Anda di halaman 1dari 9

BAB II

HUBUNGAN ANTARA AIR, TANAH, UDARA, DAN TANAMAN

2.1 Peran Air Bagi Tanaman


Air sangat penting bagi semua bentuk kehidupan, baik bagi manusia, hewan
(tingkat tinggi maupun rendah), tumbuhan (tingkat tinggi maupun rendah) dan juga
bagi mikroooganisme. Bagi tumbuhan, air menjadi penyusun utama tubuh tumbuhan.
Kandungan air pada tubuh tumbuhan bervariasi antara 70 – 90 %, tergantung pada
umur, spesies, jaringan dan lingkungan (Gardner et al., 1991). Karena adanya
kebutuhan air yang tinggi dan pentingnya air, tumbuhan memerlukan sumber air yang
tetap untuk tumbuh dan berkembang. Setiap kali air menjadi terbatas, pertumbuhan
akan berkurang dan biasanya berkurang pula produktifitasnya (Gardner et al., 1991).
Air dapat bergerak dari tanah melalui akar dan batang, kemudian ke tempat
transpirasi hanya jika terdapat aliran yang kontinu di seluruh alur.
Di samping kolom air yang kontinu dalam xylem, tanaman juga membutuhkan air
secara kontinu dalam kapiler tanah dan apoplast dari akar dan daun (Fitter dan Hay,
1998). Kemampuan tanaman untuk menggunakan air secara efisien dan
menghindarkan pengaruh yang merusakkan dari stres air tergantung atas tahap
perkembangan. Tanaman sangat sensitif terhadap stres air pada permulaan fase
reproduktif dari perkembangannya tetapi relatif tidak sensitif selama pertumbuhan
vegetatifnya, fenomena ini meliputi luas daun yang sangat besar yang dicapai oleh
tanaman pada akhir perkembangan vegetatifnya, adanya diversi hasil fotosintesis dari
akar-akar hingga buah yang berkembang pada awal pembungaan dan pada
Gramineae, disrupsi berat yang bersifat temporer pada sistem pembuluh batang
selama perpanjangan yang berlangsung cepat pada internode (Fitter dan Hay, 1998).
Cekaman air mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan sel melalui
pengaruhnya kepada pembelahan sel, pertumbuhan sel, dan protoplasma. Secara
umum dapat dikemukakan bahwa cekaman air pada tanaman akan menyebabkan
penurunan aktivitas fotosintesis.
Menurut Islami dan Wani (1995) ada tiga mekanisme yang menyebabkan
mengapa cekaman air menurunkan fotosintesis, yaitu:
(a) Berkurangnya luas permukaan fotosintesis
(b) Menutupnya stomata.
(c) Berkurangnya aktivitas protoplasma yang telah mengalami dehidrasi.
1
Dari banyak penelitian empiris disimpulkan bahwa kekurangan air pada tahap awal
ontogeni reproduktif menyebabkan pengurangan terbesar dalam hasil panen. Kekurangan
air pada tahap perkecambahan dan pengadaan semai dapat sangat mengurangi
keberhasilan tanaman dan juga hasil tanaman (Gardner et al., 1991). Tanaman yang
menderita cekaman air secara umum mempunyai ukuran yang lebih kecil dibandingkan
dengan tanaman yang tumbuh normal. Cekaman air mempengaruhi semua aspek
pertumbuhan tanaman. Dalam hal ini cekaman air mempengaruhi proses fisiologi dan
biokimia tanaman serta menyebabkan terjadinya modifikasi anatomi dan morfologi
tanaman (Islami dan Wani, 1995). Cekaman air menyebabkan perubahan macam dan
jumlah senyawa karbohidrat di dalam tanaman. Pada tanaman yang mengalami cekaman
air terjadi penurunan tepung dan peningkatan kadar gula. Perubahan proporsi gula dan
polisakarida barangkali disebabkan karena adanya perubahan aktivitas enzim. Aktivitas
amilase pada daun meningkat pada tanaman yang mengalami stress air (Islami dan Wani,
1995). Menurut Kramer dalam Islami dan Wani (1995) cekaman air akan mempengaruhi
pembentukan zat pengatur tumbuh, yang menunjukkan adanya penghambatan
pembentukan auksin pada tanaman yang menderita cekaman air serta menyebabkan
penurunan aktivitas sitokinin, dan penyediaan giberelin ke batang.

