Anda di halaman 1dari 8

TUGAS

DASAR DASAR AGRONOMI

Di Tulis/Ketik Oleh:
MUH. ALWIS ARYA PERKASA
D1D1 21 005
KELAS B

JURUSAN ILMU TANAH


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2022
SOAL LATIAHAN
1. Tuliskan peranan air bagi tanaman
2. Tuliskan jenis air berdasarkan gaya adhesi,kohesi dadalam budidaya
tanamn gravitas
3. Tuliskan faktor yang mempengaruhi ketersediaan air
4. Tuliskan faktor yang mempengaruhi kebutuhan ait tanaman
5. Tuliskan metode irigasi dalam budidaya tanaman
6. Tuliskan jenis pengairan tanaman
7. Tuliskan cara pengukuran kadar lengas tanah
8. Tuliskan nama alat pengukur kadar lengas tanah
9. Tuliskan cara pengukuran evaporasi
10. Tuliskan cara pengukuran tranpirasi

JAWABAN
1. Peranan air pada tanaman sebagai pelarut berbagai senyawa molekul
organik (unsur hara) dari dalam tanah kedalam tanaman, transportasi
fotosintat dari sumber (source) ke limbung (sink), menjaga turgiditas sel
diantaranya dalam pembesaran sel dan membukanya stomata, sebagai
penyusun utama dari protoplasma serta pengatur suhu bagi tanaman.
Apabila ketersediaan air tanah kurang bagi tanaman maka akibatnya air
sebagai bahan baku fotosintesis, transportasi unsur hara ke daun akan
terhambat sehingga akan berdampak pada produksi yang dihasilkan. Air
yang dapat diserap dari tanah oleh akar tanaman disebut air tersedia,
merupakan perbedaan antara jumlah air dalam tanah pada kapasitas lapang
(air yang tersimpan dalam tanah yang tidak mengalir karena gaya
gravitasi) dan jumlah air dalam tanah pada persentase pelayuan permanen
(persentase kelembapan dimana tanaman akan layu dan tidak akan segar
kembali dalam atmosfer dengan kelembapan relative 100%)
Adapun peranan air bagi tanaman adalah :
 Pengisi cairan tubuh tanaman.
 Pelarut unsur hara yang terdapat di dalam tanah.
 Membantu penyerapan unsur hara (makanan) dari dalam tanah oleh
akar tanaman.
 Mengangkut unsur hara ke seluruh organ tanaman.
 Membantu memperlancar metabolisme terutama pada proses
fotosintesis lalu mengangkut hasil fotosintesis dari daun ke seluruh
bagian tanaman.
 Melancarkan aerasi udara dan suplai oksigen dalam tanah.

2. Gaya Adhesi adalah gaya tarik-menarik antar spesies molekul yang


berbeda, sedangkan kohesi adalah gaya tarik-menarik antara molekul yang
sejenis.
Adapun gaya adhesi terjadi pada dua jenis molekul yang berbeda,
misalnya air yang membasahi segala macam benda. Sederhananya, adhesi
dapat dikatakan sebagai molekul air yang tertarik pada molekul zat lain.

Gaya kohesi terjadi pada molekul sejenis, misalnya gaya tarik-menarik


antara molekul air yang berada dalam suatu wadah. Sederhanya, kohesi
dapat dikatakan sebagai molekul air yang tertarik pada molekul air
lainnya.

Air dapat meresap dan ditahan oleh tanah karena adanya gaya kodesi,
adhesi, dan gravitasi. Gaya kohesi yaitu gaya tarik menarik antara partikel-
partikel yang sejenis. Pada tanah, gaya kohesi terjadi antara partikel air
pada air kapiler. Sementara gaya adhesi adalah gaya tarik menarik antara
partikel-partikel tidak sejenis seperti gaya tarik menarik antara partikel
tanah dengan air. Kemudian ada gaya gravitasi yang merupakan gaya tarik
bumi sehingga air turun ke bawah. Pada air tanah, gaya-gaya itu air tanah
dibedakan menjadi 3; air higroskopis, air kapiler, dan air gravitasi. Air
higroskopis diserap tanah dengan kuat akbiat adanya gaya adhesi antara
partikel air dengan tanah. Air kapiler berada di dalam tanah akibat gaya
kohesi antar partikel air dan gaya adhesi antar partikel air dan tanah yang
lebih kuat dari gravitasi. Sementara itu, air garvitasi tidak mamu ditahan
oleh tanah karena langsung turun akibat adanya gaya gravitasi.

