Anda di halaman 1dari 21

Pengelolaan Lahan Marjinal

untuk Meningkatkan Kadar


Lengas dan Aerasi Tanah
Disusun Oleh:
BOBBY RAHMANSYAH (03.05.22.0217)
CINTA LIANTRI (03.05.22.0218)
DEVI RAHMAWATI (03.05.22.0221)
FARAH DHIBA (03.05.22.0224)
SANDY (03.05.22.0236) SITI
MASLIHATUL K (03.05.22.0240)
01

PENDAHULUAN
Pengertian Kadar Lengas
Lengas tanah merupakan salah satu sifat fisik tanah yang berperan
penting dalam menjaga kelembaban tanah. Lengas menyusun dua per
tiga bagian dari pori – pori tanah. Pada suhu kamar menjadi satu
pertiga bagian jika suhu meningkat, oleh karena itu, pengetahuan
mengenai kadar lengas sangatlah penting. Kadar lengas tanah sering
disebut sebagai kandungan air yang terdapat dalam pori tanah. Kadar
lengas itu sendiri adalah kandungan uap air yang terdapat pada pori
tanah.
AERASI TANAH

Aerasi merupakan pengaliran udara ke dalam tanah


untuk menigkatkan kandungan oksigen dengan
memancarkan air atau melewatkan gelembung udara ke
dalam tanah. Aerasi tanah adalah proses pertukaran O2
dan CO2 tanah serta atmosfer. Jenis-jenis gas lain yang
termasuk dalam pertukaran ini adalah bentuk volatil
nitrogen (N2, NH3, NO, NO2), sulfur (H2S, SO2) dan
hidrokarbon (CH4). Proses aerasi tanah merupakan
salah satu faktor terpenting dalam produktivitas tanah.
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KADAR
LENGAS

1 Anasir Iklim

Kandungan bahan organik dan


2
fraksi lempung tanah

Topografi dan adanya bahan


3 penutup tanah (bahan organik
maupun anorganik)
FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI AERASI

Kelembaban udara yang rendah dan suhu


yang meningkat sehingga menyebabkan
sampah- sampah yang ada dilantai hutan
menjadi kering dan mudah terbakar. Akan
tetapi lapisan di bawah lahan gambut
dalam kondisi lembab sehingga aerasi
kurang bagus
Peran Tingkat Kadar Lengas & Aerasi Tanah
untuk Kesuburan Lahan

Kadar lengas gambut (peat moisture) ditentukan oleh


kematangan gambut. Kadar lengas tanah gambut jauh lebih besar
dibandingkan dengan tanah mineral.
Kemampuan gambut dalam memegang air mempunyai arti
penting bagi pengelolaan lahan gambut. Nilai pegang air ini sering
dinyatakan dalam berbagai satuan, antara lain dalam % volum, %
bobot kering, atau % bobot basah.
02

PEMBAHASAN
DATA KADAR LENGAS LAHAN MARGINAL
Kadar lengas gambut (peat moisture) ditentukan oleh kematangan
gambut. Pada gambut fibrik kadar lengas gambut sangat tinggi
mencapai 500-I.OOO% bobot, sedangkan yang telah mengalami
dekomposisi (hemik-saprik) berkisar antara 200-600% bobot.
Kemampuan menyimpan air (water holding capacity) gambut fibrik
lebih besar dari gambut saprik dan hemik, sebaliknya kemampuan
menahan air (water retention) gambut fibrik lebih kecil dibanding
gambut hemik dan saprik (Noor, 2001).
Lanjutan

DATA KADAR LENGAS LAHAN


MARGINAL
Tingginya kemampuan gambut menyerap air menyebabkan
tingginya volume pori-pori gambut yang mengakibatkan rendahnya berat
volume dandaya dukung beban gambut. Lahan gambut jika didrainase
berlebihan akan menjadi kering dan menyebabkan munculnya sifat
irreversible drying (gambut yang mengering tidak dapat menyerap air
lagi). Drainase berlebihan menyebabkan air keluar dari gambut dan
disusul masuknya oksigen sehingga meningkatkan aktivitas
mikroorganisme, akibatnya terjadi dekomposisi bahan organik dan
gambut akan mengalami penyusutan (subsidence).
DATA KADAR LENGAS LAHAN MARGINAL

