ataupun garu yang ditarik dengan berbagai sumber
tenaga, seperti tenaga manusia, tenaga hewan, dan mesin pertanian (traktor). Melalui
proses ini, kerak tanah teraduk, sehingga udara dan cahaya matahari menyentuh tanah
lebih dalam dan meningkatkan kesuburannya. Sekalipun demikian, tanah yang sering
digarap sering menyebabkan kesuburannya berkurang.

Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan paper ini yaitu untuk mengetahui
pengaruh suhu tanah terhadap pengelolaan lahan.
BAB II
PEMBAHASAN

Suhu tanah merupakan hasil dari keseluruhan radiasi yang merupakan


kombinasi emisi panjang gelombang dan aliran panas dalam tanah. Suhu tanah juga
disebut intensitas panas dalam tanah dengan satuan derajat Celcius, derajat Fahrenheit,
derajat Kelvin dan lain-lain.Tanah dapat dipandang sebagai campuran antara partikel,
mineral, dan organik dengan berbagai ukuran dan komposisi. Suhu tanah dapat diukur
dengan menggunakan alat yang dinamakan termometer tanah selubung logam. Suhu
tanah ditentukan oleh panas matahari yang menyinari bumi.
Temperatur tanah berpengaruh terhadap proses pelapukan tanah, penguraian
bahan organik, bahan induk tanah, reaksi kimia Pada proses pertumbuhan tanaman,
temperatur tanah berpengaruh memalui kelembaban tanah, aerase, aktivitas
mikrroorganisme, ketersediaan unsur hara. Temperatur tanah Radiasi matahari
Direfleksikan kembali dan diabsorbsi total radiasi matahari ± 30% direfleksikan
atmosfir, ±19% diabsorsi atmosfir, ±47% diabsorbsi bumi Radiasi diserap oleh
tanah lapisan tanah secara konduksi Absorbsi energi surya dipengaruhi kandungan
BO dan Jenis mineral. Tanah yang banyak mengandung bahan organik dan berwarna
gelap memiliki tingkat penyerapan yang lebih banyak yaitu ± 80% dan Tanah yang
banyak mengandung kuarsa menyerap ±30% radiasi surya.
Suhu tanah dapat berubah-ubah (fluktuasi) yang tergantung pada waktu,
kedalaman tanah dan perubahan sumber energy. Temperatur tanah pada pagi hari relatif
kecil, temperatur tanah pada pagi hari di lahan naungan cenderung lebih tinggi daripada
di areal lahan tanpa naungan. pada sing hari lebih panas daripada temperatur tanah pada
pagi hari. Hal ini dapat terjadi karena pada siang hari radiasi yang diterima oleh
permukaan tanah lebih besar. Pada variasi kedalaman yaitu permukaan tanah,
kedalaman 10 cm, 20 cm dan 30 cm, untuk temperatur tanah dalam naungan memiliki
temperatur yang tertinggi, sedangkan kedalaman 10 cm mempunyai temperatur tanah
terendah. Hal ini disebabkan pada pagi hari permukaan tanah telah menerima pancaran
radiasi matahari, tetapi transfer panas belum mencapai kedalaman 10 cm. Temperatur
tanah pada kedalaman 30 cm lebih tinggi dibandingkan kedalaman 10 cm dan 20 cm,
karena masih menyimpan sebagian energi radiasi matahari yang diterima sehari
sebelumnya.
Berdasarkan kedalaman tanah Berdasarkan variasi kedalaman, maka
permukaan tanah mempunyai temperatur tanah tertinggi, sedangkan kedalaman 30 cm
mempunyai temperatur tanah terendah Hal ini disebabkan karena permukaan tanah
menyerap radiasi matahari secara langsung, baru kemudian panas dirambatkan ke
lapisan tanah yang lebih dalam secara konduksi. Berdasarkan Perubahan Sumber
Energi • Perubahan suhu tanah berdasarkan perubahan sumber energinya tergantung
pada banyaknya panas yang diterima dari matahari. Hal ini dipengaruhi oleh keadaan
cuaca, bentuk topografi dan keadaan tanah.
Pentingnya temperatur tanah 1. Temperatur tanah mempengaruhi aktivitas
biologi tanah yang tidak optimal apabila suhu tertentu tidak dapat dipertahankan.
Tingkat aktivitas optimum dari organisme tanah adalah suhu 18 – 30oC. Kurang dari
10 oC adalah menghambat perkembangan mikroba tanah dan menghambat penyerapan
hara oleh akar tanaman. Lebih dari 40 oC adalah mikroba tanah tidak aktif, kecuali
