Anda di halaman 1dari 9

NAMA : CLARITA TU AUNI

NIM : 1806010143 KELAS/NO ABSEN : E/07

TUGAS 2. IRIGASI KELAS E 170222


REVIEW PERTEMUAN 2
HUBUNGAN SALING PENGARUH
ANTARA AIR, TANAH, UDARA DAN TANAMAN

DOSEN:
IR. I MADE UDIANA, MT.

1 Clarita Tu Auni 1806010143

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS SAINS DAN TEKNIK
UNIVERSITAS NUSA CENDANA
2022
BAB II
HUBUNGAN SALING PENGARUH
ANTARA AIR, TANAH, UDARA DAN TANAMAN

2.1 PERANAN AIR BAGI TANAMAN


Air sangat penting bagi semua bentuk kehidupan, baik bagi manusia, hewan
(tingkat tinggi maupun rendah), tumbuhan (tingkat tinggi maupun rendah) dan juga bagi
mikroorganisme. Bagi tumbuhan, air menjadi penyusun utama tubuh tumbuhan.
Kandungan air pada tubuh tumbuhan bervariasi antara 70 – 90 %, tergantung pada
umur, spesies, jaringan dan lingkungan
Keanekaragaman jenis tumbuh-tumbuhan menunjukkan adanya pengaruh iklim
yang kompleks. Jenis tumbuh-tumbuhan di daerah beriklim tropis berbeda dengan di
daerah beriklim dingin. Jenis tumbuh-tumbuhan di daerah beriklim tropis seperti:
pohon kelapa, rotan, beringin, bunga anggrek, kamboja, alamanda, pisang, nanas,
kangkung, petai dan jengkol. Jenis tumbuh-tumbuhan di daerah beriklim dingin seperti:
pohon teh, karet, kina, kentang, buncis, wortel, cabai merah, kol, seledri, bawang putih,
apel, kelengkeng, strawberry.
Ditinjau dari tanaman, keberadaan air harus sesuai dengan yang dibutuhkan oleh
tanaman. Lahan pertanaman yang mengalami kekurangan air akan menyebabkan aerasi
udara dalam tanah menjadi terganggu dan suplai oksigen dalam tanah tidak lancar. Jika
hal ini terjadi, fungsi dan pertumbuhan akar sebagai bagian tanaman yang penting akan
berhenti. Akibatnya, pertumbuhan seluruh bagian tanaman akan berhenti sehingga
perkembangan menjadi tertunda, mutu dan produksi akan merosot, serta akar tanaman
menjadi rentan terhadap serangan penyakit yang akan membawa kematian bagi tanaman
dalam waktu yang singkat.
Bila lahan pertanaman mengalami kelebihan air, akan menyebabkan tanah
menjadi sangat lembab dan becek. Akibatnya pun sama seperti bila kekurangan air,
yaitu aerasi udara dan suplai oksigen dalam tanah menjadi terganggu serta akar tanaman
dapat terserang penyakit busuk akar yang dapat menyebabkan kematian tanaman. Oleh
karena itu, tanaman memerlukan air dalam jumlah yang berbeda-beda menurut macam
tanaman dan usia tanaman. Ditinjau dari segi reaksinya terhadap air (respons), secara
garis besar digolongkan menjadi 3 (tiga) jenis, yaitu:
a. Tanaman aquatik , yaitu tumbuhan yang telah disesuaikan untuk tinggal di atau
pada sekeliling yang terkait perairan atau hidup pada atau di bawah air. Dimana
Seluruh tanaman, termasuk akar dan dedaunan, sepenuhnya terendam air.
Contoh tanaman aquatic yaitu teratai, eceng gondok, water lily, seroja, pisang
air, apu-apu, kala lili, papyrus payung, bambu air.
b. Tanaman semi aquatik, yaitu tanaman yang akar dari tumbuhan ini tumbuh di
dalam air sementara dedaunannya menjalar di atas permukaan air misalnya padi
sawah
c. Tanaman tanah kering adalah jenis tanaman yang mampu bertahan hidup di
lahan kering,contohnya kedelai.

