Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

A.

LATAR BELAKANG
Peningkatan populasi manusia yang melebihi daya dukung lingkungan

menimbulkan banyak konsekuensi. Salah satu yang berubah adalah semakin


meningkatnya penggunaan lahan kering dalam rangka pemenuhan kebutuhan
hidup manusia. Perubahan penggunaan lahan tersebut mempengaruhi perubahan
iklim global. Selanjutnya perubahan iklim yang terbentuk akan mendorong
manusia mengubah penggunaan lahannya. Perubahan tersebut akan menyebabkan
desertifikasi melalui mekanisme degradasi habitat, perubahan struktur tanah,
perubahan komponen komunitas vegetasi penutup lahan, dan erosi. Desertifikasi
yang telah terjadi akan menyebabkan semakin meningkatnya kadar CO2 atmosfer
sehingga kian mempengaruhi perubahan iklim global. Selain itu, desertifikasi juga
memaksa manusia untuk kembali menyesuaikan pola penggunaan lahannya dan
semakin memperparah perubahan iklim yang telah berlangsung. Interaksi antara
semua hal tersebut di atas bersifat umpan balik positif (positive feedback).
Pencegahan dan rehabilitasi lahan kering merupakan tindakan konservasi yang
dianjurkan dibanding tindakan restorasi ekosistem. Hal tersebut karena
pencegahan dan rehabilitasi relatif lebih murah dan lebih efektif dalam menjaga
lahan kering.

BAB II
PEMBAHASAN

A.

PENGERTIAN DESERTIFIKASI
Desertifikasi adalah tipe degradasi lahan di mana lahan yang relatif kering

menjadi semakin gersang, kehilangan badan air, vegetasi, dan juga kehidupan liar
yang disebabkan oleh berbagai faktor seperti perubahan iklim dan aktivitas
manusia. Pada proses desertifikasi terjadi proses pengurangan produktifitas yang
secara bertahap dan penipisan lahan bagian atas. Desertifikasi menurut the United
Nations Convention to Combat Desertification (UNCCD) adalah degradasi lahan
di daerah kering yang diakibatkan oleh faktor-faktor yang bervariasi, termasuk di
dalamnya adalah variasi iklim dan aktivitas manusia. Meskipun saat ini yang
menjadi pendorong dominan adalah aktivitas manusia (Sivakumar 2007).
Desertifikasi ini saat sekarang merupakan gejala yang semakin banyak muncul di
Negara-negara yang memiliki lahan kering sebagai wilayahnya. Dipicu dari upaya
pemenuhan kebutuhan manusia, mengakibatkan semakin terancamnya ekosistem
lahan kering tersebut menjadi lahan yang semakin terdegradasi dan pada akhirnya
berubah menjadi padang pasir.
B. PENYEBAB DESERTIFIKASI
1.

Lahan Kering

Lahan kering adalah daerah di mana curah hujan tidak dapat mengimbangi
evaporasi, meliputi 45 % luas dunia, termasuk di dalamnya adalah padang rumput,
padang belukar, dan sabana. Lahan kering merupakan ekosistem yang tidak stabil,
jauh dari sistem equilibrium. Evolusi dari ekosistem ini di pengaruhi oleh
fluktuasi curah hujan dan penipisan biomasa di atas permukaan tanah dikarenakan
pembakaran ataupun herbivora.
Lahan kering secara umum dimanfaatkan sebagai lahan penggembalaan,
meskipun di Negara-negara maju lahan sudah dijadikan sebagai lahan pertanian
modern dengan dukungan sistem irigasi yang mencukupi. Indonesia termasuk

salah satu negara yang memiliki wilayah lahan kering berupa padang rumput di
bagian timur wilayah negara ini.
2.