mikroorganisme tertentu (termofilik). 2. Tempur tanah juga menentukan reaksi kimia
dan aktivitas mikroorganisme yang dapat merombak senyawa tertentu menjadi hara
tersedia. Misal proses nitrifikasi ( temperatur optimum ± 30 oC) yaitu pada kondisi agak
panas. 3. Temperatur tanah juga mempengaruhi pelapukan bahan induk tanah 4.
Temperatur tanah mempengaruhi perkembangan akar, karena ada hubungannya
dengan kelengasan dan aerasi tanah 5. Temperatur tanah mempengaruhi
pekecambahan biji dan pertumbuhan kecambah.
Intensitas panas tanah dipengaruhi oleh kedudukan permukaan yang
menentukan besar sudut datang, letak garis lintang utara dan selatan dan tinggi dari
permukaan laut. Sejumlah sifat tanah juga menentukan suhu tanah antara lain intensitas
warna tanah, komposisi, panasienis tanah, kemampuan dan kadar legas tanah. Suhu
tanah yang rendah dapat mempengaruhi penyerapan air dari pertumbuhan tumbuhan.
Jika suhu tanah rendah, kecil kemungkinan terjadi transpirasi, dan dapat
mengakibatkan tumbuhan mengalami dehidrasi atau kekurangan air. Pengaruh dari
suhu tanah pada proses penyerapan bisa dilihat dari hasil perubahan viskositas air,
kemampuan menyerap dari membran sel, dan aktivitas fisiologi dari sel-sel akar itu
sendiri. Dengan kata lain pada keadaan udara yang panas maka evaporasi air dari
permukaan tanah akan semakin besar.
Untuk mengendalikan temperatur tanah yang dilakukan adalah 1. Penambahan
atau pengurangan air lebih dari tanah akan membantu mengubah temperatur tanah
misal : membuat parit-parit draenase pemulsaan. 2. Menutupi tanah dengan tanaman
sehingga mengurangi energi yang masuk, serta menahan temperatur tanah yang
dikehendaki. 3. Pemulsaan, mulsa organik mereduksi temperatur tanah, mulsa plastic
meningkatkan temperatur tanah (iklim sedang). Mulsa berfungsi untuk mengabsorbsi
radiasi matahari, mereduksi kehilangan panas dari tanah, mereduksi evaporasi air dari
permukaan tanah, dan menjaga kelembaban tanah.
Salah satu fungsi tanah yang terpenting adalah tempat tumbuhnya tanaman.
Akar tanaman dalam tanah menyerap kebutuhan utama tumbuhan yaitu air, nutrisi, dan
oksigen. Oksigen sangat penting untuk mendukung kehidupan makhluk hidup dan
memungkinkan terjadinya pembakaran bahan bakar. Nitrogen merupakan penyubur
tanah. Udara juga melindungi bumi dari radiasi berbahaya yang berasal dari ruang
angkasa.
Pengelolaan Lahan atau tanah adalah merupakan lingkungan fisis dan biotik
yang berkaitan dengan daya dukungnya terhadap perikehidupan dan kesejahteraan
hidup manusia. Lingkungan fisis meliputi relief (topografi), iklim, tanah, dan air.
Sedangkan lingkungan biotik meliputi hewan, tumbuhan, dan manusia. Pengolahan
lahan bertujuan mengubah keadaan lahan pertanian dengan alat tertentu hingga
memperoleh susunan lahan ( struktur tanah ) yang dikehendaki oleh tanaman. Setiap
upaya pengolahan lahan akan menyebabkan terjadinya perubahan sifat-sifat tanah.
Sistem pengolahan tanah terbagi menjadi tiga jenis berdasarkan seberapa
banyak residu tanaman yang diangkat dari lahan pertanian. Di Amerika Serikat sejak
tahun 1997, sistem pengolahan tanah konservasi semakin banyak digunakan karena
menghemat banyak waktu, energi, tenaga kerja, dan biaya. Selain itu, pengolahan tanah
konservasi berarti semakin sedikit mesin pertanian yang bergerak di atas lahan
pertanian sehingga mencegah pemadatan tanah. Namun semakin sedikit tanah yang
dibalikkan, semakin sedikit pula cahaya matahari dan udara yang menyentuh tanah
bagian dalam, sehingga menghambat penanaman di awal musim semi karena tanah
masih dingin setelah tanah membeku di musim dingin. Manfaat keberadaan residu
tanaman di lahan pertanian adalah mencegah erosi karena memperlambat aliran air
permukaan, dan mampu menjadi kompos alami karena terdekomposisi selama masa
penanaman.