Penentuan kadar lengas biasanya menggunakan method gravimetric dan


gypsum block.
Metode Gravimetri, sejumlah tanah basah yang dikeringkan dalam oven
pada 100-110 derajat celcius untuk waktu tertentu yang bertujuan
mengetahui kadar air yang berkurang pada saat pengeringan. Keunggulannya
yaitu harganya murah dan tidak menggunakan biaya yang besar.
Kelemahannya yaitu pada saat menimbang sehingga perlu menggunakan
timbangan yang sensitive agar hasilnya tidak menyimpang.
DATA KADAR LENGAS LAHAN MARGINAL
Penentuan kadar lengas biasanya menggunakan method gravimetric dan
gypsum block.
Metode gypsum Block, menggunakan blok tahanan dari CaSO4 di dalam tanah
yang dapat mengarbsobsi air dari tanah dengan mengaliberasikan tahanan terhadap
kelembapan. Kelebihannya yaitu lebih cepat memperoleh nilai kadar lengas tanpa harus
mengeringkan tanah dan tidak menggunakan sampel tanah terlalu banyak. Kekurangan
metode gypsum block yaitu penggunaan waktu yang terlalu lama agar menghasilkan
data yang konstan terhadap multimeter yang digunakan dan tidak bertahan lama karena
akan retak jika terlalu lama berada dalam tanah.
DATA AERASI LAHAN
MARGINAL

Aerasi adalah proses pengelolaan air dengan cara menghubungkannya dengan


udara, dimana dalam prosesnya akan terjadi pembuangan zat yang kurang baik bagi
tubuh dan menambahkan zat yang baik bagi tubuh. Aerasi tanah juga berpengaruh
terhadap unsur-unsur kimia khusus yang terdapat dalam tanah dan berkaitan
dengan ketersediaan dan tingkatan keracunan spesies-spesies kimia tertentu. Aerasi
adalah suatu proses penambahan udara/oksigen dalam air dengan membawa air dan
udara ke dalam kontak yang dekat, dengan cara menyemprotkan air ke udara (air
ke dalam udara) atau dengan memberikan gelembung-gelembung halus udara dan
membiarkannya naik melalui air (udara ke dalam air).
Lanjutan

DATA AERASI LAHAN MARGINAL


Aerasi melibatkan perforasi tanah dengan lubang kecil untuk memungkinkan udara,
air dan nutrisi menembus akar rumput. Ini membantu akar tumbuh dalam dan
menghasilkan rumput yang lebih kuat dan lebih kuat. Alasan utama untuk aerasi
adalah untuk mengurangi pemadatan tanah . Cacing dan serangga bertanggung
jawab atas aerasi tanah . Semakin mudah air mengalir melalui tanah , semakin
mudah akar tanaman kebun mengakses air hujan dan nutrisi yang ditinggalkan
cacing. Aerasi tanah yang buruk dapat berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman
terutama akar, berkurangnya absorpsi hara atau nutrisi tanaman, terhambatnya
penyerapan air, serta terbentuknya senyawa anorganik yang dapat meracuni
tanaman.
DAMPAK KADAR LENGAS & AERASI YANG TIDAK IDEAL
PADA LAHAN MARGINAL TERHADAP KESUBURAN LAHAN