Dapat diketahui bahwa air mempunyai peranan sangat penting bagi tanaman, lagipula
tanaman selalu membutuhkan tempat tumbuh. Air sangat penting bagi tanaman.
Fungsinya antara lain sebagai berikut:

a. Pengisi cairan tubuh tanaman.


b. Pelarut unsur hara yang terdapat di dalam tanah.
c. Membantu penyerapan unsur hara (makanan) dari dalam tanah oleh akar
tanaman.
d. Mengangkut unsur hara ke seluruh organ tanaman.
e. Membantu memperlancar metabolisme terutama pada proses fotosintesis lalu
mengangkut hasil fotosintesis dari daun ke seluruh bagian tanaman.

2.2. Peran Tanah Dalam Irigasi

2.2.1 Kondisi tanah

Kondisi tanah merupakan salah satu faktor yang menentukan pertumbuhan


tanaman. Dalam irigasi , tanah berfungsi sebagai :

a. Tempat tumbuhnya tanaman

2
b. Tempat persediaan udara bagi pernafasan akar tanaman dan kehidupan
mikroorganismeTempat

c. Tempat persediaan unsur hara bagi pertumbuhan tanaman, baik berupa zat organik
maupun anorganik.

d. Tempat persediaan air untuk melarutkan unsur hara agar bisa diserap tanaman

Berdasarkan fungsi di atas, maka tanah yang menunjang kesuburan tanaman adalah
tanah yang mengandung zat organik, anorganik, air, dan udara dalam keadaan cukup
dan tersedia sesuai dengan pertumbuhan tanaman. Zat organik merupakan zat yang
terbentuk dari hasil pelapukan atau pembusukan sisa-sisa tanaman dan hewan. Biasanya
zat organik terdapat pada lapisan tanah paling atas (top soil) hingga kedalaman + 15 cm
dan berwarna kehitaman.  Sedangkan zat anorganik ialah zat yang berasal dari hancuran
bebatuan dan mineral, biasanya tersebar pada lapisan tanah bawah pada kedalaman
lebih dari 15 cm. Tanah dikatakan subur apabila mengandung bahan-bahan tersebut
dengan komposisi 45% bahan organik, 5% zat anorganik, 25% air dan 25% udara.

2.2.2 Komposisi dan jenis-jenis tanah

a. Komposisi tanah

Komposisi tanah untuk kepentingan usaha pertanian umumnya berupa tanah


mineral dengan kandungan bahan organik (humus) relative sedikit. Udara dan air
yang mengisi pori-pori diantara butir-butir tanah umumnya dipandang merupakan
sebagian dari tanah, jadi yang disebut tanah sebetulnya terdiri dari 3 (tiga)
komponen, yaitu butir tanah (mineral dan organik), air dan udara. Kandungan air
dan udara dalam tanah jumlahnya berubah-ubah, tetapi butir-butir tanah relatif
tetap. Butir-butir tanah mineral diklasifikasikan sebagai air, lumpur ataupun
lempung menurut besarnya ukuran butir. Perbandingan antara bagian-bagian yang
berupa butir tanah, air dan udara merupakan faktor penting yang mempengaruhi
kehidupan dan pertumbuhan tanaman. Skhema komposisi tanah sesuai Gambar 2.1
di bawah ini.

Gambar 2.1 Skhema Komposisi Tanah


Sumber : Modul 2 Hubungan Saling Pengaruh
Antara Air, Tanah, Udara dan Tanaman

3
Supaya penyerapan unsur hara dapat lancar dan tanaman dapat hidup dengan baik,
maka perbandingan butir tanah, air dan udara perlu dibuat memenuhi suatu harga

2
dalam batas-batas tertentu dan yang umum dilakukan untuk pengaturan kadar air
dan udara dalam tanah adalah pembuatan sistem irigasi dan drainase.