Perubahan Penggunaan Lahan


Peningkatan populasi manusia manusia melebihi kapasitas daya dukung
lingkungannya menyebabkan manusia semakin mengeksploitasi alam. Lahan
kering tidak terlepas dari eksploitasi tersebut. Terjadinya perubahan besar-besaran
pada pola penggunaan lahan dalam rangka pemenuhan kebutuhan manusia. Faktor
lain selain peningkatan populasi yakni tingkat kemakmuran, teknologi, ekonomipolitik, dan sikap. Faktor-faktor tersebut akan meningkatkan kerentanan
ekosistem lahan kering terhadap perubahan iklim, dan mendorong terjadinya
degradasi lahan dan desertifikasi. Aktivitas penggunaan lahan memberikan
kontribusi terhadap perubahan iklim karena berfluktuasinya CO2 atmosfer,
akibatnya terjadi perubahan pada pola penutupan lahan. Tumbuhan-tumbuhan
yang tahan terhadap kadar CO2 yang tinggi sajalah yang dapat bertahan hidup.
Perubahan iklim yang terjadi akan diikuti dengan berubahnya pola penggunaan
lahan. Sehingga perubahan iklim dan perubahan penggunaan lahan saling
mempengaruhi satu sama lain. Sebaliknya, desertifikasi yang ditimbulkan oleh
perubahan pola penggunaan lahan dan perubahan iklim lebih lanjut akan
berdampak pada iklim dan dapat dideskripsikan utamanya pada perubahan
penggunaan lahan dan penutupan lahan yang mendorong terjadinya degradasi
lahan; penggembalaan berlebihan; pembakaran biomasa dan emisi ke atmosfer;
kontribusi pertanian terhadap polusi udara; pembukaan hutan yang mempercepat
erosi; gangguan lahan karena antropogenik dan erosi; dan pengaruh irigasi
pertanian pada kondisi permukaan tanah ekosistem lahan kering. Selain sebagai
lahan pertanian, umumnya lahan kering dimanfaatkan sebagai lahan
penggembalaan yang intensif. Penggembalaan yang intensif ini juga ikut
mengubah iklim lokal. Mekanismenya yaitu penggembalaan yang berlebihan pada
sabana lahan kering tersebut akan mengubah cadangan air tanah bagian atas dan
lantas mengubah pola dan sirkulasi presipitasi tanah karena akan menstabilkan
debu-debu yang terbentuk dan akibatnya menurunkan presipitasi tanah. Dalam

skala global, aktifitas manusia menambah efek rumah kaca melalui pelepasan gas
rumah kaca ke atmosfer dan melalui pengubahan simpanan karbon karena
aktivitas penggunaan lahan.

3.

Perubahan Iklim Global


Ikilim global mengalami perubahan drastis akhir-akhir ini. Perubahan
tersebut membawa konsekuensi terhadap banyak hal. Secara garis besar,
perubahan iklim global tersebut dicirikan dengan tingginya gas rumah kaca
terutama CO2 atmosfer yang menyebabkan meningkatnya suhu bumi. Peningkatan
suhu tersebut berakibat meningkatnya mineralisasi SOM (Soil Organic Matter =
bahan organik tanah), menurunnya presipitasi tanah dan kadar air tanah.
Menurunnya air tanah akan mengubah komposisi vegetasi penutup tanah dan
menyisakan daerah-daerah yang gundul pada lahan tersebut. Terdapatnya daerah
gundul dan berubahnya struktur tanah menyebabkan tanah tersebut menjadi rentan
terhadap erosi dan dampak akhirnya adalah terjadinya desertifikasi pada lahan
kering tersebut. Meningkatnya mineralisasi SOM diakibatkan oleh meningkatnya
suhu. Hal tersebut menyebabkan efek jangka panjang terhadap stabilitas struktur
tanah, kemampuan mengikat air, dan ketersediaan hara tertentu di dalam tanah.
Pengolahan lahan juga menentukan kadar SOM dan kerentanannya terhadap erosi.
Penurunan SOM menyebabkan rendahnya pembentukan agregrat tanah, dan
rendahnya stabilitas agregat tersebut menyebabkan tingginya potensi untuk
terkena erosi tanah maupun erosi air.
Meningkatnya CO2 atmosfer akan berpengaruh langsung pada fotosintesis
dan menurunkan kemampuan stomata dalam mengambil oksigen, sehingga
respirasi akan menurun. Pengaruh tersebut bersifat spesifik, sehingga hanya
tumbuhan yang mampu bertahan dalam kondisi CO2 yang tinggilah yang tetap
bertahan. Dampak lebih lanjut menyebabkan perubahan struktur ekosistem,
terutama pada tumbuhan dan herbivora (Hulme 2005). Saat ini temperatur global
meningkat sebesar 1,5-4,5oC sebagai hasil dari berlipatnya kadar CO2 di atmosfer.

