Anda di halaman 1dari 38

PENGENDALIAN AIR

Upaya memperbaiki keseimbangan air bagi tumbuhan

1. Meningkatkan persediaan air melalui pengurangan daya alir air atau


pembuatan irigasi
2. Mengurangi kecepatan evapotranspirasi dengan jalan
a. menutup dengan jerami
b. menahan kecepatan angin
c. memangkas daun
d. menyiangi gulma
e. penjarangan
f. menyemprot cairan sejenis lilin
3. Meningkatkan daya tahan dr kekeringan dengan jalan
a. pemuliaan tanaman tahan kering
b. merangsang agar tahan kering antara lain menahan kadar N
secara konsisten pada tingkat minimum tapi kondisi nutrisi
tetap optimum, dan interval pemberian air diperpanjang
(irigasi)
Pengendalian MULSA & PENGELOLAAN
Penguapan Mulsa adalah bahan yg dipakai pd permukaan tanah untuk
mengurangi penguapan air atau untuk menekan pertumbuhan
gulma.
Lazimnya mulsa spt itu digunakan untuk tanaman yang tidak
memerlukan pengolahan tanah tambahan

MULSA KERTAS & PLASTIK


Bahan mulsa dihamparkan di permukaan tanah, diikat spy tdk terbang, dan
tanaman tumbuh melalui lubang-lubang yg telah disiapkan
Selama tanah tertutup mulsa, air tanah dapat diawetkan dan pertumbuhan
gulma dikendalikan

MULSA SISA TANAMAN


Bahan mulsa berasal dari sisa tanaman yg ditanam sebelumnya, misalnya jerami
padi, jagung, dan lainnya
Bahan mulsa dipotong-potong dan disebarkan di permukaan tanah
Cara WALIK DAMI sebelum penanaman kedelai gadu setelah padi sawah

MULSA TANAH  Pengolahan tanah


Efektivitas mulsa tanah dalam konservasi air-tanah (mengendalikan evaporasi)
masih diperdebatkan, hasil-hasil penelitian masih snagat beragam

3
Olah Tanah vs Alasan pengolahan tanah:
Penguapan Air 1. Mempertahankan kondisi fisika tanah yg memuaskan
Tanah 2. Membunuh gulma
3. Mengawetkan air tanah.

Pengendalian Penguapan vs Pemberantasan Gulma

Perlakuan Hasil jagung (t/ha) Kadar air tanah (%)


hingga kedalaman 1 m

Tanah dibajak dg persiapan yg baik


1. Dibebaskan dari gulma 2.9 22.3
2. Gulma dibiarkan tumbuh 0.4 21.8
3. Tiga kali pengolahan dangkal 2.5 21.9
Persiapan Buruk
4. Dibebaskan dari gulma 2.0 23.1

Sumber: Mosier dan Gutafson, 1915.

Pengolahan tanah yg dapat mengendalikan gulma dan memperbaiki kondisi fisik


tanah akan berdampak positif thd produksi tanaman
Pengolahan tanah yg berlebihan dapat merusak akar tanaman dan merangsang
evaporasi, shg merugikan tanaman
4
KONDISI AIR TANAH DAN
DAMPAKNYA TERHADAP
PERTUMBUHAN TANAMAN
Genangan