Kebutuhan air bagi tanaman agak kurang pada permulaan tumbuh dan kebutuhan
itu besar pada saat berbunga dan berbuah dan menjadi kurang lagi pada saat buah
masak. Pemberian air irigasi disesuaikan dengan usia tanaman, dengan perhatian khusus
pada masa-masa kritis. Untuk tanaman padi, pada saat pertumbuhan vegetatif (sejak
tumbuh tak termasuk reproduksi), kelembaban tanah yang dipandang baik adalah 30%.
Tinggi genangan yang terlampau dalam berpengaruh kurang baik, diantaranya
menghambat pertumbuhan tunas-tunas anakan, walaupun juga punya pengaruh
menekan pertumbuhan rumput pengganggu sehingga tinggi genangan di petak sawah
perlu diatur
Tetapi dengan nyata dapat diketahui bahwa air mempunyai peranan sangat penting
bagi tanaman, lagipula tanaman selalu membutuhkan tempat tumbuh. Air sangat
penting bagi tanaman. Fungsinya antara lain sebagai berikut:
1 Pengisi cairan tubuh tanaman.
2 Pelarut unsur hara yang terdapat di dalam tanah.
3 Membantu penyerapan unsur hara (makanan) dari dalam tanah oleh akar
tanaman.
4 Mengangkut unsur hara ke seluruh organ tanaman.
5 Membantu memperlancar metabolisme terutama pada proses fotosintesis lalu
mengangkut hasil fotosintesis dari daun ke seluruh bagian tanaman.
6 Melancarkan aerasi udara dan suplai oksigen dalam tanah.
2.2 PERANAN TANAH DALAM IRIGASI
Dalam pembicaraan irigasi, tempat tumbuh tanaman adalah tanah. Tanah yang
baik untuk usaha pertanian adalah tanah yg mudah dikerjakan dan bersifat produktif.
Suatu jenis tanah yang subur memberi kesempatan pada akar tanaman untuk tumbuh
dengan mudah, menjamin sirkulasi air dan udara secara baik pada zona perakaran dan
secara relatif memiliki persediaan kelembaban tanah yang cukup.
2.1.1 Komposisi dan jenis-jenis tanah
a. Komposisi tanah
Komposisi tanah untuk kepentingan usaha pertanian umumnya berupa tanah
mineral dengan kandungan bahan organik (humus) relative sedikit. Udara dan
air yang mengisi pori-pori diantara butir-butir tanah umumnya dipandang
merupakan sebagian dari tanah, jadi yang disebut tanah sebetulnya terdiri dari 3
(tiga) komponen, yaitu butir tanah (mineral dan organik), air dan udara.
Kandungan air dan udara dalam tanah jumlahnya berubah-ubah, tetapi butir-
butir tanah relatif tetap. Butir-butir tanah mineral diklasifikasikan sebagai air,
lumpur ataupun lempung menurut besarnya ukuran butir. Perbandingan antara
bagian-bagian yang berupa butir tanah, air dan udara merupakan faktor penting
yang mempengaruhi kehidupan dan pertumbuhan tanaman. Skhema komposisi
tanah sesuai Gambar 2.1 di bawah ini.

Gambar 2.1 Skhema Komposisi Tanah


Sumber : Modul 2 Hubungan Saling Pengaruh
Antara Air, Tanah, Udara dan Tanaman

Supaya penyerapan unsur hara dapat lancar dan tanaman dapat hidup dengan
baik, maka perbandingan butir tanah, air dan udara perlu dibuat memenuhi suatu
harga dalam batas-batas tertentu dan yang umum dilakukan untuk pengaturan
kadar air dan udara dalam tanah adalah pembuatan sistem irigasi dan drainase.
Pada saat kadar air kurang, maka saluran irigasi (pemberi) memberikan air dan
pada saat kelebihan air, maka saluran drainase (pembuang) berfungsi
mengalirkan air kelebihan keluar areal pertanian.