Tingkat pertambahan CO2 mendekati 2 ppm per tahun pada tahun 2004, 40%
lebih tinggi dibandingkan sebelum zaman industri. Peningkatan suhu bumi
tersebut menyebabkan meningkatnya peguapan air sehingga kadar uap air di
atmosfer tinggi. Tingginya kadar uap air tersebut semakin meningkatkan suhu
bumi karena uap air akan membentuk awan dan kian menambah efek rumah kaca.
Selain itu, hutan akan musnah dengan meningkatnya suhu dikarenakan curah
hujan menurun secara drastis, padahal hutan berfungsi sebagai carbon
sequestration. Air laut juga akan mengalami pengasaman dan peningkatan suhu,
yang berpengaruh terhadap terumbu karang dan plankton serta rantai makanan
yang terdapat di dalam laut tersebut. Kehilangan biodiversitas juga meningkat,
yakni selama tahun 1970-2000 WWF melaporkan hilangnya 30% biodiversitas.
Ekosistem lahan kering sensitif terhadap perubahan curah hujan. Dalam
ekosistem ini, ketersediaan air merupakan pembatas utama produktivitas
tumbuhan karena dibutuhkan oleh tumbuhan untuk tetap bertahan hidup, dan
mempengaruhi dinamika populasi dari herbivora. Perubahan iklim semakin
memperburuk desertifikasi melalui berubahnya pola suhu dalam skala ruang dan
waktu, curah hujan, dan penyimpanan panas matahari. Perubahan iklim
menyebabkan menurunnya jumlah curah hujan tahunan, lamanya hujan, dan
meningkatnya interval turunnya hujan. Ketiganya bersama-sama dengan
meningkatnya suhu bumi menyebabkan berkurangnya ketersediaan air,
berkurangnya biomasa dan bahan organik tanah dan karena itu menurunkan
stabilitas dan ukuran agregat tanah. Konsekuensinya, permeabilitas tanah
menurun, permukaan tanah mengeras, dan laju infiltrasi menurun drastis.
Perubahan juga terjadi pada vegetasi penutup tanah dan struktur tanah karena
terjadi erosi pada lapisan permukaan tanah atas. Mekanisme umpan balik positif
akan memperkuat pengaruh-pengaruh tersebut dan menyebabkan desertifikasi
Perubahan iklim menyebabkan menurunnya ketersediaan air tanah dan lebih lanjut
akan menyebabkan perubahan vegetasi penutup tanah, akibatnya hanya vegetasi
yang tahan kekeringan saja yang dapat bertahan hidup. Vegetasi yang memiliki
sistem perakaran permukaan tanah yang memerlukan kelembaban tanah tinggi

