Anda di halaman 1dari 3

TUGAS PRAKTIKUM AGROKLIMATOLOGI

Suhu Tanah

Oleh:

Nama : Anthony Rholistone Simling Pratama Girsang

NIM : 200301104

Kelas : Agroteknologi 2

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

2020
Jelaskan :

1. Asal suhu tanah

Tanah berasal dari hasil pelapukan bahan asal (bahan induk) dan faktor yang mempengaruhi
bahan asal. Bahan asal atau bahan induk pembentuk tanah dapat berupa mineral, batuan, dan
bahan organik. Sedangkan faktor yang mengubah bahan asal menjadi tanah berupa iklim dan
organisme hidup. Terbentuknya tanah tersebut tentunya juga memerlukan suatu tempat
tertentu dengan waktu yang cukup lama. Dalam hal ini, faktor pembentuk tanah yang
dominan adalah iklim karena mempengaruh keberadaan bahan induk, organisme hidup, dan
relief. Tanah dapat dikelompokkan berdasarkan distribusi produk pelapukannya menjadi 2
kelompok besar, yaitu tanah residu dan tanah sedimen. Tanah residu adalah tanah yang
terjadi oleh penumpukkan produk pelapukan bahan asal di tempat asalnya. Tanah sedimen
adalah tanah yang terjadi oleh produk pelapukan yang kemudian terbawa ke tempat lain.

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi suhu tanah

Suhu tanah sangat bervariasi dan berbanding lurus dengan perubahan proses pertukaran
energi matahari dan kondisi udara di sekitar tajuk tanaman. Fenomena ini berlaku di dalam
penampang tanah melalui serangkaian proses yang kompleks. Rangkaian kompleks itu
dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu faktor luar (eksternal) atau faktor iklim dan faktor
dalam (internal) atau faktor keadaan tanah, serta kondisi topografi. Faktor eksternal yaitu
radiasi matahari, awan, curah hujan, angin dan kelembapan udara yang mempengaruhi
kondisi iklim. Faktor internal yaitu tekstur tanah, struktur tanah, kadar air atau kelembapan
tanah, kandungan bahan organik dan warna tanah yang mempengaruhi intensitas sinar
matahari di dalam tanah. Faktor kondisi topografi dapat berupa kemiringan lereng, arah
lereng, tinggi permukaan tanah dan vegetasi yang mencakup pengaruh kondisi permukaan
bumi terhadap perubahan suhu tanah.
3. Bagaimana cara mengukur suhu tanah?

Pengukuran suhu tanah dapat dilakukan dengan termometer tanah pada kedalaman dan areal
tertentu. Pengukuran dilakukan pada berbagai kedalaman, yaitu 5 cm, 10 cm, 20 cm, 50 cm,
dan 100 cm dari permukaan tanah. Pengukuran dilakukan pada tanah berumput pendek dan
areal terbuka. Termometer tanah dibagi menjadi termometer tanah berselubung kayu dan
termometer tanah bengkok. Kedua termometer tersebut menggunakan media air raksa
sehingga pengukuran didasarkan pada gerak air raksa terhadap perubahan suhu di dalam
tanah. Termometer tanah berselebung kayu dapat digunakan pada kedalaman 5 cm hingga
100 cm, tetapi pembacaan agak sulit dan selubung kayu yang mudah rusak. Termometer
bengkok hanya baik digunakan pada kedalam 5 cm sampai dengan 100 cm dengan sudut
skala bengkok 0o, 15o, 45o, dan 60o dari pemukaan tanah. Namun termometer bengkok mudah
mengalami adhesi air raksa dengan dinding kaca sehingga dibutuhkan kain putih atau
selubung putih mengkilat sebagai pelindung pada bagian skala.

4. Mengapa proses dekomposisi mempengaruhi suhu tanah

Dekomposisi merupakan proses perubahan secara fisik maupun secara kimiawi yang
sederhana oleh mikroorganisme tanah, dan terkadang disebut mineralisasi. Dekomposisi
merupakan proses yang dinamis dan sangat dipengaruhi oleh keberadaan dekomposer baik
jumlah maupun diversitasnya. Pada dasarnya, dekomposisi memecah zat organik mati
menjadi bahan organik atau anorganik yang lebih sederhana sehingga dekomposisi
berbanding lurus terhadap jumlah bahan organik yang terkandung di dalam tanah. Jumlah
kandungan bahan organik di dalam tanah adalah salah satu faktor internal perubahan suhu
tanah. Dengan demikian, proses dekomposisi akan memberikan pengaruh terhadap suhu
tanah.

Anda mungkin juga menyukai