Kapasitas lapang adalah keadaan tanah yang cukup lembab yang


menunjukkan julah air terbanyak yang dapat ditahan oleh tanah terhadap
gaya gravitasi. Pada kapasitas apang tanah mengandung air optimum. Pada
kondisi tersebut, tebal lapisan air dalam pori-poro tanah mulai menipis,
sehingga tegangan antara air dan udara meningkat hingga lebih besar dari
gaya gravitasi. Karena itu air gravitasi pada keadaan ini habis dan air
tersedia bagi tanaman dalam keadaan optimum.

Pada tanah yang liat daya serap air lebih tinggi dibandingkan tanah pasir
atau lempung. Tanah liat memiliki daya serap air yang tinggi teksturnya

3. Berikut ini adalah beberapa faktor yang memengaruhi ketersediaan air


dalam tanah:
a. kedalaman lapisan tanah
Kedalaman lapisan tanah adalah faktor pertama yang memengaruhi
ketersediaan air di tanah.
Tanah terdiri dari empat lapisan, yaitu lapisan atas, lapisan tengah, lapisan
bawah, dan lapisan induk.
Setiap lapisan tanah ini memiliki kedalaman dan ketebalan yang berbeda-
beda.
Nah, jika lapisan tanah ini semakin dalam, maka akan semakin banyak
ketersediaan air tanah pada wilayah itu.
b. jumlah bahan organik tanah
Air yang berasal dari siklus air akan diserap oleh tanah melalui pori-pori
yang ada di permukaan tanah.
Pori-pori di permukaan tanah ini dipengaruhi oleh jumlah bahan organik,
yaitu semakin tinggi kadar bahan organik pada tanah, maka akan
memengaruhi jumlah pori di tanah.
Nah, semakin banyak jumlah pori, maka akan semakin banyak juga
sebaran air pada tanah, sehingga ketersediaan air juga semakin banyak.
c. iklim dan vegetasi
Adanya perubahan suhu serta iklim akan memengaruhi penggunaan air
tanah, yang dampaknya akan memengaruhi jumlah air tanah.
Cuaca yang sesuai akan membantu tumbuhnya vegetasi dengan baik,
sehingga berdampak juga pada kandungan air pada lapisan tanah.
Selain itu, semakin banyak dan semakin baik tumbuhan yang ada pada
suatu wilayah, maka ketersediaan air akan semakin baik, karena akan
memengaruhi proses penyerapan air.
d. senyawa kimia
Pada tanah, terdapat berbagai senyawa kimia yang memabntu menarik air
ke dalam tanah.
Air dapat ditarik dan diserap dengan gaya osmosis melalui zat garam yang
bercampur dengan senyawa dari pupuk.
Hal ini kemudian akan membuat kandungan air semakin meningkat.

4. Tanaman membutuhkan air untuk hidup dan tumbuh. Kebutuhan tanaman


akan air biasanya dinyatakan dalam satuan mm/hari, mm/bulan atau
mm/musim.
Adapun faktor yang mempengaruhi kebutuhan air tanaman yaitu :
 Iklim
Tanaman yang tumbuh di iklim yang panas dan cerah
membutuhkan air yang jauh lebih banyak dibandingkan dengan
saat tanaman tersebut tumbuh di iklim yang berawan serta dingin.
Selain karena faktor sinar matahari dan suhu variabel iklim lain
juga berpengaruh, yaitu kelembapan udara dan kecepatan angin.
Kebutuhan air saat udara kering jauh lebih tinggi dan saat ada
angin, air yang dibutuhkan tanaman juga lebih banyak dari pada
saat udara tenang.
 Jenis Tanaman
Jenis tanaman yang di produksi sebagai sumber makanan sangat
beragam. Berdasarkan bentuk tanaman, ada yang hanya berbentuk
sayuran daun, ada juga yang di ambil buahnya. Contohnya sawi
dan cabai.
Tanaman cabai membutuhkan air jauh lebih banyak dari pada
tanaman sawi, selain karena tanaman cabai mempunyai bentuk
tanaman yang jauh lebih besar. Air tersebut digunakan untuk
membentuk bagian tubuh tanaman cabai yang cukup kompleks
mulai dari akar, batang, daun, dan buah.
 Tahap Pertumbuhan
Pada tanaman ada dua fase pertumbuhan yaitu fase vegetatif dan
fase generatif, mulai dari pindah tanam, pertumbuhan akar, batang
dan daun, pembungaan dan pembuahan hingga fase tanaman mati.
Secara logika, kebutuhan air pada saat pindah tanam jauh lebih
sedikit dibandingkan pada saat pertumbuhan.

