Anda di halaman 1dari 6

PERUBAHAN IKLIM

Definisi :

Perubahan iklim adalah perubahan pola dan intensitas unsur iklim dalam periode waktu
yang sangat lama. Bentuk perubahan berkaitan dengan perubahan kebiasaan cuaca atau
perubahan persebaran kejadian cuaca. Penyebab utama terjadinya perubahan iklim yaitu
pemanasan global. Percepatan pemanasan global merupakan akibat dari meningkatnya
konsentrasi gas rumah kaca di atmosfer Bumi yang mengubah peran dari efek rumah kaca.
Aktivitas manusia juga dapat mengubah iklim bumi, dan saat ini mendorong perubahan iklim
melalui pemanasan global. Tidak ada kesepakatan umum dalam dokumen ilmiah, media, atau
kebijakan mengenai istilah yang tepat untuk digunakan merujuk pada antropogenik perubahan
yang dipaksakan; baik "pemanasan global" atau "perubahan iklim" dapat digunakan. Perubahan
iklim akan berdampak kepada peningkatan tinggi permukaan air laut, meningkatnya jumlah
bencana alam, pergeseran rentang geografis, dan kerusakan ekosistem. Dampak perubahan iklim
akan dirasakan oleh manusia, hewan, tumbuhan, maupun mikroorganisme. Perumbahan iklim
akan memberi dampak di lautan, daratan maupun di lapisan udara.

Perubahan iklim terjadi melalui interaksi antar unsur iklim selama puluhan hingga jutaan
tahun. Masing-masing unsur iklim memberikan pengaruh terhadap kondisi iklim dengan tingkat
pengaruh yang berubah-ubah. Pengaruh perubahan iklim dapat dimulai dalam skala kawasan
perkotaan atau kabupaten hingga kawasan benua. Perubahan iklim dapat terjadi karena pengaruh
dari luar berupa radiasi matahari maupun pengaruh dari dalam Bumi berupa peningkatan kadar
Karbon dioksida di atmosfer.

Penyebab :

Perubahan iklim terjadi ketika perubahan dalam sistem iklim bumi menghasilkan pola cuaca baru
yang bertahan selama setidaknya beberapa dekade, dan mungkin selama jutaan tahun. Sistem
iklim terdiri dari lima bagian yang saling berinteraksi, atmosfer (udara), hidrosfer (air), kriosfer
(es dan permafrost), biosfer (makhluk hidup), dan litosfer (kerak bumi dan mantel atas).

Sistem iklim menerima hampir semua energinya dari matahari, dengan jumlah yang relatif kecil
dari interior bumi. Sistem iklim juga memberikan energi ke luar angkasa. Keseimbangan energi
yang masuk dan keluar, dan perjalanan energi melalui sistem iklim, menentukan anggaran energi
Bumi. Ketika energi yang masuk lebih besar dari energi yang keluar, anggaran energi bumi
positif dan sistem iklim memanas. Jika lebih banyak energi keluar, anggaran energi negatif dan
bumi mengalami pendinginan.

Saat ini, energi yang diterima dari matahari semakin lama semakin banyak namun, proses
pengeluaran energi tersebut terhalang atau terpantulkan karena adanya efek rumah kaca. Efek
rumah kaca merupakan istilah yang digunakan untuk menggambarkan bumi memiliki efek
seperti rumah kaca diatas dimana panas matahari terperangkap oleh atmosfer bumi. Gas-gas di
atmosfer seperti karbon dioksida (CO2) dapat menahan panas matahari sehingga panas matahari
terperangkap di dalam atmosfer bumi. Hal ini yang menyebabkan udara makin panas.
Seharusnya panas dari matahari dipantulkan ke luar atmosfer menjadi terperangkap di atmosfer
sehingga suhu di bumi naik.

Berikut ini adalah penyebab-penyebab makin tingginya konsentrasi gas-gas rumah kaca di
atmosfer:

1) Penebangan dan pembakaran hutan


Pohon sangat berguna karena dapat mengubah gas karbon dioksida menjadi oksigen yang
bermanfaat untuk kita, akan tetapi manusia suka melakukan penebangan hutan dan
membakarnya untuk dijadikan tempat bercocok tanam. Selain itu, saat hutan dibakar
menghasilkan gas-gas rumah kaca yang tentu dapat meningkatkan konsentrasi gas rumah
kaca di atmosfer.
2) Penggunaan bahan bakar fosil
Penggunaan bahan bakar fosil seperti minyak bumi dan batu bara yang terlalu berlebihan
bukan hanya berdampak buruk pada kualitas udara, tapi juga dapat meningkatkan
konsentrasi gas rumah kaca di atmosfer seperti karbon dioksida yang dihasilkan dari hasil
pembakaran bahan bakar fosil.
3) Pencemaran laut
Lautan dapat menyerap karbon dioksida dalam jumlah yang besar, akan tetapi akibat
pencemaran laut oleh limbah industri dan sampah, laut menjadi tercemar sehingga
banyak ekosistem di dalamnya yang musnah, yang menyebabkan laut tidak dapat
menyerap karbon dioksida lagi.
4) Industri pertanian
Pertanian dalam skala besar (industri) menggunakan pupuk buatan yang sangat banyak.
Pupuk yang dipakai tersebut melepaskan gas nitrous oxide ke atmosfer yang merupakan
gas rumah kaca.

Dampak Perubahan Iklim

Tentu saja dari perubahan iklim ini dapat menimbulkan dampak negative. Untuk Indonesia
sendiri, ada sejumlah dampak perubahan iklim seperti :

a) Ekosistem
Kemungkinan punahnya 20-30 persen spesies tanaman dan hewan bila terjadi kenaikan
suhu rata-rata global sebesar 1,5-2,5 derajat Celcius.
Bertambahnya CO2 di atmosfer akan meningkatkan tingkat keasaman laut. Hal ini
berdampak negative pada organisme-organisme laut seperti terumbu karang dan spesies-
spesies yang hidupnya bergantung pada organisme tersebut.

b) Pangan dan hasil hutan


Diperkirakan produktivitas pertanian didaerah tropis akan mengalami penurunan bila
terjadi kenaikan suhu rata-rata global antara1-2 derajat Celcius, sehingga meningkatkan
resiko bencana kelaparan.
Meningkatnya frekuensi kekeringan dan banjir akan memberikan dampak negative pada
produksi local terutama pada penyediaan pangan di subtropics dan tropis.

c) Pesisir dan dataran rendah


Daerah pantai akan semakin rentan terhadap erosi pantai dan naiknya permukaan air laut.
Kerusakan pesisir akan diperparah oleh tekanan manusia didaerah pesisir.

Diperkirakan tahun 2080, jutaan orang akan terkena banjir setiap tahun karena naiknya
permukaan air laut. Resiko terbesar adalah dataran rendah yang padat penduduknya
dengan tingkat adaptasi yang rendah. Penduduk yang paling terancam adalah yang berada
di delta-delta Asia dan Afrika, namun yang paling rentan adalah penduduk di pulau-pulau
kecil.
d) Sumber dan Manajemen air tawar
Rata-rata aliran air sungai dan ketersediaan air didaerah subpolar dan daerah tropis basah
diperkirakan akan meningkat 10-40 persen.Sementara didaerah subtropics dan daerah
tropis yang kering, air akan berkurang 10-30 persen, sehingga daerah-daerah yang
sekarang sering mengalami kekeringan akan semakin parah kondisinya.

e) Industri, permukiman dan masyarakat


Industri, permukiman dan masyarakat yang paling rentan umumnya berada didaerah
pesisir dan bantaran sungai, serta mereka yang ekonominya terkait erat dengan sumber
daya yang sensitive terhadap iklim, serta mereka yang tinggal didaerah-daerah yang
sering dilanda bencana ekstrem, dimana urbanisasi berlangsung dengan cepat. Komunitas
miskin sangat rentan karena kapasitas beradaptasi yang terbatas,serta kehidupan mereka
sangat tergantung kepada sumberdaya yang mudah terpengaruh oleh iklim seperti
persediaan air dan makanan.

f) Kesehatan
Penduduk dengan kapasitas beradaptasi rendah akan semakin rentan terhadap diare, gizi
buruk, serta berubahnya pola distribusi penyakit-penyakit yang ditularkan melalui
berbagai serangga dan hewan.

