Anda di halaman 1dari 3

Pengelolaan Air

Pengelolaan dan pengendalian kualitas air sehubungan dengan aktivitas pertanian dapat
dilakukan dengan mengevaluasi teknologi pengolahan tanah dan teknik budidaya yang
digunakan untuk mengurangi potensi pencemaran sehingga mendorong petani atau pelaku
usahatani turut berperan aktif dalam mengelola lingkungannya secara benar dan sehat dalam
melakukan kegitan usahatani.
Petani bisa mempengaruhi ketersediaan air dan udara di dalam tanah dengan
memperbaiki struktur tanah dan kapasitas penyimpanan, meningkatkan kemampuan infiltrasi dan
menurunkan penguapan, atau dengan mengeluarkan kelebihan air dari lahan. Dalam hal
konservasi atau pengumpulan air, irigasi dan drainase, mungkin struktur fisik tertentu perlu
dibuat untuk menciptakan lingkungan mikro, sehingga sinergi yang diperoleh dari pengumpulan
air dan unsur hara dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya.
1. Memperbaiki struktur tanah dan kapasitas penyimpanan air
Bahan organik merupakan salah satu pembenah tanah yang dapat memperbaiki
sifat-sifat tanah baik sifat fisik, kimia dan biologi tanah. Secara fisik, bahan organik
mampu memperbaiki struktur tanah dan berperan pada pembentukan agregat tanah dan
meningkatkan daya simpan (Hasibuan, 2015).
Bahan organik merupakan sumber energi bagi aktivitas mikrobia tanah dan dapat
memperbaiki berat volume tanah, struktur tanah, aerasi serta daya mengikat air. Bahan
organik yang telah mengalami pelapukan mempunyai kemampuan yang cukup tinggi
untuk menyimpan air karena bersifat hidrofilik, sehingga dapat terjadi peningkatan pori
air tersedia (Stevenson, 1997 dalam Gunawan 2009). Serapan air oleh bahan organik
mencapai dua sampai tiga kali bobot bahan organik tersebut.
Muslimin, dkk. (2012) menyatakan bahwa bahan organik tanah mempunyai pori-
pori yang jauh lebih banyak daripada partikel mineral tanah yang berarti luas permukaan
penyerapan juga lebih banyak, sehingga makin tinggi kadar bahan organik tanah makin
tinggi kadar dan ketersediaan air tanah.
2. Meningkatkan kemampuan infiltrasi
Balai besar litbang sumber daya pertanian (2006) menyatakan bahwa infiltrasi
merupakan peristiwa atau proses masuknya air ke dalam tanah, umumnya melalui
permukaan tanah dan secara vertikal. Menurut Hasil penelitian yang dilakukan oleh
Maesyaroh (2015), bahan organik yang tinggi akan meningkatkan kemantapan agregat
tanah sehingga kapasitas infiltrasi tanah meningkat dan ketersediaan air dalam tanah
tinggi.
Sistem budidaya dengan menggunakan lahan yang sama seperti kebun campuran
memiliki karakteristik tajuk yang bervariasi sehingga efektivitas intersepsi hujan juga
berbeda-beda, yang akan mempengaruhi karakteristik tanah di bawahnya. Semakin
banyak tingkatan tajuk (multistrata) maka sumbangan bahan organik yang dihasilkan
semakin banyak, sehingga sifat fisik tanah di bawah tajuk juga semakin baik. Selain itu,
multistrata juga mempunyai sistem perakaran yang lebih luas dan dalam, sehingga
kontinyuitas pori-pori mikro lebih terjamin. Hal ini membuat kapasitas infiltrasi pada
multistrata menjadi tinggi. Selain itu, pada multistrata dengan kerapatan tajuk yang tinggi
menghambat radiasi matahari langsung ke permukaan tanah, sehingga mengurangi
evaporasi dibandingkan dengan sistem strata lainnya (monostrata).
3. Menurunkan penguapan
Mulsa organik merupakan setiap bahan organik yang dihamparkan di permukaan
tanah untuk menekan kehilangan air melalui penguapan dan menekan tumbuhnya gulma
serta memodifikasi lingkungan lapisan atas tanah yang ditutupi. Mulsa sekam sebagai
salah satu mulsa organik bersifat padat dan mampu mempertahankan temperatur dan
kelembaban tanah juga memperkecil penguapan air tanah. Hal ini disebabkan karena
akumulasi panas sebagai efek dekomposisi segera akan dapat ditranslokasikan ke udara,
sehngga akumulasi panas di bawah mulsa dapat teratasi (Lubis, 2017)
4. Mengeluarkan kelebihan air dari lahan
Irigasi adalah usaha penyediaan dan pengaturan air untuk menunjang pertanian.
Pembuangan air irigasi, selanjutnya disebut drainase, adalah pengaliran kelebihan air
yang sudah tidak dipergunakan lagi pada suatu daerah irigasi tertentu.
Aliran air pada lahan yang berlebihan dapat menyebabkan erosi tanah. Lapisan atas
tanah dengan jumlah unsur hara dan kehidupan tanah yang relatif besar dapat terbawa
dan akan mengendap di tempat lain sebagai sedimen. Sistem drainase yang baik
diperlukan untuk mengeluarkan kelebihan air dari lahan.
Daftar Pustaka
Hasibuan, Andi Surya. 2015. Pemanfaatan Bahan Organik dalam Perbaikan Sifat Fisik
Tanah Pasir Pantai Selatan Kulon Progo. Jurnal Tanaman Tropis. Vol 3 No. 1
Gunawan_Budiyanto. 2009, Bahan Organik Dan Pengelolaan Nitrogen Lahan Pasir,
Unpad Press. Bandung.
Muslimin, M. Asmita, A. Anshor, M. dan Masyur, S. 2012. Dasar Dasar Ilmu
Tanah,Program Studi Agroteknologi, Jurusan Ilmu Tanah,Fakultas Pertanian Universitas
Hasanuddin.Makassar
Maesyaroh, Siti. 2015. Kapasitas Infiltrasi dan Dinamika Kadar Air Tanah padaBerbagai
Tingkat Strata Tajuk Tanaman. Skripsi. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor
Lubis, Perry Ansyari. 2017. Pengaruh Jenis dan Ketebalan Mulsa dalam
Mempertahankan Kandungan Air Tanah dan Dampaknya terhadap Tanaman Kedelai di Lahan
Kering. Jurnal Produksi Tanaman. Vol. 5 No.5

Anda mungkin juga menyukai