 Kandungan lengas tanah di atas kapasitas


lapangan
 Menimbulkan dampak yang buruk terhadap
pertumbuhan dan hasil tanaman
 Dampak genangan: menurunkan pertukaran gas
antara tanah dan udara yang mengakibatkan
menurunnya ketersediaan O2 bagi akar,
menghambat pasokan O2 bagi akar dan
mikroorganisme (mendorong udara keluar dari
pori tanah maupun menghambat laju difusi)
 Pada kondisi genangan, < 10% volume pori yang
berisi udara
 Sebagian besar tanaman pertumbuhan akarnya
terhambat bila < 10% volume pori yang berisi
udara dan laju difusi O2 kurang dari 0.2
ug/cm2/menit
 Keadaan lingkungan kekurangan O2 disebut
hipoksia, dan keadaan lingkungan tanpa O2
disebut anoksia (mengalami cekaman aerasi)
 Kondisi anoksia tercapai pada jangka waktu 6 –
8 jam setelah genangan, karena O2 terdesak
oleh air dan sisa O2 dimanfaatkan oleh
mikroorganisme
 Pada kondisi tergenang, kandungan O2 yang
tersisa di tanah lebih cepat habis bila ada
tanaman
 Laju difusi O2 di tanah basah 20000 kali lebih
lambat dibandingkan di udara
 Laju penurunan O2 dipengaruhi oleh tekstur
tanah
 Pada tanah berpasir, kehabisan O2 terjadi pada 3
hari setelah tergenang sedangkan pada tanah
berlempung terjadi < 1 hari, porositas tanah
berlempung lebih rendah daripada berpasir
 Penurunan O2 dipercepat oleh keberadaan
tanaman di lahan, akar tanaman menyerap
untuk respirasi
 Akar tanaman legum berbintil memerlukan O2
enam kali lebih banyak dibandingkan yang
dibuang bintilnya (30 : 4.3 ul O2/g/menit)
 Genangan selain menimbulkan penurunan difusi
O2 masuk ke pori juga akan menghambat difusi
gas lainnya, misal keluarnya CO2 dari pori tanah.
CO2 terakumulasi di pori, pada tanah yang baru
saja tergenang 50% gas terlarut adalah CO2,
sebagian tanaman tidak mampu menahan
keadaan tersebut
 dampak kelebihan konsentrasi CO2 mempunyai
pengaruh lebih kecil dibandingkan defisiensi O2
 Genangan mempengaruhi sifat fisik, kimia, dan
biologi tanah
 Struktur tanah rusak, daya rekat agregat lemah,
penurunan potensial redoks, peningkatan pH tanah
masam, penurunan pH tanah basa, perubahan daya
hantar dan kekuatan ion, perubahan keseimbangan
hara
 Tanaman yang tergenang menunjukkan gejala
klorosis khas kahat N
 Kekahatan N terjadi karena penurunan ketersediaan
N maupun penurunan penyerapannya
 Pada kondisi tergenang ketersediaan N dalam
bentuk nitrat sangat rendah karena proses
denitrifikasi, nitrat diubah menjadi N2, NO, N2O,
atau NO2 yang menguap ke udara
 Pada proses denitrifikasi, nitrat digunakan oleh
bakteri aerob sebagai penerima elektron dalam
proses respirasi
 Genangan berdampak negatif terhadap
ketersediaan N, tetapi ada pula keuntungan dari
timbulnya genangan yaitu peningkatan
ketersediaan P, K, Ca, Si, Fe, S, Mo, Ni, Zn, Pb, Co
 Genangan berpengaruh terhadap proses
fisiologis dan biokimiawi antara lain respirasi,
permeabilitas akar, penyerapan air dan hara,
penyematan N
 Genangan menyebabkan kematian akar di
kedalaman tertentu dan hal ini akan memacu
pembentukan akar adventif pada bagian di
dekat permukaan tanah pada tanaman yang
tahan genangan
 Kematian akar menjadi penyebab kekahatan N
dan cekaman kekeringan fisiologis
 Pada tanaman legum, genangan tidak hanya
menghambat pertumbuhan akar maupun tajuk juga
menghambat perkembangan dan fungsi bintil akar
 Fungsi bintil akar terganggu karena terhambatnya
aktifitas enzim nitrogenase dan pigmen
leghaemoglobin, kemampuan fiksasi N2 akan
menurun
 Tanaman kedelai termasuk tanaman yang tahan
genangan, mampu membentuk akar adventif dan
bintil akar pada akar tersebut, efek genangan akan