Pada saat kadar air kurang, maka saluran irigasi (pemberi) memberikan air dan
pada saat kelebihan air, maka saluran drainase (pembuang) berfungsi
mengalirkan air kelebihan keluar areal pertanian.

b. Jenis tanah

Tanah tersusun dari bahan-bahan mineral dan bahan-bahan organik, apabila


sebagian besar tersusun dari bahan mineral tanah disebut tanah mineral, tetapi
bila sebagian besar tersusun dari bahan organik tanah disebut tanah organik.
Ditinjau dari asalnya, tanah dapat berasal dari pelapukan kulit bumi baik
secara khemis maupun secara phisis dan selama masa pembentukannya
mendapat pengaruh tanaman. Kita mengenal tanah endapan aeolian (loess)
yang merupakan jenis tanah hasil pengendapan oleh angin. Tanah hasil
pengendapan oleh air sepanjang jalur alirannya disebut tanah alluvial. Tanah
bagian atas yang sering mengalami usaha-usaha pengerjaan tanah misalnya
pembajakan atau pencangkulan umum disebut top soil atau tanah permukaan
(surface soil) dan tanah dibawahnya disebut sub soil atau tanah bawah
permukaan (sub surface soil). Berikut ini merupakan jenis2 tanah yaitu:
1. Tanah gembur, merupakan jenis tanah yang paling baik bagi tanaman
karena memiliki rongga-rongga yang cukup untuk menyimpan unsur hara,
air dan udara serta sesuai bagi kehidupan mikroorganisme
2. Tanah liat, tidak sesuai bagi tanaman karena partikel-partikel tanah terlalu
rapat sehingga sirkulasi air dan udara tidak berlangsung lancar dan
perakaran tanaman juga sulit menembusnya.
3. Tanah pasir, juga kurang baik bagi tanaman karena partikel-partikel tanah
terlalu berongga sehingga sulit untuk menyimpan air dan unsur hara.

Kesuburan tanah dari tahun ke tahun selalu berubah. Tanah yang subur bisa
menjadi kurus bila tidak terpelihara, sebaliknya tanah yang kurus bisa menjadi
subur bila dipelihara dengan baik.  Faktor penyebab mundurnya kesuburan
tanah adalah:

1. Tanah ditanami terus-menerus, sehingga banyak unsur hara yang diserap


tanaman dan terangkut saat panen.
2. Tanah digunakan untuk menggembala ternak secara terus-menerus,
sehingga tanah yang terinjak-injak menjadi padat dan rerumputan tidak
tumbuh lagi.
3. Adanya bencana alam seperti banjir, erosi, tanah longsor, dan gunung
meletus, sehingga menyebabkan pengikisan atau hilangnya lapisan top
soil.

4
4. Musim kemarau yang panjang, sehingga menyebabkan tumbuhan dan
beberapa organisme tidak dapat hidup, akibatnya tanah tidak menerima
bahan organik yang cukup.
5. Pencemaran lingkungan, sehingga menyebabkan mikroorganisme pengurai
bahan organik mengalami keracunan dan tanah tidak produktif lagi.

Untuk mengembalikan kesuburan tanah, maka perlu dilakukan berbagai


upaya antara lain:
1. Pengolahan tanah secara minimal
2. Memberi kesempatan pada tanah untuk istirahat atau diberakan
3. Pemberian pupuk tambahan, terutama pupuk organik
4. Mengadakan pergiliran tanaman
5. Menghindari penggembalaan ternak secara terus-menerus pada lahan
yang sama
6. Mengadakan penghijauan dan reboisasi
7. Membangun pematang, parit dan terasering.