Jenis-jenis Pengolahan Tanah :


1. Pengolahan tanah tereduksi
Pengolahan tanah tereduksi meninggalkan antara 15 hingga 30% residu
tanaman untuk tetap berada di lahan pertanian.
2. Pengolahan tanah intensif
Pengolahan tanah intensif meninggalkan kurang dari 15% residu tanaman untuk
tetap berada di lahan pertanian. Pengolahan tanah intensif mendayagunakan
banyak implemen (bajak singkal, bajak piring, dan/atau bajak pahat, ditambah
garu dan kultivator) dan jam kerja traktor.
3. Pengolahan tanah konservasi
Pengolahan tanah konservasi meninggalkan setidaknya 30% residu tanaman
untuk tetap berada di lahan pertanian.
4. Pengolahan tanah berlajur
Pengolahan tanah berlajur (strip-tillage) hanya membajak lajur yang akan
ditanam. Bagian di antara lajur dibiarkan.
5. Pengolahan tanah rotasi
Pengolahan tanah rotasi hanya mengolah tanah secara periodik, yaitu setiap dua
tahun sekali atau tiga tahun sekali.
6. Tanpa pengolahan tanah
Tanpa pengolahan tanah berarti sama sekali tidak menggunakan bajak. Residu
tanaman yang ditanam pada periode sebeumnya dibiarkan mengering. Pada
lahan yang luas, sistem ini membutuhkan mesin penanam yang tidak biasa,
yang mampu menanam di sela-sela residu tanaman yang masih tegak berdiri.

Dampak pengolahan tanah


Positif
 Meregangkan tanah sehingga tercipta ruang dan pori-pori yang memungkinkan
tanah mendapatkan aerasi udara.
 Membantu mencapuradukkan residu tanaman, materi organik tanah, dan nutrisi
menjadi lebih merata.
 Membunuh gulma secara mekanis.
 Mengeringkan tanah sebelum penanaman benih. Hal ini merupakan dampak
yang positif pada wilayah beriklim basah.
 Ketika dilakukan di musim gugur, pengolahan tanah membantu meremahkan
tanah sepanjang musim dingin melalui mekanisme pembekuan dan pelelehan
yang dapat terjadi berkali-kali sepanjang musim dingin. Hal ini membantu
persiapan penanaman untuk musim semi.
Negatif
 Mengeringkan tanah sebelum penanaman benih. Hal ini merupakan dampak
yang negatif pada wilayah beriklim kering.
 Tanah akan kehilangan banyak nutrisi seperti nitrogen dan kemampuannya
dalam menyimpan air.
 Mengurangi laju penyerapan air sehingga meningkatkan erosi tanah.
 Pembajakan mengurangi tingkat kohesi antar partikel tanah sehingga
mempercepat erosi.
 Dengan laju penyerapan air berkurang, maka ada risiko terjadi aliran air
permukaan yang membawa residu pupuk dan pestisida yang digunakan pada
periode penanaman sebelumnya.
 Mengurangi kadar organik tanah.
 Mengurangi jumlah organisme tanah bermanfaat seperti mikroba, cacing tanah,
semut, dan sebagainya.
 Menghancurkan agregat tana.
 Risiko terjadi pemadatan tanah pada bagian yang tidak terbajak.
 Residu tanaman yang hancur dan tersisa di tanah dapat mengundang organisme
dan serangga yang tidak diinginkan dan berpotensi mengganggu produksi[8],
juga mengundang penyakit.
BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN

Hubungan antara suhu tanah dengan pengolahan tanah adalah untuk


mengendalikan temperatur tanah yaitu dengan cara pengolahan tanah, yang dilakukan
adalah 1. Penambahan atau pengurangan air lebih dari tanah akan membantu mengubah
temperatur tanah misal : membuat parit-parit draenase pemulsaan. 2. Menutupi tanah
dengan tanaman sehingga mengurangi energi yang masuk, serta menahan temperatur
tanah yang dikehendaki. 3. Pemulsaan, mulsa organik mereduksi temperatur tanah,
mulsa plastic meningkatkan temperatur tanah (iklim sedang). Mulsa berfungsi untuk
mengabsorbsi radiasi matahari, mereduksi kehilangan panas dari tanah, mereduksi
evaporasi air dari permukaan tanah, dan menjaga kelembaban tanah.
DAFTAR PUSTAKA

http://naomigeokitty.blogspot.com/2013/05/pengelolaan-tanah.html (diakses pada


selasa 18 desember 2018 pada pukul 20:23).
http://sugeng.lecture.ub.ac.id/files/2012/10/Materi-T-1.pdf (diakses pada selasa 18
desember 2018 pada pukul 19:23).
https://id.wikipedia.org/wiki/Pengolahan_tanah (diakses pada selasa 18 desember
2018 pada pukul 18:40).
https://repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/30548/1/F95RTA.pdf (diakses
pada selasa 18 desember 2018 pada pukul 20:21).
https://www.slideshare.net/iqrimhayamada/suhu-tanah (diakses pada selasa 18
desember 2018 pada pukul 19:38).

Anda mungkin juga menyukai