DOSEN:
IR. I MADE UDIANA, MT.
Kebutuhan air bagi tanaman agak kurang pada permulaan tumbuh dan kebutuhan
itu besar pada saat berbunga dan berbuah dan menjadi kurang lagi pada saat buah
masak. Pemberian air irigasi disesuaikan dengan usia tanaman, dengan perhatian khusus
pada masa-masa kritis. Untuk tanaman padi, pada saat pertumbuhan vegetatif (sejak
tumbuh tak termasuk reproduksi), kelembaban tanah yang dipandang baik adalah 30%.
Tinggi genangan yang terlampau dalam berpengaruh kurang baik, diantaranya
menghambat pertumbuhan tunas-tunas anakan, walaupun juga punya pengaruh
menekan pertumbuhan rumput pengganggu sehingga tinggi genangan di petak sawah
perlu diatur
Tetapi dengan nyata dapat diketahui bahwa air mempunyai peranan sangat penting
bagi tanaman, lagipula tanaman selalu membutuhkan tempat tumbuh. Air sangat
penting bagi tanaman. Fungsinya antara lain sebagai berikut:
1 Pengisi cairan tubuh tanaman.
2 Pelarut unsur hara yang terdapat di dalam tanah.
3 Membantu penyerapan unsur hara (makanan) dari dalam tanah oleh akar
tanaman.
4 Mengangkut unsur hara ke seluruh organ tanaman.
5 Membantu memperlancar metabolisme terutama pada proses fotosintesis lalu
mengangkut hasil fotosintesis dari daun ke seluruh bagian tanaman.
6 Melancarkan aerasi udara dan suplai oksigen dalam tanah.
2.2 PERANAN TANAH DALAM IRIGASI
Dalam pembicaraan irigasi, tempat tumbuh tanaman adalah tanah. Tanah yang
baik untuk usaha pertanian adalah tanah yg mudah dikerjakan dan bersifat produktif.
Suatu jenis tanah yang subur memberi kesempatan pada akar tanaman untuk tumbuh
dengan mudah, menjamin sirkulasi air dan udara secara baik pada zona perakaran dan
secara relatif memiliki persediaan kelembaban tanah yang cukup.
2.1.1 Komposisi dan jenis-jenis tanah
a. Komposisi tanah
Komposisi tanah untuk kepentingan usaha pertanian umumnya berupa tanah
mineral dengan kandungan bahan organik (humus) relative sedikit. Udara dan
air yang mengisi pori-pori diantara butir-butir tanah umumnya dipandang
merupakan sebagian dari tanah, jadi yang disebut tanah sebetulnya terdiri dari 3
(tiga) komponen, yaitu butir tanah (mineral dan organik), air dan udara.
Kandungan air dan udara dalam tanah jumlahnya berubah-ubah, tetapi butir-
butir tanah relatif tetap. Butir-butir tanah mineral diklasifikasikan sebagai air,
lumpur ataupun lempung menurut besarnya ukuran butir. Perbandingan antara
bagian-bagian yang berupa butir tanah, air dan udara merupakan faktor penting
yang mempengaruhi kehidupan dan pertumbuhan tanaman. Skhema komposisi
tanah sesuai Gambar 2.1 di bawah ini.
Supaya penyerapan unsur hara dapat lancar dan tanaman dapat hidup dengan
baik, maka perbandingan butir tanah, air dan udara perlu dibuat memenuhi suatu
harga dalam batas-batas tertentu dan yang umum dilakukan untuk pengaturan
kadar air dan udara dalam tanah adalah pembuatan sistem irigasi dan drainase.
Pada saat kadar air kurang, maka saluran irigasi (pemberi) memberikan air dan
pada saat kelebihan air, maka saluran drainase (pembuang) berfungsi
mengalirkan air kelebihan keluar areal pertanian.
b. Jenis-jenis tanah
Tanah tersusun dari bahan-bahan mineral dan bahan-bahan organik, apabila
sebagian besar tersusun dari bahan mineral tanah disebut tanah mineral, tetapi
bila sebagian besar tersusun dari bahan organik tanah disebut tanah organik.
Ditinjau dari asalnya, tanah dapat berasal dari pelapukan kulit bumi baik secara
khemis maupun secara phisis dan selama masa pembentukannya mendapat
pengaruh tanaman. Kita mengenal tanah endapan aeolian (loess) yang
merupakan jenis tanah hasil pengendapan oleh angin. Tanah hasil pengendapan
oleh air sepanjang jalur alirannya disebut tanah alluvial. Tanah bagian atas
yang sering mengalami usaha-usaha pengerjaan tanah misalnya pembajakan
atau pencangkulan umum disebut top soil atau tanah permukaan (surface soil)
dan tanah dibawahnya disebut sub soil atau tanah bawah permukaan (sub
surface soil).