KADAR LENGAS KADAR AERASI


Rendahnya LPT (Laju Pertumbuhan Tanaman) Aerasi tanah juga berpengaruh terhadap unsur-
pada kondisi lengas tanah 50% KL ( Kondisi unsur kimia khusus yang terdapat dalam tanah
Lapang) menunjukkan terjadinya cekaman air dan berkaitan dengan ketersediaan dan tingkatan
yang dapat menurunkan laju pertumbuhan keracunan spesies-spesies kimia tertentu. Aerasi
tanaman, sebaliknya LPT ( Laju Pertumbuhan tanah juga berpengaruh terhadap aktivitas biologi.
Tanaman) menjadi lebih tinggi pada kondisi lengas Aerasi tanah yang buruk dapat berpengaruh
tanah 100-150% KL ( Kondisi Lapang) pada dataran terhadap pertumbuhan tanaman terutama akar,
rendah 100 mdpl. Karena suplai lengas tanah yang berkurangnya absorpsi hara atau nutrisi tanaman,
cukup dengan intensitas cahaya cukup terhambatnya penyerapan air, serta terbentuknya
meningkatkan laju fotosintesis dan memacu laju senyawa anorganik yang dapat meracuni
pertumbuhan tanaman. Intensitas cahaya tanaman. Selain itu, aerasi tanah juga
merupakan faktor pembatas fotosintesis karena menentukan macam mikroorganisme yang ada di
semakin besar intensitas cahaya yang diserap dalam tanah. Tanah yang kaya akan oksigen akan
tanaman, maka laju fotosintesis semakin tinggi dan mengandung banyak mikroorganisme aerobik
kondisi sebaliknya akan menurunkan laju yang akan mengoksidasi bahan organik.
fotosintesis Sebaliknya, tanah dengan aerasi yang kurang akan
mengandung banyak mikroorganisme anaerobik
TEKNIK PENGELOLAAN LAHAN MARGINAL UNTUK MENINGKATKAN
KADAR LENGAS DAN AERASI TANAH
Pengaturan pola tanam di lahan gambut ditujukan untuk mencegah lahan
terbuka dalam waktu lama sehingga dapat mencegah terjadi emisi GRK (Gas Rumah
Kaca). Perlakuan replanting merupakan salah satu contoh penerapan pola tanam
yang memungkinkan tanah gambut tidak terbuka. Penanaman tanaman sela diantara
tanaman inang dapat mengurangi emisi GRK (Gas Rumah Kaca) sekaligus
meningkatkan sekuestrasi karbon. Berbagai upaya yang dapat dilakukan untuk
meningkatkan produktivitas lahan gambut, diantaranya melalui: penerapan teknologi
pengelolaan air, ameliorasi, pemupukan dan pemilihan tanaman dengan
menggunakan komoditas yang toleran. Pemanfaatan lahan gambut untuk pertanian
berkelanjutan dimulai dengan perencanaan dan penataan lahan yang disesuaikan
dengan karakteristik lahan gambut setempat dan pemilihan kft1qqomoditas yang
akan dikembangkan. Pengaturan pola tanam harus juga memperhatikan jaringan
saluran drainase, perataan tanah (leveling), pembersihan tunggul, pembuatan surjan,
guludan, dan pembuatan drainase dangkal intensif
03

PENUTUP
Kesimpulan
● Lengas tanah merupakan salah satu sifat fisik tanah yang berperan penting
dalam menjaga kelembaban tanah.
● Aerasi merupakan pengaliran udara kedalam tanah untuk meningkatkan
kandungan oksigen dengan memancarkan air atau melewatkan gelembung
udara ke dalam tanah.
● Faktor yang mempengaruhi kadar lengas;
a. Anasir iklim
b. Kandungan bahan organik dan fraksi lempung tanah
c. Topografi dan adanya bahan penutup tanah ( bahan organik maupun
anorganik)
* Faktor yang mempengaruhi aerasi; kelembaban udara yang rendah dan suhu yang
meningkat sehingga menyebabkan sampah - sampah yang ada dilantai hutan menjadi
kering dan mudah terbakar.
* Peran tingkat kadar lengas dan aerasi tanah untuk kesuburan lahan.
* Data kadar lengas lahan marginal; kadar lengas gambut (peat moisture) ditentukan
oleh kematangan gambut.
* Data aerasi lahan marginal; Aerasi adalah proses pengelolaan air dengan cara
menghubungkannya dengan udara.
* Budidaya tanaman pangan dilahan gambut. Tanaman pangan memerlukan drainase
dangkal (sekitar 20-30 cm).
* Budidaya tanaman sayuran di lahan gambut. Tanaman sayuran pada lahan gambut
ditanam pada lahan pekarangan dan tegalan.
*Penumpukan hasil. Kegiatan penanaman tanaman sayuran di lahan gambut dimulai
dari pembersihan tunggul yang dilanjutkan dengan perataan permukaan gambut.
DAFTAR PUSTAKA
Tufaila, M dkk. (2014) . Strategi Pengelolaan Tanah Marginal Ikhtiar Wujudkan
Pertanian yang Berkelanjutan. Sulawesi Tenggara: Unhalu Press

Agus, F. dan I.G. M. Subiksa. (2008). Lahan Gambut: Potensi untuk Pertanian dan
Aspek Lingkungan. Bogor: Balai Penelitian Tanah dan World Agroforestry Centre (ICRAF)

Noflindawati. Budiyanti, Tri. Fatria,Dewi. ( 2015 ). Pengaruh Kadar Lengas Media


terhadap Pertumbuhan Pepaya di Persemaian. 302- 306. Diakses pada 26 September
2022, dari Balai Penelitian Tanaman Buah Tropika

Dariah, Ai. dan Nurzakiah, Siti. Pengelolaan Tata Air Gambut. 42-45. Diakses pada
26 September 2022, dari 1 Balai Penelitian Tanah, Bogor dan Balai Penelitian Pertanian
Lahan Rawa

Arivanipotter (2011) Diakses pada 26 September 2022 dari


https://arivanipotter.wordpress.com/page/2/
Thank You

Anda mungkin juga menyukai