5. Adapun metode irigasi dalam budidaya tanaman anatara lain :


 Irigasi Permukaan (Surface Irrugation)
Irigasi permukaan adalah metode irigasi dengan mengalirkan air ke
permukaan tanah/lahan. Aplikasinya ada yang dengan membuat
parit (atau punya di sekeliling lahan), ada juga yang pakai pipa
yang kemudian air di alirkan ke parit sekitar lahan untuk kemudian
masuk ke bedengan).
 Irigasi Pancaran (Spinkler Irrigation)
Irigasi pancaran atau curah adalah metode irigasi yang mengalirkan
air melului pipa bertekanan yang kemudian dipancarkan ke udara
dengan alat pemancar (sprinkler), sehingga udara yang jatuh ke
tanaman atau lahan sebagai air mirip dengan air hujan alami.
 Irigasi Tetes ( Drip Irrigation)
irigasi tetes adalah cara irigasi dengan cara meneteskan air irigasi
melewati pipa atau selang berlubang, yang menetes pada zona akar
tanaman.

6. Irigasi merupakan salah satu faktor yang amat menentukan suksesnya


pertanian sebab tanpa pengairan yang cukup, sebagian besar tanaman yang
menjadi komoditas pertanian tidak akan tumbuh subur dan siap dipanen.
Inilah yang menjadi alasan mengapa dahulu, salah satu butir dalam politik
etis Belanda adalah irigasi sebab Indonesia sebagai negara agraris begitu
membutuhkan irigasi yang cukup untuk menunjang pertanian.
Irigasi memegang peran sangat penting sebab tanaman yang membutuhkan
pengairan cukup tidak hanya membutuhkan supply air pada awal
penanaman atau masa-masa tertentu saja, akan tetapi pada seluruh periode.
Beragamnya sistem irigasi yang dimiliki petani Indonesia merupakan
suatu keniscayaan mengingat sejarah panjang irigasi serta beragamnya
model tanah yang menjadi lahan pertanian. Secara lebih rinci, berikut
adalah dari beberapa di antara jenis jenis irigasi :
 Irigasi permukaan
 Irigasi bawah permukaan
 Irigasi pancaran
 Irigasi pompa air
 Irigasi lokal
 Irigasi dengan ember
 Irigasi tetes

7. Ada dua cara pengukuran kadar lengas tanah yaitu :


 Metode Gravimetri
o Mengambil contoh tanah dengan soil sampler pada
kedalaman 0-5cm, 5-10cm, dan 10-15 cm.
o Menghitung volume tanah dan menimbangnya
o Mengeringkan dalam oven dengan suhu 105o selama 12
jam
o Menentukan berat kering dan menghitung kadar lengas
tanah tersebut
 Pengukuran kadar lengas dengan gypsum blok
o Memakai bekas lubang pengambilan tanah untuk
pengukuran kadar lengastanah gravimetri.
o Meletakkan block gypsum kedalam lubang tersebut
denagan kedalamanlubang tersebut dengan kedalaman 0-5
cm, 5-10 cm, dan 10-15 cm. Menutuplubang tersebut
denagan tanah
o Menyambungkan kabel block gybsum denagan multimeter
dan membaca nilaihambatan (Ohm)

8. Alat pengukur kadar lengas tanah yang digunakan yaitu The Field Scout
Digital Moisture Sensor. Alat ini berfungsi mengukur kelembaban tanah
dengan cepat dan akurat serta dapat digunakan pada beberapa kedalaman
disesuaikan dengan panjang perakaran tanaman, yaitu pada kedalaman
1,5”, 3”, 4,7”, dan 7,9”.