b. Jenis-jenis tanah
Tanah tersusun dari bahan-bahan mineral dan bahan-bahan organik, apabila
sebagian besar tersusun dari bahan mineral tanah disebut tanah mineral, tetapi
bila sebagian besar tersusun dari bahan organik tanah disebut tanah organik.
Ditinjau dari asalnya, tanah dapat berasal dari pelapukan kulit bumi baik secara
khemis maupun secara phisis dan selama masa pembentukannya mendapat
pengaruh tanaman. Kita mengenal tanah endapan aeolian (loess) yang
merupakan jenis tanah hasil pengendapan oleh angin. Tanah hasil pengendapan
oleh air sepanjang jalur alirannya disebut tanah alluvial. Tanah bagian atas
yang sering mengalami usaha-usaha pengerjaan tanah misalnya pembajakan
atau pencangkulan umum disebut top soil atau tanah permukaan (surface soil)
dan tanah dibawahnya disebut sub soil atau tanah bawah permukaan (sub
surface soil).

2.1.2 Lengas tanah


Lengas tanah merupakan air yang mengisi sebagian dan atau seluruh pori tanah
(Achmad & Putra, 2016). Karena pemeliharan lengas tanah pada areal irigasi
merupakan faktor penting yang mempengaruhi keberhasilan usaha pertanian, maka
meninjau lengas tanah lebih terperinci. Karena tanaman memerlukan air, maka pada
zona perakaran perlu tersedia lengas tanah yang cukup walaupun kelembaban tanah
perlu dipelihara, tetapi tidak boleh diberikan air terlampau berlebihan. Apabila terlalu
banyak air diberikan pada suatu areal pertanian tanaman dapat terganggu akibat
kekurangan oksigen sehingga produksi tidak baik. Pada suatu areal yang tidak memiliki
system drainase baik, pemberian air secara berlebihan akan menaikkan permukaan air
tanah dan apabila pemberian air berlebihan tersebut berlangsung terus menerus, maka
permukaan air tanah bisa memasuki zona perakaran dan sebagian akar menjadi busuk.
Kondisi lengas tanah yang dikehendaki dalam suatu areal irigasi dilihat
kaitannya dengan jumlah lengas yang dapat diambil oleh akar tanaman dan dipakai
untuk pertumbuhan tanaman. Jumlah lengas yang bisa dimanfaatkan tanaman tersebut
terbatas disatu segi oleh volume ruang-ruang pori diantara butir tanah dan pada segi
lain terbatas oleh gaya tarik butir-butir yang memegang suatu lapis tipis air sekeliling
butir sedemikian kuat sehingga akar tidak mampu menyerap air tersebut. Apabila
ruang-ruang pori antara butir-butir tanah penuh air, tanah dikatakan dalam keadaan
jenuh dan kondisi jenuh ini selalu dijumpai pada tanah dibawah permukaan air tanah
yaitu pada zone saturasi. Keadaan jenuh ini umumnya tidak terjadi pada zone aerasi
dan apabila terjadi umumnya hanya pada suatu daerah tipis di bawah permukaan tanah
pada saat segera sesudah pemberian air irigasi atau sesudah hujan.