akan punah. Pada akhirnya tercipta zona-zona gundul di daerah bekas tanaman
yang tidak mampu bertahan hidup. Keadaan permukaan tanah yang demikian ini
menyebabkan erosi lapisan tanah atas meningkat ketika hujan turun, sehingga
yang berada di atas permukaan tanah tinggal bebatuan. Jika keadaan ini terus
berlangsung, maka pada akhirnya terjadilah perubahan lahan kering menjadi
gurun pasir, ataupun pada ekosistem semiarid menjadi ekosistem kering.
Penelitian tersebut memperlihatkan bahwa ekosistem semiarid dapat berubah
menjadi ekosistem lahan kering dengan hanya dipicu oleh sedikit perubahan
iklim, sehingga kedua ekosistem tersebut sangat terancam akan desertifikasi.
Dapat dikatakan bahwa interaksi antara perubahan iklim dengan desertifikasi
merupakan interaksi dua arah.
Sebenarnya ekosistem lahan kering relatif lebih mampu bertahan terhadap
perubahan iklim karena memiliki mekanisme penyangga yang disebabkan
bervariasinya jenis tanaman yang terdapat di lahan kering. Tanaman-tanaman
tersebut memiliki kemampuan yang berbeda untuk menyerap air dan hara tanah.
Sehingga meskipun curah hujan bervariasi, mereka tetap bertahan. Akan tetapi
dengan tingginya degradasi lahan karena over eksploitasi, maka kemampuan
untuk memulihkan diri dari lahan kering tersebut hilang.
C.

DAMPAK DESERTIFIKASI
1. Dampaknya menyebabkan semakin meningkatnya lahan kritis di muka
bumi sehingga penangkap CO2 menjadi semakin berkurang.
2. Penurunan keanekaragaman hayati . keaneragaman jenis spesies makhluk
hidup. Tidak hanya mewakili jumlah atau spesies di suatu wilayah,
meliputi keunikan spesies, gen serta ekosistem yang merupakan sumber
daya alam yang dapat diperbaharui.
3. Penurunan kuantitas dan kualitas suplai air bersih dan penurunan
kemampuan daya tahan lahan akibat pengaruh iklim yang bervariasi,
4. Bagi manusia desertifikasi lahan kering menyebabkan terancamnya
produktifitas pangan jangka panjang dunia akibat penurunan produktifitas
tanah.

D.

CARA MENGATASI DESERTIFIKASI


Ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mencegah dan

mengembalikan tanah menjadi keadaan sebelumnya.

1. Reboisasi atau penanaman kembali. Dengan menanam pohon


dari berbagai jenis tanaman, maka dalam beberapa tahun,
daerah yang terkena efek desertifikasi akan kembali subur
dan berfungsi layaknya sedia kala.
2. Penanaman tembok erosi. Dengan menanam pohon besar
disekitar area yang terkena dampak desertifikasi, maka, hal
ini akan mencegah dampak lebih buruk akibat erosi yang
disebabkan oleh angin maupun air.
3. Penyuburan tanah. Dengan menambah unsur hara dan pupuk
dalam tanah yang terkena desertifikasi, maka, diharapkan
tanah tersebut akan mampu menunjang kehidupan tanaman
diatasnya dan melebatkan hutan didaerah tersebut.

BAB III

KESIMPULAN

Perubahan penggunaan lahan akan mempengaruhi perubahan iklim. Berubahnya


iklim tersebut akan semakin meningkatkan pengggunaan lahan lebih lanjut.

Perubahan penggunaan lahan akan berdampak pada lahan kering yakni terjadinya
desertifikasi. Desertifikasi ini akan semakin meningkatkan perubahan iklim global
dan juga perubahan penggunaan lahan. Mekanisme tersebut bersifat umpan balik
positif, sehingga jika salah satu sisi mengalami peningkatan akan diikuti oleh
peningkatan sisi lain yang terkait. Oleh karena itu konservasi lahan kering tersebut
harus melihat secara keseluruhan dari komponen-komponen yang terlibat dalam
proses desertifikasi tersebut.

DESERTIFIKASI
Disusun oleh :
NATANAIL GINTING (112150002)
ELMARC HUTASOIT (112150003)
JOSHUA SAMOSIR (112150010)
INDRA SARAGIH (112150012)
JORDAN SIDABUTAR (112150022)

ROBBY SIMANJUNTAK (112150025)


EDITH PURBA (112150029)

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN


FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN
YOGYAKARTA
2016

Anda mungkin juga menyukai