9. Ada dua cara mengukur Evaporasi yaitu :


 Langsung (direct measurement), laju penguapan diukur dengan alat
ukur penguapan, misal dengan atmometer, evaporigraf, panci
penguapan dan logger penguapan.
 Tidak langsung (indirect measurement), laju penguapan diukur dari
waduk atau danau berdasarkan perhitungan neraca air waduk atau
danau.
10. Cara Pengukuran Transpirasi Pengukuran laju transpirasi tidaklah terlalu
mudah dilakukan. Kesulitan utamanya adalah karena semua cara
pengukuran traspirasi mengharuskan penempatan suatu tumbuhan dalam
berbagai kondisi yang mempengaruhi laju transpirasi. Ada empat cara
laboratorium untuk menaksir laju transpirasi.
 Kertas korbal klorida Pada dasarnya cara ini adalah pengukuran
uap air yang hilang ke udarayang diganti dengan pengukuran uap
air yang hilang ke dalam kertaskobal klorida kering. Kertas ini
berwarna biru cerah dan tetapi menjadi biru pucat dan kemudian
berubah menjadi merah jambu bila menyerap air.Sehelai kecil
kertas biru cerah ditempelkan pada permukaan daun danditutup
dengan gelas preparat. Demikian juga bagian bawah daun.
Waktuyang diperlukan untuk mengubah warna biru kertas menjadi
merah jambudijadikan ukuran laju kehilangan air dari bagian daun
yang ditutup kertas.
 Potometer Alat ini mengukur pengambilan air oleh sebuah
potongan pucuk, denganasumsi bahwa bila air tersedia dengan
bebas untuk tumbuhan, jumlah airyang diambil sama dengan
jumlah air yang dikeluarkan oleh transpirasi.
 Pengumpulan uap air yang ditranspirasi Cara ini mengharuskan
tumbuhan atau bagian tumbuhan dikurung dalamsebuah bejana
tembus cahaya sehingga uap air yang ditranspirasikan
dapatdipisahkan.
 Penimbangan langsung Pengukuran transpirasi yang paling
memuaskan diperoleh dari tumbuhan yang tumbuh dalam pot yang
telah diatur sedemikan rupa sehingga evaporasi dari pot dan
permukaan tanah dapat dicegah. Kehilangan air dari tumbuhan ini
dapat ditaksir untuk jangka waktu tertentu
dengan penimbangan langsung
Cara lain pengukuran Transpirasi
 Metode lisimeter atau metode grafimeter Dua abad yang lalu, Stephen
Hales mempersiapkan tanaman dalam pot dan tanamannya yang ditutup
rapat agar air tidak hilang, kecuali dari tajuknya yang bertranspirasi
kemudian, tanaman dalam pot itu ditimbang pada selang waktu tertentu,
dan arena jumlah air yang digunakan
untuk pertumbuhan tanaman (misalnya, yang di ubah menjadi karbohidrat)
kurang dari 1% dari jumlah air yang di transpirasikan, maka
sebenarnyasemua perubahan bobot dapat dianggap berasal dari transpirasi.
Ini dinamakan metode lisimeter. Hanks dan peneliti lannya sudah banyak
sekali mengembangkan metode sederhana ini. Lisimeter miliknya dikebun
Greenville merupakan
beberapa bejana yang besar (beberapa meter kubik besarnya) diisi penuh d
engan tanah dan dikuburkan, sehingga permukan atasnya sama tinggi
dengan permukaan lapangan. Bejana tersebut diletakkan di dekat bantalan 
karet besar yang diletakkan didasarnya dan diisi air dan zat anti beku yang
dihubungkan dengan pipa yang tegak ke atas permukaan tanah. Tinggi
cairan dalam pipa menunjukkan ukuran bobot lisimeter,
maka permukaannya berubah
ubah sejalan dengan perubahan kandungan air dalam tanah dilisimeter dan
dalam tanaman yang sedang tumbuh, walaupun bobotnya kecil saja
di bandingkan dengan bobot tanah. Jumlah air tanah ditentukan oleh air
irigasi dan jumlah hujan dikurangi evapotranspirasi, yaitu gabungan antara
penguapan dari tanah dan transpirasi dari tumbuhan.Penguapan dari tanah
dapat diduga dengan berbagai macam cara. Lisimetermerupakan metode
lapangan paling handal untuk mempelajarievapotransipirasi, tapi memang
mahal dan tidak mudah
dipindah- pindahkan. Meskipun tidak diseluruh dunia, lisimeter banyak di
gunakan.Teknik yang lebih umum, menggunakan persamaan perimbangan
air untukmenghitung evapotranspirasi dari selisih anars masukkan dan
pengeluaranEt = irigasi + hujan + pengurasan – drainase –aliran
permukaan. Dengan Et = evapo transpirasi, dan pengurasan adalah
kehilangan dari cadangan tanah. Pengukuran cadangan air tangah pada
awal dan akhir suatu periode menghasilkan nilai pengurasaan.
 Metode pertukaran gas atau metode kurvet Dalam metode ini, transpirasi
dihitung dengan cara mengukur uap air diatmosfer yang tertutup yang
mengelilingi daun. Sehelai daun di kurung dengan sebuah kuvet bening
misalnya, dan kelembabapan suhu, dan volume gas yang masuk dan keluar
kuvet di ukur

Anda mungkin juga menyukai