2.2.3 Lengas tanah


Lengas tanah merupakan air yang mengisi sebagian dan atau seluruh
pori tanah (Achmad & Putra, 2016). Karena pemeliharan lengas tanah pada
areal irigasi merupakan faktor penting yang mempengaruhi keberhasilan usaha
pertanian, maka meninjau lengas tanah lebih terperinci. Karena tanaman
memerlukan air, maka pada zona perakaran perlu tersedia lengas tanah yang
cukup walaupun kelembaban tanah perlu dipelihara, tetapi tidak boleh
diberikan air terlampau berlebihan. Apabila terlalu banyak air diberikan pada
suatu areal pertanian tanaman dapat terganggu akibat kekurangan oksigen
sehingga produksi tidak baik. Pada suatu areal yang tidak memiliki system
drainase baik, pemberian air secara berlebihan akan menaikkan permukaan air
tanah dan apabila pemberian air berlebihan tersebut berlangsung terus
menerus, maka permukaan air tanah bisa memasuki zona perakaran dan
sebagian akar menjadi busuk.
Kondisi lengas tanah yang dikehendaki dalam suatu areal irigasi
dilihat kaitannya dengan jumlah lengas yang dapat diambil oleh akar tanaman
dan dipakai untuk pertumbuhan tanaman. Jumlah lengas yang bisa
dimanfaatkan tanaman tersebut.
terbatas disatu segi oleh volume ruang-ruang pori diantara butir tanah dan
pada segi lain terbatas oleh gaya tarik butir-butir yang memegang suatu lapis
tipis air sekeliling butir sedemikian kuat sehingga akar tidak mampu menyerap
air tersebut. Apabila ruang-ruang pori antara butir-butir tanah penuh air, tanah
dikatakan dalam keadaan jenuh dan kondisi jenuh ini selalu dijumpai pada

5
tanah dibawah permukaan air tanah yaitu pada zone saturasi. Keadaan jenuh
ini umumnya tidak terjadi pada zone aerasi dan apabila terjadi umumnya
hanya pada suatu daerah tipis di bawah permukaan tanah pada saat segera
sesudah pemberian air irigasi atau sesudah hujan.

a. Bentuk lengas tanah


Bentuk lengas tanah secara umum diklasifikasikan sebagai:

1. Air Gravitasi
Air gravitasi kadang-kadang disebut air hidrostatis atau air bebas
merupakan air yang merembes ke bawah diantara pori-pori akibat gaya
gravitasi ini dapat diserap oleh akar tanaman, tetapi hanya tersedia pada
periode singkat karena air gravitasi tersebut hanya lewat, bukan
merupakan penghuni pada zone perakaran.
2. Air Kapiler

Air kapiler merupakan bagian air dalam tanah yang terpegang pada pori-
pori oleh gaya kapiler, dapat bergerak bebas ke segala arah tergantung
pada tegangan-tegangan kapiler yang bekerja, tetapi gerakan air kapiler
tetap masih dipengaruhi gaya gravitasi. Air kapiler merupakan titik-titik
air kapiler membentuk suatu rantai yang mengisi rangkain pori kapiler,
maka rangkaian pori kapiler itu disebut pipa-pipa kapiler. Air kapiler ini
dapat diserap oleh akar tanaman jadi juga merupakan air yang dapat
dimanfaatkan oleh tanaman.

3. Air Higroskopis
Air higroskopis tidak dapat diserap oleh tanaman kecuali oleh beberapa
jenis tanaman gurun. Jumlah air higroskopis ini umumnya sedikit,
kurang dari persen walaupun bisa mencapai nilai 15% pada tanah
lempung tertentu. Jumlah air dalam tanah biasa dinyatakan sebagai
prosentase terhadap berat tanah kering dengan oven (air diuapkan).
Kadang-kadang orang membicarakan bentuk lengas yang ke empat yaitu
kandungan air dalam tanah akibat senyawa kimiawi, jadi air terpegang
tanah bukan oleh gaya phisik dan bentuk lengas ini disebut air tercampur
(combined water). Tetapi air ini tidak penting dalam konteks irigasi.
Tipe kelembapan tanah atau lengas tanah dapat dilihat pada gambar

6
Gambar 2.2 Tipe kelembapan tanah atau lengas tanah
Sumber : https://www.dictio.id

7
DAFTAR PUSTAKA

KP Irigasi Departemen Pekerjan Umum, Direktorat Jenderal Sumber Daya Air

Paul Santosa, Pengetahuan Umum Tentang Irigasi, 1988, Jakarta

Soenarno, Pengembangan Irigasi di Indonesia

Syamsuddin Mansoer, Perencanaan Peta Petak, 2013

https://studylibid.com/doc/494306/2.-hubungan-saling-pengaruh-antara-tanah--air--dan
--udara

Anda mungkin juga menyukai