a. Bentuk lengas tanah


Bentuk lengas tanah secara umum diklasifikasikan sebagai:
1. Air Gravitasi
Air gravitasi kadang-kadang disebut air hidrostatis atau air bebas merupakan
air yang merembes ke bawah diantara pori-pori akibat gaya gravitasi ini
dapat diserap oleh akar tanaman, tetapi hanya tersedia pada periode singkat
karena air gravitasi tersebut hanya lewat, bukan merupakan penghuni pada
zone perakaran.
2. Air Kapiler
Air kapiler merupakan bagian air dalam tanah yang terpegang pada pori-pori
oleh gaya kapiler, dapat bergerak bebas ke segala arah tergantung pada
tegangan-tegangan kapiler yang bekerja, tetapi gerakan air kapiler tetap
masih dipengaruhi gaya gravitasi. Air kapiler merupakan titik-titik air
kapiler membentuk suatu rantai yang mengisi rangkain pori kapiler, maka
rangkaian pori kapiler itu disebut pipa-pipa kapiler. Air kapiler ini dapat
diserap oleh akar tanaman jadi juga merupakan air yang dapat dimanfaatkan
oleh tanaman.
3. Air Higroskopis
Air higroskopis tidak dapat diserap oleh tanaman kecuali oleh beberapa jenis
tanaman gurun. Jumlah air higroskopis ini umumnya sedikit, kurang dari
persen walaupun bisa mencapai nilai 15% pada tanah lempung tertentu.
Jumlah air dalam tanah biasa dinyatakan sebagai prosentase terhadap berat
tanah kering dengan oven (air diuapkan). Kadang-kadang orang
membicarakan bentuk lengas yang ke empat yaitu kandungan air dalam
tanah akibat senyawa kimiawi, jadi air terpegang tanah bukan oleh gaya
phisik dan bentuk lengas ini disebut air tercampur (combined water). Tetapi
air ini tidak penting dalam konteks irigasi.

b. Konstanta Lengas Tanah


Adapun istilah-istilah yang terdapat dalam konstanta lengas tanah antara lain:
1. Kapasitas Kejenuhan
Kapasitas kejenuhan merupakan jumlah air yang dibutuhkan untuk mengisi
seluruh ruang pori antara butir-butir tanah,jadi merupakan batas atas dari
kelembaban tanah yang mungkin dicapai.Untuk membuat tanah menjadi
jenuh air maka semua udara yang berada pada ruang pori harus dikeluarkan
dan diganti dengan air.Kapasitas kejenuhan ini sering dipandang sebagai
kapasitas menahan kelembaban tanah maksimum.
2. Kapasitas Lapangan
Kapasitas lapangan merupakan harga maksimum air kapiler yang dapat
ditahan pada kondisi drainase bebas di zone perakaran,pada keadaan suatu
muka air tanah cukup dalam sehingga lengas tanah dari zone saturasi tidak
bisa tertarik ke daerah zone perakaran.
3. Lengas Ekivalen
Lengas ekivalen merupakan konstanta lengas tanah yang penentuannya
dilakukan di laboratorium dan digunakan sebagai harga perkiraan dari
kapasitas lapang.
4. Titik Layu Permanen
Titik layu permanen merupakan jumlah lengas pada keadaan tanaman
menjadi layu permanen pertama kali,yaitu harga lengas tanah dibawah harga
itu air tidak dapat lagi diambil cukup cepat untuk mengimbangi kebutuhan
transpirasi. Tambahan air perlu selalu diberikan sebelum titik layu dicapai,
agar pertumbuhan tanaman terjamin.
5. Titik Layu Akhir
Titik layu akhir merupakan harga lengas pada tanaman layu seluruhnya.
Pada saat dicapai titik layu permanen tanaman mulai layu,tetapi akar
tanaman masih mampu menyerap sebagian kecil air untuk mempertahankan
hidupnya.
6. Koefisien Higroskopis
Koefisien higroskopis menunjukan harga maksimun air higrokopis yang
dapat tergkandung dalam tanah.
c. Kesuburan Tanah
Hubungan tanah dengan tanaman selain dipengaruhi tekstur dan struktur, perlu
pula memperhatikan kesuburan tanah dan reaksi kimiawi yang dapat terjadi.
Kesuburan tanah secara fisik memang ditentukan oleh struktur tanah, tetapi
kesuburan kimiawi ditentukan oleh kemampuan tanah menyediakan unsur hara
dalam jumlah yang cukup dan seimbang. Apabila tanaman kekurangan beberapa
unsur hara tertentu yang dibutuhkan tanaman, berarti hidup dan tumbuhnya
tanaman terganggu. Cara mengatasi kekurangan unsur-unsur tertentu umumnya
dengan pemupukan. Pupuk dalam hal ini bertujuan menambah unsur hara.
Dimana pupuk yang digunakan perlu disesuaikan dengan kebutuhan menurut
analisa kesuburan tanah.

Anda mungkin juga menyukai