hilang begitu akar adventif terbentuk
 Pengaruh genangan pada tajuk tanaman:
penurunan pertumbuhan, klorosis, pemacuan
penuaan, epinasti, pengguguran daun,
pembentukan lentisel, penurunan akumulasi bahan
kering, pembentukan aerenkim di batang.
 Besarnya kerusakan tanaman sebagai dampak
genangan tergantung pada fase pertumbuhan
tanaman. Fase yang peka genangan: fase
perkecambahan, fase pembungaan, dan pengisian
 Genangan pada fase perkecambahan menurunkan
jumlah biji yang berkecambah (perkecambahan
sangat memerlukan O2)
 Genangan yang terjadi pada fase pembungaan dan
pengisian menyebabkan banyak bunga dan buah
muda gugur
KEKERINGAN
 Kekeringan menimbulkan cekaman bagi
tanaman yang tidak tahan kering
 Kekeringan terjadi jika lengas tanah lebih rendah
dari titik layu tetap
 Kondisi di atas timbul karena tidak adanya
tambahan lengas baik dari air hujan maupun
irigasi sementara evapotranspirasi tetap
berlangsung
 Cekaman kekeringan dapat dibagi ke dalam tiga
kelompok yaitu:
a. Cekaman ringan :jika potensial air daun menurun
0.1 Mpa atau kandungan air nisbi menurun 8 – 10
%
b. Cekaman sedang: jika potensial air daun menurun
1.2 s/d 1.5 Mpa atau kandungan air nisbi menurun
10 – 20 %
c. Cekaman berat: jika potensial air daun menurun
>1.5 Mpa atau kandungan air nisbi menurun > 20%
Apabila tanaman kehilangan lebih dari separoh air
jaringannya dapat dikatakan bahwa tanaman
mengalami kekeringan
 Pertumbuhan dan hasil tanaman tidak hanya
dipengaruhi oleh cekaman kekeringan,
merupakan hasil integrasi dari semua pengaruh
cekaman pada proses fotosintesis, respirasi,
metabolisme pertumbuhan, dan reproduksi
 Proses fisiologis untuk mengetahui dampak
kekeringan yang dapat diukur: tekanan turgor,
bukaan stomata, laju metabolisme, kerusakan
enzim, dan kerapatan akar
 Faktor yang mempengaruhi penurunan
pertumbuhan secara langsung bukan potensial
air, tetapi potensial osmotik atau tekanan
turgor.
 Tekanan turgor sel tanaman akan
mempengaruhi aktivitas fisiologis antara lain
pengembangan daun, bukaan stomata,
fotosintesis, dan pertumbuhan akar
 Pada tanaman yang tahan cekaman kekeringan,
tekanan turgor daun tetap dipertahankan
meskipun kandungan lengas tanah maupun air
jaringan menurun. Hal ini terjadi melalui
penurunan potensial osmotik daun yang disebut
penyesuaian osmotik
 Penyesuaian osmotik dapat dilakukan melalui
akumulasi atau sintesis zat terlarut yang
menurunkan potensial solut dan
mempertahankan turgor sel
 Zat yang sering dihasilkan tanaman untuk
penyesuaian osmotik pada tanaman yang tahan
cekaman kekeringan adalah senyawa prolin yang
terakumulasi di jaringan daun
 Kandungan prolin pada daun yang mengalami
cekaman kekeringan 10 – 100 kali lipat
dibandingkan tanaman yang kecukupan air
 Pada tanaman yang mengalami cekaman, prolin
merupakan komponen asam amino terbesar dalam
jaringan (30% dari total nitrogen terlarut)
 Peranan prolin: sebagai penampung nitrogen
dari berbagai senyawa nitrogen yang berasal
dari kerusakan protein, sebagai senyawa
pelindung untuk mengurangi pengaruh
kerusakan cekaman air di sel. Begitu tanaman
terlepas dari cekaman air, senyawa prolin akan
segera terdegradasi menjadi glutamat
 Cekaman air mampu menurunkan LAB sampai
50%, terutama terjadi karena penurunan laju
fotosintesis
TERIMAKASIH
BAGAIMANA TANAMAN MENYERAP AIR
SUPLAI AIR ke Dua proses yg memungkinkan akar tanaman mampu menyerap air
TANAMAN dlm jumlah banyak, yaitu:
1. Gerakan kapiler air tanah mendekati permukaan akar penyerap
2. Pertumbuhan akar ke arah zone tanah yang mengandung air