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Iklim Di Indonesia

Fator-faktornya dapat diperinci sebagai berikut :

a) Faktor Alami
 Pada skala global (bumi secara keseluruhan)
Kepulauan Indonesia dikelilingi oleh dua samudra yaitu samudera hindia dan
samudera pasifik dan berbatasan dengan dua benua yaitu benua austalia dan
benua asia.
 Pada skala regional
Kepulauan Indonesia terdiri atas lima pulau besar dan ribuan pulau kecil,
dikelilingi dan diantarai oleh laut – laut dan selat – selat.
 Pada Skala Lokal
Gunung-gunung yang menjulang tinggi besar pengaruhnya atas penyebaran curah
hujan dan suhu. Iklim dapat dipengaruhi oleh pegunungan. Pegunungan menerima
curah hujan lebih dari daerah dataran rendah karena suhu di atas gunung lebih
rendah daripada suhu di permukaan laut.

b) Faktor Buatan
o Pengaruh Manusia
Faktor di atas mempengaruhi iklim secara alami, namun kita tidak bisa melupakan
pengaruh manusia di iklim kita miliki. Kami telah mempengaruhi iklim sejak kita
muncul di bumi ini jutaan tahun lalu. Pada waktu itu, yang mempengaruhi iklim
kecil. Pohon-pohon ditebang untuk menyediakan kayu untuk api. Pohon
mengambil karbon dioksida dan menghasilkan oksigen. Penurunan pohon karena
itu akan telah meningkatkan jumlah karbon dioksida di atmosfer.
Revolusi Industri, mulai pada akhir abad 19, telah memiliki pengaruh yang besar
pada iklim.. Penemuan motor mesin dan meningkatkan pembakaran bahan bakar
fosil telah meningkatkan jumlah karbon dioksida di atmosfer Jumlah pohon yang
ditebang juga meningkat, yang berarti bahwa karbon dioksida dihasilkan ekstra
tidak dapat diubah menjadi oksigen.

Klasifikasi Iklim

Iklim itu sendiri sejatinya memiliki klasifikasi yang mengacu berbagai faktor. Terdapat sejumlah
klasifikasi iklim menurut kemdikbud.go.id.

 Iklim Matahari
Pembagian iklim ini mengacu posisi suatu wilayah terhadap matahari. Iklim matahari
terbagi menjadi:
 Iklim tropis: 23,5 derajat LU-23,5 derajat LS
 Iklim sub tropis: 23,5 derajat LU-40 derajat LU, dan 23,5 derajat LS-40 derajat
LS
 Iklim sedang: 40 derajat LU-66,5 derajat LU, dan 40 derajat LS-66,5 derajat LS.
 Iklim dingin: 66,5 derajat LU-90 derajat LU, dan 66,5 derajat LS-90 derajat LS.
 Iklim Junghuhn
Friedrich Franz Wilhelm Junghuhn, seorang ahli botani Jerman membagi iklim berdasar
ketinggian tempat.
 Iklim panas: ketinggian 0-700 meter, suhu tahunan lebih dari 22 derajat celcius.
 Iklim sedang: ketinggian 700-1500 meter, suhu 15-22 derajat celcius.
 Iklim sejuk: ketinggian 1500-2500 meter, suhu 11-15 derajat celcius.
 Iklim dingin: ketinggian 2500-4000 meter, suhu 11 derajat celcius.
 Iklim salju tropis: ketinggian lebih dari 4000 meter.
 Iklim Koppen
Wladimir Koppen, seorang klimatologi Jerman-Rusia mengklasifikasikan iklim berdasar
curah hujan dan temperatur.
 Iklim hujan tropis: temperatur bulanan lebih dari 18 derajat celcius, suhu tahunan
20-25 derajat celcius, curah hujan lebih dari 60 mm.
 Iklim kering/gurun: curah hujan lebih kecil dari penguapan, terbagi menjadi iklim
stepa dan gurun.
 Iklim sedang basah: temperatur 18 derajat sampai minus 3 derajat celcius.
 Iklim dingin: temperatur terdingin kurang dari 3 derajat, dan terpanas lebih dari
10 derajat celcius.
 Iklim kutub: temperatur terpanas kurang dari 10 derajat celcius.
 Iklim Oldeman
Oldeman mengklasifikasi iklim berdasar curah hujan bulanan, yakni: bulan basah (curah
hujan lebih dari 200 mm), bulan lembab (100-200 mm), dan bulan kering (kurang 100
mm).
Berikut 5 tipe iklim menurut Oldeman:
 Iklim A: bulan basah lebih dari 9 kali berturut-turut.
 Iklim B: bulan basah 7-9 kali berturut-turut.
 Iklim C: bulan basah 5-6 kali berturut-turut.
 Iklim D: bulan basah 3-4 kali berturut-turut.
 Iklim E: bulan basah kurang dari 3 bulan berturut-turut.

Anda mungkin juga menyukai