LAJU GERAKAN KAPILER

Bulu akar Jumlah Tegangan


menyerap air tanah air tanah
air berkurang meningkat Terjadi
perbedaan
Tegangan
Terjadi dg air tanah di
Laju gerakan gerakan sekitarnya
Gerakan
kapiler tgt perbedaan kapiler air
2.5 cm tegangan dan daya menuju bulu
sagt penting hantar pori tanah akar

LAJU PERPANJANGAN AKAR


Selama masa pertumbuhan tanaman, akar tanaman tumbuh memanjang
dengan cepat, sehingga luas permukaan akar juga tumbuh terus.
Jumlah luas permukaan akar penyerap yang bersentuhan langsung dengan
sebagian kecil air tanah (yaitu sekitar 1-2%)

25
Hadangan hujan Sekitar 5 - 25% dari curah hujan dihadang tanaman dan
dikembalikan ke atmosfer.
oleh tanaman
Besarnya tergantung pada kesuburan tanaman dan stadia
semusim pertumbuhan tanaman .
Dari curah hujan 375 mm, hanya sekitar 300-350 mm yang mencapai
tanah.

Hadangan curah hujan oleh jagung dan kedelai

Keadaan hujan Persen dari curah hujan total untuk:


Jagung Kedelai

Langsung ke tanah 70.3 65.0


Melalui batang 22.8 20.4

Jumlah di tanah 93.1 85.4


Yang tinggal di atmosfer 6.9 14.6

Sumber: J.L.Haynes, 1940.

26
KEHILANGAN HADANGAN HUJAN OLEH TUMBUHAN
Tajuk tumbuhan mampu menangkap sejumlah air hujan, sebagian
UAP AIR
air ini diuapkan kembali ke atmosfer.
DARI TANAH Vegetasi hutan di daerah iklim basah mampu menguapkan kembali
air hujan yg ditangkapnya hingga 25%, dan hanya 5% yg mencapai
tanah melalui cabang dan batangnya.

Awan
Awanhujan
hujan Pembentukan
PembentukanAwan
Awan

presipitasi
transpirasi

evaporasi

infiltrasi Run off


Tanah permukaan

perkolasi
Groundwater Sungai - laut
Batuan
27
Kehilangan uap air dari tanah:
1. EVAPORASI: penguapan air dari permukaan tanah
EVAPO-
2. TRANSPIRASI: Penguapan air dari permukaan tanaman
TRANSPIRASI 3. EVAPOTRANSPIRASI = Evaporasi + Transpirasi
Laju penguapan air tgt pd perbedaan potensial air = selisih tekanan
uap air = perbedaan antara tekanan uap air pd permukaan daun
(atau permukaan tanah) dengan atmosfer

Faktor Iklim dan Tanah:


1. Energi Penyinaran
2. Tekanan uap air di atmosfer
3. Suhu
4. Angin
5. Persediaan air tanah

Air tanah Evapotranspirasi (cm:


Jagung Medicago sativa

Tinggi 17.7 24.4


Sedang 12.7 20.5

Sumber: Kelly, 1957.

28
Ketersediaan Air Ketersediaan air di daerah perakaran sangat menentukan besarnya
evapotranspirasi.
Tanah vs
Kedalaman daerah perakaran tanaman 50 - 60 cm.
Evapotranspirasi Air tanah pada lapisan olah mengalami pengurangan karena
evaporasi permukaan
Air tanah pd lapisan bawah mengalami pengurangan karena diserap
akar tanaman

Kedalaman tanah (cm) Evapotranspirasi (cm):


Jagung Padang Rumput Hutan

0 - 17.5 24.25 23.45 23.27


17.5 - 180.0 20.75 21.17 22.25

Sumber: Dreibelbis dan Amerman, 1965.

29
KEBUTUHAN AIR TANAMAN
PEMAKAIAN Pemakaian Konsumtif merupakan jumlah kehilangan air melalui
KONSUMTIF evaporasi dan transpirasi.
(PK) Lazim digunakan sebagai ukuran dari seluruh air yg hilang dari
tanaman melalui evapotranspirasi
Ini merupakan angka-praktis untuk keperluan pengairan

Dua faktor penting yg menentukan PK adalah:


1. KEDALAMAN PERAKARAN TANAMAN
2. FASE PERTUMBUHAN TANAMAN
PK dapat berkisar 30 - 215 cm atau lebih:
1. Daerah basah - semi arid dg irigasi: 37.5 - 75 cm.
2. Daerah panas dan kering dg irigasi: 50 - 125 cm.

EVAPORASI vs TRANSPIRASI
Faktor yg berpengaruh adalah:
1. Perbandingan luas tutupan tanaman thd luas tanah
2. Efisiensi pemakaian air berbagai tanaman
3. Perbandingan waktu tanaman berada di lapangan
4. Keadaan iklim
Di daerah basah : EVAPORASI  TRANSPIRASI
Di daerah kering:
1. EVAPORASI  70 - 75 % dari seluruh hujan yg jatuh
2. TRANSPIRASI  20 - 25%
3. RUN OFF  5%
31
WUE  Produksi tanaman yg dapat dicapai dari pemakaian
WUE : Water Use sejumlah air tersedia
Efficiency WUE dapat dinyatakan sbg:
1. Pemakaian konsumtif (dalam kg) setiap kg jaringan tanaman yg
dihasilkan
2. Transpirasi (dalam kg) setiap kg jaringan tanaman yg dihasilkan
……… NISBAH TRANSPIRASI

Jumlah air yg diperlukan untuk menghasilkan 1 kg


bahan kering tanaman

NISBAH TRANSPIRASI
Untuk tanaman di daerah humid: 200 - 500, di daerah arid duakalinya

Tanaman Nisbah Transpirasi

Beans 209 - 282 - 736


Jagung 233 - 271 - 368
Peas 259 - 416 - 788
Kentang 385 - 636

Sumber: Lyon, Buckman dan Brady, 1952.

32
Faktor yang mempengaruhi WUE: Iklim, Tanah, dan Hara
FAKTOR WUE WUE tertinggi lazimnya terjadi pd tanaman yg berproduksi
optimum;
Adanya faktor pembatas pertumbuhan akan menurunkan
WUE
Nisbah evapo-transpirasi tanaman di lokasi yg mempunyai defisit kejenuhan
dari atmosfer
800
Kentang
Kacang polong
400

Jagung
0
0 Defisit kejenuhan dari atmosfer (mm Hg) 12 14

Jumlah air unt menghasilkan 1 ton bahan kering


30
Kadar air tanah rendah

15
Kadar air tanah tinggi
0
0 Pupuk P, kg/ha 600 33
Kebutuhan Air (Efisiensi Penggun aan Air) :

 Kebutuhan air ialah jumlah air yang diserap tanaman per satuan berat kering
tanaman.
 Pengertian ini sering pula disebut dengan istilah Efisiensi Penggunaan Air yaitu
banyaknya air yang diperlukan untuk membentuk satu satuan berat kering tanaman.
 Kebutuhan air atau efisiensi penggunaan air untuk setiap jenis tanaman bervariasi,
misalnya :
 untuk golongan cemara 50 L,
 sayuran 2.500 L,
 tanaman pertanian pada umumnya berkisar antara 300 - 1.000 L.
 Tanaman dengan lintasan karbon C 3 sekitar 600 L dan C4 sekitar 300 L.

 Kebutuhan air tanaman dapat di duga dengan menghitung evapotranspirasi potensial


suatu lahan dengan rumus sebagai benkut :
KAT = ETT – ETP x kt
Dimana,
 KAT = Kebutuhan air Tanaman
 ETT = Evapotranspirasi Tanaman
 ETP = Evapotranspirasi Potensial
 kt = Koefisien Tanaman
 Kebutuhan air tanaman sebenarnya adalah besarnya air yang digunakan dalam proses
evapotranspirasi tanaman (ETT).
 Nilai ETT dapat di ukur dengan menggunakan alat Lysimeter atau dapat diduga
dengan menghitung nilai ETP.
 Metode untuk menghitung nilai ETP :
 metode Blaney-Criddle,
 metode Thornthwaite,
 metode radiasi dan
 metode Penman.
 Besarnya ETP ditentukan oleh
 radisi matahari,
 suhu udara,
 kecepatan angin dan
 kelembaban
 Nilai koefisien tanaman (kt) berbeda-beda untuk setiap jenis fase pertumbuhan
tanaman.
Contoh nilai kt :
 pada fase persemaian = 0,45,
 pada saat sebelum tanam dan setelah pengolahan tanah = 0,90 dan
 pada masa pertumbuhan tanaman = 1,00.
Transpirasi dan Evapotranspirasi:
 Transpirasi ialah penguapan air melalui permukaan tanaman
yang sebagian besar terjadi pada permukaan daun.
 Evapotranspirasi adalah penguapan air baik melalui permukaan
tanaman maupun permukaan tanah dimana tanaman tumbuh.
 Keuntungan adanya proses transpirasi ini antara lain :
 Mencegah peningkatan suhu daun yang terlalu tinggi
sehingga daun tidak terbakar.
 Transpirasi berperan untuk mencegah terjadinya kelebihan
turgor sel tanaman.
 Dengan adanya transpirasi memungkinkan akar tanaman
menyerap unsur hara dan membawanya ke daun untuk proses
fotosintesis.
Kerugian transpirasi yg berlebihan :
 Tanaman akan kehilangan air yang cepat
Jika tidak diimbangi oleh absorpsi air dari dalam tanah
dapat mengakibatkan tanaman mengalami layu sementara
yang berdampak menghambat pertumbuhan dan bahkan
bila sampai terjadi layu permanen tanaman akan mati
 Peningkatan absorpsi garam-garam dalam tanah sehingga
tanaman keracunan.
Kenaikan absorpsi air dalam tanah yang berlebihan sebagai
akibat kenaikan transpirasi bisa berakibat meningkatkan
absorpsi garam shg tanaman keracunan. Hal ini dapat
terjadi karena akar tanaman bersifat non-selektif. Akar
tanaman tidak bisa menghentikan absorpsi suatu unsur
meskipun unsur tersebut sudah berlebihan dalam daun
tanaman.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai